SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
KARYA TULIS SIMPOSIUM GURU 2016
MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA
DENGAN MEMANFAATKAN JAM ISTIRAHAT SEKOLAH UNTUK
KEGIATAN BERMAIN MUSIK
MAUNGGUH KASMAWAN, S.Pd
NIP. 19810115 2011 01 1 008
SLBN 1 GUNUNGKIDUL
DINAS PENDIDIKAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “Mengurangi frekuensi
bullying antar siswa Tunagrahita dengan memanfaatkan jam istirahat sekolah
untuk kegiatan bermain musik”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini
tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Kepala Sekolah, rekan-rekan
Guru dan Karyawan serta seluruh siswa yang ikut membentu dalam pembuatan
karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga yang juga
sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan karya ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga
karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Gunungkidul, November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................. i
BAB I PENGANTAR ............................................................... 1
BAB II PERMASALAHAN …………………………………. 3
BAB III PEMBAHASAN DAN SOLUSI…………………….. 5
BAB IV KESIMPULAN DAN HARAPAN………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 16
Naskah berikut merupakan karya tulis untuk simposium Guru 2016 :
Judul : Mengurangi frekuensi bullying antar siswa Tunagrahita
dengan memanfaatkan jam istirahat sekolah untuk
kegiatan bermain musik
Penulis : Maungguh Kasmawan, S.Pd
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Seni Musik
Kabupaten : Gunungkidul
Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta
Benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi. Apabila di
kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiasi, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Meyetujui dan mengesahkan:
Kepala Sekolah,
SUNARTA, S.Pd
NIP.19581201 198602 1 001
Gunungkidul, 9 November 2016
Penulis,
MAUNGGUH KASMAWAN, S.Pd
NIP.19810115 201101 1 008
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang Masalah
Slogan “school is fun” banyak terpampang di halaman muka sekolah-
sekolah beberapa tahun terakhir ini. Slogan yang menjelaskan bahwa sekolah
merupakan “rumah ke2” dimana siswa dapat bermain, belajar, bersosialisasi,
berinteraksi dengan lingkungan yang aman dan nyaman untuk tumbuh
kembang mereka. Berangkat sekolah menjadi hal yang menyenangkan.
Kehadiran Guru juga menjadi hal yang ditunggu setiap harinya.
Guru berperan lebih dari hanya sebagai profil pengajar. Guru hadir
sebagai orang tua atau bahkan sebagai “teman” bagi siswa, dimana siswa bisa
bercerita hal apapun tanpa merasa sungkan karena komunikasi yang
dihasilkan adalah komunikasi yang terbuka antara siswa dan guru.
Problematika siswa baik dari rumah, pergaulan diluar ataupun masalah yang
ditimbulkan saat di sekolah, semua hal itu bisa dibicarakan dengan guru
secara terbuka. Tidak harus guru Bimbingan dan Konseling untuk menangani
hal ini, tetapi Guru Kelas (Wali Kelas) ataupun Guru bidang studi juga
mempunyai kewajiban yang sama dalam menampung permasalahan yang
dialami siswa.
Selain Guru yang berintegritas, sarana prasarana sekolah yang tiap
tahun semakin meningkat juga mempunyai andil penting dalam mewujudkan
konsep “school is fun”. Semakin tertata, semakin lengkap sarana dan
prasarana sekolah membawa dampak yang besar bagi siswa. Sebagai contoh :
Kegiatan ekstra kulikuler yang bervariasi, Kegiatan Belajar Mengajar yang
memaksimalkan media IT sehingga proses belajar menjadi lebih
menyenangkan, lingkungan sekolah yang tertata rapi, sejuk, nyaman dan
kondusif untuk siswa menerima pelajaran dan lain sebagainya.
Setelah guru, sarana dan prasarana, hal berikutnya adalah bentuk
komunikasi antara pihak sekolah dengan komite yang sehat juga dirasa
mempunyai peran yang signifikan. Sosialisasi setiap program sekolah, visi
misi, agenda kegiatan sekolah, dan hal pembiayaan yang transparan
merupakan kunci utama untuk membangun komunikasi yang sehat.
Keterlibatan peran komite dalam perkembangan dunia pendidikan masih
sangat diperlukan, karena sekolah bukan merupakan hanya sekedar tempat
penitipan bagi orang tua pada saat orang tua bekerja. Bentuk komunikasi bisa
diwujudkan dengan buku komunikasi siswa atau jika memungkinkan bisa
menggunakan teknologi whats app pada aplikasi smart phone yang
diprioritaskan untuk lalulintas komunikasi antara pihak sekolah dan wali
siswa.
Konsep “school is fun” tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi
sekolah regular saja, tetapi berlaku untuk setiap instansi pendidikan formal.
Tidak terkecuali untuk Sekolah Luar Biasa dimana merupakan instansi
pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Penyelenggaraan
pendidikan luar biasa pada dasarnya bertujuan untuk membantu peserta didik
yang menyandang kelainan fisik, mental dan atau perilaku agar mampu
mengembangkan sikap pengetahuan sebagai pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat, dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan
dalam dunia kerja atau terjun ke masyarakat.
Secara sederhana dan umum, makna pendidikan adalah usaha untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmani
maupun rohani manusia sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
dan suatu kebudayaan. Bagi umat manusia pendidikan merupakan kebutuhan
mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat.
Pengembangan berbagai potensi/bakat inilah yang menjadi kata kunci
dalam dunia pendidikan. Karena bimbingan yang sesuai dengan bakat dan
minat anak akan membawa dampak kemajuan yang signifikan bagi dunia
pendidikan luar biasa.
Tunagrahita merupakan salah satu jenis ketunaan yang terdapat di
Sekolah Luar Biasa, selain Tunanetra, Tunarungu, Tunadaksa, Autis dll. Tuna
Grahita dengan karakteristik anak dengan tingkat kecerdasan dibawah
standar, lambat belajar dan beberapa juga termasuk dalam kategori
“DownSyndrome” di dalamnya. Siswa tuna grahita dengan keterbatasan yang
dimiliki menjadikan mereka “terbatas” juga dalam mengembangkan potensi
yang dimiliki. Selain kendala pada tingkat kecerdasan, beberapa juga
terkendala dalam hal lain seperti : motorik kasar, motorik halus, kemampuan
berbahasa dan komunikasi, serta bentuk-bentuk kenakalan/penyimpangan
perilaku akibat kurangnya pemahaman siswa Tunagrahita.
Klasifikasi anak Tunagrahita sesuai dengan kurikulum Pendidikan
Luar Biasa Tahun 1994, klasifikasi anak Tunagrahita dikelompokan menjadi
tiga golongan yaitu:
a. Anak Tunagrahita ringan atau mampu didik
b. Anak Tunagrahita sedang atau mampu latih
c. Anak Tunagrahita berat atau mampu rawat.
Dalam penanganan pendidikan, dari ketiga golongan tersebut hanya
dua golongan yang mendapat penanganan pendidikan, yaitu golongan anak
Tunagrahita ringan dan anak Tunagrahita sedang Sedangkan untuk anak
tunagrahita berat dimasukan dalam bidang perawatan seumur hidup dan
menjadi tanggungjawab bidang sosial.
Kompleksitas kendala yang dialami Tunagrahita, salah satunya
disebabkan oleh kegandaan jenis ketunaan. Sebagai contoh : Tunagrahita plus
Tunalaras, Tunagrahita plus Down Syndrome, Tunagrahita plus Tuna Rungu,
dll. Jika proses assesmen yang dilakukan pihak sekolah menyebutkan bahwa
anak tersebut masuk dalam kategori Tunagrahita, maka meskipun terdapat
jenis ketunaan lain, tapi siswa tersebut termasuk dalam kategori Tunagrahita.
Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor Ujian Sekolah atau
Ujian Nasional yang akan dijalani siswa. Karena siswa Tunagrahita tidak
mengikuti Ujian Nasional, melainkan Ujian Sekolah. Selain itu juga untuk
memberikan keterampilan dan pengembangan bakat dan potensi siswa secara
akurat dengan mendeteksi dini jenis ketunaannya.
BAB II
PERMASALAHAN
Siswa Tunagrahita adalah siswa yang mengalami keterlambatan dalam
berfikir, memiliki intelegensi di bawah rata-rata serta mengalami kesulitan
dalam bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan. Tunagrahita
berkaitan erat dengan masalah perkembangan, kemampuan, kecerdasan yang
rendah, dan merupakan kondisi yang sifatnya menetap. Berikut ini pengertian
Tunagrahita sebagaimana dikemukakan astati (201:2) sebagai berikut:
“Ketunagrahitaan mengacu kepada fungsi intelektual yang secara jelas berada
di bawah rata-rata/normal disertai dengan kekurangan dalam tingkah laku
penyesuaian dan terjadi dalam masa perkembangan”.
Kendala tingkat kecerdasan yang dibawah standar pada Tunagrahita
membuat mereka sulit diberikan pemahaman mengenai bagaimana bergaul,
berinteraksi sosial dengan sehat sebagaimana siswa umumnya. Tata bahasa
yang terbatas, sikap berbicara hingga sopan santun masih merupakan hal yang
abstrak bagi penyandang Tunagrahita. Selain itu, DoubleHandycap atau
ketunaan ganda yang dialami beberapa siswa Tunagrahita memerlukan
bentuk penanganan yang kompleks. Penanganan yang intens, frekuentif dan
pendekatan persuasif kepada siswa masih dirasa sebagai solusi yang efektif
hingga sekarang. Tunagrahita dengan keterbatasan tingkat kecerdasan
berpengaruh terhadap bentuk komunikasi yang terjadi. Pemahaman tentang
tata bahasa dan perilaku yang kurang, sering membuat mereka berprilaku
menyimpang (nakal). Mulai dari bentuk suara / tata bahasa yang tidak baik
(makian atau umpatan) hingga dalam bentuk bullying fisik atar siswa.
Bentuk bullying antar siswa pada umumnya terjadi saat diluar jam
pelajaran. Hal ini dikarenakan padaa saat proses pembelajaran, siswa diawasi
oleh guru saat belajar. Ketika terjadi bullying pada saat itu, guru bisa secara
langsung mengambil sikap untuk melerai dan mengatasinya. Hanya saja pada
saat jam istirahat kadang beberapa siswa terlepas dari pengamatan guru
sehingga timbulah bullying antar siswa tersebut. Jam istirahat antara pukul
09:00 – 09:30, sebagian guru berada di kantor untuk istirahat dan menyiapkan
materi pelajaran jam berikutnya, dan beberapa guru piket berada di tempat
