SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
DOSIS
Adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat
(gram,miligram, mikrogram), atau satuan isi (mililiter, liter) atau unit-unit
lainnya atau sejumlah obat yang memberikan efekterapeutik pada penderita
dewasa. :
Disebut juga sebagai dosis lazim atau dosis terapeutik
Dosis toksik
Adalah dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik
Dosis letalis
Adalah dosis toksik yang dapat menimbulkan kematian
Faktor-faktor yang mempengaruhi dosis obat
A. Faktor obat
B. Cara pemberian obat kepada penderita
C. Faktor penderita
1
2
FAKTOR OBAT
Sifat fisika: daya larut obat dalam air/lemak, kristal amorf dsb.
Sifat kimiawi: asam, basa, garam, ester, garam komplek, ph. Pka.
Toksisitas: dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya
Cara pemberian obat kepada penderita
Oral : dimakan atau diminum
Parenteral: subkutan, instramuskular, intravena. Dan sebagainya rektal, vaginal,
uretral lokal. Topikal lain-lain: implantasi sublingual, intrabukal, dan
sebagainya
FAKTOR PENDERITA
Umur: neoonatus, bayi, anak, dewasa, geriatik
Berat badan : biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda besar jenis
kelamin: terutama untuk obat golongan mormon ras: “slow & fast acetylators”
tolerance
Obesitas: untuk obat-obat tertentu faktor ini harus diperhitungkan sensitivitas
individual
Keadaan patofisiologi: kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorpsi
obat, penyakit hati mempengaruhi metabolisme obat, kelainan pada ginjal
mempengaruhi ekskresi obat
3
DOSIS MAKSIMUM OBAT
Obat beracun umumnya mempunyai dosis maksimum
Dosis maksimum (dm)
Adalah dosis maksimum untuk dewasa untuk.Pemakaian melalui mulut. Injeksi
subkutan dan rektal
Dosis tertinggi yang masih dapat diberikan kepada penderita dewasa
Dokter yang menulis resep tidak terikat akan dm
Pada lampiran farmakope indonesia tercantum daftar dosis maksimum dari
sebagian besar obat
Bilamana perlu dokter boleh melebihi d.M., Maka di belakang angka/jumlah
obat yang dituliskan di resep diberitanda seru (!) dengan disertai paraf
Contoh : R/Atropin sulfas 2 mg (!) (paraf)
2 mg untuk antidotum keracunan pesticida
Cholinesterase inhibitor
Cara menghitung dosis maksimum untuk oral
4
DOSIS OBAT UNTUK ANAK
Dalam menentukan dosis untuk:
anak prematur
anak baru lahir mengalami kesulitan-kesulitan bayi
alasannya :
Organ-organnya belum sempurna distribusi cairan tubuh berbeda
contoh:
anak yang baru lahir
Fungsi hepar belum sebagaimana mestinya, maka konjugasi dengan asam
glukoronat hampir tidak terjadi
Fungsi ginjal belum sempurna, dibebaskan jaringan ginjal masih mengalami
deferens1asi yang mengakibatkan berkurangnya filtrasi glomerulus
Susunan saraf pusat belum sempurna  koordinasi dengan susunan saraf
autonomik belum sempurna
Cairan tubuh total 29,7 % lebih tinggi dari cairan tubuh orang dewasa
5
Parameter-parameter perbedaan anak dengan dewasa adalah sebagai
berikut:
Pola ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi)
Perbedaan absorpso (penyerapan) oleh karena
perbedaan relatif dari “kepadatan “ sel
