1. 1
Tugas makalah:Media Pembelajaran
PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
OLEH
Novita Wijayanti
14010105006
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI(IAIN)
FAKULTAS TARBIYAH ILMU
KEGURUAN
PRODI PGRA
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................1
KATA PENGANTAR............3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............ 4
B. Rumusan Masalah.......... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Pembelajaran Berbasis
Web 6
B. Fungsi dan Manfaat
Pembelajaran Berba.. 9
C. Kelebihan dan
Kekurangan...................... 10
D. Prinsip-prinsip.................. 11
E. Karakteristik......................... 12
F. Model Pengembangan..... 14
G. Metode Internal.............16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............. 17
B. Saran......... 18
DAFTAR PUSTAKA
2. 2
KATA PENGANTAR
اﻟﺮﺣﯿﻢ اﻟﺮﺣﻤﻦ ﷲ ﺑﺴﻢ
أﺷﺮف ﻋﻠﻰ اﻟﺴﻼم و اﻟﺼﻼة و اﻟﻌﺎﻟﻤﯿﻦ رب اﻟﺤﻤﺪ
اﻟﻤﺮﺳﻠﯿﻦ و اﻷﻧﺒﯿﺎء
آﻟﮫ ﻋﻠﻰ وأﺟﻤﻌﯿﻦ أﺻﺤﺎﺑﮫ و.ﺑﻌﺪ أﻣﺎ
Puji syukur kita panjatkan
kehadiran Allah Swt atas limpahan
rahmatnya kepada kita semua hingga penulis
dapat meneyelesaikan penyusunan proposal
ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurah keharibaan junjungan kita Nabi
Muhammad Saw, keluarga serta Sahabat,
Tabi’in dan Tabi’u Tabi’in yang setia sampai
akhir hayatnya, dan mudah-mudahan kita
termaksud ummatnya yang setia sampai di
akhir zaman kelak.
Segala puji bagi alllah, tuhan semesta
alam yang telah memberikan taufik , hidayah
serta anayahnyakepada penulis sehingga
menyelesaikan proposal ini, sehingga berjlan
tanpa adanya hambatan yang di luar
kemampuan. Penuls menyadari bahwa masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan
dalam maalah ini karena keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Saran dan
kritik yang konstruktif sangat diharapkan
guna menyempurnakan makalah ini, dan
yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi
(TI) beberapa tahun belakangan ini
berkembang dengan kecepatan yang cukup
tinggi, sehingga perkembangan ini telah
mengubah paradigma masyarakat dalam
mencari dan mendapatkan informasi, yang
tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar,
audio visual elektronik, tetapi juga sumber-
sumber informasi lainnya seperti melalui
jaringan internet.
Salah satu bidang yang mendapatkan dampak
cukup berarti dari perkembangan (TI) ini
adalah bidang pendidikan, dimana pada
dasarnya pendidikan merupakan suatu proses
komunikasi dan informasi dari pendidik
kepada peserta didik yang berisi informasi-
informasi pendidikan yang memiliki unsur-
unsur:
1. Pendidik sebagai salah satu sumber
informasi
2. Media sebagai sarana penyajian ide
3. Gagasan dan materi pendidikan serta
4. Peserta didik itu sendiri.
Perkembangan TI dan penerapannya dalam
pendidikan menjadi wacana yang
berkembang saat ini. Integrasi teknologi
3. 3
informasi kedalam pendidikan salah satunya
dalam bentuk Pembelajaran Berbasis Web
(PBW). Terdapat berbagai keunggulan
penerapan PBW disamping beberapa catatan
kelemahannya bila dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional.
Terkait dengan masalah tersebut, sudah
seharusnya guru zaman sekarang ini mulai
memanfaatkan internet sebagai sumber
belajar. Dengan pembelajaran seperti ini
diharapkan pengetahuan guru maupun siswa
akan berkembang. Selain itu guru maupun
siswa juga akan terbiasa mengoperasikan
perangkat
komputer tersebut, sehingga tidak ada lagi
istilah guru gaptek (Gagap Teknologi)
maupun siswa gaptek.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pembelajaran
berbasis web?