penjagaan. Sementara siswa pada saat istirahat berada tersebar dipenjuru
sekolah. Hal ini menyulitkan untuk guru mengawasi.
Pemicu permasalahan sebenarnya hal yang sepele, seperti : diawali
dengan berebut benda mainan/makanan, atau kadang juga bercanda dan
saling mengejek. Tetapi karena tingkat pemahaman yang kurang, membuat
mereka tidak memahami batasan-batasan bercanda saat bersama teman.
Ketika melewati batas dan membuat tersinggung, maka salah satu akan
memulai pertengkaran. Dan seperti bentuk pertengkaran anak kecil pada
umumnya, teman-teman yang berada disekitarpun juga mulai ikut memicu
pertengkaran. Maka terjadilah bullying atar siswa saat jam istirahat sekolah.
Dampak dari terjadinya bullying tidak hanya mempengaruhi pada
siswa, tetapi juga berpengaruh pada lingkungan sekitar. Properti sekolah
seperti : penghapus, papan tulis, kursi, meja dan berbagai fasilitas lain kerap
menjadi pelampiasan kejadian tersebut. Rusaknya beberapa tanaman, papan
penyekat yang berlobang, hingga berserakannya tanah dan batu merupakan
hal yang sering terjadi.
Selama ini tindakan yang diambil biasanya bersifat kuratif (pembinaan
oleh guru BK ataupun Guru kelas kepada siswa saat kejadian sudah selesai
dan biasanya disertai sanksi/hukuman). Pada awalnya (pasca hukuman) siswa
akan merasa jera. Tetapi tidak untuk waktu yang lama. Sekali lagi, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pemahaman siswa dalam konsep jera karena
hukuman. Hingga akhirnya setelah selang beberapa hari, bullying ini akan
terulang lagi. Hal ini yang membuat khawatir akan tumbuh kembang anak
selama di sekolah. Selain itu juga menjadi perhatian sekolah atas timbulnya
kerusakan-kerusakan fasilitas yang ditimbulkan olehnya.
BAB III
PEMBAHASAN DAN SOLUSI
A. Pembahasan
Sekolah sebagai problemsolver dirasa perlu untuk mengambil
tindakan dalam permasalahan bullying ini. Tindakan kuratif yang diambil
dirasa belum menjadi solusi yang ideal karena masih sering terulang bentuk-
bentuk bullying antar siswa Tunagrahita. Hal ini membuat kami pihak
sekolah harus dapat menemukan strategi baru untuk mensiasati permasalahan
yang terjadi. Diperlukan komitmen dan dedikasi dari guru untuk menemukan
solusi permasalahan tersebut. Solusi yang dimaksud adalah mengusahakan
penanganan yang bersifat preventif (pra kejadian). Karena apapun alasannya,
pencegahan lebih baik daripada “pengobatan”.
Sebelum mengambil sikap sebagai bentuk solusi, kami harus
memahami faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya bentuk bullying
antar siswa Tunagrahita tersebut. Berikut antara lain :
1. Keterbatasan tingkat kecerdasan
Telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya bahwa, karakteristik
siswa Tunagrahita memang terletak pada tingkat kecerdasan di
bawah normal. Hal ini membuat mereka sulit untuk memahami
hal-hal abstrak. Bagaimana berbahasa yang baik, bagaimana
komunikasi yang sehat, bercanda tanpa harus menyinggung
perasaan dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa keterbatasan
tingkat kecerdasan ini merupakan sebuah kondisi yang bersifat
menetap, bukan seperti penyakit yang bisa disembuhkan. Karena
masih ada beberapa orang tua yang memahami jika siswa yang
bersekolah di SLB maka setelah lulus akan sembuh dari
ketunaannya.
2. Siswa memasuki usia puberitas
Siswa Tunagrahita pada umumnya berusia lebih tua daripada
tingkatan kelas yang seharusnya. Biasanya hal ini disebabkan
mereka berasal dari SD regular, tidak naik kelas sehingga
membuat mereka pindah ke Sekolah Luar Biasa. Selain itu juga
bisa dikarenakan kesadaran orang tua untuk menyekolahkan
anaknya di SLB terlambat. Sehingga mereka masuk saat usianya
lebih tua dari anak pada umumnya.
Pengaruh usia ini yang menjadi salah satu faktor penting
permasalahan. Siswa Tunahgrahita yang memasuki masa puberitas
mengalami pertumbuhan fisik yang tidak seimbang dengan
pertumbuhan tingkat kecerdasan. Fisik mereka yang besar tidak
berbanding lurus dengan pemahaman pikir, sehingga mewujudkan
perilaku-perilaku yang menyimpang berupa bentuk kenakalan.
Energi anak usia belasan yang sangat besar dan emosi yang masih
labil menjadikan mereka rentan dengan hal-hal negatif. Emosi
yang tidak tersalurkan pada kegiatan-kegiatan positif ini membuat
mereka melampiaskan pada kegiatan yang tidak semestinya.
3. Ketunaan Ganda
Terdapat 2 orang siswa yang menunjukan perkembangan
menyandang Tuna Ganda, yaitu Tunagrahita dan Tunalaras.
Tunalaras dikenal sebagai anak dengan penyimpangan perilaku
(nakal) yang pada umumnya dibentuk dari lingkungan asal yang
tidak mendukung perkembangan anak. Anak sering mendengar
atau melihat perilaku negatif di lingkungan sekitar yang mudah
sekali untuk ditirukan. Tidak dipungkiri juga bahwa bentuk
bullying siswa di sekolah salah satu faktor eksternalnya karena
pada saat dirumah juga menerima perlakuan yang sama. Sehingga
siswa melakukan pembalasan saat disekolah.
4. Pengawasan yang kurang
Baik orang tua maupun guru, masing-masing mempunyai
tanggungjawab terhadap pengawasan siswa. Pada saat di sekolah,
jam istirahat merupakan waktu yang rentan terjadinya bullying
antar siswa. Saat guru masuk ke kantor, hanya beberapa guru piket
yang mengawasi di pos-pos tertentu membuat sulitnya
pengawasan dilakukan. Sementara saat dirumah, orang tua jarang
berkomunikasi dengan anak mengenai perihal yang dilakukan di
sekolah. Apa yang dialami, apa yang dirasakan, bagaimana
pergaulan dilingkungan rumah, dan hal-hal yang membutuhkan
pantauan dari orang tua lainnya.
Setelah menganalisa faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya
bentuk kekerasan di atas, maka kami dari pihak sekolah segera menyikapi
secara bersama-sama untuk mencarikan solusi bagi permasalahan
tersebut.Data yang didapatkan dari Guru Bimbingan dan Konseling menjadi
acuan data tentang seberapa sering kejadian yang dialami siswa. Selain itu
juga tercatat sejauh mana proses penanganan konseling yang diberikan dan
perkembangan selama proses konseling. Hanya saja sejauh ini belum terlihat
adanya perkembangan yang signifikan atas permasalahan tersebut.
Koordinasi Guru-guru dan Kepala Sekolah dalam rangka
mengatasi permasalahan ini menghasilkan telaah data antara lain :
1. Faktor keterbatasan siswa memang sudah menjadi
karakteristik. Suatu kondisi yang bersifat menetap. Sehingga
kami tidak berencana untuk mengubah situasi tersebut.
2. Faktor Puberitas
Siswa yang mengalami permasalahan tersebut pada umumnya
siswa yang sudah memasuki masa puber. Dengan fisik yang
semakin besar tetapi tidak diimbangi pertumbuhan nalar dan
kecerdasan. Enegi yang dimiliki sangat besar, tetapi siswa
tidak tahu bagaimana untuk memanfaatkannya. Maka disini
sekolah mengambil inisiatif untuk mencoba membrikan
kegiatan pada siswa yang akan dilaksanakan pada saat jam
istirahat berlangsung. Jenis kegiatan yang dilakukan masih
menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah, agar bentuk
kegiatan tersebut efektif untuk mengatasi pokok permasalahan.
Hal ini akan dijelaskan pada paragraph di bawah.
3. Faktor Tuna Ganda
Setelah dianalisa, siswa yang memiliki ketunaan ganda
ternyata tidak banyak. Dan jika dianalisa lebih jauh, maka
dapat ditemukan bahwa sebenarnya pemicu tindakan bullying
ini hanya pada siswa tertentu saja. Siswa yang lain pada
umumnya hanya meniru atau sekedar duplikasi saja. Jika letak
pemicu telah diketahui, maka penanganan bisa lebih
“meruncing” kepada objek yang dituju. Fokus pada pemicu
permasalahan diharapkan mampu membuat penanganan
menjadi lebih efektif.
4. Faktor pengawasan
Pengawasan oleh pihak sekolah secara otomatis akan
dilakukan oleh guru yang berkepentingan dengan jenis
kegiatan yang akan diberikan pada siswa saat jam istirahat
tersebut. Bagi guru akan sangat memudahkan dalam hal
pengawasan saat siswa berkumpul pada satu lokasi yang
ditentukan untuk diberikan kegiatan. Jumlah guru yang terlibat
saat kegiatan masih opsional, karena harus mempertimbangkan
situasi dan kondisi saat pelaksanaan bentuk kegiatan tersebut.
Sedangkan pengawasan dari pihak orang tua, dilakukan
dengan cara komunikasi lebih intensif antara pihak sekolah
dan orang tua siswa. Bisa melalui telepon ataupun secara
periodical dijadwalkan untuk bertemu langsung untuk saling
menyampaikan hasil perkembangan baik di sekolah ataupun di
rumah.
B. Solusi
Setelah beberapa saat berkoordinasi, pihak sekolah akhirnya
mengambil sikap untuk mengatasi pokok permasalahan tersebut. Berdasarkan
pertimbangan dari faktor-faktor di atas dan beberapa data yang dimiliki, pihak
sekolah menentukan kegiatan yang akan diambil adalah kegiatan musik, yaitu
memainkan alat musik pukul. Pertimbangan sebagai berikut :
1. Penyaluran energi.
Siswa yang sebagian besar sudah memasuki masa puberitas
memiliki energi yang besar. Maka bentuk kegiatan yang
diperlukan sebagaimana mungkin melibatkan kegiatan fisik
sebagai penyaluran energi siswa. Kegiatan musik dengan
bermain alat musik pukul dinilai sesuai dengan pertimbangan
tersebut. Intinya adalah, energi yang biasanya digunakan untuk
bullying, diarahkan untuk kegiatan yang lebih positif dengan
bermain alat musik bersama-sama.
2. Kerja sama
Bermain musik bersama-sama akan melibatkan masing-masing
siswa yang biasanya saling bertengkar. Jika pada kegiatan ini
tiap siswa diberikan alat musik pukul, maka siswa akan
berusaha bermain musik secara bersama-sama. Sehingga mau
tidak mau mereka harus bekerja sama untuk membuat musik
yang harmonis dan enak didengar.
3. Nasihat yang disampaikan
Upaya yang selama ini dilakukan belum terlihat signifikan
dampaknya terhadap siswa. Kemungkinan siswa tidak
menanggapi secara serius karena merasa “dimarahi”. Hal ini
membuat nasihat yang diberikan tidak ditanggapi dengan
serius. Ketika pesan nasihat diberikan sambil bermain,
diharapkan siswa bisa menerima dengan sikap yang terbuka
dan segera diterapkan. Saat penyampaian nasihat kepada salah
satu siswa di depan teman-teman yang lain, diharapkan juga
