SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
VALIDASI UJI STERILISASI
Disusun oleh :
Ainal Hana
Indana Mufidah
Sutriyah
Hidayani Dwi Karoma
Nova Ratna Dewi
Siti Najiyah
DEFINISI
• Steril adalah Suatu keadaan dimana suatu
zat bebas dari mikroba hidup baik yang
bersifat patogen maupun tidak patogen, baik
dalam bentuk vegetativ maupun dalam
bentuk spora
• VegetativSuatu mikroba dalam keadaan
siap berkembang biak
• Spora Mikroba dalam bentuk statis tidak
dapat berkembang biak, tetapi
melindungi dirinya dengan lapisan
STERILISASI
• Sterilisasi adalah proses yang dirancang
untuk menciptakan keadaan steril.
• Tujuan proses sterilisasi adalah untuk
menghancurkan semua mikroorganisme
di dalam atau di atas permukaan suatu
benda atau sediaan dan menandakan
bahwa alat untuk sediaan tersebut bebas
dari resiko untuk menyebabkan infeksi.
Sterilisasi
• Adalah suatu proses
untuk membuat benda
atau ruangan menjadi
bebas mikroba hidup
(steril).
• Tujuannya adalah agar
tidak terjadi infeksi
sekunder ( infeksi yang
disebabkan oleh alat /
obat yang digunakan
CARA STERILISASI
1.Pemanasan secara kering ( Oven, Incenerator,
dibakar )
2.Pemanasan secara basah ( Direbus,
pasteurilisasi, autoclav steam )
3.Penambah zat-zat tertentu ( H202, formalin, dll
)
4.Penyinaran/ radiasi ( sinar UV, sinar gamma,
dll )
5.Menggunakan penyaring bakteri ( Filter / HEPA
)
Metode
sterilisasi
Mekanis
Mikrofilter
Fisis
Pemanasan Penyinaran
Chemis
Bahan
kimia
PROSEDUR UMUM UJI STERILITAS
1. INOKULASI LANGSUNG KEDALAM MEDIA
UJI
 Spesimen uji + media uji → inkubasi tidak
kurang dari 14 hari → amati pertumbuhan pada
media secara visual sesering mungkin
sekurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke-
5, pada hari ke-7 atau ke-8 dan pada hari
terakhir dari masa uji.
 Jika zat uji menyebabkan media menjadi keruh
sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan
mikroba tidak dapat ditentukan secara visual
 Pindahkan sejumlah memadai media ke dalam
tabung baru berisi media yang sama,
sekurangnya 1 kali antara hari ke-3 dan ke-7
• Cara ini dapat digunakan untuk uji sterilitas
– Cairan
– Salep dan minyak yang tidak larut dalam
isopropyl miristat
– Zat padat
– Kapas murni, perban, pembalut, benang
bedah, dan bahan sejenisnya
– Alat kesehatan steril
– Alat suntik kosong atau terisi steril
2. Teknik penyaringan membran
– Penyaringan dengan filter membran
porositas 0,22m, diameter 47 mm, kecepatan
aliran 55 – 75 ml/menit, tek.70 cmHg.
– Membran di potong menjadi 2 bagian (jika
hanya mungkin membran), lalu dimasukkan
ke dalam: Media tioglikolat cair, inkubasi 30 -
35°C, 7 hari Media soybean digest, inkubasi
20 - 25°C, 7 hari
Cara ini dapat digunakan untuk uji sterilitas
1. Cairan yang dapat bercampur dengan
pembawa air
2. Cairan yang tidak bercampur dengan
pembawa air (> 100 ml/wadah)
3. Zat padat yang dapat di saring
4. Salep dan minyak yang larut dalam
isopropyl miristat
5. Alat kesehatan
6. Zat padat yang tidak dapat di saring
Keuntungan cara filtrasi
• lebih sensitive dari pada cara inokulasi
• Zat penghambat dapat dipisahkan (antibiotik,
pengawet, antioksidan)
• Volume besar tidak masalah
• Kesalahan sampling dengan derajat
kontaminasi rendah/dikurangi
Penafsiran hasil uji sterilitas
• Tahap pertama
• Jika (-) → steril
• Jika (+), tapi peninjauan
dalam pemantauan
• fasilitas pengujian sterilitas,
bahan yang digunakan,
prosedur pengujian dan kontrol
negatif menunjukkan tidak
memadai atau teknik aseptic
yang salah digunakan dalam
pengujian
• Tahap pertama di ulang
• Jika (+), tetapi tidak terbukti uji
• Tahap kedua
• Jumlah spesimen uji min.2 x jumlah tahap
pertama
• Jika (-) →steril
• Jika (+) →tidak steril
• Jika uji pada tahap kedua dibuktikan ada
