SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori atau emosional yang tidak menyenangkan yang
diakibatkan dari kerusakan jaringan potensial atau aktual (Suddarth & Brunner dalam
Smeltzer, 2001, hal. 212). Menurut McCaffery (1980), nyeri adalah segala sesuatu yang
dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan
bahwa ia merasa nyeri (Potter, 2005, hal. 1503).
2. Teori Nyeri
Nyeri merupakan suatu fenomena yang penuh rahasia. Ada beberapa teori yang
menjelaskan mekanisme transmisi nyeri. Diantaranya :
a. Teori pola (Pattern Theory) adalah nyeri yang terjadi karena efek-efek
kombinasi intensitas syimulus dan jumlah impuls-impuls pada dorsal ujung
dari sum-sum belakang. Tidak termasuk aspek-aspek fisiologi.
b. Teori pemisahan (specificity theory) Reseptor-reseptor nyeri tertentu
menyalurkan

impuls-impuls

keseluruh

jalur

nyeri

ke

otak.

Tidak

memperhitungkan aspek-aspek fisiologis dari persepsi dan respon nyeri.
c. Teori pengendalian gerbang (gate control theory) Impuls-impuls nyeri dapat
dikendalikan oleh mekanisme gerbang pada ujung dorsal dari sum-sum
belakang untuk memungkinkan atau menahan transmisi. Faktor-faktor
gerbang terdiri dari efek impuls-impuls yang ditransmisi ke serabut-serabut
saraf konduksi cepat atau lamban dan efek-efek impuls dari batang otak dan
korteks.
d. Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor memulai
transmisi implus-implus saraf, sehinggga transmisi implus nyeri menjadi
efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri
menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang
memblok implus-implus pada serabut lamban endogen opiate system supersif
(Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 216).
3. Klasifikasi Nyeri
Terdapat dua tipe nyeri yaitu:
a. Nyeri Akut
Nyeri ini bersifat mendadak , durasi singkat, biasanya berhubungan dengan
kecemasan. Orang biasa meresponnya dengan cara fisiologis yaitu
diaforesis, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernafasan, peningkatan
tekanan darah dan dengan perilaku. Nyeri akut merupakan mekanisme yang
berlangsung kurang dari enam bulan, secara fisiologis terjadi perubahan
denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer, tekanan
otot, keringat pada telapak tangan dan perubahan pada ukuran pupil.
b. Nyeri Kronik
Nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti dengan berbagai macam gangguan.
Terjadi lambat dan meningkat secara perlahan, dimulai setelah detik pertama
dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini
biasanya berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sifatnya terus
menerus atau intermitten. Nyeri kronik merupakan nyeri yang konsisten
yang menetap sepanjang satu periode waktu dan tidak mempunyai awitan
yang ditetapkan dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak
mempunyai respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.
Nyeri kronik ini sering didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama
enam bulan atau lebih (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 214).
4. Pengukuran Intensitas Nyeri
Menurut Perry dan Potter (1993) nyeri tidak dapat diukur secara objektif
misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat di ramalkan
berdasarkan tanda dan gejala. Kadang-kadang bidan hanya bisa mengkaji nyeri dengan
berpatokan pada ucapan dan perilaku pasien. Pasien kadang-kadang diminta untuk
menggambarkan nyeri yang dialaminya sebagai nyeri ringan, sedang atau berat.
Bagaimana pun makna dari istilah tersebut berbeda antara bidan dan pasien. Ada tiga
cara mengkaji intensitas nyeri yang biasa digunakan yaitu :
SkalaNyeri Numerik

A
0

1
2
3
Nyeri ringan

4
5
Nyeri sedang

6

7
8
Nyeri berat
terkontrol

9

4

6

7

9

Tidak
Nyeri

10
Nyeri berat
Tidak terkontrol

Skala Nyeri Deskriptif

B
0

1

2

3

5

8

10

Tidak

nyeri

Nyeri berat
Tidak terkontrol
C

Skala Analog Visual (VAS)

0
Tidak
nyeri

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10
Nyeri berat
tidak terkontrol

Gambar 1. Contoh Skala Nyeri A. Skala Nyeri Numerik, B. Skala Nyeri Deskriptif
C. Skala Analog Visual (VAS)
(Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 214).
Nyeri yang ditanyakan pada skala tersebut adalah intensitas nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi. Cara mengkaji nyeri yang digunakan adalah 0-10 angka
skala intensitas nyeri.
Keterangan :
0

: Tidak nyeri.

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri.
10

: Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.