Perbedaan distribusi oleh karena persentase cairan ekstraselular dan
cairan- tubuh-total relatif lebih tinggi
Perbedaan metabolisme oleh karena proses enzimatik yang belum
sempurna.
Perbedaan ekskresi oleh karena glomerulus dan atau tubuh belum
berkembang
Sensitivitas intrinsik yang berlainan terhadap bahan obat
redistribusi dari zat-zat endogen
6
CARA MENGHITUNG DOSIS OBAT UNTUK ANAK
Didasarkan perbandingan dengan dosis obat untuk orang dewasa
Menurut perbandingan umum (dibandingkan dengan umur orang
dewasa 20 - 24 tahun) seringkali kurang tepat.
Menurut perbandingan berat badan (dibandingkan dengan berat
badan orang dewasa 70 kg) menurut perbandingan luas permukaan
tubuh (LPT) (dibandingkan dengan lpt dewasa 1.73 m2)
Didasarkan atas ukuran fisik anak secara individual sesuai dengan
berat badan anak dalam kg sesuai dengan lpt anak dalam M2
(lpt
anak dapat diperhitungkan dari tinqoi dan berat badan anak menurut
rumus du bois & du bois atau dapat dilihat pada nomogram dubois
dan dubois.
10
Dosis obat untuk penderita geriatrik.
Dengan me ↑ nya umur terjadi perubahan2 fisiologis dan patoloois,
Perubahan2 konsentrasi obat dapat dijelaskan dengan ladme :
• Perubahan pembebasan obat dr bentuk sediaan
• Absorpsi atau penyerapan
• Distribusi
• Metabolisme
• Ekskresi
 Orang lanjut usia kecepatan absorbsi > lamban dr orang muda karena:
- Ber 0 sekresi getah lambung  me ↓ nya kec. Disolusi bso tablet , kapsul dan
kadar ionisasi obat
- Perubahan mukosa gastrointestinal  memperlambat transpor aktif obat 
kebutuhan dosis besar
- Perubahan kecepatan pengosongan lambung, motilitas usus dan me ↓ nya aliran
darah mesenterik
Distribusi
Semakin tua seseorang maka
•Perfusi sistemik total dan cardiac out me ↓
•Cairan tubuh total me ↓ secara berarti
•Volume distribusi me ↓ secara proporsional
11
• Sedikit penurunan albumin  obat yang terikat
protein akan berakibat konsentrasi obat bebas dlm
plasma me
Metabolisme
Walaupun fungsi hepar tdk bnyk berubah, ttp diketahui bhw obat2 ttt
pd manula mengalami
perubahan dlm kec. Metabolisme
Ekskresi
Kec. Filtrasi glomerulus me ↓ 0,66 %
transpor maks. Unt. Sekresi me ↓ dengan 0,62 % untuk tiap tahun
tambahan umur dosis obat manula harus kurang dari dewasa
Pada fungsi ginjal tidak normal, maka :
dosis obat perlu dikurangi.
Interval waktu antara dua dosis diperpanjang
Dosis rangkap = dosis kombinasi
Apabila dalam resep terdapat 2 atau lebih obat yang sama maka dosis
dihitung sbb:
Dosis A + Dosis B + dan seterusnya >1
DM A DM B
Dan dihitung dosis rangkap sekali dan dosis rangkap sehari.
Sebagai contoh:
R/ Atropini sulf 0,6 mg
Beladon. Extr10mg
M.F.Pulv.Da tales doses no. X
S.4.D.D.Pulv.I
Dosis sekali :
Atropini sulfas - 0,6/1
Belladon, extract = 10/20
Dosis rangkap sekali = 0,6 + 0,5 = 1,1 > 1 (kelewat dosis)
Dosis sehari :
Atropini sulfas = 2,4/3
Belladon, extract = 40/80
Dosis rangkap sekali = 0, 81 + 0,5 = 1,3 > 1 (kelewat dosis)
Baik dosis rangkap sekali maupun sehari adalah kelewat dosis.
Resep ini tidak dibuat, dan segera kontak dan memberitahu dokternya untuk
diubah.

