SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI ANAK USIA DINI DAN
IMPLIKASINYA BAGI PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN
KONSELING DI TAMAN KANAK-KANAK
Kadek Suranata dan Made Sulastri
Universitas Pendidikan Ganesha
Abstrak: Setiap orang yang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan (termasuk anak TK)
mengalami berbagai hambatan, gangguan serta kesulitan yang pemecahannya kadang-kadang
memerlukan bantuan orang lain terutama orang yang profesional. Masalah-masalah yang tidak
terentaskan secara tepat bisa menimbulkanhambatan dan masalah pada anak masa sekarang,
maupun setelah anak melanjutkan ke jenjang sekolah dasar. Supaya bantuan yang diberikan pada
anak TK sesuai dan tepat dengan permasalahannya, perlu diketahui terlebih dahulu masalah-masa-
lah apa yang dialami anak TK. Untuk itu masalah dalam penelitian ini adalah masalah-masalah apa
yang dialami anak TK ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangannya?Tujuan
penelitian adalah (1) mendeskripsikan masalah-masalah yang dialami anak TK berdasarkan aspek
perkembangan (2) mengkaji implikasinya bagi bimbingan dan konseling. Jenis penelitian yang
digunakan adalah Deskriptif Kuantitatif. Sampelnyaorang tua dan guru TK Kodya Denpasar
yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Kuesioner
(untuk guru dan orangtua siswa). Teknik analisis data adalah dengan teknik prosentase. Temuan
penelitian mengungkapkan lima kelompok masalah yang dialami anak TK, kelima kelompok masalah
yang dialami anak TK adalah : sosial, misalnya “negativisme”, emosional, misalnya cemas, moral,
misalnya sengaja merusak mainan teman, perkembangan pengertian seperti lambat memahami
keterangan atau penjelasan, dan bahasa, misalnya keterlambatan bicara.
Abstract: This study aims at describing the problems faced by early aged child and its implication for
guidance counseling. More specifically, the study aims: (1) to describe the problems experienced by
early age child viewed from teachers and parents’ point of view based on the aspects of child’s
development, any potential troublesome behavior itself. This study was done by using descriptive
quantitative method to describe the problems of early age child on their developmental aspect based
on teacher and parents’ point of view. Observational population consisted of exhaustive teacher at
kindergarten school and the students’ parents at Kodya Denpasar in the academic year 2009/2010.
Then, based on cluster Random Sampling it was gathered 38 participants consisted of 19 male and
female students’ parents and 19 kindergarten school teachers. The instrument used where
questionnaire of problems experienced by early child based on parents’ point of view and those based
on teacher. The data were analyzed descriptively and percentage. The results of the study showed
five group of problems experienced by early age child, such as: (1) social problems mostly happened
were negativism, (2) the most emotional problem was worries, (3) morality problems as deliberately
wrecked friend’s toys, (4) savvy formative problems as slowing to understand information or
explanation, and (5) lingual problem which known as talk delays. Through this study, it was suggested
to the students’ parents to pay attention and help in identifying the problems experienced by their
child on its development, therefore it was suggested for kindergarten teacher to help the problems
occurred by having counseling guidance.
Kata kunci: Masalah anak TK, Implikasi BK di TK
Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendi-dikan awal bagi anak sebelum memasuki sekolah
dasar. Oleh sebab itu kesuksesan pendidikan anak di TK cenderung berpengaruh pada pendidikan
anak selanjutnya. Anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami gangguan dan
hambatan mengakibatkan timbulnya masalah pada periode perkembangan selanjutnya. Pengalaman
negatif pada masa kanak-kanak menimbulkan dampak sampai anak memasuki masa
dewasa (Havigurst, 1980). Dengan kata lain, kesuksesan dan kegagalan yang dialami anak
berhubungan dengan masa depannya. Singkatnya, pengalaman pada masa anak berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan anak periode selanjutnya, terutama pada masa sekolah dasar.
Anak TK yang sedang berkembang sering berhadapan dengan berbagai hal, seperti perubahan
dari suasana rumah yang serba dimanja dan relatif bebas ke suasana sekolah yang relatif beraturan.
Mereka dihadapkan pada situasi lingkungan sosial yang berbeda dengan lingkungan keluarga.
Mereka harus berinteraksi dengan orang lain yang belum terlibat secara intim sebagaimana dalam
keluarga. Menghadapi perubahan tersebut tiap-tiap anak memperlihatkan perilaku yang berbeda-
beda. Ada diantara mereka yang mengartikan perubahan lingkungan tersebut sebagai tekanan dan
hukuman yang harus dihadapi seperti menghadapi rintangan-rintangan sosial yang baru mereka
ini tidak jarang mengalami kesulitan dalam penyesuian diri de-ngan lingkungan yang baru tersebut,
dan kesulitan tersebut menimbulkan problem-problem perilaku dalam proses belajarnya (Thompson &
Rudolph, 1983).
Di samping itu, anak TK berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan. Setiap orang
yang berada dalam fase pertumbuhan dan perkem-bangan cenderung mengalami hambatan, gang-
guan, dan kesulitan yang memerlukan bantuan orang lain terutama orang yang profesional dalam
bidang tersebut. Keberadaan bimbingan dan konseling (selanjutnya disingkat BK) di TK sebagai
salah satu upaya yang efektif dalam membantu perkembangan anak secara optimal. Secara formal
keberadaan BK di TK diakui sejak berlakunya kurikulum TK 1976, yang secara tegas dituangkan
dalam buku III c kurikulum TK 1976. Dalam Kurikulum 1994 juga ditegaskan pelaksa-naan BK di TK
dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar sehari-hari di TK. Dengan demi-kian
pelaksanaan BK di TK dilakukan oleh guru kelas yang merangkap sebagai guru pembimbing,
sehingga guru TK melaksanakan dua tugas sekali-gus, yaitu: mengajar dan membimbing.
Bimbingan Konseling di TK diarahkan untuk memenuhi kebutuhan fisik, sosial emosional dan
pendidikan anak. Tujuan bimbingan untuk mem-bantu setiap anak supaya berhasil menyesuaikan
diri dengan kehidupan di sekolah dan masyarakat. Pelayanan bimbingan diperuntukkan untuk semua
anak, tidak hanya untuk anak yang mengalami masalah seperti masalah belajar, gangguan tingkah
laku, dan gangguan emosional. Anak-anak yang normal juga membutuhkan bimbingan guna
pengembangan sikap dan kepribadian mereka. Anak yang gifted, talented juga membutuhkan
bimbingan untuk mengembangkan diri mereka, serta menemukan sarana yang tepat bagi pengem-
bangan diri mereka.
Anak-anak membutuhkan satu jenis atau beberapa jenis bimbingan. Bimbingan sangat berarti
diberikan pada awal kehidupan di sekolah, bimbingan merupakan kunci dari sistem pendi-dikan. Anak
TK yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, kemungkinan mengalami
hambatan, gangguan, serta masalah. Kalau tidak diberikan bimbingan tentunya akan membawa
dampak negatif terhadap fase perkembangan berikutnya (masa sekolah dasar). Demikian sebaliknya
kalau anak pada usia TK mendapatkan layanan yang pantas dan maksimal diharapkan dapat
mengembangkan segala potensi anak secara optimal. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan
oleh (Depdikbud, 1994) bahwa bimbingan di TK merupakan proses bantuan khusus yang diberikan
oleh guru atau petugas lainnya kepada anak didik dalam rangka mem-perhatikan kemungkinan
adanya hambatan/kesu-litan yang dihadapi anak dalam rangka mencapai perkembangan yang
optimal.
Tujuan utama bimbingan adalah untuk mem-fasilitasi perkembangan pribadi anak sebagai
murid (Sherzert & Stone, 1981). Tujuan umum bim-bingan di TK adalah membantu anak didik agar
dapat mengenal dirinya dan lingkungan terdekat-nya sehingga dapat menyesuaikan diri melalui tahap
peralihan dari kehidupan di rumah ke kehi-dupan di sekolah dan masarakat sekitar anak (Depdikbud,
1994).
Bila pada masa TK, anak diberikan layanan BK secara profesional, diharapkan akan membawa
dampak positif bagi kegiatan pendidikan anak selanjutnya secara umum dan perkembangan pri-badi
anak secara khusus. Oleh karena tujuan utama bimbingan adalah untuk menfasilitasi perkem-bangan
pribadi anak sebagai murid (Shertzer & Stone, 1981) yang sekaligus terkait dengan men-cegah pola-
pola yang menghambat perkembangan anak, sehingga mereka dapat berkembang secara optimal.
Tujuan bimbingan sesuai dengan fungsi bimbingan di jenjang TK, sebagai fungsi pengem-bangan
dan fungsi pencegahan (Berry, 1987).
Agar bimbingan di TK dapat berhasil dengan baik maka guru TK hendaklah memahami bagai-
mana masalah-masalah yang dialami anak TK. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan masalah-
masalah yang dialami anak TK dan menguraikanimplikasinya bagi bimbingan dan konseling di TK.
METODE
Rancangan penelitian termasuk metode deskriptif yaitu mendeskripsikan masalah anak TK menurut
orang tua dan guru. Populasi penelitian adalah semua anak TK Negeri dan Swasta di Wilayah Kodya
Denpasar pada tahun ajaran 2009/2010. Populasi tersebut tersebar pada 123 sekolah. Sampel
penelitian sebanyak 38 orang tua siswa dengan rincian 19 orang tua siswa laki-laki dan 19 orang tua
perempuan dan 19 guru TK yang bertugas pada sekolah yang terpilih sebagai sampel. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik cluster dilakukan unutuk
mengelompokkan letak sekolah atas dasar kota dan pinggiran kota.
Ada dua instrumen yang digunakan untuk pengukuran variabel yaitu: kuesioner untuk orang-
tua dan kuesioner untuk guru TK. Kedua kuesioner tersebut memiliki reliabilitas 0,906.