pesan yang disampaikan ini didengar oleh siswa yang lain dan
secara tidak langsung bisa ikut memberikan motivasi kepada
siswa yang bermasalah.
4. Pengawasan lebih fokus
Siswa yang terkumpul dalam satu tempat dan bersama-sama
melakukan kegiatan akan sangat memudahkan guru dalam
mengawasi siswa. Apapun bentuk pemicu kejadian akan
segera terpantau dan guru bisa secara langsung mengambil
tindakan baik berupa penyampaian nasihat/pesan, ataupun
persuasif pencegahan atas pemicu kejadian. Sasarannya selain
siswa bisa dicegah untuk melakukan bullying, juga lebih jauh
untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan fasilitas
karena dampak dari bullying tersebut.
C. Teknis pelaksanaan kegiatan
Berikut penjelasan detil pelaksanaan kegiatan musik saat jam
istirahat sekolah dimulai :
1. Istirahat mulai jam 09:30.
Siswa mulai keluar dari kelas masing-masing untuk istirahat.
Beberapa siswa langsung menuju tempat yang ditentukan, dan
beberapa lainnya jajan makanan di kantin sekolah sebelum
menyusul ke tempat yang sama.
2. Pembagian alat
Berikut alat musik yang digunakan :
2 buah kendang jawa, 1 buah jimbe, 2 buah jimbe mika, 2
buah alat marawis, 2 buah kongga, 1 buah cajon, 1 buah
tamborin, 1 buah maracas, 1 buah guiro.
Semua alat tersebut adalah alat musik pukul (dengan tangan),
hal ini dikarenakan alat musik yang sesuai dengan kondisi
siswa tunagrahita. Siswa terkendala dalam hal baca tulis.
Sehingga mereka kesulitan untuk belajar alat ,musik selain
perkusi. Sedangkan alat musik perkusi/pukul, bisa disiasati
dengan menggunakan insting siswa atau bisa diberikan contoh
untuk ditirukan sebelum memainkan alatnya.
3. Memberi contoh pola pukulan sederhana
Dengan memahami keterbatasan siswa, maka contoh pola
pukulan yang diberikan harus disesuaikan dengan kemampuan
siswa. Semakin sederhana, maka siswa akan semakin mudah
untuk menirukan. Selain itu, bermain bersama-sama akan
membuat siswa jadi mampu membandingkan mana permainan
alat musik pukul yang sesuai dengan contoh yang diberikan
oleh guru. Siswa dapat bekerjasama, saling memotivasi dan
mendapatkan momen keceriaan bersama-sama.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat harus
mempertimbangkan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar,
fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Dengan kondisi siswa tunagrahita dan jenis pembelajaran
berupa ketrampilan sesuai dengan menggunkan metode model
Pembelajaran langsung (Direct Instruction).
Direct Instruction merupakan suatu pendekatan
mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari
keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat
diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini
sering disebut Model Pengajaran Langsung (Kardi dan Nur,
2000 : 2)
4. Semakin sibuk siswa semakin baik.
Saat siswa mulai memainkan alat musik bersama, maka
otomatis pertengkaran yang biasa terjadi akan berkurang
karena sibuk memainkan alat. Pada umumnya siswa akan
memperhatikan arahan permainan alat yang diberikan oleh
guru yang juga mengawasi jalannya kegiatan.
5. Saat bullying terjadi
Perlu adanya penyikapan saat bentuk kekerasan/bullying antar
siswa terjadi pada saat kegiatan berlangsung. Hal ini disiasati
dengan memberhentikan secara spontan kegiatan bermusik.
Dan saat siswa berhenti bermain, pesan/nasihat guru bisa
disampaikan. “jika masih saja bertengkar, rusuh atau merusak,
maka kegiatan bermusik Pak Guru hentikan dan alat silahkan
disimpan kembali kedalam ruangan”. Hal ini diharapkan
mampu menjadi shock therapy pada siswa agar siswa mengerti
letak kesalahan dan jera untuk mengulanginya lagi. Karena
siswa sadar, atas perbuatan salah satu temannya, maka
kesenangan yang didapat saat bermain alat menjadi terganggu.
Maka secara spontan, siswa yang lain ikut memperingatkan
agar tidak melakukan bullying saat kegiatan berlangsung.
6. Selesai jam kegiatan
Kegiatan bermain alat musik selesai pukul 09:30 saat bunyi bel
selesai istirahat maka siswa akan beranjak untuk menyimpan
alat yang digunakan, untuk kemudian masuk ke kelas masing-
masing mengikuti pelajaran selanjutnya. Saat memasukan dan
merapikan alat inilah menjadi salah satu pesan kepada siswa
untuk menanamkan pembiasaan disiplin. Alat yang selesai
digunakan harus ditata rapi didekat pintu agar besok bisa
digunakan lagi.
7. Terus menerus
Metode kegiatan yang diterapkan ini hampir menyerupai terapi
perilaku, dimana harus ditanamkan secara terus menerus. Hal
ini mengingat akan keterbatasan siswa dalam hal tingkat
kecerdasan dimana berhubungan langsung dengan lemahnya
daya ingat (short therm memory), maka bentuk kegiatan yang
dilakukan harus dilaksanakan secara berulang-ulang untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
Setelah mempraktikan kegiatan tersebut, maka proses penting
berikutnya adalah dengan management control, dimana guru harus
mengevaluasi perkembangan yang terjadi pada jam-jam biasanya terjadi
bullying antar siswa. Jika data menunjukan penurunan, maka bentuk kegiatan
ini dapat dinilai sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan.
Tetapi jika data menunjukan angka naik, maka perlu dikaji ulang.
BAB IV
KESIMPULAN DAN HARAPAN
A. Kesimpulan
Sekolah telah memutuskan untuk berupaya menurunkan angka
bullying antar sesama siswa Tunagrahita pada saat jam istirahat berlangsung
telah disikapi dengan memberikan siswa kegiatan berupa bermain alat musik
bersama-sama. Dengan memberikan kegiatan yang melibatkan motorik kasar
diharapkan bisa menyalurkan energi yang dimiliki siswa yang memasuki usia
puberitas dengan cara yang positif.
Dari hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa bentuk bullying yang
terjadi antar siswa Tuna Grahita sebenarnya karena tidak adanya kegiatan
positif dan pengawasan yang kurang pada saat jam istirahat berlangsung. Hal
ini ditengarai dengan faktor penyebab pertengkaran yang pada umunya hanya
karena hal yang sepele, seperti : bercanda yang kelewatan, berebut makanan
jajan ataupun saling mengejek antar siswa yang berakhir dengan bullying.
Maka dengan diterapkannya kegiatan memainkan alat musik bersama-sama
siswa menjadi fokus dengan alat musik masing-masing. tidak terfokus dengan
pertengkaran seperti yang terjadi sebelumnya. Pengawasan guru juga
berperan penting, karena dengan adanya guru yang hadir ditengah-tengah
mereka, siswa merasa diperhatikan dan diarahkan. Sehingga seperti sekarang
ini, jam istirahat memiliki nilai lebih dari sekedar istirahat untuk jajan
makanan saja. Tetapi bisa sebagai jembatan untuk menumbuhkan kecintaan
siswa dalam memainkan alat musik.
Memang perubahan yang didapat tidak bersifat otomatis (serta
merta), tetapi tetap harus mengalami proses yang berkesinambungan.
Pengulangan tiap hari dan penekanan-penekanan pada pembiasaan
kedisiplinan, bentuk komunikasi antar siswa yang sehat, penyampaian pesan
saat siswa merasa dekat dengan guru, menjadi bentuk penanganan komples
yang harus dijalani secara frekuentif.
B. Harapan
Solusi yang dikembangkan dengan cara pendekatan secara persuasif,
memberikan bimbingan, pesan dan nasihat pada saat melakukan kegiatan
bermain alat musik diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada
siswa mengenai dampak bullying dengan lebih efektif. Meskipun bentuk
bullying belum bisa dihilangkan secara keseluruhan, tetapi penurunan angka
kejadian sudah signifikan.
Jenis kegiatan berupa memainkan alat music secara bersama-sama
juga diharapkan mampu menanamkan kecintaan siswa terhadap alat musik,
dimana pada tahap selanjutnya bisa dikembangkan pada taraf kegiatan ekstra
kulikuler musik untuk pengembangan bakat siswa.
Komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa lebih intens
untuk mengevaluasi perkembangan siswa dalam pergaulan sehari-hari. Apa
yang diterapkan disekolah diharapkan pihak orang tua siswa juga ikut
memantau perkembangannya di rumah.
Dengan berkurangnya angka kejadian bullying di sekolah, maka
program sekolah untuk mewujudkan slogan “school is fun” diharapkan bisa
terwujud secara optimal. Lingkungan yang nyaman dan aman untuk siswa
bermain, belajar, tumbuh dan berkembang. Kondisi sekolah yang kondusif
untuk belajar siswa dengan lengkapnya sarana dan prasarana sekolah yang
terjaga dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat. (2011). Pengertian Makna Pendidikan Karakter Sekolah.
Posted on 29 Juni 2011
Banoe, Pono : Kamus Musik. Kanisius, Yogyakarta, 2003.
Hallahan, Daniel P & Kaufffman, James M, (1986). Exseptional children
introduction to special education, New Jersey : Prentice Hall International Inc,
Englewood Cliffs
Mumpuniarti. 2007. Pendekatan Pembelajaran Bagi Anak Hambatan Mental,
Yogyakarta : Kanwa Publiser.
Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Astati. (1996). Pendidikan dan Pembinaan Karier Penyandang Tunagrahita
Dewasa. Bandung : Depdikbud.
Mack, Dieter : Sejarah Musik Jilid 4. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta, 2007
Nana Sudjana & Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Nasution. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Prier, Karl-Edmund : Kamus Musik. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta, 2011
Soemarjadi. dkk. (1996) Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Depdikbud.
Suharsimi Arikunto. (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjatmiko. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas
Supratiknya. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius
Suprayekti. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Sutjiharti Soemantri. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika
Aditama.
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
W.J S Poerwadarminta. (1976). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Zuchdi. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN
MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM ISTIRAHAT SEKOLAH  UNTUK  KEGIATAN BERMAIN MUSIK

