SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
AEROSOL INHALASI
Kelompok : 3
Asti pratiwi
Devid kitnas pardede
Fauziah
Masniati lingga
Mayana romauli silaen
Rini Nurayini
Sustriana Sitorus
Veronika yuliyani gultom
S1 FARMASI STIKes MEDISTRA LUBUK PAKAM
Pengertian aerosol
Menurut FI III
Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu
atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi
tekanan, berisi propelan atau campuran propelan
yang cukup untuk memancarkan isinya hingga
habis, dapat digunakan untuk obat luar atau obat
dalam dengan menggunakan propelan yang cukup.
Menurut FI IV
Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas
dibawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik
yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai
ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaiaan
topical pada kulit dan juga pemakaiaan local pada
hidung (aerosol nasal), mulut ( aerosol lingual ) atau
paru-paru ( aerosol inhalasi ) ukuran partikel untuk
aerosol inhalasi harus lebih kecil dari 10 m, sering
disebut juga “ inhaler dosis turukur “. Aerosol Busa
adalah emulsi yang mengandung satu atau lebih
zat aktif, surfaktan, cairan mengandung air atau
tidak, dan propelan.
Inhalasi
Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau
suspense terdiri atas satu atau lebih bahan obat
yang diberikan melalui saluran nafas hidung atau
mulut untuk memperoleh efek local dan sistemik.
Serbuk juga dapat diberikan secara inhalasi,
dengan menggunakan alat mekanik secara manual
untuk menghasilkan tekanan atau inhalasi yang
dalam bagi penderita yang bersangkutan.
Inhalen terdiri atas satu atau kombinasi
beberapa obat, yang karena bertekanan uap tinggi,
dapat terbawa oleh aliran udara kedalam saluran
hidung dan memberikan efek.
Beberapa alat terapi inhalasi :
 Metered Dose Inhaler (MDI)
 MDI tanpa Spacer
 Spacer (alat penyambung)
 Dry Powder Inhaler (DPI)
 Nebulizer
Keuntungan inhalasi
 langsung ke organ sasaran
 awitan kerja lebih singkat,
 dosis obat lebih kecil
 efek samping juga lebih kecil.
Untuk mendapatkan manfaat obat yang optimal ,
obat yang diberikan per inhalasi harus dapat
mencapai tempat kerjanya di dalam saluran napas.
Obat yang digunakan biasanya dalam bentuk
aerosol, yaitu suspensi partikel dalam gas.
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangi
deposisi (penumpukan) obat dalam mulut
(orofaring), sehingga mengurangi jumlah obat
yang tertelan, dan mengurangi efek sistemik.
Deposisi (penyimpanan) dalam paru pun lebih
baik, sehingga didapatkan efek terapetik
(pengobatan) yang baik. Obat hirupan dalam
bentuk bubuk kering (DPI = Dry Powder Inhaler)
seperti Spinhaler, Diskhaler, Rotahaler, Turbuhaler,
Easyhaler, Twisthaler memerlukan inspirasi (upaya
menarik/menghirup napas) yang kuat.
DOSIS YANG DI ANJURKAN :
Ø Inhalasi aerosol
* Anak : 100 mcg (1 hisapan) dan dapat
dinaikkan
menjadi 200 mcg (2 hisapan) bila perlu.
* Dewasa : 100-200 mcg (1-2 hisapan), 3-4 kali
sehari
Ø Inhalasi cair
* Dewasa dan anak >18 bulan : 2,5 mg diberikan
sampai 4 kali sehari atau 5 kali bila perlu.
* Catatan : manfaat terapi ini pada anak
Keuntungan Pemakaian Aerosol
 Sebagian obat dapat dengan mudah diambil
dari wadah tanpa sisanya menjadi tercemar
atau terpapar.
 Berdasarkan pada wadah aerosol yang kedap
udara, maka zat obat terlindung dari pengaruh
yang tidak diinginkan akibat O2 dan
kelembapan udara.
 Pengobatan topikal dapat diberikan secara
merata, melapisi kulit tanpa menyentuh daerah
yang diobati.
 Dengan formula yang tepat dan pengontrolan
katup, bentuk fisik dan ukuran partikel produk
yang dipancarkan dapat diatur yang mungkin