(Suddarth dan Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 218).
B. Persalinan
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses pengeluaran janin yang lahir secara
spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan
istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung dalam waktu
kurang dari 24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2002,
hal. 180).
2. Nyeri dalam Persalinan
Beberapa sistem tubuh terpengaruh oleh persalinan. Nyeri persalinan berkaitan
dengan peningkatan frekuensi nafas. Hal ini menyebabkan penurunan kadar PaCO2 yang
disertai dengan peningkatan pH. Kemudian, janin juga terpengaruh dan selanjutnya
terjadi penurunan PaCO2 janin. Hal ini dapat diketahui dengan adanya deselerasi akhir
pada kardiotograf. Keseimbangan asam basa sistem juga dapat berubah karena
hiperventilasi dan latihan pernafasan. Alkalosis kemudian dapat mempengaruhi difusi
oksigen ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Curah jantung meningkat selama
kala satu dan dua persalinan. Peningkatan ini dapat mencapai 20% dan 50%. Hal ini
terjadi akibat kembalinya darah uterus ke sirkulasi maternal yang berjumlah sekitar 250300 ml pada setiap kontraksi. Nyeri, kekhawatiran, dan ketakutan dapat menyebabkan
respon simpatis sehingga curah jantung dapat menjadi lebih besar (Myles, 2009, hal.
466).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Nyeri dalam Persalinan
Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan yaitu : a) Usia, wanita yang
sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi,
b) Paritas dapat mempengaruhi persepsi, primipara mengalami nyeri yang lebih besar
pada awal persalinan, sedangkan multipara mengalami peningkatan tingkat nyeri setelah
proses persalinan dengan penurunan cepat pada persalinan kala II, c) Wanita yang
mempunyai pelvis kecil, bayi besar, bayi dengan presentasi abnormal, d) Wanita yang
mempunyai riwayat dismenorea dapat mengalami peningkatan persepsi nyeri,
kemungkinan

karena

produksi

kelebihan

prostaglandin,

e)

Kecemasan

akan

meningkatkan respon individual terhadap rasa sakit, ketidaksiapan menjalani proses
melahirkan, dukungan dan pendamping persalinan, takut terhadap hal yang tidak
diketahui, pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan,
sehingga menimbulkan peningkatan rangsang nosiseptif pada tingkat korteks serebral
dan peningkatan sekresi katekolamin yang juga meningkatkan ransang nosiseptif pada
pelvis karena penurunan aliran darah dan terjadi ketegangan otot, f) faktor sosial dan
budaya di mana beberapa budaya mengharapkan stoicisme (sabar dan membiarkannya)
sedang budaya yang lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan
(Walsh, 2007, hal. 261).
4. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Banyak faktor
yang memegang peranan dan bekerja dalam proses terjadinya persalinan antara lain :
Teori hormonal, prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf, dan
nutrisi hal inilah yang diduga memberikan pengaruh sehingga partus dimulai.
a. Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaiknya estrogen
meningkatkan

kontraksi

otot

rahim.

Selama

kehamiIan

terdapat

keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
b. Teori oxcytosin
Pada akhir kehamilan kadar oxcytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
c. Keregangan otot-otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya
teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya
kehamilan maka makin tereganglah otot-otot rahim sehingga timbullah
kontraksi untuk mengeluarkan janin.
d. Pengaruh janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
oleh karena itu pada ancephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
e. Teori Prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm
meningkat, terutama saat persalinan (Prawirohardjo, 2005, hal. 181).
Secara mikroskopis perubahan-perubahan biokimia dalam tubuh wanita hamil
sangat menentukan seperti perubahan hormon estrogen dan hormon progesteron.
Seperti di ketahui bahwa hormon estrogen merupakan penenang bagi otot otot uterus,
menurunnya hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai.
Kadar prostaglandin cenderung meningkat ini terjadi mulai kehamilan usia 15
minggu hingga aterm lebih pada saat partus berlangsung, plasenta yang mulai menjadi
tua seiring dengan tuanya usia kehamilan. Keadaan uterus yang terus membesar dan
menegang mengakibatkan terjadinya ishkemik otot-otot uterus hal ini juga yang diduga
menjadi penyebab terjadinya gangguan sirkulasi utero-plasenter sehingga plasenta
mengalami degenerasi. Faktor lain yang berpengaruh adalah berkurangnya jumlah
nutrisi, hal ini pertama kali dikemukakan oleh Hipokrates : bila nutrisi pada janin
berkurang maka hasil konsepsi akan dikeluarkan. Faktor lain yang dikemukakan adalah
tekanan pada pleksus frankenhauser yang terletak di belakang servik, bila ganglion ini
tertekan maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan (Prawirohardjo, 2005, hal. 181).
5. Tahapan Persalinan (Kala I)
Kala I
Pada Kala I Persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan
adanya timbulnya his dan disertai dengan keluarnya lendir bersemu darah (bloody
show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena
serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluhpembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran
ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his terdiri dari 2
fase :
1. Fase Laten : Dari awal kontraksi hingga pembukaan 3 cm, durasi 20-30 detik, tidak
terlalu mulas, berlangsung 7-8 jam
2. Fase Aktif : Pembukaan dari 4 cm hingga lengkap, penurunan bagian terbawah janin,
durasi 40 detik atau lebih dengan frekuensi 3x10 menit atau lebih dan
sangat mulas, berlangsung 6 jam, dibagi atas 3 subfase :
a. Fase akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 3-4 cm
b. Fase dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4-9 cm
c. Fase deselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 9 cm sampai
lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida, pada multigravida pun terjadi
akan tetapi terjadi lebih pendek (Prawirohardjo, 2005, hal. 182).