More Related Content

What's hot

Pendidikan khas kanak kanak prasekolah
Pendidikan khas kanak kanak prasekolahPendidikan khas kanak kanak prasekolah
Pendidikan khas kanak kanak prasekolahHon Shan Shan
 
Fungsi guru menangani masalah disiplin
Fungsi guru menangani masalah disiplinFungsi guru menangani masalah disiplin
Fungsi guru menangani masalah disiplinafiqbahri
 
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematikaHubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematikaRisna Riany
 
Revisi tugas i pend.inklusi sekolah inklusi
Revisi tugas i pend.inklusi sekolah inklusiRevisi tugas i pend.inklusi sekolah inklusi
Revisi tugas i pend.inklusi sekolah inklusiDwii S
 
Hbec3203 psikologi january edit
Hbec3203 psikologi january editHbec3203 psikologi january edit
Hbec3203 psikologi january editfatinfarah1
 
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARPERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARFazHani Faz
 
Kurasi Pembicara Temu Pendidik Nusantara 2018
Kurasi Pembicara Temu Pendidik Nusantara 2018Kurasi Pembicara Temu Pendidik Nusantara 2018
Kurasi Pembicara Temu Pendidik Nusantara 2018Kampus Cikal
 
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdMakalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdAde Rifai Kolot
 
Proposal tesis eksperimen
Proposal tesis eksperimenProposal tesis eksperimen
Proposal tesis eksperimenFuad Flamboyan
 
Pengaruh perhatian orang tua stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua   stain salatigaPengaruh perhatian orang tua   stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua stain salatigatia rosita
 
Guru Mesti Pelopor Anti Kekerasan
Guru  Mesti  Pelopor  Anti  KekerasanGuru  Mesti  Pelopor  Anti  Kekerasan
Guru Mesti Pelopor Anti KekerasanKHAIRIL ARI
 
6.lampiran guru pembingbing.doc
6.lampiran guru pembingbing.doc6.lampiran guru pembingbing.doc
6.lampiran guru pembingbing.docwiwik primayanti
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapGiyanti Gie
 
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...risa zakiatul
 
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…Boedi Santosa,
 
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Rosdi Ramli
 
Tesis gejala ponteng
Tesis gejala pontengTesis gejala ponteng
Tesis gejala pontengmuhammad
 

What's hot (20)

Pendidikan khas kanak kanak prasekolah
Pendidikan khas kanak kanak prasekolahPendidikan khas kanak kanak prasekolah
Pendidikan khas kanak kanak prasekolah
 
Resos
ResosResos
Resos
 
Manifesto edisi 3
Manifesto edisi 3Manifesto edisi 3
Manifesto edisi 3
 
Fungsi guru menangani masalah disiplin
Fungsi guru menangani masalah disiplinFungsi guru menangani masalah disiplin
Fungsi guru menangani masalah disiplin
 
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematikaHubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
 
Revisi tugas i pend.inklusi sekolah inklusi
Revisi tugas i pend.inklusi sekolah inklusiRevisi tugas i pend.inklusi sekolah inklusi
Revisi tugas i pend.inklusi sekolah inklusi
 
Hbec3203 psikologi january edit
Hbec3203 psikologi january editHbec3203 psikologi january edit
Hbec3203 psikologi january edit
 
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJARPERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
PERANAN DAN TINDAKAN GURU KAUNSELING DALAM MENGATASI MASALAH DISIPLIN PELAJAR
 
Kurasi Pembicara Temu Pendidik Nusantara 2018
Kurasi Pembicara Temu Pendidik Nusantara 2018Kurasi Pembicara Temu Pendidik Nusantara 2018
Kurasi Pembicara Temu Pendidik Nusantara 2018
 
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdMakalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
 
Proposal tesis eksperimen
Proposal tesis eksperimenProposal tesis eksperimen
Proposal tesis eksperimen
 
Pengaruh perhatian orang tua stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua   stain salatigaPengaruh perhatian orang tua   stain salatiga
Pengaruh perhatian orang tua stain salatiga
 
Guru Mesti Pelopor Anti Kekerasan
Guru  Mesti  Pelopor  Anti  KekerasanGuru  Mesti  Pelopor  Anti  Kekerasan
Guru Mesti Pelopor Anti Kekerasan
 
6.lampiran guru pembingbing.doc
6.lampiran guru pembingbing.doc6.lampiran guru pembingbing.doc
6.lampiran guru pembingbing.doc
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
 
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
 
KARYA ILMIAH
KARYA ILMIAHKARYA ILMIAH
KARYA ILMIAH
 
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…
 
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
 
Tesis gejala ponteng
Tesis gejala pontengTesis gejala ponteng
Tesis gejala ponteng
 

Viewers also liked

Skl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendelSkl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendelHerfen Suryati
 
Alat fertilisasi simulasi
Alat fertilisasi simulasiAlat fertilisasi simulasi
Alat fertilisasi simulasiHerfen Suryati
 
ICT BASED LEARNING MATERIALS : POTENSI PENGGUNAAN AUGMENTED REALITY (AR) DAN ...
ICT BASED LEARNING MATERIALS : POTENSI PENGGUNAAN AUGMENTED REALITY (AR) DAN ...ICT BASED LEARNING MATERIALS : POTENSI PENGGUNAAN AUGMENTED REALITY (AR) DAN ...
ICT BASED LEARNING MATERIALS : POTENSI PENGGUNAAN AUGMENTED REALITY (AR) DAN ...Herfen Suryati
 
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...Herfen Suryati
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Bedah kisi kisi 2017- mekanisme evolusi
Bedah kisi kisi 2017- mekanisme evolusiBedah kisi kisi 2017- mekanisme evolusi
Bedah kisi kisi 2017- mekanisme evolusiHerfen Suryati
 
Slide kkmb p4 tk ipa 25 nov 16 siti rohani
Slide kkmb p4 tk ipa 25 nov 16 siti rohaniSlide kkmb p4 tk ipa 25 nov 16 siti rohani
Slide kkmb p4 tk ipa 25 nov 16 siti rohaniHerfen Suryati
 
5. simposiumguru seismograf 2015 ok
5. simposiumguru seismograf 2015 ok5. simposiumguru seismograf 2015 ok
5. simposiumguru seismograf 2015 okHerfen Suryati
 
Suyanik sman 1 bontang
Suyanik sman 1 bontangSuyanik sman 1 bontang
Suyanik sman 1 bontangHerfen Suryati
 
Langkah pembuatan ptk
Langkah pembuatan ptkLangkah pembuatan ptk
Langkah pembuatan ptkmartinrusmaja
 
Pohon Produksi Pohon Kelapa
Pohon Produksi Pohon KelapaPohon Produksi Pohon Kelapa
Pohon Produksi Pohon KelapaRizki Basuki
 
Skl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimiaSkl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimiaHerfen Suryati
 
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...Herfen Suryati
 
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) melalui Jejaring Media Sos...
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) melalui Jejaring Media Sos...Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) melalui Jejaring Media Sos...
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) melalui Jejaring Media Sos...Herfen Suryati
 

Viewers also liked (20)

Skl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendelSkl 33. penyimpangan semu hukum mendel
Skl 33. penyimpangan semu hukum mendel
 
Alat fertilisasi simulasi
Alat fertilisasi simulasiAlat fertilisasi simulasi
Alat fertilisasi simulasi
 
ICT BASED LEARNING MATERIALS : POTENSI PENGGUNAAN AUGMENTED REALITY (AR) DAN ...
ICT BASED LEARNING MATERIALS : POTENSI PENGGUNAAN AUGMENTED REALITY (AR) DAN ...ICT BASED LEARNING MATERIALS : POTENSI PENGGUNAAN AUGMENTED REALITY (AR) DAN ...
ICT BASED LEARNING MATERIALS : POTENSI PENGGUNAAN AUGMENTED REALITY (AR) DAN ...
 
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII  ...
FLIP BOOK BILANGAN BULAT SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN DI KELAS VII ...
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
Bedah kisi kisi 2017- mekanisme evolusi
Bedah kisi kisi 2017- mekanisme evolusiBedah kisi kisi 2017- mekanisme evolusi
Bedah kisi kisi 2017- mekanisme evolusi
 
Skl 2.1
Skl 2.1Skl 2.1
Skl 2.1
 
Slide kkmb p4 tk ipa 25 nov 16 siti rohani
Slide kkmb p4 tk ipa 25 nov 16 siti rohaniSlide kkmb p4 tk ipa 25 nov 16 siti rohani
Slide kkmb p4 tk ipa 25 nov 16 siti rohani
 
5. simposiumguru seismograf 2015 ok
5. simposiumguru seismograf 2015 ok5. simposiumguru seismograf 2015 ok
5. simposiumguru seismograf 2015 ok
 
Suyanik sman 1 bontang
Suyanik sman 1 bontangSuyanik sman 1 bontang
Suyanik sman 1 bontang
 
Langkah pembuatan ptk
Langkah pembuatan ptkLangkah pembuatan ptk
Langkah pembuatan ptk
 
Pohon Produksi Pohon Kelapa
Pohon Produksi Pohon KelapaPohon Produksi Pohon Kelapa
Pohon Produksi Pohon Kelapa
 
Skl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimiaSkl 4-daur biogeokimia
Skl 4-daur biogeokimia
 
Skl 5.8
Skl 5.8Skl 5.8
Skl 5.8
 
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...MODEL “TAWA PROFESOR”  : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN  CURR...
MODEL “TAWA PROFESOR” : IMPLEMENTASI BUDAYA 5B BERBASIS MBS DAN HIDDEN CURR...
 
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) melalui Jejaring Media Sos...
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) melalui Jejaring Media Sos...Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) melalui Jejaring Media Sos...
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) melalui Jejaring Media Sos...
 