mempunyai andil dalam efektivitas obat;
contohnya, kabut halus yang terkendali dari
 Penggunaan aerosol merupakan proses
yang “bersih,” sedikit tidak memerlukan
“pencucian” oleh pemakainya.
 Mudah digunakan dan sedikit kontak dengan
tangan
 Bahaya kontaminasi tidak ada karena wadah
kedap udara
 Iritasi yang disebabkan oleh pemakaian
topikal dapat dikurangi
 Takaran yang dikehendaki dapat diatur
 Bentuk semprotan dapat diatur
Kerugian Pemakaian Aerosol
1) MDI biasanya mengandung bahan obat
terdispersi dan masalah yang sering timbul
berkaitan dengan stabilitas fisiknya;
2) Seringnya obat menjadi kurang efektif;
3) Efikasi klinik biasanya tergantung pada
kemampuan pasien menggunakan MDI
dengan baik dan benar.
SYSTEM AEROSOL
System 2 Fase (gas dan cair)
1) terdiri atas larutan zat aktif dalam propelan
cair dan propelan bentuk uap ,
2) sebagai Pelarut digunakan etanol,
propilenglikol, PEG untuk menambah
kelarutan zat aktif
3) Fase gas dan fase cair atau fase gas dan
fase padat untuk aerosol yang berbentuk
serbuk
4) fase cair dapat terdiri dari komponen zat
aktif / campuran zat aktif dan propelan cair /
komponen propelan yang dilarutkan di
dalamnya. Yang termasuk system ini antara
lain yaitu:
 aerosol ruang ( space sprays) : insektisida, deodorant
aerosol pelapis permukaan ( surface coating sprays ) :
cat, hair sprays
aerosol system dua fase ini beroperasi pada tekanan
30 – 40 p.s.i.g ( pounds per square in gauge ) pada
suhu 21ºC.
System 3 Fase (gas, cair, padat atau cair)
Terdiri dari suspense atau emulsi zat aktif,
propelan cair dan uap propelan. Suspense terdiri dari
zat aktif yang dapat di dispersikan dalam system
propelan dengan zat tambahan yang sesuai seperti
zat pembasah atau bahan pembawa padat seperti
talk dan silica koloida.
Aerosol system 3 fase ini beroperasi pada
tekanan 15 p.s.i.g ( pounds per square in gauge)
pada suhu 21ºC.
Komponen aerosol
1. WADAH
2. PROPELAN
3. KONSENTRAT MENGANDUNG ZAT
AKTIF
4. KATUP
5. Aktuator
6. Tangkai
7. Pengikat
8. Pegas
9. Lengkungan bantalan
10. Badan
11. Pipa tercelup
PEMBUATAN AEROSOL
Proses pengisian dengan pendinginan
Proses pengisian dengan tekanan ( Panas )
Pengendalian Proses Pembuatan
Formulasi earosol
1. Bahan obat yang terdiri dari zat aktif dan zat
tambahan seperti pelarut, anti oksidan dan surfaktan
2. Propelan, dapat tungal atau campuran.
Zat tambahan dan propelan tersebut sebelum
diformulasikan harus diketahui betul- betul secara fisik,
kimianya dan efek yang ditimbulkan terhadap sediaan
jadi. Tergantung tipe aerosol yang dipakai, aerosol
farmasi dapat dibuat sebagai embun halus, pancaran
basah, dan busa
stabil.
Cara kerja aerosol
A. Jika suatu gas yang dicairkan berada daalam wadah yang
tertutup, maka sebagai dari gas tersebut akan menjadi uap dan
sebagian lagi tetap cair. Dalam keaadaan keseimbangan, fase uap
naik, fase cair turun.
B. Komponen zat aktif dari obat dilarutkan / di dispersikan dalam
fase cair dri gas tersebut.
C. Fase uap gas memberi tekanan pada dinding dan pernukaan
fase cair.
D. Jika pada fase cair dimasukan tabung yang pangkalnya
melekap pada katup dan hanya ujungnya yang masuk ke fase cair,
maka karena tekanan uap tersebut, fase cair akan naik melalui
tabung ke lubang katup.
E. Jika tombol pembuka ( actuator ) ditekan, katup terbuka, fase
cair didorong keluar selama actuator ditekan.
F. Fase gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair
yang menguap.
G. Fase cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didihnya
terlampaui, akan menguap di udara menyebabkan terjadinya
bentuk semprotan atau spray.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH


More Related Content

What's hot

Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiNur Fadillah
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol PalmitatPerhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitatzipiklan
 
Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.Pharmacist
 
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarNesha Mutiara
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenKezia Hani Novita
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 

What's hot (20)

Gel
GelGel
Gel
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Komunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Makalah cangkang kapsul
Makalah cangkang kapsulMakalah cangkang kapsul
Makalah cangkang kapsul
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Teknik peracikan
Teknik peracikanTeknik peracikan
Teknik peracikan
 
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol PalmitatPerhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.
 
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 

Viewers also liked

Terapi inhalasi terbaru
Terapi inhalasi terbaruTerapi inhalasi terbaru
Terapi inhalasi terbarumatzrohwandi
 
Laporan praktikum modul vi
Laporan praktikum modul viLaporan praktikum modul vi
Laporan praktikum modul viDevi Apriansyah
 
Laporan praktikum modul 5
Laporan praktikum modul 5Laporan praktikum modul 5
Laporan praktikum modul 5Devi Apriansyah
 
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup EritromicinEvaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicinzipiklan
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Nova Rizky
 
Formulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogon
Formulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogonFormulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogon
Formulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogonDwina Ramadhani
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalLaporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalErnalia Rosita
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaHani Ani
 

Viewers also liked (14)

Terapi inhalasi terbaru
Terapi inhalasi terbaruTerapi inhalasi terbaru
Terapi inhalasi terbaru
 
Kemasan aerosol
Kemasan aerosolKemasan aerosol
Kemasan aerosol
 
Laporan praktikum modul vi
Laporan praktikum modul viLaporan praktikum modul vi
Laporan praktikum modul vi
 
Laporan praktikum modul 5
Laporan praktikum modul 5Laporan praktikum modul 5
Laporan praktikum modul 5
 
Kapsul
KapsulKapsul
Kapsul
 
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup EritromicinEvaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
Evaluasi Sediaan Dry Sirup Eritromicin
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Formulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogon
Formulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogonFormulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogon
Formulasi sediaan tablet ekstrak serai wangi (cymbopogon
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
 
Fts
FtsFts
Fts
 
GRANULASI BASAH
GRANULASI BASAHGRANULASI BASAH
GRANULASI BASAH
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalLaporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
 

Similar to AEROSOL INHALASI

Similar to AEROSOL INHALASI (20)

Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)
 
aerosol
aerosolaerosol
aerosol
 
Aerosol
AerosolAerosol
Aerosol
 
alat Inhalationes
alat Inhalationesalat Inhalationes
alat Inhalationes
 
10_#$^+....Bentuk Sediaan Farmasi X.pptx
10_#$^+....Bentuk Sediaan Farmasi X.pptx10_#$^+....Bentuk Sediaan Farmasi X.pptx
10_#$^+....Bentuk Sediaan Farmasi X.pptx
 
Bentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptxBentuk Sediaan.pptx
Bentuk Sediaan.pptx
 
Biofarmasetika Materi Sediaan Inhalasi
Biofarmasetika Materi Sediaan InhalasiBiofarmasetika Materi Sediaan Inhalasi
Biofarmasetika Materi Sediaan Inhalasi
 
Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1Farmakologi tugas kel 1
Farmakologi tugas kel 1
 
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuueeFarmakologi tugas kel 1 yuhuuee
Farmakologi tugas kel 1 yuhuuee
 
Terapi inhalasi pada anak
Terapi inhalasi pada anakTerapi inhalasi pada anak
Terapi inhalasi pada anak
 
Alat-alat_Terapi_Inhalasi_Fixm.pdf
Alat-alat_Terapi_Inhalasi_Fixm.pdfAlat-alat_Terapi_Inhalasi_Fixm.pdf
Alat-alat_Terapi_Inhalasi_Fixm.pdf
 
SEDIAAN_AEROSOL .pdf
SEDIAAN_AEROSOL .pdfSEDIAAN_AEROSOL .pdf
SEDIAAN_AEROSOL .pdf
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2Otm gentamisin 2
Otm gentamisin 2
 
Bentuk – bentuk obat
Bentuk – bentuk obatBentuk – bentuk obat
Bentuk – bentuk obat
 
