2. Dosage : Decision of drug administration
regarding formulation, route of
administration, drug dose, dosing interval
and treatment duration
3. The dosage regimen is the modality of drug
administration that is chosen to reach the
therapeutic objective. This depends on the
drug used, the condition to be treated, and
the patient's characteristics
5. Rancangan aturan dosis
1) Aturan dosis individual
2) Aturan dosis berdasar harga rata-rata
populasi
3) Aturan dosis berdasar parameter
4) farmakokinetik parsial
5) Aturan dosis disesuaikan umpan balik
6) Pengaturan dosis empirik
6. 1) Aturan dosis individual
pengaturan dosis dengan
memperhitungkan parameter
farmakokinetika pada masing-masing
orang
7. 1. Aturan dosis individual
Perhitungan dosis didasarkan pada
farmakokinetika obat pada masing-
masing penderita
8. 2. Aturan dosis berdasar harga
rata- rata populasi
Perhitungan dosis berdasar parameter
farmakokinetika rata-rata, yang diperoleh
dari sebuah studi klinik.
Parameter yang dilibatkan :
- Ka
- F (bioavailibilitas)
- Volume distribusi
- Ke
9. 3. Aturan dosis berdasar
parameter farmakokinetik parsial
Menghitung dosis berdasar suatu
anggapan umum karena tidak
diketahuinya profil-profil
farmakokinetikanya
10. 4. Aturan dosis disesuaikan
umpan balik
Metode yang lebih teliti untuk
menghitung suatu aturan dosis,
menggunakan parameter farmakokinetika
yang ada, serta disesuaikan dengan
karakteristik penderita untuk menetapkan
dosis awal, kemudian pasien dipantau
terhadap respon farmakologisnya dan
atau dilakukan TdM
11. 5. Pengaturan Dosis secara
empirik
Pengaturan dosis tanpa menggunakan
berbagai variabel farmakokinetik yang
dilakukan oleh dokter berdasar data
empirik klinik, pengalaman pribadi, dan
pengamatan
12. Hal yang harus diperhatikan dalam aturan
dosis :
1. Kisaran terapi
2. Farmakokinetika
3. Faktor klinis
15. Tinggi rendahnya kadar obat dalam
cairan darah merupakan hasil dari
besarnya dosis yang diberikan, dan
pengaruh-pengaruh proses-proses alami
dalam tubuh mulai dari absorpsi,
distribusi, metabolisme sampai ekskresi
obat. Perlu ada penelitian klinis yang
terkontrol guna memperlihatkan adanya
hubungan antara kadar plasma dengan
respon klinis.
23. Loading Dose :
Dosis tunggal yang diberikan dengan
tujuan agar kadar obat cepat meningkat
di dalam tubuh dan mencapai kisar
terapetik yang diinginkan
24. OBAT SECARA IV = BOLUS DOSIS
TUNGGAL= loading dose
Terdistribusi sangat cepat mengikuti
model 1 kompartemen, eliminasi dg orde
pertama
12
2/1 )(
tt
ccLn
k
29. contoh
Suatu obat diberikan secara IV bolus ( Div
= 100 mg) kepada subyek.
2 jam dan 6 jam kemudian sampel darah
diambil dari subyek, dan setelah dianalisa
kadarnya berturut-turut 50 dan 25 mg/L.
Untuk menghitung harga tetapan
kecepatan eliminasi (k) digunakan rumus
diatas.
31. Waktu paruh eliminasi
Waktu yang diperlukan agar kadar obat
dalam darah berkurang 50% dari kadar
semula
jadi berapa t1/2 eliminasi kasus di atas ?
k
inasieT
693,0
lim2/1
32. Volume distribusi
Co dapat digunakan untuk menghitung
nilai volume distribusi (Vd) obat setelah
pemberian intravena bolus dengan dosis
Div
0C
Div
Vd
42. Soal :
Aminopilin infus dengan dosis 100
mg/jam dihentikan penggunaannya
setelah 16 jam diberikan. Hitunglah
konsentrasi teofilin dalam darah setelah 8
jam infus tersebut dihentikan.
Diketahui : Cl teofilin 2,8 L/jam, t1/2 = 8
jam. Kd = 0,087 /jam
43. Seorang pasien berumur 50 tahun, BB 80
kg mengalami serangan asma dan akan
diberi aminopilin injeksi. Perkirakan
Loading dose yang dibutuhkan pasien
tersebut untuk mendapatkan konsentrasi
dalam darah sebesar 15 mg/L
S= 0,8, Vd aminopilin = 0,5 L/kg