SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN EKUITAS
DAN HUTANG SERTA PEMBAYARAN KEMBALI
MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II
(AUDITING II)
OLEH DOSEN DEWI MAHMUDAH SE.,M.Acc
MAKALAH
KELOMPOK IV.B :
KHATIJAH/101401039/B
SARIANTO/101401056/B
SAFARUDDIN/101401032/B
ERDI RUSLI/101401047/B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERIODE 2016/2017
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Audit atas Siklus Perolehan
Ekuitas dan Hutang serta Pembayaran Kembali”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Dewi Mahmuda, SE.,
M.Acc. dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II (Auditing II) di Universitas
Muhammadiyah Buton Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Baubau, 22 Oktober 2016
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Siklus Perolehan Modal ..............................3
2.2 Audit atas Saldo Utang ...................................................4
2.3 Audit atas Akun Wesel Bayar ........................................ 11
2.4 Audit atas Akun Ekuitas ................................................ 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................. 20
3.2 Saran ............................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk membuat
perusahaan memiliki nilai perusahaan yang tinggi dalam bidang bisnis
perusahaan tersebut. Untuk mengembangkan perusahaan tentunya
memerlukan modal dari para investor saham dalam sumber pendanaan
perusahaan tersebut. Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah
lingkungan ekonomi yang dalam jangka panjang bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) perussahaan.
Kelangsungan hidup suatu usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan
manajemen dalam mengelola sumber pendanaan perusahaan agar bertahan
hidup.
Going concern adalah kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Suatu entitas bisnis dalam
menjalankan usahanya tidak hanya menghasilkan keuntungan seoptimal
mungkin, tetapi juga bertujuan menjaga going concern perusahaan.
Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh sumber modal atau
pendanaan yang diterima untuk membuat perusahaan terus beroperasi secara
maksimal. Sumber pendanaan perusahaan sebagai modal dapat berasal dari
pihak berelasi ataupun pihak ketiga. Sumber pendanaan dari pihak berelasi
diterima dalam bentuk penanaman modal saham atau pemberian dana
kepada entitas perusahaan. Sumber dana dari pihak ketiga dapat dilakukan
dengan cara peminjaman uang ke bank dengan sebuah jaminan atau tanpa
jaminan.
Utang dalam akuntansi adalah sebuah kewajiban yang harus dilunasi
atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa mendatang. Utang dibagi
dalam dua golongan, yaitu utang lancar yang merupakan kewajiban yang
2
dapat dipenuhi dalam waktu jangka pendek, dan utang tidak lancar yang
merupakan kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun. Biasanya
terdiri dari hutang jangka panjang, utang obligasi, dll. Auditing memberikan
nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan public
sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaan akan
memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Tujuan keseluruhan audit siklus
perolehan modal dan pengendaliannya yaitu untuk mengevaluasi apakah
akun yang dipengaruhi oleh modal dan pengendaliannya untuk perolehan
secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.
Dari uraian-uraian di atas, maka dapat dilihat bagaimana pentingnya
audit atas pencatatan utang dan modal. Untuk itu penulis membuat makalah
dengan judul “Audit atas Siklus Perolehan Ekuitas dan Hutang serta
Pembayaran Kembali”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana karakteristik siklus perolehan modal & pengembaliannya ?
1.2.2 Bagaimana audit atas saldo utang ?
1.2.3 Bagaimana audit atas akun wesel bayar ?
1.2.4 Bagaimana audit atas akun ekuitas ?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan tujuan dalam
penulisan makalah ini adalah :
1.3.1 Untuk memahami dan mendeskripsikan karakteristik siklus perolehan
modal dan pembayaran kembali
1.3.2 Untuk memahami dan mendeskripsikan audit atas saldo utang
1.3.3 Untuk memahami dan mendeskripsikan audit atas akun wesel bayar
1.3.4 Untuk memahami dan mendeskripsikan audit atas ekuitas
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Siklus Perolehan Modal & Pengembaliannya
Siklus perolehan modal dan pengembaliannya yang menyangkut
perolehan sumber-sumber modal melalui pinjaman berbunga dan ekuitas
pemegang saham serta pengembalian modal.siklus ini juga mencakup
pembayaran buga dan dividen.
2.1.1 Empat karakteristik siklus perolehan modal dan pengembaliannya
mempengaruhi akun-akun tersebut:
a. Hanya relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo
akun,tetapi setiap transaksi seringkali sangat material.sebagai
contohperusahaan jarang menerbitkan obligasi,tetapi begitu
obligasi diterbitkan,jumlahnya biasanya material.oleh karena
ukuran yang besar itulah,sebagai bagian dari pemeriksaan atas
saldo akun neraca,auditor memeriksa setiap transaksi yang
terjadi dalam siklus ini sepanjang tahun.Skedul atau daftar
kebanyakan akun yang ada dalam siklus ini berisi saldo
awal,transaksi yang terjadi sepanjang tahun yang diaudit,dan
saldo akhir tahun.
b. Kesalahan penyajian atau penghilangan satu transaksi saja bisa
material.akibatnya tekanaan utama auditor dalam pengauditor
akun-akun tersebut seringkali diletakkan pada tujuan pada
tujuan audit saldo kelengkapan dan ketelitian.
c. Terdapat hubungan hukum antara entitas klien dengan
pemegang saham,obligasi,atau dokumen lain serupa itu.dalam
pengauditan transaksi-transaksi dalam siklus ini,auditor harus
sangat cermat untuk memastikan bahwa persyaratan yang
4
mempengaruhi laporan keuangan telah terpenuhi dan disajikan
dan diungkapakan dengan dengan memadai.
d. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen
dengan kewajiban dan ekuitas dalam mengaudit kewajiban
berbunga,auditor harus secara simultan memeriksa pula beban
bunga dan utang bunga.Demikian pula halnya dalam
pengauditor ekuitas pemilik.dividen yang diumumkan,dan utang
dividen.
2.2 Audit atas Saldo Utang
Hutang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar oleh perusahaan
atas kegiatan perusahaan dalam usaha normalnya. Dalam pelaksanaan audit,
seorang auditor akan berusaha untuk melakukan pengujian pengendalian
secara efektif. Dalam pengujian akun hutang usaha ini sangat menentukan
keberhasilan auditor untuk untuk mengaudit investasi atau siklus
pembayaran. Apabila pengujian ini berhasil maka auditor akan mengurangi
prosedur analitik dan pengujian terinci atas saldo hutang usaha.
2.2.1 Metode Pengujian Terinci atas Utang Usaha yaitu :
a. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi hutang
usaha
b. Menilai resiko pengendalian serta merancang dan melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
c. Merancang dan melaksanakan prosedur analitik
d. Merancang dan melaksanakan pengujian terinci atas saldo
hutang usaha
2.2.2 Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Utang Usaha
a. Memperoleh keyakinan terhadap keandalan catatan akuntansi
yang bersangkutan hutang usaha.
b. Membuktikan keberadaan hutang usaha dan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan hutang usaha yang dicantumkan
di neraca.
5
c. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan
akuntansi dan kelangsungan saldo usaha yang disajikan di
neraca.
d. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca.
e. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang
usaha di neraca.
2.2.3 Dokumen terkait utang
a. Pesanan Pembelian adalah dokumen yang mengidentifikasikan
deskripsi, jumlah, dan informasi terkait untuk barang dan jasa
yang akan dibeli prusahaan.
b. Laporan barang adalah dokumen yang dibuat pada saat barang
berwujud dierima yang menunjukkan deskripsi tentang barang,
jumlah yang diterima, tanggal penerimaan, dan data lain yang
relevan.
c. Berkas Transaksi Pembelian. Berkas yang dihasilkan melalui
computer yang meliputi semua transaksi perolehan yang
diproses oleh sistem akuntasi untuk suatu periode tertentu.
d. Faktur Pemasok adalah dokumen yang menunjukkan hal-hal
seperti deskripsi serta jumlah barang dan jasa yang diterima,
harga (termasuk ongkos angkut), syarat potongan tunai, dan
tanggal penerimaan kas.
e. Memo Debet adalah dokumen yang menunjukan pengurangan
jumlah yang menjadi hak pemasok karena pengembalian barang
atau pengurangan harga.
f. Voucher. Dokumen ini biasanya digunakan oleh organisasi
sebagai sarana formal pencatatan dan pengendalian perolehan.
g. Berkas Induk Hutang Usaha/Dagang. Berkas induk hutang
usaha/dagang adalah berkas untuk mencatat masing-masing
perolehan, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan harga
perolehan untuk masing-masing, pemasok.
6
h. Cek. Dokumen yang digunakan untuk membayar setiap
perolehan saat pembayaran jatuh tempo.
i. Berkas Transaksi Pengeluaran Kas. Berkas yang dihasilkan
computer yang meliputi semua transaksi pengeluaran kas yang
diproses oleh sistem akuntasi untuk periode tertentu.
2.2.4 Catatan terkait utang
a. Jurnal atau Daftar Perolehan Laporan yang dihasilkan dari
berkas transaksi perolehan yang biasanya mencakup nama
pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok akun untuk setiap
transaksi seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan,
utilitas. Laporan tersebut juga mengidentifikasi apakah
perolehan tersebut dilakukan secara tunai atau secara kredit.
b. Neraca Saldo Hutang Dagang. Neraca saldo hutang usaha berisi
daftar jumlah hutang ke pemasok atau untuk setiap faktur atau
voucher pada satu titik waktu tertentu.
c. Laporan Pemasok. Laporan pemasok disusun setiap bulan oleh
pemasok yang menunjukan saldo awal, perolehan, retur dan
pengurangan harga, pembayaran ke pemasok, dan saldo akhir.
Saldo dan aktifitas tersebut merupakan pernyataan pemasok atas
transaksi untuk periode tersebut dan bukan pernyataan klien.
Kecuali untuk jumlah dan perbedaan waktu yang
diperselisihkan, berkas induk hutang usaha klien seharusnya
sama dengan laporan pemasok.
d. Jurnal atau Daftar Pengeluaaran kas. Laporan yang dihasilkan
dari berkas transaksi pengeluaran kas yang meliputi semua
transaksi untuk periode waktu tertentu. Transaksi sama, yang
meliputi semua informasi yang relevan, tercakup didalam berkas
induk hutng usaha/dagang dan buku bersar.
2.2.5 Program Pengujian Subtantif Terhadap Utang Usaha
a. Prosedur audit awal
7
Sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yang
dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan utang
usaha yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor
melakukan rekonsiliasi antara informasi utang usaha yang
dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang
mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor
memperoleh keyakinan bahwa informasi utang usaha yang
dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang
dapat dipercaya.
1) Urut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo
akun Utang Usaha yang bersangkutan di dalam buku
besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo utang
usaha yang tercantum di neraca didukung dengan catatan
akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme
pencatatannya, maka saldo utang usaha yang di cantumkan
di neraca diusut ke akun buku besar.
2) Hitung kembali saldo akun utang usaha di buku besar.
Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian
perhitungan saldo akun utang usaha, auditor menghitung
kembali saldo akun piutang usaha dan utang wesel dengan
menambah saldo awal dengan jumlah pengkreditan dan
menguranginya dengan jumlah pendebitan tiap-tiap akun
tersebut.
3) Usut saldo awal akun utang usaha ke kertas kerja tahun
lalu. Sebelum auditor melakukanpengujian terhadap
transaksi rinci yang menyangkut akun piutang usaha, ia
perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal
akun tersebut.
4) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah
dan sumber posting dalam akun utang usaha. Ketidak
beresan dalam transaksi pembelian, pelunasan utang usaha
8
dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa,
baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun
utang usaha.
5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang
usaha ke jurnal yang bersangkutan. Untuk memperoleh
keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan
utang usaha berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan.
6) Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan
akun control utang usaha di buku besar. Saldo akun
control utang usaha di buku besar tersebut kemudian
dicocokkan dengan jumlah saldo akun pembantu utang
usahaa ke dalam arsip bukti kas keluar yang belum
ddibayar untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan
akuntansi klien yang bersangkutan dengan utang usaha
dapat dipercaya ketelitiannya.
b. Prosedur analitik
Pada tahap awal pengujian subtantif terhadap utang usaha,
pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam
memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang
memerlukan audit lebih intensif.
Ratio formula
Tingakat perputaran
utang usaha
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 ÷ 𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎
Rasio utang usaha
dengan utang lancar
𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎
÷ 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
c. Pengujian terhadap transaksi rinci
1) Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun utang
usaha ke dokumen yang mendukung timbulnta transaksi
tersebut. Prosedur audit ini dimulai oleh auditor dari buku
9
pembantu utang usaha. Pengujian dilaksanakan dengan
mengambil sampel berikut ini:
a) Sample akun debitur yang akan diperiksa transaksi
mutasinya.
b) Sampel transaksi yang dicatat dalam akun kreditur
pilihan.
2) Periksa pengkreditan akun utang usaha ke dokumen
pendukung bukti kas keluar (voucher), laporan
penerimaan barang, dan surat order pembelian.
3) Periksa pendebitan akun utang usaha ke dokumen
pendukung: bukti kas keluar, memo debit untuk retur
pembelian
4) Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi pembelian
dan retur pembelian
5) Periksa dokumen yang mendukung timbulnya utang usaha
dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu
pertama setelah tanggal neraca.
6) Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya utang
usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan
minggu pertama setelah tanggal neraca.
7) Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi
pengeluaran kas.
8) Periksa adanya utang usaha yang tidak di catat.
d. Pengujian terhadap saldo akun rinci
Tujuan pengujian saldo akun utang usaha rinci adalah
untuk memverifikasi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan,
kewajiban, penyajian dan pengungkapan. Keberadaan,
kelengkapan, kewajiban serta penyajian dan pengungkapan
utang usaha di neraca di buktikan oleh auditor dengan
mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur dan rekonsiliasi
10
utang usaha yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang
bulanan yang diterima oleh klien dari kreditur.
1) Lakukan konfirmasi utang usaha. Konfirmasi dalam
pengujian substantif terhadap utang usaha merupakan
prosedur yang tidak harus ditempuh (bukan merupakan
mandatory procedure) sepertihalnya dengan konfirmasi
piutang usaha.
2) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran
utang usaha setelah tangal neraca. Pembayaran utang
usaha yang dilakukan oleh klien dapat memberikan
petunjuk mengenai keberadaan kewajiban klien tersebut.
3) Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak dikonfirmasi
ke peryataan piutang bulanan yang diterima oleh klien dari
debitur. Utang klien kepada debitur yang tidak
dikonfirmasi dapat diverifikasi keberadaanya melalui
rekonsiliaasi akun utang kepada kreditur dengan surat
pernyataa piutang yang diterima secara bulanan dari
debitur.
e. Verifikasi dan pengungkapan
1) Periksa klasifikasi utang usaha di neraca. Unsure utang
lancar harus disajikan di neraca menurut urutan jatuh
temponya. Jika jumlahnya material, utang usaha harus
disajikan di neraca menjadi tiga golongan:
a) Utang usaha kepada kreditur usaha
b) Utang usaha kepada perusahaan afiliasi
c) Utang usaha kepada direksi, pemegang saham
utama, manager, dan karyawan perusahaan
2) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang
non usaha. Jika utang jangka panjang yang segera jatuh
tempo dilunasi dengan aktiva tidak lancar, maka jumlah
utang ini tetap disajikan di neraca dalam kelompok utang
11
jangka panjang, bukan utang lancar untuk menghindari
pengaruh signifikan terhadap perhitungan perubahan
posisi keuangan (modal kerja).
3) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang
usaha. Utang usaha yang dijamin dengan aktiva harus
diungkapkan secara memadai di neraca atau dalam
penjelasan laporan keuangan.
4) Mintalah informasi dari klien untuk menemukan
komitmen yang belum diungkap dan utang bersyarat dan
periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang usaha
tersebut.
5) Pelajari notulen rapat direksi sampai dengan tanggal
penyelesaiaan pekerjaan lapangan. Notulen rapat yang
diselenggarakan oleh direksi akan berpotensi
menimbulkan utang bersyarat.
6) Periksa kontrak-kontrak pembelian, penjualan, dan
kontrak yang lain.
7) Mintalah informasi dari pengacar klien mengenai perkara
pengadilan yang melibatkan klien
8) Kirimkan konfirmasi ke bank. Auditor meminta informasi
dari bank mengenai kewajiban bersyarat yang menjadi
tanggung jawab klien pada tanggal neraca.
9) Pelajari arsip korespondensi klien dengan lembaga
keuangan.
2.3 Audit atas Akun Wesel Bayar
Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang
terdiri dari pokok pinjaman dan bunganya yang mungkin dijamin atau tidak
dijamin dengan aset. Biasanya wasel diterbitkan untuk suatu periode
tertentu antara satu bulan sampai satu tahun, tapi ada juga yang jangka
waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk berbagai macam tujuan,
12
dan properti atau aset lain dijadikan sebagai jaminan pinjaman, seperti
misalnya sekuritas, piutang usaha, persediaan, dan aset tetap. Pokok
pinjaman dan tingkat bunga wesel harus dicantumkan dalam perjanjian
kredit. Untuk wesel jangka pendek pembayaran pokok pinjaman dan bunga
hanya diminta ketika wesel jatuh tempo. Untuk wesel berjangka lebih dari
90 hari, bunga biasanya dibayar secara bulanan atau kwartalan.
2.3.1 Tujuan dari pemerikasaan auditor atas wesel bayar adalah
a. Menentukan Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar
cukup memadai
b. Transaksi-transaksi berkenaan dengan pinjaman yang
melibatkan pokok serta bunga wesel telah diotorisasi secara
memadai dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik
audit atas transaksi yang telah ditetapkan.
c. Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang
masih harus dibayar yang berhubungan, telah dinyatakan dengan
wajar sesuai dengan kedelapan dari Sembilan tujuan spesifik
audit atas rincian saldo. (nilai yang dapat direalisasikan tidak
dapat diterapkan pada wesel bayar).
2.3.2 Pengendalian Internal
a. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru. Tanggung
jawab atas penerbitan wesel baru harus terletak pada dewan
direksi atau manajemen puncak. Biasanya diperlukan dua tanda
tangan pejabat tinggi perusahaan untuk setiap perjanjian
pinjaman.
b. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman
dan bunga. Pembayaran bunga dan pokok pinjaman harus
dikendalikan sebagai bagian dari siklus perolehan dan
pembayaran. Pada saat wesel diterbitikan, bagian akuntansi
harus menerima satu tembusan seperti pada penerimaan faktur
dan laporan penerimaan.
13
c. Dokumen dan catatan-catatan yang memadai. Hal ini meliputi
penyelenggaraan buku tambahan dan pengawasan terhadap
wesel-wesel kosong atau yang telah dibayar oleh petugas yang
bertanggung jawab.
d. Verifikasi yang independen secara periodik. Secara periodik,
catatan-catatan wesel yang dibuat terperinci, harus
direkonsiliasikan terhadap buku besar dan dibandingkan dengan
catatan pemegang wesel, oleh karyawan yang tidak bertanggung
jawab atas pencatatan kunci. Pada waktu yang sama, karyawan
independen harus menghitung kembali beban bunga wesel untuk
menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan.
2.3.3 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Pengujian atas transaksi-transaksi wesel bayar akan mencakup
penerbitan wesel serta pelunasan kembali pokok pinjaman dan
bunganya. Pengujian audit ini menjadi bagian dari pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk
penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pengujian tambahan atas
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi biasanya
dilakukan sebagai bagian dari pengujian saldo karena masing-masing
transaksi memiliki materialitas yang tinggi.
Pengujian pengendalian untuk wesel bayar dan bunga terkait
harus menekankan pada pengujian empat pengendalian internal yang
telah dibahas di atas. Sebagai tambahan, seorang auditor harus
melakukan verifikasi pencatatan yang akurat terhadap bukti
penerimaan dari pencairan wesel dan pembayaran pokok dan bunga.
2.3.4 Prosedur analitik
Prosedur analitis sangat penting dalam wesel bayar karena
pengujian transaksi beban bunga dan utang bunga dapat dihilangkan
jika hasilnya menguntungkan. Auditor perlu mengadakan suatu
prediksi independen atas biaya bunga, menggunakan rata-rata wesel
bayar yang beredar dan rata-rata tibgkat bunga agar auditor dapat
14
mengevaluasi kewajaran beban bunga dan menguji bila ada bunga
yang tidak diakui. Prosedur Analitis :
a. Hitung kembali taksiran beban bunga dengan dasar tingkat
bunga rata-rata wesel bayar bulanan keseluruhan.
b. Bandingkan wesel bayar yang beredar dengan tahun sebelumnya
c. Bandingkan saldo total wesel bayar, beban bunga, dan bunga
terhutang tahun sebelumnya
Kemungkinan Kekeliruan
a. Salah saji beban bunga atau bunga terhutang, atau pengabaian
wesel bayar beredar
b. Pengabaian atau salah saji wesel bayar
c. Salah saji beban bunga, bunga terhutang atau wesel bayar
sebelumnya
2.3.5 Pengujian Terinci atas Saldo
Metodologi untuk mendesain pengujian perincian atas saldo
dalam siklus akuisis modal dan pembayaran kembali sama yang
diaplikasikan pada akun lainnya. Dalam menentukan pengujian
perincian saldo untuk wesel bayar, auditor mempertimbangkan resiko
bisnis, salah saji yang dapat diterima, resiko bawaan, resiko
pengendalian, hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi dan hasil prosedur analitis.
Auditor seringkali menetapkan salah saji yang dapat diterima
pada tingkat rendah karena mereka hampir selalu dapat mengaudit
saldo akun dan transaksi yang memengaruhi saldo wesel bayar secara
keseluruhan. Khususnya, mereka juga menetapkan resiko bawaan