More Related Content

What's hot

Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Konsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umumKonsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umumMaswanDaulay
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikChafa Nick
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaSalsabila Azzahra
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANDASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANhusna una
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat Dedi Kun
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikristyaji
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basahKezia Hani Novita
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKSapan Nada
 
Sistem penghantaran obat tubuh
Sistem penghantaran obat tubuhSistem penghantaran obat tubuh
Sistem penghantaran obat tubuhMolinda Damris
 
Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisRidwan
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obatKanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obatMuzakkar Ilyas
 

What's hot (20)

Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
Pertemuan 1 cpob (tek.solid)
 
Konsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umumKonsep dasar etika farmasi umum
Konsep dasar etika farmasi umum
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
 
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIANDASAR-DASAR KEFARMASIAN
DASAR-DASAR KEFARMASIAN
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Rheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisikRheologi farmasi fisik
Rheologi farmasi fisik
 
Ppt farmanestika
Ppt farmanestikaPpt farmanestika
Ppt farmanestika
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
 
Powerpoint aerosol
Powerpoint aerosolPowerpoint aerosol
Powerpoint aerosol
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 
Sistem penghantaran obat tubuh
Sistem penghantaran obat tubuhSistem penghantaran obat tubuh
Sistem penghantaran obat tubuh
 
Kerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat JenisKerapatan Dan Berat Jenis
Kerapatan Dan Berat Jenis
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Interaksi obat
Interaksi obatInteraksi obat
Interaksi obat
 
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obatKanal ion-sebagai-target-aksi-obat
Kanal ion-sebagai-target-aksi-obat
 

Similar to Dosis farmasetika

D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada Geriatrik
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada GeriatrikFARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada Geriatrik
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada GeriatrikNesha Mutiara
 
Penggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikPenggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikFadhol Romdhoni
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikTaofik Rusdiana
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxIndahUdin1
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxIndahUdin1
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptxHelmiMildani
 
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptxEmmyKardianasari
 
Status Gizi terhadap Pengobatan.pptx
Status Gizi terhadap  Pengobatan.pptxStatus Gizi terhadap  Pengobatan.pptx
Status Gizi terhadap Pengobatan.pptxdrArisantyNurSetiaRe
 
Farmakoterapi anak
Farmakoterapi anakFarmakoterapi anak
Farmakoterapi anakGilang Rizki
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixRISMIFARMASI
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxHelmiMildani
 

Similar to Dosis farmasetika (20)

Dosis obat (3)
Dosis obat (3)Dosis obat (3)
Dosis obat (3)
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada Geriatrik
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada GeriatrikFARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada Geriatrik
FARMASI KLINIK - Aplikasi Farmakokinetika pada Geriatrik
 
Penggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrikPenggunaan obat pada pediatrik
Penggunaan obat pada pediatrik
 
Farmakokinetik
FarmakokinetikFarmakokinetik
Farmakokinetik
 
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Farmakologi  (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)
 
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...
 
Pemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada LansiaPemberian Obat Pada Lansia
Pemberian Obat Pada Lansia
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologiMakalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & Geriatrik
 
Pertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptxPertemuan-1.pptx
Pertemuan-1.pptx
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
 
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptxKuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
Kuliah ilmu gizi Interaksi Obat-Makanan.pptx
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 6.pptx
 
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
 
Status Gizi terhadap Pengobatan.pptx
Status Gizi terhadap  Pengobatan.pptxStatus Gizi terhadap  Pengobatan.pptx
Status Gizi terhadap Pengobatan.pptx
 
Farmakoterapi anak
Farmakoterapi anakFarmakoterapi anak
Farmakoterapi anak
 
kuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptxkuliah 1 (2021).pptx
kuliah 1 (2021).pptx
 
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fixBIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
BIOFARMASI SEDIAAN OBAT FARMASI 2024 fix
 
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptxFarmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
Farmakoterapi Lanjutan Kel 3.pptx
 

More from khoirilliana12

Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakkhoirilliana12
 
Elektroforesis protein dan gel
Elektroforesis protein dan gelElektroforesis protein dan gel
Elektroforesis protein dan gelkhoirilliana12
 
Elektroforesis + jenisnya
Elektroforesis + jenisnyaElektroforesis + jenisnya
Elektroforesis + jenisnyakhoirilliana12
 
Laporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJLaporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJkhoirilliana12
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutankhoirilliana12
 
Hasil praktikum sifat koligatif larutan
Hasil praktikum sifat koligatif larutanHasil praktikum sifat koligatif larutan
Hasil praktikum sifat koligatif larutankhoirilliana12
 
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenisLaporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jeniskhoirilliana12
 
Karya tulis bali (cover)
Karya tulis bali  (cover)Karya tulis bali  (cover)
Karya tulis bali (cover)khoirilliana12
 
Kelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obatKelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obatkhoirilliana12
 

More from khoirilliana12 (20)

Tugas bioanalisis
Tugas bioanalisisTugas bioanalisis
Tugas bioanalisis
 
Pencemaran lingkunga1
Pencemaran lingkunga1Pencemaran lingkunga1
Pencemaran lingkunga1
 
Makalah kimling darah
Makalah kimling darahMakalah kimling darah
Makalah kimling darah
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
 
15 penyebab muntah
15 penyebab muntah15 penyebab muntah
15 penyebab muntah
 
elektroforesis gel
elektroforesis gelelektroforesis gel
elektroforesis gel
 
Elektroforesis protein dan gel
Elektroforesis protein dan gelElektroforesis protein dan gel
Elektroforesis protein dan gel
 
