AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
E-Learning Optimasi
1. MAKALAH
E-LEARNING
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar TIK
Dosen pengampu : Dr. Cepi Riyana, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
AsepHendri 1202743
DonnaFitriana 1206087
Fanny Lisda 1202496
May Shandy 1200144
Meiga Surya 1202764
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
2. DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................3
PENDAHULUAN ...................................................................................................3
1.1Latar Belakang ................................................................................................3
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN ......................................................................................................5
2.1 Pengertian E-Learning....................................................................................5
2.2 Sejarah Dan Perkembangan E-Learning ........................................................6
2.3 Karakteristik E-Learning ................................................................................7
2.4 Fungsi E-Learning .........................................................................................9
2.5 Kelebihan dan Kekurangan E-Learning .......................................................10
BAB III ..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran .............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Duniapendidikantelahmengalamikemajuanpesatseiringdengankemajuantek
nologiinformasi.Akibatnya, metodependidikan lama
ataukonvensionaldirasakanmenjadikurangefektifkarenaterbenturmasalahruang
danwaktu.Denganmenggunakanbantuanteknologi,informasidankomunikasi,
danadanyaalat-alatdapatmengubahpikiranmanusia,
mengubahcarakerjadancarahidupnya. Demikianjuga,
pendidikantidakterlepasdaripengaruhteknologi.Kejadianinidapatdiidentifikasik
ansebagaikemajuanilmupengetahuanteknologi, informasi, dankomunikasi.
Hakekatdaripembelajaranadalahuntukmemperolehpengetahuan,
danuntukmemperolehhal-haltersebut,
dapatdilakukandenganmengikutipelatihanataudapatjugadenganmembacabuku.
Namundapatdibayangkanapabilapelatihantersebutdapatdigantikandenganmeng
gunakanbantuanalatsepertiteknologiinformasidankomunikasi yang
kiniberkembangsedemikianpesatnyaseiringdenganperkembanganjamandantela
hmerambahkeberbagaiaspekkehidupanmanusia.
Berdasarkanfakta yang ada, telahditemukanupaya-upaya yang
dilakukanuntukmemajukanduniapendidikan,
denganmenciptakan/memperkenalkansistempembelajaran yang
efektifdanefisienbagi guru
danpesertadidikyaituberupapembelajaranjarakjauhdenganmenggunakan media
elektronika yang dikenaldenganE-Learning.
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian E-Learning
Banyakahli yang menguraikandefinisi E-Learning darisudutpandang
yang berbeda.Berikutmerupakanpandangan-pandanganparaahliterkaitdefinisi
E-Learning, diantaranya :
1. E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
internet, intranet atau media jaringan komputer lain [Hartley, 2001].
2. E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet,
jaringan komputer, maupun komputer standalone [LearnFrame.Com,
2001].
3. Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi
yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada
dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan
penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning.
4. Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e”atau singkatan dari
elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala
teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran
lewat teknologi elektronik internet.
5. Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai
sembarang Pe-ngajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN,atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
6. Ong (dalam Kamarga, 2002)mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan
belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang
memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
6. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem atau konsep
pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar
mengajar dapat disebut sebagai suatu e-learning.
2.2 Sejarah Dan Perkembangan E-Learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali
diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan
menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted
instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning
dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai
bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone
ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan
maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov,
mpeg-1, atau avi.
2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak
tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik
dan diproduksi secara massal.
3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan
perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai
terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat
diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak ,
dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul
LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru
untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan
lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar
yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS,
SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web.
Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web
7. berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun
administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan
situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin
kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta
penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih
standar, dan berukuran kecil.
2.3 Karakteristik E-Learning
E-learning memilikibeberapakarakteristik.Karakteristik e-learning, antara lain:
a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik (informasi dan komunikasi); di
mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru
dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal
yang protokoler. Teknologi yang digunakan dapat berupa internet
sehingga penyampaian pesan dan komunikasi antara pebelajar dengan
pebelajar, pebelajar dengan pembelajar, dan pembelajar dengan
pembelajar dapat dilakukan secara mudah dan cepat.
