1. AKADEMI AKUNTANSI
RIAU
KOTA DUMAI
DIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO,
HUBUNGAN KANTOR PUSATHUBUNGAN KANTOR PUSAT
DAN CABANGDAN CABANG –– MASALAHMASALAH
KHUSUSKHUSUS
2. Masalah KhususMasalah Khusus
Masalah di dalam hubungan kantor pusat dengan
kantor cabang yaitu :
Pengiriman (transfer) uang kas antar cabang
Pengiriman barang dagangan antar cabang
Barang – barang yang dikirimkan ke cabang di nota
dengan harga di atas harga pokoknya (cost) yaitu
dengan tambahan % tertentu di atas harga
pokoknya, atau di nota dengan harga penjualan
eceran.
3. Pengiriman (Transfer) UangPengiriman (Transfer) Uang
KasKas Antar CabangAntar Cabang
• Kegiatan kantor cabang biasanya terbatas pada transaksi dengan
kantor pusat dan dengan pihak luar. Akan tetapi, dalam kejadian
tertentu kantor pusat memberi perintah untuk mengirimkan aktiva
tertentu dari cabang yang satu ke cabang yang lain.
• Transaksi tersebut akan menimbulkan rekening resiprokal (timbal
balik) antara kantor pusat dan cabang yaitu kantor pusat dan
kantor cabang untuk menampung transaksi yang bersifat
resiprokal ini kantor pusat menggunakan nama rekening kantor
cabang sebaliknya kantor cabang menggunakan rekening kantor
pusat.
• Rekening kantor cabang merupakan hak kantor pusat sedangkan
rekening kantor pusat merupakan kewajiban kantor cabang.
Dalam membuat laporan konsolidasi rekening resiprokal harus di
eleminasi.
4. Example ..Example ..
☻ Suatu perusahaan yang berkantor pusat di Pekanbaru
memerintahkan kepada cabang Dumai untuk mengirimkan
uang sebesar Rp. 100.000.000 kepada cabang Duri.
☻ Sesuai dengan uraian tersebut diatas, maka pencatatan yang di
perlukan oleh masing – masing pihak yang terlihat dalam
transaksi ini adalah sebagai berkut :
Buku – Buku Kantor Pusat Cabang Dumai Cabang Duri
R/K Kantor
Cabang Duri (D)
100.000.000
R/K Kantor
Cabang Dumai (K)
100.000.000
R/K Kantor
Pusat (D) 100.000.000
Kas (K) 100.000.000
Kas (D) 100.000.000
R/K Kantor
Pusat (K) 100.000.000
5. Pengiriman BarangPengiriman Barang
DaganganDagangan Antar CabangAntar Cabang
¤ Pengiriman barang dagangan antar cabang di tetapkan
melalui penggunaan perkiraan kantor pusat dan bukan
lewat penggunaan perkiraan khusus dengan cabang .
Dalam kasus pengiriman barang dagangan antar cabang
timbul masalah khusus menyangkut biaya pengiriman.
¤ Cabang layak di bebani dengan biaya pengangkutan atas
barang yang di terimanya . Untuk menetapkan harga
pokok persediaan barang dagangan pada akhir periode
biaya pengangkutan layak di tetapkan sebagai bagian dari
harga pokok persediaan akhir barang dagangan ini.
6. Lanjutan ..Lanjutan ..
¤ Apabila terjadi pengiriman barang – barang untuk cabang atas
perintah kantor pusat maka perlakuan terhadap ongkos angkut
( pengiriman ) diatur sebagai berikut :
1. Ongkos pengangkutan barang – barang dari cabang tertentu ke
cabang yang lain itu di bayar lebih dulu oleh cabang yang
mengirim dan nantinya akan di perhitungkan sebagai beban
kantor pusat.
2. Pembebanan ongkos angkut untuk cabang yang menerima
barang – barang kiriman itu di perhitungkan sesuai dengan
ongkos angkut apabila kantor pusat mengirimkan langsung
kepada cabang penerima.
3. Dalam buku – buku kantor pusat selisih yang terjadi dalam
perhitungan pembebanan ongkos angkut antar cabang itu di
perlakukan sebagai “selisih ongkos angkut barang – barang
antar cabang”.
