SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
3032012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut Hierzuki
Maslow. Kebutuhan rasa nyman “nyeri” diperlukan untuk proses kehidupan.
Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul bilamana jaringan sedang dirusak
dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.
Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi seseorang yang memiliki banyak
perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak,
dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial
budaya, lingkungan dan pengalaman, toleransi. Nyeri juga berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang
apat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain alkohol,
obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian dan kepercayaan yang kuat.
Solusinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ”nyeri” dalam pelayanan kesehatan keperawatan dapat di
lakukan dengan pemberian obat analgesik dan sejenisnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada Tn. ”K” sesuai dengan manajemen keperawatan.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Tn. “K” diharapkan mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengkajian data
2. Intervensi data dasar
3. Merencanakan suatu tindakan yang komprehensif
4. Melakukan asuhan keperawatan sesuai rencana
5. mengevaluasi hasil pelaksanaan Asuhan keperawatan.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi klien
Memberi informasi pada klien dan masyarakat tentang nyeri di bagian perut.
1.3.2 Bagi penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat dalam perkuliahan.
1.3.3 Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan keperawatan pada Tn. “K” dengan gangguan rasa nyaman
“nyeri”.
1.3.4 Bagi lahan praktek
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan menguatkan serta
meningkatkan asuhan keperawatan secara profesional agar terhindar dari komplikasi yang mungkin timbul.
1.4 Cara Pengum pulan Data
1.4.1 Wawancara
Pengumupulan data dengan tanya jawab langsung pada pasien.
1.4.2 Observasi
Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan klien secara langsung.
1.4.3 Study dokumentasi
Cara pengumpulan data dengan cara melihat buku rekam medik klien dan hasil pemeriksaan laboratorium
seta pemeriksaan penunjang.
1.4.4 Study pustaka
Teori asuhan keperawatan dari buku-buku yang membahas masalah-masalah asuhan keperawatan.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI
2.1 Definisi
 Mc. Ceffery (1979)
Mengidentifikasi nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui
hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
 Wolf Waifsel Feusest (1974)
Mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa
menimbulkan ketegangan.
 Arthur C. Curfon (1983)
Mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang
dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan rasa nyeri.
 Secara umum
Mengatakan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik
maupun dari serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional.
(Hidayat Aziz, 2008, hal. 124)
2.2 Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri yang dimaksud
adalah nocieptor , merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada persendian dinding arteri, ahti dan
kandung empedu.
(Hidayat Aziz, 2008, hal. 121)
2.3 Klaisifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis.
1. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak memiliki atau
melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot.
2. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang
lama. Yang lebih dari 6 bulan, yang termasuk nyeri psikomatis. Dan ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri
dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, diantaranya nyeri tersusun dan nyeri terbakar.
3. Perbedaan nyeri akut dan kronis
No Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis
1. Pengalaman Suatu kejadian Situasi, status eksistensi
2. Sebab eksternal atau
penyakit dalam
Tidak di ketahui atau pengobatan terlalu
lama
3. Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang, dan
terselubung
4. Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari 6 bulan samai bertahun-tahun
5. Pertanyaan
nyeri
Daerah nyeri tidak di ketahui
secara pasti
Daerah nyeri sulit dibedakan intensitasnya
sehingga sulit di evaluasi (perubahan
perasaan)
6. Gejala klinis Pola respon yang khas
dengan gejala yang lebih
terbatas
Pola respon yang bervariasi dengan sedikit
gejala (adaptasi) berlangsung terus menerus
7. Perjalanan Biasanya berkurang
beberapa saat
Penderita meningkat setelah beberapa saat
1. Nyeri menghantar adalah nyeri yang terasa pda bagian tubuh yang lain. Umumnya terjadi akibat
kerusakan pada bagian cidera organ.
2. Nyeri psikogenerit adalah nyeri yang tidak dapat diketahui secara fisik yang timbul akibat psikologis.
3. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstrimitas diamputasi.
4. Nyeri neurologi adalah nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur
syaraf.
(Hidayat Aziz, 2008, hal. 121)
2.4 Stim ulus Nyeri
Seseorang dapat menoloransi, menahan nyeri (poin tolerance) atau dapat mengenai jumlah stimulus nyeri
sebelum merasa nyeri (point treshold).
Beberapa jenis stimulasi nyeri di antaranya :
 Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan pada jaringan dan iritasi
secara langsung pada reseptor.
 Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya, karena adanya oedem akibat terjadinya penekanan pada reseptor
nyeri.
 Tumor dapat juga menekan reseptor nyeri.
(Hidayat Aziz, 2008, hal. 123)
2.5 Teori Nyeri
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri di antaranya (Barbara Clang, 1989).
 Teori penusahan (specificity theory)
Rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal coid) melalui corna dorsatis yang bersinaps di daerah
posterior. Kemudian naik ke kontraktus dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhirnya di
konteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut.
 Teori pola (pattern theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan merangsang aktivitas sel.
 Teori pengendalian gerbang (gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja serat otot saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion
dorsalis. Rangsangan pada serat syaraf besar akan meningkatkan aktifitas substansia gelatinosa yang
mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktifitas sel terlambat dan menyebabkan hantaran
rangsangan ikut terlambat.
 Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulasi pada noceciptor memulai transmisi impuls-impuls syarafi, sehingga transmisi impuls nyeri
menjadi efektif oleh neureurotranmitter yang spesifik, kemudian inhibisi impul nyeri menjadi efektif oleh
impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif.
(Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124)
2.6 Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
 Artisi nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri tersebut merupakan
arti yang negatif. Seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi oleh beberapa
faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman.
 Persis nyeri, merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada konteks.
 Toleransi nyeri, toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang menahan nyeri.
Faktor yang mempengaruhi antara lain : alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian,
kepercayaan yang kuat.
 Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri seperti: nyeri tingkat persepsi,
nyeri pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial kesehatan fisik dan mental.
(Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124)
2.7 SUMBER NYERI
1. Cutaneous / superfisial yang meliputi struktur pada kulit dan jaringan subcutan.
2. Viseral yang meliputi organ-organ yang berada dalam rangga tubuh.
3. Deep srematik yang meliputi tulang otot syaraf dan jaringan-jaringan yang menyokong.
(Smellchzer, S.C. Bare. B.G. 2006)
 UPAYA MENGATASI NYERI
1. Distraksi à mengalihkan perhatian
Misalnya : nonton TV, baca majalah, mengajak bicara pasien.
1. Relaksasi à nafas dalam, kompres, message
2. Akupuntur à tusuk jarum pada daerah nyeri
3. Hipnosa à teknik membuat orang tidak sadar diri
4. Analgesik à mengurangi persepsi tentang nyeri
5. Daya kerja à sistem syaraf sentral
