SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
PERCOBAAN II
“TEKNIK STERILISASI”
Disusun Oleh :
NAMA : RUKMANA
STAMBUK : G 301 12 008
KELOMPOK : III (TIGA)
JURUSAN : KIMIA
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika
untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara
aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi,
yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum
dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar.
Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik
yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi
jasad renik yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh
jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri . Adanya
pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri
masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling
resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu pemanasan, penyaringan, radiasi, dan
penambahan bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara pemanasan
dapat dilakukan dengan panas basah, panas kering, pemanasan bertahap dan
perebusan.
Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila
panas digunakan bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi
panas lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut
sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering.
Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau
radiasi. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di
laboratorium mikrobiologi ialah yang menggunakan panas.
Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala
bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek
mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan
sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih
optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba
yang berkembang.
Oleh karena itu, begitu pentingnya sterilisasi dalam penelitian maka
dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu :
1. Untuk mengetahui teknik-teknik sterilisasi alat di laboratorium
mikrobiologi dan menerapkan teknik-teknik tersebut dalam melakukan
sterilisasi alat-alat laboratorium termaksud dalam percobaan ini agar
percobaan dapat berlangsung dengan baik
2. Mengetahui jenis-jenis sterilisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang
ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik
yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang
paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda
dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan
3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45
mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran.
Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering,
menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan
(Agalloco, 2008).
Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode
sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja
autoclave. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang
disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel
dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu
121o
C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan
suhu 121o
C atau 249,8 o
F adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika
digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut
(sea level) air mendidih pada suhu 100o
C, sedangkan untuk autoklaf yang
diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan
memdididh pada suhu 121o
C. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level,
jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan
perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl,
maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121o
C untuk
mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu
121o
C dan tekanan 15 psi selama 15 menit (Anneke, 2011).
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang
gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu
ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan
pemijaran langsung. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam
keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher
ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api
dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel
(Anneke, 2011).
Menurut (Lay,1982), sterilisasi ada 2 jenis yaitu :
1. Sterilisasi dengan cara fisik
a. Pemanasan
Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif
singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan.
Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk
mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
1. Panas kering
Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas
kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas:
a. Panas membara
Dengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam
nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu
sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung gunting.
b. Melidah – apikan
Dengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak
sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca
benda, mulut tabung dan mulut botol.
c. Udara kering
Oven merupakan ciri umum yang dimaksud. Alat ini terbuat
dari kotak logam, udara yang terdapat di dalamnya mendapat udara
panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu
tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan
botol. Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 o
C dianggap
cukup.
2. Panas Basah
Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air
atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik dan
terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh
karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma
mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15
menit pada suhu 121 o
C. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas
tiga golongan yaitu :
a. Panas basah <100 o
C (Pasteurisasi)
Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu 60 o
C selama 30
menit. Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora atau dipanaskan
pada suhu 71,6 – 80 o
C selama 15 – 30 detik kemudian cepat – cepat
didinginkan.
b. Panas basah pada suhu 100 o
C
Di sini menggunakan air mendidih (suhu 100 o
C) selama 10
menit. Untuk mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3 hari
berturut – turut selama 15 – 45 menit sehingga spora yang tidak mati