7. Example ..Example ..
PT Andika Bersaudara di Pekanbaru mengirimkan sejumlah barang ke cabang di
Dumai seharga Rp. 500.000. Ongkos angkut barang tersebut dari Pekanbaru ke
Dumai adalah Rp. 25.000.
Beberapa hari kemudian oleh karena ada perubahan kebijaksanaan, kantor pusat
memerintahkan kepada cabang Dumai, agar barang – barang yang baru di terima
itu di kirimkan ke cabang Duri seluruhnya. Cabang Dumai melaksanakan
perintah tersebut dan membayar ongkos angkut sebesar Rp. 60.000.
Apabila kantor pusat langsung mengirimkan barang – barang tersebut dari
Pekanbaru ke Duri hanya memerlukan ongkos angkut Rp. 70.000.
Di dalam laporan keuangan kantor pusat secara individual saldo rekening “selisih
ongkos angkut barang antar cabang” dapat di cantumkan sebagai pengurangan
dari pada Rugi Laba cabang penerima yang terakhir.
Akan tetapi dalam laporan keuangan gabungan ( Perhitungan Rugi Laba
Gabungan), saldo “Selisih ongkos angkut barang – barang antar cabang” tersebut
dapat di cantumkan atau di catat sebagai bagian dari Harga Pokok yang di jual,
biaya penjualan, atau pun biaya administrasi & umum”. Masalah alokasi
pembebanan ini tergantung kepada bagian yang bertanggung jawab atas transfer
barang – barang tersebut.
8. Pencatatan Pada BukuPencatatan Pada Buku –– Buku KantorBuku Kantor
PusatPusat
Transaksi – Transaksi Jurnal
(1) Pengiriman barang – barang
ke cabang Dumai, dengan
harga pokok sebesar Rp.
500.000 dan ongkos angkut Rp.
25.000 telah di bayar.
R/K Kantor Cabang Dumai (D) Rp. 525.000
Pengiriman barang – barang ke
Cabang Dumai (K) Rp. 500.000
Kas (K) Rp. 25.000
(2) Kantor pusat
memerintahkan kepada cabang
Dumai agar barang – barang
yang baru di terimanya seharga
Rp. 500.000 di kirimkan ke
cabang Duri.
(a) Pengiriman Barang ke Cabang
Dumai (D) Rp. 500.000,00
Pengiriman Barang ke Cabang
Duri (K) Rp. 500.000,00
(b) R/K Kantor Cabang Duri (D) Rp. 570.000,00*
Selisih ongkos angkut barang
barang antar cabang (D) Rp. 15.000,00**
Kantor Cabang Dumai (K) ***Rp. 585.000,00
* Rp. 500.000 + Rp. 70.000 = Rp. 570.000
** (Rp. 25.000 + Rp. 60.000) – Rp. 70.000 = Rp. 15.000
*** Rp. 525.000 + Rp. 60.000 = Rp 585.000
9. Pencatatan Pada BukuPencatatan Pada Buku ––
Buku CabangBuku Cabang DumaiDumai
Transaksi – Transaksi Jurnal
(1) Penerimaan barang –
barang dari kantor pusat
seharga Rp. 500.000 dengan
ongkos angkut Rp. 25.000
Pengiriman barang dari KP (D) Rp. 500.000
Ongkos angkut barang masuk
(Freight in) (D) Rp. 25.000
R/K Kantor Pusat (K) Rp. 525.000
(2) Pengiriman barang –
barang ke cabang Duri atas
perintah kantor pusat.
Barang – barang yang di
kirim seharga Rp. 500.000
dengan ongkos angkut ke
Duri sebesar Rp. 60.000,00
R/K Kantor Pusat (D) Rp. 585.000,00
Pengiriman barang – barang dari
Kantor Pusat (K) Rp. 500.000
Ongkos angkut barang masuk (K) Rp. 25.000
Kas Rp. 60.000
10. Pencatatan Pada BukuPencatatan Pada Buku ––
Buku CabangBuku Cabang DuriDuri
Transaksi – Transaksi Jurnal
(1) Penerimaan barang-
barang dari cabang Dumai
atas perintah kantor pusat
seharga Rp. 500.000 dan
ongkos angkut normal
Pekanbaru – Duri Rp. 70.000
Pengiriman barang dari kantor pusat (D)
Rp. 500.000
Ongkos angkut barang masuk (D)
Rp. 70.000
R/K Kantor Pusat (K) Rp. 570.000
11. Pembuatan Faktur DenganPembuatan Faktur Dengan
Angka Di Atas Harga PokokAngka Di Atas Harga Pokok
Jika pembuatan faktur kepada cabang di lakukan dengan angka yang
melebihi harga pokok maka laba yang di tetapkan oleh cabang akan lebih
kecil dari pada laba aktualnya persediaan yang di laporkan oleh cabang
dengan angka fakturnya akan melebihi harga pokok.
