4. Alur Pemrosesan Alat Medis Bekas Pakai
Pre Cleaning
(Sabun,detergen, enzymatic)
Pembersihan
(Cuci bersih, tiriskan, keringkan)
Sterilisasi
(peralatan kritis)
Masuk dalam pembuluh
darah/jaringan tubuh
Instrumen bedah
Disinfeksi tingkat
rendah
(peralatan non kritikal)
Hanya pada permukaan
tubuh yang utuh
Tensi meter, termometer
Disinfeksi tingkat
tinggi
(peralatan semi kritikal)
Masuk dalam mucosa
tubuh
Endotracheal tube, NGT
Gunakan
APD
Gunakan
APD
5. STERILISASI
Suatu proses untuk menghilangkan /
memusnahkan semua bentuk
mikroorganisme termasuk endospora
pada peralatan, dapat dilakukan dengan
proses fisika atau kimia dengan
menggunakan alat Sterilisator
Sterilisasi itu sebuah proses, bukan
sebuah peristiwa tunggal, maka seluruh
komponen harus dilakukan secara benar
agar
sterilisasi tercapai.
6. Sterilisasi uap tekanan tinggi adalah
metode sterilisasi yang sangat efektif,
tetapi juga paling sulit untuk dilakukan
secara benar.
Pada umumnya sterilisasi ini adalah
metode pilihan untuk mensterilkan alat
atau instrumen yang digunakan pada
berbagai fasilitas kesehatan.
Bila aliran listrik bermasalah, dapat
menggunakan sterilisator uap non elektrik
dengan menggunakan minyak tanah atau
bahan bakar lainnya sebagai sumber
panas
7. STERILISASI
Sterilisasi dengan suhu tinggi
- Sterilisasi Uap (Steam Heat)
- Sterilisasi Panas Kering (Dry Heat)
Sterilisasi dengan suhu rendah
- Ethylene Oxide (EtO)
- Hydrogen Perokside Plasma
- Liquid Paracetic Acid
Sterilisasi Kimia
- Glutaral Dehid
8. • proses untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme
dari alat kesehatan termasuk endospora bakteri
• dilakukan dg 2 cara :
1. fisik
Sterilasi secara fisik yaitu dengan pemanasan,
radiasi, dan filtrasi
2. Kimiawi
menggunakan bahan kimia dg cara merendam
(misalnya dalam larutan glutardehid) dan menguapi
dengan gas kimia (diantaranya dengan gas etilin
oksida).
9. Sterilisasi Uap (Steam Heat)
- Alat Autoclaf
- Metode sterilisasi paling tua, aman, efektif,
relatif tidak mahal, non toksik
- Suhu dan waktu :
121º C (250º F) selama 30 menit
132º C (270º F) selama 4 - 10 menit
- Untuk peralatan tahan panas dan tahan uap
10.
11. Sterilisasi Panas Kering
(Dry Heat)
- Digunakan untuk minyak, serbuk halus,
kaca, gelas tahan panas
- Suhu dan waktu :
- 170º C (340º F) selama 60 menit
- 160º C (320º F) selama 120 menit
- Tidak korosif
- Waktu lama
12. Langkah-langkah:
1. Lakukan dekontaminasi, bersihkan dan keringkan
semua alat yang di sterilkan.
2. Bila dikehendaki, bungkuslah instrumen dengan
kertas aluminium atau tempatkan pada dressing
drum, jarum jahit atau jarum suntik dimasukkan ke
dalam tabung gelas dengan disumbat kapas.
3. Tempatkan alat-alat lepas (tidak dibungkus) dalam
wadah logam atau di atas baki di oven dan panaskan
hingga suhu yang diinginkan.
4. Setelah tercapai suhu yang dikehendaki, mulailah
penghitungan waktu :
170ºC (340ºF) 60 menit
160ºC (320ºF) 120 menit
150ºC (300ºF) 150 menit
140ºC (285ºF) 180 menit
121ºC (250ºF) semalaman
5. Setelah dingin, angkatlah paket dan simpanlah
13. COLD STERILIZATION
Disebut juga sterilisasi dingin
Dapat membunuh endospora setelah
paparan berkepanjangan (10 - 20 jam )
Menggunakan glutaraldehid 2-4 %
14. Kelebihan :
Larutan glutaraldehid tidak begitu mudah
dinonaktifkan oleh materi organik
Larutan ini dapat digunakan untuk
instrumen yang tidak tahan panas
Larutan ini dapat digunakan hingga 14
hari (ganti apabila keruh), atau dapat
digunakan hingga 28 hari
15. Kekurangan :
Glutaraldehid adalah kimiawi yang menyebabkan iritasi.