RANGKUMAN BIOLOGI SMA JELANG UAN
RANGKUMAN BIOLOGI SMA JELANG UANRANGKUMAN BIOLOGI SMA JELANG UAN
RANGKUMAN BIOLOGI SMA JELANG UAN
 
Auksanometer fkki
Auksanometer fkkiAuksanometer fkki
Auksanometer fkki
 
SISTEM GERAK MANUSIA [XI Sem.2]
SISTEM GERAK MANUSIA [XI Sem.2]SISTEM GERAK MANUSIA [XI Sem.2]
SISTEM GERAK MANUSIA [XI Sem.2]
 
Draf juknis unbk 2017
Draf juknis unbk 2017Draf juknis unbk 2017
Draf juknis unbk 2017
 

Similar to MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM ISTIRAHAT SEKOLAH UNTUK KEGIATAN BERMAIN MUSIK

Peranan pelbagai pihak dalam pendidikan inklusif
Peranan pelbagai pihak dalam pendidikan inklusifPeranan pelbagai pihak dalam pendidikan inklusif
Peranan pelbagai pihak dalam pendidikan inklusifRekha Mariappan
 
Kelas sosial
Kelas sosialKelas sosial
Kelas sosialaishahwan
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Yee Ivy
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Yee Ivy
 
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-filePedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-fileSamsul Ziljian
 
Pendidikan Inklusi
Pendidikan InklusiPendidikan Inklusi
Pendidikan InklusiMOH. SHOFI'I
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikanRiezza Farhan
 
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)Ruslan Mauliady
 
PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK
PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TKPELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK
PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TKEvaniaYafie
 
MATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptx
MATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptxMATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptx
MATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptxMayaputrinyaradja
 
Wawasan Wiyata Mandala
Wawasan Wiyata MandalaWawasan Wiyata Mandala
Wawasan Wiyata MandalaDarminto WS
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluanfebry777
 

Similar to MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM ISTIRAHAT SEKOLAH UNTUK KEGIATAN BERMAIN MUSIK (20)

Peranan pelbagai pihak dalam pendidikan inklusif
Peranan pelbagai pihak dalam pendidikan inklusifPeranan pelbagai pihak dalam pendidikan inklusif
Peranan pelbagai pihak dalam pendidikan inklusif
 
Kelas sosial
Kelas sosialKelas sosial
Kelas sosial
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
 
Permasalahan anak tk2
Permasalahan anak tk2Permasalahan anak tk2
Permasalahan anak tk2
 
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-filePedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
Pedoman pengelolaan-kelas-pendidikan-anak-usia-dini-file
 
Pendidikan Inklusi
Pendidikan InklusiPendidikan Inklusi
Pendidikan Inklusi
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
Makalah bimbingan konseling (menurunnya prestasi anak)
 
Tugas Karya Ilmiah
Tugas Karya IlmiahTugas Karya Ilmiah
Tugas Karya Ilmiah
 
PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK
PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TKPELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK
PELATIHAN PENANGANAN ANAK USIA DINI YANG MENGALAMI DISLEXIA BAGI GURU-GURU TK
 
Layanan bk di sekolah dasar
Layanan bk di sekolah dasarLayanan bk di sekolah dasar
Layanan bk di sekolah dasar
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
MATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptx
MATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptxMATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptx
MATERI WAWASAN WIYATA MANDALA (MPLS).pptx
 
Wawasan Wiyata Mandala
Wawasan Wiyata MandalaWawasan Wiyata Mandala
Wawasan Wiyata Mandala
 
Maulidia tugas 3
Maulidia tugas 3Maulidia tugas 3
Maulidia tugas 3
 
Kami adalah aset bangsa
Kami adalah aset bangsaKami adalah aset bangsa
Kami adalah aset bangsa
 
Orps & urps (edi)
Orps & urps (edi)Orps & urps (edi)
Orps & urps (edi)
 
Kpf individu
Kpf individuKpf individu
Kpf individu
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 

More from Herfen Suryati

Surat undangan forum komunikasi satgas covid 19
Surat undangan forum komunikasi satgas covid 19Surat undangan forum komunikasi satgas covid 19
Surat undangan forum komunikasi satgas covid 19Herfen Suryati
 
Bedah kisi kisi 2017- penyimpangan semu hukum mendel
Bedah kisi kisi 2017- penyimpangan semu hukum mendelBedah kisi kisi 2017- penyimpangan semu hukum mendel
Bedah kisi kisi 2017- penyimpangan semu hukum mendelHerfen Suryati
 
Bedah kisi kisi 2017- asal usul kehidupan
Bedah kisi kisi 2017- asal usul kehidupanBedah kisi kisi 2017- asal usul kehidupan
Bedah kisi kisi 2017- asal usul kehidupanHerfen Suryati
 
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusi
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusiBedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusi
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusiHerfen Suryati
 
Bedah kisi kisi 2017- hukum mendel dan persilangannya
Bedah kisi kisi 2017- hukum mendel dan persilangannyaBedah kisi kisi 2017- hukum mendel dan persilangannya
Bedah kisi kisi 2017- hukum mendel dan persilangannyaHerfen Suryati
 
Informasi lomba lomba 2017
Informasi lomba lomba 2017 Informasi lomba lomba 2017
Informasi lomba lomba 2017 Herfen Suryati
 
Kisi kisi-un-sma-ma-sederajat-2017
Kisi kisi-un-sma-ma-sederajat-2017Kisi kisi-un-sma-ma-sederajat-2017
Kisi kisi-un-sma-ma-sederajat-2017Herfen Suryati
 
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhana
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhanaAlat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhana
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhanaHerfen Suryati
 
arduino data logging soni
arduino data logging soniarduino data logging soni
arduino data logging soniHerfen Suryati
 
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains SiswaPengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains SiswaHerfen Suryati
 
Dampak diklat Inkuiri berjenjang terhadap pengembangan pembelajaran IPA berba...
Dampak diklat Inkuiri berjenjang terhadap pengembangan pembelajaran IPA berba...Dampak diklat Inkuiri berjenjang terhadap pengembangan pembelajaran IPA berba...
Dampak diklat Inkuiri berjenjang terhadap pengembangan pembelajaran IPA berba...Herfen Suryati
 
BAGAI PERMATA DALAM ETALASE PERLUNYA PENGUATAN PERLINDUNG HUKUM UNTUK HAK KE...
BAGAI PERMATA DALAM ETALASE  PERLUNYA PENGUATAN PERLINDUNG HUKUM UNTUK HAK KE...BAGAI PERMATA DALAM ETALASE  PERLUNYA PENGUATAN PERLINDUNG HUKUM UNTUK HAK KE...
BAGAI PERMATA DALAM ETALASE PERLUNYA PENGUATAN PERLINDUNG HUKUM UNTUK HAK KE...Herfen Suryati
 
REVITALISASI SMK KEMARITIMAN DALAM UPAYA MENUNJANG INDONESIA SEBAGAI PORO...
REVITALISASI SMK KEMARITIMAN   DALAM UPAYA MENUNJANG INDONESIA   SEBAGAI PORO...REVITALISASI SMK KEMARITIMAN   DALAM UPAYA MENUNJANG INDONESIA   SEBAGAI PORO...
REVITALISASI SMK KEMARITIMAN DALAM UPAYA MENUNJANG INDONESIA SEBAGAI PORO...Herfen Suryati
 

More from Herfen Suryati (20)

Surat undangan forum komunikasi satgas covid 19
Surat undangan forum komunikasi satgas covid 19Surat undangan forum komunikasi satgas covid 19
Surat undangan forum komunikasi satgas covid 19
 
Soal hots herfen
Soal hots herfenSoal hots herfen
Soal hots herfen
 
Kisi kisi UN SMA 2018
Kisi kisi UN  SMA 2018Kisi kisi UN  SMA 2018
Kisi kisi UN SMA 2018
 
Bedah kisi kisi 2017- penyimpangan semu hukum mendel
Bedah kisi kisi 2017- penyimpangan semu hukum mendelBedah kisi kisi 2017- penyimpangan semu hukum mendel
Bedah kisi kisi 2017- penyimpangan semu hukum mendel
 
Bedah kisi kisi 2017- asal usul kehidupan
Bedah kisi kisi 2017- asal usul kehidupanBedah kisi kisi 2017- asal usul kehidupan
Bedah kisi kisi 2017- asal usul kehidupan
 
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusi
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusiBedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusi
Bedah kisi kisi 2017-petunjuk evolusi
 
Bedah kisi kisi 2017- hukum mendel dan persilangannya
Bedah kisi kisi 2017- hukum mendel dan persilangannyaBedah kisi kisi 2017- hukum mendel dan persilangannya
Bedah kisi kisi 2017- hukum mendel dan persilangannya
 
Bedah kisi kisi 2017
Bedah kisi kisi 2017Bedah kisi kisi 2017
Bedah kisi kisi 2017
 
POS UN 2017
POS UN 2017POS UN 2017
POS UN 2017
 
Informasi lomba lomba 2017
Informasi lomba lomba 2017 Informasi lomba lomba 2017
Informasi lomba lomba 2017
 
Kisi kisi-un-sma-ma-sederajat-2017
Kisi kisi-un-sma-ma-sederajat-2017Kisi kisi-un-sma-ma-sederajat-2017
Kisi kisi-un-sma-ma-sederajat-2017
 
sliding filamen
sliding filamensliding filamen
sliding filamen
 
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhana
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhanaAlat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhana
Alat peraga perbedaan sifat zat padat, cair dan gas sederhana
 
Roda genetika
Roda genetikaRoda genetika
Roda genetika
 
arduino data logging soni
arduino data logging soniarduino data logging soni
arduino data logging soni
 
Digitalisasi data lab
Digitalisasi data labDigitalisasi data lab
Digitalisasi data lab
 
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains SiswaPengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu  tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu tipe Integrated dan Literasi Sains Siswa
 
Dampak diklat Inkuiri berjenjang terhadap pengembangan pembelajaran IPA berba...
Dampak diklat Inkuiri berjenjang terhadap pengembangan pembelajaran IPA berba...Dampak diklat Inkuiri berjenjang terhadap pengembangan pembelajaran IPA berba...
Dampak diklat Inkuiri berjenjang terhadap pengembangan pembelajaran IPA berba...
 
BAGAI PERMATA DALAM ETALASE PERLUNYA PENGUATAN PERLINDUNG HUKUM UNTUK HAK KE...
BAGAI PERMATA DALAM ETALASE  PERLUNYA PENGUATAN PERLINDUNG HUKUM UNTUK HAK KE...BAGAI PERMATA DALAM ETALASE  PERLUNYA PENGUATAN PERLINDUNG HUKUM UNTUK HAK KE...
BAGAI PERMATA DALAM ETALASE PERLUNYA PENGUATAN PERLINDUNG HUKUM UNTUK HAK KE...
 