Elektroforesis + jenisnya
Elektroforesis + jenisnyaElektroforesis + jenisnya
Elektroforesis + jenisnya
 
Laporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJLaporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJ
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
 
Hasil praktikum sifat koligatif larutan
Hasil praktikum sifat koligatif larutanHasil praktikum sifat koligatif larutan
Hasil praktikum sifat koligatif larutan
 
Lembar kerja resmi
Lembar kerja resmiLembar kerja resmi
Lembar kerja resmi
 
Obat
ObatObat
Obat
 
Farmasetika dasar
Farmasetika dasarFarmasetika dasar
Farmasetika dasar
 
soal farmasetika
soal farmasetikasoal farmasetika
soal farmasetika
 
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenisLaporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
 
Karya tulis bali (cover)
Karya tulis bali  (cover)Karya tulis bali  (cover)
Karya tulis bali (cover)
 
Karya tulis bali
Karya tulis baliKarya tulis bali
Karya tulis bali
 
Kelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obatKelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obat
 
soalsoal sukses ujian
soalsoal sukses ujiansoalsoal sukses ujian
soalsoal sukses ujian
 

Recently uploaded

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (18)

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

Dosis farmasetika

  • 1. DOSIS Adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat (gram,miligram, mikrogram), atau satuan isi (mililiter, liter) atau unit-unit lainnya atau sejumlah obat yang memberikan efekterapeutik pada penderita dewasa. : Disebut juga sebagai dosis lazim atau dosis terapeutik Dosis toksik Adalah dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik Dosis letalis Adalah dosis toksik yang dapat menimbulkan kematian Faktor-faktor yang mempengaruhi dosis obat A. Faktor obat B. Cara pemberian obat kepada penderita C. Faktor penderita 1
  • 2. 2 FAKTOR OBAT Sifat fisika: daya larut obat dalam air/lemak, kristal amorf dsb. Sifat kimiawi: asam, basa, garam, ester, garam komplek, ph. Pka. Toksisitas: dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya Cara pemberian obat kepada penderita Oral : dimakan atau diminum Parenteral: subkutan, instramuskular, intravena. Dan sebagainya rektal, vaginal, uretral lokal. Topikal lain-lain: implantasi sublingual, intrabukal, dan sebagainya FAKTOR PENDERITA Umur: neoonatus, bayi, anak, dewasa, geriatik Berat badan : biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda besar jenis kelamin: terutama untuk obat golongan mormon ras: “slow & fast acetylators” tolerance Obesitas: untuk obat-obat tertentu faktor ini harus diperhitungkan sensitivitas individual Keadaan patofisiologi: kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorpsi obat, penyakit hati mempengaruhi metabolisme obat, kelainan pada ginjal mempengaruhi ekskresi obat
  • 3. 3 DOSIS MAKSIMUM OBAT Obat beracun umumnya mempunyai dosis maksimum Dosis maksimum (dm) Adalah dosis maksimum untuk dewasa untuk.Pemakaian melalui mulut. Injeksi subkutan dan rektal Dosis tertinggi yang masih dapat diberikan kepada penderita dewasa Dokter yang menulis resep tidak terikat akan dm Pada lampiran farmakope indonesia tercantum daftar dosis maksimum dari sebagian besar obat Bilamana perlu dokter boleh melebihi d.M., Maka di belakang angka/jumlah obat yang dituliskan di resep diberitanda seru (!) dengan disertai paraf Contoh : R/Atropin sulfas 2 mg (!) (paraf) 2 mg untuk antidotum keracunan pesticida Cholinesterase inhibitor Cara menghitung dosis maksimum untuk oral