kesalahan atau teknik aseptik tidak memadai
tahap kedua di ulang.
• Pengambilan sample untuk uji sterilitas
• Pengertian batch menurut FI IV
• Sediaan yang disterilkan secara
bersamaan dalam otoklav; isi seluruhnya
= 1 batch
• Sediaan yang disterilkan secara
berkesinambungan (radiasi berkas
electron) = 1 batch semua sediaan yang
disterilisasi menurut cara tersebut tidak
lebih dari 24 jam
• Sampling menurut FI IV
• Sediaan dibuat secara aseptic, yang
di isi dalam waktu tidak kurang dari 24
jam berurutan tanpa henti
(berkesinambungan), diambil pada
waktu tertentu, minimum 20 wadah dan
maksimum 100 wadah.
• Untuk batch kecil,
Jika jumlah wadah 20 – 200 di ambil
10% Jika jumlah wadah 20 min. 2
wadah di ambil.
VALIDASI UJI STERILITAS
 Validasi yaitu suatu tindakan pembuktian
dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan,
proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan
atau mekanisme yang digunakan dalam produksi
dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil
yang diinginkan.
 Tujuan dari validasi metode uji sterilitas yakni
untuk memastikan bahwa metode yang dipakai
tidak dipengaruhi oleh bahan-bahan yang ada
dalam sediaan yang mungkin dapat
menghambat pertumbuhan mikroba yang
mengkontaminasi sediaan.
VALIDASI & KONTROL PROSES STERILISASI
• Alat – alat yang akan digunakan untuk proses
seteriolisasi harus divalidasi terlebih dahulu dengan
menggunakan indikator yang telah distandardisasi
sehingga alat layak dipakai.
• Dalam proses validasi dan monitoring harus dapat
menjamin bahwa alat berjalan dengan baik.
• Ada 3 macam indikator yang dipakai pada proses
sterilisasi yaitu :
1. Indikator Biologi ( Biological Indicator )
2. Indikator Kimia ( Chemical Indicator )
3. Indikator Fisik ( Physical Indicator )
PROSEDUR VALIDASI UJI STERILITAS
Lakukan semua prosedur sesuai
dengan Metode Uji Sterilitas
Ke dalam Larutan Pepton yang akan
dipakai untuk pembilasan akhir
tambahkan tidak lebih dari 100 sel
mikroba S. aureus, P. aeruginosa, B.
subtilis, C. albicans, A.
niger, dan C. sporogenes.
Gunakan larutan di atas untuk
pembilasan akhir saringan membran.
Catat kecepatan penyaringan dan pembilasan (ml/menit).
Potong saringan membran menjadi 2 bagian. Masukkan
1 bagian ke dalam
media Fluid Thioglycollate dan bagian lain ke dalam
media Soybean Casein
Digest.
Inkubasikan media Fluid Thioglycolate ke dalam inkubator suhu
30 – 35o C dan
medium Soybean Casein Digest dalam inkubator suhu 20 – 25o
C.
Amati kedua medium tiap hari selama 5 hari dan catat hasil
pengamatan pada
lembar kerja.
Pertumbuhan yang ditandai dengan kekeruhan sudah harus
bisa dideteksi
dalam 48 jam
Lakukan identifikasi untuk konfirmasi bahwa mikroba yang
tumbuh adalah
mikroba strain yang diinokulasi sesuai Protap Cara Identifikasi
Mikroba
Bila dalam 5 hari tidak tampak kekeruhan pada
kedua media maka test
dinyatakan “invalid” dan harus dimodifikasi misalnya
dengan modifikasi atau
penambahan pembilasan atau menambahkan bahan
penetral antimikroba yang
ada pada sediaan.
Lakukan pemantauan lingkungan ruang dan LAF uji
sterilitas.
Lakukan kontrol positif dan kontrol negatif dari kedua
larutan medium.
Catat semua pengamatan pada Lembar kerja yang
tersedia.
KRITERIA KEBERTERIMAAN
Metode dinyatakan ”valid” apabila terjadi
pertumbuhan yang ditandai dengan kekeruhan
yang sudah harus bisa dideteksi dalam 48 jam dan
identifikasi mikroba menyatakan bahwa mikroba
yang tumbuh adalah jenis mikroba yang
diinokulasikan.
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakCTie Lupy
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairMina Audina
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliKezia Hani Novita
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 