C. Akupresur
1. Definisi Akupresur
Akupresur adalah pendekatan penyembuhan yang berasal dari daerah timur yang
menggunakan masase titik tertentu di tubuh (garis aliran energi atau meridian) untuk
menurunkan nyeri atau mengubah fungsi organ (Walsh, 2007, hal. 266).
2. Tujuan Akupresur
Menekan titik tertentu dapat dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan
selama hamil dan saat kontraksi datang. Akupresur seperti halnya akupuntur merupakan
terapi yang menekankan titik-titik tertentu pada tubuh yang diyakini dapat mengatasi
rasa tak nyaman selama hamil maupun saat mengalami kontraksi menjelang persalinan.
Saat hamil pun, akupresur bisa mengusir morning sickness yang melanda. Sedangkan
pada kondisi menjelang persalinan, akupresur selain untuk meringankan rasa sakitnya
juga untuk meningkatkan intensitas kontraksi itu sendiri (Turana, 2004, ¶ 4).
Akupresur merupakan bagian kecil dari akupuntur yang sangat membantu ibu
hamil. Pada saat proses persalinan, akupresur memberikan rasa nyaman selama proses
persalinan atau relaksasi. Pada sebagian orang, akupresur ini juga dikenal banyak
digunakan untuk merangsang kontraksi atau mendorong kemajuan kontraksi agar
pembukaan lebih cepat terjadi dengan mulus dan ibu merasa nyaman saat proses
persalinan itu berjalan (Turana, 2004, ¶ 1-3).
3. Manfaat Akupresur
Sejarah membuktikan bahwa akupresur bermanfaat untuk :
a. Pencegahan penyakit
Akupresur dipraktekkan secara teratur pada saat-saat tertentu menurut aturan
yang sudah ada, yaitu sebelum sakit. Tujuannya adalah mencegah masuknya
sumber penyakit dan mempertahankan kondidi tubuh.
b. Penyembuhan penyakit
Akupresur dapat digunakan menyembuhkan keluhan sakit dan dipraktekkan
ketika dalam sakit.
c. Rehabilitasi
Akupresur dipraktekkan untuk meningkatkan kondisi kesehatan sesudah
sakit.
d. Promotif
Akupresur dipraktekkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun
tidak sedang sakit (Oka, 2003, hal. 3).
4. Persiapan Tindakan Akupresur
Ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan agar pemanfaatan akupresur
baik, yaitu : ruangan tempat melakukan pemijatan hendaknya tidak pengap dan
mempunyai sirkulasi udara yang baik, pemijatan dilakukan ditempat yang bersih, posisi
orang yang akan dipijat sebaiknya berbaring, duduk, dan tidak berdiri, tangan sebelum
memijat dicuci bersih dan kuku jari tidak panjang serta tidak tajam, pemijat dalam
keadaan bebas bergerak dengan posisi yang nyaman, kondisi pasien yang perlu
diperhatikan sebelum melakukan teknik akupresur adalah sebaiknya pasien tidak dalam
keadaan emosional (marah, takut, terlalu gembira, atau sedih), tidak terlalu lapar atau
terlalu kenyang, alat bantu pijat yang digunakan tidak tajam dan bersih, pemijatan dapat
dilakukan dengan ujung-ujung jari, kepalan tangan, telapak tangan, pangkal telapak
tangan dan siku. titik acupoint tidak dalam keadaan luka atau bengkak, dan untuk pasien
yang lemah kondisinya akupresur hanya diperlukan untuk menguatkan kondisinya dan
jumlah titik yang dipergunakan jangan terlalu banyak (Oka, 2003, hal. 38).
Penekanan pada saat awal harus dilakukan dengan lembut, kemudian secara
bertahap kekuatan penekanan ditambah sampai terasa sensasi yang ringan tetapi tidak
sakit (Turana, 2004, ¶ 3).
5. Lokasi Titik Akupresur Saat Persalinan untuk Mengurangi Nyeri
Cara kerja akupresur ini sendiri cukup mudah dan sederhana karena tidak
memerlukan bantuan jarum akupuntur. Cukup dengan menekan pada titik-titik tertentu
sesuai dengan tujuan untuk apa akupresur dilakukan.
a. Akupresur untuk meningkatkan intensitas kontraksi disebut dengan istilah
Spleen 6 dan hoku atau usus besar 4. Spleen 6 dapat ditemukan empat jari
lebarnya di atas tulang pergelangan kaki .