Nebulizer
NebulizerNebulizer
Nebulizer
 
Prinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptx
Prinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptxPrinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptx
Prinsip-Prinsip Pemberian Obat.pptx
 
Dasar obat
Dasar obat Dasar obat
Dasar obat
 
Sedian serbuk.ppt
Sedian serbuk.pptSedian serbuk.ppt
Sedian serbuk.ppt
 

Recently uploaded

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 

Recently uploaded (20)

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 

AEROSOL INHALASI

  • 1. AEROSOL INHALASI Kelompok : 3 Asti pratiwi Devid kitnas pardede Fauziah Masniati lingga Mayana romauli silaen Rini Nurayini Sustriana Sitorus Veronika yuliyani gultom S1 FARMASI STIKes MEDISTRA LUBUK PAKAM
  • 2. Pengertian aerosol Menurut FI III Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan, berisi propelan atau campuran propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis, dapat digunakan untuk obat luar atau obat dalam dengan menggunakan propelan yang cukup.
  • 3. Menurut FI IV Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas dibawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaiaan topical pada kulit dan juga pemakaiaan local pada hidung (aerosol nasal), mulut ( aerosol lingual ) atau paru-paru ( aerosol inhalasi ) ukuran partikel untuk aerosol inhalasi harus lebih kecil dari 10 m, sering disebut juga “ inhaler dosis turukur “. Aerosol Busa adalah emulsi yang mengandung satu atau lebih zat aktif, surfaktan, cairan mengandung air atau tidak, dan propelan.
  • 4. Inhalasi Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau suspense terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran nafas hidung atau mulut untuk memperoleh efek local dan sistemik. Serbuk juga dapat diberikan secara inhalasi, dengan menggunakan alat mekanik secara manual untuk menghasilkan tekanan atau inhalasi yang dalam bagi penderita yang bersangkutan. Inhalen terdiri atas satu atau kombinasi beberapa obat, yang karena bertekanan uap tinggi, dapat terbawa oleh aliran udara kedalam saluran hidung dan memberikan efek.
  • 5. Beberapa alat terapi inhalasi :  Metered Dose Inhaler (MDI)  MDI tanpa Spacer  Spacer (alat penyambung)  Dry Powder Inhaler (DPI)  Nebulizer Keuntungan inhalasi  langsung ke organ sasaran  awitan kerja lebih singkat,  dosis obat lebih kecil  efek samping juga lebih kecil.
  • 6. Untuk mendapatkan manfaat obat yang optimal , obat yang diberikan per inhalasi harus dapat mencapai tempat kerjanya di dalam saluran napas. Obat yang digunakan biasanya dalam bentuk aerosol, yaitu suspensi partikel dalam gas. Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangi deposisi (penumpukan) obat dalam mulut (orofaring), sehingga mengurangi jumlah obat yang tertelan, dan mengurangi efek sistemik. Deposisi (penyimpanan) dalam paru pun lebih baik, sehingga didapatkan efek terapetik (pengobatan) yang baik. Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (DPI = Dry Powder Inhaler) seperti Spinhaler, Diskhaler, Rotahaler, Turbuhaler, Easyhaler, Twisthaler memerlukan inspirasi (upaya menarik/menghirup napas) yang kuat.
  • 7. DOSIS YANG DI ANJURKAN : Ø Inhalasi aerosol * Anak : 100 mcg (1 hisapan) dan dapat dinaikkan menjadi 200 mcg (2 hisapan) bila perlu. * Dewasa : 100-200 mcg (1-2 hisapan), 3-4 kali sehari Ø Inhalasi cair * Dewasa dan anak >18 bulan : 2,5 mg diberikan sampai 4 kali sehari atau 5 kali bila perlu. * Catatan : manfaat terapi ini pada anak
  • 8. Keuntungan Pemakaian Aerosol  Sebagian obat dapat dengan mudah diambil dari wadah tanpa sisanya menjadi tercemar atau terpapar.  Berdasarkan pada wadah aerosol yang kedap udara, maka zat obat terlindung dari pengaruh yang tidak diinginkan akibat O2 dan kelembapan udara.  Pengobatan topikal dapat diberikan secara merata, melapisi kulit tanpa menyentuh daerah yang diobati.  Dengan formula yang tepat dan pengontrolan katup, bentuk fisik dan ukuran partikel produk yang dipancarkan dapat diatur yang mungkin mempunyai andil dalam efektivitas obat; contohnya, kabut halus yang terkendali dari