 TINGKAT NYERI
1. Menurut Kozier
0 à tidak nyeri
1, 2, 3, 4 à ringan
5, 6 à sedang
7, 8, 9 à berat
10 à sangat
1. Menurut Meizak dan Rogerson (1991)
1 à tidak nyeri
2 à ringan
3 à tidak nyaman
4 à Distressing
5 à Novible (berat)
6 à exeros clating (sangat berat)
1. Menurut Maxwell (1989)
1 à tidak nyeri
2 à ringan
3 à sedang
4 à berat
1. Menurut Mc Gill (Mc Gill scale)
0
5
4
3
1
2
Keterangan :
1 : tidak nyeri
2 : nyeri ringan
3 : nyeri sedang
4 : nyeri berat
5 : nyeri sangat berat
6 : nyeri hebat
(Wahid Iqbal Mubarok, SKM, 2008, 213)
2.8 ETIOLOGI
1. Trauma
1. Mekanik (tergesek, terpotong, terpukul, tertusuk)
2. Thermis (panas dan dingin)
3. Chemis (zat kimia bersifat asam dan baja serta iritasi dan korosif lainnya)
4. Elektris (listrik)
5. Peradangan (inflamasi)
Nyeri disebabkan oleh pembengkakan à meregang syaraf dan pelepasan mediator kimia.
1. Trauma Psikologis
Keluhan yang berhubungan dengan psikologis
1. Gangguan sirkulasi
Terjadi penyempitan / penyumbatan pada saluran tubuh
1. Neuplasma
Jinak à nyeri tidak ada ujung reseptor
Misalnya : tumor
2.9 GEJALA KLINIS
1. Respon Simpatis
 Peningkatan tekanan darah
 Peningkatan suhu
 Peningkatan respirasi
1. Respon muskular
 Gelisah
 Meraba
 Membatasi respirasi
1. Respon emosional
 Perubahan perilaku
 Iritable, merintih dan menangis
 Ekspresi wajah : menyeringai, masalah
ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH NYERI
1. Pengkajian
 Pengumpulan Data
1. Keluhan utama
 Keluhan yang paling dirasakan klien
o Klien mengatakan nyeri
 P : Paliatif : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri
 Q : Qualitatif : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat
 R : Regio : Daerah perjalan nyeri
 S : Severe : Keparahan atau intensitas nyeri
 T : Time : Lama waktu serangan atau frequensi nyeri
1. Pemeriksaan fisik
 Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan
 Perilaku : Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi
 Expresi wajah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronik yang berhubungan dengan invasi jaringan akibat kanker abdomen
1. I : Implementasi penatalaksanaan obat dengan fentanya transdermi
Jelaskan pada pasien dan pasangannya tentang efek samping yang diharapkan, jadwal penggantian patah,
metode penanganan cara pemecahan untuk nyeri aktif.
R : Obat transdermal menghindari absorbsi gastrointestinal. Obat ini diindikasikan bagi klien yang
mengalami nyeri yang konstan (Joko dkk, 1994)
1. I : Ajarkan pasangan klien untuk melakukan massage punggung dengan usapan lembut.
R : Massage punggung dengan usapan lembut dan upaya yang mudah dilakukan, memakan aktu yang
singkat dan telah terbukti menyebabkan relaksasi (Meck, 1993).
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stress
1. I : Teliti keluhan nyeri catat skala nyerinya, lokasi dan lamanya
R : Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien untuk mengevaluasi
keefektifan dan terapi yang diberikan.
1. I : Catat kemungkinan patofisiologis yang khas, misalnya Hipertensi
R : Pemahaman terhadap keadaan penyakit yang mendasarinya membantu dalam memilih intervensi yang
sesuai
1. I : Anjurkan pasien untuk beristirahat
R : Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi ketegangan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah.
1. I : Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga
R : Klien dan keluarga kooperatif dalam tindakan keperawatan
1. I : Kaji tingkat nyeri
R : Melakukan tingkat nyeri dan untuk menentukan tindakan selanjutnya
1. I : Ciptakan lingkungan yang nyaman
R : Memberikan ketenangan pada pasien
1. I : Kolaborasi dengan tim medis
R : Untuk mengurangi rangsangan nyeri
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan
1. I : Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga
R : Agar pasien dan keluarganya lebih kooperatif dalam tindakan keperawatan
1. I : Kaji tingkat nyeri
R : Untuk mengetahui tingkat nyeri
1. I : Menciptakan lingkungan yang nyaman
R : Untuk memberikan ketenangan kepada pasien
1. I : Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
R : Untuk mengurangi rasa nyeri
1. I : Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan analgesik
R : Untuk mengurangi rasa nyeri
KRITERIA EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri
diantaranya :
 Hilangnya perasaan nyeri
 Menurunnya intensitas nyeri
 Adanya respon fisiologis yang baik
 Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. I. PENGKAJIAN
Tanggal MRS : 24 Juli 2010 jam 12.30 WIB
Tanggal pengkajian : 26 Juli 2010 jam 11.30 WIB
1. Data Subyektif
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. ”K”
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
Suku Bangsa : Indonesia / Jawa
Alamat : Betek Mojoagung
Pekerjaan : Swasta
1. Penanggung Jawab
Nama : Ny. ”K”
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Istri
Pekerjaan : Swasta
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di bagian perut bawah sebelah kanan
1. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan sakit perut karena kurang nafsu makan, sakitnya seperti di tusuk-tusuk. Pasien sakit
perut di sebelah kanan bagian bawah, skala nyeri menurut Maxwell 3, nyeri pasien bertambah, sehingga
pada tanggal 24 Juli 2010 pada jam 12.30 WIB pasien dibawa ke RSUD Jombang.
1. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun.
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu psaien mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit menurun dan menular dalam keluarga.
1. Data Obyektif
1. K/U : Lemah
Kesadaran : Composmentis
1. TTV
TD : 130/90 mmHg
N : 82 x/menit
D : 36,5 oC
RR : 24 x/menit
1. Riwayat kesehatan sekarang
P : Banyaknya aktivitas, kurangnya istirahat
Q : Tersayat
R : Kepala
S : Berat (8-9)
T : Lama nyeri 3 hari
1. Pemeriksaan fisik (Head to too)
1. Kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, rambut hitam, tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
1. Mata
Inspeksi : Simetris, conjungtiva pucat, mata gawong, sklera merah
1. Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip
1. Mulut
Inspeksi : Bibir kering, gigi agak kotor, mulut bau dan tidak ada gigi palsu
1. Telinga
Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada alat bantu
pendengaran
1. Leher
Inspeksi : Tidak ada odema, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
1. Dada
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada oedema, ada nyeri tekan bagian tengah
Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan vesikuler normal (24 x/menit)
Perkusi : Suara dada sonar
1. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi (luka)
Auskultasi : Bising usus normal (30 x/menit)
Palpasi : Turgor kulit, abdomen lunak, ada nyeri tekan
Perkusi : ± ympani
1. Genetalia
Inspeksi : Tidak terpasang kateter, bersih
1. Integumen
Inspeksi : Warna sawo matang, kering, kurang bersih
Palpasi : Tidak ada odema, turgor kulit normal
1. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, terpasang infus di tangan kanan (infus Rl dengan 7 tetes/menit)
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, tidak ada kelumpuhan
Perkusi : Reflek patella (+/+)
Kekuatan Otot
AKA
5
AKI
5
5
BKA
5
BKI
Keterangan :
AKA : Atas Kanan, BKA : Bawah Kanan
AKI : Atas Kiri, BKI : Bawah Kiri
1. Tidak dapat mengangkat sama sekali
2. Dapat mengangkat, tapi tidak begitu tinggi
3. Dapat mengangkat, tetapi tidak dapat menahan beban
4. Dapat mengangkat, dapat menahan beban harus di sanggah
5. Dapat mengangkat dan dapat menahan beban yang ada
1. Pola fungsi kesehatan
1. Persepsi terhadap kesehatan
 Pemakai rokok / tembakau
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah merokok
 Pemakai alkohol
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang
 Pola makan yang di sukai, pantangan, dan tidak di sukai pasien
1. Pola aktifitas dan latihan
AKTIVITAS
Di rumah Di rumah sakit
skor skor
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi Ö Ö
Berpakaian Ö Ö
Berdandan Ö Ö
Mobilisasi ditempat tidur Ö Ö
Pindah Ö Ö
Merapikan tempat tidur Ö Ö
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : bergantung dan tidak mampu
1. Pola istirahat dan tidur
Di rumah : Siang + 2 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak
Malam + 6-7 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak.
Di rumah sakit : Tidak tentu, karena pasien di rumah sakit merasa nyeri perut bagian bawah sebelah kanan,