REVITALISASI SMK KEMARITIMAN DALAM UPAYA MENUNJANG INDONESIA SEBAGAI PORO...
REVITALISASI SMK KEMARITIMAN   DALAM UPAYA MENUNJANG INDONESIA   SEBAGAI PORO...REVITALISASI SMK KEMARITIMAN   DALAM UPAYA MENUNJANG INDONESIA   SEBAGAI PORO...
REVITALISASI SMK KEMARITIMAN DALAM UPAYA MENUNJANG INDONESIA SEBAGAI PORO...
 

Recently uploaded

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 

MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM ISTIRAHAT SEKOLAH UNTUK KEGIATAN BERMAIN MUSIK

  • 1.
  • 2. KARYA TULIS SIMPOSIUM GURU 2016 MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM ISTIRAHAT SEKOLAH UNTUK KEGIATAN BERMAIN MUSIK MAUNGGUH KASMAWAN, S.Pd NIP. 19810115 2011 01 1 008 SLBN 1 GUNUNGKIDUL DINAS PENDIDIKAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2016
  • 3. KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “Mengurangi frekuensi bullying antar siswa Tunagrahita dengan memanfaatkan jam istirahat sekolah untuk kegiatan bermain musik”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Kepala Sekolah, rekan-rekan Guru dan Karyawan serta seluruh siswa yang ikut membentu dalam pembuatan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Gunungkidul, November 2016 Penyusun
  • 4. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................. i BAB I PENGANTAR ............................................................... 1 BAB II PERMASALAHAN …………………………………. 3 BAB III PEMBAHASAN DAN SOLUSI…………………….. 5 BAB IV KESIMPULAN DAN HARAPAN………………….. 13 DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 16
  • 5. Naskah berikut merupakan karya tulis untuk simposium Guru 2016 : Judul : Mengurangi frekuensi bullying antar siswa Tunagrahita dengan memanfaatkan jam istirahat sekolah untuk kegiatan bermain musik Penulis : Maungguh Kasmawan, S.Pd Jabatan : Guru Mata Pelajaran Seni Musik Kabupaten : Gunungkidul Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta Benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Meyetujui dan mengesahkan: Kepala Sekolah, SUNARTA, S.Pd NIP.19581201 198602 1 001 Gunungkidul, 9 November 2016 Penulis, MAUNGGUH KASMAWAN, S.Pd NIP.19810115 201101 1 008
  • 6. BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Slogan “school is fun” banyak terpampang di halaman muka sekolah- sekolah beberapa tahun terakhir ini. Slogan yang menjelaskan bahwa sekolah merupakan “rumah ke2” dimana siswa dapat bermain, belajar, bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungan yang aman dan nyaman untuk tumbuh kembang mereka. Berangkat sekolah menjadi hal yang menyenangkan. Kehadiran Guru juga menjadi hal yang ditunggu setiap harinya. Guru berperan lebih dari hanya sebagai profil pengajar. Guru hadir sebagai orang tua atau bahkan sebagai “teman” bagi siswa, dimana siswa bisa bercerita hal apapun tanpa merasa sungkan karena komunikasi yang dihasilkan adalah komunikasi yang terbuka antara siswa dan guru. Problematika siswa baik dari rumah, pergaulan diluar ataupun masalah yang ditimbulkan saat di sekolah, semua hal itu bisa dibicarakan dengan guru secara terbuka. Tidak harus guru Bimbingan dan Konseling untuk menangani hal ini, tetapi Guru Kelas (Wali Kelas) ataupun Guru bidang studi juga mempunyai kewajiban yang sama dalam menampung permasalahan yang dialami siswa. Selain Guru yang berintegritas, sarana prasarana sekolah yang tiap tahun semakin meningkat juga mempunyai andil penting dalam mewujudkan konsep “school is fun”. Semakin tertata, semakin lengkap sarana dan prasarana sekolah membawa dampak yang besar bagi siswa. Sebagai contoh : Kegiatan ekstra kulikuler yang bervariasi, Kegiatan Belajar Mengajar yang memaksimalkan media IT sehingga proses belajar menjadi lebih menyenangkan, lingkungan sekolah yang tertata rapi, sejuk, nyaman dan kondusif untuk siswa menerima pelajaran dan lain sebagainya. Setelah guru, sarana dan prasarana, hal berikutnya adalah bentuk komunikasi antara pihak sekolah dengan komite yang sehat juga dirasa mempunyai peran yang signifikan. Sosialisasi setiap program sekolah, visi
  • 7. misi, agenda kegiatan sekolah, dan hal pembiayaan yang transparan merupakan kunci utama untuk membangun komunikasi yang sehat. Keterlibatan peran komite dalam perkembangan dunia pendidikan masih sangat diperlukan, karena sekolah bukan merupakan hanya sekedar tempat penitipan bagi orang tua pada saat orang tua bekerja. Bentuk komunikasi bisa diwujudkan dengan buku komunikasi siswa atau jika memungkinkan bisa menggunakan teknologi whats app pada aplikasi smart phone yang diprioritaskan untuk lalulintas komunikasi antara pihak sekolah dan wali siswa. Konsep “school is fun” tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi sekolah regular saja, tetapi berlaku untuk setiap instansi pendidikan formal. Tidak terkecuali untuk Sekolah Luar Biasa dimana merupakan instansi pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus (ABK). Penyelenggaraan pendidikan luar biasa pada dasarnya bertujuan untuk membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik, mental dan atau perilaku agar mampu mengembangkan sikap pengetahuan sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau terjun ke masyarakat. Secara sederhana dan umum, makna pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani manusia sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan suatu kebudayaan. Bagi umat manusia pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pengembangan berbagai potensi/bakat inilah yang menjadi kata kunci dalam dunia pendidikan. Karena bimbingan yang sesuai dengan bakat dan minat anak akan membawa dampak kemajuan yang signifikan bagi dunia pendidikan luar biasa. Tunagrahita merupakan salah satu jenis ketunaan yang terdapat di Sekolah Luar Biasa, selain Tunanetra, Tunarungu, Tunadaksa, Autis dll. Tuna Grahita dengan karakteristik anak dengan tingkat kecerdasan dibawah
  • 8. standar, lambat belajar dan beberapa juga termasuk dalam kategori “DownSyndrome” di dalamnya. Siswa tuna grahita dengan keterbatasan yang dimiliki menjadikan mereka “terbatas” juga dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Selain kendala pada tingkat kecerdasan, beberapa juga terkendala dalam hal lain seperti : motorik kasar, motorik halus, kemampuan berbahasa dan komunikasi, serta bentuk-bentuk kenakalan/penyimpangan perilaku akibat kurangnya pemahaman siswa Tunagrahita. Klasifikasi anak Tunagrahita sesuai dengan kurikulum Pendidikan Luar Biasa Tahun 1994, klasifikasi anak Tunagrahita dikelompokan menjadi tiga golongan yaitu: a. Anak Tunagrahita ringan atau mampu didik b. Anak Tunagrahita sedang atau mampu latih c. Anak Tunagrahita berat atau mampu rawat. Dalam penanganan pendidikan, dari ketiga golongan tersebut hanya dua golongan yang mendapat penanganan pendidikan, yaitu golongan anak Tunagrahita ringan dan anak Tunagrahita sedang Sedangkan untuk anak tunagrahita berat dimasukan dalam bidang perawatan seumur hidup dan menjadi tanggungjawab bidang sosial. Kompleksitas kendala yang dialami Tunagrahita, salah satunya disebabkan oleh kegandaan jenis ketunaan. Sebagai contoh : Tunagrahita plus Tunalaras, Tunagrahita plus Down Syndrome, Tunagrahita plus Tuna Rungu, dll. Jika proses assesmen yang dilakukan pihak sekolah menyebutkan bahwa anak tersebut masuk dalam kategori Tunagrahita, maka meskipun terdapat jenis ketunaan lain, tapi siswa tersebut termasuk dalam kategori Tunagrahita. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor Ujian Sekolah atau Ujian Nasional yang akan dijalani siswa. Karena siswa Tunagrahita tidak mengikuti Ujian Nasional, melainkan Ujian Sekolah. Selain itu juga untuk memberikan keterampilan dan pengembangan bakat dan potensi siswa secara akurat dengan mendeteksi dini jenis ketunaannya.
  • 9. BAB II PERMASALAHAN Siswa Tunagrahita adalah siswa yang mengalami keterlambatan dalam berfikir, memiliki intelegensi di bawah rata-rata serta mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan. Tunagrahita berkaitan erat dengan masalah perkembangan, kemampuan, kecerdasan yang rendah, dan merupakan kondisi yang sifatnya menetap. Berikut ini pengertian Tunagrahita sebagaimana dikemukakan astati (201:2) sebagai berikut: “Ketunagrahitaan mengacu kepada fungsi intelektual yang secara jelas berada di bawah rata-rata/normal disertai dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian dan terjadi dalam masa perkembangan”. Kendala tingkat kecerdasan yang dibawah standar pada Tunagrahita membuat mereka sulit diberikan pemahaman mengenai bagaimana bergaul, berinteraksi sosial dengan sehat sebagaimana siswa umumnya. Tata bahasa yang terbatas, sikap berbicara hingga sopan santun masih merupakan hal yang abstrak bagi penyandang Tunagrahita. Selain itu, DoubleHandycap atau ketunaan ganda yang dialami beberapa siswa Tunagrahita memerlukan bentuk penanganan yang kompleks. Penanganan yang intens, frekuentif dan pendekatan persuasif kepada siswa masih dirasa sebagai solusi yang efektif hingga sekarang. Tunagrahita dengan keterbatasan tingkat kecerdasan berpengaruh terhadap bentuk komunikasi yang terjadi. Pemahaman tentang tata bahasa dan perilaku yang kurang, sering membuat mereka berprilaku menyimpang (nakal). Mulai dari bentuk suara / tata bahasa yang tidak baik (makian atau umpatan) hingga dalam bentuk bullying fisik atar siswa. Bentuk bullying antar siswa pada umumnya terjadi saat diluar jam pelajaran. Hal ini dikarenakan padaa saat proses pembelajaran, siswa diawasi oleh guru saat belajar. Ketika terjadi bullying pada saat itu, guru bisa secara langsung mengambil sikap untuk melerai dan mengatasinya. Hanya saja pada saat jam istirahat kadang beberapa siswa terlepas dari pengamatan guru