Data penelitian dianalisis dengan teknik prosentase, selanjutnya hasil prosentase yang
ditemukan dikonversikan ke dalam penilaian acuan patokan (PAP) skala lima untuk
mengklasifikasikan masalah yang dialami anak TK. Selanjutnya masalah yang dialami anak TK
menurut guru dan orang tua dikelompokkan berdasarkan tingkah laku wajar, tingkah laku potensial ke
arah tingkah laku bermasalah, dan tingkah laku bermasalah. Langkah terakhir adalah menganalisis
implikasi masalah yang dialami anak TK bagipelaksanaan bimbingan dan konseling.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Ada lima kelompok masalah yang dialami anak menurut guru dan orangtua yaitu: (1) masalah sosial
misalnya, agresif ditampilkan dalam bentuk tingkah laku menyepak dan memukul teman, (2) masalah
emosional, misalnya pemalu ditampilkan dalam bentuk tingkah laku pemalu tidak mau berteman, (3)
masalah moral, misalnya merusak ditampilkan dalam bentuk tingkah laku sengaja merusak mainan
teman, (4) masalah perkembangan pengertian, misalnya lamban dalam memahami
keterangan/penjelasan ditampilkan dalam bentuk tingkah laku kesulitan memahami keterangan atau
penjelasan, dan (5) masalah bahasa, misalnya ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gagap dalam
berbicara.
Pembahasan
Masalah-masalah yang dialami anak sebagai-mana dikemukakan sebelumnya tidak diterima apa
adanya, tetapi perlu dikaji lebih dalam. Beberapa pertanyaan yang perlu dibahas adalah; apakah
tingkah laku yang ditampilkan anak TK tersebut merupakan suatu bentuk tingkah laku yang wajar
sebagai perilaku seorang anak?, tingkah laku tersebut potensial ke arah tingkah laku berma-salah?,
atau memang tingkah laku tersebut meru-pakan tingkah laku bermasalah?. Oleh karena itu data
tentang masalah yang dialami anak TK menurut guru dan orangtua ini akan dikaji dalam tiga hal,
yaitu (1) apakah masalah tersebut merupakan tingkah laku wajar dari anak TK ? (2) apakah perilaku
itu kelihatannya wajar tetapi berpotensi menjadi tingkah laku bermasalah? (3) ataukah tingkah laku itu
merupakan tingkah laku bermasalah?
Berikut ini akan dibahas satu contoh masalah sosial yang dialami anak TK menurut guru dan
orangtua, yaitu:
Masalah sosial yang dominan dialami anak TK menurut guru dan orangtua adalah (1) “egois”,
misalnya berfikir dan berbicara tentang diri sendiri, (2) “perilaku sok kuasa”, misalnya menang sendiri,
mengatur teman, (3)” bertengkar”, misalnya sering berselisih pendapat dalam kelompok, (4)
“negativisme”, misalnya memberikan perlawanan dalam bentuk fisik, seperti menyepak dan memukul
teman, membantah tidak mau ikut kelompok, dan (5) “agresif”, misalnya menyepak dan memukul
teman. Masalah-masalah tersebut dikaji atas tingkah laku wajar, tingkah laku potensial ke arah
tingkah laku bermasalah, dan tingkah laku bermasalah. Uraian berikut berisi pembahasan tentang
pengkajian tingkah laku yang dimaksud.
Tingkah laku wajar
Masalah sosial yang dialami anak TK menurut guru dan orangtua pada dasarnya tergolong tingkah
laku yang wajar, sebagai seorang anak yang sedang tumbuh dan berkembang, dan
ingin menonjolkan sifat keakuannya, misalnya anak bertingkah laku berfikir dan berbicara tentang diri
sendiri, menang sendiri, mengatur teman , merupakan perwujudan dari sifat Egocentrisme. Hampir
semua anak kecil bersifat egocentrikdalam arti bahwa mereka cenderung berfikir dan berbicara
tentang diri mereka sendiri. Apakah kecenderungan ini akan hilang, menetap atau akan berkembang
semakin kuat bergantung pada tiga hal. Pertama seberapa kuat keinginan anak untuk diterima secara
sosial, kedua pengetahuan mereka tentang cara memperbaiki perilaku, dan ketigakemampuan
intelektual yang semakin berkembang yang memungkinkan pemahaman hubungan antara perilaku
mereka dengan penerimaan sosial (Hurlock, 1978).
Tingkah laku yang potensial ke arah tingkah laku bermasalah
Bila tingkah laku anak yang “wajar” saat ini tidak mendapat bimbingan dan pengarahan dari orang
dewasa, terutama guru dan orangtua, tingkah laku tersebut potensial berkembang ke arah tingkah
laku bermasalah, misalnya anak berfikir dan berbicara tentang dirinya sendiri, menang sendiri, sering
berselisih pendapat dalam kelompok, menyepak dan memukul teman. Bila tingkah laku tersebut
berkembang dalam diri anak ke arah yang negatif, akan berpotensi menjadi tingkah laku ber-
masalah, misalnya anak menjadi orang yang tidak bisa menghargai hak orang lain, bertindak
semena-mena terhadap orang lain dan main hakim sendiri.
Bila temuan penelitian dikaitkan dengan peri-laku remaja sekarang, misalnya “tawuran”, “narget anak
SD”, “bolos”, dan bahkan telah menjurus pada perilaku amoral atau asusila, perilaku tersebut
bersumber dari pola asuh negatif. Perilaku remaja yang lebih mementingkan diri sendiri, tidak mem-
perhatikan kerugian orang lain merupakan perilaku yang jauh sekali dari sasaran pembentukan
kepribadian yang dikehendaki.
Tingkah laku bermasalah
Tingkah laku anak TK menurut guru dan orangtua dapat dikategorikan sebagai tingkah laku
bermasalah, karena mengganggu kegiatan kelas. Misalnya anak selalu mau menang sendiri, kalau
tidak dituruti dia akan mengamuk, memukul dan menyepak temannya, kelas menjadi terganggu.
Tingkah laku tersebut adalah tingkah laku yang menyimpang dari standar yang diterima secara
umum, dan diperlukan teknik-teknik khusus untuk menanganinya (Detyen&Detyen, 1963). Beberapa
teknik membimbing tingkah laku sosial anak kearah yang positif adalah memberikan kesem-patan
kepada anak sebanyak mungkin untuk (1) membuat dan mengambil keputusan, serta memilih
kegiatan yang sesuai dengan keinginanya, dan (2) memecahkan masalah dalam interaksi sosial
seperti bagaimana cara mengajak teman dalam bermain (Barr, 1958). Tingkah laku anak dikatakan
berma-salah, karena tingkah laku tersebut dapat meru-gikan diri anak baik masa sekarang, maupun
masa yang akan datang. Suatu tingkah laku dikate-gorikan sebagai tingkah laku bermasalah, ditandai
oleh tiga ciri-ciri, yaitu: (1) sesuatu yang tidak disukai adanya, (2) ingin segera dihilangkan (3) dan
mendatangkan kesulitan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang (Prayitno, 1994).
Tingkah laku anak dikatakan sebagai tingkah laku bermasalah apabila memenuhi kategori sebagai
berikut, yaitu: (1) konflik dengan orang lain, misalnya anak mengelami kesulitan berhu-bungan
dengan orangtua, guru dan teman sebaya, (2) konflik dengan diri sendiri, (3) kurang infor-masi
tentang diri, (4) kekurangan informasi tentang lingkungan, dan (5) masalah kurang keterampilan
(Robert, 1997).
Implikasi bagi Bimbingan dan Konseling di TK
Layanan bimbingan dan konseling di TK ber-tujuan untuk membantu anak TK mencapai tugas-tugas
perkembangannya sebagai anak. Layanan bimbingan konseling di TKmenfasilitasi perkem-bangan
dan pertumbuhan anak. Anak TK adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi.
Terganggu atau terhambatnya pengembangan potensi anak akan mengakibatkan timbulnya
masalah pada anak.
Dalam usaha melayani anak TK menghadapi tugas-tugas perkembangan, layanan BK berupaya
melakukan berbagai kegiatan pencegahan terhadap sesuatu yang akan menghambat dan merintangi
anak dalam mencapai tugas-tugas perkembangan-nya. Begitu juga dalam mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki anak TK, layanan BK beru-paya mengembangkan semua potensi anak TK
secara keseluruhan. Olehkarena itu bimbingan di TK lebih difokuskan pada upaya pencegahan dan
pengembangan, sehingga fungsi layanan BK di TK lebih ditekankan pada
fungsiPencegahan dan fungsi pengembangan, tanpa mengabaikan fungsi
bimbingan yang lain.
Fungsi pencegahan dalam layanan BK di TK, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang
menghindarkan anak dari berbagai permasalahan yang akan menganggu, menghambat, atau menim-
bulkan kerugian pada dirinya dan masyarakat di masa datang. Kegiatan bimbingan dimaksud seperti
bermain peran, modeling, dan bimbingan kelom-pok. Tujuannya, adalah untuk mencegah perilaku
anak yang potensial menjadi masalah menjadi perilaku tidak bermasalah di masa datang. Sedang-
kan fungsi pengembangan, yaitu kegiatan bim-bingan dan konseling yang akan menghasilkan
tersalurkannya berbagai potensi anak TK dalam rangka perkembangan dirinya secara berkelanjutan,
misalnya tingkah laku wajar anak TK dapat ber-kembang ke arah perilaku yang lebih wajar lagi.
Singkatnya, kegiatan bimbingan di TK lebih dite-kankan pada fungsi pengembangan dan pen-
cegahan.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan di TK dipadukan dengan kegiatan belajar secara kese-luruhan.
Pemaduan kegiatan bimbingan di TK, dilakukan guru dengan cara melaksanakan bim-bingan
sekaligus melaksanakan kegiatan belajar. Sebagai contoh pada saat guru melakukan kegiatan
bimbingan dalam mewujudkan fungsi pencegahan dengan cara bermain peranan, sekaligus tercakup
di dalam kegiatan tersebut, pelaksanaan kegiatan be-lajar anak TK dalam pengembangan bidang
sosial, moral, disiplin, dan kognitif yang menjadi program pengembangan anak di TK.
Satu kegiatan bimbingan di TK dapat ber-fungsi sebagai pengembangan dan pencegahan, misalnya
ketika guru melaksanakan kegiatan BK dengan bermain peran bisa mencegah tingkah laku anak
yang suka mengambil barang tanpa seizin yang punya. Pada saat bersamaan, kegiatan ber-main
peranan dapat mewujudkan fungsi pengem-bangan. Dengan adanya kegiatan bermain peranan,
potensi yang dimiliki anak bisa tersalurkan melalui peran yang dilakoni anak. Anak berimajinasi,
berkreasi, mengembangkan tingkah laku berani tampil di depan umum. Dengan demikian dalam satu
kali kegiatan BK, menjangkau dua fungsi BK, yaitu : fungsi pencegahan bagi anak yang menjadi
sasaran layanan, dan fungsi pengembangan bagi anak yang dengan adanya kegiatan bimbingan
dapat menyalurkan berbagai potensi dan kreati-vitasnya.