sehingga pasien di rumah sakit merasa teranggu, kualitas tidur berkurang dari pada di rumah
1. Pola nutrisi
Di rumah : Makan 3 x/hari, porsi sedang (nasi, lauk, sayur)
Minum 6 – 7 gelas/hari (air putih)
Di rumah sakit : Makan 2 semdok sering mungkin selama 1 hari (bubur halus, sayur, daging)
Minum 6 – 7 gelas/hari air putih
1. Pola eliminasi
Di rumah : BAK : 5 – 6 x/hari, warna kuning, agak keruh dan bau khas
BAB : 3 x/hari, warna kuning, lembek dan bau khas
Di rumah sakit : BAK : 4 x/hari (warna kuning dan bau khas)
BAB : 3 x/hari (warna kuning, lembek dan bau khas)
1. Personal Hygiene
Di rumah : Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 1 x/3 hari, ganti baju dalam dan pakaian 1 x
2 hari
Di rumah sakit : Belum pernah mandi, hanya diseka pagi dan sore hari (hanya bagian luar) sampai dengan
(kaki dan wajah) belum pernah gosok gigi dan keramas, ganti pakaian 1 x/hari
1. Keadaan Spiritual
Pasien mengatakan selalu berdoa agar cepat sembuh
1. Keadaan Psikososial
Pasien mengatakan merasa gelisah dengan keadaan sekarang
1. Keadaan Sosial dan Budaya
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik
1. Data Penunjang
 Hasil Laboratorium
HEMATOLOGI HASIL NILAI NORMAL
CELL DYN –
– Hemoglobin
– Leukosit
– Hematokrit
– Eritrosit
– Trombosit
LED
KIMIA KLINIK
– Glukosa sewaktu
– Billirubin T
– Billrubin D
– SGOT
– SGPT
– Kreatinin serum
– Urea
– Asam urat
IMUNOLOGI
– HBS Ag (RPHA)
– Anti HBS (RPHA)
– 10,4
– 7.000
– 34,8
– 4.260.000
– 466.000
– 29/53
– 116
– 0,93
– 0,37
– 68
– 29
– 1,17
– 16,5
– 5,37
– Positif
– Negatif
– 11,4 – 17,7 g/dl
– 4.700 – 10.300 /cmm
– 37 – 48 %
– L : 4,5 – 5,5 / P : 4 -5 jt/ul
– 150.000 – 350.000 / cmm
– 0 – 20 /jam
– < 140 mg/dl
– 0,3 – 1,0 mg/dl
– < 0,25 ng/dl
– < 38 u/l
– 40 u/l
– L < 1,5; P < 1,2 mg/dl
– 10 – 50 mg/dl
– 3,6 – 7,0 mg/dl
 Terapi pengobatan
– Infus Rl di tangan kiri (7 tetes/menit)
– Ranitidin 2 x 1 (1 ampul)
– Acran 3 x 1 (1 ampul)
– Hepa Q 3 x sehari
– Cefotaximo 3 x 1 (1 ampul)
– Myamit 3 x 1 tablet/oral
1. II. ANALISIS DATA
Data Etiologi Masalah
Ds : Pasien mengatakan nyeri bagian
bawah sebelah kanan
Do : kesadaran composmentis
K/U lemah
TTV : TD : 120/80 mmHg
: N : 85 x/menit
S : 37,3 oC
RR : 24 x/menit
Pemeriksaan fisik
Mata : conjungtiva pucat
Cornea : bintik-bintik
Mulut : mukosa bibir kering
– Terpasang infus Rl di tangan
kanan
– Pola nutrisi
Makan : ± 2 sendok/sehari
Minum : 6-7 gelas/sehari
– Hasil laboratorium Hemoglobin
10,4
Pembesaran hepar yang
mendesak organ lain
Gangguan rasa
nyaman ”nyeri”
1. III. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn. ”K”
Dx Keperawatan
PERENCANAAN
TUJUAN DAN KRITERIA INTERVE
Gangguan rasa nyaman “nyeri”
ditandai dengan
Dx : pasien megatakan nyeri pada
perut bawah bagian kanan
Do : K/U lemah
– Wajah pasien menyeringai
– Ada nyeri tekan pada perut
bagian kanan bawah
– Sklera kuning
– Abdomen kembung
– Perut bagian kanan sedikit
membesar
– Skala nyeri 3 maxwell
– Kuku kuning
– Pasien memgangi perutnya
TTV : TD : 120/80 mmHg
: N : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 37,5 oC
Setelah di lakukan tindakan 3 x 24 jam
diharapkan gangguan rasa nyaman (nyeri)
dapat berkurang dengan kriteria
– pasien mengatakan nyerinya
berkurang
– ekspresi wajah pasien tenang tidak
meringis kesakitan
– skala nyeri 1 (maxwell)
– pasien dalam keadaan tenang
– keadaan umum pasien membaik
1. HE (health education
– lakukan pendekatan
dan keluarganya
– jelaskan tentang pe
diderita pasien
1. Tindakan mandiri
– Ajarkan keluarga p
perutnya dengan air hang
– Ajarkan pasien untu
teknik distraksi
– Memposisikan pasie
mungkin
1. Observasi
– Observasi TTV
– Skala nyeri
1. kolaborasi dengan ti
1. IV. IMPLEMENTASI
Nama : Tn. ”K”
Masalah : gangguan rasa nyaman ”nyeri” pada perut bagian bawah sebelah kanan
Tanggal Jam No Action Respon
26 Juli 2010 14.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien
dan keluarga dengan cara 3S (senyum,
sapa, sentuh)
1. keluarga pasien dan pasien
ramah serta kooperatif
14.30 2 Melakukan tindakan TTV dengan
hasil :
TD : 120/80 mmHg
N : 75 x/menit
S : 36,5 oC
RR : 24 x/menit
2. pasien bersedia untuk
diperika dan kooperatif
14.40 3 Melakukan monitoring terhadap
nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien
3. pasien memperhatikan dan
mau bekerja sama dengan
perawat
14.45 4 Membantu pasien dalam kebersihan
badan, mulut, rambut dan kuku
4. keluarga pasien bersedia
menceritakan makanan yang
dikonsumsi oleh pasien baik
di rumah maupun di rumah
sakit
15.00 5 Membantu pasien makan dalam
jumlah sedikit tapi sering
5. pasien bersedia dan
memperhatikan perawat
15.15 6 Memberitahu pasien untuk istirahat
yang cukup
6. pasien kooperatif dan
memenuhi permintaan
perawat
15.30 7 Memberikan dan menyiapkan terapi
obat sesuai advis dokter / tim medis
– Ranitidin 1×1 gr(Inj.) 1 ampul
– Acran 1×1 gr(Inj.) 1 ampul
7. pasien merasa tenang dan
kooperatif
– Infus Rl 7 tetes/menit
– Cefotaxime 3×1 gr tablet oral
– Caprob 2×1 ampul/IV drip
– Tomit 2×1 ampul/IV drip
Tanggal Jam No Action Respon
27 Juli 2010 07.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien
dan keluarga dengan cara 3S
1. pasien dan keluarga
kooperatif
08.00 2 Melakukan observasi TTV :
TD : 130/90 mmHg
S : 37 oC
N : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
2. pasien bersedia diperika
dan kooperatif
08.15 3 Melakukan dan merapikan tempat
tidur pasien
3. pasien merasa nyaman dan
rileks
08.30 4 Menyajikan makanan dalam porsi
sedikit tapi sering
4. pasien bersedia dan
bekerja sama dengan baik
serta keluarga
09.00 5 Menyiapkan dan memberi obat sesuai
tetapi tim medis yaitu
Acran 1×1 gram (inj) 1 ampul
Ranitidin 1×1 gram (inj) 1 ampul
5. pasien kooperatif dan
merasa nyaman
09.30 6 Memberitahu pasien untuk istirahat
yang cukup
6. pasien kooperatif
1. V. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn. “K”
No Tanggal Dx keperawatan Perkembangan
1 26-07-
2010
Gangguan rasa nyaman
“nyeri”
S : pasien mengatakan nyeri pada perut
O : K/U lemah
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 79 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,5 oC
Terpasang infus Rl dan transfusi porsi makan : 2
sendok sesering mungkin
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
– Mengkaji skala nyeri
– Observasi TTV
– Laksankan program pengobatan
– Acran 3×1 gr
– Ranitidin 2×1 gram (1 inj)
2 27-07-
2010
Gangguan rasa nyaman
“nyeri”
S : pasien mengatakan nyeri berkurang
O : K/U lemah
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36 oC
RR : 22 x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
– Mengkaji skala nyeri
– Observasi TTV
– Laksankan program pengobatan
– Ranitidin 3×1 gram (1 inj)
– Acran 3×1 gr
– terpasang infus Rl saja porsi makan 2 sendok tapi
sering
3 28-07-
2010
Gangguan rasa nyaman
“nyeri”
S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu
makan bertambah sedikit
O : K/U lemah
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 130/90 mmHg
S : 37 oC
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
– Mengkaji skala nyeri
– Observasi TTV
– Laksankan pengobatan
– Acran 3×1 gram (injk)
– Ranitidin 2×1 gram (injk)
– Deksal 2×1 gram (injk)
4 29-07-
2010
Gangguan rasa nyaman
“nyeri”
S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu
makan bertambah sedikit
O : K/U membaik
Kesadaran komposmentis
TTV :
TD : 120/90 mmHg
N : 78 x/menit
S : 37 oC
RR : 24 x/menit
Terpasang infus RL porsi makan sudah banyak
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
– Mengkaji status nyeri
– Observasi TTV
– Laksankan pengobatan
– Acran 3×1 gram (injk)
– Ranitidin 2×1 gram (injk)
1. VI. EVALUASI
No Tanggal / Jam Diagnosis Keperawatan Evaluasi
1 29 Juli 2010 Gangguan rasa nyaman “nyeri” S : Pasien mengatakan nyerinya
No Tanggal / Jam Diagnosis Keperawatan Evaluasi
sudah berkurang
O : Keadaan umum : lemah
Kesadaran composmentis
GCS : 4, 5, 6
Tanda-Tanda Vital
TD : 130/90 mmHg
S : 37 oC
N : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan pasien
pulang
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Alimul Hidayat , S.Kep., 2006 : 218
Aziz, Alimul Hidayat, 2008 : 1
Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam 2009
Djojobiroto Dr. Respirologi Jakarta DE, 2007 : 64 – 68)
Price, Sylvia Anderson dan Loraine MW, Patofisiologi Vol. I Edisi 6, Jakarta : EGC, 2005
Report this ad
Report this ad
Share this:
 Twitter
 Facebook8

