Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Interaksi obat dan makanan dapat mempengaruhi kinerja obat dalam tubuh, baik meningkatkan maupun menurunkan efek obat. 2) Banyak faktor yang mempengaruhi laju pengosongan lambung sehingga memengaruhi interaksi obat dan makanan, seperti jenis makanan, obat, emosi, dan aktivitas. 3) Interaksi dapat terjadi karena pengaruh makanan dan obat terhadap penyer
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
3 - The Relationship of Drug Metabolism and Nutrients.pptx
1. Drug and Food Interactions
Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
Emmy Kardinasari, S.Si., M.Sc.
The Relationship of Drug and
Metabolisma and Nutrition
2. Drug’s Consumption
• Drug and food caused an interaction inside the body.
• The interaction of drug and food can improve and hinder
the effect of drugs inside the body
• Interaksi bisa meningkatkan kinerja obat atau dapat
menurunkan kinerja obat.
• Nutrients that are consumed need to be taken into
account as its affect the drug-food reaction, exp: allergy.
• Jika dalam kebutuhan mengonsumsi obat, maka
makanan yang dimakan pun harus diperhatikan dengan
baik untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan:
reaksi alergi atau penolakan efek obat.
3. The 6 Principle of Drug Consumption
6 Prinsip Benar Obat
• 1. Benar Pasien
Dapat di pastikan dengan melihat nama pada label obat dan
mencocokkan dengan nama, usia, dan jenis kelamin.
• 2. Benar Obat
Pastikan obat yang diberikan harus sesuai resep dokter yang
merawat , dari nama obat, bentuk dan warna, serta membaca label
obat sampai 3 kali yaitu :
saat melihat kemasan obat,
saat menuangkan obat
sesudah menuangkan obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian apotek.
• 3. Benar Dosis
Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan instruksi dokter
dan catatan pemberian obat.
4. 6 Prinsip Benar Obat
• 4. Benar Waktu Pemberian
Waktu pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang tertera
pada catatan pemberian obat , misalnya obat diberikan 2 kali sehari maka
catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian misalnya jam 6 pagi
dan 6 sore. Perhatikan apakah obat diberikan sebelum atau sesudah
makan.
• 5. Benar Cara Pemberian Obat
Pastikan obat diberikan sesuai dengan cara yang diintruksikan dan periksa
pada label cara pemberian obat. Misalnya oral (melalui mulut) sublingual
(dibawah lidah), inhalasi (semprot aerosol) dll.
• 6. Benar Kadaluarsa Obat
Harus diperhatikan expire date/masa kadaluarsa obat yang akan diberikan.
Biasanya pada label botol obat tertera kapan obat tersebut kadaluarsa.
Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh), tablet menjadi
basah/bentuknya rusak.
6. Fungsi Pembuatan Sediaan Obat
– Melindungi dari kerusakan
akibat pengaruh udara
tablet salut
– Melindungi dari pengaruh
asam lambung tablet
salut enterik
– Memudahkan rute
penggunaan
– Membuat pelepasan obat
yang teliti, tepat, aman
– Menghilangkan/menutupi
bau/rasa
– Membuat bentuk yang
larut/terdispersi
– Mencampur 2 sifat cairan
yang bertentangan
– Memberi pengaruh lokal
obat
– Memperoleh aksi yang
optimal
– Memperlama efek obat
10. Biopharmaceutical Phase
• The purpose/Tujuan Fase mencapai
ketersediaan farmasetik (Pharmaceutical
Availability)
• Depend on the drug prpduction technology.
Ditentukan oleh teknologi pembuatan obat
dalam bentuk sediaan yang digunakan pada
pasien (formulasi obat)
• Larutan > Suspensi > Serbuk > Kapsul > Tablet
> Salut
• Liquid > suspension > granules > capsule >
tablet > solid
12. What Affects The Drug Metabolism?
• Types of Drugs
• Types of Administration
• The time of drug administration
13. Waktu Pemberian Obat
• Kapan diberikan?
• Bagaimana menentukan waktu pemberian obat?
• Apa saja prinsip dasar dalam penentuan waktu
pemberian obat?