  • 9.  Penggunaan aerosol merupakan proses yang “bersih,” sedikit tidak memerlukan “pencucian” oleh pemakainya.  Mudah digunakan dan sedikit kontak dengan tangan  Bahaya kontaminasi tidak ada karena wadah kedap udara  Iritasi yang disebabkan oleh pemakaian topikal dapat dikurangi  Takaran yang dikehendaki dapat diatur  Bentuk semprotan dapat diatur
  • 10. Kerugian Pemakaian Aerosol 1) MDI biasanya mengandung bahan obat terdispersi dan masalah yang sering timbul berkaitan dengan stabilitas fisiknya; 2) Seringnya obat menjadi kurang efektif; 3) Efikasi klinik biasanya tergantung pada kemampuan pasien menggunakan MDI dengan baik dan benar.
  • 11. SYSTEM AEROSOL System 2 Fase (gas dan cair) 1) terdiri atas larutan zat aktif dalam propelan cair dan propelan bentuk uap , 2) sebagai Pelarut digunakan etanol, propilenglikol, PEG untuk menambah kelarutan zat aktif 3) Fase gas dan fase cair atau fase gas dan fase padat untuk aerosol yang berbentuk serbuk 4) fase cair dapat terdiri dari komponen zat aktif / campuran zat aktif dan propelan cair / komponen propelan yang dilarutkan di dalamnya. Yang termasuk system ini antara lain yaitu:
  • 12.  aerosol ruang ( space sprays) : insektisida, deodorant aerosol pelapis permukaan ( surface coating sprays ) : cat, hair sprays aerosol system dua fase ini beroperasi pada tekanan 30 – 40 p.s.i.g ( pounds per square in gauge ) pada suhu 21ºC. System 3 Fase (gas, cair, padat atau cair) Terdiri dari suspense atau emulsi zat aktif, propelan cair dan uap propelan. Suspense terdiri dari zat aktif yang dapat di dispersikan dalam system propelan dengan zat tambahan yang sesuai seperti zat pembasah atau bahan pembawa padat seperti talk dan silica koloida. Aerosol system 3 fase ini beroperasi pada tekanan 15 p.s.i.g ( pounds per square in gauge) pada suhu 21ºC.
  • 13. Komponen aerosol 1. WADAH 2. PROPELAN 3. KONSENTRAT MENGANDUNG ZAT AKTIF 4. KATUP 5. Aktuator 6. Tangkai 7. Pengikat 8. Pegas 9. Lengkungan bantalan 10. Badan 11. Pipa tercelup
  • 14. PEMBUATAN AEROSOL Proses pengisian dengan pendinginan Proses pengisian dengan tekanan ( Panas ) Pengendalian Proses Pembuatan
  • 15. Formulasi earosol 1. Bahan obat yang terdiri dari zat aktif dan zat tambahan seperti pelarut, anti oksidan dan surfaktan 2. Propelan, dapat tungal atau campuran. Zat tambahan dan propelan tersebut sebelum diformulasikan harus diketahui betul- betul secara fisik, kimianya dan efek yang ditimbulkan terhadap sediaan jadi. Tergantung tipe aerosol yang dipakai, aerosol farmasi dapat dibuat sebagai embun halus, pancaran basah, dan busa stabil.
  • 16. Cara kerja aerosol A. Jika suatu gas yang dicairkan berada daalam wadah yang tertutup, maka sebagai dari gas tersebut akan menjadi uap dan sebagian lagi tetap cair. Dalam keaadaan keseimbangan, fase uap naik, fase cair turun. B. Komponen zat aktif dari obat dilarutkan / di dispersikan dalam fase cair dri gas tersebut. C. Fase uap gas memberi tekanan pada dinding dan pernukaan fase cair. D. Jika pada fase cair dimasukan tabung yang pangkalnya melekap pada katup dan hanya ujungnya yang masuk ke fase cair, maka karena tekanan uap tersebut, fase cair akan naik melalui tabung ke lubang katup. E. Jika tombol pembuka ( actuator ) ditekan, katup terbuka, fase cair didorong keluar selama actuator ditekan. F. Fase gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair yang menguap. G. Fase cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didihnya terlampaui, akan menguap di udara menyebabkan terjadinya bentuk semprotan atau spray.