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer
networks).
c. Menggunakan bahan pelajaran yang bersifat mandiri (self learning
materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan
siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan
memerlukannya. Dengan menggunakan e-learning, pebelajar dituntut
untuk melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena
pembelajaran tidak dilakukan secara langsung. Dabbagh (2007)
menjelaskan online learner harus memiliki kemampuan learn how to learn,
memiliki disiplin, mampu memonitor perkembangannya sendiri, mampu
memotivasi diri, dan mampu memanajemen diri. Intinya, dengan
menggunakan e-learning pebelajar dituntut untuk dapat mengorganisir
dirinya sendiri dalam belajar. Oleh karena itu pembelajar harus dapat
mendesain e-learning yang dapat memotivasi pebelajar. Menurut Allen
(2007) memotivasi pebelajar dalam e-learning dapat dilakukan melalui
8. konteks, tantangan, aktivitas yang bervariasi, dan umpan balik yang
membangun.
d. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat
setiap saat di komputer.
e. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer.
f. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui
hasil kemajuan belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui
informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.
Dari beberapa karakteristik ini, diperoleh pengetahuan bahwa
pengembangan ELearning tidak semata-mata hanya menyajikan materi
pelajaran secara online saja, namun harus komunikatif dan menarik. Materi
pelajaran didesain seolah siswa belajar di hadapan guru melalui layar
komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat
menghasilkan E-Learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002)
mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang E-Learning,
yaitu “sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan
memudahkan siswa dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada,
dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan
sistem E-Learning itu sendiri, sehingga waktu belajar siswa dapat diefisienkan
untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem
ELearning nya.
Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti
layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan siswa di depan kelas.
Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, siswa diperhatikan
kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan
membuat siswa betah berlama-lama di depan layar komputernya.
Secara ringkas, E-Learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik
belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital
9. melalui internet. Karena itu E-Learning perlu mengadaptasi unsur-unsur yang
biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. Misalnya dimulai
dari perumusan tujuan yang operasional dan dapat diukur, ada apersepsi atau
pre tes, membangkitkan motivasi, menggunakan bahasa yang komunikatif,
uraian materi yang jelas. Contoh-contoh konkrit, problem solving, tanya
jawab, diskusi, post test, sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya.
Oleh karena itu merancang E-Learning perlu melibatkan pihak pihak terkait,
seperti pengajar, ahli materi, ahli komunikasi, programmer dan ahli ahli lain
yang terkait.
2.4 Fungsi E-Learning
Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan
pembelajaran di dalamkelas (Classroom instruction), yaitu sebagai suplemen
yang sifatnya pilihan /optional,pelengkap (komplemen), atau pengganti
(substitusi) (Siahaan, 2002).
a. Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didik
mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban /
keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau
wawasan.
b. Komplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelangkap) apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melangkapi materi
pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai
Komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan utnuk
menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta
didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi
pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada
10. peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai / memahami materi
pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast leaners)
diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik
yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar
semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang disajikan guru didalam kelas. Dikatakan sebagai program
remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas
(Slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk
mereka.
c. Pengganti (Substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di Negara-negara maju memberikan beberapa
alternatif model kegiatan pembelajaran / perkuliahan kepada para
mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel
mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain
sehari-hari mahasiswa.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Kelebihan E-Learning
1. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara
regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan
dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
2. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk
belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga
keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar
dipelajari.
11. 3. Siswa dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan
di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di
komputer.
4. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan
bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet
secara lebih mudah.
5. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet
yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan
lebih mandiri.
7. Relatif lebih efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari
sekolah atau perguruan tinggi.
Kekurangan E-Learning
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antarsiswa
itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat
terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek psikomotorik atau aspek sosial
dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek komersial.
3. Proses pembelajarannya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang berbasis pada ICT.
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi
cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet atau jaringan.
7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan
mengoperasikan internet.
13. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
E-Learning merupakansistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. E-Learning
memilikikarakteristik, diantaranya :
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik (informasi dan komunikasi)
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer
networks).
3. Menggunakan bahan pelajaran yang bersifat mandiri
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat
setiap saat di komputer.
5. Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer
6. Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui
hasil kemajuan belajar, administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui
informasi yang banyak dari berbagai sumber informasi.
E-Learningpunmemilikikelebihandankekurangan, diantaranya :
Kelebihan
1. Fasilitas e-moderating
2. Petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet
3. Me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja
4. Dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah
5. Dapat melakukan diskusi melalui internet
6. Berubahnya peran siswa
7. Relatif lebih efisien
14. Kekurangan
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa
2. Mengabaikan aspek psikomotorik atau aspek sosial
3. Cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan
4. Berubahnya peran guru
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi
cenderung gagal
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet atau jaringan
7. Kurangnya SDM yang andal di bidang IT
3.2 Saran
Bagiparapendidik, calonpendidik, atau orang-orang yang
terjundalamduniapendidikanhendaknyadapatmenggunakanpemanfaatanteknol
ogiinformasi yang
saatinisedangmajupesat.Sehinggapembelajaranpundapatberjalandenganefektif
danmenarik.