Di dalam menerapkan kegiatan bimbingan di TK, seorang guru TK haruslah memperhatikan
beberapa saran yang dikemukakan oleh Montesori tentang pembelajaran di TK dengan ciri: singkat,
sederhana, objektif. Singkat dimaksudkan penggu-naan kata-kata oleh guru waktu memberi
bimbingan, artinya: agar guru menggunakan tutu-ran bahasa sesingkat mungkin, agar membuang
kata-kata yang tidak berguna. Sederhana berhu-bungan dengan ciri pertama, artinya guru hen-
daknya membuang hal-hal yang bukan merupakan kebenaran. Ini dicapai dengan pemilihan kata-
kata sehingga uraian guru menjadi sederhana. Objektif yang dimaksud ialah bahwa dalam
memberikan bimbingan guru tidak memasukkan subjektivitas pribadinya.
PENUTUP
Masalah sosial adalah sebagai berikut (1) “egois”, misalnya (a) berfikir dan berbicara tentang diri
sendiri, dan (b) mengatur teman, (2) “perilaku sok kuasa”, misalnya menang sendiri, (3) bertengkar,
misalnya sering berselisih pendapat dalam kelompok, (4) “negativisme”, misalnya (a) memberikan
perlawanan dalam bentuk fisik, (b) membantah tidak mau ikut kelompok, dan (5) “agresif”, misalnya
menyepak dan memukul teman. Selanjutnya, masalah emosional yang dialami anak TK adalah: (1)
cemas, misalnya tidak mau berpisah dengan pengantar, (2) pemalu tidak mau berteman, (c)
canggung, misalnya memerah muka jika disapa, dan (d) takut, misalnya menam-pakkan ekspresi
ketakutan. Masalah moral yang dialami anak TK adalah sebagai berikut (1) berbuat curang, misalnya
menipu teman dalam bermain, (2) “berbohong”, misalnya (a) melakukan kebohongan, dan (b)
melakukan kecurangan, (3) “mencuri”, misalnya mengambil barang tanpa izin yang punya, dan (4)
merusak, misalnya sengaja merusak mainan teman. Masalah perkembangan pengertian yang dialami
anak TK adalah sebagai berikut (1) kesulitan memahami perkataan orang, (2) lamban dalam
memahami penjelasan/keterangan. Masalah bahasa yang dialami anak di TK adalah adalah sebagai
berikut (1) perkembangan bicara yang berada di bawah tingkat perkembangan anak seusianya, (2)
berbicara cepat sehingga sulit dimengerti, dan (3) memiliki perbendaharaan kata yang relatif sedikit
dibandingkan teman seusianya.
Masalah-masalah anak TK sebagaimana dikemukakan guru dan orangtua sebaiknya tidak diterima
apa adanya, tetapi perlu dikaji atas dasar apakah masalah tersebut merupakan masalah atau tingkah
laku yang wajar, tingkah laku potensial ke arah tingkah laku bermasalah, atau memang ting-kah laku
bermasalah. Kesimpulan yang ditemukan adalah pada hakekatnya “masalah” yang dike-mukakan
oleh guru dan orangtua merupakan ting-kah laku yang wajar dilakukan oleh seorang anak TK yang
sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, misalnya tingkah laku anak TK yang marah
dengan cara menyepak. Tingkah laku yang dilakukan anak TK tersebut akan berpotensi menjadi
tingkah laku bermasalah bila tidak menda-pat arahan dan bimbingan dari orang tua/guru TK.
Selanjutnya apabila tingkah laku ini selalu ditam-pilkan anak, maka tingkah laku ini akan mengarah
menjadi tingkah laku bermasalah.
Implikasi Masalah Temuan Penelitian Bagi Bimbingan Dan Konseling: Adanya masalah yang dialami
oleh anak TK mempunyai implikasi bagi BK, terutama fungsi pengembangan dan pencega-han. Tiga
kegiatan bimbingan yang bisa diterapkan di TK adalah Bermain Peran, Modelling, dan Bimbingan
Kelompok. Ketiga kegiatan tersebut dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran oleh
guru TK.
DAFTAR RUJUKAN
Barr. A.J. 1958. The elementary teacher and guidance.New York: Henry Holt Company
Belkin, G. S. 1975. Practical counseling in the schools. Dubuque, Iowa : William C . Brown Company
Publishers
Berry, E. (1979). Guidance and counseling in the elementary school: Its theoretical base. Personnel
and Guidance Journal. June, 513-520
Berry. J.O. 1987. A program for training teachers as counselors of parent of children with disabilities.
Journal of Counseling and Development, Vol. 65. 508-509.
Depdikbud. 1994. Kurikulum taman kanak-kanak: garis-garis besar proram pengembangan (GBPP).
Jakarta : Diperbanyak oleh Dirjen PDM Depdikbud.
Depdikbud. 1994. Program kegiatan belajar mengajar taman kanak-kanak: Pedoaman kegiatan
belajar mengajar. Jakarta : Diperbanyak oleh Depdikbud
Detyen, E.W., dan Detyen, M.F. 1963. Elementary school guidance. New York: McGraw. Hill Book
Company, INC.
Havigurst, .J. 1980. Social and developmental psychology: trends influencing the future
counseling. The Personal and Guidance Journal. Januari. Hal: 328-333.
Hurlock, E.B. 1978. Child development. Sixth edition. New Delhi : McGraw- Hill Publishing Company,
Ltd.
Prayitno, dkk. 1994. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas
Robert, C. 1997. Menumbuhkan kecerdasan moral pada anak. (Alih bahasa: T. Hermaya) . Jakarta :
PT. Gramedia.
Shertzer, B. & Stone, S.C. 1981. Fundamental of Gudance. Boston: HMC
Thomson, C.L. Rudolph, L.B. 1983. Counseling chidren. Monterey, California: Brooks/Cole publishing
Company.
Masalah anak usia dini merupakan hal yang umum terjadi. Semua orang tua dalam
interaksinya dengan anak, merasa ada permasalahan yang dianggap kurang sesuai pada
tingkah laku anaknya. Penilaian permasalahan anak usia dini ini seperti kenakalan, susah
diatur, susah belajar, susah konsentrasi dan lain-lain.
Ada dua faktor yang menyebabkan masalah pada anak usia dini. Yaitu faktor dari
orang tua sendiri dan fakfor dari anak. Kedua faktor ini saling mempengaruhi, bahkan dapat
memperparah permasalahan anak jika seorang orang tua tidak dapat menempatkan diri
pada tempat yang tepat dalam menangai masalah anak usia dini.
Faktor dari orang tua yang menyebabkan permasalahan anak usia dini antara lain:
1. Kurangnya pengetahuan tentang perkembangan anak
2. Kurang sabar dalam mendidik dan melatih anak
3. Orang tua yang kurang perhatian
4. Orang tua terlalu over protective (terlalu memperhatikan hal-hal yang kecil)
5. Bias dalam penilaian
6. Orang tua kurang memberikan support dan rasa penerimaan yang cukup terhadap
anak
7. Kondisi keluarga yang tidak mendukung perkembangan anak (sering terjadi
percekcokan antara ayah dan ibu yang langsung di perhatikan oleh anak).
8. Keluarga yang broken home (anak dari keluarga bercerai)
Faktor-faktor diatas bahkan bisa menjadi penyebab timbulnya permasaahan pada
anak usia dini. Bisa di bayangkan, bagaimana pengaruh orang tua terhadap perilaku anak
yang memang sudah mengalami masalah. Hal ini bisa memperparah keadaan anak.
Seorang anak yang pada mulanya di lihat baik-baik saja, tetapi beberapa hari/bulan
kemudian memunculkan perilaku yang bermasalah, seorang orang tua harus cepat tanggap
terhadap permasalahan tersebut. Masalah perilaku pada anak yang menyimpang biasanya
akan mudah di selesaikan/dihilangkan jika orang tua cepat menanganinya.
Apa ciri-ciri perilaku anak bermasalah? Sebenarnya, ciri-ciri perilaku anak yang
bermasalah sangat luas, dan secara feeling (perasaan), orang tua sudah mengetahui jika
ada sesuatu perilaku yang bermasalah pada anaknya.
Dibawah ini diberikan ciri-ciri umum yang biasa dialami oleh anak. Seorang orang tua
harus mendeteksi secepatnya permasalahan tingkah laku anak jika ciri-ciri tersebut timbul
sebelum muncul tingkah laku yang menyimpang lainnya yang jauh lebih besar dan susah di
selesaikan.
Ciri-ciri anak yang bermasalah (di kutip dari http://www.timothywibowo.com):
Susah diatur dan diajak kerja sama
Hal yang paling sering tampak adalah anak akan membangkang, akan semaunya sendiri,
mulai mengatur tidak mau ini dan itu. pada fase ini anak sangat ingin memegang kontrol.
Mulai ada “pemberontakan” dari dalam dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah
memahaminya dan kita sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang.
Kurang terbuka pada pada Orang Tua
Saat orang tua bertanya “Gimana sekolahnya?” anak menjawab “biasa saja”, menjawab
dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka. Aneh bukan? Ini adalah
ciri ke 2, nah pada saat ini dapat dikatakan figure orang tua tergantikan dengan pihak lain
(teman ataupun ketua gang, pacar, dll). Saat ini terjadi kita sebagai orangtua hendaknya
mawas diri dan mulai menganti pendekatan kita.
Menanggapi negatif
Saat anak mulai sering berkomentar “Biarin aja dia memang jelek kok”, tanda harga diri
anak yang terluka. Harga diri yang rendah, salah satu cara untuk naik ke tempat yang lebih
tinggi adalah mencari pijakan, sama saat harga diri kita rendah maka cara paling mudah
untuk menaikkan harga diri kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah
terlatih melakukan itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci sukses di
masa depan anak.
Menarik diri
Saat anak terbiasa dan sering Menyendiri, asyik dengan dunianya sendiri, dia tidak ingin
orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini kita sebagai orangtua
sebaiknya segera melakukan upaya pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin
dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi seorang anak? Pada kondisi ini biasanya anak
merasa ingin diterima apa adanya, dimengerti – semengertinya dan sedalam-dalamnya.
Menolak kenyataan
Pernah mendengar quote seperti “Aku ini bukan orang pintar, aku ini bodoh”, “Aku ngga
bisa, aku ini tolol”. Dan biasanya kasus ini (menolak kenyataan) berasal dari proses disiplin
yang salah. Contoh: “masak gitu aja nga bisa sih, kan mama da kasih contoh berulang-
ulang”.
Menjadi pelawak
Suatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena ulahnya dan anak tersebut
merasa senang. Jika ini sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak
mau kembali ke tempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan
penerimaan dari teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada. Karena
