SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN 
LIQUID DAN SEMI SOLID 
“ MEMBUAT EMULSI OLEUM IECORIS ASELLI “ 
Disusun Oleh : 
Nama : Hani Novita Santosa 
Kelas / Semester : Pagi (B) / II 
NIM : 13.0330 
AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 
2013 / 2014
MEMBUAT EMULSI OLEUM IECORIS ASELLI 
I. Tujuan 
1 Mahasiswa mampu membuat sediaan emulsi oleum Iecoris Aselli 
dengan baik dan benar. 
2 Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan emulsi Iecoris Aselli 
(Organoleptis, pH, BJ, viskositas, kestabilan, tipe emulsi). 
3 Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder emulsi oleum 
iecoris aselli 
II. Dasar Teori 
Emulsi adalah suatu dispers dimana fase terdispers terdiri dari 
bulatan – bulatan kecil zat cair yang terdistribusi keseluruh pembawa yang 
tidak bercampur (Ansel, H. 1989) 
Untuk emulsi yang diberikan secara oral, tipe emulsi minyak dalam 
air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan tersebut 
mempunyai rasa yang lebih enak walaupun yang diberikan sebenarnya 
minyak yang tidak enak rasanya dengan menambahkan pemanis dan 
pemberi rasa pda pembawa airnya, sehingga mudah dimakan dan ditelan 
sampai ke lambung. (Ansel, H. 1989) 
Formulasi emulsi : 
1 Bahan aktif 
Untuk memberikan efek farmakologis 
Contohnya : Oleum Iecoris, Paraffin Liquidum 
2 Minyak 
Sebagai pembawa untuk obat, atau bahkan mungkin merupakan bagian 
campuran sistem pengemulsi seperti pada minyak lemak mengandung 
cukup banyak asam lemak bebas 
Contoh : Oleum Iecoris, Tween 
3 Agen Pengemulsi 
Untuk meningkatkan emulsifikasi pada saat manufaktur maupun untuk 
mengontrol stabilitas selama usia guna
Contoh : Natrium Lauryl Sulfat, Gom Arab, Veegum, Gelatin 
4 Pengawet 
Untuk mencegah tumbuhnya mikroba pada sediaan 
Contoh : Methyl Paraben, Propyl Paraben 
5 Antioksidan dan Humektan 
Antioksidan untuk mencegah gangguan oksidatif selama penyimpanan 
minyak / lemak, pengemulsi atau bahan aktif, lainnya 
Contoh : BHA (butylated hydorxy anisole) dan BHT (butylated hydroxy 
toluene) 
Humektan untuk mencegah penguapan air dari permukaan kulit dimana 
penggunaan pada konsentrasi tinggi dapat menimbulkan efek berlawanan 
Contoh : Propilenglikol, Gliserol dan Sorbitol (5%) (Agoes, 
Goeswin. 2012) 
Kerugian dan Kelebihan Emulsi : 
Kelebihan : Kerugian : 
1. Membentuk sediaan yang 
paling tidak bercampur 
menjadi dapat bersatu 
membentuk sediaan yang 
homogen dan stabil 
2. Bagi orang yang sukar 
menelan tablet dan kapsul 
dapat menggunakan sediaan 
emulsi sebagai alternatif 
3. Dapat menutupi rasa tidak 
enak dalam bentuk cair 
4. Meningkatkan penerimaan 
oleh pasien 
1) Kurang praktis dari pada 
tablet 
2) Mempunyai stabilitas yang 
rendah dari pada sediaan 
tablet karena cairan 
merupakan media yang baik 
untuk pertumbuhan bakteri 
3) Takaran dosisnya kurang 
tepat 
(Agoes, Goeswin. 2012)
Polimer hidrofilik alam, semisintetik, dan sintetik dapat digunakan 
bersama surfaktan bersama emulsi minyak dalam air karena akan terakumulasi 
pada antar permukaan dan juga meningkatkan kekentalan pase air sehingga 
mengurangu kecepatan pembentukan agregat tetesan. Semua emulsi memerlukan 
bahan antimikroba karena fase air mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. 
Adanya pengawet sangat penting dalam emulsi minyak dalam air kaena 
kontaminasi fase eksternal mudah terjadi. Kaena jamur dan ragi lebih sering 
ditemukan dari pada bakteri, lebih diperlukan yang bersifat fungistatik dan 
bakteriostatik. Kesulitan muncul pada pengawetan sistem emulsi, sebagai akibat 
memisahnya bahan antimikroba dari fase air yang sangat memerlukannya atau 
terjadi kompleksasi dengan bahan yang akan mengurangi efektivitas. (Depkes RI, 
1995) 
III. Alat dan Bahan 
Alat : Bahan : 
1 Beakerglass 
2 Batang Pengaduk 
3 Tabung Reaksi 
4 Lampu Spiritus 
5 Mattglass 
6 Viskometer brookfield 
7 Piknometer 
8 pH meter 
9 Neraca 
1. Oleum Iecoris Aselli 
2. CMC Na 
3. Span 80 
4. Sorbitol 
5. Sirupus Simplex 
6. Sunset Yellow 
7. Essence Orange 
8. Aquadest 
IV. Formula 
R / Oleum Iecoris Aselli 6 mL 
CMC Na 1% 
Tween 80 5% 
Sorbitol 5% 
Na Benzoat 0,2% 
Sirupus Simpleks 10%
Sunset Yellow 0,1% 
Essence Orange 2 tetes 
Aquadest ad 60 
V. Pemerian Bahan 
1 Oleum Iecoris Aselli 
Pemerian : Cairan minyak, encer, berbau khas, tidak tengik, 
rasa dan bau seperti ikan. 
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol; mudah larut dalam eter, 
dalam kloroform, dalam karbon disulfida dan dalam etil asetat. 
Khasiat : Sumber vitamin A dan D (Depkes RI, 1995) 
2 CMC Na (Carboxylmethilsellulosa Natrium) 
Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning 
gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik 
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air, membentuk suspensi 
koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam eter P dan dalam 
perlarut organik lain. 
Konsentrasi : 0,5% (Anonim, 2009) 
Fungsi : Pengental (Depkes RI, 1979) 