pada tingkat rendah karena menilaiakun yang benar biasanya mudah
ditentukan. Auditor biasanya paling memerhatikan dalam tujuan
kelengkapan untuk saldo wesel bayar dan pengungkapan wesel bayar
seperti jaminan dan batasan wesel bayar. Adapun 3 tujuan audit terkait
saldo yang terpenting dalam wesel bayar adalah sebagai berikut :
a. Wesel bayar yang ada telah dimasukkan (kelengkapan)
15
b. Wesel bayar di dalam skedul dibukukan secara akurat
(keakuratan)
c. Wesel bayar disajikan dan diungkapkan secara semestinya
(penyajian dan peng-ungkapan).
Oleh karena siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali itu
biasanya terdiri dari hanya sedikit transaksi, maka resiko pengendalian
dan hasil pengujian substantif atas transaksi menjadi tidak terlalu
penting dalam mendesain pengujian perincian saldo akun seperti
wesel bayar. Untuk kebanyakan transaksi dalam siklus, pertimbangan
utama auditor adalah bahwa setiap transaksi telah diotorisasi dengan
benar.
2.4 Audit atas Akun Ekuitas
Transaksi-transaksi ekuitas pemilik yang mungkin terjadi adalah
perubahan ekuitas pemilik disebabkan oleh laba atau rugi tahunan serta
pembagian deviden. Waktu yang digunakan untuk verifikasi ekuitas pemilik
pada perusahaan keluarga seringkali hanya sedikit walaupun auditor harus
melakukan pengujian terhadap catatan-catatan perusahaan. Verifikasi
terhadap ekuitas pemilik pada perusahaan public lebih rumit karena jumlah
pemegang saham yang lebih banyak serta seringnya terjadi pergantian
pemegang saham.
2.4.1 Tujuan Audit
a. Struktur pengendalian intern terhadap modal saham dan dividen
yang berkaitan mencukupi
b. Transaksi-transaksi “ekuitas pemilik” telah dicatat sesuai
dengan keenam tujuan spesifik audit.
c. Saldo-saldo ekuitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan
sesuai dengan tujuan spesifik audit rincian saldo (kepemilikan
dan nilai yang dapat direalisasikan tidak berlaku.
2.4.2 Pengendalian Internal
16
Otorisasi transaksi yang memadai, penerbitan modal saham,
pembelian kembali modal saham, penyelenggaraan pembukuan dan
pemisahan tugas yang memadai. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik
berikut ini umumnya memerlukan otorisasi yang khusus.
a. Pengeluaran modal saham. Otorisasi meliputi jenis saham yang
akan diterbitkan (misalnya apakah saham preferen atau saham
biasa), jumlah yang diterbitkan, nilai pari saham, kondisi
kekhususan dari saham selain saham biasa, dan tanggal
penerbitannya.
b. Pembelian kembali modal saham. Pembelian kembali saham,
baik saham biasa maupun saham preferen, waktu pembelian
kembali, dan jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian
kembali saham, seluruhnya harus disetujui oleh dewan direksi.
c. Pernyataan pembagian dividen. Dewan direksi harus
memberikan otorisasi terhadap bentuk dividen (tunai atau dalam
bentuk saham), jumlah dividen untuk setiap saham dan catatan
serta tanggal pembelian dividen
Prosedur terpenting untuk mencegah kekeliruan dalam ekuitas
pemilik adalah (1) kebijakan yang jelas untuk pembuatan sertifikat
saham dan pencatatan transaksi saham (2) verifikasi intern yang
independen terhadap informasi dalam catatan. Pada saat menerbitkan
dan mencatat saham, klien harus memastikan bahwa peraturan
pemedasar perusahaan telah dipenuhi.
2.4.3 Audit atas Modal Saham dan Tambahan Modal disetor
Terdapat 4 hal penting dalam audit terhadap modal saham dan
tambahan modal disetor di atas nilai pari:
a. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat
(kelengkapan)
Tujuan ini dengan mudah dapat dicapai jika digunakan
jasa pencatat atau agen pemindahan saham .Auditor dapat
meminta konfirmasi mereka mengenai transaksi-transaksi modal
17
saham dan mengenai nilai dari transaksi-transaksi saham
tersebut .Penelitian terhadap notulen rapat ,terutama yang dibuat
mendekati tanggal neraca dan pemeriksaan terhadap buku
catatan saham klien ,dapat juga menunjukkan adanya
pengeluaran dan pembelian kembali saham .
b. Transaksi-transaksi saham yang dicatat telah diotorisasi dan
nilainya tepat (keberadaan dan keakuratan)
Transaksi saham yang dicatat benar dan dicatat dengan
tepat. Pengeluaran saham baru secara tunai ,merjer dengan
perusahaan lain melalui pertukaran saham ,modal yang
dihadiahkan dan saham yang dibeli kembali semuanya
memerlukan audit yang ekstensif. Tanpa memperhartikan
pengendalian intern yang ada ,umunya seluruh transaksi modal
saham diverifikasi karena nilainya yang material dan sifat
permanen di dalam catatan. Keberadaan biasanya diuji dengan
memeriksa notulen rapat dewan direksi .
c. Modal saham dinilai dengan benar (keakuratan)
Ketetapan nilai transaksi saham yang dilakukan secara
tunai dapat diverifikasi dengan meminta konfirmasi tentang
jumlahnya kepada agen pemindahan saham dan menelusuri
jumlah transaksi saham yang ada ke dalam penerimaan uang .
Dalam hal pembelian kembali saham, jumlahnya ditelusuri ke
dalam jurnal pengeluaran kas.Selain itu, auditor harus
memeriksa jumlah yang dikredit ke dalam modal saham dan
tambahan modal disetor di atas nilai pari atau nilai modal saham
ditetapkan.
d. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara memadai
(penyajian dan pengungkapan)
Sumber informasi paling penting dalam menentukan
apakah modal saham telah diungkapkan secara memadai adalah
akte pendirian perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan
18
analisis auditor terhadap transaksi-transaksi modal saham.
Auditor harus yakin bahwa terdapat penjelasan yang mencukupi
untuk setiap golongan saham, termasuk informasi mengenai
jumlah saham yang diterbitkan dan yang beredar dan hak khusus
dari setiap jenis saham tertentu. Penyajian dan pengungkapan
yang layak tentang opsi saham, waran dan saham konvertibel
harus diverifikasi dengan memeriksa dokumen-dokumen hukum
atau bahan bukti lain yang membuktikan adanya peraturan-
peraturan tentang hal-hal tersebut di atas.
2.4.4 Audit atas Dividen
Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan
bukan saldo akhir. Kecuali jika ada hutang dividen. Tujuan-tujuan
terpenting dari kontrol terhadap dividen, termasuk yang berkaitan
dengan hutang dividen .
a. Dividen yang dicatat benar ada (keberadaan)
b. Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan)
c. Dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan)
d. Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham adalah benar
ada (keberadaan)
e. Hutang dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan)
2.4.5 Audit Saldo Laba
Untuk memulai audit atas saldo laba, auditor pertama kali perlu
menganalisis saldo laba perusahaan sepanjang tahun. Skedul audit
menunjukkan analisis tersebut, yang biasanya merupakan bagian dari
berkas permanen, termasuk deskripsi setiap transaksi yang
memengaruhi akun. Untuk memenuhi audit atas pengkreditan saldo
laba untuk laba bersih tahun berjalan (atau debet untuk kerugian),
auditor dapat menelusuri jurnal pada saldo laba ke laba bersih dalam
laporan laba rugi. Prosedur ini harus dilakukan setelah seluruh jurnal
penyesuaian yang memengaruhi laba bersih telah diselesaikan.
19
Kemudian setelah auditor yakin bahwa pencatatan transaksi
sudah diklasi-fikasikan dengan benar sebagai transaksi saldo laba,
langkah berikutnya adalah memutuskan apakah pencatatan tersebut
dilakukan dengan akurat. Bukti audit yang diperlukan dalam langkah
ini adalah untuk menentukan akurasi bergantung pada sifat transaksi.
Auditor juga harus mengevaluasi apakah terdapat transaksi yang
seharusnya dimasukkan tetapi ternyata tidak ada. Misalnya jika klien
mengumumkan deviden saham, maka nilai pasar yang diterbitkan
harus dikapitalisasi dengan cara mendebet saldo laba dan mengkredit
modal saham. Sama halnya jika dalam laporan keuangan terdapat
apropriasi saldo laba, maka auditor perlu mengevaluasi apakah
apropriasi itu masih diperlukan seperti tercatat pada tanggal neraca
ataukah tidak.
Standar akuntansi mensyaratkan adanya penyajian dan
pengungkapan informasi sehubungan dengan saldo laba. Fokus utama
auditor adalah untuk menentukan apakah tujuan penyajian dan
pengungkapan saldo laba dipenuhi khususnya yang berkaitan dengan
pengungkapan restriksi atas pembayaran deviden. Biasanya perjanjian
dengan pihak bank, pemegang saham, dan kreditur lainnya membatasi
jumlah deviden yang dapat dibayarkan klien. Restriksi ini harus
diungkapkan dalam penjelasan tambahan di laporan keuangan.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Karakteristik Siklus Perolehan Modal & Pengembaliannya
a. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo
perkiraan di atas tetapi seringkali setiap transaksi jumlahnya
material.
b. Tidak dimasukkannya satu transaksi yang jumlahnya tersendiri
mungkin material.
c. Terdapat hubungan hukum antara satuan usaha klien dan
pemegang saham, obligasi atau dokumen- dokumen kepemilikan
yang serupa.
d. Terdapat hubungan langsung antara perkiraan bunga dan dividen
dengan pinjaman dan modal.
3.1.2 Metode Pengujian Terinci atas Utang Usaha yaitu :
a. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi hutang
usaha
b. Menilai resiko pengendalian serta merancang dan melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
c. Merancang dan melaksanakan prosedur analitik
d. Merancang dan melaksanakan pengujian terinci atas saldo
hutang usaha
3.1.3 Tujuan dari pemerikasaan auditor atas wesel bayar adalah
a. Menentukan Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar
cukup memadai
b. Transaksi-transaksi berkenaan dengan pinjaman yang
melibatkan pokok serta bunga wesel telah diotorisasi secara
21
memadai dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik
audit atas transaksi yang telah ditetapkan.
c. Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang
masih harus dibayar yang berhubungan, telah dinyatakan dengan
wajar sesuai dengan kedelapan dari Sembilan tujuan spesifik
audit atas rincian saldo. (nilai yang dapat direalisasikan tidak
dapat diterapkan pada wesel bayar).
3.1.4 Tujuan Audit
a. Struktur pengendalian intern terhadap modal saham dan dividen
yang berkaitan mencukupi
b. Transaksi-transaksi “ekuitas pemilik” telah dicatat sesuai
dengan keenam tujuan spesifik audit.
c. Saldo-saldo ekuitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan
sesuai dengan tujuan spesifik audit rincian saldo (kepemilikan
dan nilai yang dapat direalisasikan tidak berlaku.
3.2 Saran
3.2.1 Untuk mahasiswa agar lebih memperhatikan hal-hal yang bersifat
resmi dalam pengauditan. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan
untuk membaca lebih detail tentang audit
3.2.2 Untuk masyarakat diharapkan dapat menganggap pengauditan lebih
serius, karena di Indonesia umumnya tidak mengenal tentang audit,
bahkan namanya saja tidak kenal.
3.2.3 Untuk perusahaan agar lebih jeli memilih auditor yang handal dan
ternama di dunia supaya kecurangan tidak terjadi diperusahaan-
perusahaan di Indonesia.
22
DAFTAR PUSTAKA
Noor, Reza. “Pengauditan Siklus Perolehan Modal dan Pengembaliannya”,
Published by http://leehyoakuntansi.blogspot.co.id (Diakses 20 Oktober
2016)
Akbar, Ilham. “Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif
Terhadap Saldo Utang Usaha”, Published by http://www.slideshare.net
(Diakses 20 Oktober 2016)
Stdln. “Audit atas Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Modal”, Published
by http://stdln.blogspot.co.id (Diakses 21 Oktober 2016)
Dase, Ira. “Pengujian Substantif atas Saldo Hutang Usaha” Published By
https://www.academia.edu (Diakses 21 Oktober 2016)