anak tersebut tidak mendapatkan rasa diterima dirumah,
ENIS-JENIS PERMASALAHAN ANAK DAN PENANGANAN
A. ASPEK EMOSIONAL
Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu diperhatikan. Rasa takut
anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan,
sekolah, angin topan, dll.
Cara menanganinya dengan melalui kegiatan aktifitas dengan penuh tantangan agar anak bebas dari rasa
takutnya selain itu juga dapat pula dilakukan untuk Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan
keberanian
Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan ancaman sebagai
pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung melukai anak lain seperti menggigit,
mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.
Cara menanganinya dengan melalui :
Bermain peran
Belajar mengenal perasaan
Belajar berteman melalui permainan beregu
Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang, akibatnya adanya
penilaian negatif terhadap dirinya.
Cara menanganinya dengan melalui :
Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangkan
Belajar bergabung melalui permainan
Mengajar cara mulai berteman
Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok
B. ASPEK BAHASA
Berbohong
 melakukan kebohongan
 melakukan kecurangan,
Cara menanganinya : Ajarkan nilai-nilai moral yang berlaku di lingkungan melalui cerita pendek yang dapat
dengan mudah dipahami dan diingat oleh anak Anda. Berikan umpan balik tentang dampak perilaku bohong
anak Anda terhadap dirinya dan orang lain. Jelaskan pada anak Anda tentang bagaimana cara Anda
mengetahui dengan pasti ketika Ia berbohong, sehingga anak Anda akan sadar atas perbuatannya dan
berusaha untuk tidak mengulanginya kembali. Cari tahu penyebab kenapa anak Anda berbohong, apakah Ia
sedang ingin mendapatkan perhatian orang lain, untuk menghindari rasa malu atau menghindari hukuman,
dan sebagainya agar dapat mencegah munculnya perilaku berbohong anak di kemudian hari.
Mencuri dalam hal ini mengambil barang tanpa izin yang punya
Merusak, ditampilkan dalam bentuk tingkah laku sengaja merusak mainan teman.
Cara menanganinya dengan Sikap tegas akan membuat anak tak ingin melanggar aturan. Sedangkan sikap
galak hanya membuat anak takut. Katakan apa yang tidak boleh dilakukan dengan nada bicara yang tidak
menekan dan jelas, sehingga anak dapat memahaminya dengan baik. Hindari kata-kata negatif seperti
“Jangan” atau “Tidak boleh”. Lebih baik gunakan kalimat positif, mencuri dan merusak mainan teman itu
tindakan yang yang dilarang oleh Allah, dan berdosa. Allah tidak menyukai anak yang suka berbuat dosa.
C. ASPEK BAHASA
Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Untuk
anak usia TK, keterampilan yang diutamakan adalah mendengar dan berbicara.
Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman Kanak-kanak berawal dari ketidakmampuan
mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang di sekelilingnya. Permasalahan
tersebut salah satunya juga disebabkan berbedanya budaya di sekitar kita yang tidak membiasakan
orang untuk mengekspresikan perasaannya karena hal itu dianggap sebagai sesuatu yang
memalukan. Kebudayaan tersebut mengakibatkan anak-anak kita tidak mampu mampu
mengutarakan isi hatinya dengan kalimat-kalimatnya.
Cara menanganinya dengan melalui pemberian bahasa pertama yakni bahasa ibu,pada masa fase
bayi,dimana bahasa ini anak mudah mengenal bahasa,dimana anak dapat mendengar dan mudah
memahami bahasa lisan.ketika anak sudah bisa mengenal dan paham arti bahasa ibunya, maka
perkenalkanlah bahasa budaya sekitar sedikit-demi sedikit,agar anak tidak kacau dalam berbahasa.
kemudian bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang mengalami masalah gagap.
Ketidakmampuan anak dalam berbahasa sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak pada tahap
perkembangan selanjutnya yang bisa dimungkinkan juga mempengaruhi hubungan sosial mereka
dengan orang lain.
Cara menanganinya : Gagap bicara pada anak bisa diatasi dengan Usahakan saat bicara posisi kita sejajar
dengan anak, dalam suasana tenang dan santai, sabar mendengarkan dia bicara, dan jangan terlalu
memperhatikan kegagapannya, Menenangkan hati anak, Membiarkan anak memakai tangan kirinya untuk
melakukan semua aktivitasnya, Jangan memotong pembicaraan anak sewaktu anak belum selesai berbicara
walaupun bicaranya terputus-putus, Melakukan terapi bicara.
Kuarang mengerti perkataan orang tua dan guru
Cara menangani : Memahami Anak Sebagai Pribadi yang Berkembang,Memahami anak sebagai pribadi yang
berkembang yang dimaksudkan di sini adalah setiap anak mempunyai tahapan demi tahapan dalam
berkembang. Sudah tentu, tahapan perkembangan anak sangat berbeda dengan cara berpikir dan memahami
segala sesuatu yang dimiliki orangtuanya. Dalam hal ini, orangtua tidak bisa memaksakan kehendak terhadap
anaknya agar mengikuti cara berpikir dan memahami sesuatu sebagaimana orangtuanya. Jika memang
orangtuanya menghendaki sang anak melakukan apa yang menjadi harapannya hendaknya disesuaikan
dengan tahapan perkembangan sang anak.
D. ASPEK FISIK MOTORIK
Malnutrisi (Kurang gizi)
Cara menanganinya : Anak yang mengalami malnutrisi akan tampak pada penampilan fisiknya.
Dibutuhkan kombinasi antara pengaturan pola makan dan asupan makanan serta kepedulian orang
tua untuk melihat adanya tanda- tanda kekurangan gizi pada anak. Dengan pemberian program “4
sehat 5 sempurna”.
Obesitas (Kelebihan Berat Badan)
Cara menanganinya : Ada banyak faktor yang dapat memicu obesitas, salah satunya adalah faktor
keturunan, Jika anak malas bergerak maka lemak akan tertimbun dan membuat tubuh menjadi
gemuk. Seiring dengan perkembangan IPTEK anak zaman sekarang cenderung malas bergerak, olah
raga juga bukan menjadi kebiasaan hidup mereka. Anak yang mengalami obesitas umumnya
memiliki rasa percaya diri yang rendah. Dari faktor kesehatan, obesitas juga memicu berbagai
penyakit, seperti darah tinggi dan diabetes. Cara terbaik yang bias dilakukan ialah dengan mengatur
pola makan anak dan rajin mengajak anak untuk berolahraga
Ketidakmampuan mengatur keseimbangan
Cara menaganinya : Anak- anak yang mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya biasanya
juga memiliki kesulitan dalam mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya ragu- ragu
dan tampak canggung. Masalah pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan dengan sistem vestibular
atau sistem yang mengatur keseimbangan di dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani, kesulitan ini akan
dibawa terus oleh anak sampai saat mereka sekolah dan akan mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam hal
membaca dan menulis.
Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik
Cara menanganinya : Salah satu perkembangan motorik pada anak yang perlu diperhatikan adalah
kemampuan bereaksi yang semakin cepat, koordinasi mata-tangan yang semakin baik, dan ketangkasan serta
kesadaran terhadap tubuh secara keseluruhan. Namun, ada anak yang lambat dalam bereaksi. Koordinasi
gerakannya juga tampak kacau sehingga sering kali disebut “ceroboh” dan menjadi bahan ejekan temannya.
Hal yang menyebabkan masalah tersebut ada 2 yaitu karena anak kurang diberi kesempatan untuk berlatih
dan ada kemungkinan anak mempunyai masalah dalam syaraf motoriknya. Untuk alasan yang terakhir ini
orang tua perlu mengkonsultasikannya dengan dokter.
Belum bisa mewarnai dengan rapi
Cara menanganinya : Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah dengan member gambar menarik
untuk diwarnai. Biasanya anak akan menyukai kegiatan ini dan bereksperimen dengan menggunakan berbagai
macam warna yang disediakan.bagi beberapa anak pekerjaan mewarnai memang bukan pekerjaan yang
menyenangkan. Apalagi jika hasilnya dibandingkan dengan temannya yang lebih bagus. Hal yag perlu
diperhatikan yaitu jika anak enggan untuk mewarnai, cobalah melatih kesabarannya dalam menyelesaikan satu
pekerjaan hingga tuntas, sebelum beralih ke pekerjaan lain.
E. ASPEK KOGNITIF
Anak tidak mampu memahami prespektif atau cara berpikir orang lain (egosentris), seperti ketika menggambar
anak menunjukkan gambar ikan dari sudut pengamatannya.
Cara menanganinya dengan melalui pemberian obyek yang nyata pada anak karena anak masih berfikir secara
abstrak.
Anak belum mampu berpikir kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian, seperti anak tidak mampu
menjawab alasan mengapa menyusun balok seperti ini dll.
Cara menangani : Berpikir kritis, menjadi kebutuhan individu sejak dini agar mereka mampu menjalani
segalanya secara benar. Berpikir kritis adalah kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap
berbagai pernyataan dan mengambilkan keputusan yang didasarkan pada alasan dan fakta yang memiliki
dukungan yang baik, bukan berdasarkan emosi atau anekdot. Berfikir kritis itu bisa muncul dari seseorang yang
selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tanpa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi seseorang tak akan
pernah bisa berfikir kritis. Karena pada dasarnya berpikir kritis itu adalah suatu cara untuk memberdayakan
ketrampilan atau strategi kognitif dalam mencapai tujuan tertentu.maka dari itu para guru dan orang tua
memberikan pejelasan,manfaat maupun tujuan pada anak mengenai obyek yang dibuatnya sendiri.agar anak
lebih mudah paham tentang obyek yang dibuatnya.
Anak sulit berimajinasi
Cara Menangani : upaya seorang guru Taman kanak-kanak untuk mengatasi anak yang sulit berimajinasi pada
saat menggambar. Strategi yang diterapkan guru tersebut anatara lain: memberikan kebebasan kepada anak
untuk menggambar sesuatu sesuai dengan minat anak, mengajak anak keluar kelas, kemudian meminta anak
untuk bercerita dan menggambarkan apa yang ditemukan di lapangan.