Oleh karena itu, seluruh peralatan yang direndam harus
sepenuhnya dibilas dengan air steril setelah direndam
Karena glutaraldehid bekerja sangat baik pada suhu
ruangan, sterilisasi kimia tidak dijamin berfungsi baik
pada lingkungan dingin (suhu kurang dari 20ºC),
bahkan dengan proses perendaman yang
berkepanjangan
Glutaraldehid mahal harganya
Uap dari glutaraldehid diklasifikasi sebagai karsinogen,
dan mengiritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan
16. Langkah-langkah
Lakukan dekontaminasi, bersihkan dan keringkan
seluruh alat yang akan disterilkan
Rendamlah seluruh alat dalam larutan kimia dan
tutuplah wadah tersebut
Biarkan alat terendam :
- 10 jam dalam glutaraldehid 2-4 %
Angkatlah alat yang sudah direndam dengan
menggunakan korentang steril, bilaslah tiga kali dengan
air steril dan keringkan di udara
Simpanlah alat yang telah disterilkan dalam wadah
steril dengan penutup yang ketat, apabila alat apabila
alat tersebut tidak akan digunakan segera.
17. MONITORING
- Untuk memberikan jaminan bahwa
peralatan benar-benar steril
- Memberikan jaminan bahwa parameter
yang ditentukan dlm proses sterilisasi
sudah dipenuhi dengan baik dan benar
- Apabila terjadi kegagalan dalam proses
sterilisasi dapat diketahui sedini mungkin
sterilisasi ulang
18. Jenis-jenis indikator untuk
monitoring proses sterilisasi
1. Kontrol Kualitas Secara Visual
2. Indikator Mekanik
3. Indikator Kimia internal
eksternal
4. Indikator Biologi
5. Uji Kultur Laboratorium
19. INDIKATOR MEKANIK
- Untuk melihat apakah mesin berfungsi
dengan baik / tidak.
- Terpasang pada mesin dan hasilnya
berupa grafik
20. Indikator Kimia
- untuk mengetahui suatu produk telah
disterilkan atau belum (autoclave tape)
- Tape ditempel diluar kemasan yang akan
akan berubah warna jika terkena panas.
- Cara lain dengan uji Bowie Dick (dalam
paket handuk).
- membantu mendeteksi kerusakan
peralatan dan kesalahan prosedur.
21. Gambar Hasil Test Bowiedick
yang bagus Hasil Test Bowiedickyg kurang bagus
Autoclave tape
23. Indikator Biologi
- Untuk pemantauan mesin autoclave.
- Menggunakan spora Bacillus
Stearothermophillus.
Inkubator Attest Biologi
24. PENGEMASAN
- Kegiatan yang dilakukan sebelum proses
sterilisasi untuk menjaga keamanan dan
sterilitas alat-alat medis sebelum
digunakan
- Merupakan tanggung jawab petugas
CSSD (Central Sterile Supply Department
kalau ada CSSD
25. TUJUAN PENGEMASAN
Mempertahankan sterilitas alat sampai
waktu penggunaan (selama penyimpanan)
Memberi keamanan
Memudahkan petugas pada saat
memindahkan alat dari satu tempat ke
tempat lain tanpa terkontaminasi
26. SYARAT BAHAN KEMASAN
Sesuai dengan metoda sterilisasi
Dapat menahan masuknya
mikroorganisme (dari luar kedalam)
Kuat dan tahan lama
Mudah digunakan, mudah didapat
Tidak toksik
27. JENIS BAHAN KEMASAN
1. Linen / kain
2. Kertas krep, woven, perkamen
3. Plastik
4. Kombinasi kertas dan plastik
(contoh : pouches)
28. JENIS BAHAN KEMASAN
1. LINEN
- tidak di bleach
- bahan tidak terlalu tebal / kaku
- mudah didapat
- bisa dipakai ulang
2. KERTAS
- Hanya satu kali pakai
- Tidak mengabsorbsi air
- Penghalang bakteri
- Bebas toksik
29. JENIS BAHAN KEMASAN
3. Plastik.
- Jenis polyethylene (untuk EO)
- Tidak toksik
- Satu kali pakai
4. Kombinasi kertas dan plastik
- Pouches
- Satu kali pakai
- Relatif mahal
33. PERALATAN SEKALI PAKAI
Tidak untuk diproses ulang.
Produsen tidak menjamin keselamatan dan
keamanan setelah pemrosesan ulang.
Jika pemrosesan dilakukan perlu diteliti :
- Alat rusak/tidak dan masih diperlukan ?
- Apakah alat bisa dibongkar untuk dibersihkan,
dekontaminasi dan sterilisasi ?
- Apakah biaya pemrosesan efektif ?
- Adakah yang bertanggung jawab atas segala
konsekuensi negatif dari pemrosesan ulang ?
34. BEBERAPA KESALAHAN
DALAM PEMROSESAN
Pembersihan kurang baik
Konsentrasi larutan disinfektan kurang /
tidak tepat
Kondisi mesin kurang baik (pemeliharaan
rutin, kalibrasi)
Penyimpanan setelah proses sterilisasi
tidak benar (kemasan lembab, kadaluarsa,
ruang/tempat penyimpan tidak memenuhi
syarat)
35. KESIMPULAN
- PPI prioritas utama
- Ada SPO untuk proses ulang instrumen dan
sesuai rekomendasi pabrik.
- Selalu gunakan air bersih untuk pembersihan.
- Jangan mendaur ulang barang-barang yang
tidak dapat dibersihkan atau diproses ulang.
- Tempat dan cara penyimpanan yang baik.
- Lakukan pemeliharaan, pemakaian dan
pemantauan peralatan, khususnya mesin
sterilisasi.
- Lakukan monitoring dan evaluasi.