More Related Content

What's hot

Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususDIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalianIlham Akbar
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2iyandri tiluk wahyono
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IAkuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IZombie Black
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahReza Yudhalaksana
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranRudiah Purnami
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran KembaliAudit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran KembaliLuthfi Nk
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiAndiErwinGhozali
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)Jiantari Marthen
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalMhd. Abdullah Hamid
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaStephanie Isvirastri
 

What's hot (20)

Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalianMakalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran, pengujian pengendalian
 
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
Revenue ( Pengakuan Pendapatan ) Bag 2
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan IAkuntansi Keuangan Lanjutan I
Akuntansi Keuangan Lanjutan I
 
Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuanganLaporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1
 
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran KembaliAudit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba RugiBab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
Bab 19 Pemeriksaan Atas Perkiraan laba Rugi
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
Makalah auditing ii kel 4 audit siklus pengeluaran ii (jiantari c 301 09 013)
 
Tugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internalTugas pengauditan audit internal
Tugas pengauditan audit internal
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 

Viewers also liked

Tugas akuntansi pemerintah 1
Tugas akuntansi pemerintah 1Tugas akuntansi pemerintah 1
Tugas akuntansi pemerintah 1Marobo United
 
Bab 21 audit siklus perolehan dan pembayaran kembali modal ARCHIVES BLOG
Bab 21 audit siklus perolehan dan pembayaran kembali modal ARCHIVES BLOG Bab 21 audit siklus perolehan dan pembayaran kembali modal ARCHIVES BLOG
Bab 21 audit siklus perolehan dan pembayaran kembali modal ARCHIVES BLOG Vendrian Dinata
 
Makalah akuntansi cabang
Makalah akuntansi cabangMakalah akuntansi cabang
Makalah akuntansi cabangKhatijah Parewa
 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanDhita Arum
 
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...irlan_fery81
 
Makalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikMakalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikKhatijah Parewa
 
1.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 21.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 2DIANA LESTARI
 
Makalah audit manajemen (audit manufaktur) jiantari c 301 09 013
Makalah audit manajemen (audit manufaktur) jiantari c 301 09 013Makalah audit manajemen (audit manufaktur) jiantari c 301 09 013
Makalah audit manajemen (audit manufaktur) jiantari c 301 09 013Jiantari Marthen
 
Resum manajemen audit
Resum manajemen auditResum manajemen audit
Resum manajemen auditZivie Vieta
 
makalah bab 2 audit manajemen
 makalah bab 2 audit manajemen makalah bab 2 audit manajemen
makalah bab 2 audit manajemennovitahandayani04
 
Makalah audit manajemen audit sumber daya manusia (jiantari c 301 09 013)
Makalah audit manajemen audit sumber daya manusia (jiantari c 301 09 013)Makalah audit manajemen audit sumber daya manusia (jiantari c 301 09 013)
Makalah audit manajemen audit sumber daya manusia (jiantari c 301 09 013)Jiantari Marthen
 
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsStudy: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsLinkedIn
 

Viewers also liked (13)

Penerimaan Pemerintah
Penerimaan PemerintahPenerimaan Pemerintah
Penerimaan Pemerintah
 
Tugas akuntansi pemerintah 1
Tugas akuntansi pemerintah 1Tugas akuntansi pemerintah 1
Tugas akuntansi pemerintah 1
 
Bab 21 audit siklus perolehan dan pembayaran kembali modal ARCHIVES BLOG
Bab 21 audit siklus perolehan dan pembayaran kembali modal ARCHIVES BLOG Bab 21 audit siklus perolehan dan pembayaran kembali modal ARCHIVES BLOG
Bab 21 audit siklus perolehan dan pembayaran kembali modal ARCHIVES BLOG
 
Makalah akuntansi cabang
Makalah akuntansi cabangMakalah akuntansi cabang
Makalah akuntansi cabang
 
Bab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaanBab 17 audit siklus pembiayaan
Bab 17 audit siklus pembiayaan
 
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...
Analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pa...
 
Makalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikMakalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publik
 
1.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 21.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 2
 
Makalah audit manajemen (audit manufaktur) jiantari c 301 09 013
Makalah audit manajemen (audit manufaktur) jiantari c 301 09 013Makalah audit manajemen (audit manufaktur) jiantari c 301 09 013
Makalah audit manajemen (audit manufaktur) jiantari c 301 09 013
 
Resum manajemen audit
Resum manajemen auditResum manajemen audit
Resum manajemen audit
 
makalah bab 2 audit manajemen
 makalah bab 2 audit manajemen makalah bab 2 audit manajemen
makalah bab 2 audit manajemen
 
Makalah audit manajemen audit sumber daya manusia (jiantari c 301 09 013)
Makalah audit manajemen audit sumber daya manusia (jiantari c 301 09 013)Makalah audit manajemen audit sumber daya manusia (jiantari c 301 09 013)
Makalah audit manajemen audit sumber daya manusia (jiantari c 301 09 013)
 
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsStudy: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
 

Similar to AUDIT UTANG

Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...Ilham Akbar
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Ilham Akbar
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Ilham Akbar
 
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...Zaina Rizka
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...gitathiananda
 
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorMakalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorrizal hadi
 
Sifat siklus pengeluaran
Sifat siklus pengeluaranSifat siklus pengeluaran
Sifat siklus pengeluarandesiiantarii
 
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULARMAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULARfalentinalarasayu
 
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptxMutee28
 
MAKALAH SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docx
MAKALAH  SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docxMAKALAH  SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docx
MAKALAH SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docxRedemtaTakerubun
 
Akuntansi sucipto2
Akuntansi sucipto2Akuntansi sucipto2
Akuntansi sucipto2Alen Pepa
 
Pengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuanganPengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuanganrizky nurul chasanah
 
Pengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan KeuanganPengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan Keuanganrizky nurul chasanah
 
Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2Nur Asifah sifah
 
Makalah keuangan sebelum uas
Makalah keuangan sebelum uasMakalah keuangan sebelum uas
Makalah keuangan sebelum uasBaudin_Nurwahid
 
Uwsindikatorsilustamb
UwsindikatorsilustambUwsindikatorsilustamb
UwsindikatorsilustambMuhammad Din
 
Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2nur_asifah
 
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptxilham988553
 

Similar to AUDIT UTANG (20)

Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pendapatan, pengujian substantif terhadap saldo...
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
 
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
Makalah audit terhadap siklus pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo...
 
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...
Makalahauditterhadapsikluspendapatanpengujiansubstantifterhadapsaldopiutangus...
 
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Substantif terhadap Saldo Utang...
 
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorMakalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
 
Sifat siklus pengeluaran
Sifat siklus pengeluaranSifat siklus pengeluaran
Sifat siklus pengeluaran
 
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULARMAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN UNIVERSITAS MPU TANTULAR
 
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx
 
MAKALAH SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docx
MAKALAH  SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docxMAKALAH  SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docx
MAKALAH SISTEM BUKU BESAR DAN PELAPORAN~SIA.docx
 
Akuntansi sucipto2
Akuntansi sucipto2Akuntansi sucipto2
Akuntansi sucipto2
 
Pengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuanganPengantar analisis laporan keuangan
Pengantar analisis laporan keuangan
 
Pengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan KeuanganPengantar Analisis Laporan Keuangan
Pengantar Analisis Laporan Keuangan
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2
 
Makalah keuangan sebelum uas
Makalah keuangan sebelum uasMakalah keuangan sebelum uas
Makalah keuangan sebelum uas
 
Uwsindikatorsilustamb
UwsindikatorsilustambUwsindikatorsilustamb
Uwsindikatorsilustamb
 
Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2Nur asifah ekonomitekniktugas2
Nur asifah ekonomitekniktugas2
 
Manajemen Keuangan Tambang
Manajemen Keuangan TambangManajemen Keuangan Tambang
Manajemen Keuangan Tambang
 
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
11-PENGANTAR AKUNTANSI1.pptx
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 