More Related Content

What's hot

Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakAn Rachma
 
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdmAnalisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdmnaon9
 
Dampak gangguan prilaku terhadap aspek perkembangan
Dampak gangguan prilaku terhadap aspek perkembanganDampak gangguan prilaku terhadap aspek perkembangan
Dampak gangguan prilaku terhadap aspek perkembanganerna_juwita
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanBarna Yudha SutanMudo
 
Perkembangan bahasa n kognitif
Perkembangan bahasa n kognitifPerkembangan bahasa n kognitif
Perkembangan bahasa n kognitifAinismaira Smile
 
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abkMakalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abkAiyUis NuriEanty
 
Bimbingan dan Konseling pada PAUD
Bimbingan dan Konseling pada PAUDBimbingan dan Konseling pada PAUD
Bimbingan dan Konseling pada PAUDDina Haya Sufya
 
Klasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak BerkebutuhanKlasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak BerkebutuhanRiska Kurniawan
 
Remaja dan permasalahannya (2)
Remaja dan permasalahannya (2)Remaja dan permasalahannya (2)
Remaja dan permasalahannya (2)syarifah irmadani
 
Siswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan KhususSiswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan KhususWahyuindratmoko
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikimmochacha
 
Makalah Psikologi Pendidikan ABK Kesulitan Belajar
Makalah Psikologi Pendidikan ABK Kesulitan BelajarMakalah Psikologi Pendidikan ABK Kesulitan Belajar
Makalah Psikologi Pendidikan ABK Kesulitan BelajarFian DeBoris
 

What's hot (19)

Laporan studi kasus
Laporan studi kasusLaporan studi kasus
Laporan studi kasus
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
 
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdmAnalisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
 
Dampak gangguan prilaku terhadap aspek perkembangan
Dampak gangguan prilaku terhadap aspek perkembanganDampak gangguan prilaku terhadap aspek perkembangan
Dampak gangguan prilaku terhadap aspek perkembangan
 