Pengiriman barang dagangan tersebut di catat oleh masing – masing pihak
sebagai berikut :
Pencatatan oleh Kantor Pusat
Jurnal :
Rekening koran kantor cabang (D) xxx
Pengiriman barang ke kantor cabang (K) xxx
Cadangan kelebihan harga (K) xxx
Pencatatan oleh Kantor Cabang
Jurnal :
Pengiriman barang dari kantor pusat (D) xxx
Rekening koran kantor pusat (K) xxx
12. Lanjutan ..Lanjutan ..
Apabila cabang menjual barang yang di peroleh dari
kantor pusat dan menetapkan laba sebesar selisih antara
harga faktur fiktif dan harga jual maka selisih antara
harga pokok dan harga faktur di laporkan oleh kantor
pusat dalam perkiraan laba yang tidak di realisasi dan
selisih ini layak di tetapkan sebagai laba.
Pada waktu itu perkiraan laba yang tidak di realisasi di
kurangi sampai mencapai saldo yang sama besarnya
dengan laba aktual yang tidak di realisasi dalam
persediaan cabang dan jumlah pengurangan ini di
tambahkan pada laba yang di laporkan oleh cabang.
13. Pembuatan Faktur DenganPembuatan Faktur Dengan
Harga Jual EceranHarga Jual Eceran
Kantor Pusat dapat memfaktur cabang untuk barang dagangan yang
di kirimkan ke cabang dengan harga jual eceran dengan tujuan untuk
merahasiakan dari pemimpin kantor cabang informasi mengenai
pendapatan cabang tetapi juga untuk pengendalian yang lebih efektif
atas barang dagangan yang di tangani oleh cabang.
Tujuan pokok dari penentuan harga untuk cabang dengan harga –
harga penjualan eceran antara lain adalah :
Untuk lebih memperketat kontrol dan mendapatkan informasi
yang lengkap tentang hasil – hasil operasi cabang
Oleh karena harga jual eceran telah di tetapkan maka apabila
ada laporan penjualan dari cabang dapat segera di perkirakan
saldo persediaan yang ada di cabang tanpa menunggu sampai
dengan laporan tentang persediaan itu di buat
14. Example ..Example ..
Barang – barang yang harga pokoknya (cost) Rp. 500.000 di
kirimkan oleh kantor pusat kepada cabangnya dengan harga
setelah dinaikan 25% dari harga pokok atau sejumlah Rp.
625.000.
Pencatatan pada buku-buku kantor pusat dan cabang akan
tampak sebagai berikut :
Transaksi Buku – buku Kantor Pusat Buku – buku Kantor Cabang
Pengiriman barang –
barang ke cabang
harga pokok Rp.
500.000 di nota
seharga Rp. 625.000
R/K Kantor Cabang (D)
Rp. 625.000
Pengiriman barang – barang
ke kantor cabang (K)
Rp. 500.000
Cadangan kenaikan
harga barang – barang
cabang (K) Rp. 125.000
Pengiriman barang – barang
dari kantor pusat (D)
Rp. 625.000
R/K kantor
pusat (K) Rp. 625.000
15. Lanjutan ..Lanjutan ..
Apabila barang telah laku di jual oleh cabang maka laba yang
di akui oleh kantor pusat di samping selisih antara harga jual
cabang dengan harga nota juga di perhitungkan cadangan
kenaikan harga yang ada. Sesuai dengan jumlah yang terjual
menurut laporan dari cabang yang bersangkutan.
Biasanya perhitungan untuk mengurangi “cadangan kenaikan
harga barang – barang cabang” di lakukan pada akhir
periode.
Rekening cadangan kenaikan harga barang – barang cabang
ini di kurangi proporsional dengan jumlah yang terjual
sehingga saldonya menjadi sejajar dengan tambahan atau
kenaikan harga di atas persediaan yang masih ada di cabang.
