2. Keinginan
memperbaiki syariat
Islam
LATAR
BELAKANG
Tinggalkan
kebiasaan yang
buruk
Campur tangan
Belanda dalam konflik
kedua kaum
Pertentangan aliran
agama kaum adat
dan kaum padri
(Faham Wahabi)
3. Membawa
Gerakan Padri Kelompok Adat
3 Haji dari Mekkah : Hj Miskin,
Hj Sumanik, Hj Piabang (1803)
Kaum Adat
Kaum Padri
Meletus di daerah
Lawas, Alahan
Panjang, Tanah
Datar, dan Bonjol
4. Tuanku Imam Bonjol
Menggantikan Datuk Bandaro,
adakan pertahanan di Bonjol
Tanah Datar (dipimpin
Tuanku Pasaman),
Kaum Padri menang atas
Kaum Adat
Kaum
Adat
Kaum Adat meminta bantuan
Belanda melawan Kaum Padri
Minangkabau VS Belanda
5. VS
1. Menyerang pos di
Semawang (September
1821) dan patroli
Belanda
2. Mengerahkan 25000
pasukan & senjata
tradisional
3. Kerugiannya yaitu ada
350 orang gugur
4. Berhasil mundur ke
Lintau
5. Pasukannya kuat di
daerah Bonjol, Lintau,
Marapalam, Rao,
Alahan Panjang, dan
Bonio
1. Soli air dan sipinang
dapat gangguan dari Padri
2. Mengerahkan 2000
serdadu Eropa, 6ton
meriam , 1000 pasukan
bumiputera
3. Banyak serdadu tewas
dan luka
4. Memutuskan jalan ke
Lintau
5. Serangan Belanda
mengalami kegagalan
beberapa kali
6. Kuasai Tanah Datar dan
mendirikan benteng di
Batusangkar
6. Kolonel Stuers
Adakan perundingan damai di
Ujung Karang 29 Oktober
1825
Terjadi karena Belanda
terdesak akibat adanya
dua perlawanan yaitu
perlawanan Diponegoro
dan padri
Isi Perjanjian :
1. Belanda akan mengakui kekuasaan
TuankuTuanku yang ada di Lintau,
Limapuluh kota, Telawas, dan Agam
2. Kedua belah pihak akan melindungi
orangorang dalam perjalanan dan
pedagang
3. Kedua belah pihak akan melindungi
orang yang kembali dari pengungsian
Baru ditandatangani di Padang, 15
November 1825
7. Pasukan Belanda di Padang diperkuat
dengan pasukan tambahan dari Batavia
(1832) dan legiun Sentot Ali Basyah terdiri
dari 300 orang bersenjata
Belanda kuat dan akhirnya
menguasai markas utama
kaum Padri di daerah Bonjol
Kaum Padri
melemah dan tidak
mampu menahan
serangan musuh
Belanda kuasai Benteng
Bonjol , Imam Bonjol dan
pasukan menyerah pada 25
Oktober 1837
Tuanku Tambusi adakan
perlawanan di Angkola
Pemberontakan
Batipo (1841)