pada pemanasan pertama akan beruah menjadi bentuk vegetatif pada
hari kedua seteleh inkubasi pada shu 37 o
C begitu pula spora yang
tidak mati pada hari kedua, akan berubah menjadi bentuk vegetatif
pada hari ketiga.
c. Panas basah >100 o
C
Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga
biasa dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini
menggunakan tangki yang diisi dengan uap air yang disebut
autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa,
media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan.
b. Filtrasi / Penyaringan
Penyaringan dilakukan dengan mengalirka larutan melalui suatu alat
penyaringan yang memiliki pori–pori cukup kecil. Untuk menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan
tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk
mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu
tinggi seperti : serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman,
ekstrak sel, antibiotik dan asam amino.
c. Radiasi / Penyinaran
Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai
sinar ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220 – 290 nm. Radiasi
paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar
ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar yang bersifat
bakterida yang baik.
2. Sterilisasi Dengan Cara Kimia
Menurut (Lay,1982), Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi
dapat berwujud :
a. Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas
b. Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan
merkuroklorid
Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disinfektan. Daya kerja
antimikroba disinfektan ditentukan oleh konsentrasi, waktu dan suhu. Beberapa
contoh desinfektan yang digunakan antara lain: Desinfektan lingkungan
misalnya:
1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.
2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain
3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan
etil alkohol 70%.
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan
suhu 121o
C (250o
F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda
adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi
yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121o
C. Autoclave yaitu alat serupa tangki
minyak yang terdapat diisi dengan uap. Medium yang disterilkan ditempatkan
didalam autoclave ini selama 15 sampai 20 menit, hal ini tergantung pada banyak
sedikitnya yang diperlukan untuk sterilisasi. Medium yang akan disterilkan itu
lebih baik ditempatkan dalam beberapa botol agak kecil dari pada dikumpul dalam
satu botol yang besar (Black Sweet Ranger, 2008).
Pada saat melakukan sterilisasi, kita sebenarnya memaparkan uap jenuh
pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga
terjadi pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan
mikroorganisme secara inversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel
(Hadioetomo, 1993).
Menurut (Lucas, 2006), Sterilisasi demikian merupakan metode yang paling
efektif dan ideal karena:
• Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif dan semua
lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga
memungkinkan terjadi koagulasi.
• Bersifat nontoksik, mudah diperoleh, dan relatif mudah dikontrol.
Menurut (Indra, 2008), faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap
yaitu :
a. Waktu
Apabila mikroorganisme dalam jumlah besar dipaparkan terhadap uap
jenuh pada suhu yang konstan, maka semua mikroorganisme tidak akan
terbunuh pada saat bersamaan.
b. Suhu
Peningkatan suhu akan menurunkan waktu proses sterilisasi secara
dramatis.
c. Kelembapan
Efek penambahan daya bunuh pada sterilisasi uap disebabkan
kelembapan akan menurunkan suhu yang diperlukan agar terjadi denaturasi
dan koagulasi pritein.
Menurut (Anneke, 211), adapun fungsi dari dilakukannya steriliasi tersebut
ialah :
 Agar terjamin kebersihan alat
 Menyiapkan peralatan dalam keadaan siap pakai
 Mencegah peralatan cepat rusak
 Mencegah terjadinya infeksi silang
 Sebagai penetapan akhir alat tersebut telah siap pakai
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/ Tanggal : Senin, 09 Desember 2013
Pukul : 13.00 WITA - Selesai
Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi FMIPA
UNTAD
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
A. Alat
1. Autoklaf 5. Laminar air flow
2. Hot Plate 6. Bunsen
3. Oven
4. Hand Sprayer
B. Bahan
1. Aluminium foil 6. Plastik tahan panas
2. Alkohol 7. Spritus
3. Aquades
4. Kertas bekas
5. Kapas
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan bahan-bahan yang akan di sterilisasikan.
2. Membungkus masing-masing alat ( misalnya erlenmeyer, gelas kimia,
corong dan cawan petri) dengan menggunakan kapas, kertas atau
aluminium foil yang bersih secara rapat-rapat.
3. Setelah membungkus alat-alat, kemudian memasukkannya ke dalam
autoklaf bersuhu 170o
C-180o
C selama dua jam.
4. Setelah dua jam, selanjutnya mengeluarkan alat-alat tersebut dari autoklaf.
5. Kemudian mendinginkan pada suhu kamar. Alat siap digunakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah :
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1. Autoklaf Untuk mensterilkan suatu
benda dengan menggunakan
uap bersuhu dan bertekanan
tinggi.
2. oven Untuk mensterilkan alat-alat
gelas yang tahan terhadap
panas.
3. Hand
Sprayer
untuk membersihkan tangan
dari mikroba sebelum masuk
tangan ke inkubator
4. Hot Plate
Untuk memanaskan larutan
5. Laminar
air flow
Tempat pengerjaan mikroba
khususnya bakteri secara
aseptik
6. Bunsen Untuk memanaskan dan
mensterilkan alat-alat yang
terbuat dari platina.
4.2 Pembahasan
Sterilisasi merupakan kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda
dari semua bentuk kehidupan mikroba. Pada prinsipnya sterilisasi dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai
secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan
dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan
cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan
menggunakan uap air panas bertekanan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi
adalah oven dalam mensterilisasi dapat dilakukan dengan dua jenis cara yaitu
sterilisasi fisik dan kimia. Sterilisasi fisik terdiri dari pemanasan, filtrasi atau
penyaringan, dan radiasi. Tujuan dari sterilisasi adalah usaha untuk