3 Tween 80 (Polysorbatum 80) 
Pemerian : Cairan kental seperti minyak; jernih; kuning; bau 
asam lemak, khas 
Kelarutan : Mudah larut dalam air; dalam etanol (95%)P, 
dalam etil asetat 
Fungsi : Emulgator (Depkes RI,1979) 
Konsentrasi : Emulgator M/A: 1-15% (Raymond.dkk,2009) 
4 Sorbitol 
Pemerian : Pemerian: Serbuk, butiran atau kepingan; putih; 
rasa manis; higroskopik 
Kelarutan : Sangat udah larut dalam air, sukar larut dalam 
etanol (95%)P, dalam methanol (95%)P dan dalam asam asetat P. 
Konsentrasi : 3 – 15% (Wade, Ainley, dkk, 1994)
Fungsi : Humektan (Depkes RI, 1979) 
5 Natrium Benzoat 
Pemerian : Butir atau serbuk hablur, putih tidak berbau atau 
hampir tidak berbau. 
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian 
etanol (95%) P. 
Konsentrasi : 0,02 – 0,5% (Handbook of Pharmaceutical 
Excipients Sixth Edition halaman 627) 
Fungsi : Pengawet (Depkes RI, 1979) 
6 Sirupus Simplex 
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna 
Pembuatan : Larutkan 65 bagian sakarosa daam larutan Metil 
Paraben 0,25% b/v secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup 
Fungsi : Pemanis (Depkes RI, 1979) 
7 Sunset Yellow 
Pemerian : Serbuk kuning kemerahan, didalam larutan 
memberi warna kuning terang 
Kelarutan : Larut dalam air 
Konsentrasi :< 0,5% 
Fungsi : Pewarna (Depkes RI, 2010) 
8 Essence Orange 
Pemerian : Cairan berwarna kuning, bau khas jeruk 
Kelarutan : Mudah larut dalam air 
Fungsi : Odoris (Depkes RI,2010) 
9 Aquadest 
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak 
mempunyai rasa 
Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1979)
VI. Perhitungan Dosis 
1. Oleum Iecoris Aselli (Kirana, Rahardja, dkk. 2007) 
Dosis: 15 - 30 mL sehari 
Oleum Iecoris Aselli = 6 mL/ 60 mL = 1,5 mL/ 15 mL 
0,1 = 0,1 
Jadi, setiap 1 sendok takar Oleum Iecoris Aselli mengandung 1,5 mL/ 
15 mL 
 Perhitungan dosis pemakaian 1x dan 1 hari: 
Usia 
(tahun) 
Perhitungan dosis 1x 
Rentang Dosis 
(mL) 
Pemakaian 
1x (sendok 
takar) 
Cek Dosis 1x 
2 2/14 x 15 – 30 mL 2,14 – 4,28 2 
3/4,28 = 0,7 ≠ OD 
3 3/15 x 15 – 30 mL 3 - 6 3 4,5/6 = 0,75 ≠ OD 
4 4/16 x 15 – 30 mL 3,75 – 7,5 3 4,5/7,5 = 0,6 ≠ OD 
5 5/ 17 x 15 – 30 mL 
4,41 – 8,82 4 6/8,82 = 0,68 ≠ OD 
6 6/ 18 x 15 – 30 mL 5 – 10 4 6/10 = 0,6 ≠ OD 
7 7/19 x 15 – 30 mL 
5,53 – 11,05 5 7,5/11,05 = 0,68 ≠ OD 
8 8/20 x 15 – 30 mL 6 – 12 5 7,5/12 = 0,63 ≠ OD 
9 9/20 x 15 – 30 mL 6,75 – 13,5 6 9/13,5 = 0,67 ≠ OD 
10 10/20 x 15 – 30 mL 7,5 – 15 6 
9/15 = 0,6 ≠ OD 
11 11/20 x 15 – 30 mL 8,25 – 16,5 7 10,5/16,5 = 0,64 ≠ OD 
12 12/ 20 x 15 – 30 mL 
9 – 18 7 10,5/18 = 0,58 ≠ OD 
 Penetapan aturan pakai 1x 
1 sendok takar = 1,5 mL 
2 sendok takar = 3 mL 
3 sendok takar = 4,5 mL
4 sendok takar = 6 mL 
5 sendok takar = 7,5 mL 
6 sendok takar = 9 mL 
7 sendok takar = 10,5 mL 
 Penetapan aturan pakai 1hari 
Usia 
(tahun) 
Perhitungan dosis 
1hr 
Rentang Dosis 
(mL) 
Pemakaian 
1hr (sendok 
takar) 
Cek Dosis 1hr 
2 2/14 x 15 – 30 mL 2,14 – 4,28 2 x 1 
3/4,28 = 0,7 ≠ OD 
3 3/15 x 15 – 30 mL 3 - 6 2 x 1 ½ 4,5/6 = 0,75 ≠ OD 
4 4/16 x 15 – 30 mL 3,75 – 7,5 2 x 1 ½ 4,5/7,5 = 0,6 ≠ OD 
5 5/ 17 x 15 – 30 mL 
4,41 – 8,82 2 x 2 6/8,82 = 0,68 ≠ OD 
6 6/ 18 x 15 – 30 mL 5 – 10 2 x 2 6/10 = 0,6 ≠ OD 
7 7/19 x 15 – 30 mL 5,53 – 11,05 2 x 2 ½ 7,5/11,05 = 0,68 ≠ OD 
8 
8/20 x 15 – 30 mL 6 – 12 
2 x 2 ½ 
7,5/12 = 0,63 ≠ OD 
9 9/20 x 15 – 30 mL 6,75 – 13,5 2 x 3 9/13,5 = 0,67 ≠ OD 
10 10/20 x 15 – 30 mL 7,5 – 15 2 x 3 9/15 = 0,6 ≠ OD 
11 11/20 x 15 – 30 mL 
8,25 – 16,5 2 x 3 ½ 10,5/16,5 = 0,64 ≠ OD 
12 12/ 20 x 15 – 30 mL 9 – 18 2 x 3 ½ 10,5/18 = 0,58 ≠ OD 
2 tahun = 2 x sehari 1 sendok makan 
3 – 4 tahun = 2 x sehari 1 ½ sendok makan 
5 – 6 tahun = 2 x sehari 2 sendok makan 
7 – 8 tahun = 2 x sehari 2 ½ sendok makan 
9 – 10 tahun = 2 x sehari 3 sendok makan 
11 – 12 tahun = 2 x sehari 3 ½ sendok makan 
Diatas 12 tahun = 2 x sehari 4 sendok makan
VII. Perhitungan Jumlah Bahan 
1. Oleum Iecoris Aselli = 6 mL/60 mL x 60 mL = 6 mL 
= 6 mL x 7 = 42 mL = 42 g 
2. CMC Na = 1% x 60 = 0,6 gram x 7 = 4,2 gram 
 Aqua untuk CMC Na = (1 – 10) x 4,2 gram = 4,2 – 42 
gram 
 Jadi aqua yang diambil = 42 gram  42 mL 
3. Tween 80 = 25% x 6,25 = 1,56 mL x 7 = 
10,92/11 gram 
4. Sorbitol = 5% x 60 = 3 mL x 7 = 21 mL 
5. Na Benzoat = 0,2% x 60 = 0,12 mg x 7 =0,84 mg 
 Jadi aqua untuk Na Benzoat = 2 x 0,84 gram = 1,68 gram  
1,68 mL = 1,8 mL 
6. Sirupus Simplex = 10% x 60 = 6 mL x 7 = 42 mL 
 Fruktosa = 65% x 42 mL = 27,3 mL = 27,4 mL 
 Aqua = 35% x 42 mL = 14,8 mL 
7. Sunset Yellow = 0,1% x 60 = 0,06 x 7 = 0,42 gram 
 Jadi aqua untuk Sunset Yellow = (1 – 10) x 0,42 gram = 
0,42 – 4,2 gram 
 Aqua yang diambil = 4,2 gram  4,2 mL 
8. Essence Jeruk = 2 tetes x 7 = 14 tetes 
9. Aqua ad 420 
= 420 – (42 + 4,2 + 42 + 11 + 21 + 0,84 + 27,4 + 14,8 + 0,42 + 
14) 
= 242,34 mL 
VIII. Cara Kerja 
Ditimbang CMC Na 4,2 gram dan ukur aquadest panas 42 mL. Tuang aquadest 
panas kedalam cawan porselen dan taburkan CMC Na secara tipis merata dan 
biarkan mengembang 