2. Apa fungsi internet dalam proses
pembelajaran?
3. Apa kelebihan dan kekurangan internet
dalam proses pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran berbasis Web adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan media situs (website) yang
bias diakses melalui jaringan internet.
Pembelajaran berbasis Web atau yang
dikenal juga dengan Web Based Learning,
merupakan salah satu jenis penerapan
pembelajaran elektronik (E-learning). Atau
dapat juga dikatakan sebuah pengalaman
belajar dengan memanfaatkan jaringan
internet untuk berkomunikasi dan
menyampaikan informasi pembelajaran.
Internet merupakan jaringan yang
terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer,
termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang
terhubungkan melalui saluran (satelit,
telepon, kabel) dan jangkauanya mencakup
seluruh dunia. Internet memiliki banyak
fasilitas yang dapat digunakan dalam
berbagai bidang, termasuk dalam kegiatan
pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-
mail, Telnet, Internet Relay Chat,
Newsgroup, Mailing List (Milis), File
Transfer Protocol (FTP), atau World Wide
Web (WWW) (Oos M. Anwas: 2003).
Khan dalam Herman Dwi Surjono
(1999) mendefinisikan pengajaran
berbasis web(WBI) sebagai program
pengajaran berbasis hypermedia yang
4. 4
memanfaatkan atribut dan sumber
daya World Wide Web (Web) untuk
menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif. Sedangkan menurut
Clark WBI adalah pengajaran individual
yang dikirim melalui jaringan komputer
umum atau pribadi dan ditampilkan oleh web
browser. Oleh karena itu kemajuan WBI akan
terkait dengan kemajuan
teknologi web (perangkat keras dan
perangkat lunak) maupun pertumbuhan
jumlah situs-situs web di dunia yang sangat
cepat.
Konvensi internasional, menyatakan
bahwa e-learning merujuk pada penggunaan
berbagai proses dan aplikasi elektronik untuk
pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah
CBT, WBI, CD, dan lain-lain. Sedangkan
pembelajaran berbasis web diartikan sebagai
pembelajaran melalui internet, intranet, dan
halaman web saja. Namun demikian istilah e-
learning dan online learning sering
disamakan dengan pembelajaran berbasis
web (Davidson & Rasmusen, 2006:
10).Walter Dick, dkk (2005: 1) dalam
pengantar desain pembelajaran menyatakan
bahwa:
”In a contemporary e-learning or distance
learning course, students are brought together
with an instructor (perhaps) and textbook or
online content, and are guided through class
activities such as online exercises,
question/answer/discussion boards, projects,
and interaction with classmates”.
Pernyataan di atas menunjukkan
bahwa dalam pembelajaran berbasis web
pengajar menyajikan materi secara online,
memandu siswa melalui aktivitas kelas dalam
bentuk latihan, ruang diskusi/tanya jawab,
tugas, dan berinteraksi dengan teman sekelas
secara online.
Menurut Herman Dwi Surjono &
Maltby (2003), ada dua keuntungan dari
pembelajaran berbasis web, yaitu
kebebasan platform dan ruang kelas. Dengan
demikian pembelajaran berbasis web
memiliki fleksibilitas tinggi untuk mengubah
setting, struktur, maupun konten sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik
pengguna.
Menurut Mc.Manus dalam Herman Dwi
Surjono (1999) ternyata jaringan internet
bukanlah semata-mata suatu media, tetapi
lebih dari itu juga merupakan pemberi materi
dan sekaligus materinya. Seorang dosen yang
mengajarkan suatu topik tertentu
melaluiweb akan dengan mudah
menghubungkannya dengan situs-
situs web yang berkaitan dengan topik
tersebut. Kemampuan ini meliputi:
1. Penyampaian materi dalam berbagai
bentuk data serta dapat dihubungkan
ke berbagai sumber informasi
lainnya (hypermedia).
5. 5
2. Pendaftaran mahasiswa secara on-
line sehingga bisa dilakukan setiap
saat.