Makalah permasalahan anak tk hariani
Makalah permasalahan anak tk harianiMakalah permasalahan anak tk hariani
Makalah permasalahan anak tk hariani
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriati
 
Remaja
RemajaRemaja
Remaja
 
Tunalaras
TunalarasTunalaras
Tunalaras
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
 
Perkembangan bahasa n kognitif
Perkembangan bahasa n kognitifPerkembangan bahasa n kognitif
Perkembangan bahasa n kognitif
 
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abkMakalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan  penyebab kelainan pada abk
Makalah Penyebab terjadinya masalah belajar dan penyebab kelainan pada abk
 
Bimbingan dan Konseling pada PAUD
Bimbingan dan Konseling pada PAUDBimbingan dan Konseling pada PAUD
Bimbingan dan Konseling pada PAUD
 
Klasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak BerkebutuhanKlasifikasi Anak Berkebutuhan
Klasifikasi Anak Berkebutuhan
 
Remaja dan permasalahannya (2)
Remaja dan permasalahannya (2)Remaja dan permasalahannya (2)
Remaja dan permasalahannya (2)
 
Siswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan KhususSiswa Berkebutuhan Khusus
Siswa Berkebutuhan Khusus
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Makalah permasalahan anak rukia
Makalah permasalahan anak rukiaMakalah permasalahan anak rukia
Makalah permasalahan anak rukia
 
Makalah Psikologi Pendidikan ABK Kesulitan Belajar
Makalah Psikologi Pendidikan ABK Kesulitan BelajarMakalah Psikologi Pendidikan ABK Kesulitan Belajar
Makalah Psikologi Pendidikan ABK Kesulitan Belajar
 
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan KhususMemahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
 

Similar to Permasalahan anak tk2

Peran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak Dini
Peran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak DiniPeran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak Dini
Peran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak DiniTahang Flexter
 
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadiMakalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadiSeptian Muna Barakati
 
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaFaktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaMelda Amelia
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dininrukmana rukmana
 
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdMakalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdAde Rifai Kolot
 
Masalah dan Solusi Perkembangan Bakat Khusus
Masalah dan Solusi Perkembangan Bakat KhususMasalah dan Solusi Perkembangan Bakat Khusus
Masalah dan Solusi Perkembangan Bakat KhususJuniawanti Juniawanti
 
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Rosdi Ramli
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Yee Ivy
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Yee Ivy
 
Psikologi Klinis: working with children
Psikologi Klinis:  working with childrenPsikologi Klinis:  working with children
Psikologi Klinis: working with childrenMasroni Siagian
 
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahMakalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahKun Hidayaturrahman
 
MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM...
MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM...MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM...
MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM...Herfen Suryati
 

Similar to Permasalahan anak tk2 (20)

Peran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak Dini
Peran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak DiniPeran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak Dini
Peran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak Dini
 
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadiMakalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
 
[==
[==[==
[==
 
[==
[==[==
[==
 
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadiMakalah permasalahan anak wa ode siadi
Makalah permasalahan anak wa ode siadi
 
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaFaktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar Siswa
 
Makalah permasalahan anak suriati
Makalah permasalahan anak  suriatiMakalah permasalahan anak  suriati
Makalah permasalahan anak suriati
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dini
 
Makalah permasalahan anak sartina
Makalah permasalahan anak sartinaMakalah permasalahan anak sartina
Makalah permasalahan anak sartina
 
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sdMakalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
Makalah pengaruh sosial ekonomi terhadap prestasi belajar siswa sd di sd
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Masalah dan Solusi Perkembangan Bakat Khusus
Masalah dan Solusi Perkembangan Bakat KhususMasalah dan Solusi Perkembangan Bakat Khusus
Masalah dan Solusi Perkembangan Bakat Khusus
 
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
Pengurusan Pembelajaran ( Tajuk : Kajian Tindakan mengenai disiplin pelajar s...
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
 
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
Kajiantindakanpengurusanpembelajarandisiplinpelajarsekolahrendahdisekolahband...
 
183 296-1-sm
183 296-1-sm183 296-1-sm
183 296-1-sm
 
Peran orang tua
Peran orang tuaPeran orang tua
Peran orang tua
 
Psikologi Klinis: working with children
Psikologi Klinis:  working with childrenPsikologi Klinis:  working with children
Psikologi Klinis: working with children
 
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahMakalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
 
MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM...
MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM...MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM...
MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM...
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