Diukur 1,8 mL aquadest dan masukkan kedalam beakerglass dan timbang 0,84 
gram Na Benzoat 
 
Diukur 4,2 mL aquadest masukkan kedalam beakerglass dan timbang 0,42 gram 
Sunset Yellow 
 
Dimasukkan kedalam blender Sorbitol, Sirupus Simplex, Larutan Sunset Yellow, 
Larutan Na Benzoat dan CMC Na yang telah mengembang. Mixer selama 2 menit 
 
Ditambahkan Oleum Iecoris dan Tween 80 kedalam mixer. Mixer selama 1 menit 
 
Tuang kedalam beakerglass 1000 mL dan tambahkan 14 tetes Essence Orange 
 
Lakukan Pengujian 
IX. Prosedur Evaluasi 
1. Uji Organoleptis 
Ambil sedikit emulsi 
↓ 
Amati bentuk, warna, cicip rasanya dan cium aromanya 
2. pH meter 
Siapkan emulsi didalam beakerglass 
↓
Masukkan elektroda kedalam emulsi dan diputar – putar perlahan sampai layar pH 
menunjukkan angka yang stabil 
↓ 
Catat hasilnya 
3. Bobot Jenis 
Siapkan emulsi yang akan diujin bobot jenisnya 
 
Bersihkan piknometer dengan alkohol 
 
Timbang bobot pikno kosong (A) 
 
Masukkan aqua ke dalam pikno yang telah di bersihkan. Timbang pikno yang 
berisi air (B) 
 
Ganti aqua dengan sediaan yang telah di larutkan dengan air. Masukkan ke dalam 
piknometer dan timbang bobotya (C) 
 