AUDIT UTANG

  • 1. AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN EKUITAS DAN HUTANG SERTA PEMBAYARAN KEMBALI MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (AUDITING II) OLEH DOSEN DEWI MAHMUDAH SE.,M.Acc MAKALAH KELOMPOK IV.B : KHATIJAH/101401039/B SARIANTO/101401056/B SAFARUDDIN/101401032/B ERDI RUSLI/101401047/B UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERIODE 2016/2017
  • 2. ii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Audit atas Siklus Perolehan Ekuitas dan Hutang serta Pembayaran Kembali”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Dewi Mahmuda, SE., M.Acc. dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II (Auditing II) di Universitas Muhammadiyah Buton Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Baubau, 22 Oktober 2016 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI.......................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................1 1.2 Rumusan masalah............................................................2 1.3 Tujuan Penulisan.............................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik Siklus Perolehan Modal ..............................3 2.2 Audit atas Saldo Utang ...................................................4 2.3 Audit atas Akun Wesel Bayar ........................................ 11 2.4 Audit atas Akun Ekuitas ................................................ 15 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .................................................................. 20 3.2 Saran ............................................................................ 21 DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 22
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk membuat perusahaan memiliki nilai perusahaan yang tinggi dalam bidang bisnis perusahaan tersebut. Untuk mengembangkan perusahaan tentunya memerlukan modal dari para investor saham dalam sumber pendanaan perusahaan tersebut. Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) perussahaan. Kelangsungan hidup suatu usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber pendanaan perusahaan agar bertahan hidup. Going concern adalah kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Suatu entitas bisnis dalam menjalankan usahanya tidak hanya menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan menjaga going concern perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh sumber modal atau pendanaan yang diterima untuk membuat perusahaan terus beroperasi secara maksimal. Sumber pendanaan perusahaan sebagai modal dapat berasal dari pihak berelasi ataupun pihak ketiga. Sumber pendanaan dari pihak berelasi diterima dalam bentuk penanaman modal saham atau pemberian dana kepada entitas perusahaan. Sumber dana dari pihak ketiga dapat dilakukan dengan cara peminjaman uang ke bank dengan sebuah jaminan atau tanpa jaminan. Utang dalam akuntansi adalah sebuah kewajiban yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa mendatang. Utang dibagi dalam dua golongan, yaitu utang lancar yang merupakan kewajiban yang
  • 5. 2 dapat dipenuhi dalam waktu jangka pendek, dan utang tidak lancar yang merupakan kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun. Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, utang obligasi, dll. Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan public sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaan akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Tujuan keseluruhan audit siklus perolehan modal dan pengendaliannya yaitu untuk mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh modal dan pengendaliannya untuk perolehan secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Dari uraian-uraian di atas, maka dapat dilihat bagaimana pentingnya audit atas pencatatan utang dan modal. Untuk itu penulis membuat makalah dengan judul “Audit atas Siklus Perolehan Ekuitas dan Hutang serta Pembayaran Kembali”. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimana karakteristik siklus perolehan modal & pengembaliannya ? 1.2.2 Bagaimana audit atas saldo utang ? 1.2.3 Bagaimana audit atas akun wesel bayar ? 1.2.4 Bagaimana audit atas akun ekuitas ? 1.3 Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan tujuan dalam penulisan makalah ini adalah : 1.3.1 Untuk memahami dan mendeskripsikan karakteristik siklus perolehan modal dan pembayaran kembali 1.3.2 Untuk memahami dan mendeskripsikan audit atas saldo utang 1.3.3 Untuk memahami dan mendeskripsikan audit atas akun wesel bayar 1.3.4 Untuk memahami dan mendeskripsikan audit atas ekuitas
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik Siklus Perolehan Modal & Pengembaliannya Siklus perolehan modal dan pengembaliannya yang menyangkut perolehan sumber-sumber modal melalui pinjaman berbunga dan ekuitas pemegang saham serta pengembalian modal.siklus ini juga mencakup pembayaran buga dan dividen. 2.1.1 Empat karakteristik siklus perolehan modal dan pengembaliannya mempengaruhi akun-akun tersebut: a. Hanya relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo akun,tetapi setiap transaksi seringkali sangat material.sebagai contohperusahaan jarang menerbitkan obligasi,tetapi begitu obligasi diterbitkan,jumlahnya biasanya material.oleh karena ukuran yang besar itulah,sebagai bagian dari pemeriksaan atas saldo akun neraca,auditor memeriksa setiap transaksi yang terjadi dalam siklus ini sepanjang tahun.Skedul atau daftar kebanyakan akun yang ada dalam siklus ini berisi saldo awal,transaksi yang terjadi sepanjang tahun yang diaudit,dan saldo akhir tahun. b. Kesalahan penyajian atau penghilangan satu transaksi saja bisa material.akibatnya tekanaan utama auditor dalam pengauditor akun-akun tersebut seringkali diletakkan pada tujuan pada tujuan audit saldo kelengkapan dan ketelitian. c. Terdapat hubungan hukum antara entitas klien dengan pemegang saham,obligasi,atau dokumen lain serupa itu.dalam pengauditan transaksi-transaksi dalam siklus ini,auditor harus sangat cermat untuk memastikan bahwa persyaratan yang
  • 7. 4 mempengaruhi laporan keuangan telah terpenuhi dan disajikan dan diungkapakan dengan dengan memadai. d. Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan kewajiban dan ekuitas dalam mengaudit kewajiban berbunga,auditor harus secara simultan memeriksa pula beban bunga dan utang bunga.Demikian pula halnya dalam pengauditor ekuitas pemilik.dividen yang diumumkan,dan utang dividen. 2.2 Audit atas Saldo Utang Hutang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar oleh perusahaan atas kegiatan perusahaan dalam usaha normalnya. Dalam pelaksanaan audit, seorang auditor akan berusaha untuk melakukan pengujian pengendalian secara efektif. Dalam pengujian akun hutang usaha ini sangat menentukan keberhasilan auditor untuk untuk mengaudit investasi atau siklus pembayaran. Apabila pengujian ini berhasil maka auditor akan mengurangi prosedur analitik dan pengujian terinci atas saldo hutang usaha. 2.2.1 Metode Pengujian Terinci atas Utang Usaha yaitu : a. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi hutang usaha b. Menilai resiko pengendalian serta merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi c. Merancang dan melaksanakan prosedur analitik d. Merancang dan melaksanakan pengujian terinci atas saldo hutang usaha 2.2.2 Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Utang Usaha a. Memperoleh keyakinan terhadap keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan hutang usaha. b. Membuktikan keberadaan hutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan hutang usaha yang dicantumkan di neraca.
  • 8. 5 c. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelangsungan saldo usaha yang disajikan di neraca. d. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca. e. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang usaha di neraca. 2.2.3 Dokumen terkait utang a. Pesanan Pembelian adalah dokumen yang mengidentifikasikan deskripsi, jumlah, dan informasi terkait untuk barang dan jasa yang akan dibeli prusahaan. b. Laporan barang adalah dokumen yang dibuat pada saat barang berwujud dierima yang menunjukkan deskripsi tentang barang, jumlah yang diterima, tanggal penerimaan, dan data lain yang relevan. c. Berkas Transaksi Pembelian. Berkas yang dihasilkan melalui computer yang meliputi semua transaksi perolehan yang diproses oleh sistem akuntasi untuk suatu periode tertentu. d. Faktur Pemasok adalah dokumen yang menunjukkan hal-hal seperti deskripsi serta jumlah barang dan jasa yang diterima, harga (termasuk ongkos angkut), syarat potongan tunai, dan tanggal penerimaan kas. e. Memo Debet adalah dokumen yang menunjukan pengurangan jumlah yang menjadi hak pemasok karena pengembalian barang atau pengurangan harga. f. Voucher. Dokumen ini biasanya digunakan oleh organisasi sebagai sarana formal pencatatan dan pengendalian perolehan. g. Berkas Induk Hutang Usaha/Dagang. Berkas induk hutang usaha/dagang adalah berkas untuk mencatat masing-masing perolehan, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan harga perolehan untuk masing-masing, pemasok.
  • 9. 6 h. Cek. Dokumen yang digunakan untuk membayar setiap perolehan saat pembayaran jatuh tempo. i. Berkas Transaksi Pengeluaran Kas. Berkas yang dihasilkan computer yang meliputi semua transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh sistem akuntasi untuk periode tertentu. 2.2.4 Catatan terkait utang a. Jurnal atau Daftar Perolehan Laporan yang dihasilkan dari berkas transaksi perolehan yang biasanya mencakup nama pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok akun untuk setiap transaksi seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan, utilitas. Laporan tersebut juga mengidentifikasi apakah perolehan tersebut dilakukan secara tunai atau secara kredit. b. Neraca Saldo Hutang Dagang. Neraca saldo hutang usaha berisi daftar jumlah hutang ke pemasok atau untuk setiap faktur atau voucher pada satu titik waktu tertentu. c. Laporan Pemasok. Laporan pemasok disusun setiap bulan oleh pemasok yang menunjukan saldo awal, perolehan, retur dan pengurangan harga, pembayaran ke pemasok, dan saldo akhir. Saldo dan aktifitas tersebut merupakan pernyataan pemasok atas transaksi untuk periode tersebut dan bukan pernyataan klien. Kecuali untuk jumlah dan perbedaan waktu yang diperselisihkan, berkas induk hutang usaha klien seharusnya sama dengan laporan pemasok. d. Jurnal atau Daftar Pengeluaaran kas. Laporan yang dihasilkan dari berkas transaksi pengeluaran kas yang meliputi semua transaksi untuk periode waktu tertentu. Transaksi sama, yang meliputi semua informasi yang relevan, tercakup didalam berkas induk hutng usaha/dagang dan buku bersar. 2.2.5 Program Pengujian Subtantif Terhadap Utang Usaha a. Prosedur audit awal