membebaskan alat dari kontaminasi mikroba. Pada percobaan ini alat yang
digunakan untuk mensterilkan alat yaitu oven, oven merupakan alat sterilisasi
dengan cara fisik yaitu panas kering.
Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang
terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat
dari kotak logam, udara yang didalamnya mandapat udara yang panas melalui
panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan
petri, gelas ukur, tabung reaksi atau alat-alat yang terbuat dari kaca dibungkus
dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan dan
kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang akan
disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup
dengan kapas seperti erlenmeyer, dan gelas ukur. Setelah ditutup dengan
kapas, dibungkus lagi dengan kertas. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar
alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena
pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah dibungkus
dimasukkan kedalam oven dengan temperature 170o
C-180o
C selama 1-2 jam.
Setelah pemanasan selesai oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal
ini bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang
mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan
untuk melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170o
C-180o
C karena
panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan
uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan
waktu yang lebih panjang.
Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah Bunsen yang
berfungsi untuk memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari
platina dan autoclave yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas
bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu,
plastik, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave
juga dapat digunakan untk mensterilkan mikroba. Adapun bagian-bagian dari
autoclave adalah panik luar, panik dalam untuk meletakkan alat dan saluran
uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan saluran uap, terdapat
katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama
15 menit pada suhu 121o
C dan tekanan 2 atm. Ketika ingin menggunakan
autoclave, harus diisi dengan air sampai batas atau dasar yang berlubang-
lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus terlebih
dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup
dengan kapas. Hal ini dilakukn untuk menghindari terbentuknya uap air
didinding dan didalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat yang ingin
dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoclave, selanjutnya tutup
dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka
sampai uap air saja dan semua udara terdesak keluar dengan demikian
didalam bejana hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang
digunakan tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.
Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat
sterilisasi sesuai dengan literatur yang menyatakan “ Pemanasan kering sering
dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana
menggunakan oven dengan suhu 160-180o
C selama 1,5-2 jam dengan sistem
udara statis (Fardiaz, 1992).
Suhu yang digunakan pada autoklaf 121o
C hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang
digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya
dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan
menggunakan uap air jenuh bertekanan 2 atm pada suhu 121o
C selama 15
menit (Hadioetomo, 1985).
Laminar air flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk bekerja
secara steril. Alat ini berbentuk seperti meja, prinsip kerjanya adalah
pengaseptian suatu ruangan berdasarkan aliran udara laminar secara
horizontal dari dalam keluar sehingga kontaminasi udara dapat diminimalkan.
Sebelum menggunakan alat ini, sebaiknya tangan kita diberi alkohol terlebih
dahulu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar
tidak terkontaminasi dengan mikroba, atau dengan kata lain
sterilisasi merupakan kegiatan membebaskan suatu bahan atau
benda dari semua bentuk kehidupan mikroba.
2. Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik
penggunaan yang berbeda-beda.
3. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu
secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik
(filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil
(0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang
peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara
fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Sterilisasi
secara kimiawi yaitu menggunakan desinfektan.
4. Alat yang digunakan dalam sterilisasi yakni bunsen digunakan
untuk memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari
platina. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas,
kayu, plastik, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu
tinggi sedangkan Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk
mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan
terhadap suhu tinggi.
5.2 Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, praktikan harus lebih tertib
lagi dalam menjalankan praktikum agar bisa mendapatkan hasil yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anneke. 2011. Metode Sterilisasi (http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode-
sterilisasi/). Diakses pada tanggal 09 desember 2013. Palu.
Black Sweet Heart. 2008. Pengenalan alat (http:/wordpress.com/Pengenalan-alat/
Blacksweetranger’s/Blog.html). Diakses pada tanggal 09 desember 2013.
Palu.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT.Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Indra. 2008. Sterilisasi (http//ekmon-saurus/bab-3-Sterilisasi/html). Diakses pada
tanggal 09 desember 2013. Palu.
James, Agalloco. 2008. Validation of Pharmaceutical Processes (electronic
version). Informa Healthcare Inc. USA.
Lay, B. W. dan Hastowo. 1982. Mikrobiologi. Rajawali Press. Jakarta.
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Andi. Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaTidar University
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Okta Yosiana Dewi
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopRohma Vnitha
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Ade Irma Suryani
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 