Hitung BJ sediaan dengan cara dibawah ini : 
Bobot pikno kosong : A 
Bobot pikno + air : B 
Bobot pikno + sediaan : C 
Bobot aqua (D) : B – A 
Bobot sediaan (E) : C – A 
Volume aqua (F) : D /  
BJ sediaan : E / F dengan satuan g / mL
4. Viskositas 
Disiapkan emulsi yang akan diuji, masukkan kedalam beakerglass. Beri stirrer 
magnetic 
↓ 
Dipasang spindle yang sesuai pada viskometer kemudian celupkan pada larutan 
dan nyalakan 
↓ 
Di catat tiap data yang diperoleh pada layar tentang No. Spindle, RPM, CPS dan 
prosentase. Viskositas larutan di lihat dari CPS pada prosentase tertinggi 
5. Kestabilan dan Uji Tipe Emulsi 
Dituang sebagian emulsi kedalam tabung reaksi 
↓ 
Diambil aquadest dan tuang kedalam setengah bagian beakerglass 
↓ 
Dimasukkan emulsi yang berada dalam tabung reaksi ke dalam beakerglass yang 
berisi air 
↓ 
Dipanaskan emulsi yang terdapat di dalam beakerglass diatas waterbath selama 17 
menit 
↓ 
Diamati dalam waktu 17 menit apakah emulsi yang diuji tersebut memisah atau 
tidak 
X. Hasil 
1) Uji organoleptis 
Bentuk = Kental
Bau = Khas Minyak Ikan 
Warna = Orange 
Rasa = Minyak Ikan 
2) Uji pH = 7,14 
3) Tipe emulsi = o / w (Oil In Water) 
4) Kestabilan = 20 menit : 21 detik : 05 
5) Bobot Jenis = 
Bobot Jenis 
BJ air = 1 
Bobot piknometer kosong = 10,85 g (A) 
Bobot piknometer + aqua = 21,08 g (B) 
Bobot piknometer + sediaan = 19,28 g (C) 
Bobot aquadest = B - A 
= 21,08 g – 10,85 g = 10,23 g (D) 
Bobot sediaan = C – A 
= 19,28 – 10,85 = 8,43 g (E) 
Volume aquadest = D : ρ 
= 10,23 : 1 = 10,23 (F) 
Bobot jenis sediaan = E : F 
= 8,43 : 10,23 = 0,82 gram/mL 
6) Viskositas 
Spindle no. 63 
RPM 
CPS % 
Tertinggi Terendah Tertinggi Terendah 
50 988 715 41,6% 29,8% 
60 944 826 47,2% 41,3% 
100 816 799 68,0% 66,0%
XI. Pembahasan 
Pada saat praktikum kali ini kelompok kami membuat sediaan 
emulsi dengan berbahan aktif oleum iecoris asseli atau minyak ikan yang 
berkhasiat sebagai sumber vitamin A dan D. Selain Iecoris Assel, terdapat 
juga bahan – bahan lain atau komponen dari emulsi yang lain seperti CMC 
Na sebagai emulsifying agent, Tween 80 sebagai emulsifying agent, 
Sorbitol sebagai humektan didalam sediaan suspensi, Sirupus Simplex 
sebagai pemanis, Sunset Yellow sebagai pewarna dan Aquadest sebagai 
pelarut. 
Setelah sediaan kami jadi, kami melakukan pengujian seperti Uji 
pH, uji Organoleptis, uji Bobot Jenis, uji Viskositas, uji Kestabilan serta 
uji Tipe Emulsi. Pertama kami melakukan uji organoleptis yang 
menghasilkan bentuk sediaan kental yang dikarenakan proses mixing 
yang terlalu lama sehingga menyebabkan sediaan kental, selain itu 
penyebaran CMC Na yang kurang merata dan juga proses pembuatan 
emulsifying agent yang kurang melarutkan CMC Na didalam air panas. 
Bau khas minyak ikan karena kami menggunakan zat aktif iecoris, selain 
itu bau dari minyak ikan itu sendiri yang kurang menyenangkan mungkin 
bisa ditambahkan zat pemanis seperti sukrosa dalam kadar tertentu untuk 
menutupi rasa yang tidak enak tersebut, memiliki warna orange karena 
kelompok kami memilih warna sunset yellow sehingga menghasilkan 
warna orange dan rasa minyak ikan, rasa ini sebenarnya tidak begitu 
disukai maka mungkin dalam pembuatannya perlu penambahan sukrosa 
dalam batasan tertentu. Kedua yaitu pengujian tentang pH yang 
menunjukkan angka 7,14 pada sediaan kami, hal ini dikarenakan sanitasi 
dan higiene dari para personil dan juga peralatan yang digunakan sudah 
dibersihkan sebelumnya agar dalam proses nantinya didapat hasil yang 
sesuai dengan standar mutu. Ketiga uji bobot jenis yang menghasilkan 
bobot jenis 0,82 gram / mL, hal ini sudah benar karena memang 
seharusnya demikian bobot jenis sediaan atau emulsi yang seharusnya 
karena ada zat yang jumlahnya besar tetapi belum tentu BJnya lebih
besar dari zat yang jumlahnya sedikit konsentrasinya. Semakin tinggi 
konsentrasinya maka BJnya juga bisa semakin besar. Tipe emulsi pada 
kelompok kami menggunakan pengenceran yang sediaan diteteskan pada 
air dan membentuk o / w. Hal ini dikarenakan emulsi yang kami buat 
mengandung banyak sekali komponen air dan sedikit komponen minyak 
sehingga Dan terakhir kestabilan, setelah dipanaskan selama lebih dari 17 
menit emulsi kelompok kami tidak memisah dan tercata waktu kestabilan 
20 menit 21 detik, maka sediaan kami stabil. 
Permasalahan yang kami hadapi yaitu proses pengembangan CMC 
Na dengan air panas, pengembangan harus sempurna agar tidak 
menggupal, setelah itu rasa dan bau dari iecoris yang tidak dapat ditutupi 
karena mempunyai bau dan rasa murni solusinya setidaknya ditambahkan 
pemanis tetapi dalam kadar yang digunakan dan yang telah ditentukan. 
XII. Kesimpulan 
a) Mahasiswa mampu membuat sediaan emulsi oleum Iecoris Aselli 
dengan baik dan benar. 
b) Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan emulsi Iecoris Aselli 
(Organoleptis, pH, BJ, viskositas, kestabilan, tipe emulsi). 
c) Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder emulsi oleum 
iecoris aselli
XIII. Daftar Pustaka 
Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida 
(SFI – 7). ITB : Bandung 
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen 
Kesehatan RI : Jakarta 
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen 
Kesehatan RI : Jakarta 
Anonim, 2010. Kondeks Makanan Indonesia. Departemen 
Kesehatam RI : Jakarta 
Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasu Edisi Keempat. 
Universitas Indonesia : Jakarta 
Raymond,dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 
Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists 
Association. Inggris 
Semarang, 27 Maret 2014 
Dosen Pembimbing Praktikan 
Hani Novita S.