16. Example ..Example ..
Pengiriman barang seperti contoh sebelumnya
dari harga pokok sebesar Rp. 500.000 dengan
harga nota untuk cabang Rp. 625.000. Pada akhir
periode kantor cabang melaporkan bahwa
persedian barang yang ada seharga Rp. 400.000.
Sedang laporan perhitungan rugi laba cabang
menunjukan laba bersih Rp. 50.000.
Pencatatan pada buku – buku kantor pusat dan
cabang akan tampak sebagai berikut :
17. Lanjutan ..Lanjutan ..
Transaksi – Transaksi Buku – Buku Kantor Pusat
Buku – Buku Kantor
Cabang
1) Laporan perhitungan
rugi laba menunjukkan
laba bersih Rp. 50.000
R/K kantor cabang (D) Rp.
50.000
Rugi & laba kantor cabang
(K) Rp.50.000
Rugi laba (D) Rp.50.000
R/K kantor
pusat (K) Rp.50.000
2) Penyesuaian saldo
cadangan kenaikan
barang – barang cabang
dengan saldo persediaan
barang – barang di
kantor cabang dan
koreksi terhadap laba
cabang
Cadangan kenaikan
harga barang harga
barang – barang cadangan (D)
Rp.45.000
Rugi laba kantor cabang (K)
Rp.45.000
3) Menutup rugi laba
cabang ke rugi laba
umum
Rugi laba kantor cabang (D)
Rp.95.000
Rugi laba (K) Rp.95.000
18. Lanjutan ..Lanjutan ..
Dari jurnal – jurnal tersebut dan berdasarkan laporan dari
cabang barang – barang yang terjual adalah sebesar Rp. 225.000
(Rp. 625.000,00 – Rp. 400.000,00).
Barang seharga Rp. 225.000 ini adalah berdasarkan harga nota
dari kantor pusat setelah di tambah kenaikan harga sebesar 25%.
Jadi harga pokok sebenarnya dari jumlah tersebut adalah :
100/125 x Rp. 225.000 = Rp. 180.000
Dengan demikian maka kenaikan harga untuk barang – barang
yang telah terjual oleh cabang adalah sebesar Rp. 45.000 (Rp.
225.000 – Rp. 180.000).
Oleh karena itu rekening “rugi laba cabang” di koreksi dengan di
tambah (kredit) sejumlah Rp. 45.000. Saldo rekening cadangan
kenaikan harga barang – barang cabang pada akhir periode
tinggal yaitu Rp. 80.000 (Rp. 125.000 – Rp. 45.000).
19. Lanjutan ..Lanjutan ..
Jumlah ini akan proporsional dengan saldo persediaan di
cabang yang berjumlah sebesar Rp. 400.000 dimana di
dalamnya terkandung kenaikan harga sebesar 25% dari harga
pokoknya.
Didalam perkembangan selanjutnya apabila cabang di
perkenankan untuk membeli barang – barang sendiri dari
pihak ketiga dan untuk kemudian di jualnya sendiri maka
dalam laporan yang di sampaikan ke kantor pusat harus di
pisahkan antara persediaan yang berasal dari pembelian
sendiri dengan persediaan yang berasal dari pengiriman oleh
pusat.
Persediaan barang yang di beli sendiri oleh cabang di catat
dengan harga belinya (At cost) sedang barang – barang dari
kantor pusat di catat dengan harga nota yang di tetapkan.
20. Laporan Keuangan Gabungan
Apabila BarangApabila Barang –– BarangBarang
Cabang DiCabang Di Nota DiNota Di Atas HargaAtas Harga
PokokPokok
Penyusunan laporan keuangan gabungan untuk barang
yang di kirimkan antar cabang di catat dengan harga
pokoknya (at cost) relatif lebih mudah.
Apabila barang – barang untuk cabang di nota dengan
harga yang berbeda dari harga pokoknya maka akan
timbul persoalan – persoalan khusus di dalam
penyusunan laporan keuangan gabungan.
21. Lanjutan ..Lanjutan ..
Persoalan – persoalan khusus yang perlu di perhatikan antara
lain :
☻Persediaan akhir barang – barang pada neraca kantor
cabang yang nilainya berbeda dari harga pokok sebenarnya
harus di nyatakan kembali dalam nilai harga pokok semula
agar memungkinkan penyusunan neraca gabungan.