What's hot (20)

Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan Mikroskop
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 

Viewers also liked

Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasidinmaul
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisFransiska Puteri
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasimartha_chan
 
Pembuatan Media Agar
Pembuatan Media AgarPembuatan Media Agar
Pembuatan Media Agardinmaul
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumErnalia Rosita
 
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumTaufik Sukmana
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikFarida Lukmi
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benarApakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benarLabIndustri
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriPharmacist
 
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi   pengenalan alat labLaporan mikrobiologi   pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi pengenalan alat labMifta Rahmat
 
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinyasayedchairudin
 
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Pipi Haqiqi
 

Viewers also liked (20)

Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
 
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi Makalah sterilisasi dan disinfeksi
Makalah sterilisasi dan disinfeksi
 
Penggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan StrilisasiPenggunaan Alat dan Strilisasi
Penggunaan Alat dan Strilisasi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
 
Mikologi
MikologiMikologi
Mikologi
 
Lapres sterilisasi
Lapres sterilisasiLapres sterilisasi
Lapres sterilisasi
 
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksiMakalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
 
Pembuatan Media Agar
Pembuatan Media AgarPembuatan Media Agar
Pembuatan Media Agar
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
 
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
 
Teknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptikTeknik bekerja secara aseptik
Teknik bekerja secara aseptik
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benarApakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
Apakah autoclave anda sudah berfungsi dengan baik dan benar
 
Makalah sterilisasi
Makalah sterilisasiMakalah sterilisasi
Makalah sterilisasi
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteri
 
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi   pengenalan alat labLaporan mikrobiologi   pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
 
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
 
Antimikroba adila
Antimikroba adilaAntimikroba adila
Antimikroba adila
 
Let's study evaporator.
Let's study evaporator.Let's study evaporator.
Let's study evaporator.
 
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
 

Similar to STERILISASI TEKNIK

Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)itatriewahyuni
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiHildaHerman1
 
Sterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixSterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixMaldiALKahfi
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeJo Sugiharto
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeJo Sugiharto
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiEllie Sirait
 
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptxPengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptxHafizmuchti
 
mikrobiologi (sterilisasi)
 mikrobiologi (sterilisasi) mikrobiologi (sterilisasi)
mikrobiologi (sterilisasi)nisha althaf
 
Praktikum sterilisasi (topik 3)
Praktikum sterilisasi (topik 3)Praktikum sterilisasi (topik 3)
Praktikum sterilisasi (topik 3)Agnescia Sera
 

Similar to STERILISASI TEKNIK (20)

Makalah mikrobilogi
Makalah mikrobilogiMakalah mikrobilogi
Makalah mikrobilogi
 
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
 
Sterilisator
SterilisatorSterilisator
Sterilisator
 
Sterilisator
SterilisatorSterilisator
Sterilisator
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt8 STERILISASI.ppt
8 STERILISASI.ppt
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
Sterilisi farmasi
Sterilisi farmasiSterilisi farmasi
Sterilisi farmasi
 
Sterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fixSterilisasi alat dan media fix
Sterilisasi alat dan media fix
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Sterilisasi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
 