More Related Content

What's hot

Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1marwahhh
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRhiza Amalia
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamSiti Zulaikhah
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaMeiseti Awan
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenKezia Hani Novita
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basahKezia Hani Novita
 

What's hot (20)

Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1Farmasetika: Salep1
Farmasetika: Salep1
 
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganKimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas Pekalongan
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Rancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilinRancangan formula suppositoria aminofilin
Rancangan formula suppositoria aminofilin
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Pill
PillPill
Pill
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Laporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup ggLaporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup gg
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Laporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofenLaporan resmi suspensi ibuprofen
Laporan resmi suspensi ibuprofen
 
Pembuatan amilum
Pembuatan amilumPembuatan amilum
Pembuatan amilum
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
 
ppt gel
ppt gelppt gel
ppt gel
 

Similar to Laporan resmi emulsi iecoris aselli

Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolKezia Hani Novita
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholKezia Hani Novita
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonKezia Hani Novita
 
Cream antiacne
Cream antiacneCream antiacne
Cream antiacnerezkilatry
 
Kelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptxKelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptxnabilaaulia62
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanSepta Septy
 
Pengetahuan teknologi susu
Pengetahuan teknologi susuPengetahuan teknologi susu
Pengetahuan teknologi susuMuhammad Eko
 
Pengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatikPengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatikanandajpz
 
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdf
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdfkel.5 Suspensi Metronidazol.pdf
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdfMuhamadFaisal56
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalRidwan
 
Kimia asik
Kimia asikKimia asik
Kimia asikUNIMUS
 
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptxII.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptxArinta3
 
Kel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandiKel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandidanyindriawaty
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.Maranata Gultom
 
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat FisiknyaPembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat FisiknyaMaulana Sakti
 
E M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTE M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTssuser8cafc5
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 

Similar to Laporan resmi emulsi iecoris aselli (20)

Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
Cream antiacne
Cream antiacneCream antiacne
Cream antiacne
 
Kelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptxKelompok 5_Shampo.pptx
Kelompok 5_Shampo.pptx
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 
Pengetahuan teknologi susu
Pengetahuan teknologi susuPengetahuan teknologi susu
Pengetahuan teknologi susu
 
Pengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatikPengaruh pH pada reaksi enzimatik
Pengaruh pH pada reaksi enzimatik
 
Ppt suspensi antibiotik
Ppt suspensi antibiotikPpt suspensi antibiotik
Ppt suspensi antibiotik
 
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdf
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdfkel.5 Suspensi Metronidazol.pdf
kel.5 Suspensi Metronidazol.pdf
 
Kelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / TotalKelarutan Semu / Total
Kelarutan Semu / Total
 
Kimia asik
Kimia asikKimia asik
Kimia asik
 
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptxII.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Kel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandiKel 2 kelas m preparat untuk mandi
Kel 2 kelas m preparat untuk mandi
 
19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.19008 self formulation asetosal.
19008 self formulation asetosal.
 
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat FisiknyaPembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
Pembuatan Suspensi Terdeflokulasi dan Pemeriksaan Sifat Fisiknya
 
E M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPTE M U L S I-Revised.PPT
E M U L S I-Revised.PPT
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 

Recently uploaded

ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 

Recently uploaded (16)

ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 

Laporan resmi emulsi iecoris aselli

  • 1. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID “ MEMBUAT EMULSI OLEUM IECORIS ASELLI “ Disusun Oleh : Nama : Hani Novita Santosa Kelas / Semester : Pagi (B) / II NIM : 13.0330 AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 2013 / 2014
  • 2. MEMBUAT EMULSI OLEUM IECORIS ASELLI I. Tujuan 1 Mahasiswa mampu membuat sediaan emulsi oleum Iecoris Aselli dengan baik dan benar. 2 Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan emulsi Iecoris Aselli (Organoleptis, pH, BJ, viskositas, kestabilan, tipe emulsi). 3 Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder emulsi oleum iecoris aselli II. Dasar Teori Emulsi adalah suatu dispers dimana fase terdispers terdiri dari bulatan – bulatan kecil zat cair yang terdistribusi keseluruh pembawa yang tidak bercampur (Ansel, H. 1989) Untuk emulsi yang diberikan secara oral, tipe emulsi minyak dalam air memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa yang lebih enak walaupun yang diberikan sebenarnya minyak yang tidak enak rasanya dengan menambahkan pemanis dan pemberi rasa pda pembawa airnya, sehingga mudah dimakan dan ditelan sampai ke lambung. (Ansel, H. 1989) Formulasi emulsi : 1 Bahan aktif Untuk memberikan efek farmakologis Contohnya : Oleum Iecoris, Paraffin Liquidum 2 Minyak Sebagai pembawa untuk obat, atau bahkan mungkin merupakan bagian campuran sistem pengemulsi seperti pada minyak lemak mengandung cukup banyak asam lemak bebas Contoh : Oleum Iecoris, Tween 3 Agen Pengemulsi Untuk meningkatkan emulsifikasi pada saat manufaktur maupun untuk mengontrol stabilitas selama usia guna
  • 3. Contoh : Natrium Lauryl Sulfat, Gom Arab, Veegum, Gelatin 4 Pengawet Untuk mencegah tumbuhnya mikroba pada sediaan Contoh : Methyl Paraben, Propyl Paraben 5 Antioksidan dan Humektan Antioksidan untuk mencegah gangguan oksidatif selama penyimpanan minyak / lemak, pengemulsi atau bahan aktif, lainnya Contoh : BHA (butylated hydorxy anisole) dan BHT (butylated hydroxy toluene) Humektan untuk mencegah penguapan air dari permukaan kulit dimana penggunaan pada konsentrasi tinggi dapat menimbulkan efek berlawanan Contoh : Propilenglikol, Gliserol dan Sorbitol (5%) (Agoes, Goeswin. 2012) Kerugian dan Kelebihan Emulsi : Kelebihan : Kerugian : 1. Membentuk sediaan yang paling tidak bercampur menjadi dapat bersatu membentuk sediaan yang homogen dan stabil 2. Bagi orang yang sukar menelan tablet dan kapsul dapat menggunakan sediaan emulsi sebagai alternatif 3. Dapat menutupi rasa tidak enak dalam bentuk cair 4. Meningkatkan penerimaan oleh pasien 1) Kurang praktis dari pada tablet 2) Mempunyai stabilitas yang rendah dari pada sediaan tablet karena cairan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri 3) Takaran dosisnya kurang tepat (Agoes, Goeswin. 2012)
  • 4. Polimer hidrofilik alam, semisintetik, dan sintetik dapat digunakan bersama surfaktan bersama emulsi minyak dalam air karena akan terakumulasi pada antar permukaan dan juga meningkatkan kekentalan pase air sehingga mengurangu kecepatan pembentukan agregat tetesan. Semua emulsi memerlukan bahan antimikroba karena fase air mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Adanya pengawet sangat penting dalam emulsi minyak dalam air kaena kontaminasi fase eksternal mudah terjadi. Kaena jamur dan ragi lebih sering ditemukan dari pada bakteri, lebih diperlukan yang bersifat fungistatik dan bakteriostatik. Kesulitan muncul pada pengawetan sistem emulsi, sebagai akibat memisahnya bahan antimikroba dari fase air yang sangat memerlukannya atau terjadi kompleksasi dengan bahan yang akan mengurangi efektivitas. (Depkes RI, 1995) III. Alat dan Bahan Alat : Bahan : 1 Beakerglass 2 Batang Pengaduk 3 Tabung Reaksi 4 Lampu Spiritus 5 Mattglass 6 Viskometer brookfield 7 Piknometer 8 pH meter 9 Neraca 1. Oleum Iecoris Aselli 2. CMC Na 3. Span 80 4. Sorbitol 5. Sirupus Simplex 6. Sunset Yellow 7. Essence Orange 8. Aquadest IV. Formula R / Oleum Iecoris Aselli 6 mL CMC Na 1% Tween 80 5% Sorbitol 5% Na Benzoat 0,2% Sirupus Simpleks 10%
  • 5. Sunset Yellow 0,1% Essence Orange 2 tetes Aquadest ad 60 V. Pemerian Bahan 1 Oleum Iecoris Aselli Pemerian : Cairan minyak, encer, berbau khas, tidak tengik, rasa dan bau seperti ikan. Kelarutan : Sukar larut dalam etanol; mudah larut dalam eter, dalam kloroform, dalam karbon disulfida dan dalam etil asetat. Khasiat : Sumber vitamin A dan D (Depkes RI, 1995) 2 CMC Na (Carboxylmethilsellulosa Natrium) Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air, membentuk suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam eter P dan dalam perlarut organik lain. Konsentrasi : 0,5% (Anonim, 2009) Fungsi : Pengental (Depkes RI, 1979) 3 Tween 80 (Polysorbatum 80) Pemerian : Cairan kental seperti minyak; jernih; kuning; bau asam lemak, khas Kelarutan : Mudah larut dalam air; dalam etanol (95%)P, dalam etil asetat Fungsi : Emulgator (Depkes RI,1979) Konsentrasi : Emulgator M/A: 1-15% (Raymond.dkk,2009) 4 Sorbitol Pemerian : Pemerian: Serbuk, butiran atau kepingan; putih; rasa manis; higroskopik Kelarutan : Sangat udah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)P, dalam methanol (95%)P dan dalam asam asetat P. Konsentrasi : 3 – 15% (Wade, Ainley, dkk, 1994)