3. Identifikasi akses berikutnya bagi
mahasiswa yang sudah terdaftar.
4. Penelusuran kemajuan belajar.
5. Evaluasi.
6. Fleksibilitas kontrol terhadap alur
pembelajaran dan lain-lain.
Dengan fasilitas yang dimilikinya,
internet menurut Onno W. Purbo paling tidak
ada tiga hal dampak positif penggunaan
internet dalam pendidikan yaitu:
1. Peserta didik dapat dengan mudah
mengambil mata kuliah dimanapun di
seluruh dunia tanpa batas institusi
atau batas negara.
2. Peserta didik dapat dengan mudah
berguru pada para ahli di bidang yang
diminatinya.
3. Kuliah/belajar dapat dengan mudah
diambil di berbagai penjuru dunia
tanpa bergantung pada
universitas/sekolah tempat si
mahasiswa belajar. Di samping itu
kini hadir perpustakan internet yang
lebih dinamis dan bisa digunakan di
seluruh jagat raya” (Oos M. Anwas:
2003).
Pendapat di atas menunjukkan bahwa
manfaat internet bagi pendidikan adalah
dapat menjadi akses kepada sumber
informasi, akses kepada narasumber, dan
sebagai media kerjasama. Akses kepada
sumber informasi yaitu sebagai
perpustakaan on-line, sumber literatur, akses
hasil-hasil penelitian, dan akses kepada
materi kuliah. Akses kepada nara sumber bisa
dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu
secara fisik. Sedangkan sebagai media
kerjasama internet bisa menjadi media untuk
melakukan penelitian bersama atau membuat
semacam makalah bersama.
Jaya Kumar C. Koran, mendefinisikan e-
learning sebagai sembarang pengajaran dan
pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi,
atau bimbingan. Ada pula yang
menafsirkan e-learning sebagai bentuk
pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui
media internet. Sedangkan Dong
mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan
belajar asynchronousmelalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya
(Oos M. Anwas: 2003).
Rosenberg menekankan bahwa e-
learning merujuk pada penggunaan teknologi
internet untuk mengirimkan serangkaian
solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan. Secara lebih rinci
Rosenberg mengkatagorikan tiga kriteria
dasar yang ada dalam e-learning, yaitu: e-
learning bersifat jaringan, e-
learning dikirimkan kepada pengguna melalui
6. 6
komputer dengan menggunakan standar
teknologi internet, e-learningterfokus pada
pandangan pembelajaran yang paling luas
(Oos M. Anwas: 2003).
Terry Kidd (2005) dalam tulisannya
menyatakan:
“Online and web based courses have become
popular with both students and educational
institutions as the new mediums to deliver
educational programs. For universities, they
are an excellent way to reach students in
diverse and distant locations. Some may also
be used to supplement school enrollments
since students can take the courses
anywhere”.
Pendapat di atas lebih memantapkan
implementasi web based learning di
perguruan tinggi karena dianggap memiliki
beberapa keunggulan dalam hal biaya
perjalanan, kenyamanan, dan lingkungan
belajar yang kondusif.
Duchastel dalam Herman Dwi
Surjono (1999) mengajukan model
pengajaran di perguruan tinggi dengan
memanfaatkan jaringan web di
internet. Model ini meliputi fungsi-fungsi
yang sengaja dikontraskan dengan model
pengajaran konvensional. Fungsi-fungsi
tersebut akan membentuk suatu model yang
bisa dipakai sebagai pedoman bagi para
dosen atau perencana instruksionaldalam
proses perubahan dari pengajaran
konvensional ke bentuk pengajaran yang
sesuai melalui web ataupun mengembangkan
suatu program pengajaran berbasis web yang
baru.