What's hot (20)

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)Laporan farmakologi (1)
Laporan farmakologi (1)
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselliLaporan resmi emulsi iecoris aselli
Laporan resmi emulsi iecoris aselli
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 

Viewers also liked

Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benarApakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benarLabIndustri
 
Metode kimia 1 tisha
Metode kimia 1 tishaMetode kimia 1 tisha
Metode kimia 1 tishaTisha Oedoy
 
SINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UIISINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UIImaulanaarya75
 
syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri Vita Amanah
 
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)fikri asyura
 
Laminar air flow (LAF)
Laminar air flow (LAF)Laminar air flow (LAF)
Laminar air flow (LAF)cumipaus
 
Microbiological culture sensitivity test
Microbiological culture sensitivity testMicrobiological culture sensitivity test
Microbiological culture sensitivity testAkhil Joseph
 

Viewers also liked (12)

Uji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologiUji sterilitas mikrobiologi
Uji sterilitas mikrobiologi
 
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benarApakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
 
Metode kimia 1 tisha
Metode kimia 1 tishaMetode kimia 1 tisha
Metode kimia 1 tisha
 
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media MikrobiologiPetunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
 
SINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UIISINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UII
 
syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri
 
Buku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan SelBuku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan Sel
 
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
 
genetika
genetikagenetika
genetika
 
Laminar air flow (LAF)
Laminar air flow (LAF)Laminar air flow (LAF)
Laminar air flow (LAF)
 
Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)
 
Microbiological culture sensitivity test
Microbiological culture sensitivity testMicrobiological culture sensitivity test
Microbiological culture sensitivity test
 

Similar to Validasi Uji Sterilitas

UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdfUJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdfPedroDaSilvaTL
 
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...UmmilKhair2
 
Kontrak Pendahuluan.ppt
Kontrak   Pendahuluan.pptKontrak   Pendahuluan.ppt
Kontrak Pendahuluan.pptssuser8cafc5
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2fahri mey
 
PPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptxPPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptxRetnoEvriyunita
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin15
 
Laporan Sementara Teknik Sterilisasi
Laporan Sementara Teknik SterilisasiLaporan Sementara Teknik Sterilisasi
Laporan Sementara Teknik SterilisasiSalsabila Azzahra
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasimartha_chan
 
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatanpraktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatanLaksamana Indra
 
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.ppt
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.pptPEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.ppt
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.pptAbuHamed2
 

Similar to Validasi Uji Sterilitas (20)

UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdfUJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
 
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
Pertemuan 1 Pengantar Teknologi Sediaan Steril MK Tekno Steril D3 STIFA Makas...
 