« TIPS SUKSES MENJADI MAHASISWAstrategi pelaksanaan keperawatan jiwa »
Aksi
 Comments RSS
 Lacak balik
Information
 Tanggal : Maret 3, 2012

 Kategori : Uncategorized
Tinggalkan Balasan
PENCARIAN
Cari
Maret 2012
S S R K J S M
Maret 2012
S S R K J S M
« Feb
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31
TULISAN TERAKHIR
 strategi pelaksanaan keperawatan jiwa
 Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
 TIPS SUKSES MENJADI MAHASISWA
 Hello world!
KATEGORI
 Uncategorized
BLOG STATS
 209,764 hits
Blog di WordPress.com.
 Ikuti


More Related Content

What's hot

Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanCahya
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Sulistia Rini
 
Yans_ PPT Yans Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.ppt
Yans_ PPT Yans Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.pptYans_ PPT Yans Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.ppt
Yans_ PPT Yans Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.pptyantosuryanto4
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaAgus Arianto
 
Transkultural nursing
Transkultural nursingTranskultural nursing
Transkultural nursingCahya
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifUwes Chaeruman
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa-Yusie Aprilia-
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikMahzar Wahyudi
 
Konsep dasar keperawatan komunitas
Konsep dasar keperawatan komunitasKonsep dasar keperawatan komunitas
Konsep dasar keperawatan komunitasAmalia Senja
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasirudi mirino
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAbdul Ghony
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyUlfa Pradipta
 

What's hot (20)

5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 
Yans_ PPT Yans Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.ppt
Yans_ PPT Yans Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.pptYans_ PPT Yans Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.ppt
Yans_ PPT Yans Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.ppt
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwaModel dan konsep dasar keperawatan jiwa
Model dan konsep dasar keperawatan jiwa
 
Transkultural nursing
Transkultural nursingTranskultural nursing
Transkultural nursing
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
 
Kb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatifKb 1 konsep perawatan paliatif
Kb 1 konsep perawatan paliatif
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
 
Konsep keperawatan medikal bedah
Konsep keperawatan medikal bedahKonsep keperawatan medikal bedah
Konsep keperawatan medikal bedah
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Power point nyeri
Power point nyeriPower point nyeri
Power point nyeri
 
Konsep dasar keperawatan komunitas
Konsep dasar keperawatan komunitasKonsep dasar keperawatan komunitas
Konsep dasar keperawatan komunitas
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 

Similar to Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman

KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxLEILISETIAWANROSYID
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanantyasseptya
 
Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriWidya Marwah
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Monita Ningtyas
 
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxEpaUliPangaribuan
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriAan Trainstation
 
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptxKELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptxmohzulkiflibiahimo
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxApriaHartinaAghna
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaMahasiswa
 