Oleh karena dalam web tersedia
sumber informasi dan sumber daya
pembelajaran yang melimpah, maka kegiatan
belajar tidak difokuskan pada satu atau
beberapa sumber informasi tertentu saja,
tetapi bereksplorasi ke berbagai situs-situs
yang berkaitan. Dalam pengajaran
konvensional seorang dosen mewajibkan
mahasiswa untuk mempelajari (menghafal)
buku atau diktat tertentu untuk kemudian
dievaluasi penguasaannya pada akhir
semester. Dalam model pengajaran
berbasis web seorang dosen lebih tepat
memberi pengarahan kepada mahasiswa agar
mencapai suatu tujuan akhir yang diharapkan
dan membiarkan mahasiswa mengorganisir
proses pembelajarannya sendiri. Dalam hal
ini mirip seperti metode proyek, akan tetapi
aplikasinya tidak pada kerja proyek,
melainkan pada pengembangan
pengetahuandalam bidang ilmu tertentu.
Model pengajaran berbasis web juga
menekankan penilaian pada level tugas.
Evaluasi tidak sekedar untuk mengetahui
tingkat pemahaman suatu materi, tetapi
dikembangkan untuk menilai pencapaian
penyelesaian tugas. Mahasiswa tidak
dievaluasi sampai sejauh mana pengetahuan
yang dimilikinya tetapi bagaimana ia
7. 7
memanfaatkan pengetahuannya untuk
menyelesaikan suatu permasalahan (Herman
Dwi Surjono: 1999).
Uraian di atas menunjukan bahwa
sebagai dasar dari e-learning adalah
pemanfaatan teknologi internet. Jadi e-
learning merupakan bentuk pembelajaran
konvensional yang dituangkan dalam format
digital melalui teknologi internet. Oleh
karena itu e-learningdapat digunakan dalam
sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem
pendidikan konvensional. Dalam pendidikan
konvensional fungsi e-learning bukan untuk
mengganti, melainkan memperkuat model
pembelajaran konvensional.
B. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran
Berbasis Web
Kruse (dalam Rusman, 2009:117)
dalam salah satu tulisannya yang berjudul
“using the web for learning” yang dimuat
dalam
situs www.elearningguru.commengemukakan
bahwa pembelajaran berbasis Web sering kali
memiliki manfaat yang banyak bagi peserta
didiknya. Bila dirancang dengan baik dan
tepat, maka pembelajaran berbasis web bias
menjadi pembelajaran yang menyenangkan,
memiliki unsure interaktivitas yang tinggi,
menyebabkan peserta didik mengingat lebih
banyak materi pelajaran, serta mengurangi
biaya-biaya operasional yang biasanya
dikeluarkan oleh peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran (contohnya uang
jajan/biaya transportasi sekolah).
Dikarenakan sifatnya yang
maya/virtual, pembelajaran berbasis web
dianggap telah memberikan fleksibilitas
terhadap kegiatan pengaksesan materi
pembelajaran. Penghantaran materi
pembelajaran kini tidak lagi tergantung pada
medium fisik seperti buku pelajaran cetak
atau CD-ROM. Materi pembelajaran kini
berbentuk data yang bias di decode
(diuraikan) melalui perangkat elektronik
seperti computer, smartphone, telepon seluler
atau piranti elektronik lainnya.
Disamping beberapa keunggulan
tersebut, pembelajaran berbasis web juga
memiliki kelemahan, yaitu kurangnya
interaksi langsung antara siswa dan guru
yang disebabkan oleh banyak factor teknis.
Menyikapi hal tersebut, kruse berpandangan,
dengan semakin majunya teknologi internet
dan jaringan, dengan semakin lebarnya
bandwidth dan semakin cepatnya koneksi
internet beberapa tahun belakangan ini, maka
kelemahan terbesar dari pembelajaran
berbasis web ini bias diminimalisasi dalam
beberapa tahun kedepan.
C. Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran Berbasis Web
Sebagaimana media pembelajaran pada
umumnya, pembelajaran berbasis web pun
memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.
8. 8
1. Kelebihan
Memungkinkan setiap orang dimana
pun, kapan pun untuk memepelajari
apa pun.
Pembelajar dapat belajar sesuai
dengan karakteristik dan langkah
dirinya sendiri karena pembelajaran
berbasis web membuat pembelajaran
menjadi bersifat individual.
Kemampuan untuk membuat tautan
(link), sehingga pembelajar dapat
mengakses informasi dari berbagai
sumber, baik didalam maupun diluar
lingkungan belajar.
