2. DEFINISI
• Steril adalah Suatu keadaan dimana suatu
zat bebas dari mikroba hidup baik yang
bersifat patogen maupun tidak patogen, baik
dalam bentuk vegetativ maupun dalam
bentuk spora
• VegetativSuatu mikroba dalam keadaan
siap berkembang biak
• Spora Mikroba dalam bentuk statis tidak
dapat berkembang biak, tetapi
melindungi dirinya dengan lapisan
3. STERILISASI
• Sterilisasi adalah proses yang dirancang
untuk menciptakan keadaan steril.
• Tujuan proses sterilisasi adalah untuk
menghancurkan semua mikroorganisme
di dalam atau di atas permukaan suatu
benda atau sediaan dan menandakan
bahwa alat untuk sediaan tersebut bebas
dari resiko untuk menyebabkan infeksi.
4. Sterilisasi
• Adalah suatu proses
untuk membuat benda
atau ruangan menjadi
bebas mikroba hidup
(steril).
• Tujuannya adalah agar
tidak terjadi infeksi
sekunder ( infeksi yang
disebabkan oleh alat /
obat yang digunakan
8. PROSEDUR UMUM UJI STERILITAS
1. INOKULASI LANGSUNG KEDALAM MEDIA
UJI
Spesimen uji + media uji → inkubasi tidak
kurang dari 14 hari → amati pertumbuhan pada
media secara visual sesering mungkin
sekurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-
5, pada hari ke-7 atau ke-8 dan pada hari
terakhir dari masa uji.
Jika zat uji menyebabkan media menjadi keruh
sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan
mikroba tidak dapat ditentukan secara visual
Pindahkan sejumlah memadai media ke dalam
tabung baru berisi media yang sama,
sekurangnya 1 kali antara hari ke-3 dan ke-7
9. • Cara ini dapat digunakan untuk uji sterilitas
– Cairan
– Salep dan minyak yang tidak larut dalam
isopropyl miristat
– Zat padat
– Kapas murni, perban, pembalut, benang
bedah, dan bahan sejenisnya
– Alat kesehatan steril
– Alat suntik kosong atau terisi steril
10. 2. Teknik penyaringan membran
– Penyaringan dengan filter membran
porositas 0,22m, diameter 47 mm, kecepatan
aliran 55 – 75 ml/menit, tek.70 cmHg.
– Membran di potong menjadi 2 bagian (jika
hanya mungkin membran), lalu dimasukkan
ke dalam: Media tioglikolat cair, inkubasi 30 -
35°C, 7 hari Media soybean digest, inkubasi
20 - 25°C, 7 hari
11. Cara ini dapat digunakan untuk uji sterilitas
1. Cairan yang dapat bercampur dengan
pembawa air
2. Cairan yang tidak bercampur dengan
pembawa air (> 100 ml/wadah)
3. Zat padat yang dapat di saring
4. Salep dan minyak yang larut dalam
isopropyl miristat
5. Alat kesehatan
6. Zat padat yang tidak dapat di saring
12. Keuntungan cara filtrasi
• lebih sensitive dari pada cara inokulasi
• Zat penghambat dapat dipisahkan (antibiotik,
pengawet, antioksidan)
• Volume besar tidak masalah
• Kesalahan sampling dengan derajat
kontaminasi rendah/dikurangi
13. Penafsiran hasil uji sterilitas
• Tahap pertama
• Jika (-) → steril
• Jika (+), tapi peninjauan
dalam pemantauan
• fasilitas pengujian sterilitas,
bahan yang digunakan,
prosedur pengujian dan kontrol
negatif menunjukkan tidak
memadai atau teknik aseptic
yang salah digunakan dalam
pengujian
• Tahap pertama di ulang
• Jika (+), tetapi tidak terbukti uji
14. • Tahap kedua
• Jumlah spesimen uji min.2 x jumlah tahap
pertama
• Jika (-) →steril
• Jika (+) →tidak steril
• Jika uji pada tahap kedua dibuktikan ada
kesalahan atau teknik aseptik tidak memadai
tahap kedua di ulang.