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatanMakalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
 
2805211 (1).ppt
2805211 (1).ppt2805211 (1).ppt
2805211 (1).ppt
 
Kontrak Pendahuluan.ppt
Kontrak   Pendahuluan.pptKontrak   Pendahuluan.ppt
Kontrak Pendahuluan.ppt
 
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
Standar mikrobiologi-untuk-produk-farmasi1-2
 
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah study bpm  kebidanan dasar Makalah study bpm  kebidanan dasar
Makalah study bpm kebidanan dasar
 
Prinsip dasar sterilisasi
Prinsip dasar sterilisasiPrinsip dasar sterilisasi
Prinsip dasar sterilisasi
 
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksiMakalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
 
PPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptxPPT_STERILISASI_pptx.pptx
PPT_STERILISASI_pptx.pptx
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Laporan Sementara Teknik Sterilisasi
Laporan Sementara Teknik SterilisasiLaporan Sementara Teknik Sterilisasi
Laporan Sementara Teknik Sterilisasi
 
Makalah setralisasi
Makalah setralisasiMakalah setralisasi
Makalah setralisasi
 
Finta.pptx
Finta.pptxFinta.pptx
Finta.pptx
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasi
 
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatanpraktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
praktikum kultur jaringan sterilisasi peralatan
 
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.ppt
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.pptPEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.ppt
PEMBERSIHAN, DISINFEKSI & STERILISASI I.ppt
 

More from Indana Mufidah

Raw material validation
Raw material validationRaw material validation
Raw material validationIndana Mufidah
 
Nyeri otot dan nyeri pinggang
Nyeri otot dan nyeri pinggangNyeri otot dan nyeri pinggang
Nyeri otot dan nyeri pinggangIndana Mufidah
 
Etika pergaulan muda mudi dalam pergaulan islam
Etika pergaulan muda mudi dalam pergaulan islamEtika pergaulan muda mudi dalam pergaulan islam
Etika pergaulan muda mudi dalam pergaulan islamIndana Mufidah
 
Mikrobiologi udara , air dan indusri
Mikrobiologi udara , air dan indusriMikrobiologi udara , air dan indusri
Mikrobiologi udara , air dan indusriIndana Mufidah
 

More from Indana Mufidah (8)

Paper leader manager
Paper leader manager Paper leader manager
Paper leader manager
 
Teknik sampling
Teknik sampling Teknik sampling
Teknik sampling
 
Raw material validation
Raw material validationRaw material validation
Raw material validation
 
Aloe vera ppt
Aloe vera pptAloe vera ppt
Aloe vera ppt
 
Nyeri otot dan nyeri pinggang
Nyeri otot dan nyeri pinggangNyeri otot dan nyeri pinggang
Nyeri otot dan nyeri pinggang
 
Etika pergaulan muda mudi dalam pergaulan islam
Etika pergaulan muda mudi dalam pergaulan islamEtika pergaulan muda mudi dalam pergaulan islam
Etika pergaulan muda mudi dalam pergaulan islam
 
Mikrobiologi udara , air dan indusri
Mikrobiologi udara , air dan indusriMikrobiologi udara , air dan indusri
Mikrobiologi udara , air dan indusri
 
amina & amida
amina & amidaamina & amida
amina & amida
 

Recently uploaded

serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 

Recently uploaded (20)

serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 

Validasi Uji Sterilitas

  • 1. VALIDASI UJI STERILISASI Disusun oleh : Ainal Hana Indana Mufidah Sutriyah Hidayani Dwi Karoma Nova Ratna Dewi Siti Najiyah
  • 2. DEFINISI • Steril adalah Suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup baik yang bersifat patogen maupun tidak patogen, baik dalam bentuk vegetativ maupun dalam bentuk spora • VegetativSuatu mikroba dalam keadaan siap berkembang biak • Spora Mikroba dalam bentuk statis tidak dapat berkembang biak, tetapi melindungi dirinya dengan lapisan
  • 3. STERILISASI • Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. • Tujuan proses sterilisasi adalah untuk menghancurkan semua mikroorganisme di dalam atau di atas permukaan suatu benda atau sediaan dan menandakan bahwa alat untuk sediaan tersebut bebas dari resiko untuk menyebabkan infeksi.
  • 4. Sterilisasi • Adalah suatu proses untuk membuat benda atau ruangan menjadi bebas mikroba hidup (steril). • Tujuannya adalah agar tidak terjadi infeksi sekunder ( infeksi yang disebabkan oleh alat / obat yang digunakan
  • 5. CARA STERILISASI 1.Pemanasan secara kering ( Oven, Incenerator, dibakar ) 2.Pemanasan secara basah ( Direbus, pasteurilisasi, autoclav steam ) 3.Penambah zat-zat tertentu ( H202, formalin, dll ) 4.Penyinaran/ radiasi ( sinar UV, sinar gamma, dll ) 5.Menggunakan penyaring bakteri ( Filter / HEPA )
  • 7.
  • 8. PROSEDUR UMUM UJI STERILITAS 1. INOKULASI LANGSUNG KEDALAM MEDIA UJI  Spesimen uji + media uji → inkubasi tidak kurang dari 14 hari → amati pertumbuhan pada media secara visual sesering mungkin sekurangnya pada hari ke-3 atau ke-4 atau ke- 5, pada hari ke-7 atau ke-8 dan pada hari terakhir dari masa uji.  Jika zat uji menyebabkan media menjadi keruh sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba tidak dapat ditentukan secara visual  Pindahkan sejumlah memadai media ke dalam tabung baru berisi media yang sama, sekurangnya 1 kali antara hari ke-3 dan ke-7
  • 9. • Cara ini dapat digunakan untuk uji sterilitas – Cairan – Salep dan minyak yang tidak larut dalam isopropyl miristat – Zat padat – Kapas murni, perban, pembalut, benang bedah, dan bahan sejenisnya – Alat kesehatan steril – Alat suntik kosong atau terisi steril
  • 10. 2. Teknik penyaringan membran – Penyaringan dengan filter membran porositas 0,22m, diameter 47 mm, kecepatan aliran 55 – 75 ml/menit, tek.70 cmHg. – Membran di potong menjadi 2 bagian (jika hanya mungkin membran), lalu dimasukkan ke dalam: Media tioglikolat cair, inkubasi 30 - 35°C, 7 hari Media soybean digest, inkubasi 20 - 25°C, 7 hari
  • 11. Cara ini dapat digunakan untuk uji sterilitas 1. Cairan yang dapat bercampur dengan pembawa air 2. Cairan yang tidak bercampur dengan pembawa air (> 100 ml/wadah) 3. Zat padat yang dapat di saring 4. Salep dan minyak yang larut dalam isopropyl miristat 5. Alat kesehatan 6. Zat padat yang tidak dapat di saring
  • 12. Keuntungan cara filtrasi • lebih sensitive dari pada cara inokulasi • Zat penghambat dapat dipisahkan (antibiotik, pengawet, antioksidan) • Volume besar tidak masalah • Kesalahan sampling dengan derajat kontaminasi rendah/dikurangi
  • 13. Penafsiran hasil uji sterilitas • Tahap pertama • Jika (-) → steril • Jika (+), tapi peninjauan dalam pemantauan • fasilitas pengujian sterilitas, bahan yang digunakan, prosedur pengujian dan kontrol negatif menunjukkan tidak memadai atau teknik aseptic yang salah digunakan dalam pengujian • Tahap pertama di ulang • Jika (+), tetapi tidak terbukti uji
