Kerajaan Aceh berdiri menggantikan keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-14 Masehi. Ibukota Aceh sangat strategis karena berlokasi di jalur pelayaran India dan Timur Tengah. Aceh menjadi pusat perdagangan internasional setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Pada masa kejayaannya di bawah Sultan Iskandar Muda, Aceh memiliki pengaruh luas di Nusantara.
2. Kerajaan Aceh berdiri
menjelang keruntuhan
Samudera Pasai.
Sebagaimana tercatat dalam
sejarah, pada tahun 1360 M,
Samudera Pasai ditaklukkan
oleh Majapahit, dan sejak
saat itu, kerajaan Pasai terus
mengalami kemudunduran.
Diperkirakan, menjelang
berakhirnya pada abad ke-
14 M .
3.
4.
5.
6.
7. Di ibukota Aceh juga terdapat banyak
pandai emas, tembaga, dan suasa yang
mengolah barang mentah menjadi barang jadi.
• Sedangkan lumbung beras bagi kesultanan ini
adalah Pidie (Kabupaten Pidie).
8. D. Kehidupan Sosial
• Masyarakat Aceh mengenal beberapa lapisan
sosial. Di antaranya ada empat golongan
masyarakat, yaitu:
a) Golongan keluarga sultan
b) Golongan ulèëbalang
c) Golongan ulama
d) Golongan rakyat biasa
9. a) Golongan keluarga sultan: Keturunan bekas
sultan-sultan yang pernah berkuasa. Panggilan
yang lazim untuk keturunan sultan ini adalah
ampon dan cut.
b) Golongan ulèëbalang: Keturunan dari golongan
keluarga sultan. Biasanya mereka bergelar Teuku.
c) Golongan ulama: Keturunan pemuka agama.
Biasanya mereka bergelar Teungku atau Tengku.
d) Golongan rakyat biasa: Keturunan suku Aceh
biasa.
Namun, sekarang ini sistem organisasi sosial suku
Aceh sudah tidak begitu terlihat lagi.
12. b. Benteng
Benteng Indra Patra
o Benteng ini dibangun pada masa Pra-Islam, yaitu
oleh Raja Kerajaan Lamuri pada abad ke-7
Masehi.
o Kala itu, benteng Indra Patra dibangun untuk
membendung sekaligus membentengi
masyarakat kerajaan Lamuri dari gempuran
meriam-meriam yang berasal dari Kapal-kapal
Perang Portugis.
o Di masa Sultan Iskandar Muda, benteng ini juga
dipergunakan sebagai benteng pertahanan
bagi Kesultanan Aceh dari serangan musuh yang
datang dari arah laut.
o Saat ini, tinggal dua dari tiga benteng yang masih
berdiri kokoh.
14. Ad.2. Kesusasteraan
Salah satu karya kesusateraan yang paling terkenal
adalah Bustanus Salatin (taman para raja) karya Syaikh
Nuruddin Ar-Raniry disamping Taj al-salatin (1603),
Sulalat al-Salatin (1612), dan Hikayat Aceh (1606-1636).
Ad.3. Karya Agama
Para ulama Aceh banyak terlibat dalam karya di
bidang keagamaan yang dipakai luas di Asia Tengga.
Syaikh Abdurrauf menerbitkan terjemahan dari Tafsir
Alqur'an Anwaarut Tanzil wa Asrarut Takwil, karangan
Abdullah bin Umar bin Muhammad Syirazi Al Baidlawy ke
dalam bahasa Jawi.
15. Salah satu meriam yang dimiliki Kesultanan Aceh.
Pada masa Sultan Selim II dari Turki Utsmani, dikirimkan
beberapa teknisi dan pembuat senjata ke
Aceh.Selanjutnya Aceh kemudian menyerap kemampuan
ini dan mampu memproduksi meriam sendiri dari
kuningan.
16. a) Ibu kota Aceh sangat strategis, teletak di
pintu pelayaran India Dan Timur Tengah
yang akan ke Malaka, Cina dan Jawa.
b) Pelabuhan Aceh (Ulee Lhee) memiliki
persyaratan yang baik sebagai pelabuhan
dagang dan terlindung oleh Pulau Weh,
Pulau Nasi dari ombak besar.
c) Jatuhnya Malaka ke tangan Potugis
menyebabkan pedagang islam banyak
yang singgah di Aceh, apalagi sehingga
jalur pelayaran pindah melalui pantai
barat Sumatra.
Jalur Perdagangan Aceh
20. Kemunduran Kerajaan Aceh Darussalam
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
• Tidak ada raja yan mampu mengendalikan daerah
yang telah dikuasai oleh Kerajaan Aceh Darussalam.
• Daerah-daerah kekuasaan banyak yang melepaskan
diri, karena tidak ada yang memiliki kemampuan
memerintah seperti Sultan Iskandar Muda.
• Mundurnya perdagangan di Selat Malaka karena
selat tersebut sudah dikuasai oleh Belanda..
21. • Adanya perebutan kekuasaan di antara
pewaris tahta kesultanan, sehingga tejadi
perpecahan (pada masa Sultan Alauddin
Jauhar Alamsyah (1795-1824).
• Menguatnya kekuasaan Belanda sehingga
beberapa wilayah kekuasaan Aceh lepas
seperti : Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli,
Mandailing dll pada tahun 1840