Laporan keuangan syariah membahas pengertian, tujuan, komponen, asumsi dasar, karakteristik, unsur, dan pengakuan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Topik utama mencakup definisi laporan keuangan syariah, tujuannya untuk meningkatkan kepatuhan syariah dan memberikan informasi bermanfaat, serta komponen laporan seperti neraca, laba rugi, dan rekonsiliasi pendapatan bagi hasil.
1. Laporan Keuangan Syariah
Materi Kuliah :
1) Pengertian Laporan Keuangan
2) Tujuan Laporan Keuangan
3) Asumsi DasarLaporan Keuangan
4) Karakter atau Sifat Laporan Keuangan
5) Unsur unsur Laporan Keuangan
6) Pengakuan Unsur unsur Laporan Keuangan
7) Pengukuran unsur unsur Laporan Keuangan
2. 1. Pengertian laporan keuangan
1. Laporan keuangan adalah catatan yang tertulis dengan
menyampaikan kegiatan bisnis dan kinerja keuangan perusahaan
selama periode tertentu, yang dapat digunakan sebagai dasar
analisis untuk pengambilan keputusan. misal untuk memastikan
keakuratan pajak, pembiayaan, atau investasi dll
2. Pengertian Laporan Keuangan menurut Beberapa ahli yaitu :
a) Pengertian Laporan Keuangan Menurut SAK (Standar Akuntansi
Keuangan) adalah proses pelaporan yang meliputi laporan
neraca, laba rugi dan laporan perubahan posisi keuangan yang
disajikan dengan berbagai cara seperti, laporan catatan
keuangan, arus kas, dan laporan lain yang merupakan bagian dari
integral laporan keuangan.
3. b) Pengertian Laporan keuangan Menurut Harnanto (2002:31) adalah
hasil akhir dari proses akuntansi, yang terdiri dari neraca dan
laporan perhitungan laba rugi.
c) Laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia adalah
struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan
dalam entitas, dan ditujukan untuk kepentingan umum yang berupa
informasi keuangan tentang posisi keuangan (Neraca), kinerja
keuangan (Laba Rugi) dan arus kas dari entitas, yang berguna dalam
memberikan keputusan ekonomis untuk para pengguna.
Lanjutan : 1. Pengertian laporan keuangan
4. Alur Proses Penyusunan Laporan Keuangan
Transaksi keuangan
perusahaan
Bukti
Transaksi
Jurnal Buku
Besar
Neraca
Saldo
Laporan
Keuangan
Neraca
Laba Rugi
Transaksi keuangan harus ada bukti ( dokumen & Fisik )
Jurnal = Memisahkan Transaksi tempat Debet & Kredit dg jumlah yang sama
Buku Besar = Mengelompokkan transaksi sesuai nama rekeningnya, dicatat urut
sesuai dengan tanggal transaksi
Neraca Saldo = Neraca yang saldonya berasal dari saldo buku besar, yang fungsi
untuk mengetahui total debet = total kredit
Proses Audit dari Kanan Ke kiri
Proses Penyusunan Laporan Keuangan dari kiri ke kanan
5. Nama Perusahaan : PT X
Nama Laporan : Laporan Posisi Keuangan ( Neraca )
Tanggal Laporan : Posisi 31-12-2021
Aktiva Passiva
1.1. Aktiva Lancar 2.1. Hutang Lancar
2.2. Hutang Jk Panjang
3. Modal Sendiri :
3.1. Modal Disetor
3.2. Laba Tahun Lalu
3.3. Laba Tahun Berjalan
1.2. Aktiva Tidak Lancar
Total Aktiva Total Passiva
Debet Kredit
Penggunaan / Wujud Kekayaan Sumber Modal / Kekayaan
1. 1.1. Kas / Bank
1. 1. 2. Piutang Dagang
3. Persediaan
1.2.1. Tanah
1.2.1. Bangunan
1.2.1. Peralatan
2.1. 1. Hutang Dagang
2.2. 1. Hutang Dagang
Kekayaan Riil / Nyata Kekayaan Abstrak
6. Nama Perusahaan : PT X
Nama Laporan : Perhitungan Laba Rugi
Tanggal Laporan : Periode, 31-12-2014
4.1. Pendapqtan Usaha / Penjualan
5.1. Harga Pokok Penjualan ( - )
Laba Kotor
5.2. Biaya Operasional Usaha (-)
5.2.1. Biaya Gaji / Man Power
5.2.2. Biaya Administrasi Kantor
5.2.3. Biaya Alat Kerja / biaya mesin
Laba Bersih / Laba tahun berjalan
Skema Laporan Laba Rugi
7. 2. Konsep Dasar Akuntansi Keuangan Syariah
1. Untuk dapat mempelajari dan memahami akuntansi keuangan
syariah, maka harus memahami terlebih dahulu tentang akuntansi,
akuntansi keuangan, akuntansi syariah, dan akuntansi keuangan
syariah.
2. Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan,
mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi
dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan
(Weygant, 2005:4).
3. Akuntansi Keuangan (financial accounting) adalah sebuah proses
pencatatan keuangan yang berakhir pada pembuatan laporan
keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk
digunakan oleh pihak-pihak internal maupun eksternal. Kieso
(2001:3)
8. 4. Akuntansi syariah adalah suatu proses akuntansi atas transaksi-
transaksi yang sesuai dengan prinsip syariah dan dikelola
berdasarkan syariah, dengan tujuan sebagai bahan pertimbangan
bagi pihak-pihak pemakai laporan keuangan.
5. Pengertian Kerangka Dasar Laporan Keuangan Syariah (KDLKS)
adalah suatu kerangka dasar bagi penyusun dan penyaji laporan
keuangan syariah baik sektor publik maupun swasta.
9. a. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah
Artinya Kerangka dasar laporan keuangan syariah dapat digunakan
sebagai standar pengelolaan akuntansi Keuangan syariah di
Indonesia
b. Penyusun laporan keuangan
Artinya Kerangka dasar laporan keuangan syariah dapat digunakan
sebagai dasar penyusunan Laporan keuangan syariah di Indonesia
c. Auditor
Artinya Kerangka dasar laporan keuangan syariah digunakan sebagai
dasar bagi auditor dalam melakukan pemeriksaan atas laporan
keuangan syariah
d. Para pemakai laporan keuangan
Artinya KDLKS digunakan sebagai dasar bagi pemakai laporan
keuangan untuk menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Syariah (SAKS).
3. TUJUAN KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH (KDLKS)
10. 4. Karateristik utama suatu laporan keuangan Syariah
Karateristik atau Ciri khas utama dari suatu laporan
keuangan, yaitu : dapat dipahami, relevan,
materialitas, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
11. Komponen Laporan Keuangan Syariah menurut PSAK
101 yaitu meliputi :
1) Laporan Posisi Keuangan ( Neraca )
2) Laporan Laba Rugi
3) Laporan Perubahan Ekuitas
4) Laporan Arus Kas
5) Laporan Rekonsiliasi Pendapatn & Bagi Hasil
6) Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat
7) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
8) Catatan Atas Laporan Keuangan
5. Komponen Laporan Keuangan Syariah
42. 6. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari pembuatan laporan keuangan adalah:
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha.
b. Memberikan informasi tentang kepatuhan entitas syariah terhadap
prinsip syariah.
c. Memberikan informasi tentang aset, kewajiban (liabilities),
pendapatan dan beban milik entitas syariah yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah menyangkut cara memperoleh dan
penggunaannya.
d. Memberikan informasi-informasi yang berguna dalam kegiatan
evaluasi pemenuhan tanggungjawab entitas syariah terhadap
amanah dalam mengamankan dana, dan menginvestasikannya
pada tingkat keuntungan yang layak.
43. Lanjutan 2. Tujuan Laporan Keuangan
e. Memberikan informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang
diperoleh investor dan pemilik dana syirkah temporer.
f. Memberikan informasi-informasi mengenai pemenuhan kewajiban
(obligation), fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan
dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf yang dilakukan
oleh entitas syariah.
44. 7. Asumsi Dasar dalam Akuntansi Keuangan
asumsi-asumsi dasar dalam akuntansi keuangan syariah:
1.Asumsi Satuan Uang (Monetary Unit Assumption)
• Artinya Akuntansi hanya dapat mencatat transaksi yang bersifat
kuantitatif (dalam satuan moneter), sedangkan transaksi yang
bersifat kualitatif tidak dapat di catat dalam akuntansi.
2. Asumsi Entitas Ekonomi (Economic Entity Assumtion)
• Artinya Akuntansi akan memisahkan catatan antara aktivitas bisnis
perusahaan dengan catatan aktivitas pribadi pemilik perusahaan.
3. Dasar Akrual (Accrual Basic)
• Adalah suatu metode pencatatan transaksi dan peristiwa ekonomi
diakui pada masa terjadinya manfaat dan bukan pada saat
terjadinya transaksi kas dikeluarkan atau diterima, dan dilaporkan
dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
45. 4. Dasar Kas (Cash Basic)
Adalah suatu metode pencatatan transaksi dan peristiwa ekonomi
diakui pada masa terjadinya transaksi kas dikeluarkan atau diterima
Laporan keuangan syariah menggunakan accrual basic dan juga
cash basic dalam penyusunan laporan keuangannya.
Laporan keuangan yang disusun berdasarkan cash basic adalah
pada bagian perhitungan pendapatan, karenakan dalam
akuntansi syariah prinsip pembagian hasil usaha didasarkan pada
bagi hasil pendapatan yang berupa keuntungan bruto (gross
profit) atau pendapatan diakui sesuai dengan jumlah uang yang
diterimanya
4.3.5. Kelangsungan Usaha (Going Concern)
• Artinya kelangsungan hidup perusahaan memiliki waktu yang tak
terbatas dimasa depan.
