2. Pengertian aerosol
Menurut FI III
Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu
atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi
tekanan, berisi propelan atau campuran propelan
yang cukup untuk memancarkan isinya hingga
habis, dapat digunakan untuk obat luar atau obat
dalam dengan menggunakan propelan yang cukup.
3. Menurut FI IV
Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas
dibawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik
yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai
ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaiaan
topical pada kulit dan juga pemakaiaan local pada
hidung (aerosol nasal), mulut ( aerosol lingual ) atau
paru-paru ( aerosol inhalasi ) ukuran partikel untuk
aerosol inhalasi harus lebih kecil dari 10 m, sering
disebut juga “ inhaler dosis turukur “. Aerosol Busa
adalah emulsi yang mengandung satu atau lebih
zat aktif, surfaktan, cairan mengandung air atau
tidak, dan propelan.
4. Inhalasi
Inhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau
suspense terdiri atas satu atau lebih bahan obat
yang diberikan melalui saluran nafas hidung atau
mulut untuk memperoleh efek local dan sistemik.
Serbuk juga dapat diberikan secara inhalasi,
dengan menggunakan alat mekanik secara manual
untuk menghasilkan tekanan atau inhalasi yang
dalam bagi penderita yang bersangkutan.
Inhalen terdiri atas satu atau kombinasi
beberapa obat, yang karena bertekanan uap tinggi,
dapat terbawa oleh aliran udara kedalam saluran
hidung dan memberikan efek.
5. Beberapa alat terapi inhalasi :
Metered Dose Inhaler (MDI)
MDI tanpa Spacer
Spacer (alat penyambung)
Dry Powder Inhaler (DPI)
Nebulizer
Keuntungan inhalasi
langsung ke organ sasaran
awitan kerja lebih singkat,
dosis obat lebih kecil
efek samping juga lebih kecil.
6. Untuk mendapatkan manfaat obat yang optimal ,
obat yang diberikan per inhalasi harus dapat
mencapai tempat kerjanya di dalam saluran napas.
Obat yang digunakan biasanya dalam bentuk
aerosol, yaitu suspensi partikel dalam gas.
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangi
deposisi (penumpukan) obat dalam mulut
(orofaring), sehingga mengurangi jumlah obat
yang tertelan, dan mengurangi efek sistemik.
Deposisi (penyimpanan) dalam paru pun lebih
baik, sehingga didapatkan efek terapetik
(pengobatan) yang baik. Obat hirupan dalam
bentuk bubuk kering (DPI = Dry Powder Inhaler)
seperti Spinhaler, Diskhaler, Rotahaler, Turbuhaler,
Easyhaler, Twisthaler memerlukan inspirasi (upaya
menarik/menghirup napas) yang kuat.
7. DOSIS YANG DI ANJURKAN :
Ø Inhalasi aerosol
* Anak : 100 mcg (1 hisapan) dan dapat
dinaikkan
menjadi 200 mcg (2 hisapan) bila perlu.
* Dewasa : 100-200 mcg (1-2 hisapan), 3-4 kali
sehari
Ø Inhalasi cair
* Dewasa dan anak >18 bulan : 2,5 mg diberikan
sampai 4 kali sehari atau 5 kali bila perlu.
* Catatan : manfaat terapi ini pada anak
8. Keuntungan Pemakaian Aerosol
Sebagian obat dapat dengan mudah diambil
dari wadah tanpa sisanya menjadi tercemar
atau terpapar.
Berdasarkan pada wadah aerosol yang kedap
udara, maka zat obat terlindung dari pengaruh
yang tidak diinginkan akibat O2 dan
kelembapan udara.
Pengobatan topikal dapat diberikan secara
merata, melapisi kulit tanpa menyentuh daerah
yang diobati.
Dengan formula yang tepat dan pengontrolan
katup, bentuk fisik dan ukuran partikel produk
yang dipancarkan dapat diatur yang mungkin
mempunyai andil dalam efektivitas obat;
contohnya, kabut halus yang terkendali dari
9. Penggunaan aerosol merupakan proses
yang “bersih,” sedikit tidak memerlukan
“pencucian” oleh pemakainya.