Sangat potenisal sebagai sumber
belajar bagi pembelajar yang tidak
memiliki cukup waktu untuk belajar.
Dapat mendorong pembelajar untuk
lebih aktif dan mandiri didalam
belajar.
Menyediakan sumber belajar
tambahan yang dapat digunakan
untuk memperkaya materi
pembelajaran.
Menyediakan mesin pencari yang
dapat digunakan untuk mencari
informasi yang mereka butuhkan.
Isi dan materi pelajaran dapat di-
update dengan mudah.
2. Kekurangan
· Keberhasilan pembelajaran berbasis
web bergantung pada kemandirian dan
motivasi pembelajar.
Akses untuk mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan web seringkali
menjadi masalah bagi pembelajar.
Pembelajar dapat cepat merasa
bosan dan jenuh jika mereka tidak
dapat mengakses informasi,
dikarenakan tidak terdapatnya
peralatan yang memadai dan
bandwith yang cukup.
Dibutuhkannya panduan bagi
pembelajar untuk mencari informasi
yang eleven, karena informasi yang
terdapat didalam web sangat beragam.
Dengan menggunakan pembelajaran
berbasis web, pembelajar terkadang
merasa terisolasi, terutama jika
terdapat keterbatasan dalam fasilitas
komunikasi.
D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis
Web
1. Interaksi
Interaksi berarti kapasitas komunikasi
dengan orang lain yamg teryarik pda topic
yang sama atau menggunakan pembelajaran
berbasis web yang sama. Dalam lingkungan
belajar, interaksi berarti kapasitas berbicara
baik antarpeserta, maupun antara peserta
dengan instruktur. Interaksi membedakan
antara pembelajaran berbasis web dengan
9. 9
pembelajaran berbasis computer, hal ini
berrati bahwa mereka yang terlibat dalam
pembelajaran berbasis web tidak
berkomunikasi dengan mesin, melainkan
dengan orang lain yang kemungkinan tidak
berada pada lokasi bahkan waktu yang sama.
2. Ketergunaan
Ketergunaan yang dimaksud disini
adalah bagaimana siswa mudah
menggunakan web. Terdapat dua elemen
penting dalam prinsip ketergunaan ini, yaitu
konsistensi dan kesederhanaan. Intinya
adalah bagaimana pengembang pembelajaran
berbasis web ini menciptakan lingkungan
belajar yang konsisten dan sederhana,
sehingga siswa tidak mengalami kesulitan
baik daam proses pembelajaran maupun
navigasi konten (materi dan aktififtas belajar
lain).
3. Relevansi
Relevansi diperoleh melalui ketepatan
dan kemudahan. Setiap informasi dalam web
hendaknya dibuat sangat spesifik untuk
meningkatkan pemahaman pembelajar dan
menghindari bias. Meningkatkan konten yang
relevan dalam konteks yang tepat pada waktu
yang tepat adalah bentuk seni tersendiri, dan
sedikit pengembangan e-learning yang
berhasil melakukan kombinasi ini. Hal ini
melibatkan aspek keefektifan desain konten
serta kedinamisan pencarian dan penempatan
konten (materi).
E. Karakteristik Pembelajaran Berbasis
Web
Jolliffe dkk, sebagaimana dikutip oleh
Sunaryo (2007) menyatakan bahwa dari
sekian banyak metode dan teknologi yang
dipakai dalam pembelajaran berbasis internet,
pada umunya memiliki karakteristik:
a) materi pembelajaran terdiri atas teks,
grafik, dan unsur multimedia seperti
video, audio, dan animasi;
b) adanya aplikasi komunikasi yang
realtime dan tidak realtime seperti
ruang chat, forum diskusi, dan
konferensi video;
c) menggunakan web browser;
d) penyimpanan, pemeliharaan, dan
pengadministrasian materi dilakukan
dalam webserver,
e) menggunakan internet protokol untuk
memfasilitasi komunikasi antara
perserta didik dengan materi
pembelajaran.