  • 10. 7 Sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan utang usaha yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi utang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi utang usaha yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. 1) Urut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun Utang Usaha yang bersangkutan di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo utang usaha yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo utang usaha yang di cantumkan di neraca diusut ke akun buku besar. 2) Hitung kembali saldo akun utang usaha di buku besar. Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan saldo akun utang usaha, auditor menghitung kembali saldo akun piutang usaha dan utang wesel dengan menambah saldo awal dengan jumlah pengkreditan dan menguranginya dengan jumlah pendebitan tiap-tiap akun tersebut. 3) Usut saldo awal akun utang usaha ke kertas kerja tahun lalu. Sebelum auditor melakukanpengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun piutang usaha, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal akun tersebut. 4) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun utang usaha. Ketidak beresan dalam transaksi pembelian, pelunasan utang usaha
  • 11. 8 dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun utang usaha. 5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal yang bersangkutan. Untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan utang usaha berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan. 6) Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun control utang usaha di buku besar. Saldo akun control utang usaha di buku besar tersebut kemudian dicocokkan dengan jumlah saldo akun pembantu utang usahaa ke dalam arsip bukti kas keluar yang belum ddibayar untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien yang bersangkutan dengan utang usaha dapat dipercaya ketelitiannya. b. Prosedur analitik Pada tahap awal pengujian subtantif terhadap utang usaha, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Ratio formula Tingakat perputaran utang usaha 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 ÷ 𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 Rasio utang usaha dengan utang lancar 𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 ÷ 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 c. Pengujian terhadap transaksi rinci 1) Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun utang usaha ke dokumen yang mendukung timbulnta transaksi tersebut. Prosedur audit ini dimulai oleh auditor dari buku
  • 12. 9 pembantu utang usaha. Pengujian dilaksanakan dengan mengambil sampel berikut ini: a) Sample akun debitur yang akan diperiksa transaksi mutasinya. b) Sampel transaksi yang dicatat dalam akun kreditur pilihan. 2) Periksa pengkreditan akun utang usaha ke dokumen pendukung bukti kas keluar (voucher), laporan penerimaan barang, dan surat order pembelian. 3) Periksa pendebitan akun utang usaha ke dokumen pendukung: bukti kas keluar, memo debit untuk retur pembelian 4) Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi pembelian dan retur pembelian 5) Periksa dokumen yang mendukung timbulnya utang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. 6) Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya utang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. 7) Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi pengeluaran kas. 8) Periksa adanya utang usaha yang tidak di catat. d. Pengujian terhadap saldo akun rinci Tujuan pengujian saldo akun utang usaha rinci adalah untuk memverifikasi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, kewajiban, penyajian dan pengungkapan. Keberadaan, kelengkapan, kewajiban serta penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca di buktikan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur dan rekonsiliasi
  • 13. 10 utang usaha yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang bulanan yang diterima oleh klien dari kreditur. 1) Lakukan konfirmasi utang usaha. Konfirmasi dalam pengujian substantif terhadap utang usaha merupakan prosedur yang tidak harus ditempuh (bukan merupakan mandatory procedure) sepertihalnya dengan konfirmasi piutang usaha. 2) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha setelah tangal neraca. Pembayaran utang usaha yang dilakukan oleh klien dapat memberikan petunjuk mengenai keberadaan kewajiban klien tersebut. 3) Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak dikonfirmasi ke peryataan piutang bulanan yang diterima oleh klien dari debitur. Utang klien kepada debitur yang tidak dikonfirmasi dapat diverifikasi keberadaanya melalui rekonsiliaasi akun utang kepada kreditur dengan surat pernyataa piutang yang diterima secara bulanan dari debitur. e. Verifikasi dan pengungkapan 1) Periksa klasifikasi utang usaha di neraca. Unsure utang lancar harus disajikan di neraca menurut urutan jatuh temponya. Jika jumlahnya material, utang usaha harus disajikan di neraca menjadi tiga golongan: a) Utang usaha kepada kreditur usaha b) Utang usaha kepada perusahaan afiliasi c) Utang usaha kepada direksi, pemegang saham utama, manager, dan karyawan perusahaan 2) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang non usaha. Jika utang jangka panjang yang segera jatuh tempo dilunasi dengan aktiva tidak lancar, maka jumlah utang ini tetap disajikan di neraca dalam kelompok utang
  • 14. 11 jangka panjang, bukan utang lancar untuk menghindari pengaruh signifikan terhadap perhitungan perubahan posisi keuangan (modal kerja). 3) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usaha. Utang usaha yang dijamin dengan aktiva harus diungkapkan secara memadai di neraca atau dalam penjelasan laporan keuangan. 4) Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum diungkap dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang usaha tersebut. 5) Pelajari notulen rapat direksi sampai dengan tanggal penyelesaiaan pekerjaan lapangan. Notulen rapat yang diselenggarakan oleh direksi akan berpotensi menimbulkan utang bersyarat. 6) Periksa kontrak-kontrak pembelian, penjualan, dan kontrak yang lain. 7) Mintalah informasi dari pengacar klien mengenai perkara pengadilan yang melibatkan klien 8) Kirimkan konfirmasi ke bank. Auditor meminta informasi dari bank mengenai kewajiban bersyarat yang menjadi tanggung jawab klien pada tanggal neraca. 9) Pelajari arsip korespondensi klien dengan lembaga keuangan. 2.3 Audit atas Akun Wesel Bayar Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri dari pokok pinjaman dan bunganya yang mungkin dijamin atau tidak dijamin dengan aset. Biasanya wasel diterbitkan untuk suatu periode tertentu antara satu bulan sampai satu tahun, tapi ada juga yang jangka waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk berbagai macam tujuan,
  • 15. 12 dan properti atau aset lain dijadikan sebagai jaminan pinjaman, seperti misalnya sekuritas, piutang usaha, persediaan, dan aset tetap. Pokok pinjaman dan tingkat bunga wesel harus dicantumkan dalam perjanjian kredit. Untuk wesel jangka pendek pembayaran pokok pinjaman dan bunga hanya diminta ketika wesel jatuh tempo. Untuk wesel berjangka lebih dari 90 hari, bunga biasanya dibayar secara bulanan atau kwartalan. 2.3.1 Tujuan dari pemerikasaan auditor atas wesel bayar adalah a. Menentukan Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar cukup memadai b. Transaksi-transaksi berkenaan dengan pinjaman yang melibatkan pokok serta bunga wesel telah diotorisasi secara memadai dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik audit atas transaksi yang telah ditetapkan. c. Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus dibayar yang berhubungan, telah dinyatakan dengan wajar sesuai dengan kedelapan dari Sembilan tujuan spesifik audit atas rincian saldo. (nilai yang dapat direalisasikan tidak dapat diterapkan pada wesel bayar). 2.3.2 Pengendalian Internal a. Otorisasi yang memadai atas penerbitan wesel baru. Tanggung jawab atas penerbitan wesel baru harus terletak pada dewan direksi atau manajemen puncak. Biasanya diperlukan dua tanda tangan pejabat tinggi perusahaan untuk setiap perjanjian pinjaman. b. Pengendalian yang mencukupi atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga. Pembayaran bunga dan pokok pinjaman harus dikendalikan sebagai bagian dari siklus perolehan dan pembayaran. Pada saat wesel diterbitikan, bagian akuntansi harus menerima satu tembusan seperti pada penerimaan faktur dan laporan penerimaan.
  • 16. 13 c. Dokumen dan catatan-catatan yang memadai. Hal ini meliputi penyelenggaraan buku tambahan dan pengawasan terhadap wesel-wesel kosong atau yang telah dibayar oleh petugas yang bertanggung jawab. d. Verifikasi yang independen secara periodik. Secara periodik, catatan-catatan wesel yang dibuat terperinci, harus direkonsiliasikan terhadap buku besar dan dibandingkan dengan catatan pemegang wesel, oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab atas pencatatan kunci. Pada waktu yang sama, karyawan independen harus menghitung kembali beban bunga wesel untuk menguji keakuratan dan kecukupan pencatatan. 2.3.3 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Pengujian atas transaksi-transaksi wesel bayar akan mencakup penerbitan wesel serta pelunasan kembali pokok pinjaman dan bunganya. Pengujian audit ini menjadi bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pengujian tambahan atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi biasanya dilakukan sebagai bagian dari pengujian saldo karena masing-masing transaksi memiliki materialitas yang tinggi. Pengujian pengendalian untuk wesel bayar dan bunga terkait harus menekankan pada pengujian empat pengendalian internal yang telah dibahas di atas. Sebagai tambahan, seorang auditor harus melakukan verifikasi pencatatan yang akurat terhadap bukti penerimaan dari pencairan wesel dan pembayaran pokok dan bunga. 2.3.4 Prosedur analitik Prosedur analitis sangat penting dalam wesel bayar karena pengujian transaksi beban bunga dan utang bunga dapat dihilangkan jika hasilnya menguntungkan. Auditor perlu mengadakan suatu prediksi independen atas biaya bunga, menggunakan rata-rata wesel bayar yang beredar dan rata-rata tibgkat bunga agar auditor dapat
  • 17. 14 mengevaluasi kewajaran beban bunga dan menguji bila ada bunga yang tidak diakui. Prosedur Analitis : a. Hitung kembali taksiran beban bunga dengan dasar tingkat bunga rata-rata wesel bayar bulanan keseluruhan. b. Bandingkan wesel bayar yang beredar dengan tahun sebelumnya c. Bandingkan saldo total wesel bayar, beban bunga, dan bunga terhutang tahun sebelumnya Kemungkinan Kekeliruan a. Salah saji beban bunga atau bunga terhutang, atau pengabaian wesel bayar beredar b. Pengabaian atau salah saji wesel bayar c. Salah saji beban bunga, bunga terhutang atau wesel bayar sebelumnya 2.3.5 Pengujian Terinci atas Saldo Metodologi untuk mendesain pengujian perincian atas saldo dalam siklus akuisis modal dan pembayaran kembali sama yang diaplikasikan pada akun lainnya. Dalam menentukan pengujian perincian saldo untuk wesel bayar, auditor mempertimbangkan resiko bisnis, salah saji yang dapat diterima, resiko bawaan, resiko pengendalian, hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dan hasil prosedur analitis. Auditor seringkali menetapkan salah saji yang dapat diterima pada tingkat rendah karena mereka hampir selalu dapat mengaudit saldo akun dan transaksi yang memengaruhi saldo wesel bayar secara keseluruhan. Khususnya, mereka juga menetapkan resiko bawaan pada tingkat rendah karena menilaiakun yang benar biasanya mudah ditentukan. Auditor biasanya paling memerhatikan dalam tujuan kelengkapan untuk saldo wesel bayar dan pengungkapan wesel bayar seperti jaminan dan batasan wesel bayar. Adapun 3 tujuan audit terkait saldo yang terpenting dalam wesel bayar adalah sebagai berikut : a. Wesel bayar yang ada telah dimasukkan (kelengkapan)