STERILISASI_PPT.pptx
STERILISASI_PPT.pptxSTERILISASI_PPT.pptx
STERILISASI_PPT.pptx
 
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptxPengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
Pengendalian dan pencegahan infeksi mikroba.pptx
 
mikrobiologi (sterilisasi)
 mikrobiologi (sterilisasi) mikrobiologi (sterilisasi)
mikrobiologi (sterilisasi)
 
Praktikum sterilisasi (topik 3)
Praktikum sterilisasi (topik 3)Praktikum sterilisasi (topik 3)
Praktikum sterilisasi (topik 3)
 
Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
 

More from Rukmana Suharta

Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi LingkunganRukmana Suharta
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoRukmana Suharta
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiRukmana Suharta
 
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah IndonesiaObjek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah IndonesiaRukmana Suharta
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obatRukmana Suharta
 
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)Rukmana Suharta
 

More from Rukmana Suharta (9)

Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi -  Sanitasi LingkunganLaporan Mikrobiologi -  Sanitasi Lingkungan
Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
 
Makalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia SelMakalah Biokimia Sel
Makalah Biokimia Sel
 
Makalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam aminoMakalah Biokimia asam amino
Makalah Biokimia asam amino
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah IndonesiaObjek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
Objek wisata Tolitoli, Sulawesi Tengah Indonesia
 
Bentuk dan cara pemberian obat
Bentuk dan cara pemberian  obatBentuk dan cara pemberian  obat
Bentuk dan cara pemberian obat
 
Bahan dasar formulasi
Bahan dasar formulasiBahan dasar formulasi
Bahan dasar formulasi
 
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
MKROBIOLOGI Kelompok VIII ( Prodi Kimia)
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