15. • Pengambilan sample untuk uji sterilitas
• Pengertian batch menurut FI IV
• Sediaan yang disterilkan secara
bersamaan dalam otoklav; isi seluruhnya
= 1 batch
• Sediaan yang disterilkan secara
berkesinambungan (radiasi berkas
electron) = 1 batch semua sediaan yang
disterilisasi menurut cara tersebut tidak
lebih dari 24 jam
16. • Sampling menurut FI IV
• Sediaan dibuat secara aseptic, yang
di isi dalam waktu tidak kurang dari 24
jam berurutan tanpa henti
(berkesinambungan), diambil pada
waktu tertentu, minimum 20 wadah dan
maksimum 100 wadah.
• Untuk batch kecil,
Jika jumlah wadah 20 – 200 di ambil
10% Jika jumlah wadah 20 min. 2
wadah di ambil.
17. VALIDASI UJI STERILITAS
Validasi yaitu suatu tindakan pembuktian
dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan,
proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan
atau mekanisme yang digunakan dalam produksi
dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil
yang diinginkan.
Tujuan dari validasi metode uji sterilitas yakni
untuk memastikan bahwa metode yang dipakai
tidak dipengaruhi oleh bahan-bahan yang ada
dalam sediaan yang mungkin dapat
menghambat pertumbuhan mikroba yang
mengkontaminasi sediaan.
18. VALIDASI & KONTROL PROSES STERILISASI
• Alat – alat yang akan digunakan untuk proses
seteriolisasi harus divalidasi terlebih dahulu dengan
menggunakan indikator yang telah distandardisasi
sehingga alat layak dipakai.
• Dalam proses validasi dan monitoring harus dapat
menjamin bahwa alat berjalan dengan baik.
• Ada 3 macam indikator yang dipakai pada proses
sterilisasi yaitu :
1. Indikator Biologi ( Biological Indicator )
2. Indikator Kimia ( Chemical Indicator )
3. Indikator Fisik ( Physical Indicator )
19. PROSEDUR VALIDASI UJI STERILITAS
Lakukan semua prosedur sesuai
dengan Metode Uji Sterilitas
Ke dalam Larutan Pepton yang akan
dipakai untuk pembilasan akhir
tambahkan tidak lebih dari 100 sel
mikroba S. aureus, P. aeruginosa, B.
subtilis, C. albicans, A.
niger, dan C. sporogenes.
Gunakan larutan di atas untuk
pembilasan akhir saringan membran.
20. Catat kecepatan penyaringan dan pembilasan (ml/menit).
Potong saringan membran menjadi 2 bagian. Masukkan
1 bagian ke dalam
media Fluid Thioglycollate dan bagian lain ke dalam
media Soybean Casein
Digest.
Inkubasikan media Fluid Thioglycolate ke dalam inkubator suhu
30 – 35o C dan
medium Soybean Casein Digest dalam inkubator suhu 20 – 25o
C.
21. Amati kedua medium tiap hari selama 5 hari dan catat hasil
pengamatan pada
lembar kerja.
Pertumbuhan yang ditandai dengan kekeruhan sudah harus
bisa dideteksi
dalam 48 jam
Lakukan identifikasi untuk konfirmasi bahwa mikroba yang
tumbuh adalah
mikroba strain yang diinokulasi sesuai Protap Cara Identifikasi
Mikroba
22. Bila dalam 5 hari tidak tampak kekeruhan pada
kedua media maka test
dinyatakan “invalid” dan harus dimodifikasi misalnya
dengan modifikasi atau
penambahan pembilasan atau menambahkan bahan
penetral antimikroba yang
ada pada sediaan.
Lakukan pemantauan lingkungan ruang dan LAF uji
sterilitas.
Lakukan kontrol positif dan kontrol negatif dari kedua
larutan medium.
Catat semua pengamatan pada Lembar kerja yang
tersedia.
23. KRITERIA KEBERTERIMAAN
Metode dinyatakan ”valid” apabila terjadi
pertumbuhan yang ditandai dengan kekeruhan
yang sudah harus bisa dideteksi dalam 48 jam dan
identifikasi mikroba menyatakan bahwa mikroba
yang tumbuh adalah jenis mikroba yang
diinokulasikan.