  • 10. sehingga timbulah bullying antar siswa tersebut. Jam istirahat antara pukul 09:00 – 09:30, sebagian guru berada di kantor untuk istirahat dan menyiapkan materi pelajaran jam berikutnya, dan beberapa guru piket berada di tempat penjagaan. Sementara siswa pada saat istirahat berada tersebar dipenjuru sekolah. Hal ini menyulitkan untuk guru mengawasi. Pemicu permasalahan sebenarnya hal yang sepele, seperti : diawali dengan berebut benda mainan/makanan, atau kadang juga bercanda dan saling mengejek. Tetapi karena tingkat pemahaman yang kurang, membuat mereka tidak memahami batasan-batasan bercanda saat bersama teman. Ketika melewati batas dan membuat tersinggung, maka salah satu akan memulai pertengkaran. Dan seperti bentuk pertengkaran anak kecil pada umumnya, teman-teman yang berada disekitarpun juga mulai ikut memicu pertengkaran. Maka terjadilah bullying atar siswa saat jam istirahat sekolah. Dampak dari terjadinya bullying tidak hanya mempengaruhi pada siswa, tetapi juga berpengaruh pada lingkungan sekitar. Properti sekolah seperti : penghapus, papan tulis, kursi, meja dan berbagai fasilitas lain kerap menjadi pelampiasan kejadian tersebut. Rusaknya beberapa tanaman, papan penyekat yang berlobang, hingga berserakannya tanah dan batu merupakan hal yang sering terjadi. Selama ini tindakan yang diambil biasanya bersifat kuratif (pembinaan oleh guru BK ataupun Guru kelas kepada siswa saat kejadian sudah selesai dan biasanya disertai sanksi/hukuman). Pada awalnya (pasca hukuman) siswa akan merasa jera. Tetapi tidak untuk waktu yang lama. Sekali lagi, hal ini disebabkan oleh keterbatasan pemahaman siswa dalam konsep jera karena hukuman. Hingga akhirnya setelah selang beberapa hari, bullying ini akan terulang lagi. Hal ini yang membuat khawatir akan tumbuh kembang anak selama di sekolah. Selain itu juga menjadi perhatian sekolah atas timbulnya kerusakan-kerusakan fasilitas yang ditimbulkan olehnya.
  • 11. BAB III PEMBAHASAN DAN SOLUSI A. Pembahasan Sekolah sebagai problemsolver dirasa perlu untuk mengambil tindakan dalam permasalahan bullying ini. Tindakan kuratif yang diambil dirasa belum menjadi solusi yang ideal karena masih sering terulang bentuk- bentuk bullying antar siswa Tunagrahita. Hal ini membuat kami pihak sekolah harus dapat menemukan strategi baru untuk mensiasati permasalahan yang terjadi. Diperlukan komitmen dan dedikasi dari guru untuk menemukan solusi permasalahan tersebut. Solusi yang dimaksud adalah mengusahakan penanganan yang bersifat preventif (pra kejadian). Karena apapun alasannya, pencegahan lebih baik daripada “pengobatan”. Sebelum mengambil sikap sebagai bentuk solusi, kami harus memahami faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya bentuk bullying antar siswa Tunagrahita tersebut. Berikut antara lain : 1. Keterbatasan tingkat kecerdasan Telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya bahwa, karakteristik siswa Tunagrahita memang terletak pada tingkat kecerdasan di bawah normal. Hal ini membuat mereka sulit untuk memahami hal-hal abstrak. Bagaimana berbahasa yang baik, bagaimana komunikasi yang sehat, bercanda tanpa harus menyinggung perasaan dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa keterbatasan tingkat kecerdasan ini merupakan sebuah kondisi yang bersifat menetap, bukan seperti penyakit yang bisa disembuhkan. Karena masih ada beberapa orang tua yang memahami jika siswa yang bersekolah di SLB maka setelah lulus akan sembuh dari ketunaannya. 2. Siswa memasuki usia puberitas Siswa Tunagrahita pada umumnya berusia lebih tua daripada tingkatan kelas yang seharusnya. Biasanya hal ini disebabkan
  • 12. mereka berasal dari SD regular, tidak naik kelas sehingga membuat mereka pindah ke Sekolah Luar Biasa. Selain itu juga bisa dikarenakan kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SLB terlambat. Sehingga mereka masuk saat usianya lebih tua dari anak pada umumnya. Pengaruh usia ini yang menjadi salah satu faktor penting permasalahan. Siswa Tunahgrahita yang memasuki masa puberitas mengalami pertumbuhan fisik yang tidak seimbang dengan pertumbuhan tingkat kecerdasan. Fisik mereka yang besar tidak berbanding lurus dengan pemahaman pikir, sehingga mewujudkan perilaku-perilaku yang menyimpang berupa bentuk kenakalan. Energi anak usia belasan yang sangat besar dan emosi yang masih labil menjadikan mereka rentan dengan hal-hal negatif. Emosi yang tidak tersalurkan pada kegiatan-kegiatan positif ini membuat mereka melampiaskan pada kegiatan yang tidak semestinya. 3. Ketunaan Ganda Terdapat 2 orang siswa yang menunjukan perkembangan menyandang Tuna Ganda, yaitu Tunagrahita dan Tunalaras. Tunalaras dikenal sebagai anak dengan penyimpangan perilaku (nakal) yang pada umumnya dibentuk dari lingkungan asal yang tidak mendukung perkembangan anak. Anak sering mendengar atau melihat perilaku negatif di lingkungan sekitar yang mudah sekali untuk ditirukan. Tidak dipungkiri juga bahwa bentuk bullying siswa di sekolah salah satu faktor eksternalnya karena pada saat dirumah juga menerima perlakuan yang sama. Sehingga siswa melakukan pembalasan saat disekolah. 4. Pengawasan yang kurang Baik orang tua maupun guru, masing-masing mempunyai tanggungjawab terhadap pengawasan siswa. Pada saat di sekolah, jam istirahat merupakan waktu yang rentan terjadinya bullying antar siswa. Saat guru masuk ke kantor, hanya beberapa guru piket
  • 13. yang mengawasi di pos-pos tertentu membuat sulitnya pengawasan dilakukan. Sementara saat dirumah, orang tua jarang berkomunikasi dengan anak mengenai perihal yang dilakukan di sekolah. Apa yang dialami, apa yang dirasakan, bagaimana pergaulan dilingkungan rumah, dan hal-hal yang membutuhkan pantauan dari orang tua lainnya. Setelah menganalisa faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya bentuk kekerasan di atas, maka kami dari pihak sekolah segera menyikapi secara bersama-sama untuk mencarikan solusi bagi permasalahan tersebut.Data yang didapatkan dari Guru Bimbingan dan Konseling menjadi acuan data tentang seberapa sering kejadian yang dialami siswa. Selain itu juga tercatat sejauh mana proses penanganan konseling yang diberikan dan perkembangan selama proses konseling. Hanya saja sejauh ini belum terlihat adanya perkembangan yang signifikan atas permasalahan tersebut. Koordinasi Guru-guru dan Kepala Sekolah dalam rangka mengatasi permasalahan ini menghasilkan telaah data antara lain : 1. Faktor keterbatasan siswa memang sudah menjadi karakteristik. Suatu kondisi yang bersifat menetap. Sehingga kami tidak berencana untuk mengubah situasi tersebut. 2. Faktor Puberitas Siswa yang mengalami permasalahan tersebut pada umumnya siswa yang sudah memasuki masa puber. Dengan fisik yang semakin besar tetapi tidak diimbangi pertumbuhan nalar dan kecerdasan. Enegi yang dimiliki sangat besar, tetapi siswa tidak tahu bagaimana untuk memanfaatkannya. Maka disini sekolah mengambil inisiatif untuk mencoba membrikan kegiatan pada siswa yang akan dilaksanakan pada saat jam istirahat berlangsung. Jenis kegiatan yang dilakukan masih menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah, agar bentuk kegiatan tersebut efektif untuk mengatasi pokok permasalahan. Hal ini akan dijelaskan pada paragraph di bawah.
  • 14. 3. Faktor Tuna Ganda Setelah dianalisa, siswa yang memiliki ketunaan ganda ternyata tidak banyak. Dan jika dianalisa lebih jauh, maka dapat ditemukan bahwa sebenarnya pemicu tindakan bullying ini hanya pada siswa tertentu saja. Siswa yang lain pada umumnya hanya meniru atau sekedar duplikasi saja. Jika letak pemicu telah diketahui, maka penanganan bisa lebih “meruncing” kepada objek yang dituju. Fokus pada pemicu permasalahan diharapkan mampu membuat penanganan menjadi lebih efektif. 4. Faktor pengawasan Pengawasan oleh pihak sekolah secara otomatis akan dilakukan oleh guru yang berkepentingan dengan jenis kegiatan yang akan diberikan pada siswa saat jam istirahat tersebut. Bagi guru akan sangat memudahkan dalam hal pengawasan saat siswa berkumpul pada satu lokasi yang ditentukan untuk diberikan kegiatan. Jumlah guru yang terlibat saat kegiatan masih opsional, karena harus mempertimbangkan situasi dan kondisi saat pelaksanaan bentuk kegiatan tersebut. Sedangkan pengawasan dari pihak orang tua, dilakukan dengan cara komunikasi lebih intensif antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Bisa melalui telepon ataupun secara periodical dijadwalkan untuk bertemu langsung untuk saling menyampaikan hasil perkembangan baik di sekolah ataupun di rumah. B. Solusi Setelah beberapa saat berkoordinasi, pihak sekolah akhirnya mengambil sikap untuk mengatasi pokok permasalahan tersebut. Berdasarkan pertimbangan dari faktor-faktor di atas dan beberapa data yang dimiliki, pihak sekolah menentukan kegiatan yang akan diambil adalah kegiatan musik, yaitu memainkan alat musik pukul. Pertimbangan sebagai berikut :
  • 15. 1. Penyaluran energi. Siswa yang sebagian besar sudah memasuki masa puberitas memiliki energi yang besar. Maka bentuk kegiatan yang diperlukan sebagaimana mungkin melibatkan kegiatan fisik sebagai penyaluran energi siswa. Kegiatan musik dengan bermain alat musik pukul dinilai sesuai dengan pertimbangan tersebut. Intinya adalah, energi yang biasanya digunakan untuk bullying, diarahkan untuk kegiatan yang lebih positif dengan bermain alat musik bersama-sama. 2. Kerja sama Bermain musik bersama-sama akan melibatkan masing-masing siswa yang biasanya saling bertengkar. Jika pada kegiatan ini tiap siswa diberikan alat musik pukul, maka siswa akan berusaha bermain musik secara bersama-sama. Sehingga mau tidak mau mereka harus bekerja sama untuk membuat musik yang harmonis dan enak didengar. 3. Nasihat yang disampaikan Upaya yang selama ini dilakukan belum terlihat signifikan dampaknya terhadap siswa. Kemungkinan siswa tidak menanggapi secara serius karena merasa “dimarahi”. Hal ini membuat nasihat yang diberikan tidak ditanggapi dengan serius. Ketika pesan nasihat diberikan sambil bermain, diharapkan siswa bisa menerima dengan sikap yang terbuka dan segera diterapkan. Saat penyampaian nasihat kepada salah satu siswa di depan teman-teman yang lain, diharapkan juga pesan yang disampaikan ini didengar oleh siswa yang lain dan secara tidak langsung bisa ikut memberikan motivasi kepada siswa yang bermasalah. 4. Pengawasan lebih fokus Siswa yang terkumpul dalam satu tempat dan bersama-sama melakukan kegiatan akan sangat memudahkan guru dalam