STERILISASI TEKNIK

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERCOBAAN II “TEKNIK STERILISASI” Disusun Oleh : NAMA : RUKMANA STAMBUK : G 301 12 008 KELOMPOK : III (TIGA) JURUSAN : KIMIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO 2013
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri . Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu pemanasan, penyaringan, radiasi, dan penambahan bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara pemanasan dapat dilakukan dengan panas basah, panas kering, pemanasan bertahap dan perebusan. Ada tiga cara yang umum digunakan dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia dan penyaringan (Filtrasi). Bila panas digunakan bersama – sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembut atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi ialah yang menggunakan panas.
  • 3. Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang. Oleh karena itu, begitu pentingnya sterilisasi dalam penelitian maka dilakukanlah percobaan ini. 1.2 Tujuan Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu : 1. Untuk mengetahui teknik-teknik sterilisasi alat di laboratorium mikrobiologi dan menerapkan teknik-teknik tersebut dalam melakukan sterilisasi alat-alat laboratorium termaksud dalam percobaan ini agar percobaan dapat berlangsung dengan baik 2. Mengetahui jenis-jenis sterilisasi.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008). Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoclave. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121o C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121o C atau 249,8 o F adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100o C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 121o C. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl,
  • 5. maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121o C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121o C dan tekanan 15 psi selama 15 menit (Anneke, 2011). Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel (Anneke, 2011). Menurut (Lay,1982), sterilisasi ada 2 jenis yaitu : 1. Sterilisasi dengan cara fisik a. Pemanasan Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama. 1. Panas kering Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas: a. Panas membara Dengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung gunting. b. Melidah – apikan Dengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca benda, mulut tabung dan mulut botol. c. Udara kering
  • 6. Oven merupakan ciri umum yang dimaksud. Alat ini terbuat dari kotak logam, udara yang terdapat di dalamnya mendapat udara panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol. Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 o C dianggap cukup. 2. Panas Basah Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121 o C. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu : a. Panas basah <100 o C (Pasteurisasi) Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu 60 o C selama 30 menit. Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora atau dipanaskan pada suhu 71,6 – 80 o C selama 15 – 30 detik kemudian cepat – cepat didinginkan. b. Panas basah pada suhu 100 o C Di sini menggunakan air mendidih (suhu 100 o C) selama 10 menit. Untuk mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3 hari berturut – turut selama 15 – 45 menit sehingga spora yang tidak mati pada pemanasan pertama akan beruah menjadi bentuk vegetatif pada hari kedua seteleh inkubasi pada shu 37 o C begitu pula spora yang tidak mati pada hari kedua, akan berubah menjadi bentuk vegetatif pada hari ketiga. c. Panas basah >100 o C Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan tangki yang diisi dengan uap air yang disebut
  • 7. autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa, media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan. b. Filtrasi / Penyaringan Penyaringan dilakukan dengan mengalirka larutan melalui suatu alat penyaringan yang memiliki pori–pori cukup kecil. Untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi seperti : serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman, ekstrak sel, antibiotik dan asam amino. c. Radiasi / Penyinaran Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai sinar ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220 – 290 nm. Radiasi paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar yang bersifat bakterida yang baik. 2. Sterilisasi Dengan Cara Kimia Menurut (Lay,1982), Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat berwujud : a. Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas b. Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan merkuroklorid Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disinfektan. Daya kerja antimikroba disinfektan ditentukan oleh konsentrasi, waktu dan suhu. Beberapa contoh desinfektan yang digunakan antara lain: Desinfektan lingkungan misalnya: 1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol. 2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain 3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan etil alkohol 70%.
  • 8. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121o C (250o F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121o C. Autoclave yaitu alat serupa tangki minyak yang terdapat diisi dengan uap. Medium yang disterilkan ditempatkan didalam autoclave ini selama 15 sampai 20 menit, hal ini tergantung pada banyak sedikitnya yang diperlukan untuk sterilisasi. Medium yang akan disterilkan itu lebih baik ditempatkan dalam beberapa botol agak kecil dari pada dikumpul dalam satu botol yang besar (Black Sweet Ranger, 2008). Pada saat melakukan sterilisasi, kita sebenarnya memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara inversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel (Hadioetomo, 1993). Menurut (Lucas, 2006), Sterilisasi demikian merupakan metode yang paling efektif dan ideal karena: • Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga memungkinkan terjadi koagulasi. • Bersifat nontoksik, mudah diperoleh, dan relatif mudah dikontrol. Menurut (Indra, 2008), faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap yaitu : a. Waktu Apabila mikroorganisme dalam jumlah besar dipaparkan terhadap uap jenuh pada suhu yang konstan, maka semua mikroorganisme tidak akan terbunuh pada saat bersamaan. b. Suhu Peningkatan suhu akan menurunkan waktu proses sterilisasi secara dramatis.
  • 9. c. Kelembapan Efek penambahan daya bunuh pada sterilisasi uap disebabkan kelembapan akan menurunkan suhu yang diperlukan agar terjadi denaturasi dan koagulasi pritein. Menurut (Anneke, 211), adapun fungsi dari dilakukannya steriliasi tersebut ialah :  Agar terjamin kebersihan alat  Menyiapkan peralatan dalam keadaan siap pakai  Mencegah peralatan cepat rusak  Mencegah terjadinya infeksi silang  Sebagai penetapan akhir alat tersebut telah siap pakai