☻Persediaan awal dan akhir barang – barang pada laporan
perhitungan rugi laba cabang harus di nyatakan kembali
dalam harga pokok yang sebenarnya.
☻Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan
gabungan biasanya daftar lajur (working papres) di buat atas
dasar data neraca sisa dari pusat dan cabangnya.
22. Example ..Example ..
Martin Company di Dumai mempunyai sebuah
cabang di Pekanbaru. Terhadap barang –
barang yang di kirim ke cabangnya Martin
Company membebankan harga barang –
barang tersebut dengan 125% dari harga
pokoknya. Di samping menerima barang –
barang dari kantor pusat cabang Pekanbaru di
beri kebebasan pula untuk membeli barang
lokal yang di perlukan.
23. Martin Company
Neraca Sisa Periode 31 Desember 2017
Kantor Pusat Dumai Kantor Cabang Pekanbaru
Debit :
Kas Rp 352.000 Rp 189.000
Piutang dagang Rp 280.000 Rp 150.000
Persediaan barang 1 Januari 2017 Rp 400.000 Rp 180.000
Aktiva tetap Rp 120.000 Rp 90.000
R/K kantor cabang Pekanbaru Rp 434.000 -
Pembelian Rp 880.000 Rp 100.000
Pengiriman barang dari kantor pusat Dumai - Rp 240.000
Macam – macam biaya usaha Rp 200.000 Rp 80.000
Deviden yang di bagi Rp 80.000 -
Jumlah Rp 2.746.000 Rp 1.029.000
Kredit :
Cadangan kenaikan harga barang – barang cabang Rp 68.000 -
Depresiasi aktiva tetap Rp 60.000 Rp 45.000
Hutang dagang Rp 280.000 Rp 50.000
Pengiriman barang – barang ke cabang Pekanbaru Rp 192.000 -
Penjualan Rp 1.200.000 Rp 500.000
Modal Saham Rp 800.000 -
Laba yang ditahan, 1 Januari 2017 Rp 146.000 -
R/K Kantor pusat Dumai - Rp 434.000
Jumlah Rp 2.746.000 Rp 1.029.000
24. Di ketahui bahwa pada tanggal 31 Desember 2017 persediaan
barang yang ada pada masing – masing pihak ialah :
Kantor Pusat Dumai
Kantor Cabang
Pekanbaru
Harga pokok (di beli dari luar) Rp 320.000 Rp 40.000
Harga nota (di kirim dari pusat) - Rp 80.000
Jumlah Rp 320.000 Rp 120.000
Lanjutan ..Lanjutan ..
25. Martin Company
Daftar Lajur Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan Kantor Pusat dan Cabang
per 31 Desember 2017
(dalam ribuan rupiah)
Kantor
Pusat
Kantor
Cabang
Penyesuaian &
Eliminasi
Rugi Laba Gabungan Laba yang di tahan Neraca Gabungan
D K D K D K D K
Debet :
Kas 352 189 - - - - - - 541 -
Piutang 280 150 - - - - - - 430 -
Persediaan Brng Dgng 1/1/2017 400 180 - 20 *3 560 - - - - -
Aktiva tetap 120 90 - - - - - - 210 -
R/K kantor cabang Pekanbaru 434 - - 434 *1 - - - - - -
Pembelian 880 100 - - 980 - - - - -
Pengiriman brg dr kntr pusat - 240 - 240 *2 - - - - - -
Macam – macam biaya usaha 200 80 - - 280 - - - - -
Deviden yang di bagi 80 - - - - - 80 - - -
2746 1029
Persediaan brg - brg 31/12/2017
(neraca) 320 120 - 16 *4 - - - - 434 -
Kredit :
Cadangan kenaikan hrg brg cab
68 -
48 *2
20 *3
- - - - - - -
Akm. Depr. Aktiva tetap 60 45 - - - - - - - 105
Hutang 280 50 - - - - - - - 330
R/K kantor pusat - 434 433 *1 - - - - - - -
Modal saham 800 - - - - - - - - 800
Laba yang ditahan 1/1/2017 146 - - - - - - 146 - -
Penjualan 1200 500 - - - 1700 - - - -
Pengiriman brng ke cab. Pekanbaru 192 - 192 *2 - - - - - - -
2746 1029
Persediaan brg-brg 31/12/2017
(laporan L/R) 320 120 16 *4 - - 424 - - - -
710 710 1820 2124 80 146 1605 1235
Laba bersih di pindah ke Laba yang di tahan (RE)......................................... 304 - - 304 - -
2124 2124
Saldo laba yang di tahan di pindah ke neraca.............................................................................. 370 - - 370
450 450 1605 1605
26. Penjelasan (Untuk PenyesuaianPenjelasan (Untuk Penyesuaian
Dan Eliminasi)Dan Eliminasi)
1) Rekening – rekening neraca yang sifatnya timbal balik (reciprocal)
di eliminasi dengan jurnal :
R/K Kantor Pusat Rp. 434.000
R/K Kantor Cabang Pekanbaru Rp. 434.000
2) Saldo rekening rugi laba yang sifatnya timbal balik antara kantor
pusat dan cabang di eliminasi dengan jurnal :
Pengiriman barang – barang ke cabang PKU Rp. 192.000
Cadangan kenaikan harga barang – barang cabang (25%) Rp.