14. Waktu Pemberian Obat
• Dasar Penentuan Waktu Pemberian Obat:
– Perkiraan kebutuhan atau dosis obat
– Proses metabolism obat dalam tubuh
– Waktu pengosongan lambung
– Interaksi obat dan zat lain dalam tubuh terutama
makanan
– Efek samping obat
15. Dasar Penentuan Waktu
Minum Obat
Absorpsi
Ketersediaan hayati
Efek terapeutik obat
Interaksi obat dengan makanan
16. Waktu Pemberian Obat
• Waktu pemberian bersifat spesifik:
– Jeda antara waktu pemberian obat yang satu dengan yang lain,
misalnya 1x sehari, 3x sehari, 2x sehari.
– Memperhatikan ketepatan anjuran konsumsi obat, misalnya:
setelah makan, sebelum makan, beberapa jam sebelum atau
sesudah makan.
– Memperhatikan jeda waktu boleh mengonsumsi bahan pangan
tertentu untuk memastikan obat dapat bekerja dengan spesifik.
17. Pemberian Anjuran Minum Obat
?
• Jika dicurigai atau ditakutkan konsumsi obat
dapat menyebabkan reaksi, sebaiknya obat
diminum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah
makan.
• Selain obat yang dapat bereaksi dengan
makanan. Ada pula jenis obat yang tidak
dipengaruhi oleh makanan.
• Obat jenis ini boleh dikonsumsi bersamaan pada
saat jam makan.
18. Memahami Waktu Paruh Obat (T½)
• Waktu paruh obat adalah waktu yang
dibutuhkan obat untuk mencapai setengah
konsentrasinya yang masuk ke sirkulasi sistemik
• Dipengaruhi VD (Volum Distribusi) dan Klirens
(CL)
• Pemberian obat berulang interval pemberian
tergantung waktu paruh menjaga kadar obat
tetap stabil dalam darah
19. Waktu Pemberian Obat
• AC = Ante coenam sebelum makan
• DC = Durante coenam saat makan
• PC = Post coenam setelah makan
makan
2,5 jam
Proses Pencernaan di Lambung lamanya 2-6 jam
20. Frekuensi dan Interval Pemberian Obat
• Frekuensi : berapa kali obat harus diberikan dalam
sehari, dipengaruhi:
– sifat fisika-kimia obat
– Besar dosis
– Tujuan pengobatan
– Kinetika obat (T½, onset, durasi)
• Interval : rentang waktu antara pemberian obat
– Pemberian rute oral berulang:
Interval : 24 jam – (waktu tidur rata2)
jml pemakaian sehari
21. Penyebab Interaksi Obat dan Makanan
1. Perubahan motilitas lambung dan usus, kecepatan
pengosongan lambung
2. Perubahan pH, sekresi asam, serta produksi empedu
3. Perubahan suplai darah di daerah splanchnicus dan di
mukosa saluran cerna
4. Dipengaruhinya proses transportasi aktif obat oleh
makanan
5. Perubahan biotransformasi dan eliminasi
6. Pembentukan kompleks kimiawi obat-makanan
22. Obat dalam Sistem Pencernaan
Fungsi utama sistem pencernaan adalah
memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari
makanan yang kita telan ke dalam lingkungan
internal tubuh. Sistem pencernaan melakukan
empat proses pencernaan dasar yaitu: motilitas,
sekresi, digesti, dan absorpsi (Guyton, 2014)
24. Fungsi Sel-sel Lambung
• Mukosa lambung terdiri dari tiga sel sekresi: sel
chief, sel parietal, dan sel mukus.
– Sel chief menyekresi enzim pepsinogen
– Sel parietal menyekresi asam klorida yang
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin
– Sel mukus menyekresi mukus untuk melindungi
gaster
25. Laju Pengosongan Lambung
• Merupakan proses pemindahan makanan yang
dikonsumsi dari dalam lambung ke dalam
duodenum (usus dua belas jari) dan ileum (usus
penyerapan). Proses ini menentukan kelancaran
proses pencernaan.
26. Kecepatan Laju Pengosongan Lambung
• Proses dimulai 10 menit setelah makanan masuk
• Proses pengosongan lambung berlangsung selama 2-6
jam
• 1-1,5 jam pertama volume lambung akan konstan
karena adanya proses sekresi
• Setelah 2-3 jam makanan mulai meninggalkan lambung
• Setelah itu makanan akan masuk ke dalam usus untuk
diserap dalam proses yang berlangsung selama 3-5 jam.