Spleen 6

Letakkan 4 jari di atas mata kaki di bagian kaki. Lalu tekan selama satu menit
dengan ibu jari, yaitu di bagian belakang tulang kaki kanan bergantian dengan
kaki kiri. Atau bersamaan secara simultan. Gerakkan ibu jari naik turun
sedikit atau dalam bentuk lingkaran kecil (Klein & Thompson, 2009).
b. Hoku atau LI4 adanya di jaringan antara jempol dan jari telunjuk.

Hoku atau L14

Letakkan jari di telapak tangan pasien dan ibu jari di luar telapak tangan.
Tekan perlahan secara bersamaan kiri dan kanan. Titik ini sangat dikenal
banyak orang dan sangat efektif untuk menghilangkan sakit kepala. Lanjutkan
menekan titik-titik ini dengan berhenti sejenak dan hentikan jika kekuatan
kontraksi sudah meningkat. Titik-titik ini akan makin efektif jika dipadukan
dengan tehnik untuk meningkatkan kontraksi seperti mengelus pusar pasien.
Titik akupresur ini akan bekerja sangat efektif jika air ketuban sudah pecah
sementara

itu

kontraksi

belum

juga

mengalami

kemajuan.

Jangan

menggunakan titik-titik ini jika waktu persalinan sudah lewat waktu. Karena
tujuan akupresur ini lebih ditujukan untuk merangsang kontraksi lebih cepat
dan mengurangi rasa sakit saat kontraksi berlangsung.
c. Dua titik pada tangan bisa meringankan sakit kontraksi.

3a
3b
d. Juga dapat mencoba satu titik pada bahu yang disebut Gallbladder 21.

4b

4a

4c

Dapat menempatkan GB 21 dengan cara menekan ibu jari pada bahu dekat ke
arah leher, satu-dua inchi agak ke bawah leher. Dua titik ini sangat mudah
dilakukan. Tekan dengan keras selama 60 detik atau hitung sampai angka 30.
Berhentilah 2-3 menit, lalu tekan lagi. Titik ini juga berguna bagi wanita
setelah melahirkan.
e. Ada beberapa titik sacral dikenal dengan istilah Bladder 27-34 pada tulang
punggung bagian bawah yang juga sangat efektif untuk mengatasi sakit saat
kontraksi termasuk saat terasa sakit kontraksi ini merambat sampai ke bagian
pinggang bagian bawah menuju ke arah paha

5a
5b

Untuk mengurangi rasa sakit itu, suami atau bidan yang mendampingi bisa
mengelus dan sedikit menekan di dekat tulang ekor untuk merangsang titik
akupresur. Jika kesulitan menemukan titik akupresur ini bisa dilakukan
dengan memakai bola tennis atau kepalan tangan merangsang daerah tulang
punggung bagian bawah
f. Titik K1
Titik ini terletak pada 1/3 bagian atas telapak kaki, ketika telapak kaki fleksi
(menarik jari kaki ke depan ke arah telapak kaki).

6a

Lakukan penekanan yang kuat ke dalam dan ke depan ke arah jempol kaki.
Titik ini mempunyai efek relaksasi dan dapat digunakan kapan saja saat
persalinan. Penekanan pada titik ini juga dapat berguna saat pasien panik
(misal mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan pada persalinan
sebelumnya). Titik ini berguna untuk membantu menenangkan wanita yang
merasa ketakutan (Turana, 2004).

More Related Content

What's hot

Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Nde'Siti Nurhalimah
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyerisisy bania
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanMeidaElliaPuspita
 
Konsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeriKonsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeriMoch Rachman
 
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)Sulistia Rini
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Monita Ningtyas
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanantyasseptya
 
Askep keamananan dan keselamatan
Askep keamananan dan keselamatanAskep keamananan dan keselamatan
Askep keamananan dan keselamatanSyahrir Maulana
 

What's hot (20)

Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
 
System of Neuromuskuloskeletal
System  of NeuromuskuloskeletalSystem  of Neuromuskuloskeletal
System of Neuromuskuloskeletal
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
1
11
1
 
Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri Panduan manajemen nyeri
Panduan manajemen nyeri
 
Pain management
Pain managementPain management
Pain management
 
Konsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeriKonsep dasar nyeri
Konsep dasar nyeri
 
Management Pain
Management PainManagement Pain
Management Pain
 
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)
KEBUTUHAN RASA AMAN (Nyeri)
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
 