  • 18. 15 b. Wesel bayar di dalam skedul dibukukan secara akurat (keakuratan) c. Wesel bayar disajikan dan diungkapkan secara semestinya (penyajian dan peng-ungkapan). Oleh karena siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali itu biasanya terdiri dari hanya sedikit transaksi, maka resiko pengendalian dan hasil pengujian substantif atas transaksi menjadi tidak terlalu penting dalam mendesain pengujian perincian saldo akun seperti wesel bayar. Untuk kebanyakan transaksi dalam siklus, pertimbangan utama auditor adalah bahwa setiap transaksi telah diotorisasi dengan benar. 2.4 Audit atas Akun Ekuitas Transaksi-transaksi ekuitas pemilik yang mungkin terjadi adalah perubahan ekuitas pemilik disebabkan oleh laba atau rugi tahunan serta pembagian deviden. Waktu yang digunakan untuk verifikasi ekuitas pemilik pada perusahaan keluarga seringkali hanya sedikit walaupun auditor harus melakukan pengujian terhadap catatan-catatan perusahaan. Verifikasi terhadap ekuitas pemilik pada perusahaan public lebih rumit karena jumlah pemegang saham yang lebih banyak serta seringnya terjadi pergantian pemegang saham. 2.4.1 Tujuan Audit a. Struktur pengendalian intern terhadap modal saham dan dividen yang berkaitan mencukupi b. Transaksi-transaksi “ekuitas pemilik” telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik audit. c. Saldo-saldo ekuitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai dengan tujuan spesifik audit rincian saldo (kepemilikan dan nilai yang dapat direalisasikan tidak berlaku. 2.4.2 Pengendalian Internal
  • 19. 16 Otorisasi transaksi yang memadai, penerbitan modal saham, pembelian kembali modal saham, penyelenggaraan pembukuan dan pemisahan tugas yang memadai. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik berikut ini umumnya memerlukan otorisasi yang khusus. a. Pengeluaran modal saham. Otorisasi meliputi jenis saham yang akan diterbitkan (misalnya apakah saham preferen atau saham biasa), jumlah yang diterbitkan, nilai pari saham, kondisi kekhususan dari saham selain saham biasa, dan tanggal penerbitannya. b. Pembelian kembali modal saham. Pembelian kembali saham, baik saham biasa maupun saham preferen, waktu pembelian kembali, dan jumlah yang akan dibayarkan untuk pembelian kembali saham, seluruhnya harus disetujui oleh dewan direksi. c. Pernyataan pembagian dividen. Dewan direksi harus memberikan otorisasi terhadap bentuk dividen (tunai atau dalam bentuk saham), jumlah dividen untuk setiap saham dan catatan serta tanggal pembelian dividen Prosedur terpenting untuk mencegah kekeliruan dalam ekuitas pemilik adalah (1) kebijakan yang jelas untuk pembuatan sertifikat saham dan pencatatan transaksi saham (2) verifikasi intern yang independen terhadap informasi dalam catatan. Pada saat menerbitkan dan mencatat saham, klien harus memastikan bahwa peraturan pemedasar perusahaan telah dipenuhi. 2.4.3 Audit atas Modal Saham dan Tambahan Modal disetor Terdapat 4 hal penting dalam audit terhadap modal saham dan tambahan modal disetor di atas nilai pari: a. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat (kelengkapan) Tujuan ini dengan mudah dapat dicapai jika digunakan jasa pencatat atau agen pemindahan saham .Auditor dapat meminta konfirmasi mereka mengenai transaksi-transaksi modal
  • 20. 17 saham dan mengenai nilai dari transaksi-transaksi saham tersebut .Penelitian terhadap notulen rapat ,terutama yang dibuat mendekati tanggal neraca dan pemeriksaan terhadap buku catatan saham klien ,dapat juga menunjukkan adanya pengeluaran dan pembelian kembali saham . b. Transaksi-transaksi saham yang dicatat telah diotorisasi dan nilainya tepat (keberadaan dan keakuratan) Transaksi saham yang dicatat benar dan dicatat dengan tepat. Pengeluaran saham baru secara tunai ,merjer dengan perusahaan lain melalui pertukaran saham ,modal yang dihadiahkan dan saham yang dibeli kembali semuanya memerlukan audit yang ekstensif. Tanpa memperhartikan pengendalian intern yang ada ,umunya seluruh transaksi modal saham diverifikasi karena nilainya yang material dan sifat permanen di dalam catatan. Keberadaan biasanya diuji dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi . c. Modal saham dinilai dengan benar (keakuratan) Ketetapan nilai transaksi saham yang dilakukan secara tunai dapat diverifikasi dengan meminta konfirmasi tentang jumlahnya kepada agen pemindahan saham dan menelusuri jumlah transaksi saham yang ada ke dalam penerimaan uang . Dalam hal pembelian kembali saham, jumlahnya ditelusuri ke dalam jurnal pengeluaran kas.Selain itu, auditor harus memeriksa jumlah yang dikredit ke dalam modal saham dan tambahan modal disetor di atas nilai pari atau nilai modal saham ditetapkan. d. Modal saham disajikan dan diungkapkan secara memadai (penyajian dan pengungkapan) Sumber informasi paling penting dalam menentukan apakah modal saham telah diungkapkan secara memadai adalah akte pendirian perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan
  • 21. 18 analisis auditor terhadap transaksi-transaksi modal saham. Auditor harus yakin bahwa terdapat penjelasan yang mencukupi untuk setiap golongan saham, termasuk informasi mengenai jumlah saham yang diterbitkan dan yang beredar dan hak khusus dari setiap jenis saham tertentu. Penyajian dan pengungkapan yang layak tentang opsi saham, waran dan saham konvertibel harus diverifikasi dengan memeriksa dokumen-dokumen hukum atau bahan bukti lain yang membuktikan adanya peraturan- peraturan tentang hal-hal tersebut di atas. 2.4.4 Audit atas Dividen Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo akhir. Kecuali jika ada hutang dividen. Tujuan-tujuan terpenting dari kontrol terhadap dividen, termasuk yang berkaitan dengan hutang dividen . a. Dividen yang dicatat benar ada (keberadaan) b. Dividen yang ada seluruhnya telah dicatat (kelengkapan) c. Dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan) d. Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham adalah benar ada (keberadaan) e. Hutang dividen telah dicatat dengan benar (keakuratan) 2.4.5 Audit Saldo Laba Untuk memulai audit atas saldo laba, auditor pertama kali perlu menganalisis saldo laba perusahaan sepanjang tahun. Skedul audit menunjukkan analisis tersebut, yang biasanya merupakan bagian dari berkas permanen, termasuk deskripsi setiap transaksi yang memengaruhi akun. Untuk memenuhi audit atas pengkreditan saldo laba untuk laba bersih tahun berjalan (atau debet untuk kerugian), auditor dapat menelusuri jurnal pada saldo laba ke laba bersih dalam laporan laba rugi. Prosedur ini harus dilakukan setelah seluruh jurnal penyesuaian yang memengaruhi laba bersih telah diselesaikan.
  • 22. 19 Kemudian setelah auditor yakin bahwa pencatatan transaksi sudah diklasi-fikasikan dengan benar sebagai transaksi saldo laba, langkah berikutnya adalah memutuskan apakah pencatatan tersebut dilakukan dengan akurat. Bukti audit yang diperlukan dalam langkah ini adalah untuk menentukan akurasi bergantung pada sifat transaksi. Auditor juga harus mengevaluasi apakah terdapat transaksi yang seharusnya dimasukkan tetapi ternyata tidak ada. Misalnya jika klien mengumumkan deviden saham, maka nilai pasar yang diterbitkan harus dikapitalisasi dengan cara mendebet saldo laba dan mengkredit modal saham. Sama halnya jika dalam laporan keuangan terdapat apropriasi saldo laba, maka auditor perlu mengevaluasi apakah apropriasi itu masih diperlukan seperti tercatat pada tanggal neraca ataukah tidak. Standar akuntansi mensyaratkan adanya penyajian dan pengungkapan informasi sehubungan dengan saldo laba. Fokus utama auditor adalah untuk menentukan apakah tujuan penyajian dan pengungkapan saldo laba dipenuhi khususnya yang berkaitan dengan pengungkapan restriksi atas pembayaran deviden. Biasanya perjanjian dengan pihak bank, pemegang saham, dan kreditur lainnya membatasi jumlah deviden yang dapat dibayarkan klien. Restriksi ini harus diungkapkan dalam penjelasan tambahan di laporan keuangan.
  • 23. 20 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.1.1 Karakteristik Siklus Perolehan Modal & Pengembaliannya a. Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo perkiraan di atas tetapi seringkali setiap transaksi jumlahnya material. b. Tidak dimasukkannya satu transaksi yang jumlahnya tersendiri mungkin material. c. Terdapat hubungan hukum antara satuan usaha klien dan pemegang saham, obligasi atau dokumen- dokumen kepemilikan yang serupa. d. Terdapat hubungan langsung antara perkiraan bunga dan dividen dengan pinjaman dan modal. 3.1.2 Metode Pengujian Terinci atas Utang Usaha yaitu : a. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi hutang usaha b. Menilai resiko pengendalian serta merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi c. Merancang dan melaksanakan prosedur analitik d. Merancang dan melaksanakan pengujian terinci atas saldo hutang usaha 3.1.3 Tujuan dari pemerikasaan auditor atas wesel bayar adalah a. Menentukan Struktur pengendalian intern terhadap wesel bayar cukup memadai b. Transaksi-transaksi berkenaan dengan pinjaman yang melibatkan pokok serta bunga wesel telah diotorisasi secara
  • 24. 21 memadai dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik audit atas transaksi yang telah ditetapkan. c. Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus dibayar yang berhubungan, telah dinyatakan dengan wajar sesuai dengan kedelapan dari Sembilan tujuan spesifik audit atas rincian saldo. (nilai yang dapat direalisasikan tidak dapat diterapkan pada wesel bayar). 3.1.4 Tujuan Audit a. Struktur pengendalian intern terhadap modal saham dan dividen yang berkaitan mencukupi b. Transaksi-transaksi “ekuitas pemilik” telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan spesifik audit. c. Saldo-saldo ekuitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai dengan tujuan spesifik audit rincian saldo (kepemilikan dan nilai yang dapat direalisasikan tidak berlaku. 3.2 Saran 3.2.1 Untuk mahasiswa agar lebih memperhatikan hal-hal yang bersifat resmi dalam pengauditan. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan untuk membaca lebih detail tentang audit 3.2.2 Untuk masyarakat diharapkan dapat menganggap pengauditan lebih serius, karena di Indonesia umumnya tidak mengenal tentang audit, bahkan namanya saja tidak kenal. 3.2.3 Untuk perusahaan agar lebih jeli memilih auditor yang handal dan ternama di dunia supaya kecurangan tidak terjadi diperusahaan- perusahaan di Indonesia.
  • 25. 22 DAFTAR PUSTAKA Noor, Reza. “Pengauditan Siklus Perolehan Modal dan Pengembaliannya”, Published by http://leehyoakuntansi.blogspot.co.id (Diakses 20 Oktober 2016) Akbar, Ilham. “Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif Terhadap Saldo Utang Usaha”, Published by http://www.slideshare.net (Diakses 20 Oktober 2016) Stdln. “Audit atas Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Modal”, Published by http://stdln.blogspot.co.id (Diakses 21 Oktober 2016) Dase, Ira. “Pengujian Substantif atas Saldo Hutang Usaha” Published By https://www.academia.edu (Diakses 21 Oktober 2016)