Selain pendapat Jolliffe di atas,
pendapat tentang karakteristik pembelajaran
berbasis internet dikemukakan pula oleh
Sukartawi. Menurut Sukartawi (2003),
karakteristik pembelajaran berbasis internet
adalah:
a) memanfaatkan jasa teknologi
elektronik, dimana guru dan
siswa relatif mudah
berkomunikasi tanpa ada
10. 10
batasan yang bersifat
protokoler;
b) memanfaatkan keunggulan
komputer;
c) menggunakan bahan ajar
bersifat mandiri yang
disimpan di komputer
sehingga dapat diakses oleh
guru dan siswa kapan saja dan
di mana saja;
d) jadwal pembelajaran,
kurikulum, dan kemajuan
belajar dapat diakses melalui
komputer. Kacha Chansilp &
Ron Oliver (2004)
menegaskan bahwa web based
instruction memiliki
keunggulan dibandingkan
dengan pembelajaran tatap
muka biasa karena model
pembelajaran ini mudah di
update, lebih accesible, lebih
fleksibel, dan lebih murah.
Wawancara yang dilakukan oleh
Burge (Muirhead: 2001) menghasilkan
identifikasi harapan peserta didik terhadap
pembelajaran online. Harapan-harapan
tersebut adalah partisipasi dalam proses
pembelajaran, respon dari pengajar terhadap
aktivitas peserta didik, affective
feedback dengan memberikan empati untuk
memecahkan masalah siswa, serta focused
messaging dengan memberikan pesan-pesan
atau komentar online secara konsisten
melalui forum diskusi.
Dilihat dari pemanfaatannya,
pembelajaran berbasis web dibedakan
menjadi tiga tipe yaitu: web based
instruction, web enhanced
instruction, dan web supported instruction.
Web based instruction adalah bentuk
pendidikan jarak jauh dimana pembelajaran
dikirimkan sepenuhnya secara online.
Dalam web based instruction, peserta didik
dan pendidik tidak pernah melakukan
interaksi atau pertemuan tatap muka, seluruh
materi pembelajaran dan ujian dikirim
melaluiweb. Web enhanced
instruction adalah bentuk pembelajaran
dimana sebagian materi atau sesi kelas
dikirimkan atau dilakukan melalui web dan
sebagian lainnnya diajarkan dalam bentuk
tatap muka. Dengan demikian dalam web
enhanced instruction, tidak semua materi
diberikan melalui website karena pertemuan
tatap muka masih tetap dilakukan. Dalam hal
ini pembelajaran online menjadi pendukung
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
secara umum. Web supported
instruction adalah pembelajaran yang
dilakukan dengan cara tradisional dan tatap
muka di kelas regular, tetapi diberi tambahan
tes atau aktivitas online (Davidson &
Rasmusen, 2006: 24).
Menurut Walter Dick, dkk,
pembelajaran berbasis web merupakan salah
11. 11
satu sistem penyampaian materi
pembelajaran. Sistem penyampaian
pembelajaran berbasis web dapat dilakukan
dalam bentuk independent study to
instructor-facilitated dan textual drill and
practice to fully interactive
multimedia (2005: 185). Dengan demikian
pembelajaran berbasis web merupakan salah
satu delivery system yang fleksibel untuk
dikembangkan, terutama untuk menciptakan
kemandirian belajar mahasiswa.
F. Model Pengembangan Pembelajaran
Berbasis Web
Multimedia pembelajaran berbasis
web merupakan perangkat lunak yang
digunakan dalam aktivitas pembelajaran.
Salah satu referensi pengembangan perangkat
lunak adalah pendapat pakar Software
Enginering yaitu Roger S. Pressman.
Menurut Pressman (2002: 38), rekayasa
perangkat lunak mencakup tahap-tahap:
analisis kebutuhan, desain, pengkodean,
pengujian, dan pemeliharaan.
Salah satu model pembelajaran
berbasis web dikembangkan oleh Davidson
dan Karel L. Rasmussen (2006). Model yang
dikembangkan oleh Davidson dan Rasmussen
tersebut meliputi tahap analisis, desain,
pengembangan, implementasi, dan evaluasi.