  • 4. 4 DOSIS OBAT UNTUK ANAK Dalam menentukan dosis untuk: anak prematur anak baru lahir mengalami kesulitan-kesulitan bayi alasannya : Organ-organnya belum sempurna distribusi cairan tubuh berbeda contoh: anak yang baru lahir Fungsi hepar belum sebagaimana mestinya, maka konjugasi dengan asam glukoronat hampir tidak terjadi Fungsi ginjal belum sempurna, dibebaskan jaringan ginjal masih mengalami deferens1asi yang mengakibatkan berkurangnya filtrasi glomerulus Susunan saraf pusat belum sempurna  koordinasi dengan susunan saraf autonomik belum sempurna Cairan tubuh total 29,7 % lebih tinggi dari cairan tubuh orang dewasa
  • 5. 5 Parameter-parameter perbedaan anak dengan dewasa adalah sebagai berikut: Pola ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi) Perbedaan absorpso (penyerapan) oleh karena perbedaan relatif dari “kepadatan “ sel Perbedaan distribusi oleh karena persentase cairan ekstraselular dan cairan- tubuh-total relatif lebih tinggi Perbedaan metabolisme oleh karena proses enzimatik yang belum sempurna. Perbedaan ekskresi oleh karena glomerulus dan atau tubuh belum berkembang Sensitivitas intrinsik yang berlainan terhadap bahan obat redistribusi dari zat-zat endogen
  • 6. 6 CARA MENGHITUNG DOSIS OBAT UNTUK ANAK Didasarkan perbandingan dengan dosis obat untuk orang dewasa Menurut perbandingan umum (dibandingkan dengan umur orang dewasa 20 - 24 tahun) seringkali kurang tepat. Menurut perbandingan berat badan (dibandingkan dengan berat badan orang dewasa 70 kg) menurut perbandingan luas permukaan tubuh (LPT) (dibandingkan dengan lpt dewasa 1.73 m2) Didasarkan atas ukuran fisik anak secara individual sesuai dengan berat badan anak dalam kg sesuai dengan lpt anak dalam M2 (lpt anak dapat diperhitungkan dari tinqoi dan berat badan anak menurut rumus du bois & du bois atau dapat dilihat pada nomogram dubois dan dubois.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10. 10 Dosis obat untuk penderita geriatrik. Dengan me ↑ nya umur terjadi perubahan2 fisiologis dan patoloois, Perubahan2 konsentrasi obat dapat dijelaskan dengan ladme : • Perubahan pembebasan obat dr bentuk sediaan • Absorpsi atau penyerapan • Distribusi • Metabolisme • Ekskresi  Orang lanjut usia kecepatan absorbsi > lamban dr orang muda karena: - Ber 0 sekresi getah lambung  me ↓ nya kec. Disolusi bso tablet , kapsul dan kadar ionisasi obat - Perubahan mukosa gastrointestinal  memperlambat transpor aktif obat  kebutuhan dosis besar - Perubahan kecepatan pengosongan lambung, motilitas usus dan me ↓ nya aliran darah mesenterik Distribusi Semakin tua seseorang maka •Perfusi sistemik total dan cardiac out me ↓ •Cairan tubuh total me ↓ secara berarti •Volume distribusi me ↓ secara proporsional
  • 11. 11 • Sedikit penurunan albumin  obat yang terikat protein akan berakibat konsentrasi obat bebas dlm plasma me Metabolisme Walaupun fungsi hepar tdk bnyk berubah, ttp diketahui bhw obat2 ttt pd manula mengalami perubahan dlm kec. Metabolisme Ekskresi Kec. Filtrasi glomerulus me ↓ 0,66 % transpor maks. Unt. Sekresi me ↓ dengan 0,62 % untuk tiap tahun tambahan umur dosis obat manula harus kurang dari dewasa Pada fungsi ginjal tidak normal, maka : dosis obat perlu dikurangi. Interval waktu antara dua dosis diperpanjang
  • 12. Dosis rangkap = dosis kombinasi Apabila dalam resep terdapat 2 atau lebih obat yang sama maka dosis dihitung sbb: Dosis A + Dosis B + dan seterusnya >1 DM A DM B Dan dihitung dosis rangkap sekali dan dosis rangkap sehari. Sebagai contoh: R/ Atropini sulf 0,6 mg Beladon. Extr10mg M.F.Pulv.Da tales doses no. X S.4.D.D.Pulv.I Dosis sekali : Atropini sulfas - 0,6/1 Belladon, extract = 10/20 Dosis rangkap sekali = 0,6 + 0,5 = 1,1 > 1 (kelewat dosis) Dosis sehari : Atropini sulfas = 2,4/3 Belladon, extract = 40/80 Dosis rangkap sekali = 0, 81 + 0,5 = 1,3 > 1 (kelewat dosis) Baik dosis rangkap sekali maupun sehari adalah kelewat dosis. Resep ini tidak dibuat, dan segera kontak dan memberitahu dokternya untuk diubah.