Kasihan udin
Kasihan udinKasihan udin
Kasihan udin
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeri Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Askep keamananan dan keselamatan
Askep keamananan dan keselamatanAskep keamananan dan keselamatan
Askep keamananan dan keselamatan
 
Manajemen nyeri
Manajemen nyeriManajemen nyeri
Manajemen nyeri
 

Similar to Chapter ii 9

KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxEpaUliPangaribuan
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxLEILISETIAWANROSYID
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxrazgrizamora
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxApriaHartinaAghna
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaMahasiswa
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...Fransiska Oktafiani
 
ASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptsri syla
 
DISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptxDISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptxkistiarita
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxdenjow87
 
Tugas blm fixs
Tugas blm fixsTugas blm fixs
Tugas blm fixsfarfaris
 
KUM Pain Dipi.pptx
KUM Pain Dipi.pptxKUM Pain Dipi.pptx
KUM Pain Dipi.pptxdedi274422
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...Yabniel Lit Jingga
 
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacaMakalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacayohanes meor
 
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinanPengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinanNindi Yulianti
 

Similar to Chapter ii 9 (20)

KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
 
LP NYERI.docx
LP NYERI.docxLP NYERI.docx
LP NYERI.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
 
Konsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori NyeriKonsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori Nyeri
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Partum Normal atas Indikasi Ketuban Pecah...
 
ASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.pptASKEP NYERI.ppt
ASKEP NYERI.ppt
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
DISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptxDISMENORE PPT.pptx
DISMENORE PPT.pptx
 
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptxMultimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
Multimodal Analgesia-nkkjjjbbbbb we1bbb.pptx
 
Tugas blm fixs
Tugas blm fixsTugas blm fixs
Tugas blm fixs
 
KUM Pain Dipi.pptx
KUM Pain Dipi.pptxKUM Pain Dipi.pptx
KUM Pain Dipi.pptx
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
 
Endometriosis
EndometriosisEndometriosis
Endometriosis
 
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok bacaMakalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
Makalah Tentang Nyeri_Materi Khusus Perawat dan bidang lain boleh kok baca
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinanPengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinan
 
Disminore
DisminoreDisminore
Disminore
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