Tahap analisis meliputi analisis
masalah dan analisis komponen
pembelajaran. Tahap desain meliputi desain
pembelajaran dan desain software. Tahap
pengembangan adalah merakit berbagai
komponen desain pembelajaran dan software
menjadi sebuah program pembelajaran
berbasis web. Tahap implementasi terdiri dari
implementasi sementara dan implementasi
penuh. Sedangkan tahap evaluasi dibedakan
menajdi evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif.
Pengembangan desain pembelajaran
untuk web based learning dirancang
sedemikian rupa agar proses pembelajaran
online tersebut dapat berjalan dengan efektif.
Ada tiga elemen pokok yang harus ada dalam
desain model pembelajaran berbasis web,
yaitu learning tasks, learning resources,
dan learning supports. Learning
tasks mencakup aktivitas, masalah, dan
interaksi untuk melibatkan peserta
didik. Learning resourcesmemuat konten,
informasi dan sumber-sumber yang dapat
diakses oleh peserta didik.Learning
supports terkait dengan petunjuk belajar,
motivasi, umpan balik, dan kemudahan akses
bagi peserta didik (Ron Oliver: 2001).
Sukartawi (2003) menyarankan
beberapa tahap yang perlu diperhatikan
dalam mengembangkan model pembelajaran
berbasis web. Tahap-tahap tersebut meliputi:
analisis kebutuhan, rancangan instruksional,
pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Tahap awal yang perlu dipertimbangkan
adalah apakah pembelajaran berbasis web
12. 12
memang dperlukan. Hal tersebut harus
disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi
lembaga pendidikan. Rancangan
instruksional meliputi aspek analisis konten,
analisis peserta didik, dan analisis komponen
pembelajaran lainnya. Pengembangan e-
learning merupakan proses produksi program
dengan mengintegrasikan
berbagai software danhardware yang
diperlukan. Pelaksanaan merupakan realisasi
penggunaan program yang telah dihasilkan
dan menganalisis kelemahan-kelemahan yang
terjadi. Evaluasi diperlukan dalam bentuk
beta test ataupun alfa test untuk menguji
usabilitas dan efektivitas program sebelum
diimplementasikan secara formal.
Pengembangan model pembelajaran
berbasis web perlu memperhatikan
komponen strategi pembelajaran. Komponen-
komponen utama dari strategi pembelajaran
yang harus dirancang adalah: aktivitas awal
pembelajaran, penyajian materi, partisipasi
peserta didik, penilaian, dan aktivitas tindak
lanjut (Walter Dick, dkk, 2005: 197).
Aktivitas awal pembelajaran berupa
pemberian motivasi, menumbuhkan
perhatian, menjelaskan tujuan pembelajaran,
dan menjelaskan kemampuan awal yang
diperlukan. Penyajian materi meliputi sajian
bahan ajar dan contoh-contoh yang
relevan. Partisipasi peserta didik dibangun
dengan adanya praktik atau latihan dan
umpan balik. Penilaian dapat berupa tes
kemampuan awal, pretest, dan posttest.
Aktivitas tindak lanjut dilakukan untuk
membantu mempertahankan daya ingat
terhadap materi pembelajaran.
G. Metode Pembelajaran Melalui Internet
Pembelajaran berbasis internet bagi
siswa sekolah dasar sudah seharusnya mulai
dikenalkan. Untuk itu para guru hendaknya
sudah tahu lebih dahulu tentang dunia
internet sebelum menerapkan pembelajaran
tersebut pada siswa. Persiapan yang tak kalah
pentingnya yaitu sarana komputer. Tentu saja
dalam hal ini hanya dapat diterapkan di
sekolah-sekolah yang mempunyai fasilitas
komputer yang memadai. Walaupun
sebenarnya dapat juga diusahakan oleh
sekolah yang tidak mempunyai fasilitas
komputer misalnya dengan mendatangi
warnet sebagai mitra dalam pembelajaran
tersebut.