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdfPenanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdfayirahmatilah
 

Similar to Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman (20)

KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptxKONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (BEBAS NYERI).pptx
 
Definisi kenyamanan
Definisi kenyamananDefinisi kenyamanan
Definisi kenyamanan
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
LP NYERI.docx
LP NYERI.docxLP NYERI.docx
LP NYERI.docx
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akperTugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
Tugas keperawatan dasar kelompok 2 akper
 
Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeri
 
Nyeri
NyeriNyeri
Nyeri
 
Konsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori NyeriKonsep dan Teori Nyeri
Konsep dan Teori Nyeri
 
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
Asuhan keperawatan kelompok flamboyan 2
 
70593200 nyeri-persalinan
70593200 nyeri-persalinan70593200 nyeri-persalinan
70593200 nyeri-persalinan
 
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptxKONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI).pptx
 
Power point kegawatdaruratan
Power point kegawatdaruratanPower point kegawatdaruratan
Power point kegawatdaruratan
 
Gejala fisik
Gejala fisikGejala fisik
Gejala fisik
 
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeriGANGGUAN Rasa nyaman nyeri
GANGGUAN Rasa nyaman nyeri
 
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptxKELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
KELOMPOK 6 - Respon Sakit atau Nyeri Pasien.pptx
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docxLAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI.docx
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
 
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdfPenanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
Penanganan Nyeri (body pain) fix.pdf
 

Recently uploaded

Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 

Recently uploaded (20)

Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 

Asuhan keperawatan gangguan_rasa_nyaman

  • 1. Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri 3032012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut Hierzuki Maslow. Kebutuhan rasa nyman “nyeri” diperlukan untuk proses kehidupan. Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul bilamana jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri. Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi seseorang yang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman, toleransi. Nyeri juga berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang apat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian dan kepercayaan yang kuat. Solusinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ”nyeri” dalam pelayanan kesehatan keperawatan dapat di lakukan dengan pemberian obat analgesik dan sejenisnya. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan umum Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada Tn. ”K” sesuai dengan manajemen keperawatan. 1.2.2 Tujuan khusus Setelah dilakukan pengkajian terhadap Tn. “K” diharapkan mahasiswa dapat : 1. Melakukan pengkajian data 2. Intervensi data dasar 3. Merencanakan suatu tindakan yang komprehensif 4. Melakukan asuhan keperawatan sesuai rencana 5. mengevaluasi hasil pelaksanaan Asuhan keperawatan. 1.3 Manfaat Penulisan
  • 2. 1.3.1 Bagi klien Memberi informasi pada klien dan masyarakat tentang nyeri di bagian perut. 1.3.2 Bagi penulis Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat dalam perkuliahan. 1.3.3 Bagi institusi pendidikan Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan keperawatan pada Tn. “K” dengan gangguan rasa nyaman “nyeri”. 1.3.4 Bagi lahan praktek Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan menguatkan serta meningkatkan asuhan keperawatan secara profesional agar terhindar dari komplikasi yang mungkin timbul. 1.4 Cara Pengum pulan Data 1.4.1 Wawancara Pengumupulan data dengan tanya jawab langsung pada pasien. 1.4.2 Observasi Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan klien secara langsung. 1.4.3 Study dokumentasi Cara pengumpulan data dengan cara melihat buku rekam medik klien dan hasil pemeriksaan laboratorium seta pemeriksaan penunjang. 1.4.4 Study pustaka Teori asuhan keperawatan dari buku-buku yang membahas masalah-masalah asuhan keperawatan.
  • 3. BAB II LAPORAN PENDAHULUAN NYERI 2.1 Definisi  Mc. Ceffery (1979) Mengidentifikasi nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.  Wolf Waifsel Feusest (1974) Mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.  Arthur C. Curfon (1983) Mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan rasa nyeri.  Secara umum Mengatakan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi dan emosional. (Hidayat Aziz, 2008, hal. 124) 2.2 Fisiologi Nyeri Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri yang dimaksud adalah nocieptor , merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada persendian dinding arteri, ahti dan kandung empedu. (Hidayat Aziz, 2008, hal. 121)
  • 4. 2.3 Klaisifikasi Nyeri Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis. 1. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak memiliki atau melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. 2. Nyeri kronis adalah nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang lama. Yang lebih dari 6 bulan, yang termasuk nyeri psikomatis. Dan ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, diantaranya nyeri tersusun dan nyeri terbakar. 3. Perbedaan nyeri akut dan kronis No Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis 1. Pengalaman Suatu kejadian Situasi, status eksistensi 2. Sebab eksternal atau penyakit dalam Tidak di ketahui atau pengobatan terlalu lama 3. Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang, dan terselubung 4. Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari 6 bulan samai bertahun-tahun 5. Pertanyaan nyeri Daerah nyeri tidak di ketahui secara pasti Daerah nyeri sulit dibedakan intensitasnya sehingga sulit di evaluasi (perubahan perasaan) 6. Gejala klinis Pola respon yang khas dengan gejala yang lebih terbatas Pola respon yang bervariasi dengan sedikit gejala (adaptasi) berlangsung terus menerus 7. Perjalanan Biasanya berkurang beberapa saat Penderita meningkat setelah beberapa saat 1. Nyeri menghantar adalah nyeri yang terasa pda bagian tubuh yang lain. Umumnya terjadi akibat kerusakan pada bagian cidera organ. 2. Nyeri psikogenerit adalah nyeri yang tidak dapat diketahui secara fisik yang timbul akibat psikologis. 3. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstrimitas diamputasi.
  • 5. 4. Nyeri neurologi adalah nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur syaraf. (Hidayat Aziz, 2008, hal. 121) 2.4 Stim ulus Nyeri Seseorang dapat menoloransi, menahan nyeri (poin tolerance) atau dapat mengenai jumlah stimulus nyeri sebelum merasa nyeri (point treshold). Beberapa jenis stimulasi nyeri di antaranya :  Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan pada jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor.  Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya, karena adanya oedem akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.  Tumor dapat juga menekan reseptor nyeri. (Hidayat Aziz, 2008, hal. 123) 2.5 Teori Nyeri Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri di antaranya (Barbara Clang, 1989).  Teori penusahan (specificity theory) Rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal coid) melalui corna dorsatis yang bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik ke kontraktus dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhirnya di konteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut.  Teori pola (pattern theory) Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan merangsang aktivitas sel.  Teori pengendalian gerbang (gate control theory) Nyeri tergantung dari kerja serat otot saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat syaraf besar akan meningkatkan aktifitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktifitas sel terlambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terlambat.  Teori transmisi dan inhibisi Adanya stimulasi pada noceciptor memulai transmisi impuls-impuls syarafi, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neureurotranmitter yang spesifik, kemudian inhibisi impul nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif.
  • 6. (Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124) 2.6 Faktor-Faktor Yang Mem pengaruhi Nyeri Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :  Artisi nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri tersebut merupakan arti yang negatif. Seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi oleh beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman.  Persis nyeri, merupakan penilaian yang sangat subyektif tempatnya pada konteks.  Toleransi nyeri, toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain : alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat.  Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri seperti: nyeri tingkat persepsi, nyeri pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial kesehatan fisik dan mental. (Hidayat, Aziz, 2008, hal. 124) 2.7 SUMBER NYERI 1. Cutaneous / superfisial yang meliputi struktur pada kulit dan jaringan subcutan. 2. Viseral yang meliputi organ-organ yang berada dalam rangga tubuh. 3. Deep srematik yang meliputi tulang otot syaraf dan jaringan-jaringan yang menyokong. (Smellchzer, S.C. Bare. B.G. 2006)  UPAYA MENGATASI NYERI 1. Distraksi à mengalihkan perhatian Misalnya : nonton TV, baca majalah, mengajak bicara pasien. 1. Relaksasi à nafas dalam, kompres, message 2. Akupuntur à tusuk jarum pada daerah nyeri 3. Hipnosa à teknik membuat orang tidak sadar diri 4. Analgesik à mengurangi persepsi tentang nyeri 5. Daya kerja à sistem syaraf sentral
  • 7.  TINGKAT NYERI 1. Menurut Kozier 0 à tidak nyeri 1, 2, 3, 4 à ringan 5, 6 à sedang 7, 8, 9 à berat 10 à sangat 1. Menurut Meizak dan Rogerson (1991) 1 à tidak nyeri 2 à ringan 3 à tidak nyaman 4 à Distressing 5 à Novible (berat) 6 à exeros clating (sangat berat) 1. Menurut Maxwell (1989) 1 à tidak nyeri 2 à ringan 3 à sedang 4 à berat 1. Menurut Mc Gill (Mc Gill scale) 0
  • 8. 5 4 3 1 2 Keterangan : 1 : tidak nyeri 2 : nyeri ringan 3 : nyeri sedang 4 : nyeri berat 5 : nyeri sangat berat 6 : nyeri hebat (Wahid Iqbal Mubarok, SKM, 2008, 213)