• Jika hanya minum air hanya dibutuhkan waktu 15 menit
• Suhu makanan sebaiknya jangan terlalu panas/ dingin
27. Faktor Dalam Lambung Yang Mempengaruhi
Laju Pengosongan Lambung
• Respon saraf melalui pleksus saraf intrinsik dan saraf autonom.
• Respon hormon dikenal dengan enterogastron yang dibawa darah
dari mukosa usus halus ke gaster tempat mereka menghambat
kontraksi antrum. Enterogastron tersebut yang penting adalah
sekretin (dihasilkan sel S) dan kolesistokinin (dihasilkan sel I).
• Lemak paling efektif dalam memperlambat pengosongan lambung
karena lemak memiliki nilai kalori yang tinggi. Selain itu, pencernaan
dan penyerapan lemak hanya berlangsung di usus halus.
Trigliserida sangat merangsang duodenum untuk melepaskan
kolesistokinin (CCK). Hormon ini menghambat kontraksi antrum dan
menginduksi kontraksi sfingter pilorus, yang keduanya
memperlambat pengosongan lambung.
28. Faktor Dalam Lambung Yang Mempengaruhi Laju
Pengosongan Lambung
• Asam dari kimus yang di dalamnya terdapat HCl dinetralkan oleh natrium
bikarbonat di dalam lumen duodenum. Asam yang belum dinetralkan akan
menginduksi pelepasan sekretin, yaitu suatu hormon yang akan
memperlambat pengosongan lebih lanjut isi gaster yang asam hingga
netralisasi selesai.
• Hipertonisitas. Pengosongan gaster secara refleks jika osmolaritas isi
duodenum mulai meningkat.
• Peregangan. Kimus yang terlalu banyak di duodenum akan menghambat
pengosongan isi lambung.
• Emosi juga dapat memengaruhi motilitas lambung. Hal ini berkaitan dengan
ekrja saraf autonomy yang mempengaruhi otot polos. Efek emosi pada
motilitas lambung barvariasi dari orang ke orang lain dan tidak selalu dapat
diperkirakan, rasa sedih dan takut umumnya mengurangi motilitas,
sedangkan kemarahan dan agresi cenderung meningkatkannya
29. Hal yang Mempengaruhi Laju Pengosongan
Lambung (LPL)
No Hal Pengaruh Terhadap Pengosongan Lambung
1 Volume yang dimakan Penurunan LPL sebanding
2 Jenis makanan Asam lemak
Trigliserida
Karbohidrat
Asam amino
Bentuk fisik makanan (Cair, Lunak, Padat)
3 Obat Anti kolinergik
Narkotik analgesik
Etanol
Metoklopramid
4 Posisi Tubuh Penurunan LPL jika berbaring pada sisi kiri
5 Kondisi emosional Stres meningkatkan LPL, depresi menurunkan
LPL
6
7
Status penyakit
Olahraga
Tergantung jenis penyakit
Olah raga berat menurunkan LPL
Penurunan Laju Pengosongan
Lambung sebanding
Penurunan Laju Pengosongan
Lambung sebanding
Meningkatkan
30. Drug-Nutrient Interactions (1)
• Medications can decrease appetite or cause nausea,
vomiting, an unpleasant taste, or dry mouth. This can
affect nutritional health by causing poor food intake.
• Example: Appetite suppressants are medications that
directly affect food intake by depressing appetite.
Example: Several cancer medications and
treatments may cause nausea, vomiting, sore, or
dry mouth resulting in poor food intake.
• Medications can decrease nutrient absorption.
• Example: Laxatives can decrease the absorption
of many vitamins and minerals. Laxatives cause
food to move rapidly through the body causing poor
nutrient absorption.
Example: Some anticonvulsants can decrease
folate absorption.
31. Drug-Nutrient Interactions (2)
• Medications can slow down nutrient production.
– Example: Vitamin K is produced by bacteria in the intestines.
Antibiotics kill harmful bacteria, but they can also kill helpful
bacteria, including bacteria that produce vitamin K in the intestine.
• Medications can interfere with the body’s ability to
metabolize nutrients.
– Example: Some anticonvulsants alter the activity of liver enzymes,
causing increase metabolism of folate, vitamin D and vitamin K.
• Medications can increase the loss of a nutrient.