Chapter ii 9

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensori atau emosional yang tidak menyenangkan yang diakibatkan dari kerusakan jaringan potensial atau aktual (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 212). Menurut McCaffery (1980), nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri (Potter, 2005, hal. 1503). 2. Teori Nyeri Nyeri merupakan suatu fenomena yang penuh rahasia. Ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme transmisi nyeri. Diantaranya : a. Teori pola (Pattern Theory) adalah nyeri yang terjadi karena efek-efek kombinasi intensitas syimulus dan jumlah impuls-impuls pada dorsal ujung dari sum-sum belakang. Tidak termasuk aspek-aspek fisiologi. b. Teori pemisahan (specificity theory) Reseptor-reseptor nyeri tertentu menyalurkan impuls-impuls keseluruh jalur nyeri ke otak. Tidak memperhitungkan aspek-aspek fisiologis dari persepsi dan respon nyeri. c. Teori pengendalian gerbang (gate control theory) Impuls-impuls nyeri dapat dikendalikan oleh mekanisme gerbang pada ujung dorsal dari sum-sum belakang untuk memungkinkan atau menahan transmisi. Faktor-faktor
  • 2. gerbang terdiri dari efek impuls-impuls yang ditransmisi ke serabut-serabut saraf konduksi cepat atau lamban dan efek-efek impuls dari batang otak dan korteks. d. Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi implus-implus saraf, sehinggga transmisi implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban endogen opiate system supersif (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 216). 3. Klasifikasi Nyeri Terdapat dua tipe nyeri yaitu: a. Nyeri Akut Nyeri ini bersifat mendadak , durasi singkat, biasanya berhubungan dengan kecemasan. Orang biasa meresponnya dengan cara fisiologis yaitu diaforesis, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernafasan, peningkatan tekanan darah dan dengan perilaku. Nyeri akut merupakan mekanisme yang berlangsung kurang dari enam bulan, secara fisiologis terjadi perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer, tekanan otot, keringat pada telapak tangan dan perubahan pada ukuran pupil. b. Nyeri Kronik Nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti dengan berbagai macam gangguan. Terjadi lambat dan meningkat secara perlahan, dimulai setelah detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini biasanya berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sifatnya terus
  • 3. menerus atau intermitten. Nyeri kronik merupakan nyeri yang konsisten yang menetap sepanjang satu periode waktu dan tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak mempunyai respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronik ini sering didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 214). 4. Pengukuran Intensitas Nyeri Menurut Perry dan Potter (1993) nyeri tidak dapat diukur secara objektif misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat di ramalkan berdasarkan tanda dan gejala. Kadang-kadang bidan hanya bisa mengkaji nyeri dengan berpatokan pada ucapan dan perilaku pasien. Pasien kadang-kadang diminta untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya sebagai nyeri ringan, sedang atau berat. Bagaimana pun makna dari istilah tersebut berbeda antara bidan dan pasien. Ada tiga cara mengkaji intensitas nyeri yang biasa digunakan yaitu : SkalaNyeri Numerik A 0 1 2 3 Nyeri ringan 4 5 Nyeri sedang 6 7 8 Nyeri berat terkontrol 9 4 6 7 9 Tidak Nyeri 10 Nyeri berat Tidak terkontrol Skala Nyeri Deskriptif B 0 1 2 3 5 8 10 Tidak nyeri Nyeri berat Tidak terkontrol
  • 4. C Skala Analog Visual (VAS) 0 Tidak nyeri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nyeri berat tidak terkontrol Gambar 1. Contoh Skala Nyeri A. Skala Nyeri Numerik, B. Skala Nyeri Deskriptif C. Skala Analog Visual (VAS) (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 214). Nyeri yang ditanyakan pada skala tersebut adalah intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Cara mengkaji nyeri yang digunakan adalah 0-10 angka skala intensitas nyeri. Keterangan : 0 : Tidak nyeri. 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik. 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri. 10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul. (Suddarth dan Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 218).
  • 5. B. Persalinan 1. Definisi Persalinan Persalinan adalah Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses pengeluaran janin yang lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2002, hal. 180). 2. Nyeri dalam Persalinan Beberapa sistem tubuh terpengaruh oleh persalinan. Nyeri persalinan berkaitan dengan peningkatan frekuensi nafas. Hal ini menyebabkan penurunan kadar PaCO2 yang disertai dengan peningkatan pH. Kemudian, janin juga terpengaruh dan selanjutnya terjadi penurunan PaCO2 janin. Hal ini dapat diketahui dengan adanya deselerasi akhir pada kardiotograf. Keseimbangan asam basa sistem juga dapat berubah karena hiperventilasi dan latihan pernafasan. Alkalosis kemudian dapat mempengaruhi difusi oksigen ke plasenta sehingga terjadi hipoksia janin. Curah jantung meningkat selama kala satu dan dua persalinan. Peningkatan ini dapat mencapai 20% dan 50%. Hal ini terjadi akibat kembalinya darah uterus ke sirkulasi maternal yang berjumlah sekitar 250300 ml pada setiap kontraksi. Nyeri, kekhawatiran, dan ketakutan dapat menyebabkan respon simpatis sehingga curah jantung dapat menjadi lebih besar (Myles, 2009, hal. 466).