Setelah semua perangkat untuk
pembelajaran siap, guru mulai melakukan
pembelajaran dengan menggunakan sumber
belajar internet. Bagi siswa sekolah dasar
tentu saja akses-akses yang ringan yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang
diajarkan. Disinilah kepiawaian seorang guru
ditampilkan dalam mendampingi,
membimbing dan mengolah metode
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang
diharapkan tercapai.
Beberapa metode yang dapat
dilakukan oleh guru, diantaranya: diskusi,
13. 13
demonstrasi, problem solving, inkuiri, dan
discoveri. Guru memberikan topik tertentu
pada siswa, kemudian siswa mencari hal-hal
yang berkaitan dengan hal tersebut dengan
mencari (down load) dari internet. Guru juga
dapat memberikan tugas-tugas ringan yang
mengharuskan siswa mengakses dari internet,
suatu misalnya dalam pembelajaran
BahasaIndonesia siswa dapat mencari karya
puisi atau cerpen dari internet. Siswa juga
dapat belajar dari internet tentang hal-hal
yang up to date yang berkaitan dengan
pengetahuan. Guru memberi tugas pada siswa
untuk mencari suatu peristiwa muthakir dari
internet kemudian mendiskusikannya di
kelas, lalu siswa menyusun laporan dari hasil
diskusi tersebut.
Metode-metode tersebut dapat
dilakukan guru dengan model-model
pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa
semakin senang, tertarik untuk
mempelajarinya sehingga proses
pembelajaran tersebut menjadi pembelajaran
yang bermakna. Dengan pembelajaran
berbasis internet diharapkan siswa akan
terbiasa berpikir kritis dan mendorong siswa
untuk menjadi pembelajar otodidak. Siswa
juga akan terbiasa mencari berbagai
informasi dari berbagai sumber untuk belajar.
Pembelajaran ini juga mendidik siswa untuk
bekerjasama dengan siswa lain dalam
kelompok kecil maupun tim. Satu hal lagi
yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan
pembelajaran berbasis internet pengetahuan
dan wawasan siswa berkembang, mampu
meningkatkan hasil belajar siswa, dengan
demikian mutu pendidikan juga akan
meningkat.
14. 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keuntungan Media pembelajaran
berbasis web adalah dalam hal
fleksibilitasnya. Sebagian media pembelajarn
berbasis web hanya dibangun untuk
menampilkan kumpulan materi, sementara
forum diskusi atau tanya jawab dilakukan
melalui e-mail atau milist.Disamping itu ada
juga media pembelajaran berbasis web yang
terpadu, berupa portal e-learning yang berisi
berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya
dengan multimedia serta dipadukan dengan
system informasi akademik, evaluasi,
komunikasi, diskusi, dan
berbagaieducatioanal tools lainnya. Free
weblog merupakan web yang dapat
dikembangkan secara instan terdiri
dari post dan page. Free weblog dengan
demikian dapat dikembangkan sebagai media
pembelajaran berbasis web. Berdasarkan
kajian teori, disimpulkan bahwa metode
pemanfaatan freeweblog sebagai media
pembelajaran berbasis web dapat dilakukan
dengan cara:
a) Membuat post sebagai media diskusi.
b) Membuat halaman sebagai tempat
menampilkan suatu mata
pelajaran/mata kuliah.
c) Membuat sub halaman sebagai
tempat menampilkan suatu pokok
bahasan dalam suatu mata
pelajaran/mata kuliah.
Adapun keunggulan media pembelajaran
berbasis web yang dibangun dengan free
weblog adalah:
1. Sebagai media pembelajaran
berbasis web, free weblog dapat
diakses oleh para siswa kapan
saja dan di mana saja.
2. Free weblog merupakan web
yang dapat dibangun dengan
mudah tidak memerlukan bahasa
pemrograman khusus.
3. Free weblog merupakan web
yang dapat dibangun tanpa biaya
sepeserpun.
B. Saran
Saya menyadari sepenuhnya bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan didalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran baik dari
dosen pemimbing maupun dari pembaca
budiman. Atas kritik dan saran nantinya
kami ucapkan terima kasih.