Bagaimana sejarah dari seorang ulama besar Asy-Syatibi? Bagaimana konsep ekonomi islam menurut Asy-syatibi? lalu bagaimana kaitannya dengan maqashid syariah?
4. Sejarah Singkat Asy-Syatibi
• Nama lengkap beliau adalah Abu Ishaq bin Musa bin
Muhammad al-Lakhmi al-Gharnati asy-Syatibi
• Suku Arab Lakhmi
• Bermahzab Maliki
• Lahir di dekat daerah Asy-Syatibah (Xatibah atau
Jativah), sebuah dareah dekat Benteng Granada
• Masa mudanya bertepatan dengan sultan Muhammad V
Al-Ghani Billah
7. Sejarah Singkat Asy-Syatibi
• Menuntut Berbagai Ilmu seperti
1. Bahasa Arab dari Abu Abdillah Muhammad ibn Fakhkhar
al-Biri, Abu Qasim Muhammad ibn Ahmad Al-Syabti dan
Abu Ja’far al-Syaqwari.
2. Hadis dari Abu Qasim ibn Bina dan Syamsuddin al-
Tilimsani.
3. Ilmu kalam dal falsafah dari Abu Ali Mansur al-Zawawi
4. Ushul fiqih dari Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad bin
Ahmad al-Miqarri dan Abu Abdillah bin Ah,ad al-Syarif
al-Tilimsani.
5. dari Abu Bakar al-Qarsyi al-Hasymi
• Wafat pada pada 8 Sya’ban 790H
8. Karya-karya Asy-Syatibi
• Syarh jalil ‘ala Al-Khulasah fi An-Nahw
• Khiyar Al-Majalis (syarh kitab jual beli dari shahih Al-Bukhari)
• Syarh Rajz Ibn Malik fi An-Nahw
• Unwan Al-Ittifaq fi Ilm Al-Isytiqaq
• Ushul An-Nahw.
Tidak diterbitkan
• Al-Muwafaqat fi Ushul Asy-Syariah
• Al-Itisham
• Al-Ifadat wa Al-Irsyadat
Diterbitkan
10. Konsep Maqashid Al-Syariah
• Secara bahasa
– Maqoshid = kesenjangan atau tujuan
– al-syariah = jalan menuju sumber air.
• Secara istilah,Imam asy-Syatibi mengatakan:
– “Sesungguhnya syariah itu bertujuan untuk
mewujudkan kemashalahatan manusia di dunia dan
akhirat.”
• Dapat disimpulkan bahwa tidak satu pun hukum
Allah SWT yang tidak mempunyai tujuan sama
dengan membebankan sesuatu yang tidak dapat
dilaksanakan.
11. Konsep Maqashid Al-Syariah
Imam Asy-syatibi menjelaskan bahwa syariah
berurusan dengan perlindungan mashalih,baik
dengan cara positif ,seperti demi menjaga
ekstensi masholih,syariah mengambil berbagai
tindakan untuk menunjang landasan-landasan
masholih.
12. Pembagian Maqashid Al-Syariah
Tiga Tingkatan Maqadhid Al-Syariah
Dharuriyat
Hajiyat
Tahsiniyat
Lima Unsur Pokok
Agama Jiwa Akal Keturunan Harta
13. Korelasi Antara Dharuriyat,
Hajiyat, dan Tahsiniyat
– Maqashid dharuriyat merupakan dasar bagi maqashid hajiyat dan
maqashid tahsiniyat.
– Kerusakan pada maqashid dharuriyat akan membawa kerusakan pula
pada maqashid hajiyat dan maqashid tahsiniyat.
– Sebaliknya, kerusakan pada maqashid hajiyat dan maqashid
tahsiniyat tidak dapat merusak maqashid dharuriyat.
– Kerusakan pada maqashid hajiyat dan maqashid tahsiniyat yang
bersifat absolut terkadang dapat merusak maqashid dharuriyat.
– Pemeliharaan maqashid hajiyat dan maqashid tahsiniyat diperlukan
demi pemeliharaan maqashid dharuriyat secara tepat.
15. Pandangan Asy-Syatibi di Bidang
Ekonomi
• Obyek Kepemilikan
– mengakui hak milik individu. Namun, ia menolak
kepemilikan individu terhadap setiap sumber daya yang
dapat menguasai hajat hidup orang banyak.
– Air bukanlah obyek kepemilikan dan penggunaanya
tidak bisa dimiliki oleh seorang pun.