Mudah digunakan dan sedikit kontak dengan
tangan
Bahaya kontaminasi tidak ada karena wadah
kedap udara
Iritasi yang disebabkan oleh pemakaian
topikal dapat dikurangi
Takaran yang dikehendaki dapat diatur
Bentuk semprotan dapat diatur
10. Kerugian Pemakaian Aerosol
1) MDI biasanya mengandung bahan obat
terdispersi dan masalah yang sering timbul
berkaitan dengan stabilitas fisiknya;
2) Seringnya obat menjadi kurang efektif;
3) Efikasi klinik biasanya tergantung pada
kemampuan pasien menggunakan MDI
dengan baik dan benar.
11. SYSTEM AEROSOL
System 2 Fase (gas dan cair)
1) terdiri atas larutan zat aktif dalam propelan
cair dan propelan bentuk uap ,
2) sebagai Pelarut digunakan etanol,
propilenglikol, PEG untuk menambah
kelarutan zat aktif
3) Fase gas dan fase cair atau fase gas dan
fase padat untuk aerosol yang berbentuk
serbuk
4) fase cair dapat terdiri dari komponen zat
aktif / campuran zat aktif dan propelan cair /
komponen propelan yang dilarutkan di
dalamnya. Yang termasuk system ini antara
lain yaitu:
12. aerosol ruang ( space sprays) : insektisida, deodorant
aerosol pelapis permukaan ( surface coating sprays ) :
cat, hair sprays
aerosol system dua fase ini beroperasi pada tekanan
30 – 40 p.s.i.g ( pounds per square in gauge ) pada
suhu 21ºC.
System 3 Fase (gas, cair, padat atau cair)
Terdiri dari suspense atau emulsi zat aktif,
propelan cair dan uap propelan. Suspense terdiri dari
zat aktif yang dapat di dispersikan dalam system
propelan dengan zat tambahan yang sesuai seperti
zat pembasah atau bahan pembawa padat seperti
talk dan silica koloida.
Aerosol system 3 fase ini beroperasi pada
tekanan 15 p.s.i.g ( pounds per square in gauge)
pada suhu 21ºC.
13. Komponen aerosol
1. WADAH
2. PROPELAN
3. KONSENTRAT MENGANDUNG ZAT
AKTIF
4. KATUP
5. Aktuator
6. Tangkai
7. Pengikat
8. Pegas
9. Lengkungan bantalan
10. Badan
11. Pipa tercelup
15. Formulasi earosol
1. Bahan obat yang terdiri dari zat aktif dan zat
tambahan seperti pelarut, anti oksidan dan surfaktan
2. Propelan, dapat tungal atau campuran.
Zat tambahan dan propelan tersebut sebelum
diformulasikan harus diketahui betul- betul secara fisik,
kimianya dan efek yang ditimbulkan terhadap sediaan
jadi. Tergantung tipe aerosol yang dipakai, aerosol
farmasi dapat dibuat sebagai embun halus, pancaran
basah, dan busa
stabil.
16. Cara kerja aerosol
A. Jika suatu gas yang dicairkan berada daalam wadah yang
tertutup, maka sebagai dari gas tersebut akan menjadi uap dan
sebagian lagi tetap cair. Dalam keaadaan keseimbangan, fase uap
naik, fase cair turun.
B. Komponen zat aktif dari obat dilarutkan / di dispersikan dalam
fase cair dri gas tersebut.
C. Fase uap gas memberi tekanan pada dinding dan pernukaan
fase cair.
D. Jika pada fase cair dimasukan tabung yang pangkalnya
melekap pada katup dan hanya ujungnya yang masuk ke fase cair,
maka karena tekanan uap tersebut, fase cair akan naik melalui
tabung ke lubang katup.
E. Jika tombol pembuka ( actuator ) ditekan, katup terbuka, fase
cair didorong keluar selama actuator ditekan.
F. Fase gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair
yang menguap.
G. Fase cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didihnya
terlampaui, akan menguap di udara menyebabkan terjadinya
bentuk semprotan atau spray.