  • 6. Fungsi : Humektan (Depkes RI, 1979) 5 Natrium Benzoat Pemerian : Butir atau serbuk hablur, putih tidak berbau atau hampir tidak berbau. Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%) P. Konsentrasi : 0,02 – 0,5% (Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition halaman 627) Fungsi : Pengawet (Depkes RI, 1979) 6 Sirupus Simplex Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna Pembuatan : Larutkan 65 bagian sakarosa daam larutan Metil Paraben 0,25% b/v secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup Fungsi : Pemanis (Depkes RI, 1979) 7 Sunset Yellow Pemerian : Serbuk kuning kemerahan, didalam larutan memberi warna kuning terang Kelarutan : Larut dalam air Konsentrasi :< 0,5% Fungsi : Pewarna (Depkes RI, 2010) 8 Essence Orange Pemerian : Cairan berwarna kuning, bau khas jeruk Kelarutan : Mudah larut dalam air Fungsi : Odoris (Depkes RI,2010) 9 Aquadest Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa Fungsi : Pelarut (Depkes RI, 1979)
  • 7. VI. Perhitungan Dosis 1. Oleum Iecoris Aselli (Kirana, Rahardja, dkk. 2007) Dosis: 15 - 30 mL sehari Oleum Iecoris Aselli = 6 mL/ 60 mL = 1,5 mL/ 15 mL 0,1 = 0,1 Jadi, setiap 1 sendok takar Oleum Iecoris Aselli mengandung 1,5 mL/ 15 mL  Perhitungan dosis pemakaian 1x dan 1 hari: Usia (tahun) Perhitungan dosis 1x Rentang Dosis (mL) Pemakaian 1x (sendok takar) Cek Dosis 1x 2 2/14 x 15 – 30 mL 2,14 – 4,28 2 3/4,28 = 0,7 ≠ OD 3 3/15 x 15 – 30 mL 3 - 6 3 4,5/6 = 0,75 ≠ OD 4 4/16 x 15 – 30 mL 3,75 – 7,5 3 4,5/7,5 = 0,6 ≠ OD 5 5/ 17 x 15 – 30 mL 4,41 – 8,82 4 6/8,82 = 0,68 ≠ OD 6 6/ 18 x 15 – 30 mL 5 – 10 4 6/10 = 0,6 ≠ OD 7 7/19 x 15 – 30 mL 5,53 – 11,05 5 7,5/11,05 = 0,68 ≠ OD 8 8/20 x 15 – 30 mL 6 – 12 5 7,5/12 = 0,63 ≠ OD 9 9/20 x 15 – 30 mL 6,75 – 13,5 6 9/13,5 = 0,67 ≠ OD 10 10/20 x 15 – 30 mL 7,5 – 15 6 9/15 = 0,6 ≠ OD 11 11/20 x 15 – 30 mL 8,25 – 16,5 7 10,5/16,5 = 0,64 ≠ OD 12 12/ 20 x 15 – 30 mL 9 – 18 7 10,5/18 = 0,58 ≠ OD  Penetapan aturan pakai 1x 1 sendok takar = 1,5 mL 2 sendok takar = 3 mL 3 sendok takar = 4,5 mL
  • 8. 4 sendok takar = 6 mL 5 sendok takar = 7,5 mL 6 sendok takar = 9 mL 7 sendok takar = 10,5 mL  Penetapan aturan pakai 1hari Usia (tahun) Perhitungan dosis 1hr Rentang Dosis (mL) Pemakaian 1hr (sendok takar) Cek Dosis 1hr 2 2/14 x 15 – 30 mL 2,14 – 4,28 2 x 1 3/4,28 = 0,7 ≠ OD 3 3/15 x 15 – 30 mL 3 - 6 2 x 1 ½ 4,5/6 = 0,75 ≠ OD 4 4/16 x 15 – 30 mL 3,75 – 7,5 2 x 1 ½ 4,5/7,5 = 0,6 ≠ OD 5 5/ 17 x 15 – 30 mL 4,41 – 8,82 2 x 2 6/8,82 = 0,68 ≠ OD 6 6/ 18 x 15 – 30 mL 5 – 10 2 x 2 6/10 = 0,6 ≠ OD 7 7/19 x 15 – 30 mL 5,53 – 11,05 2 x 2 ½ 7,5/11,05 = 0,68 ≠ OD 8 8/20 x 15 – 30 mL 6 – 12 2 x 2 ½ 7,5/12 = 0,63 ≠ OD 9 9/20 x 15 – 30 mL 6,75 – 13,5 2 x 3 9/13,5 = 0,67 ≠ OD 10 10/20 x 15 – 30 mL 7,5 – 15 2 x 3 9/15 = 0,6 ≠ OD 11 11/20 x 15 – 30 mL 8,25 – 16,5 2 x 3 ½ 10,5/16,5 = 0,64 ≠ OD 12 12/ 20 x 15 – 30 mL 9 – 18 2 x 3 ½ 10,5/18 = 0,58 ≠ OD 2 tahun = 2 x sehari 1 sendok makan 3 – 4 tahun = 2 x sehari 1 ½ sendok makan 5 – 6 tahun = 2 x sehari 2 sendok makan 7 – 8 tahun = 2 x sehari 2 ½ sendok makan 9 – 10 tahun = 2 x sehari 3 sendok makan 11 – 12 tahun = 2 x sehari 3 ½ sendok makan Diatas 12 tahun = 2 x sehari 4 sendok makan
  • 9. VII. Perhitungan Jumlah Bahan 1. Oleum Iecoris Aselli = 6 mL/60 mL x 60 mL = 6 mL = 6 mL x 7 = 42 mL = 42 g 2. CMC Na = 1% x 60 = 0,6 gram x 7 = 4,2 gram  Aqua untuk CMC Na = (1 – 10) x 4,2 gram = 4,2 – 42 gram  Jadi aqua yang diambil = 42 gram  42 mL 3. Tween 80 = 25% x 6,25 = 1,56 mL x 7 = 10,92/11 gram 4. Sorbitol = 5% x 60 = 3 mL x 7 = 21 mL 5. Na Benzoat = 0,2% x 60 = 0,12 mg x 7 =0,84 mg  Jadi aqua untuk Na Benzoat = 2 x 0,84 gram = 1,68 gram  1,68 mL = 1,8 mL 6. Sirupus Simplex = 10% x 60 = 6 mL x 7 = 42 mL  Fruktosa = 65% x 42 mL = 27,3 mL = 27,4 mL  Aqua = 35% x 42 mL = 14,8 mL 7. Sunset Yellow = 0,1% x 60 = 0,06 x 7 = 0,42 gram  Jadi aqua untuk Sunset Yellow = (1 – 10) x 0,42 gram = 0,42 – 4,2 gram  Aqua yang diambil = 4,2 gram  4,2 mL 8. Essence Jeruk = 2 tetes x 7 = 14 tetes 9. Aqua ad 420 = 420 – (42 + 4,2 + 42 + 11 + 21 + 0,84 + 27,4 + 14,8 + 0,42 + 14) = 242,34 mL VIII. Cara Kerja Ditimbang CMC Na 4,2 gram dan ukur aquadest panas 42 mL. Tuang aquadest panas kedalam cawan porselen dan taburkan CMC Na secara tipis merata dan biarkan mengembang 
  • 10. Diukur 1,8 mL aquadest dan masukkan kedalam beakerglass dan timbang 0,84 gram Na Benzoat  Diukur 4,2 mL aquadest masukkan kedalam beakerglass dan timbang 0,42 gram Sunset Yellow  Dimasukkan kedalam blender Sorbitol, Sirupus Simplex, Larutan Sunset Yellow, Larutan Na Benzoat dan CMC Na yang telah mengembang. Mixer selama 2 menit  Ditambahkan Oleum Iecoris dan Tween 80 kedalam mixer. Mixer selama 1 menit  Tuang kedalam beakerglass 1000 mL dan tambahkan 14 tetes Essence Orange  Lakukan Pengujian IX. Prosedur Evaluasi 1. Uji Organoleptis Ambil sedikit emulsi ↓ Amati bentuk, warna, cicip rasanya dan cium aromanya 2. pH meter Siapkan emulsi didalam beakerglass ↓
  • 11. Masukkan elektroda kedalam emulsi dan diputar – putar perlahan sampai layar pH menunjukkan angka yang stabil ↓ Catat hasilnya 3. Bobot Jenis Siapkan emulsi yang akan diujin bobot jenisnya  Bersihkan piknometer dengan alkohol  Timbang bobot pikno kosong (A)  Masukkan aqua ke dalam pikno yang telah di bersihkan. Timbang pikno yang berisi air (B)  Ganti aqua dengan sediaan yang telah di larutkan dengan air. Masukkan ke dalam piknometer dan timbang bobotya (C)  Hitung BJ sediaan dengan cara dibawah ini : Bobot pikno kosong : A Bobot pikno + air : B Bobot pikno + sediaan : C Bobot aqua (D) : B – A Bobot sediaan (E) : C – A Volume aqua (F) : D /  BJ sediaan : E / F dengan satuan g / mL