16. Pandangan Asy-Syatibi di Bidang
Ekonomi
• Obyek Kepemilikan (Lanjutan)
– 2 macam air, yaitu air yang tidak dapat dijadikan
sebagai obyek kepemilikan, contoh: air sungai, dan
oase; dan air yang dapat dijadikan sebagai obyek
kepemilika, contoh: air yang dibeli atau termasuk
bagian dari sebidang tanah milik individu
– Tidak ada kepemilikan yang dapat diklaim terhadap
sungai dikarenakan adanya pembangunan dam.
17. Pandangan Asy-Syatibi di Bidang
Ekonomi
• Pajak
– Pemungutan pajak harus dilihat dari sudut pandang
maslahah (kepentingan umum).
– Dalam kondisi tidak mampu melaksanakan tanggung
jawab ini, masyarakat bisa mengalihkannya kepada
Baitul Mal serta menyumbangkan sebagian kekayaan
mereka sendiri untuk tujuan tersebut.
20. Fa’i dan Sumber Penerimaan Lain
• Jizyah yang dikenakan pada orang yahudi dan nasrani
• Upeti yang dibayar oleh musuh
• Hadiah yang dipersembahkan kepada kepala negara
• Bea cukai atau pajak tol yang dikenakan pada pedagang dari negeri musuh
• Denda berupa uang
• Kharaj
• Harta benda tak bertuan
• Harta benda yang tak memiliki ahli waris
• Simpanan, utang atau barang rampasan yang pemilik sebenarnya tak diketahui
lagi dan karena itu tak bisa dikembalikan
• Berbagai sumber pendapatan lain
Sumber Pendapatan Lain
21. Pengeluaran dan Pembelanjaan
Publik
• Orang miskin dan melarat
• Meningkatkan kemampuan pasukan dan
pertahanan keamanan
• Memelihara hukum dan tatanan dalam negeri
• Pensiun dan gaji pejabat
• Pendidikan
• Pengembangan insfrastruktur
• Kesejahteraan Umum
Pengeluaran dan Pembelanjaan Publik
23. Perbedaan Konsep Islam dan
Barat
Maslow’s Hierarchy of Needs
Saya sih kumpulin uang dulu
baru menikah
Saya sih punya rumah dulu
baru menikah
Saya sih kumpulin ilmu dulu
baru mengajar
5
Aktualisasi
diri
4
Penghargaan
3 Sosial
2 Keamanan
1 Fisologis
24. Perbedaan Konsep Islam dan
Barat
•Abu Dzar al-Ghiffari adalah sahabat
miskin, namun tetap berdakwah
•Rasulullah SAW pernah menikahkan
sahabat dengan mas kawin berupa cincin
dari besi, atau bacaan al-qur’an, atau
beberapa butir kurma
•Nabi saw & sahabat berdakwah tidak
menunggu seluruh wahyu turun
“Sampaikanlah dariku walau satu ayat”
Saya sih kumpulin uang dulu
baru menikah
Saya sih punya rumah dulu
baru menikah
Saya sih kumpulin ilmu dulu
baru mengajar
Kemaslahatan agama
sebagai prioritas &
barometer
26. Perbedaan Konsep Islam dan
Barat
1. Konsep Islam: hak dasar manusia adalah lima hal (al-
dharurat al-khoms) dan merupakan satu kesatuan yang
tak terpisahkan
Konsep Barat: hak dasar manusia pertama adalah
kebutuhan primer fisik
2. Konsep Islam : antara hak dan kewajiban adalah satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dan bersifat tawazun
(seimbang)
Konsep Barat: perhatian kepada hak-hak lebih besar
dibanding dengan kewajiban.
3 Konsep Islam: hak dan kewajiban bersifat Value bound
(dibatasi nilai-nilai), spt dilarang nikah sesama jenis
Konsep Barat: hak-hak bersifat free of value (bebas
dari nilai-nilai), spt diperbolehkannya nikah sesama
jenis
27. Perbedaan Konsep Islam dan
Barat
4. Konsep Islam: hak seseorang dibatasi oleh hak orang lain,
spt: dilarang menghina simbol-simbol yang dihormati umat
lain walau adanya kebebasan berpendapat.
Konsep Barat: hak seseorang tidak dibatasi oleh hak orang
lain. Spt tidak adanya larangan berpendapat walau
menyinggung pihak lain atas nama kebebasan berpendapat
5. Konsep Islam: Kepentingan agama (Islam) di atas segala
kepentingan
Konsep Barat: Tidak melihat kepentingan agama sebagai
sesuatu yang diperhatikan, karena konsepnya dibangun
atas paham sekuler.
6. Konsep Islam : Hak dan kepentingan umum harus
didahulukan dari hak dan kepentingan individu
Konsep Barat: Tidak ada kejelasan tentang hubungan hak
dan kepentingan pribadi disatu sisi, dengan hak dan
kepentingan umum di sisi lain.