  • 9. 2.8 ETIOLOGI 1. Trauma 1. Mekanik (tergesek, terpotong, terpukul, tertusuk) 2. Thermis (panas dan dingin) 3. Chemis (zat kimia bersifat asam dan baja serta iritasi dan korosif lainnya) 4. Elektris (listrik) 5. Peradangan (inflamasi) Nyeri disebabkan oleh pembengkakan à meregang syaraf dan pelepasan mediator kimia. 1. Trauma Psikologis Keluhan yang berhubungan dengan psikologis 1. Gangguan sirkulasi Terjadi penyempitan / penyumbatan pada saluran tubuh 1. Neuplasma Jinak à nyeri tidak ada ujung reseptor Misalnya : tumor 2.9 GEJALA KLINIS 1. Respon Simpatis  Peningkatan tekanan darah  Peningkatan suhu  Peningkatan respirasi 1. Respon muskular  Gelisah  Meraba  Membatasi respirasi 1. Respon emosional
  • 10.  Perubahan perilaku  Iritable, merintih dan menangis  Ekspresi wajah : menyeringai, masalah ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH NYERI 1. Pengkajian  Pengumpulan Data 1. Keluhan utama  Keluhan yang paling dirasakan klien o Klien mengatakan nyeri  P : Paliatif : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri  Q : Qualitatif : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat  R : Regio : Daerah perjalan nyeri  S : Severe : Keparahan atau intensitas nyeri  T : Time : Lama waktu serangan atau frequensi nyeri 1. Pemeriksaan fisik  Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernafasan  Perilaku : Meletakkan tangan di paha, tungkai, dan paha flexi  Expresi wajah DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri kronik yang berhubungan dengan invasi jaringan akibat kanker abdomen
  • 11. 1. I : Implementasi penatalaksanaan obat dengan fentanya transdermi Jelaskan pada pasien dan pasangannya tentang efek samping yang diharapkan, jadwal penggantian patah, metode penanganan cara pemecahan untuk nyeri aktif. R : Obat transdermal menghindari absorbsi gastrointestinal. Obat ini diindikasikan bagi klien yang mengalami nyeri yang konstan (Joko dkk, 1994) 1. I : Ajarkan pasangan klien untuk melakukan massage punggung dengan usapan lembut. R : Massage punggung dengan usapan lembut dan upaya yang mudah dilakukan, memakan aktu yang singkat dan telah terbukti menyebabkan relaksasi (Meck, 1993). 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan stress 1. I : Teliti keluhan nyeri catat skala nyerinya, lokasi dan lamanya R : Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien untuk mengevaluasi keefektifan dan terapi yang diberikan. 1. I : Catat kemungkinan patofisiologis yang khas, misalnya Hipertensi R : Pemahaman terhadap keadaan penyakit yang mendasarinya membantu dalam memilih intervensi yang sesuai 1. I : Anjurkan pasien untuk beristirahat R : Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi ketegangan 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penyempitan pembuluh darah. 1. I : Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga R : Klien dan keluarga kooperatif dalam tindakan keperawatan 1. I : Kaji tingkat nyeri R : Melakukan tingkat nyeri dan untuk menentukan tindakan selanjutnya 1. I : Ciptakan lingkungan yang nyaman R : Memberikan ketenangan pada pasien 1. I : Kolaborasi dengan tim medis R : Untuk mengurangi rangsangan nyeri 1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan
  • 12. 1. I : Lakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga R : Agar pasien dan keluarganya lebih kooperatif dalam tindakan keperawatan 1. I : Kaji tingkat nyeri R : Untuk mengetahui tingkat nyeri 1. I : Menciptakan lingkungan yang nyaman R : Untuk memberikan ketenangan kepada pasien 1. I : Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi R : Untuk mengurangi rasa nyeri 1. I : Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan analgesik R : Untuk mengurangi rasa nyeri KRITERIA EVALUASI Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri diantaranya :  Hilangnya perasaan nyeri  Menurunnya intensitas nyeri  Adanya respon fisiologis yang baik  Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri BAB III TINJAUAN KASUS 1. I. PENGKAJIAN Tanggal MRS : 24 Juli 2010 jam 12.30 WIB Tanggal pengkajian : 26 Juli 2010 jam 11.30 WIB 1. Data Subyektif
  • 13. 1. Identitas Pasien Nama : Tn. ”K” Umur : 49 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Status Marital : Menikah Suku Bangsa : Indonesia / Jawa Alamat : Betek Mojoagung Pekerjaan : Swasta 1. Penanggung Jawab Nama : Ny. ”K” Umur : 45 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Istri Pekerjaan : Swasta 1. Keluhan Utama Pasien mengatakan nyeri di bagian perut bawah sebelah kanan 1. Riwayat Kesehatan 1. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien mengatakan sakit perut karena kurang nafsu makan, sakitnya seperti di tusuk-tusuk. Pasien sakit perut di sebelah kanan bagian bawah, skala nyeri menurut Maxwell 3, nyeri pasien bertambah, sehingga pada tanggal 24 Juli 2010 pada jam 12.30 WIB pasien dibawa ke RSUD Jombang. 1. Riwayat Kesehatan yang Lalu
  • 14. Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun. 1. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu psaien mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit menurun dan menular dalam keluarga. 1. Data Obyektif 1. K/U : Lemah Kesadaran : Composmentis 1. TTV TD : 130/90 mmHg N : 82 x/menit D : 36,5 oC RR : 24 x/menit 1. Riwayat kesehatan sekarang P : Banyaknya aktivitas, kurangnya istirahat Q : Tersayat R : Kepala S : Berat (8-9) T : Lama nyeri 3 hari 1. Pemeriksaan fisik (Head to too) 1. Kepala Inspeksi : Bentuk simetris, rambut hitam, tidak ada benjolan Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan 1. Mata Inspeksi : Simetris, conjungtiva pucat, mata gawong, sklera merah 1. Hidung Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip
  • 15. 1. Mulut Inspeksi : Bibir kering, gigi agak kotor, mulut bau dan tidak ada gigi palsu 1. Telinga Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada alat bantu pendengaran 1. Leher Inspeksi : Tidak ada odema, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid 1. Dada Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan Palpasi : Tidak ada oedema, ada nyeri tekan bagian tengah Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan vesikuler normal (24 x/menit) Perkusi : Suara dada sonar 1. Abdomen Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi (luka) Auskultasi : Bising usus normal (30 x/menit) Palpasi : Turgor kulit, abdomen lunak, ada nyeri tekan Perkusi : ± ympani 1. Genetalia Inspeksi : Tidak terpasang kateter, bersih 1. Integumen Inspeksi : Warna sawo matang, kering, kurang bersih Palpasi : Tidak ada odema, turgor kulit normal 1. Ekstremitas Ekstremitas Atas Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, terpasang infus di tangan kanan (infus Rl dengan 7 tetes/menit) Ekstremitas Bawah Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, tidak ada kelumpuhan Perkusi : Reflek patella (+/+)
  • 16. Kekuatan Otot AKA 5 AKI 5 5 BKA 5 BKI Keterangan : AKA : Atas Kanan, BKA : Bawah Kanan AKI : Atas Kiri, BKI : Bawah Kiri 1. Tidak dapat mengangkat sama sekali 2. Dapat mengangkat, tapi tidak begitu tinggi 3. Dapat mengangkat, tetapi tidak dapat menahan beban 4. Dapat mengangkat, dapat menahan beban harus di sanggah 5. Dapat mengangkat dan dapat menahan beban yang ada 1. Pola fungsi kesehatan 1. Persepsi terhadap kesehatan  Pemakai rokok / tembakau Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah merokok  Pemakai alkohol Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang  Pola makan yang di sukai, pantangan, dan tidak di sukai pasien 1. Pola aktifitas dan latihan AKTIVITAS Di rumah Di rumah sakit skor skor 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
  • 17. Mandi Ö Ö Berpakaian Ö Ö Berdandan Ö Ö Mobilisasi ditempat tidur Ö Ö Pindah Ö Ö Merapikan tempat tidur Ö Ö Keterangan : 0 : mandiri 1 : dibantu sebagian 2 : perlu bantuan orang lain 3 : perlu bantuan orang lain dan alat 4 : bergantung dan tidak mampu 1. Pola istirahat dan tidur Di rumah : Siang + 2 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak Malam + 6-7 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak. Di rumah sakit : Tidak tentu, karena pasien di rumah sakit merasa nyeri perut bagian bawah sebelah kanan, sehingga pasien di rumah sakit merasa teranggu, kualitas tidur berkurang dari pada di rumah 1. Pola nutrisi Di rumah : Makan 3 x/hari, porsi sedang (nasi, lauk, sayur) Minum 6 – 7 gelas/hari (air putih) Di rumah sakit : Makan 2 semdok sering mungkin selama 1 hari (bubur halus, sayur, daging)