  • 12. 4. Viskositas Disiapkan emulsi yang akan diuji, masukkan kedalam beakerglass. Beri stirrer magnetic ↓ Dipasang spindle yang sesuai pada viskometer kemudian celupkan pada larutan dan nyalakan ↓ Di catat tiap data yang diperoleh pada layar tentang No. Spindle, RPM, CPS dan prosentase. Viskositas larutan di lihat dari CPS pada prosentase tertinggi 5. Kestabilan dan Uji Tipe Emulsi Dituang sebagian emulsi kedalam tabung reaksi ↓ Diambil aquadest dan tuang kedalam setengah bagian beakerglass ↓ Dimasukkan emulsi yang berada dalam tabung reaksi ke dalam beakerglass yang berisi air ↓ Dipanaskan emulsi yang terdapat di dalam beakerglass diatas waterbath selama 17 menit ↓ Diamati dalam waktu 17 menit apakah emulsi yang diuji tersebut memisah atau tidak X. Hasil 1) Uji organoleptis Bentuk = Kental
  • 13. Bau = Khas Minyak Ikan Warna = Orange Rasa = Minyak Ikan 2) Uji pH = 7,14 3) Tipe emulsi = o / w (Oil In Water) 4) Kestabilan = 20 menit : 21 detik : 05 5) Bobot Jenis = Bobot Jenis BJ air = 1 Bobot piknometer kosong = 10,85 g (A) Bobot piknometer + aqua = 21,08 g (B) Bobot piknometer + sediaan = 19,28 g (C) Bobot aquadest = B - A = 21,08 g – 10,85 g = 10,23 g (D) Bobot sediaan = C – A = 19,28 – 10,85 = 8,43 g (E) Volume aquadest = D : ρ = 10,23 : 1 = 10,23 (F) Bobot jenis sediaan = E : F = 8,43 : 10,23 = 0,82 gram/mL 6) Viskositas Spindle no. 63 RPM CPS % Tertinggi Terendah Tertinggi Terendah 50 988 715 41,6% 29,8% 60 944 826 47,2% 41,3% 100 816 799 68,0% 66,0%
  • 14. XI. Pembahasan Pada saat praktikum kali ini kelompok kami membuat sediaan emulsi dengan berbahan aktif oleum iecoris asseli atau minyak ikan yang berkhasiat sebagai sumber vitamin A dan D. Selain Iecoris Assel, terdapat juga bahan – bahan lain atau komponen dari emulsi yang lain seperti CMC Na sebagai emulsifying agent, Tween 80 sebagai emulsifying agent, Sorbitol sebagai humektan didalam sediaan suspensi, Sirupus Simplex sebagai pemanis, Sunset Yellow sebagai pewarna dan Aquadest sebagai pelarut. Setelah sediaan kami jadi, kami melakukan pengujian seperti Uji pH, uji Organoleptis, uji Bobot Jenis, uji Viskositas, uji Kestabilan serta uji Tipe Emulsi. Pertama kami melakukan uji organoleptis yang menghasilkan bentuk sediaan kental yang dikarenakan proses mixing yang terlalu lama sehingga menyebabkan sediaan kental, selain itu penyebaran CMC Na yang kurang merata dan juga proses pembuatan emulsifying agent yang kurang melarutkan CMC Na didalam air panas. Bau khas minyak ikan karena kami menggunakan zat aktif iecoris, selain itu bau dari minyak ikan itu sendiri yang kurang menyenangkan mungkin bisa ditambahkan zat pemanis seperti sukrosa dalam kadar tertentu untuk menutupi rasa yang tidak enak tersebut, memiliki warna orange karena kelompok kami memilih warna sunset yellow sehingga menghasilkan warna orange dan rasa minyak ikan, rasa ini sebenarnya tidak begitu disukai maka mungkin dalam pembuatannya perlu penambahan sukrosa dalam batasan tertentu. Kedua yaitu pengujian tentang pH yang menunjukkan angka 7,14 pada sediaan kami, hal ini dikarenakan sanitasi dan higiene dari para personil dan juga peralatan yang digunakan sudah dibersihkan sebelumnya agar dalam proses nantinya didapat hasil yang sesuai dengan standar mutu. Ketiga uji bobot jenis yang menghasilkan bobot jenis 0,82 gram / mL, hal ini sudah benar karena memang seharusnya demikian bobot jenis sediaan atau emulsi yang seharusnya karena ada zat yang jumlahnya besar tetapi belum tentu BJnya lebih
  • 15. besar dari zat yang jumlahnya sedikit konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasinya maka BJnya juga bisa semakin besar. Tipe emulsi pada kelompok kami menggunakan pengenceran yang sediaan diteteskan pada air dan membentuk o / w. Hal ini dikarenakan emulsi yang kami buat mengandung banyak sekali komponen air dan sedikit komponen minyak sehingga Dan terakhir kestabilan, setelah dipanaskan selama lebih dari 17 menit emulsi kelompok kami tidak memisah dan tercata waktu kestabilan 20 menit 21 detik, maka sediaan kami stabil. Permasalahan yang kami hadapi yaitu proses pengembangan CMC Na dengan air panas, pengembangan harus sempurna agar tidak menggupal, setelah itu rasa dan bau dari iecoris yang tidak dapat ditutupi karena mempunyai bau dan rasa murni solusinya setidaknya ditambahkan pemanis tetapi dalam kadar yang digunakan dan yang telah ditentukan. XII. Kesimpulan a) Mahasiswa mampu membuat sediaan emulsi oleum Iecoris Aselli dengan baik dan benar. b) Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan emulsi Iecoris Aselli (Organoleptis, pH, BJ, viskositas, kestabilan, tipe emulsi). c) Mahasiswa mampu membuat kemasan sekunder emulsi oleum iecoris aselli
  • 16. XIII. Daftar Pustaka Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida – Semisolida (SFI – 7). ITB : Bandung Anonim, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan RI : Jakarta Anonim, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan RI : Jakarta Anonim, 2010. Kondeks Makanan Indonesia. Departemen Kesehatam RI : Jakarta Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasu Edisi Keempat. Universitas Indonesia : Jakarta Raymond,dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association. Inggris Semarang, 27 Maret 2014 Dosen Pembimbing Praktikan Hani Novita S.