  • 14. • Tahap kedua • Jumlah spesimen uji min.2 x jumlah tahap pertama • Jika (-) →steril • Jika (+) →tidak steril • Jika uji pada tahap kedua dibuktikan ada kesalahan atau teknik aseptik tidak memadai tahap kedua di ulang.
  • 15. • Pengambilan sample untuk uji sterilitas • Pengertian batch menurut FI IV • Sediaan yang disterilkan secara bersamaan dalam otoklav; isi seluruhnya = 1 batch • Sediaan yang disterilkan secara berkesinambungan (radiasi berkas electron) = 1 batch semua sediaan yang disterilisasi menurut cara tersebut tidak lebih dari 24 jam
  • 16. • Sampling menurut FI IV • Sediaan dibuat secara aseptic, yang di isi dalam waktu tidak kurang dari 24 jam berurutan tanpa henti (berkesinambungan), diambil pada waktu tertentu, minimum 20 wadah dan maksimum 100 wadah. • Untuk batch kecil, Jika jumlah wadah 20 – 200 di ambil 10% Jika jumlah wadah 20 min. 2 wadah di ambil.
  • 17. VALIDASI UJI STERILITAS  Validasi yaitu suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.  Tujuan dari validasi metode uji sterilitas yakni untuk memastikan bahwa metode yang dipakai tidak dipengaruhi oleh bahan-bahan yang ada dalam sediaan yang mungkin dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang mengkontaminasi sediaan.
  • 18. VALIDASI & KONTROL PROSES STERILISASI • Alat – alat yang akan digunakan untuk proses seteriolisasi harus divalidasi terlebih dahulu dengan menggunakan indikator yang telah distandardisasi sehingga alat layak dipakai. • Dalam proses validasi dan monitoring harus dapat menjamin bahwa alat berjalan dengan baik. • Ada 3 macam indikator yang dipakai pada proses sterilisasi yaitu : 1. Indikator Biologi ( Biological Indicator ) 2. Indikator Kimia ( Chemical Indicator ) 3. Indikator Fisik ( Physical Indicator )
  • 19. PROSEDUR VALIDASI UJI STERILITAS Lakukan semua prosedur sesuai dengan Metode Uji Sterilitas Ke dalam Larutan Pepton yang akan dipakai untuk pembilasan akhir tambahkan tidak lebih dari 100 sel mikroba S. aureus, P. aeruginosa, B. subtilis, C. albicans, A. niger, dan C. sporogenes. Gunakan larutan di atas untuk pembilasan akhir saringan membran.
  • 20. Catat kecepatan penyaringan dan pembilasan (ml/menit). Potong saringan membran menjadi 2 bagian. Masukkan 1 bagian ke dalam media Fluid Thioglycollate dan bagian lain ke dalam media Soybean Casein Digest. Inkubasikan media Fluid Thioglycolate ke dalam inkubator suhu 30 – 35o C dan medium Soybean Casein Digest dalam inkubator suhu 20 – 25o C.
  • 21. Amati kedua medium tiap hari selama 5 hari dan catat hasil pengamatan pada lembar kerja. Pertumbuhan yang ditandai dengan kekeruhan sudah harus bisa dideteksi dalam 48 jam Lakukan identifikasi untuk konfirmasi bahwa mikroba yang tumbuh adalah mikroba strain yang diinokulasi sesuai Protap Cara Identifikasi Mikroba
  • 22. Bila dalam 5 hari tidak tampak kekeruhan pada kedua media maka test dinyatakan “invalid” dan harus dimodifikasi misalnya dengan modifikasi atau penambahan pembilasan atau menambahkan bahan penetral antimikroba yang ada pada sediaan. Lakukan pemantauan lingkungan ruang dan LAF uji sterilitas. Lakukan kontrol positif dan kontrol negatif dari kedua larutan medium. Catat semua pengamatan pada Lembar kerja yang tersedia.
  • 23. KRITERIA KEBERTERIMAAN Metode dinyatakan ”valid” apabila terjadi pertumbuhan yang ditandai dengan kekeruhan yang sudah harus bisa dideteksi dalam 48 jam dan identifikasi mikroba menyatakan bahwa mikroba yang tumbuh adalah jenis mikroba yang diinokulasikan.