  • 6. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Nyeri dalam Persalinan Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan yaitu : a) Usia, wanita yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi, b) Paritas dapat mempengaruhi persepsi, primipara mengalami nyeri yang lebih besar pada awal persalinan, sedangkan multipara mengalami peningkatan tingkat nyeri setelah proses persalinan dengan penurunan cepat pada persalinan kala II, c) Wanita yang mempunyai pelvis kecil, bayi besar, bayi dengan presentasi abnormal, d) Wanita yang mempunyai riwayat dismenorea dapat mengalami peningkatan persepsi nyeri, kemungkinan karena produksi kelebihan prostaglandin, e) Kecemasan akan meningkatkan respon individual terhadap rasa sakit, ketidaksiapan menjalani proses melahirkan, dukungan dan pendamping persalinan, takut terhadap hal yang tidak diketahui, pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan, sehingga menimbulkan peningkatan rangsang nosiseptif pada tingkat korteks serebral dan peningkatan sekresi katekolamin yang juga meningkatkan ransang nosiseptif pada pelvis karena penurunan aliran darah dan terjadi ketegangan otot, f) faktor sosial dan budaya di mana beberapa budaya mengharapkan stoicisme (sabar dan membiarkannya) sedang budaya yang lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan (Walsh, 2007, hal. 261). 4. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Banyak faktor yang memegang peranan dan bekerja dalam proses terjadinya persalinan antara lain : Teori hormonal, prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf, dan nutrisi hal inilah yang diduga memberikan pengaruh sehingga partus dimulai. a. Penurunan kadar progesteron
  • 7. Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaiknya estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamiIan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his. b. Teori oxcytosin Pada akhir kehamilan kadar oxcytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. c. Keregangan otot-otot Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan maka makin tereganglah otot-otot rahim sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin. d. Pengaruh janin Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena itu pada ancephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa. e. Teori Prostaglandin Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm meningkat, terutama saat persalinan (Prawirohardjo, 2005, hal. 181). Secara mikroskopis perubahan-perubahan biokimia dalam tubuh wanita hamil sangat menentukan seperti perubahan hormon estrogen dan hormon progesteron. Seperti di ketahui bahwa hormon estrogen merupakan penenang bagi otot otot uterus, menurunnya hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai.
  • 8. Kadar prostaglandin cenderung meningkat ini terjadi mulai kehamilan usia 15 minggu hingga aterm lebih pada saat partus berlangsung, plasenta yang mulai menjadi tua seiring dengan tuanya usia kehamilan. Keadaan uterus yang terus membesar dan menegang mengakibatkan terjadinya ishkemik otot-otot uterus hal ini juga yang diduga menjadi penyebab terjadinya gangguan sirkulasi utero-plasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Faktor lain yang berpengaruh adalah berkurangnya jumlah nutrisi, hal ini pertama kali dikemukakan oleh Hipokrates : bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan dikeluarkan. Faktor lain yang dikemukakan adalah tekanan pada pleksus frankenhauser yang terletak di belakang servik, bila ganglion ini tertekan maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan (Prawirohardjo, 2005, hal. 181). 5. Tahapan Persalinan (Kala I) Kala I Pada Kala I Persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya timbulnya his dan disertai dengan keluarnya lendir bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluhpembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya serviks sebagai akibat his terdiri dari 2 fase : 1. Fase Laten : Dari awal kontraksi hingga pembukaan 3 cm, durasi 20-30 detik, tidak terlalu mulas, berlangsung 7-8 jam 2. Fase Aktif : Pembukaan dari 4 cm hingga lengkap, penurunan bagian terbawah janin, durasi 40 detik atau lebih dengan frekuensi 3x10 menit atau lebih dan sangat mulas, berlangsung 6 jam, dibagi atas 3 subfase :
  • 9. a. Fase akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 3-4 cm b. Fase dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4-9 cm c. Fase deselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 9 cm sampai lengkap. Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida, pada multigravida pun terjadi akan tetapi terjadi lebih pendek (Prawirohardjo, 2005, hal. 182). C. Akupresur 1. Definisi Akupresur Akupresur adalah pendekatan penyembuhan yang berasal dari daerah timur yang menggunakan masase titik tertentu di tubuh (garis aliran energi atau meridian) untuk menurunkan nyeri atau mengubah fungsi organ (Walsh, 2007, hal. 266). 2. Tujuan Akupresur Menekan titik tertentu dapat dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan selama hamil dan saat kontraksi datang. Akupresur seperti halnya akupuntur merupakan terapi yang menekankan titik-titik tertentu pada tubuh yang diyakini dapat mengatasi rasa tak nyaman selama hamil maupun saat mengalami kontraksi menjelang persalinan. Saat hamil pun, akupresur bisa mengusir morning sickness yang melanda. Sedangkan pada kondisi menjelang persalinan, akupresur selain untuk meringankan rasa sakitnya juga untuk meningkatkan intensitas kontraksi itu sendiri (Turana, 2004, ¶ 4). Akupresur merupakan bagian kecil dari akupuntur yang sangat membantu ibu hamil. Pada saat proses persalinan, akupresur memberikan rasa nyaman selama proses persalinan atau relaksasi. Pada sebagian orang, akupresur ini juga dikenal banyak digunakan untuk merangsang kontraksi atau mendorong kemajuan kontraksi agar
  • 10. pembukaan lebih cepat terjadi dengan mulus dan ibu merasa nyaman saat proses persalinan itu berjalan (Turana, 2004, ¶ 1-3). 3. Manfaat Akupresur Sejarah membuktikan bahwa akupresur bermanfaat untuk : a. Pencegahan penyakit Akupresur dipraktekkan secara teratur pada saat-saat tertentu menurut aturan yang sudah ada, yaitu sebelum sakit. Tujuannya adalah mencegah masuknya sumber penyakit dan mempertahankan kondidi tubuh. b. Penyembuhan penyakit Akupresur dapat digunakan menyembuhkan keluhan sakit dan dipraktekkan ketika dalam sakit. c. Rehabilitasi Akupresur dipraktekkan untuk meningkatkan kondisi kesehatan sesudah sakit. d. Promotif Akupresur dipraktekkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh walaupun tidak sedang sakit (Oka, 2003, hal. 3). 4. Persiapan Tindakan Akupresur Ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan agar pemanfaatan akupresur baik, yaitu : ruangan tempat melakukan pemijatan hendaknya tidak pengap dan mempunyai sirkulasi udara yang baik, pemijatan dilakukan ditempat yang bersih, posisi orang yang akan dipijat sebaiknya berbaring, duduk, dan tidak berdiri, tangan sebelum memijat dicuci bersih dan kuku jari tidak panjang serta tidak tajam, pemijat dalam keadaan bebas bergerak dengan posisi yang nyaman, kondisi pasien yang perlu
  • 11. diperhatikan sebelum melakukan teknik akupresur adalah sebaiknya pasien tidak dalam keadaan emosional (marah, takut, terlalu gembira, atau sedih), tidak terlalu lapar atau terlalu kenyang, alat bantu pijat yang digunakan tidak tajam dan bersih, pemijatan dapat dilakukan dengan ujung-ujung jari, kepalan tangan, telapak tangan, pangkal telapak tangan dan siku. titik acupoint tidak dalam keadaan luka atau bengkak, dan untuk pasien yang lemah kondisinya akupresur hanya diperlukan untuk menguatkan kondisinya dan jumlah titik yang dipergunakan jangan terlalu banyak (Oka, 2003, hal. 38). Penekanan pada saat awal harus dilakukan dengan lembut, kemudian secara bertahap kekuatan penekanan ditambah sampai terasa sensasi yang ringan tetapi tidak sakit (Turana, 2004, ¶ 3). 5. Lokasi Titik Akupresur Saat Persalinan untuk Mengurangi Nyeri Cara kerja akupresur ini sendiri cukup mudah dan sederhana karena tidak memerlukan bantuan jarum akupuntur. Cukup dengan menekan pada titik-titik tertentu sesuai dengan tujuan untuk apa akupresur dilakukan. a. Akupresur untuk meningkatkan intensitas kontraksi disebut dengan istilah Spleen 6 dan hoku atau usus besar 4. Spleen 6 dapat ditemukan empat jari lebarnya di atas tulang pergelangan kaki . Spleen 6 Letakkan 4 jari di atas mata kaki di bagian kaki. Lalu tekan selama satu menit dengan ibu jari, yaitu di bagian belakang tulang kaki kanan bergantian dengan
  • 12. kaki kiri. Atau bersamaan secara simultan. Gerakkan ibu jari naik turun sedikit atau dalam bentuk lingkaran kecil (Klein & Thompson, 2009). b. Hoku atau LI4 adanya di jaringan antara jempol dan jari telunjuk. Hoku atau L14 Letakkan jari di telapak tangan pasien dan ibu jari di luar telapak tangan. Tekan perlahan secara bersamaan kiri dan kanan. Titik ini sangat dikenal banyak orang dan sangat efektif untuk menghilangkan sakit kepala. Lanjutkan menekan titik-titik ini dengan berhenti sejenak dan hentikan jika kekuatan kontraksi sudah meningkat. Titik-titik ini akan makin efektif jika dipadukan dengan tehnik untuk meningkatkan kontraksi seperti mengelus pusar pasien. Titik akupresur ini akan bekerja sangat efektif jika air ketuban sudah pecah sementara itu kontraksi belum juga mengalami kemajuan. Jangan menggunakan titik-titik ini jika waktu persalinan sudah lewat waktu. Karena tujuan akupresur ini lebih ditujukan untuk merangsang kontraksi lebih cepat dan mengurangi rasa sakit saat kontraksi berlangsung. c. Dua titik pada tangan bisa meringankan sakit kontraksi. 3a 3b
  • 13. d. Juga dapat mencoba satu titik pada bahu yang disebut Gallbladder 21. 4b 4a 4c Dapat menempatkan GB 21 dengan cara menekan ibu jari pada bahu dekat ke arah leher, satu-dua inchi agak ke bawah leher. Dua titik ini sangat mudah dilakukan. Tekan dengan keras selama 60 detik atau hitung sampai angka 30. Berhentilah 2-3 menit, lalu tekan lagi. Titik ini juga berguna bagi wanita setelah melahirkan. e. Ada beberapa titik sacral dikenal dengan istilah Bladder 27-34 pada tulang punggung bagian bawah yang juga sangat efektif untuk mengatasi sakit saat kontraksi termasuk saat terasa sakit kontraksi ini merambat sampai ke bagian pinggang bagian bawah menuju ke arah paha 5a 5b Untuk mengurangi rasa sakit itu, suami atau bidan yang mendampingi bisa mengelus dan sedikit menekan di dekat tulang ekor untuk merangsang titik
  • 14. akupresur. Jika kesulitan menemukan titik akupresur ini bisa dilakukan dengan memakai bola tennis atau kepalan tangan merangsang daerah tulang punggung bagian bawah f. Titik K1 Titik ini terletak pada 1/3 bagian atas telapak kaki, ketika telapak kaki fleksi (menarik jari kaki ke depan ke arah telapak kaki). 6a Lakukan penekanan yang kuat ke dalam dan ke depan ke arah jempol kaki. Titik ini mempunyai efek relaksasi dan dapat digunakan kapan saja saat persalinan. Penekanan pada titik ini juga dapat berguna saat pasien panik (misal mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan pada persalinan sebelumnya). Titik ini berguna untuk membantu menenangkan wanita yang merasa ketakutan (Turana, 2004).