Lanjutan 7. Asumsi Dasar dalam Akuntansi Keuangan
46. 8. Karakteristik Kualitatif atau Sifat-sifat Laporan Keuangan
1. Dapat Dipahami
Artinya Laporan keuangan harus dapat dipahami dengan mudah
oleh pemakainya.
2. Relevan (dapat mempengaruhi)
Artinya Laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai, yaitu dengan cara mengevaluasi peristiwa masa
lalu, masa kini, atau masa depan, serta mampu menegaskan atau
mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Materialitas
Artinya sesuatu penilaian dari kejadian yang kemungkinan akan
memiliki resiko kerugian yang besar atau resiko kecil, jika kejadian
tersebut memiliki resiko yang besar, maka disebut material dan jika
resikonya sangat kecil, diangga tidak material dan diabaikan.
47. 4. Keandalan (reliabel)
Artinya Laporan keuangan bebas dari kesalahan pencatatan dan
tidak menyesatkan, serta disajikan secara wajar.
5. Penyajian Jujur
Artinya Laporan keuangan harus disusun dengan jujur sesuai
dengan transaksi dan peristiwa yang seharusnya disajikan, serta
bukan kesengajaan untuk menyesatkan,untuk dilaporkan.
6. Substansi Mengungguli Bentuk
Artinya Peristiwa ekonomi dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi yang sesuai dengan prinsip syariah
dan bukan hanya pada bentuk hukumnya.
7. Netralitas
Artinya Laporan Keuangan disusun untuk kebutuhan umum
pemakai, dan bukan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
Lanjutan 8. Karakteristik Laporan Keuangan
48. 8. Pertimbangan Sehat
Artinya Laporan keuangan disusun berdasarkan pada pertimbangan
sehat (prudence) yang mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan perkiraan atas ketidakpastian suatu peristiwa ekonomi
yang akan terjadi.
9. Kelengkapan
Artinya Laporan keuangan harus menyajikan informasi yang lengkap
dan didukung dengan bukti kejadian yang sah.
10. Dapat Dibandingkan
Artinya Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan, baik
perbandingan antar periode dalam entitas syariah, maupun dalam
perbandingan antar laporan keuangan perusahaan syariah yang
lain, sehingga dapat digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi
hasil kinerja perusahaan.
Lanjutan 8. Karakteristik Laporan Keuangan
49. 9. Unsur-Unsur Laporan Keuangan
9.1. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial
entitas syariah, meliputi :
a) Laporan Posisi Keuangan/Neraca (balance sheet),
b) Laporan laba rugi (income statement),
c) Laporan arus kas (cash flow statement), dan
d) Laporan perubahan ekuitas.
9.2. Hak pihak ketiga atas bagi hasil Adalah Hak pihak ketiga atas bagi hasil
entitas syariah atas dana syirkah temporer entitas syariah (investasi
bersama dengan sistem bagi hasil atara pemilik dana dengan entitas
syariah dalam suatu periode laporan keuangan.
9.3. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial
entitas syariah adalah laporan sumber dan penggunaan dana zakat; dan
laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan (Qard).
9.4. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan
dan tanggung jawab khusus entitas syariah.
50. 10. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos
atau akun yang memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan
keuangan entitas syariah.
10.1. Pengakuan Asset
Artinya Aset diakui dalam neraca kalau kemungkinan entitas
syariah akan memperoleh manfaat ekonomi di masa depan dan
nilai yang dapat diukur dengan andal.
Namun jika asset tersebut tidak memiliki kepastian manfaat
ekonomi di masa depan, walaupun pengeluaran atas asset
tersebut telah terjadi, maka sebagai alternatif, transaksi tersebut
akan diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi.
10.2. Pengakuan Kewajiban
Artinya Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar pengeluaran
yang akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation)
sekarang dan jumlahnya harus dapat diukur dengan andal.
51. 10.3. Pengakuan Dana Syirkah Temporer
Artinya Pengakuan dana syirkah temporer dalam neraca hanya dapat
dilakukan jika entitas syariah memiliki kewajiban untuk
mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaran sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal.
10.4. Pengakuan Pendapatan
Artinya Pendapatan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan
manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan
peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur dengan andal.
10.5. Pengakuan Beban
Artinya Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan
manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan
aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur
dengan and
Lanjutan 10. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
52. 11. Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran merupakan proses penetapan sejumlah uang yang diakui
dan dimasukkan ke dalam setiap unsur laporan kauangan.
11.1. Biaya historis (historical cost).
Artinya Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas)
yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan
untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
11.2. Biaya kini (current cost).
Artinya Aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara aset
diperoleh sekarang.
11.3. Nilai realisasi/penyelesaian (realiable/settlement value).
Artinya Aset dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan
normal (orderly disposal).