– Example: Diuretics remove excess fluid from the body. Some
diuretics may also increase loss of potassium along with fluids.
Potassium is very important in proper functioning of the heart and other
muscles.
32. Food-Drug Interactions (1)
Food and nutrients can also alter a medication’s effectiveness in many
ways.
• Food can increase or decrease the absorption of a drug. Absorbing
less than the intended dose may decrease the effect of the drug.
Absorbing more than the intended dose increases the chance for an
overdose effect.
– Example: Dietary calcium can bind to the antibiotic tetracycline. As a result
the body does not absorb the amount of antibiotic intended.
– Example: Drugs are absorbed more quickly into the body when the
stomach is empty. Having food in the stomach will slow down a
medication’s absorption. Sometimes a medication should be taken with food.
Other medications should be taken on an empty stomach, one hour before or two
hours after eating. It is important to read the directions to see if a medication
should be taken with or without food.
• Makanan dapan menghambat penyerapan obat.
33. Food-Drug Interactions (2)
• Foods or nutrients may interfere with a drug’s
metabolism or a drug’s action in the body.
– Example: Aged and fermented foods contain a chemical called
tyramine that interacts with a medication, monoamine oxidase
inhibitor. This interaction can result in dangerously high blood
pressure.
Example: Vitamin K can decrease the effectiveness of certain
anticoagulant medications.
• Foods or nutrients may be needed for the removal of a
medication from the body.
– Example: Liver enzymes prepare medications for removal from the
body. These enzymes require nutrients to work properly. If required
nutrients are not present, medications may stay active in the body
longer than they are supposed to.
34. Alcohol vs Drug
• Alcohol and medications do not mix well. Alcohol can
adversely affect medications as well as nutrients.
• Alcohol can slow down the body’s metabolism.
• As a result medications can stay active in the body
longer than they were supposed to.
• In some cases, mixing alcohol and medications can be
fatal.
• A rule of thumb is to avoid alcoholic beverages when
taking prescription or over-the-counter medications.
35. Nutrient Supplements and Drugs
• Nutrient supplements themselves can result in drug-
nutrient interactions. In excessive amounts, vitamins and
minerals act like drugs instead of nutrients.
• Nutrients in excessive amounts may interact with other
nutrients or may even be toxic.
• Large amounts of zinc can interfere with copper and iron
absorption. Similarly, large amounts of iron can interfere
with zinc absorption.
36. Contoh Interaksi Obat dan Makanan
1. Antibiotik (Siprofloksasin, Tetrasiklin, Azitromisin) tidak
boleh diminum bersama susumaupun produk susu
karena menyebabkan terbentuknya senyawa
khealat yang membuat Antibiotik sulit diserap dalam
tubuh sehingga dapat terjadi gagal terapi.
2. Reaksi antara zat besi (misalnya dalam daging /
bayam) dengan Antibiotik golongan Fluorokuinolon
akan menurunkan kinerja Antibiotik.
3. Meminum kopi bersamaan dengan obat pemacu
Susunan Syaraf Pusat misalnya Metilfenidat akan
meningkatkan denyut jantung, menimbulkan rasa
cemas dan gangguan tidur.
37. Contoh Interaksi Obat dan Makanan
3. Konsumsi obat lambung Antasida bersamaan dengan
makanan yang mengandung vitamin A dan B akan
menurunkan penyerapan vitamin.
4. Kandungan zat tanin dalam teh akan menghambat
penyerapan obat yang mengandung zat besi maupun
senyawa aktif lainnya.
5. Jangan minum Alkohol bila sedang mengonsumsi obat
penurun panas seperti Paracetamol karena dapat
mengakibatkan kerusakan hati dan perdarahan saluran
cerna.
38. Contoh Interaksi Obat dan Makanan
6. Obat asma (Teofilin, Albuterol, Ephinephrine) bila berinteraksi
dengan makanan berlemak tinggi dapat meningkatkan kadarobat
dalam darah sehingga efek samping yang timbul semakin besar.
7. Konsumsi bawang dan makanan bervitamin E bersamaan dengan
obat Warfarin dapat menimbulkan efek pengenceran darah yang
berlebihan.
8. Makanan atau minuman yang mengandung tiramin seperti alkohol,
keju dan daging olahan tidak boleh dikonsumsi bersama-sama dengan
obat antidepresan, karena dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah.