SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
MAKALAH SWAMEDIKASI
Obat – Obat Nyeri
Dian Khairunisa 2017212235
Elfia Wulandari 2017212237
Herla Purwasi 2017212239
I Wayan Rimbawan 2017212241
Nesha Mutiara 2017210155
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi Nyeri
Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri adalah
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan
adanya (aktual) atau potensi kerusakan jaringan atau keadaan yang menggambarkan kerusakan
tersebut. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan yang bersifat subjektif
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap individu dalam tingkatannya, dan hanya individu
tersebut yang dapat menjelaskan rasa nyeri yang dialaminya. Walaupun merupakan salah satu
dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang paling
sedikit dipahami.
Teori terjadinya nyeri:
a. Teori Pemisahan (Specificity Theory)
Rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal cord) melalui kornu dorsalis yang
bersinaps di daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke
sisi lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rngsangan nyeri tersebut diteruskan.
b. Teori Pola (Pattern Theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang
aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih
tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi
sehingga menimbulkan nyeri.
c. Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory)
Nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar
ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan aktivitas substansia
1
gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat
dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat.
d. Teori Transmisi dan Inhibisi.
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls – impuls saraf, sehingga
transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotranmitter yang spesifik.
1.2 Dismenorea
Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang.
Salah satu tanda keremajaan secara biologis pada perempuan yaitu mengalami menstruasi
antara usia sepuluh sampai enam belas tahun. Menstruasi merupakan peristiwa fisiologis yang
dialami setiap perempuan. Seringkali perempuan yang mengalami masalah menstruasi
diantaranya nyeri haid / dismenorea.
Nyeri haid / dismenorea adalah keluhan ginekologis akibat ketidakseimbangan hormon
progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan timbul rasa nyeri. Sekitar 70-90 % kasus
nyeri haid terjadi saat usia remaja dan dapat menimbulkan dampak konflik emosional,
ketegangan serta kegelisahan. Hal ini akan mempengaruhi kecakapan mengenali diri sendiri dan
kecakapan berpikir rasional, kecakapan sosial , kecakapan akademik, maupun kecakapan
vokasional. Dismenorea dapat mengganggu aktivitas pembelajaran dan menurunkan
konsentrasi remaja. Oleh sebab itu dismenorea pada remaja perlu diperhatikan orang tua dengan
memberikan penanganan yang tepat baik secara farmakologis maupun non farmakologis.
1.3 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan nyeri ?
b. Apakah nyeri pada umumnya sama dengan nyeri pada dismenorea ?
c. Bagaimana mekanisme terjadinya dismenorea ?
d. Apa penyebab terjadinya dismenorea?
e. Bagaimana cara mengatasi atau mengobati terjadinya dismenorea?
1.4 Tujuan
a. Dapat mengetahui perbedaan nyeri secara umum dengan nyeri haid / dismenorea
2
b. Dapat mengetahui penyebab terjadinya dismenorea
c. Dapat mengetahui mekanisme terjadinya dismenorea
d. Dapat mengetahui cara mengatasi dismenorea
BAB II
ISI
2.1 Perbedaan Definisi Nyeri Secara Umum dan Dismenorea
Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri merupakan
pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan
secara potensial dan aktual. Konsep nyeri adalah hasil kerusakan struktural, bukan saja
tanggapan sensorik dari suatu proses nosisepsi, tetapi juga merupakan tanggapan emosional
(psikologik) yang didasari atas pengalaman termasuk pengalaman nyeri sebelumnya. Persepsi
nyeri menjadi sangat subjektif tergantung kondisi emosi dan pengalaman emosional
sebelumnya. Nyeri dapat ditoleransi dengan meningkatkan pengertian, simpati, persaudaraan,
3
pengetahuan, pemberian analgesik, anisolitik, antidepresan dan pengurang gejala. Sebaliknya,
toleransi nyeri menurun pada keadaaan marah, cemas, bosan, kelelahan, depresi, penolakan
sosial, dan keadaan yang tidak menyenangkan. Nyeri pada dasarnya adalah reaksi fisiologis
karena merupakan reaksi perlindungan untuk menghindari stimulus yang membahayakan tubuh.
Nyeri dapat menjadi reaksi patofisiologis yang merugikan individu bila tetap berlangsung
walaupun stimulus penyebab sudah tidak ada, sehingga individu tersebut membutuhkan terapi.
Dismenorea atau nyeri haid adalah perasaan nyeri pada saat haid yang biasanya dialami oleh
remaja perempuan yang baru mengalami menstruasi pertama dan terkadang dialami oleh wanita
dewasa. Dismenorea ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun pinggul yang
dapat mengganggu aktivitas individu sehingga membutuhkan pengobatan.
2.2 Klasifikasi Dismenorea
Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan atau
penyebab yang dapat diamati, berikut adalah klasifikasi dismenorea :
2.2.1 Dismenorea berdasarkan jenis nyeri
a. Dismenorea Spasmodik
Yaitu nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid
dimulai. Dismenorea spasmodik dapat dialami oleh wanita muda maupun wanita berusai 40
tahun ke atas.Sebagian wanita yang mengalami dismenorea spasmodik tidak dapat melakukan
aktivitas. Tanda dismenorea spamodik yaitu mual, muntah, dan pingsan. Dismenorea
spasmodik dapat diobati atau di kurangi dengan melahirkan bayi pertama, walaupun tidak
semua wanita mengalami hal tersebut.
4
b. Dismenorea Kongestif
Dismenorea kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala yang
ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid datang,
tidak terlalu menimbulkan nyeri, bahkan setelah hari pertama haid. Penderita dismenorea
kongestif akan merasa lebih baik di bandingkan dengan dismenorea spasmodik. Gejala yang
ditimbulkan yaitu pegal pada paha, sakit pada payudara, rasa lelah, mudah tersinggung,
kehilangan keseimbangan,, gangguan tidur, dan timbul memar di paha serta lengan atas.
2.1.1 Dismenorea berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab
a. Dismenorea Primer
Dismenore primer biasanya dimulai dalam 6 hingga 12 bulan setelah menarche (pertama kali
menstruasi). Saat menstruasi, pelepasan sel-sel endometrium akan diikuti dengan
dikeluarkannya prostaglandin yang akan menyebabkan timbulnya iskemia, kontraksi
miometrium dan vasokonstriksi. Ternyata dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa wanita
dengan dismenorhea berat, terjadi peningkatan prostaglandin pada darah menstruasinya.
Kondisi yang akan meningkatkan risiko mengalami dismenorhea primer yaitu merokok, minum
alkohol selama menstruasi, obesitas, tidakmemiliki anak, menarche dini, dan memiliki riwayat
yang sama dalam keluarga.
b. Dismenorea Sekunder
Dismenorea sekunder bisa terjadi kapanpun setelah menarche, tetapi paling sering ketika
wanita berumur dua puluhan atau tiga puluhan tahun, setelah beberapa tahun mengalami siklus
normal tanpa rasa nyeri. Peningkatan prostaglandin juga ikut berperan di sini, akan tetapi
5
disertai adanya kelainan atau penyakit pada pelvic (panggul). Penyebab tersering adalah
endometriosis, leiomioma, adenomiosis, polip endometrial, chronic pelvic inflammatory
disease (PID), dan pemakaian IUD.
2.3. Etiologi Dismenorea
Penyebab dari nyeri haid ini belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak penelitian
yang dilakukan untuk mencari penyebabnya. Pada dismenorea primer:
2.3.1. Faktor Psikologis
Biasanya terjadi pada remaja dengan emosi yang tidak stabil, mempunyai ambang nyeri yang
rendah, sehingga sangat sedikit rasa nyeri dapat merasakan kesakitan.
2.3.2. Faktor Endokrin
Hal ini di hubungkan dengan kontraksi usus yang tidak baik.Hal ini sangat erat kaintannya
dengan pengeruh hormonal. Peningkatan produksi prostaglandin akan menyebabkan terjadinya
kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri.
Dalam dismenorea sekunder, etiologi yang mungkn terjadi adalah :
a. Faktor Konstitusi Seperti Anemia
Pemakaian kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan penderahan, tumor atau fibroid.
b. Anomali Uterus kongenital
Anomali Uterus kongenital,Seperti rahim yang terbalik, peradangan selaput lender rahim.
c. Endometriosis
6
Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan endometrium diluar rongga
rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian dalam rahim. Saat siklus metruasi,
lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai lapisan terjadinya kehamilan. Bila kehamilan
tidak terjadi, maka lapisan ini akan terlepas dan di keluarkan sebagai mentruasi.
2.3 Fisiologi Menstruasi
Haid normal merupakan hasil akhir suatu siklus ovulasi. Siklus ovulasi diawali dari
pertumbuhan beberapa folikel antral pada awal siklus, diikuti ovulasi dari satu folikel dominan,
yang terjadi pada pertengahan siklus. Empat belas hari pasca ovulasi, bila tidak terjadi
pembuahan akan diikuti dengan haid. Sedangkan siklus anovulasi adalah siklus haid tanpa
ovulasi sebelumnya. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang disekresi hipotalamus
mengontrol siklus baik pada ovarium dan uterus. GnRH merangsang dilepaskannya follicle-
stimulating hormone(FSH) dan luteinizing hormone(LH) oleh pituitari anterior. FSH berperan
dalam pertumbuhan folikel, sedangkan LH berperan dalam perkembangan dari folikel
tersebut.FSH dan LH menstimulasi folikel-folikel untuk mensekresikan estrogen. Selain itu, LH
juga berperan untuk merangsang theca cells dari suatu folikel yang sedang berkembang untuk
mensekresi androgen. Androgen yang dihasilkan ini nantinya akan dikonversi menjadi estrogen
karena adanya pengaruh dari FSH. LH akan memicu terjadinya ovulasi dan pembentukan
corpus luteum, corpus luteum akan menghasilkan estrogen, progesterone, relaxin dan inhibin.
Estrogen yang disekresi oleh folikel memiliki beberapa fungsi yang penting :
a. Perkembangan dari struktur reproduksi wanita dan karakteristik seks sekunder.
b. Meningkatkan anabolisme protein, termasuk pertumbuhan tulang (bekerja
bersama dengan Growth Hormone).
c. Menurunkan level kolesterol darah.
d. Inhibisi pelepasan GnRH oleh hipotalamus dan sekresi LH serta FSH oleh pituitari
anterior.
Progesteron, disekresi oleh sel yang terdapat pada corpus luteum, bersama dengan estrogen
untuk mempertahankan endometrium agar dapat terjadi implantasi jika terjadi pembuahan dan
7
mempersiapkan kelenjar mamae untuk sekresi air susu. Relaksin diproduksi untuk menginhibisi
kontraksi uterus yang berlebihan. Sedangkan, Inhibin disekresi oleh sel granulosa dan juga oleh
corpus luteum setelah ovulasi, fungsinya untuk mencegah sekresi FSH dan mengurangi kadar
LH .Siklus haid pada wanita umumnya antara 24-36 hari. Berikut adalah fase – fasenya :
a. Fase menstrual
Fase yang terjadi 5 hari pertama dari suatu siklus.Pada ovarium, fase ini adalah ketika terjadi
perkembangan folikel primordial menjadi folikel sekunder sedangkan di uterus terjadi
peluruhan 50-150 ml yang berupa darah, jaringan serta mukus. Peluruhan ini terjadi karena
penurunan kadar progesteron dan estrogen yang memicu sekresi prostaglandin sehingga
menyebabkanarterioluterus menjadi vasokonstriksi.
b. Fase pre-ovulatori
Yaitu waktu antara hari terakhir menstruasi dengan ovulasi. Fase ini terjadi pada hari ke-6
hingga hari ke-13.Di ovarium, folikel sekunder mulai mensekresikan estrogen dan inhibin. Pada
hari ke-6, folikel sekunder akan menyebabkan folikel lainnya menjadi folikel dominan.
Sedangkan pada uterus, estrogen yang dibebaskan kedalam darah oleh folikel ovarium
menstimulasi regenerasi dari endometrium sehingga ketebalan endometrium menjadi lebih
kurang 4 - 10 mm. Fase preovulatori juga disebut juga fase proliferatif karena endometrium
sedang berproliferasi.
c. Fase ovulasi
Yaitu fase rupturnya folikel matur (Graafian) dan dilepaskannya oosit sekunder ke rongga
pelvik, pada umumnya terjadi pada hari keempat belas.
d. Fase post-ovulatori
Terjadi antara ovulasi dengan onset dari menstruasi berikutnya. Fase ini terjadi pada hari ke-
15 sampai hari ke-28. di ovarium, folikel matur mengalami degenerasi menjadi corpus
8
Hemorrhagicum. Sel Theca internal dengan sel granulosa akan ditransformasi menjadi
corpusluteum karena pengaruh LH. Fase ini disebut juga dengan fase luteal. Pada uterus,
progesteron dan esterogen yang dihasilkan oleh corpus luteum menyebabkan perkembangan
kelenjar endometrial, vaskularisasi dari endometrium dan penebalan endometrium. Fase ini
disebut juga dengan fase sekretori. Apabila tidak terjadi fertilisasi, maka kadar hormon akan
turun karena degenerasi corpus luteum.
2.5. Tanda dan Gejala Dismenore
Dismenorea dapat di tandai dengan gajala nyeri pada perut bagian bawah, nyeri yang
dirasakan sebagai kram yang timbul hilang atau sebagai nyeru tumpul yang terus menerus ada.
Nyeri mulai timbul sesaat sesudah atau selama haid, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam
dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenorea juga sering disertai dengan sakit kepala, mual,
sembelit atau diare dan sering berkemih, dan kadang sampai menjadi muntah.
2.6 Patofisiologi Dismenorea
Penelitian membuktikan bahwa dismenorea primer disebabkan karena adanya prostaglandin
F2α, yang merupakan stimulan miometrium poten dan vasokonstriktor pada endometrium.
Kadar prostaglandin yang meningkat selalu ditemui pada wanita yang mengalami dismenorea
dan tentu saja berkaitan erat dengan derajat nyeri yang ditimbulkan. Peningkatan kadar ini
dapat mencapai 3 kali dimulai dari fase proliferatif hingga fase luteal, dan bahkan makin
bertambah ketika menstruasi. Peningkatan kadar prostaglandin inilah yang meningkatkan tonus
miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan. Adapun hormon yang dihasilkan pituitari
posterior yaitu vasopresin yang terlibat dalam penurunan aliran menstrual dan terjadinya
dismenore. Selain itu, diperkirakan faktor psikis dan pola tidur turut berpengaruh dengan
timbulnya dismenorea tetapi mekanisme terjadinya dan pengaruhnya dengan dismenorea belum
jelas dan masih dipelajari (Karim,2013). Peningkatan kadar prostaglandin juga ditemui pada
dismenorea sekunder, tetapi harus ditemui adanya kelainan patologis pada panggul yang jelas
9
untuk menegakkan diagnosis dismenorea sekunder. Faktor yang ditemukan dalam patogenesis
dismenorea sekunder adalah endometriosis, pelvic inflammatory disease, kista dan tumor
ovarium, adenomiosis, fibroid, polip uteri, adanya kelainan kongenital, pemasangan
intrauterine device, transverse vaginal septum, pelvic congestion syndromedan allen-masters
syndrome.
2.7 Diagnosis Dismenorea
Diagnosis dimulai dengan evaluasi ginekologis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
termasuk pemeriksaan rongga panggul. Diagnosis dismenorea hanya bisa dipastikan saat dokter
telah mengeliminasi kelainan menstruasi yang lain atau kondisi medis lain dengan gejala yang
sama atau pengobatan yang mungkin bisa menyebabkan kondisi seperti itu. Sebagai tambahan,
prosedur diagnostik untuk dismenorea termasuk di dalamnya antara lain dengan USG, MRI,
laparoskopi dan histeroskopi. Dismenorea primer dan sekunder dapat dibedakan melalui
anamnesis, termasuk di dalamnya usia pada saat menarche, perdarahan abnormal dari vagina
atau cairan abnormal dari vagina, dispareunia (nyeri saat hubungan seksual) dan riwayat
obstetri.
2.8 Pengukuran Derajat nyeri
Derajat nyeri dapat diukur denganmacam-macam cara, misalnya tingkah laku pasien, skala
verbal dasar/ VerbalRating Scales (VRS), dan yang umum adalah skala analog visual/ Visual
AnalogueScales (VAS).
Skala Nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale) :
0 = Tidak ada rasa sakit. Merasa normal.
1= nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) = Sangat ringan, seperti gigitan nyamuk.
2= (tidak menyenangkan) = nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit.
3= (bisa ditoleransi) = nyeri Sangat terasa, seperti pukulan ke hidung menyebabkan
hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter.
10
4= (menyedihkan) = Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa sakit dari sengatan
lebah.
5= (sangat menyedihkan) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk, seperti pergelangan kaki
terkilir
6 =(intens) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya sebagian
mempengaruhi sebagian indra Anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu.
7 =(sangat intens) = Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar - benar mendominasi indra
Anda menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan
perawatan diri.
8 =(benar-benar mengerikan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak lagi dapat berpikir
jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan
berlangsung lama.
9= (menyiksa tak tertahankan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak bisa
mentoleansikanrnya dan sampai-sampai menuntut untuk segera menghilangkan rasa sakit
apapun caranya, tidak peduli apa efek samping atau risikonya.
10=(sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) = Nyeri begitu kuat tak sadarkan diri.
Kebanyakan orang tidak pernah mengalami sakala rasa sakit ini. Karena sudah keburu
pingsan seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan kesadaran akan hilang
sebagai akibat dari rasa sakit yang luar biasa parah.
Pengelompokan: Skala nyeri 1-3 berarti Nyeri Ringan (masih bisa ditahan, aktifitas tak
terganggu) Skala nyeri 4-6 berarti Nyeri Sedang (menganggu aktifitas fisik) Skala nyeri 7-10
berarti Nyeri Berat (tidak dapat melakukan aktifitas secara mandiri) Jika kedua skala nyeri di
atas digabungkan maka akan menjadi seperti ini: skala nyeri. Nyeri pada dismenorea ini yang
dapat diatasi dengan swamedikasi adalah skala nyeri dari 0-6. Jika nyeri yang dirasakan sudah
melebihi ambang skala nyeri lebih dari 6 maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih
lanjut ke dokter.
2.9 Pertanyaan yang harus digali kepada pasien
a. Menanyakan identitas pasien dengan jelas ?
b. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan oleh pasien ?
c. Menanyakan frekuensi gejala apakah terus menerus atau hanya sesekali ?
11
d. Menanyakan sudah melakukan pemeriksaan lebih lanjutkah kepada dokter terkait
nyeri yang dirasakan ?
e. Bagianmanakah pada pasien yang dirasakan ketika nyeri?
f. Ketika sedang apa anda merasakan nyeri?
g. Seberapa sakitkah nyeri yang anda rasakan, jika kami memberikan skala nyeri dari 1-
10?
h. Tindakan apa yang dilakukan jika merasa nyeri?
i. Obat apakah yang terakhir kali anda konsumsi? Dan mengapa anda memilih obat
tersebut?
j. Apa yang anda rasakan setelah anda mengonsumsi obat yang biasa anda konsumsi?
k..Menanyakan riwayat penyakit sekarang
-Apakah anda pernah mengalami riwayat penyakit peradangan rongga panggul? (Jika iya)
Sejak kapan mulai mengalami gejala?
Frekuensi nyeri yang dialami dalam satu hari?
Dibagian manakah rasa nyeri yang dirasakan?
Sudah melakukan pemeriksaan yang lebih lanjutkah jika rasa nyeri itu timbul lagi?
Obat apa yang terakhir kali di konsumsi?
-Apakah anda pernah mengalami infeksi pada ovarium? (jika iya)
Apakah anda sering merasakan nyeri punggung saat haid?
Dibagian manakah rasa nyeri yang dirasakan?
Frekuensi nyeri yang dialami dalam satu hari?
Obat apa yang terakhir kali dikonsumsi?
2.10 Terapi Farmakologis
a. Asam Mefenamat
Meredakan nyeri ringan sampai sedang yang berhubungan dengan penyakit sakit kepala,
sakit gigi, dismenorea primer, nyeri karena trauma (nenturan), Nyeri otot, dan nyeri sesudah
12
operasi. antipiretik (demam pada anak karena infeksi). Mekanisme kerja asam mefenamat
sendiri yaitu dapat menghambat sintesis prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim
COX-1 & COX-2 sehingga mempunyai efek analgesik, antiinflamasi dan antipiretik. Asam
mefenamat mengikat reseptor prostaglandin sintetase COX-1 dan COX-2, menghambat aksi
prostaglandin sintetase. Reseptor ini memiliki peran sebagai mediator utama peradangan dan /
atau peran untuk signaling prostanoid dalam aktivitas dependen plastisitas, sehingga gejala
nyeri untuk sementara berkurang. Cara penggunaan :
1.Gunakanlah obat ini setelah makan dan dianjurkan untuk banyak minum air putih
2.Jangan menghancurkan atau mengunyah obat ini hanya karena agar lebih mudah diminum.
Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai
mengonsumsinya.
3.Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua
kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Untuk memudahkan usahakan
untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari. Apabila ada dosis yang terlewat akibat
lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih
lama sekitar 5 jam atau lebih.
4.Tidak boleh menggandakan dosis asam mefenamat pada jadwal minum berikutnya sebagai
ganti untuk dosis yang terlewat.
Cara penyimpanan: Simpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat
lembap
Dosis : Untuk mengatasi nyeri, sakit gigi, rematik, nyeri pasca operasi
-Dewasa: Dosis lazim 500 mg tablet tiga kali sehari.
Dosis tambahan 250 mg setiap 6 jam sekali.
Pengunaan tidaklebih dari seminggu.
- Anak-anak > 6 bulan: 25 mg/kg sehari yang dibagi
dalam beberapa dosis. Digunakan tidak lebih dari 7 hari.
Dosis untuk dismenorea.
-Dewasa: Dosis lazim 500 mg tiga kali sehari.
13
Dosis tambahan 250 mg tiap 6 jam sekali. Penggunaan
tidak lebih dari 3 hari.
Indikasi : untuk mengobati nyeri akut seperti nyeri pada sakit gigi, setelah pencabutan
gigi atau rasa sakit setelah trauma misalnya cedera otot, sendi, tulang atau keseleo. Ini juga
merupakan salah satu obat pilihan untuk mengobati nyeri haid (dismenore) dan sindrom
premenstruasi.
Cara kerja : asam mefenamat (Asmef) yaitu dengan cara menghalangi efek enzim yang
disebut siklooksigenase (COX). Enzim ini membantu tubuh untuk memproduksi bahan kimia
yang disebut prostaglandin.Nah, prostaglandin ini yang menyebabkan rasa sakit dan
peradangan. Dengan menghalangi efek enzim COX, maka prostaglandin yang diproduksi akan
lebih sedikit, sehingga rasa sakit dan peradangan akan mereda atau membaik
Efek samping :
Efek samping yang relatif ringan seperti sakit kepala, gugup dan muntah.
Efek samping yang serius dapat berupa diare, hematemesis (muntahdarah), hematuria (darah
dalam urin), penglihatan kabur, ruam kulit, gatal dan bengkak, sakit tenggorokan dan demam.
Pencegahan dan peringatan :Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-
hal seperti ini: Sampaikan pada dokter Anda jika pernah mengalami alergi terhadap kandungan
obat ini., Obat Asam Mefenamat dapat menyebabkan pusing atau mengantuk. Jadi, jangan
mengemudi atau mengoperasikan mesin berat yang membutuhkan kewaspadaan tinggi, sakit
maag yang serius atau perdarahan dapat terjadi, apabila menggunakan obat ini dalam dosis
tinggi atau untuk waktu yang lama, apalagi jika ditambah dengan kebiasaan merokok dan
minum-minuman beralkohol. Jangan menggunakan lebih dari dosis yang dianjurkan atau
digunakan selama lebih dari yang ditentukan tanpa mengonsultasikannya dengan dokter Anda.
Jangan minum aspirin saat Anda menggunakan asam mefenamat kecuali dokter yang
menganjurkan. Obat ini harus digunakan dengan sangat hati-hati pada anak dibawah empat
belas tahun karena keamanan dan efektivitasnya belum dikonfirmasi.
Interaksi Obat : Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan asam
mefenamat. Seperti beberapa jenis obat berikut ini:
14
-Obat jenis NSAID atau pereda rasa nyeri lainnya, karena dapat meningkatkan efek obatnya.
-Obat antikoagulan seperti warfarin dapat berinteraksi dan menambah efek pendarahan dari
kedua obat ini. Penggunaan bersamaan dapat meningkatkan risiko pendarahan.
-ACE Inhibitor dan angiotensin blocker dapat berkurang efeknya dalam mengurangi hipertensi
jika digunakan bersamaan dengan asam mefenamat.
-Penggunaan bersamaan dengan obat antasida tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan efek
samping yang tidak diinginkan.
-Penggunaan bersamaan dengan obat diuretik dapat meningkatkan efek samping pada ginjal.
b. Parasetamol (Analgesik-antipiretik)
Merupakan pengganti obat kuno fenasetin yang dibanyak Negara, juga di Indonesia, dilarang
peredarannya sejak ternyata dapat mengakibatkan kanker ginjal dankandung kemih (1984).Obat
anti nyeri dan anti demam ini paling banyak digunakan karena pada takaran biasa bersifat
aman, tanpa memberikan efek samping.
Cara kerja : Daya kerjanya hampir sama dengan asetosal dan lama kerjanya sedikit
lebih singkat. Kombinasi dengan kofein memperkuat efeknya 40%. Tidak berkhasiat anti
radang, karena hanya merintangi prostaglandin di otak dan tidak diujung syaraf.
Efek Samping : Pada dosis terlampau tinggi (lebih dari 3 g sehari) dapat terjadi mual,
muntah dan menurunnya nafsu makan. Dosis diatas 5 g sudah dapat merusak sel-sel hati secara
fatal pada anak-anak kecil, maka oat-obat yang mengandung parasetamol harus disimpan
dengan baik, jauh dari jangkauan anak-anak. Penggunaan lama dari dosis tinggi dapat merusak
ginjal dan hati
Dosis : Dewasa 3-5x sehari 500 mg
c. Asetosal
Pada dosis tinggi (3-4 g sehari) juga bekerja antiradang, berkat perintangan prostaglandin
diujung-ujung saraf.Pada umumnya mula kerjanya agak cepat, dalam waktu 20 – 30 menit.
Efeknya bertahan 5 jam.
15
Cara kerja : Asetosal bekerja dengan cara menghambat enzim COX (Siklooksigenase).
Sistem enzim COX merupakan enzim yang berperan dalam pembentukan prostaglandin,
dengan kerja penghambatan ini maka asetosal dapat menghasilkan efek anti nyeri.Asam
asetilsalisilat langsung dan ireversibel menghambat aktivitas kedua jenis siklooksigenase
(COX-1 dan COX-2) untuk mengurangi pembentukan prekursor prostaglandin dan tromboksan
dari asam arakidonat. Hal ini membuat asam asetilsalisilat yang berbeda dari AINS lain (seperti
diklofenak dan ibuprofen) yang merupakan inhibitor reversibel. Salisilat dapat kompetitif
menghambat pembentukan prostaglandin.Antirematik asam asetil salisilat yang (nonsteroidal
anti-inflammatory) tindakan adalah hasil dari analgesik dan mekanisme anti-inflamasi; efek
terapi tidak karena stimulasi hipofisis-adrenal. Agregasi platelet-menghambat efek asam
asetilsalisilat khusus melibatkan kemampuan senyawa untuk bertindak sebagai donor asetil ke
siklooksigenase; salisilat nonacetylated tidak berpengaruh signifikan secara klinis pada agregasi
platelet.Asetilasi ireversibel membuat siklooksigenase aktif, sehingga mencegah pembentukan
menggabungkan agen tromboksan A2 dalam trombosit.Karena trombosit tidak memiliki
kemampuan untuk mensintesis protein baru, efek bertahan untuk kehidupan trombosit terkena
(7-10 hari). Asam asetil salisilat juga dapat menghambat produksi agregasi platelet inhibitor,
prostasiklin (prostaglandin I2), oleh sel endotel pembuluh darah. Penghambatan prostasiklin
tidak permanen karena sel-sel endotel dapat menghasilkan lebih siklooksigenase untuk
menggantikan enzim non-fungsional.
Dosis : 500 mg sebanyak 3-4 kali sehari
Efek Samping : iritasi pada lambung, gangguan pencernaan, mual (yang paling umum).
Memperburuk gejala asma, muntah, memar (sangat jarang terjadi)
Kontraindikasi : memiliki tukak lambung, hemophilia, alergi terhadap asetosal, alergi
terhadap NSAID seperti ibu profen
Cara penggunaan : -Gunakanlah obat ini setelah makan
-Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk yang tertera pada
kemasan sebelum mulai mengonsumsinya
-Tidak boleh menggandakan dosis aspirin pada jadwal minum
berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat
16
Peringatan : -Aspirin dapat menyebabkan kantuk dan pusing, efek ini akan
diperburuk dengan konsumsi alcohol
-Harap lebih beerhati-hati untuk pasien lanjut usia
-Hati-hati penggunaan pada pasien gangguan fungsi ginjal
kronis,obat ini dapat memperberat kerja ginjal.
Interaksi Obat : -Obat penghilang rasa sakit inflamasi, seperti diklofenak, ibuprofen,
indometasin, dan naproxen. Jika dikonsumsi bersamaan dengan aspirin dapat meningkatkan
resiko perdarahan lambung
-Jika aspirin dikonsumsi dengan warfarin dapat meningkatkan
resiko perdarahan
-Jika diberikan bersamaan dengan antidepresan selective
serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti venlafaxine,
citalopram, fluoxetine dapat meningkatkan resiko perdarahan
Nama obat (Paten) Kandungan Dosis
Mefinal, Ponstel, Ponstan,
stanalin ds, etafenin,
yekapons, witranal,
tropistan, tifestan, teamic,
stelpon, stanza
Asam mefenamat Dosis lazim 500 mg 3x
sehari.
Dosis tambahan 250 mg tiap
6 jam sekali. Penggunaan
tidak lebih dari 3 hari.
Tylenol, panadol,
acetaminophen, alphamol,
Biogesic, betamol, calapol,
citomol, darcemol,
decadol,ekacetol, erlamol,
erphamol, farmadol,
fasidol, Grafadon,
Hufagesic, ifitamol,
itamol, itramol, lanamol,
metamol, nasamol, nufadol,
Paracetamol 500 mg 3-5x sehari
17
Omegrip, Ottopan, pamol,
paracetamol, paracetol,
Termorex, Tempra
Aspilet Asetosal 500 mg sebanyak 3-4 kali
sehari
3 Rujukan ke Dokter
Jika setelah menggunakan obat NSAID tidakmerasakanperubahan yang efektif dan
memberikan efek samping yang tidak diinginkan, Anda disarankan untuk berhenti minum obat
NSAID dan hubungi dokter segera jika Anda mengalami salah satu dari efek samping berikut:
mual, peningkatan asam lambung, ruam kulit atau kulit melepuh dengan demam, diare,
penglihatan kabur, dan sakit tenggorokan. NSAID tidak bisa digunakan untuk semua orang.
Silakan dibicarakan dengan dokter atau apoteker untuk menentukan NSAID yang tepat untuk
Anda.
2.11. Terapi Non Farmakologis Nyeri
2.11.1. Distraction (pengalihan perhatian terhadap nyeri)
Merupakan strategi pengalihan nyeri yang memfokuskan perhatian klien kepada sesuatu yang
lain dari pada terhadap rasa nyeri dan emosi negatif. Anak dan usia sekolah rasanya yang lebih
banyak menggunakan tehnik ini. Seperti yang banyak orang tua ketahui permainan yang
interaktif atau mendengarkan musik, merupakan terhnik distraksi yang kuat bagi anak.
2.11.2 Reframing
Merupakan tehnik yang mengajarkan untuk memonitor/mengawasi pikiran negatif dan
menggantinya dengan salah satu pikiran yang lebih positif. Ajarkan pasien yang memandang
nyeri dengan ekspresi negatif seperti , “ saya tidak kuat menahan rasa nyeri ini, rasa nyeri ini
tidak pernah berakhir” tetapi ganti (reframing) pandangan pasien dengan “saya pernah
merasakan nyeri ini sebelumnya, dan nyeri ini akan membaik (berkurang)”
18
2.11.3. Teknik Relaksasi (Relaxation Techniques)
Merupakan metode yang digunakan untuk menurunkan kecemasan dan ketegangan otot
(muscle tension). Kedua cara berikut digunakan untuk mencapai kondisi relaksasi fisik dan
mental. Relaksasi fisik bertujuan untuk menurunkan ketegangan otot dan relaksasi mental
untuk menurunkan rasa cemas.
- Imagery : setrategi yang menggunakan gambaran mental (perumpamaan) untuk
membatu relaksasi
- PMR (Progressive Muscle Relaxation): setrategi untuk membatu relasksasi
melalui penegangan dan pelemasan otot.
2.11.4. Biofeedback
Latihan biofeedback merupakan cara lain untuk membatu pasien ketika mengalami nyeri,
khususnya bagi seseorang yang sulit merileksasi ketegangan otot. Biofeedback merupakan
sebuah proses individu untuk belajar mempengaruhi respon psisiologis diri. Melalui
biofeedback pasien dapat merubah pengalaman tentang rasa nyeri yang sedang dirasakan.
2.11.5. Cutaneous Stimulation (simulasi pada area kulit)
Counterstimulation (rangsangan pada area kulit) merupakan istilah yang digunakan untuk
mengindentifikasi tehnik yang dipercaya dapat mengaktifkan opioid endogen, sebuah sistem
analgesic monoamin.intervensi ini cukup efektif menurunkan bengkak melalui cryotherapy
(aplikasi dingin), menurunkan kekakuan (memalui aplikasi panans), dan meningkatkan input
serabut saraf yang berdiameter besar untuk memblok pesan nyeri yang dihantarkan oleh serabut
saraf diameter kecil (melalui aplikasi panas, dingin, tekanan, getaran, atau pijatan). Panas dan
dingin dapat memproduksi analgesia untuk mengurangi nyeri.Terapi panas meningkatkan aliran
darah, meningkatkan metabolism jaringan, menurunkan kekuatan vasomotor, dan meningkatkan
vikoelasitas jaringan rawan /penyambung sehingga efektif untuk mengurangi nyeri sendi atau
kekakuan sendi.tetapi penggunaan terapi panas perlu di control karena dapat meningkatkan
bengkak dan peroses peradangan. Terapi dingin pun mempunyai beberapa keunggulan:
19
- Mengurangi bengkak dengan menurunkan aliran darah
- Menurunkan peradangan
- Mengurangi demam
- Mengurangi sepasme otot
- Meningkatkan ambang batas nyeri sehingga mengurangi nyeri
2.11.6. Transcutaneous Stimulation
Transkutan stimulasi di dapat melalui penggunaan Transcutaneous electrical nervestimulation
(TENS), akupuntur, dan akupresur.
2.12 . KIE
Seorang perempuan berusia 16 tahun mengeluhkan rasa sakit di perut yang terjadi ketika
sedang datang bulan selama dua hari terakhir. Pasien menjelaskan nyeri perut sebagai ‘kram
atau nyeri perut bagian bawah, nyeri di punggung bawah, paha bagian dalam terasa ditarik,
mual, sakit kepala, dan pusing’. Rasa nyeri pertama terjadi saat hari kedua dia datang bulan,
terulang terus menerus sampai hari ini (hari keempat).
Riwayat pasien: Dismenore
Obat-obat yang dikonsumsi: jamu herbal yang mengandug jahe dan asam jawa.
KIE:
Asam mefenamat dapat diminum 3 kali sehari 500 mg dengan segelas air mineral. Jangan
berbaring setidaknya selama 10 menit setelah mengonsumsi obat ini. Jangan mengonsumsi
asam mefenamat bersamaan dengan antasida, warfarin dan ACE inhibitor. Obat Asam
mefenamat harus disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat
lembap. Asam mefenamat ini dapat menimbulkan efek samping yang relatif ringan seperti sakit
kepala, gugup dan muntah. Efek samping yang serius dapat berupa diare, hematemesis (muntah
darah), hematuria (darah dalam urin), penglihatan kabur, ruam kulit, gatal dan bengkak, sakit
tenggorokan dan demam.
20
BAB III
PENUTUP
1.Dismenorea merupakan kondisi medis yang terjadi sewaktu haid yang dapat mengganggu
aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut
maupun pinggul.
2. Dismenorea dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri; yaitu dismenorea spasmodik dan
dismenorea kongestif, dan ada tidaknya kelainan atau penyebab yang dapat diamati; yaitu
dismedorea primer dan dismenorea sekunder.
3. Penyebab dari nyeri haid ini belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak penelitian
yang dilakukan untuk mencari penyebabnya. Faktor yang menyebabkan dismenorea yaitu
faktor psikologis, faktor endokrin, faktor konstitusi, anomali uterus congenital dan
endometriosis.
4.Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang actual atau potensial. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya.
5. Untuk mengatasi nyeri haid biasanya dilakukan terapi berupa farmakologis dengan asam
mefenamat 2-3x sehari 500 mg. Nyeri yang biasa dialami oleh wanita selama haid masih
21
tergolong kedalam nyeri akut dan biasanya selain dengan obat kimia dapat digunkan obat
tradisional seperti jamu kunyit asam yang dapat membantu mengurangi rasa nyeri yang dialami.
Selain itu terapi non farmakologik juga dapat dilakukan seperti disfraction, reframing, teknik
relaksasi dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA
1.Sukandar, Elin Yulinah, dkk. 2013. ISO Farmakoterapi Buku 1. Jakarta: ISFI Penerbitan.
2.Lestari, N. M. S. D. 2013. Pengaruh dismenorea pada remaja.Seminar Nasional FMIPA
UNDIKSHA III.
3.Drs.H.T.Tan, Drs.Kirana R. Swamedikasi (cetakan Pertama). Ir.Saraswati
4.Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar Fundamental : Konsep, proses dan praktek. Edisi 4 .
Jakarta. EGC.
5.Smeltzer, Suzanne C .2001. Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart. Edisi 8, Vol
2. Jakarta : Buku kedokteran
6.Sue C. Delaune and Praticia K. Ladner.Fundamental of Nursing Standards & Practice Second
Edition. 2002. Delmar Thomson Learning : United States of America.
7.Nursalam. 2003. Konsep dan Teori Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Medika.
22

More Related Content

What's hot

Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotionzipiklan
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika4nakmans4
 
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmas
Mi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmasMi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmas
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILINIDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILINAnnie Rahmatillah
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2husnul khotimah
 
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...Genny R Weya
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Amalia Senja
 

What's hot (20)

Tinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan LotionTinjauan Sediaan Lotion
Tinjauan Sediaan Lotion
 
Obat Anti Anemia
Obat Anti AnemiaObat Anti Anemia
Obat Anti Anemia
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmas
Mi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmasMi 1   4. penyimpanan obat  di puskesmas
Mi 1 4. penyimpanan obat di puskesmas
 
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILINIDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN
 
Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2Biofarmasetika ( i ) new2
Biofarmasetika ( i ) new2
 
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan  terhadap produk  dan penarikan kemba...
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
 
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
Askep klimakterium dan menopaus1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)
 
CARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBATCARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBAT
 
PPT DAGUSIBU.ppt
PPT DAGUSIBU.pptPPT DAGUSIBU.ppt
PPT DAGUSIBU.ppt
 
PPT PROTEIN
PPT PROTEINPPT PROTEIN
PPT PROTEIN
 
DRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEMDRUGS DELIVERY SYSTEM
DRUGS DELIVERY SYSTEM
 
Tetes Telinga
Tetes TelingaTetes Telinga
Tetes Telinga
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 

Similar to Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)

143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-ppt143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-pptSULFIKASAKHAAZKA
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanMeidaElliaPuspita
 
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxEpaUliPangaribuan
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanantyasseptya
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxrazgrizamora
 
Refreshing dismenore
Refreshing   dismenoreRefreshing   dismenore
Refreshing dismenoreFauzan Zanne
 
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinanPengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinanNindi Yulianti
 
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptxPENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptxemailsampah115
 
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptxPENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptxemailsampah115
 
E booklet - Nyeri Haid dan Kesehatan Reproduksi Remaja 2020
E booklet - Nyeri Haid dan Kesehatan Reproduksi Remaja 2020E booklet - Nyeri Haid dan Kesehatan Reproduksi Remaja 2020
E booklet - Nyeri Haid dan Kesehatan Reproduksi Remaja 2020Ramadina Goethe
 

Similar to Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik) (20)

Chapter ii 9
Chapter ii 9Chapter ii 9
Chapter ii 9
 
Disminore
DisminoreDisminore
Disminore
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-ppt143005425 manajemen-nyeri-ppt
143005425 manajemen-nyeri-ppt
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyamanAsuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman
 
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
 
System of Neuromuskuloskeletal
System  of NeuromuskuloskeletalSystem  of Neuromuskuloskeletal
System of Neuromuskuloskeletal
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptxMenajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
Menajemen Nyeri secara fisiolgi dalam persalinan.pptx
 
Pengertian psikologi
Pengertian psikologiPengertian psikologi
Pengertian psikologi
 
Refreshing dismenore
Refreshing   dismenoreRefreshing   dismenore
Refreshing dismenore
 
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinanPengurangan rasa nyeri dalam persalinan
Pengurangan rasa nyeri dalam persalinan
 
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptxPENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx
 
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptxPENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx
PENYAKIT_MENULAR_SEKSUAL.pptx
 
Konsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori NyeriKonsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori Nyeri
 
E booklet - Nyeri Haid dan Kesehatan Reproduksi Remaja 2020
E booklet - Nyeri Haid dan Kesehatan Reproduksi Remaja 2020E booklet - Nyeri Haid dan Kesehatan Reproduksi Remaja 2020
E booklet - Nyeri Haid dan Kesehatan Reproduksi Remaja 2020
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
70593200 nyeri-persalinan
70593200 nyeri-persalinan70593200 nyeri-persalinan
70593200 nyeri-persalinan
 

More from Nesha Mutiara

Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRNesha Mutiara
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiNesha Mutiara
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Nesha Mutiara
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeNesha Mutiara
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikNesha Mutiara
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisNesha Mutiara
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolNesha Mutiara
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensNesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Nesha Mutiara
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Nesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitNesha Mutiara
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelNesha Mutiara
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroNesha Mutiara
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Nesha Mutiara
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
 

More from Nesha Mutiara (20)

Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan HipoalbuminemiaPemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
Pemantauan Terapi Obat Pasien Diabetes, Hipertensi, dan Hipoalbuminemia
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana MalariaFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana Malaria
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC Kategori 1
 
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDRFarmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
Farmakoterapi Infeksi : Studi Kasus Tatalaksana TBC MDR
 
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang OnkologiFarmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
Farmasi Klinik - Medication Error di Bidang Onkologi
 
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
Farmakoterapi Renal : Studi Kasus CKD (Chronic Kidney Disease)
 
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus StrokeFarmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
Farmakoterapi Syaraf : Studi Kasus Stroke
 
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji KlinikPharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
Pharmaceutical Care : Evaluasi Literatur Uji Klinik
 
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes KetoasidosisFarmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
Farmasi Klinik : Studi Kasus Diabetes Ketoasidosis
 
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat SulfametoksazolBioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
Bioanalisis - Penentuan Bioekivalensi Obat Sulfametoksazol
 
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
Bioanalisis - Uji Sensitivitas Metode Spektrofotometri Visible Berdasarkan Pe...
 
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode GyssensFarmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
Farmasi Rumah Sakit - Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens
 
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
Kapita Selekta Apoteker - Cara Penyimpanan yang Baik pada Produk Vaksin Coron...
 
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
Kapita Selekta Apoteker - Implementasi Home Care Telepharmacy dalam Monitorin...
 
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
Kapita Selekta Apoteker - Kompetensi Apoteker Sebagai Pendukung Kemajuan Indu...
 
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah SakitFarmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
Farmasi Rumah Sakit - Sistem Distribusi Obat di Rumah Sakit
 
Rangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off LabelRangkuman Obat Off Label
Rangkuman Obat Off Label
 
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In VitroLaporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
Laporan Praktikum Bioanalisis - Uji Ekivalensi In Vitro
 
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
Farmasi Rumah Sakit - Tingkat Kelulusan Akreditasi dan Manajemen Organisasi RS
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Makalah Swamedikasi Obat Nyeri (Analgesik)

  • 1. MAKALAH SWAMEDIKASI Obat – Obat Nyeri Dian Khairunisa 2017212235 Elfia Wulandari 2017212237 Herla Purwasi 2017212239 I Wayan Rimbawan 2017212241 Nesha Mutiara 2017210155 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2019
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Nyeri Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya (aktual) atau potensi kerusakan jaringan atau keadaan yang menggambarkan kerusakan tersebut. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan yang bersifat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap individu dalam tingkatannya, dan hanya individu tersebut yang dapat menjelaskan rasa nyeri yang dialaminya. Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Teori terjadinya nyeri: a. Teori Pemisahan (Specificity Theory) Rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal cord) melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rngsangan nyeri tersebut diteruskan. b. Teori Pola (Pattern Theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. c. Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory) Nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan aktivitas substansia 1
  • 3. gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. d. Teori Transmisi dan Inhibisi. Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls – impuls saraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotranmitter yang spesifik. 1.2 Dismenorea Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Salah satu tanda keremajaan secara biologis pada perempuan yaitu mengalami menstruasi antara usia sepuluh sampai enam belas tahun. Menstruasi merupakan peristiwa fisiologis yang dialami setiap perempuan. Seringkali perempuan yang mengalami masalah menstruasi diantaranya nyeri haid / dismenorea. Nyeri haid / dismenorea adalah keluhan ginekologis akibat ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan timbul rasa nyeri. Sekitar 70-90 % kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja dan dapat menimbulkan dampak konflik emosional, ketegangan serta kegelisahan. Hal ini akan mempengaruhi kecakapan mengenali diri sendiri dan kecakapan berpikir rasional, kecakapan sosial , kecakapan akademik, maupun kecakapan vokasional. Dismenorea dapat mengganggu aktivitas pembelajaran dan menurunkan konsentrasi remaja. Oleh sebab itu dismenorea pada remaja perlu diperhatikan orang tua dengan memberikan penanganan yang tepat baik secara farmakologis maupun non farmakologis. 1.3 Rumusan Masalah a. Apakah yang dimaksud dengan nyeri ? b. Apakah nyeri pada umumnya sama dengan nyeri pada dismenorea ? c. Bagaimana mekanisme terjadinya dismenorea ? d. Apa penyebab terjadinya dismenorea? e. Bagaimana cara mengatasi atau mengobati terjadinya dismenorea? 1.4 Tujuan a. Dapat mengetahui perbedaan nyeri secara umum dengan nyeri haid / dismenorea 2
  • 4. b. Dapat mengetahui penyebab terjadinya dismenorea c. Dapat mengetahui mekanisme terjadinya dismenorea d. Dapat mengetahui cara mengatasi dismenorea BAB II ISI 2.1 Perbedaan Definisi Nyeri Secara Umum dan Dismenorea Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. Konsep nyeri adalah hasil kerusakan struktural, bukan saja tanggapan sensorik dari suatu proses nosisepsi, tetapi juga merupakan tanggapan emosional (psikologik) yang didasari atas pengalaman termasuk pengalaman nyeri sebelumnya. Persepsi nyeri menjadi sangat subjektif tergantung kondisi emosi dan pengalaman emosional sebelumnya. Nyeri dapat ditoleransi dengan meningkatkan pengertian, simpati, persaudaraan, 3
  • 5. pengetahuan, pemberian analgesik, anisolitik, antidepresan dan pengurang gejala. Sebaliknya, toleransi nyeri menurun pada keadaaan marah, cemas, bosan, kelelahan, depresi, penolakan sosial, dan keadaan yang tidak menyenangkan. Nyeri pada dasarnya adalah reaksi fisiologis karena merupakan reaksi perlindungan untuk menghindari stimulus yang membahayakan tubuh. Nyeri dapat menjadi reaksi patofisiologis yang merugikan individu bila tetap berlangsung walaupun stimulus penyebab sudah tidak ada, sehingga individu tersebut membutuhkan terapi. Dismenorea atau nyeri haid adalah perasaan nyeri pada saat haid yang biasanya dialami oleh remaja perempuan yang baru mengalami menstruasi pertama dan terkadang dialami oleh wanita dewasa. Dismenorea ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun pinggul yang dapat mengganggu aktivitas individu sehingga membutuhkan pengobatan. 2.2 Klasifikasi Dismenorea Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan atau penyebab yang dapat diamati, berikut adalah klasifikasi dismenorea : 2.2.1 Dismenorea berdasarkan jenis nyeri a. Dismenorea Spasmodik Yaitu nyeri yang dirasakan di bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai. Dismenorea spasmodik dapat dialami oleh wanita muda maupun wanita berusai 40 tahun ke atas.Sebagian wanita yang mengalami dismenorea spasmodik tidak dapat melakukan aktivitas. Tanda dismenorea spamodik yaitu mual, muntah, dan pingsan. Dismenorea spasmodik dapat diobati atau di kurangi dengan melahirkan bayi pertama, walaupun tidak semua wanita mengalami hal tersebut. 4
  • 6. b. Dismenorea Kongestif Dismenorea kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid datang. Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid datang, tidak terlalu menimbulkan nyeri, bahkan setelah hari pertama haid. Penderita dismenorea kongestif akan merasa lebih baik di bandingkan dengan dismenorea spasmodik. Gejala yang ditimbulkan yaitu pegal pada paha, sakit pada payudara, rasa lelah, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan,, gangguan tidur, dan timbul memar di paha serta lengan atas. 2.1.1 Dismenorea berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab a. Dismenorea Primer Dismenore primer biasanya dimulai dalam 6 hingga 12 bulan setelah menarche (pertama kali menstruasi). Saat menstruasi, pelepasan sel-sel endometrium akan diikuti dengan dikeluarkannya prostaglandin yang akan menyebabkan timbulnya iskemia, kontraksi miometrium dan vasokonstriksi. Ternyata dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa wanita dengan dismenorhea berat, terjadi peningkatan prostaglandin pada darah menstruasinya. Kondisi yang akan meningkatkan risiko mengalami dismenorhea primer yaitu merokok, minum alkohol selama menstruasi, obesitas, tidakmemiliki anak, menarche dini, dan memiliki riwayat yang sama dalam keluarga. b. Dismenorea Sekunder Dismenorea sekunder bisa terjadi kapanpun setelah menarche, tetapi paling sering ketika wanita berumur dua puluhan atau tiga puluhan tahun, setelah beberapa tahun mengalami siklus normal tanpa rasa nyeri. Peningkatan prostaglandin juga ikut berperan di sini, akan tetapi 5
  • 7. disertai adanya kelainan atau penyakit pada pelvic (panggul). Penyebab tersering adalah endometriosis, leiomioma, adenomiosis, polip endometrial, chronic pelvic inflammatory disease (PID), dan pemakaian IUD. 2.3. Etiologi Dismenorea Penyebab dari nyeri haid ini belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari penyebabnya. Pada dismenorea primer: 2.3.1. Faktor Psikologis Biasanya terjadi pada remaja dengan emosi yang tidak stabil, mempunyai ambang nyeri yang rendah, sehingga sangat sedikit rasa nyeri dapat merasakan kesakitan. 2.3.2. Faktor Endokrin Hal ini di hubungkan dengan kontraksi usus yang tidak baik.Hal ini sangat erat kaintannya dengan pengeruh hormonal. Peningkatan produksi prostaglandin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri. Dalam dismenorea sekunder, etiologi yang mungkn terjadi adalah : a. Faktor Konstitusi Seperti Anemia Pemakaian kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan penderahan, tumor atau fibroid. b. Anomali Uterus kongenital Anomali Uterus kongenital,Seperti rahim yang terbalik, peradangan selaput lender rahim. c. Endometriosis 6
  • 8. Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan endometrium diluar rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian dalam rahim. Saat siklus metruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai lapisan terjadinya kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini akan terlepas dan di keluarkan sebagai mentruasi. 2.3 Fisiologi Menstruasi Haid normal merupakan hasil akhir suatu siklus ovulasi. Siklus ovulasi diawali dari pertumbuhan beberapa folikel antral pada awal siklus, diikuti ovulasi dari satu folikel dominan, yang terjadi pada pertengahan siklus. Empat belas hari pasca ovulasi, bila tidak terjadi pembuahan akan diikuti dengan haid. Sedangkan siklus anovulasi adalah siklus haid tanpa ovulasi sebelumnya. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang disekresi hipotalamus mengontrol siklus baik pada ovarium dan uterus. GnRH merangsang dilepaskannya follicle- stimulating hormone(FSH) dan luteinizing hormone(LH) oleh pituitari anterior. FSH berperan dalam pertumbuhan folikel, sedangkan LH berperan dalam perkembangan dari folikel tersebut.FSH dan LH menstimulasi folikel-folikel untuk mensekresikan estrogen. Selain itu, LH juga berperan untuk merangsang theca cells dari suatu folikel yang sedang berkembang untuk mensekresi androgen. Androgen yang dihasilkan ini nantinya akan dikonversi menjadi estrogen karena adanya pengaruh dari FSH. LH akan memicu terjadinya ovulasi dan pembentukan corpus luteum, corpus luteum akan menghasilkan estrogen, progesterone, relaxin dan inhibin. Estrogen yang disekresi oleh folikel memiliki beberapa fungsi yang penting : a. Perkembangan dari struktur reproduksi wanita dan karakteristik seks sekunder. b. Meningkatkan anabolisme protein, termasuk pertumbuhan tulang (bekerja bersama dengan Growth Hormone). c. Menurunkan level kolesterol darah. d. Inhibisi pelepasan GnRH oleh hipotalamus dan sekresi LH serta FSH oleh pituitari anterior. Progesteron, disekresi oleh sel yang terdapat pada corpus luteum, bersama dengan estrogen untuk mempertahankan endometrium agar dapat terjadi implantasi jika terjadi pembuahan dan 7
  • 9. mempersiapkan kelenjar mamae untuk sekresi air susu. Relaksin diproduksi untuk menginhibisi kontraksi uterus yang berlebihan. Sedangkan, Inhibin disekresi oleh sel granulosa dan juga oleh corpus luteum setelah ovulasi, fungsinya untuk mencegah sekresi FSH dan mengurangi kadar LH .Siklus haid pada wanita umumnya antara 24-36 hari. Berikut adalah fase – fasenya : a. Fase menstrual Fase yang terjadi 5 hari pertama dari suatu siklus.Pada ovarium, fase ini adalah ketika terjadi perkembangan folikel primordial menjadi folikel sekunder sedangkan di uterus terjadi peluruhan 50-150 ml yang berupa darah, jaringan serta mukus. Peluruhan ini terjadi karena penurunan kadar progesteron dan estrogen yang memicu sekresi prostaglandin sehingga menyebabkanarterioluterus menjadi vasokonstriksi. b. Fase pre-ovulatori Yaitu waktu antara hari terakhir menstruasi dengan ovulasi. Fase ini terjadi pada hari ke-6 hingga hari ke-13.Di ovarium, folikel sekunder mulai mensekresikan estrogen dan inhibin. Pada hari ke-6, folikel sekunder akan menyebabkan folikel lainnya menjadi folikel dominan. Sedangkan pada uterus, estrogen yang dibebaskan kedalam darah oleh folikel ovarium menstimulasi regenerasi dari endometrium sehingga ketebalan endometrium menjadi lebih kurang 4 - 10 mm. Fase preovulatori juga disebut juga fase proliferatif karena endometrium sedang berproliferasi. c. Fase ovulasi Yaitu fase rupturnya folikel matur (Graafian) dan dilepaskannya oosit sekunder ke rongga pelvik, pada umumnya terjadi pada hari keempat belas. d. Fase post-ovulatori Terjadi antara ovulasi dengan onset dari menstruasi berikutnya. Fase ini terjadi pada hari ke- 15 sampai hari ke-28. di ovarium, folikel matur mengalami degenerasi menjadi corpus 8
  • 10. Hemorrhagicum. Sel Theca internal dengan sel granulosa akan ditransformasi menjadi corpusluteum karena pengaruh LH. Fase ini disebut juga dengan fase luteal. Pada uterus, progesteron dan esterogen yang dihasilkan oleh corpus luteum menyebabkan perkembangan kelenjar endometrial, vaskularisasi dari endometrium dan penebalan endometrium. Fase ini disebut juga dengan fase sekretori. Apabila tidak terjadi fertilisasi, maka kadar hormon akan turun karena degenerasi corpus luteum. 2.5. Tanda dan Gejala Dismenore Dismenorea dapat di tandai dengan gajala nyeri pada perut bagian bawah, nyeri yang dirasakan sebagai kram yang timbul hilang atau sebagai nyeru tumpul yang terus menerus ada. Nyeri mulai timbul sesaat sesudah atau selama haid, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenorea juga sering disertai dengan sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih, dan kadang sampai menjadi muntah. 2.6 Patofisiologi Dismenorea Penelitian membuktikan bahwa dismenorea primer disebabkan karena adanya prostaglandin F2α, yang merupakan stimulan miometrium poten dan vasokonstriktor pada endometrium. Kadar prostaglandin yang meningkat selalu ditemui pada wanita yang mengalami dismenorea dan tentu saja berkaitan erat dengan derajat nyeri yang ditimbulkan. Peningkatan kadar ini dapat mencapai 3 kali dimulai dari fase proliferatif hingga fase luteal, dan bahkan makin bertambah ketika menstruasi. Peningkatan kadar prostaglandin inilah yang meningkatkan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan. Adapun hormon yang dihasilkan pituitari posterior yaitu vasopresin yang terlibat dalam penurunan aliran menstrual dan terjadinya dismenore. Selain itu, diperkirakan faktor psikis dan pola tidur turut berpengaruh dengan timbulnya dismenorea tetapi mekanisme terjadinya dan pengaruhnya dengan dismenorea belum jelas dan masih dipelajari (Karim,2013). Peningkatan kadar prostaglandin juga ditemui pada dismenorea sekunder, tetapi harus ditemui adanya kelainan patologis pada panggul yang jelas 9
  • 11. untuk menegakkan diagnosis dismenorea sekunder. Faktor yang ditemukan dalam patogenesis dismenorea sekunder adalah endometriosis, pelvic inflammatory disease, kista dan tumor ovarium, adenomiosis, fibroid, polip uteri, adanya kelainan kongenital, pemasangan intrauterine device, transverse vaginal septum, pelvic congestion syndromedan allen-masters syndrome. 2.7 Diagnosis Dismenorea Diagnosis dimulai dengan evaluasi ginekologis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan rongga panggul. Diagnosis dismenorea hanya bisa dipastikan saat dokter telah mengeliminasi kelainan menstruasi yang lain atau kondisi medis lain dengan gejala yang sama atau pengobatan yang mungkin bisa menyebabkan kondisi seperti itu. Sebagai tambahan, prosedur diagnostik untuk dismenorea termasuk di dalamnya antara lain dengan USG, MRI, laparoskopi dan histeroskopi. Dismenorea primer dan sekunder dapat dibedakan melalui anamnesis, termasuk di dalamnya usia pada saat menarche, perdarahan abnormal dari vagina atau cairan abnormal dari vagina, dispareunia (nyeri saat hubungan seksual) dan riwayat obstetri. 2.8 Pengukuran Derajat nyeri Derajat nyeri dapat diukur denganmacam-macam cara, misalnya tingkah laku pasien, skala verbal dasar/ VerbalRating Scales (VRS), dan yang umum adalah skala analog visual/ Visual AnalogueScales (VAS). Skala Nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale) : 0 = Tidak ada rasa sakit. Merasa normal. 1= nyeri hampir tak terasa (sangat ringan) = Sangat ringan, seperti gigitan nyamuk. 2= (tidak menyenangkan) = nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit. 3= (bisa ditoleransi) = nyeri Sangat terasa, seperti pukulan ke hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter. 10
  • 12. 4= (menyedihkan) = Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa sakit dari sengatan lebah. 5= (sangat menyedihkan) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk, seperti pergelangan kaki terkilir 6 =(intens) = Kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra Anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu. 7 =(sangat intens) = Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar - benar mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan tak mampu melakukan perawatan diri. 8 =(benar-benar mengerikan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang parah jika sakit datang dan berlangsung lama. 9= (menyiksa tak tertahankan) = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak bisa mentoleansikanrnya dan sampai-sampai menuntut untuk segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya, tidak peduli apa efek samping atau risikonya. 10=(sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan) = Nyeri begitu kuat tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah mengalami sakala rasa sakit ini. Karena sudah keburu pingsan seperti mengalami kecelakaan parah, tangan hancur, dan kesadaran akan hilang sebagai akibat dari rasa sakit yang luar biasa parah. Pengelompokan: Skala nyeri 1-3 berarti Nyeri Ringan (masih bisa ditahan, aktifitas tak terganggu) Skala nyeri 4-6 berarti Nyeri Sedang (menganggu aktifitas fisik) Skala nyeri 7-10 berarti Nyeri Berat (tidak dapat melakukan aktifitas secara mandiri) Jika kedua skala nyeri di atas digabungkan maka akan menjadi seperti ini: skala nyeri. Nyeri pada dismenorea ini yang dapat diatasi dengan swamedikasi adalah skala nyeri dari 0-6. Jika nyeri yang dirasakan sudah melebihi ambang skala nyeri lebih dari 6 maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter. 2.9 Pertanyaan yang harus digali kepada pasien a. Menanyakan identitas pasien dengan jelas ? b. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan oleh pasien ? c. Menanyakan frekuensi gejala apakah terus menerus atau hanya sesekali ? 11
  • 13. d. Menanyakan sudah melakukan pemeriksaan lebih lanjutkah kepada dokter terkait nyeri yang dirasakan ? e. Bagianmanakah pada pasien yang dirasakan ketika nyeri? f. Ketika sedang apa anda merasakan nyeri? g. Seberapa sakitkah nyeri yang anda rasakan, jika kami memberikan skala nyeri dari 1- 10? h. Tindakan apa yang dilakukan jika merasa nyeri? i. Obat apakah yang terakhir kali anda konsumsi? Dan mengapa anda memilih obat tersebut? j. Apa yang anda rasakan setelah anda mengonsumsi obat yang biasa anda konsumsi? k..Menanyakan riwayat penyakit sekarang -Apakah anda pernah mengalami riwayat penyakit peradangan rongga panggul? (Jika iya) Sejak kapan mulai mengalami gejala? Frekuensi nyeri yang dialami dalam satu hari? Dibagian manakah rasa nyeri yang dirasakan? Sudah melakukan pemeriksaan yang lebih lanjutkah jika rasa nyeri itu timbul lagi? Obat apa yang terakhir kali di konsumsi? -Apakah anda pernah mengalami infeksi pada ovarium? (jika iya) Apakah anda sering merasakan nyeri punggung saat haid? Dibagian manakah rasa nyeri yang dirasakan? Frekuensi nyeri yang dialami dalam satu hari? Obat apa yang terakhir kali dikonsumsi? 2.10 Terapi Farmakologis a. Asam Mefenamat Meredakan nyeri ringan sampai sedang yang berhubungan dengan penyakit sakit kepala, sakit gigi, dismenorea primer, nyeri karena trauma (nenturan), Nyeri otot, dan nyeri sesudah 12
  • 14. operasi. antipiretik (demam pada anak karena infeksi). Mekanisme kerja asam mefenamat sendiri yaitu dapat menghambat sintesis prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim COX-1 & COX-2 sehingga mempunyai efek analgesik, antiinflamasi dan antipiretik. Asam mefenamat mengikat reseptor prostaglandin sintetase COX-1 dan COX-2, menghambat aksi prostaglandin sintetase. Reseptor ini memiliki peran sebagai mediator utama peradangan dan / atau peran untuk signaling prostanoid dalam aktivitas dependen plastisitas, sehingga gejala nyeri untuk sementara berkurang. Cara penggunaan : 1.Gunakanlah obat ini setelah makan dan dianjurkan untuk banyak minum air putih 2.Jangan menghancurkan atau mengunyah obat ini hanya karena agar lebih mudah diminum. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya. 3.Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari. Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. 4.Tidak boleh menggandakan dosis asam mefenamat pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat. Cara penyimpanan: Simpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat lembap Dosis : Untuk mengatasi nyeri, sakit gigi, rematik, nyeri pasca operasi -Dewasa: Dosis lazim 500 mg tablet tiga kali sehari. Dosis tambahan 250 mg setiap 6 jam sekali. Pengunaan tidaklebih dari seminggu. - Anak-anak > 6 bulan: 25 mg/kg sehari yang dibagi dalam beberapa dosis. Digunakan tidak lebih dari 7 hari. Dosis untuk dismenorea. -Dewasa: Dosis lazim 500 mg tiga kali sehari. 13
  • 15. Dosis tambahan 250 mg tiap 6 jam sekali. Penggunaan tidak lebih dari 3 hari. Indikasi : untuk mengobati nyeri akut seperti nyeri pada sakit gigi, setelah pencabutan gigi atau rasa sakit setelah trauma misalnya cedera otot, sendi, tulang atau keseleo. Ini juga merupakan salah satu obat pilihan untuk mengobati nyeri haid (dismenore) dan sindrom premenstruasi. Cara kerja : asam mefenamat (Asmef) yaitu dengan cara menghalangi efek enzim yang disebut siklooksigenase (COX). Enzim ini membantu tubuh untuk memproduksi bahan kimia yang disebut prostaglandin.Nah, prostaglandin ini yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Dengan menghalangi efek enzim COX, maka prostaglandin yang diproduksi akan lebih sedikit, sehingga rasa sakit dan peradangan akan mereda atau membaik Efek samping : Efek samping yang relatif ringan seperti sakit kepala, gugup dan muntah. Efek samping yang serius dapat berupa diare, hematemesis (muntahdarah), hematuria (darah dalam urin), penglihatan kabur, ruam kulit, gatal dan bengkak, sakit tenggorokan dan demam. Pencegahan dan peringatan :Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal- hal seperti ini: Sampaikan pada dokter Anda jika pernah mengalami alergi terhadap kandungan obat ini., Obat Asam Mefenamat dapat menyebabkan pusing atau mengantuk. Jadi, jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin berat yang membutuhkan kewaspadaan tinggi, sakit maag yang serius atau perdarahan dapat terjadi, apabila menggunakan obat ini dalam dosis tinggi atau untuk waktu yang lama, apalagi jika ditambah dengan kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol. Jangan menggunakan lebih dari dosis yang dianjurkan atau digunakan selama lebih dari yang ditentukan tanpa mengonsultasikannya dengan dokter Anda. Jangan minum aspirin saat Anda menggunakan asam mefenamat kecuali dokter yang menganjurkan. Obat ini harus digunakan dengan sangat hati-hati pada anak dibawah empat belas tahun karena keamanan dan efektivitasnya belum dikonfirmasi. Interaksi Obat : Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan asam mefenamat. Seperti beberapa jenis obat berikut ini: 14
  • 16. -Obat jenis NSAID atau pereda rasa nyeri lainnya, karena dapat meningkatkan efek obatnya. -Obat antikoagulan seperti warfarin dapat berinteraksi dan menambah efek pendarahan dari kedua obat ini. Penggunaan bersamaan dapat meningkatkan risiko pendarahan. -ACE Inhibitor dan angiotensin blocker dapat berkurang efeknya dalam mengurangi hipertensi jika digunakan bersamaan dengan asam mefenamat. -Penggunaan bersamaan dengan obat antasida tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan efek samping yang tidak diinginkan. -Penggunaan bersamaan dengan obat diuretik dapat meningkatkan efek samping pada ginjal. b. Parasetamol (Analgesik-antipiretik) Merupakan pengganti obat kuno fenasetin yang dibanyak Negara, juga di Indonesia, dilarang peredarannya sejak ternyata dapat mengakibatkan kanker ginjal dankandung kemih (1984).Obat anti nyeri dan anti demam ini paling banyak digunakan karena pada takaran biasa bersifat aman, tanpa memberikan efek samping. Cara kerja : Daya kerjanya hampir sama dengan asetosal dan lama kerjanya sedikit lebih singkat. Kombinasi dengan kofein memperkuat efeknya 40%. Tidak berkhasiat anti radang, karena hanya merintangi prostaglandin di otak dan tidak diujung syaraf. Efek Samping : Pada dosis terlampau tinggi (lebih dari 3 g sehari) dapat terjadi mual, muntah dan menurunnya nafsu makan. Dosis diatas 5 g sudah dapat merusak sel-sel hati secara fatal pada anak-anak kecil, maka oat-obat yang mengandung parasetamol harus disimpan dengan baik, jauh dari jangkauan anak-anak. Penggunaan lama dari dosis tinggi dapat merusak ginjal dan hati Dosis : Dewasa 3-5x sehari 500 mg c. Asetosal Pada dosis tinggi (3-4 g sehari) juga bekerja antiradang, berkat perintangan prostaglandin diujung-ujung saraf.Pada umumnya mula kerjanya agak cepat, dalam waktu 20 – 30 menit. Efeknya bertahan 5 jam. 15
  • 17. Cara kerja : Asetosal bekerja dengan cara menghambat enzim COX (Siklooksigenase). Sistem enzim COX merupakan enzim yang berperan dalam pembentukan prostaglandin, dengan kerja penghambatan ini maka asetosal dapat menghasilkan efek anti nyeri.Asam asetilsalisilat langsung dan ireversibel menghambat aktivitas kedua jenis siklooksigenase (COX-1 dan COX-2) untuk mengurangi pembentukan prekursor prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat. Hal ini membuat asam asetilsalisilat yang berbeda dari AINS lain (seperti diklofenak dan ibuprofen) yang merupakan inhibitor reversibel. Salisilat dapat kompetitif menghambat pembentukan prostaglandin.Antirematik asam asetil salisilat yang (nonsteroidal anti-inflammatory) tindakan adalah hasil dari analgesik dan mekanisme anti-inflamasi; efek terapi tidak karena stimulasi hipofisis-adrenal. Agregasi platelet-menghambat efek asam asetilsalisilat khusus melibatkan kemampuan senyawa untuk bertindak sebagai donor asetil ke siklooksigenase; salisilat nonacetylated tidak berpengaruh signifikan secara klinis pada agregasi platelet.Asetilasi ireversibel membuat siklooksigenase aktif, sehingga mencegah pembentukan menggabungkan agen tromboksan A2 dalam trombosit.Karena trombosit tidak memiliki kemampuan untuk mensintesis protein baru, efek bertahan untuk kehidupan trombosit terkena (7-10 hari). Asam asetil salisilat juga dapat menghambat produksi agregasi platelet inhibitor, prostasiklin (prostaglandin I2), oleh sel endotel pembuluh darah. Penghambatan prostasiklin tidak permanen karena sel-sel endotel dapat menghasilkan lebih siklooksigenase untuk menggantikan enzim non-fungsional. Dosis : 500 mg sebanyak 3-4 kali sehari Efek Samping : iritasi pada lambung, gangguan pencernaan, mual (yang paling umum). Memperburuk gejala asma, muntah, memar (sangat jarang terjadi) Kontraindikasi : memiliki tukak lambung, hemophilia, alergi terhadap asetosal, alergi terhadap NSAID seperti ibu profen Cara penggunaan : -Gunakanlah obat ini setelah makan -Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya -Tidak boleh menggandakan dosis aspirin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat 16
  • 18. Peringatan : -Aspirin dapat menyebabkan kantuk dan pusing, efek ini akan diperburuk dengan konsumsi alcohol -Harap lebih beerhati-hati untuk pasien lanjut usia -Hati-hati penggunaan pada pasien gangguan fungsi ginjal kronis,obat ini dapat memperberat kerja ginjal. Interaksi Obat : -Obat penghilang rasa sakit inflamasi, seperti diklofenak, ibuprofen, indometasin, dan naproxen. Jika dikonsumsi bersamaan dengan aspirin dapat meningkatkan resiko perdarahan lambung -Jika aspirin dikonsumsi dengan warfarin dapat meningkatkan resiko perdarahan -Jika diberikan bersamaan dengan antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti venlafaxine, citalopram, fluoxetine dapat meningkatkan resiko perdarahan Nama obat (Paten) Kandungan Dosis Mefinal, Ponstel, Ponstan, stanalin ds, etafenin, yekapons, witranal, tropistan, tifestan, teamic, stelpon, stanza Asam mefenamat Dosis lazim 500 mg 3x sehari. Dosis tambahan 250 mg tiap 6 jam sekali. Penggunaan tidak lebih dari 3 hari. Tylenol, panadol, acetaminophen, alphamol, Biogesic, betamol, calapol, citomol, darcemol, decadol,ekacetol, erlamol, erphamol, farmadol, fasidol, Grafadon, Hufagesic, ifitamol, itamol, itramol, lanamol, metamol, nasamol, nufadol, Paracetamol 500 mg 3-5x sehari 17
  • 19. Omegrip, Ottopan, pamol, paracetamol, paracetol, Termorex, Tempra Aspilet Asetosal 500 mg sebanyak 3-4 kali sehari 3 Rujukan ke Dokter Jika setelah menggunakan obat NSAID tidakmerasakanperubahan yang efektif dan memberikan efek samping yang tidak diinginkan, Anda disarankan untuk berhenti minum obat NSAID dan hubungi dokter segera jika Anda mengalami salah satu dari efek samping berikut: mual, peningkatan asam lambung, ruam kulit atau kulit melepuh dengan demam, diare, penglihatan kabur, dan sakit tenggorokan. NSAID tidak bisa digunakan untuk semua orang. Silakan dibicarakan dengan dokter atau apoteker untuk menentukan NSAID yang tepat untuk Anda. 2.11. Terapi Non Farmakologis Nyeri 2.11.1. Distraction (pengalihan perhatian terhadap nyeri) Merupakan strategi pengalihan nyeri yang memfokuskan perhatian klien kepada sesuatu yang lain dari pada terhadap rasa nyeri dan emosi negatif. Anak dan usia sekolah rasanya yang lebih banyak menggunakan tehnik ini. Seperti yang banyak orang tua ketahui permainan yang interaktif atau mendengarkan musik, merupakan terhnik distraksi yang kuat bagi anak. 2.11.2 Reframing Merupakan tehnik yang mengajarkan untuk memonitor/mengawasi pikiran negatif dan menggantinya dengan salah satu pikiran yang lebih positif. Ajarkan pasien yang memandang nyeri dengan ekspresi negatif seperti , “ saya tidak kuat menahan rasa nyeri ini, rasa nyeri ini tidak pernah berakhir” tetapi ganti (reframing) pandangan pasien dengan “saya pernah merasakan nyeri ini sebelumnya, dan nyeri ini akan membaik (berkurang)” 18
  • 20. 2.11.3. Teknik Relaksasi (Relaxation Techniques) Merupakan metode yang digunakan untuk menurunkan kecemasan dan ketegangan otot (muscle tension). Kedua cara berikut digunakan untuk mencapai kondisi relaksasi fisik dan mental. Relaksasi fisik bertujuan untuk menurunkan ketegangan otot dan relaksasi mental untuk menurunkan rasa cemas. - Imagery : setrategi yang menggunakan gambaran mental (perumpamaan) untuk membatu relaksasi - PMR (Progressive Muscle Relaxation): setrategi untuk membatu relasksasi melalui penegangan dan pelemasan otot. 2.11.4. Biofeedback Latihan biofeedback merupakan cara lain untuk membatu pasien ketika mengalami nyeri, khususnya bagi seseorang yang sulit merileksasi ketegangan otot. Biofeedback merupakan sebuah proses individu untuk belajar mempengaruhi respon psisiologis diri. Melalui biofeedback pasien dapat merubah pengalaman tentang rasa nyeri yang sedang dirasakan. 2.11.5. Cutaneous Stimulation (simulasi pada area kulit) Counterstimulation (rangsangan pada area kulit) merupakan istilah yang digunakan untuk mengindentifikasi tehnik yang dipercaya dapat mengaktifkan opioid endogen, sebuah sistem analgesic monoamin.intervensi ini cukup efektif menurunkan bengkak melalui cryotherapy (aplikasi dingin), menurunkan kekakuan (memalui aplikasi panans), dan meningkatkan input serabut saraf yang berdiameter besar untuk memblok pesan nyeri yang dihantarkan oleh serabut saraf diameter kecil (melalui aplikasi panas, dingin, tekanan, getaran, atau pijatan). Panas dan dingin dapat memproduksi analgesia untuk mengurangi nyeri.Terapi panas meningkatkan aliran darah, meningkatkan metabolism jaringan, menurunkan kekuatan vasomotor, dan meningkatkan vikoelasitas jaringan rawan /penyambung sehingga efektif untuk mengurangi nyeri sendi atau kekakuan sendi.tetapi penggunaan terapi panas perlu di control karena dapat meningkatkan bengkak dan peroses peradangan. Terapi dingin pun mempunyai beberapa keunggulan: 19
  • 21. - Mengurangi bengkak dengan menurunkan aliran darah - Menurunkan peradangan - Mengurangi demam - Mengurangi sepasme otot - Meningkatkan ambang batas nyeri sehingga mengurangi nyeri 2.11.6. Transcutaneous Stimulation Transkutan stimulasi di dapat melalui penggunaan Transcutaneous electrical nervestimulation (TENS), akupuntur, dan akupresur. 2.12 . KIE Seorang perempuan berusia 16 tahun mengeluhkan rasa sakit di perut yang terjadi ketika sedang datang bulan selama dua hari terakhir. Pasien menjelaskan nyeri perut sebagai ‘kram atau nyeri perut bagian bawah, nyeri di punggung bawah, paha bagian dalam terasa ditarik, mual, sakit kepala, dan pusing’. Rasa nyeri pertama terjadi saat hari kedua dia datang bulan, terulang terus menerus sampai hari ini (hari keempat). Riwayat pasien: Dismenore Obat-obat yang dikonsumsi: jamu herbal yang mengandug jahe dan asam jawa. KIE: Asam mefenamat dapat diminum 3 kali sehari 500 mg dengan segelas air mineral. Jangan berbaring setidaknya selama 10 menit setelah mengonsumsi obat ini. Jangan mengonsumsi asam mefenamat bersamaan dengan antasida, warfarin dan ACE inhibitor. Obat Asam mefenamat harus disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat lembap. Asam mefenamat ini dapat menimbulkan efek samping yang relatif ringan seperti sakit kepala, gugup dan muntah. Efek samping yang serius dapat berupa diare, hematemesis (muntah darah), hematuria (darah dalam urin), penglihatan kabur, ruam kulit, gatal dan bengkak, sakit tenggorokan dan demam. 20
  • 22. BAB III PENUTUP 1.Dismenorea merupakan kondisi medis yang terjadi sewaktu haid yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun pinggul. 2. Dismenorea dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri; yaitu dismenorea spasmodik dan dismenorea kongestif, dan ada tidaknya kelainan atau penyebab yang dapat diamati; yaitu dismedorea primer dan dismenorea sekunder. 3. Penyebab dari nyeri haid ini belum ditemukan secara pasti meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mencari penyebabnya. Faktor yang menyebabkan dismenorea yaitu faktor psikologis, faktor endokrin, faktor konstitusi, anomali uterus congenital dan endometriosis. 4.Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual atau potensial. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. 5. Untuk mengatasi nyeri haid biasanya dilakukan terapi berupa farmakologis dengan asam mefenamat 2-3x sehari 500 mg. Nyeri yang biasa dialami oleh wanita selama haid masih 21
  • 23. tergolong kedalam nyeri akut dan biasanya selain dengan obat kimia dapat digunkan obat tradisional seperti jamu kunyit asam yang dapat membantu mengurangi rasa nyeri yang dialami. Selain itu terapi non farmakologik juga dapat dilakukan seperti disfraction, reframing, teknik relaksasi dan lain-lain DAFTAR PUSTAKA 1.Sukandar, Elin Yulinah, dkk. 2013. ISO Farmakoterapi Buku 1. Jakarta: ISFI Penerbitan. 2.Lestari, N. M. S. D. 2013. Pengaruh dismenorea pada remaja.Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III. 3.Drs.H.T.Tan, Drs.Kirana R. Swamedikasi (cetakan Pertama). Ir.Saraswati 4.Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar Fundamental : Konsep, proses dan praktek. Edisi 4 . Jakarta. EGC. 5.Smeltzer, Suzanne C .2001. Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart. Edisi 8, Vol 2. Jakarta : Buku kedokteran 6.Sue C. Delaune and Praticia K. Ladner.Fundamental of Nursing Standards & Practice Second Edition. 2002. Delmar Thomson Learning : United States of America. 7.Nursalam. 2003. Konsep dan Teori Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Medika. 22