  • 18. Minum 6 – 7 gelas/hari air putih 1. Pola eliminasi Di rumah : BAK : 5 – 6 x/hari, warna kuning, agak keruh dan bau khas BAB : 3 x/hari, warna kuning, lembek dan bau khas Di rumah sakit : BAK : 4 x/hari (warna kuning dan bau khas) BAB : 3 x/hari (warna kuning, lembek dan bau khas) 1. Personal Hygiene Di rumah : Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 1 x/3 hari, ganti baju dalam dan pakaian 1 x 2 hari Di rumah sakit : Belum pernah mandi, hanya diseka pagi dan sore hari (hanya bagian luar) sampai dengan (kaki dan wajah) belum pernah gosok gigi dan keramas, ganti pakaian 1 x/hari 1. Keadaan Spiritual Pasien mengatakan selalu berdoa agar cepat sembuh 1. Keadaan Psikososial Pasien mengatakan merasa gelisah dengan keadaan sekarang 1. Keadaan Sosial dan Budaya Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik 1. Data Penunjang  Hasil Laboratorium HEMATOLOGI HASIL NILAI NORMAL CELL DYN –
  • 19. – Hemoglobin – Leukosit – Hematokrit – Eritrosit – Trombosit LED KIMIA KLINIK – Glukosa sewaktu – Billirubin T – Billrubin D – SGOT – SGPT – Kreatinin serum – Urea – Asam urat IMUNOLOGI – HBS Ag (RPHA) – Anti HBS (RPHA) – 10,4 – 7.000 – 34,8 – 4.260.000 – 466.000 – 29/53 – 116 – 0,93 – 0,37 – 68 – 29 – 1,17 – 16,5 – 5,37 – Positif – Negatif – 11,4 – 17,7 g/dl – 4.700 – 10.300 /cmm – 37 – 48 % – L : 4,5 – 5,5 / P : 4 -5 jt/ul – 150.000 – 350.000 / cmm – 0 – 20 /jam – < 140 mg/dl – 0,3 – 1,0 mg/dl – < 0,25 ng/dl – < 38 u/l – 40 u/l – L < 1,5; P < 1,2 mg/dl – 10 – 50 mg/dl – 3,6 – 7,0 mg/dl  Terapi pengobatan – Infus Rl di tangan kiri (7 tetes/menit) – Ranitidin 2 x 1 (1 ampul) – Acran 3 x 1 (1 ampul) – Hepa Q 3 x sehari – Cefotaximo 3 x 1 (1 ampul) – Myamit 3 x 1 tablet/oral
  • 20. 1. II. ANALISIS DATA Data Etiologi Masalah Ds : Pasien mengatakan nyeri bagian bawah sebelah kanan Do : kesadaran composmentis K/U lemah TTV : TD : 120/80 mmHg : N : 85 x/menit S : 37,3 oC RR : 24 x/menit Pemeriksaan fisik Mata : conjungtiva pucat Cornea : bintik-bintik Mulut : mukosa bibir kering – Terpasang infus Rl di tangan kanan – Pola nutrisi Makan : ± 2 sendok/sehari Minum : 6-7 gelas/sehari – Hasil laboratorium Hemoglobin 10,4 Pembesaran hepar yang mendesak organ lain Gangguan rasa nyaman ”nyeri” 1. III. RENCANA KEPERAWATAN Nama : Tn. ”K”
  • 21. Dx Keperawatan PERENCANAAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVE Gangguan rasa nyaman “nyeri” ditandai dengan Dx : pasien megatakan nyeri pada perut bawah bagian kanan Do : K/U lemah – Wajah pasien menyeringai – Ada nyeri tekan pada perut bagian kanan bawah – Sklera kuning – Abdomen kembung – Perut bagian kanan sedikit membesar – Skala nyeri 3 maxwell – Kuku kuning – Pasien memgangi perutnya TTV : TD : 120/80 mmHg : N : 85 x/menit RR : 20 x/menit S : 37,5 oC Setelah di lakukan tindakan 3 x 24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman (nyeri) dapat berkurang dengan kriteria – pasien mengatakan nyerinya berkurang – ekspresi wajah pasien tenang tidak meringis kesakitan – skala nyeri 1 (maxwell) – pasien dalam keadaan tenang – keadaan umum pasien membaik 1. HE (health education – lakukan pendekatan dan keluarganya – jelaskan tentang pe diderita pasien 1. Tindakan mandiri – Ajarkan keluarga p perutnya dengan air hang – Ajarkan pasien untu teknik distraksi – Memposisikan pasie mungkin 1. Observasi – Observasi TTV – Skala nyeri 1. kolaborasi dengan ti 1. IV. IMPLEMENTASI Nama : Tn. ”K”
  • 22. Masalah : gangguan rasa nyaman ”nyeri” pada perut bagian bawah sebelah kanan Tanggal Jam No Action Respon 26 Juli 2010 14.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan cara 3S (senyum, sapa, sentuh) 1. keluarga pasien dan pasien ramah serta kooperatif 14.30 2 Melakukan tindakan TTV dengan hasil : TD : 120/80 mmHg N : 75 x/menit S : 36,5 oC RR : 24 x/menit 2. pasien bersedia untuk diperika dan kooperatif 14.40 3 Melakukan monitoring terhadap nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien 3. pasien memperhatikan dan mau bekerja sama dengan perawat 14.45 4 Membantu pasien dalam kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku 4. keluarga pasien bersedia menceritakan makanan yang dikonsumsi oleh pasien baik di rumah maupun di rumah sakit 15.00 5 Membantu pasien makan dalam jumlah sedikit tapi sering 5. pasien bersedia dan memperhatikan perawat 15.15 6 Memberitahu pasien untuk istirahat yang cukup 6. pasien kooperatif dan memenuhi permintaan perawat 15.30 7 Memberikan dan menyiapkan terapi obat sesuai advis dokter / tim medis – Ranitidin 1×1 gr(Inj.) 1 ampul – Acran 1×1 gr(Inj.) 1 ampul 7. pasien merasa tenang dan kooperatif
  • 23. – Infus Rl 7 tetes/menit – Cefotaxime 3×1 gr tablet oral – Caprob 2×1 ampul/IV drip – Tomit 2×1 ampul/IV drip Tanggal Jam No Action Respon 27 Juli 2010 07.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan cara 3S 1. pasien dan keluarga kooperatif 08.00 2 Melakukan observasi TTV : TD : 130/90 mmHg S : 37 oC N : 82 x/menit RR : 24 x/menit 2. pasien bersedia diperika dan kooperatif 08.15 3 Melakukan dan merapikan tempat tidur pasien 3. pasien merasa nyaman dan rileks 08.30 4 Menyajikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering 4. pasien bersedia dan bekerja sama dengan baik serta keluarga 09.00 5 Menyiapkan dan memberi obat sesuai tetapi tim medis yaitu Acran 1×1 gram (inj) 1 ampul Ranitidin 1×1 gram (inj) 1 ampul 5. pasien kooperatif dan merasa nyaman 09.30 6 Memberitahu pasien untuk istirahat yang cukup 6. pasien kooperatif
  • 24. 1. V. CATATAN PERKEMBANGAN Nama : Tn. “K” No Tanggal Dx keperawatan Perkembangan 1 26-07- 2010 Gangguan rasa nyaman “nyeri” S : pasien mengatakan nyeri pada perut O : K/U lemah Kesadaran komposmentis TTV : TD : 120/90 mmHg N : 79 x/menit RR : 24 x/menit S : 36,5 oC Terpasang infus Rl dan transfusi porsi makan : 2 sendok sesering mungkin A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan – Mengkaji skala nyeri – Observasi TTV – Laksankan program pengobatan – Acran 3×1 gr – Ranitidin 2×1 gram (1 inj) 2 27-07- 2010 Gangguan rasa nyaman “nyeri” S : pasien mengatakan nyeri berkurang O : K/U lemah Kesadaran komposmentis TTV :
  • 25. TD : 110/80 mmHg N : 80 x/menit S : 36 oC RR : 22 x/menit A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan – Mengkaji skala nyeri – Observasi TTV – Laksankan program pengobatan – Ranitidin 3×1 gram (1 inj) – Acran 3×1 gr – terpasang infus Rl saja porsi makan 2 sendok tapi sering 3 28-07- 2010 Gangguan rasa nyaman “nyeri” S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu makan bertambah sedikit O : K/U lemah Kesadaran komposmentis TTV : TD : 130/90 mmHg S : 37 oC N : 80 x/menit RR : 20 x/menit A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan – Mengkaji skala nyeri – Observasi TTV – Laksankan pengobatan
  • 26. – Acran 3×1 gram (injk) – Ranitidin 2×1 gram (injk) – Deksal 2×1 gram (injk) 4 29-07- 2010 Gangguan rasa nyaman “nyeri” S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu makan bertambah sedikit O : K/U membaik Kesadaran komposmentis TTV : TD : 120/90 mmHg N : 78 x/menit S : 37 oC RR : 24 x/menit Terpasang infus RL porsi makan sudah banyak A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan – Mengkaji status nyeri – Observasi TTV – Laksankan pengobatan – Acran 3×1 gram (injk) – Ranitidin 2×1 gram (injk) 1. VI. EVALUASI No Tanggal / Jam Diagnosis Keperawatan Evaluasi 1 29 Juli 2010 Gangguan rasa nyaman “nyeri” S : Pasien mengatakan nyerinya
  • 27. No Tanggal / Jam Diagnosis Keperawatan Evaluasi sudah berkurang O : Keadaan umum : lemah Kesadaran composmentis GCS : 4, 5, 6 Tanda-Tanda Vital TD : 130/90 mmHg S : 37 oC N : 80 x/menit RR : 24 x/menit A : masalah teratasi P : intervensi dihentikan pasien pulang DAFTAR PUSTAKA Aziz, Alimul Hidayat , S.Kep., 2006 : 218 Aziz, Alimul Hidayat, 2008 : 1 Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam 2009 Djojobiroto Dr. Respirologi Jakarta DE, 2007 : 64 – 68) Price, Sylvia Anderson dan Loraine MW, Patofisiologi Vol. I Edisi 6, Jakarta : EGC, 2005
  • 28. Report this ad Report this ad Share this:  Twitter  Facebook8  « TIPS SUKSES MENJADI MAHASISWAstrategi pelaksanaan keperawatan jiwa » Aksi  Comments RSS  Lacak balik Information  Tanggal : Maret 3, 2012   Kategori : Uncategorized Tinggalkan Balasan PENCARIAN Cari Maret 2012 S S R K J S M
  • 29. Maret 2012 S S R K J S M « Feb 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 TULISAN TERAKHIR  strategi pelaksanaan keperawatan jiwa  Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri  TIPS SUKSES MENJADI MAHASISWA  Hello world! KATEGORI  Uncategorized BLOG STATS  209,764 hits Blog di WordPress.com.  Ikuti 