  • 16. mengawasi siswa. Apapun bentuk pemicu kejadian akan segera terpantau dan guru bisa secara langsung mengambil tindakan baik berupa penyampaian nasihat/pesan, ataupun persuasif pencegahan atas pemicu kejadian. Sasarannya selain siswa bisa dicegah untuk melakukan bullying, juga lebih jauh untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan fasilitas karena dampak dari bullying tersebut. C. Teknis pelaksanaan kegiatan Berikut penjelasan detil pelaksanaan kegiatan musik saat jam istirahat sekolah dimulai : 1. Istirahat mulai jam 09:30. Siswa mulai keluar dari kelas masing-masing untuk istirahat. Beberapa siswa langsung menuju tempat yang ditentukan, dan beberapa lainnya jajan makanan di kantin sekolah sebelum menyusul ke tempat yang sama. 2. Pembagian alat Berikut alat musik yang digunakan : 2 buah kendang jawa, 1 buah jimbe, 2 buah jimbe mika, 2 buah alat marawis, 2 buah kongga, 1 buah cajon, 1 buah tamborin, 1 buah maracas, 1 buah guiro. Semua alat tersebut adalah alat musik pukul (dengan tangan), hal ini dikarenakan alat musik yang sesuai dengan kondisi siswa tunagrahita. Siswa terkendala dalam hal baca tulis. Sehingga mereka kesulitan untuk belajar alat ,musik selain perkusi. Sedangkan alat musik perkusi/pukul, bisa disiasati dengan menggunakan insting siswa atau bisa diberikan contoh untuk ditirukan sebelum memainkan alatnya. 3. Memberi contoh pola pukulan sederhana Dengan memahami keterbatasan siswa, maka contoh pola pukulan yang diberikan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. Semakin sederhana, maka siswa akan semakin mudah
  • 17. untuk menirukan. Selain itu, bermain bersama-sama akan membuat siswa jadi mampu membandingkan mana permainan alat musik pukul yang sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru. Siswa dapat bekerjasama, saling memotivasi dan mendapatkan momen keceriaan bersama-sama. Pemilihan model pembelajaran yang tepat harus mempertimbangkan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Dengan kondisi siswa tunagrahita dan jenis pembelajaran berupa ketrampilan sesuai dengan menggunkan metode model Pembelajaran langsung (Direct Instruction). Direct Instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung (Kardi dan Nur, 2000 : 2) 4. Semakin sibuk siswa semakin baik. Saat siswa mulai memainkan alat musik bersama, maka otomatis pertengkaran yang biasa terjadi akan berkurang karena sibuk memainkan alat. Pada umumnya siswa akan memperhatikan arahan permainan alat yang diberikan oleh guru yang juga mengawasi jalannya kegiatan. 5. Saat bullying terjadi Perlu adanya penyikapan saat bentuk kekerasan/bullying antar siswa terjadi pada saat kegiatan berlangsung. Hal ini disiasati dengan memberhentikan secara spontan kegiatan bermusik. Dan saat siswa berhenti bermain, pesan/nasihat guru bisa disampaikan. “jika masih saja bertengkar, rusuh atau merusak, maka kegiatan bermusik Pak Guru hentikan dan alat silahkan disimpan kembali kedalam ruangan”. Hal ini diharapkan
  • 18. mampu menjadi shock therapy pada siswa agar siswa mengerti letak kesalahan dan jera untuk mengulanginya lagi. Karena siswa sadar, atas perbuatan salah satu temannya, maka kesenangan yang didapat saat bermain alat menjadi terganggu. Maka secara spontan, siswa yang lain ikut memperingatkan agar tidak melakukan bullying saat kegiatan berlangsung. 6. Selesai jam kegiatan Kegiatan bermain alat musik selesai pukul 09:30 saat bunyi bel selesai istirahat maka siswa akan beranjak untuk menyimpan alat yang digunakan, untuk kemudian masuk ke kelas masing- masing mengikuti pelajaran selanjutnya. Saat memasukan dan merapikan alat inilah menjadi salah satu pesan kepada siswa untuk menanamkan pembiasaan disiplin. Alat yang selesai digunakan harus ditata rapi didekat pintu agar besok bisa digunakan lagi. 7. Terus menerus Metode kegiatan yang diterapkan ini hampir menyerupai terapi perilaku, dimana harus ditanamkan secara terus menerus. Hal ini mengingat akan keterbatasan siswa dalam hal tingkat kecerdasan dimana berhubungan langsung dengan lemahnya daya ingat (short therm memory), maka bentuk kegiatan yang dilakukan harus dilaksanakan secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang optimal. Setelah mempraktikan kegiatan tersebut, maka proses penting berikutnya adalah dengan management control, dimana guru harus mengevaluasi perkembangan yang terjadi pada jam-jam biasanya terjadi bullying antar siswa. Jika data menunjukan penurunan, maka bentuk kegiatan ini dapat dinilai sebagai solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan. Tetapi jika data menunjukan angka naik, maka perlu dikaji ulang.
  • 19. BAB IV KESIMPULAN DAN HARAPAN A. Kesimpulan Sekolah telah memutuskan untuk berupaya menurunkan angka bullying antar sesama siswa Tunagrahita pada saat jam istirahat berlangsung telah disikapi dengan memberikan siswa kegiatan berupa bermain alat musik bersama-sama. Dengan memberikan kegiatan yang melibatkan motorik kasar diharapkan bisa menyalurkan energi yang dimiliki siswa yang memasuki usia puberitas dengan cara yang positif. Dari hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa bentuk bullying yang terjadi antar siswa Tuna Grahita sebenarnya karena tidak adanya kegiatan positif dan pengawasan yang kurang pada saat jam istirahat berlangsung. Hal ini ditengarai dengan faktor penyebab pertengkaran yang pada umunya hanya karena hal yang sepele, seperti : bercanda yang kelewatan, berebut makanan jajan ataupun saling mengejek antar siswa yang berakhir dengan bullying. Maka dengan diterapkannya kegiatan memainkan alat musik bersama-sama siswa menjadi fokus dengan alat musik masing-masing. tidak terfokus dengan pertengkaran seperti yang terjadi sebelumnya. Pengawasan guru juga berperan penting, karena dengan adanya guru yang hadir ditengah-tengah mereka, siswa merasa diperhatikan dan diarahkan. Sehingga seperti sekarang ini, jam istirahat memiliki nilai lebih dari sekedar istirahat untuk jajan makanan saja. Tetapi bisa sebagai jembatan untuk menumbuhkan kecintaan siswa dalam memainkan alat musik. Memang perubahan yang didapat tidak bersifat otomatis (serta merta), tetapi tetap harus mengalami proses yang berkesinambungan. Pengulangan tiap hari dan penekanan-penekanan pada pembiasaan kedisiplinan, bentuk komunikasi antar siswa yang sehat, penyampaian pesan saat siswa merasa dekat dengan guru, menjadi bentuk penanganan komples yang harus dijalani secara frekuentif.
  • 20. B. Harapan Solusi yang dikembangkan dengan cara pendekatan secara persuasif, memberikan bimbingan, pesan dan nasihat pada saat melakukan kegiatan bermain alat musik diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada siswa mengenai dampak bullying dengan lebih efektif. Meskipun bentuk bullying belum bisa dihilangkan secara keseluruhan, tetapi penurunan angka kejadian sudah signifikan. Jenis kegiatan berupa memainkan alat music secara bersama-sama juga diharapkan mampu menanamkan kecintaan siswa terhadap alat musik, dimana pada tahap selanjutnya bisa dikembangkan pada taraf kegiatan ekstra kulikuler musik untuk pengembangan bakat siswa. Komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa lebih intens untuk mengevaluasi perkembangan siswa dalam pergaulan sehari-hari. Apa yang diterapkan disekolah diharapkan pihak orang tua siswa juga ikut memantau perkembangannya di rumah. Dengan berkurangnya angka kejadian bullying di sekolah, maka program sekolah untuk mewujudkan slogan “school is fun” diharapkan bisa terwujud secara optimal. Lingkungan yang nyaman dan aman untuk siswa bermain, belajar, tumbuh dan berkembang. Kondisi sekolah yang kondusif untuk belajar siswa dengan lengkapnya sarana dan prasarana sekolah yang terjaga dengan baik.
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Akhmad Sudrajat. (2011). Pengertian Makna Pendidikan Karakter Sekolah. Posted on 29 Juni 2011 Banoe, Pono : Kamus Musik. Kanisius, Yogyakarta, 2003. Hallahan, Daniel P & Kaufffman, James M, (1986). Exseptional children introduction to special education, New Jersey : Prentice Hall International Inc, Englewood Cliffs Mumpuniarti. 2007. Pendekatan Pembelajaran Bagi Anak Hambatan Mental, Yogyakarta : Kanwa Publiser. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Astati. (1996). Pendidikan dan Pembinaan Karier Penyandang Tunagrahita Dewasa. Bandung : Depdikbud. Mack, Dieter : Sejarah Musik Jilid 4. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta, 2007 Nana Sudjana & Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Nasution. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Prier, Karl-Edmund : Kamus Musik. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta, 2011 Soemarjadi. dkk. (1996) Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Depdikbud. Suharsimi Arikunto. (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
  • 22. Sudjatmiko. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas Supratiknya. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius Suprayekti. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas. Sutjiharti Soemantri. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. W.J S Poerwadarminta. (1976). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud. Zuchdi. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gramedia.