48.000
Pengiriman barang – barang dari kantor pusat Rp. 240.000
27. Lanjutan ..Lanjutan ..
3. Saldo awal rekening “cadangan kenaikan harga barang – barang cabang”
pada 1/1/2017 adalah sebesar Rp. 20.000. Kenaikan ini di perhitungkan
atas saldo awal persediaan barang – barang yang masih ada di cabang
Pekanbaru. Oleh karena itu saldo kenaikan harga ini harus di eliminasi
dengan jurnal :
Cadangan kenaikan harga barang – barang cabang Rp. 20.000
Persediaan barang-barang 1/1/2017 Rp. 20.000
4. Persediaan akhir barang – barang yang ada di cabang yang asalnya dari
kantor pusat, baik untuk kepentingan perhitungan rugi laba maupun
neraca cabang masih mengandung unsur kenaikan harga sebesar 25%.
Barang – barang dari kantor pusat yang ada di cabang adalah sebesar
harga nota Rp. 80.000. Berhubung dengan itu unsur kenaikan harus di
eliminasi dengan jurnal :
Persediaan barang – barang (L-R 31/12/2017) Rp. 16.000
Persediaan barang – barang (Neraca 31/12/2017) Rp. 16.000
(25/125 x 80.000 = 16.000)
28. Tentang proses penutupan buku – buku baik di cabang dan di kantor pusat
untuk mengikhtisarkan rekening rugi laba serta pemindahannya ke rekening
kantor pusat maupun laba yang di tahan di lakukan seperti biasa.
Adapun laporan perhitungan rugi laba gabungan, laporan laba yang di tahan,
dan neraca gabungan yang di susun dari daftar lajur tersebut adalah sebagai
berikut :
Martin Company
Laporan Rugi Laba Gabungan
Kantor Pusat dan Cabang
periode tahun buku 2017
Penjualan Rp 1.700.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang-barang 1/1/2017 Rp 960.000
Pembelian Rp 980.000
Rp 1.540.000
Persediaan barang-barang 31/12/2017 Rp 424.000
Rp 1.116.000
Laba kotor penjualan Rp 584.000
Macam – macam biaya usaha Rp 280.000
Laba bersih Rp 304.000
29. Martin Company
Laporan Laba Yang Di Tahan
Kantor Pusat dan Cabang
per 31 Desember 2017
Saldo laba yang ditahan 1/1/2017 Rp 146.000
Laba bersih tahun 2017 Rp 304.000
Rp 450.000
Di kurangi : dividen yang di bagi Rp 80.000
Saldo laba yang di tahan 31/12/2017 Rp 370.000
Martin Company
Neraca Gabungan Kantor Pusat dan Cabang
per 31 Desember 2017
AKTIVA PASIVA
Kas Rp 541.000 Hutang Dagang Rp 330.000
Piutang Dagang Rp 430.000 Modal Saham Rp 800.000
Persediaan Barang –
Barang Rp 424.000 Laba yang ditahan Rp 370.000
Aktiva Tetap Rp 210.000
Akumulasi Depresiasi Rp 105.000
Rp 105.000
Jumlah Aktiva Rp 1.500.000 Jumlah Pasiva Rp 1.500.000