  • 10. BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah: Hari/ Tanggal : Senin, 09 Desember 2013 Pukul : 13.00 WITA - Selesai Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi FMIPA UNTAD 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu : A. Alat 1. Autoklaf 5. Laminar air flow 2. Hot Plate 6. Bunsen 3. Oven 4. Hand Sprayer B. Bahan 1. Aluminium foil 6. Plastik tahan panas 2. Alkohol 7. Spritus 3. Aquades 4. Kertas bekas 5. Kapas 3.3 Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah : 1. Menyiapkan bahan-bahan yang akan di sterilisasikan. 2. Membungkus masing-masing alat ( misalnya erlenmeyer, gelas kimia, corong dan cawan petri) dengan menggunakan kapas, kertas atau aluminium foil yang bersih secara rapat-rapat. 3. Setelah membungkus alat-alat, kemudian memasukkannya ke dalam autoklaf bersuhu 170o C-180o C selama dua jam.
  • 11. 4. Setelah dua jam, selanjutnya mengeluarkan alat-alat tersebut dari autoklaf. 5. Kemudian mendinginkan pada suhu kamar. Alat siap digunakan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah : No. Nama Alat Gambar Fungsi 1. Autoklaf Untuk mensterilkan suatu benda dengan menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi. 2. oven Untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas. 3. Hand Sprayer untuk membersihkan tangan dari mikroba sebelum masuk tangan ke inkubator 4. Hot Plate Untuk memanaskan larutan 5. Laminar air flow Tempat pengerjaan mikroba khususnya bakteri secara aseptik
  • 12. 6. Bunsen Untuk memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari platina. 4.2 Pembahasan Sterilisasi merupakan kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan mikroba. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan. Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi adalah oven dalam mensterilisasi dapat dilakukan dengan dua jenis cara yaitu sterilisasi fisik dan kimia. Sterilisasi fisik terdiri dari pemanasan, filtrasi atau penyaringan, dan radiasi. Tujuan dari sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat dari kontaminasi mikroba. Pada percobaan ini alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yaitu oven, oven merupakan alat sterilisasi dengan cara fisik yaitu panas kering. Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang didalamnya mandapat udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan petri, gelas ukur, tabung reaksi atau alat-alat yang terbuat dari kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup dengan kapas seperti erlenmeyer, dan gelas ukur. Setelah ditutup dengan
  • 13. kapas, dibungkus lagi dengan kertas. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan kedalam oven dengan temperature 170o C-180o C selama 1-2 jam. Setelah pemanasan selesai oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan untuk melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170o C-180o C karena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang. Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah Bunsen yang berfungsi untuk memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari platina dan autoclave yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastik, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untk mensterilkan mikroba. Adapun bagian-bagian dari autoclave adalah panik luar, panik dalam untuk meletakkan alat dan saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan saluran uap, terdapat katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121o C dan tekanan 2 atm. Ketika ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas atau dasar yang berlubang- lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus terlebih dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini dilakukn untuk menghindari terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoclave, selanjutnya tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka sampai uap air saja dan semua udara terdesak keluar dengan demikian didalam bejana hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang digunakan tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.
  • 14. Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi sesuai dengan literatur yang menyatakan “ Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-180o C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992). Suhu yang digunakan pada autoklaf 121o C hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan 2 atm pada suhu 121o C selama 15 menit (Hadioetomo, 1985). Laminar air flow (LAF) digunakan sebagai ruangan untuk bekerja secara steril. Alat ini berbentuk seperti meja, prinsip kerjanya adalah pengaseptian suatu ruangan berdasarkan aliran udara laminar secara horizontal dari dalam keluar sehingga kontaminasi udara dapat diminimalkan. Sebelum menggunakan alat ini, sebaiknya tangan kita diberi alkohol terlebih dahulu.
  • 15. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa : 1. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar tidak terkontaminasi dengan mikroba, atau dengan kata lain sterilisasi merupakan kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan mikroba. 2. Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik penggunaan yang berbeda-beda. 3. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Sterilisasi secara kimiawi yaitu menggunakan desinfektan. 4. Alat yang digunakan dalam sterilisasi yakni bunsen digunakan untuk memanaskan dan mensterilkan alat-alat yang terbuat dari platina. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastik, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi sedangkan Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. 5.2 Saran Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, praktikan harus lebih tertib lagi dalam menjalankan praktikum agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Anneke. 2011. Metode Sterilisasi (http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode- sterilisasi/). Diakses pada tanggal 09 desember 2013. Palu. Black Sweet Heart. 2008. Pengenalan alat (http:/wordpress.com/Pengenalan-alat/ Blacksweetranger’s/Blog.html). Diakses pada tanggal 09 desember 2013. Palu. Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Indra. 2008. Sterilisasi (http//ekmon-saurus/bab-3-Sterilisasi/html). Diakses pada tanggal 09 desember 2013. Palu. James, Agalloco. 2008. Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version). Informa Healthcare Inc. USA. Lay, B. W. dan Hastowo. 1982. Mikrobiologi. Rajawali Press. Jakarta. Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Andi. Yogyakarta.