Permasalahan anak tk2

  • 1. MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI ANAK USIA DINI DAN IMPLIKASINYA BAGI PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI TAMAN KANAK-KANAK Kadek Suranata dan Made Sulastri Universitas Pendidikan Ganesha Abstrak: Setiap orang yang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan (termasuk anak TK) mengalami berbagai hambatan, gangguan serta kesulitan yang pemecahannya kadang-kadang memerlukan bantuan orang lain terutama orang yang profesional. Masalah-masalah yang tidak terentaskan secara tepat bisa menimbulkanhambatan dan masalah pada anak masa sekarang, maupun setelah anak melanjutkan ke jenjang sekolah dasar. Supaya bantuan yang diberikan pada anak TK sesuai dan tepat dengan permasalahannya, perlu diketahui terlebih dahulu masalah-masa- lah apa yang dialami anak TK. Untuk itu masalah dalam penelitian ini adalah masalah-masalah apa yang dialami anak TK ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangannya?Tujuan penelitian adalah (1) mendeskripsikan masalah-masalah yang dialami anak TK berdasarkan aspek perkembangan (2) mengkaji implikasinya bagi bimbingan dan konseling. Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kuantitatif. Sampelnyaorang tua dan guru TK Kodya Denpasar yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Kuesioner (untuk guru dan orangtua siswa). Teknik analisis data adalah dengan teknik prosentase. Temuan penelitian mengungkapkan lima kelompok masalah yang dialami anak TK, kelima kelompok masalah yang dialami anak TK adalah : sosial, misalnya “negativisme”, emosional, misalnya cemas, moral, misalnya sengaja merusak mainan teman, perkembangan pengertian seperti lambat memahami keterangan atau penjelasan, dan bahasa, misalnya keterlambatan bicara. Abstract: This study aims at describing the problems faced by early aged child and its implication for guidance counseling. More specifically, the study aims: (1) to describe the problems experienced by early age child viewed from teachers and parents’ point of view based on the aspects of child’s development, any potential troublesome behavior itself. This study was done by using descriptive quantitative method to describe the problems of early age child on their developmental aspect based on teacher and parents’ point of view. Observational population consisted of exhaustive teacher at kindergarten school and the students’ parents at Kodya Denpasar in the academic year 2009/2010. Then, based on cluster Random Sampling it was gathered 38 participants consisted of 19 male and female students’ parents and 19 kindergarten school teachers. The instrument used where questionnaire of problems experienced by early child based on parents’ point of view and those based on teacher. The data were analyzed descriptively and percentage. The results of the study showed five group of problems experienced by early age child, such as: (1) social problems mostly happened were negativism, (2) the most emotional problem was worries, (3) morality problems as deliberately wrecked friend’s toys, (4) savvy formative problems as slowing to understand information or explanation, and (5) lingual problem which known as talk delays. Through this study, it was suggested to the students’ parents to pay attention and help in identifying the problems experienced by their child on its development, therefore it was suggested for kindergarten teacher to help the problems occurred by having counseling guidance. Kata kunci: Masalah anak TK, Implikasi BK di TK Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendi-dikan awal bagi anak sebelum memasuki sekolah dasar. Oleh sebab itu kesuksesan pendidikan anak di TK cenderung berpengaruh pada pendidikan anak selanjutnya. Anak yang pertumbuhan dan perkembangannya mengalami gangguan dan hambatan mengakibatkan timbulnya masalah pada periode perkembangan selanjutnya. Pengalaman
  • 2. negatif pada masa kanak-kanak menimbulkan dampak sampai anak memasuki masa dewasa (Havigurst, 1980). Dengan kata lain, kesuksesan dan kegagalan yang dialami anak berhubungan dengan masa depannya. Singkatnya, pengalaman pada masa anak berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak periode selanjutnya, terutama pada masa sekolah dasar. Anak TK yang sedang berkembang sering berhadapan dengan berbagai hal, seperti perubahan dari suasana rumah yang serba dimanja dan relatif bebas ke suasana sekolah yang relatif beraturan. Mereka dihadapkan pada situasi lingkungan sosial yang berbeda dengan lingkungan keluarga. Mereka harus berinteraksi dengan orang lain yang belum terlibat secara intim sebagaimana dalam keluarga. Menghadapi perubahan tersebut tiap-tiap anak memperlihatkan perilaku yang berbeda- beda. Ada diantara mereka yang mengartikan perubahan lingkungan tersebut sebagai tekanan dan hukuman yang harus dihadapi seperti menghadapi rintangan-rintangan sosial yang baru mereka ini tidak jarang mengalami kesulitan dalam penyesuian diri de-ngan lingkungan yang baru tersebut, dan kesulitan tersebut menimbulkan problem-problem perilaku dalam proses belajarnya (Thompson & Rudolph, 1983). Di samping itu, anak TK berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan. Setiap orang yang berada dalam fase pertumbuhan dan perkem-bangan cenderung mengalami hambatan, gang- guan, dan kesulitan yang memerlukan bantuan orang lain terutama orang yang profesional dalam bidang tersebut. Keberadaan bimbingan dan konseling (selanjutnya disingkat BK) di TK sebagai salah satu upaya yang efektif dalam membantu perkembangan anak secara optimal. Secara formal keberadaan BK di TK diakui sejak berlakunya kurikulum TK 1976, yang secara tegas dituangkan dalam buku III c kurikulum TK 1976. Dalam Kurikulum 1994 juga ditegaskan pelaksa-naan BK di TK dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar sehari-hari di TK. Dengan demi-kian pelaksanaan BK di TK dilakukan oleh guru kelas yang merangkap sebagai guru pembimbing, sehingga guru TK melaksanakan dua tugas sekali-gus, yaitu: mengajar dan membimbing. Bimbingan Konseling di TK diarahkan untuk memenuhi kebutuhan fisik, sosial emosional dan pendidikan anak. Tujuan bimbingan untuk mem-bantu setiap anak supaya berhasil menyesuaikan diri dengan kehidupan di sekolah dan masyarakat. Pelayanan bimbingan diperuntukkan untuk semua anak, tidak hanya untuk anak yang mengalami masalah seperti masalah belajar, gangguan tingkah laku, dan gangguan emosional. Anak-anak yang normal juga membutuhkan bimbingan guna pengembangan sikap dan kepribadian mereka. Anak yang gifted, talented juga membutuhkan bimbingan untuk mengembangkan diri mereka, serta menemukan sarana yang tepat bagi pengem- bangan diri mereka. Anak-anak membutuhkan satu jenis atau beberapa jenis bimbingan. Bimbingan sangat berarti diberikan pada awal kehidupan di sekolah, bimbingan merupakan kunci dari sistem pendi-dikan. Anak TK yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, kemungkinan mengalami hambatan, gangguan, serta masalah. Kalau tidak diberikan bimbingan tentunya akan membawa dampak negatif terhadap fase perkembangan berikutnya (masa sekolah dasar). Demikian sebaliknya kalau anak pada usia TK mendapatkan layanan yang pantas dan maksimal diharapkan dapat mengembangkan segala potensi anak secara optimal. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh (Depdikbud, 1994) bahwa bimbingan di TK merupakan proses bantuan khusus yang diberikan oleh guru atau petugas lainnya kepada anak didik dalam rangka mem-perhatikan kemungkinan adanya hambatan/kesu-litan yang dihadapi anak dalam rangka mencapai perkembangan yang optimal. Tujuan utama bimbingan adalah untuk mem-fasilitasi perkembangan pribadi anak sebagai murid (Sherzert & Stone, 1981). Tujuan umum bim-bingan di TK adalah membantu anak didik agar dapat mengenal dirinya dan lingkungan terdekat-nya sehingga dapat menyesuaikan diri melalui tahap peralihan dari kehidupan di rumah ke kehi-dupan di sekolah dan masarakat sekitar anak (Depdikbud, 1994).
  • 3. Bila pada masa TK, anak diberikan layanan BK secara profesional, diharapkan akan membawa dampak positif bagi kegiatan pendidikan anak selanjutnya secara umum dan perkembangan pri-badi anak secara khusus. Oleh karena tujuan utama bimbingan adalah untuk menfasilitasi perkem-bangan pribadi anak sebagai murid (Shertzer & Stone, 1981) yang sekaligus terkait dengan men-cegah pola- pola yang menghambat perkembangan anak, sehingga mereka dapat berkembang secara optimal. Tujuan bimbingan sesuai dengan fungsi bimbingan di jenjang TK, sebagai fungsi pengem-bangan dan fungsi pencegahan (Berry, 1987). Agar bimbingan di TK dapat berhasil dengan baik maka guru TK hendaklah memahami bagai- mana masalah-masalah yang dialami anak TK. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan masalah- masalah yang dialami anak TK dan menguraikanimplikasinya bagi bimbingan dan konseling di TK. METODE Rancangan penelitian termasuk metode deskriptif yaitu mendeskripsikan masalah anak TK menurut orang tua dan guru. Populasi penelitian adalah semua anak TK Negeri dan Swasta di Wilayah Kodya Denpasar pada tahun ajaran 2009/2010. Populasi tersebut tersebar pada 123 sekolah. Sampel penelitian sebanyak 38 orang tua siswa dengan rincian 19 orang tua siswa laki-laki dan 19 orang tua perempuan dan 19 guru TK yang bertugas pada sekolah yang terpilih sebagai sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik cluster dilakukan unutuk mengelompokkan letak sekolah atas dasar kota dan pinggiran kota. Ada dua instrumen yang digunakan untuk pengukuran variabel yaitu: kuesioner untuk orang- tua dan kuesioner untuk guru TK. Kedua kuesioner tersebut memiliki reliabilitas 0,906. Data penelitian dianalisis dengan teknik prosentase, selanjutnya hasil prosentase yang ditemukan dikonversikan ke dalam penilaian acuan patokan (PAP) skala lima untuk mengklasifikasikan masalah yang dialami anak TK. Selanjutnya masalah yang dialami anak TK menurut guru dan orang tua dikelompokkan berdasarkan tingkah laku wajar, tingkah laku potensial ke arah tingkah laku bermasalah, dan tingkah laku bermasalah. Langkah terakhir adalah menganalisis implikasi masalah yang dialami anak TK bagipelaksanaan bimbingan dan konseling. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ada lima kelompok masalah yang dialami anak menurut guru dan orangtua yaitu: (1) masalah sosial misalnya, agresif ditampilkan dalam bentuk tingkah laku menyepak dan memukul teman, (2) masalah emosional, misalnya pemalu ditampilkan dalam bentuk tingkah laku pemalu tidak mau berteman, (3) masalah moral, misalnya merusak ditampilkan dalam bentuk tingkah laku sengaja merusak mainan teman, (4) masalah perkembangan pengertian, misalnya lamban dalam memahami keterangan/penjelasan ditampilkan dalam bentuk tingkah laku kesulitan memahami keterangan atau penjelasan, dan (5) masalah bahasa, misalnya ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gagap dalam berbicara. Pembahasan Masalah-masalah yang dialami anak sebagai-mana dikemukakan sebelumnya tidak diterima apa adanya, tetapi perlu dikaji lebih dalam. Beberapa pertanyaan yang perlu dibahas adalah; apakah tingkah laku yang ditampilkan anak TK tersebut merupakan suatu bentuk tingkah laku yang wajar sebagai perilaku seorang anak?, tingkah laku tersebut potensial ke arah tingkah laku berma-salah?, atau memang tingkah laku tersebut meru-pakan tingkah laku bermasalah?. Oleh karena itu data tentang masalah yang dialami anak TK menurut guru dan orangtua ini akan dikaji dalam tiga hal, yaitu (1) apakah masalah tersebut merupakan tingkah laku wajar dari anak TK ? (2) apakah perilaku itu kelihatannya wajar tetapi berpotensi menjadi tingkah laku bermasalah? (3) ataukah tingkah laku itu merupakan tingkah laku bermasalah? Berikut ini akan dibahas satu contoh masalah sosial yang dialami anak TK menurut guru dan orangtua, yaitu:
  • 4. Masalah sosial yang dominan dialami anak TK menurut guru dan orangtua adalah (1) “egois”, misalnya berfikir dan berbicara tentang diri sendiri, (2) “perilaku sok kuasa”, misalnya menang sendiri, mengatur teman, (3)” bertengkar”, misalnya sering berselisih pendapat dalam kelompok, (4) “negativisme”, misalnya memberikan perlawanan dalam bentuk fisik, seperti menyepak dan memukul teman, membantah tidak mau ikut kelompok, dan (5) “agresif”, misalnya menyepak dan memukul teman. Masalah-masalah tersebut dikaji atas tingkah laku wajar, tingkah laku potensial ke arah tingkah laku bermasalah, dan tingkah laku bermasalah. Uraian berikut berisi pembahasan tentang pengkajian tingkah laku yang dimaksud. Tingkah laku wajar Masalah sosial yang dialami anak TK menurut guru dan orangtua pada dasarnya tergolong tingkah laku yang wajar, sebagai seorang anak yang sedang tumbuh dan berkembang, dan ingin menonjolkan sifat keakuannya, misalnya anak bertingkah laku berfikir dan berbicara tentang diri sendiri, menang sendiri, mengatur teman , merupakan perwujudan dari sifat Egocentrisme. Hampir semua anak kecil bersifat egocentrikdalam arti bahwa mereka cenderung berfikir dan berbicara tentang diri mereka sendiri. Apakah kecenderungan ini akan hilang, menetap atau akan berkembang semakin kuat bergantung pada tiga hal. Pertama seberapa kuat keinginan anak untuk diterima secara sosial, kedua pengetahuan mereka tentang cara memperbaiki perilaku, dan ketigakemampuan intelektual yang semakin berkembang yang memungkinkan pemahaman hubungan antara perilaku mereka dengan penerimaan sosial (Hurlock, 1978). Tingkah laku yang potensial ke arah tingkah laku bermasalah Bila tingkah laku anak yang “wajar” saat ini tidak mendapat bimbingan dan pengarahan dari orang dewasa, terutama guru dan orangtua, tingkah laku tersebut potensial berkembang ke arah tingkah laku bermasalah, misalnya anak berfikir dan berbicara tentang dirinya sendiri, menang sendiri, sering berselisih pendapat dalam kelompok, menyepak dan memukul teman. Bila tingkah laku tersebut berkembang dalam diri anak ke arah yang negatif, akan berpotensi menjadi tingkah laku ber- masalah, misalnya anak menjadi orang yang tidak bisa menghargai hak orang lain, bertindak semena-mena terhadap orang lain dan main hakim sendiri. Bila temuan penelitian dikaitkan dengan peri-laku remaja sekarang, misalnya “tawuran”, “narget anak SD”, “bolos”, dan bahkan telah menjurus pada perilaku amoral atau asusila, perilaku tersebut bersumber dari pola asuh negatif. Perilaku remaja yang lebih mementingkan diri sendiri, tidak mem- perhatikan kerugian orang lain merupakan perilaku yang jauh sekali dari sasaran pembentukan kepribadian yang dikehendaki. Tingkah laku bermasalah Tingkah laku anak TK menurut guru dan orangtua dapat dikategorikan sebagai tingkah laku bermasalah, karena mengganggu kegiatan kelas. Misalnya anak selalu mau menang sendiri, kalau tidak dituruti dia akan mengamuk, memukul dan menyepak temannya, kelas menjadi terganggu. Tingkah laku tersebut adalah tingkah laku yang menyimpang dari standar yang diterima secara umum, dan diperlukan teknik-teknik khusus untuk menanganinya (Detyen&Detyen, 1963). Beberapa teknik membimbing tingkah laku sosial anak kearah yang positif adalah memberikan kesem-patan kepada anak sebanyak mungkin untuk (1) membuat dan mengambil keputusan, serta memilih kegiatan yang sesuai dengan keinginanya, dan (2) memecahkan masalah dalam interaksi sosial seperti bagaimana cara mengajak teman dalam bermain (Barr, 1958). Tingkah laku anak dikatakan berma-salah, karena tingkah laku tersebut dapat meru-gikan diri anak baik masa sekarang, maupun masa yang akan datang. Suatu tingkah laku dikate-gorikan sebagai tingkah laku bermasalah, ditandai oleh tiga ciri-ciri, yaitu: (1) sesuatu yang tidak disukai adanya, (2) ingin segera dihilangkan (3) dan mendatangkan kesulitan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang (Prayitno, 1994).
  • 5. Tingkah laku anak dikatakan sebagai tingkah laku bermasalah apabila memenuhi kategori sebagai berikut, yaitu: (1) konflik dengan orang lain, misalnya anak mengelami kesulitan berhu-bungan dengan orangtua, guru dan teman sebaya, (2) konflik dengan diri sendiri, (3) kurang infor-masi tentang diri, (4) kekurangan informasi tentang lingkungan, dan (5) masalah kurang keterampilan (Robert, 1997). Implikasi bagi Bimbingan dan Konseling di TK Layanan bimbingan dan konseling di TK ber-tujuan untuk membantu anak TK mencapai tugas-tugas perkembangannya sebagai anak. Layanan bimbingan konseling di TKmenfasilitasi perkem-bangan dan pertumbuhan anak. Anak TK adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Terganggu atau terhambatnya pengembangan potensi anak akan mengakibatkan timbulnya masalah pada anak. Dalam usaha melayani anak TK menghadapi tugas-tugas perkembangan, layanan BK berupaya melakukan berbagai kegiatan pencegahan terhadap sesuatu yang akan menghambat dan merintangi anak dalam mencapai tugas-tugas perkembangan-nya. Begitu juga dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak TK, layanan BK beru-paya mengembangkan semua potensi anak TK secara keseluruhan. Olehkarena itu bimbingan di TK lebih difokuskan pada upaya pencegahan dan pengembangan, sehingga fungsi layanan BK di TK lebih ditekankan pada fungsiPencegahan dan fungsi pengembangan, tanpa mengabaikan fungsi bimbingan yang lain. Fungsi pencegahan dalam layanan BK di TK, yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang menghindarkan anak dari berbagai permasalahan yang akan menganggu, menghambat, atau menim- bulkan kerugian pada dirinya dan masyarakat di masa datang. Kegiatan bimbingan dimaksud seperti bermain peran, modeling, dan bimbingan kelom-pok. Tujuannya, adalah untuk mencegah perilaku anak yang potensial menjadi masalah menjadi perilaku tidak bermasalah di masa datang. Sedang- kan fungsi pengembangan, yaitu kegiatan bim-bingan dan konseling yang akan menghasilkan tersalurkannya berbagai potensi anak TK dalam rangka perkembangan dirinya secara berkelanjutan, misalnya tingkah laku wajar anak TK dapat ber-kembang ke arah perilaku yang lebih wajar lagi. Singkatnya, kegiatan bimbingan di TK lebih dite-kankan pada fungsi pengembangan dan pen- cegahan. Pelaksanaan kegiatan bimbingan di TK dipadukan dengan kegiatan belajar secara kese-luruhan. Pemaduan kegiatan bimbingan di TK, dilakukan guru dengan cara melaksanakan bim-bingan sekaligus melaksanakan kegiatan belajar. Sebagai contoh pada saat guru melakukan kegiatan bimbingan dalam mewujudkan fungsi pencegahan dengan cara bermain peranan, sekaligus tercakup di dalam kegiatan tersebut, pelaksanaan kegiatan be-lajar anak TK dalam pengembangan bidang sosial, moral, disiplin, dan kognitif yang menjadi program pengembangan anak di TK. Satu kegiatan bimbingan di TK dapat ber-fungsi sebagai pengembangan dan pencegahan, misalnya ketika guru melaksanakan kegiatan BK dengan bermain peran bisa mencegah tingkah laku anak yang suka mengambil barang tanpa seizin yang punya. Pada saat bersamaan, kegiatan ber-main peranan dapat mewujudkan fungsi pengem-bangan. Dengan adanya kegiatan bermain peranan, potensi yang dimiliki anak bisa tersalurkan melalui peran yang dilakoni anak. Anak berimajinasi, berkreasi, mengembangkan tingkah laku berani tampil di depan umum. Dengan demikian dalam satu kali kegiatan BK, menjangkau dua fungsi BK, yaitu : fungsi pencegahan bagi anak yang menjadi sasaran layanan, dan fungsi pengembangan bagi anak yang dengan adanya kegiatan bimbingan dapat menyalurkan berbagai potensi dan kreati-vitasnya. Di dalam menerapkan kegiatan bimbingan di TK, seorang guru TK haruslah memperhatikan beberapa saran yang dikemukakan oleh Montesori tentang pembelajaran di TK dengan ciri: singkat, sederhana, objektif. Singkat dimaksudkan penggu-naan kata-kata oleh guru waktu memberi bimbingan, artinya: agar guru menggunakan tutu-ran bahasa sesingkat mungkin, agar membuang kata-kata yang tidak berguna. Sederhana berhu-bungan dengan ciri pertama, artinya guru hen-
  • 6. daknya membuang hal-hal yang bukan merupakan kebenaran. Ini dicapai dengan pemilihan kata- kata sehingga uraian guru menjadi sederhana. Objektif yang dimaksud ialah bahwa dalam memberikan bimbingan guru tidak memasukkan subjektivitas pribadinya. PENUTUP Masalah sosial adalah sebagai berikut (1) “egois”, misalnya (a) berfikir dan berbicara tentang diri sendiri, dan (b) mengatur teman, (2) “perilaku sok kuasa”, misalnya menang sendiri, (3) bertengkar, misalnya sering berselisih pendapat dalam kelompok, (4) “negativisme”, misalnya (a) memberikan perlawanan dalam bentuk fisik, (b) membantah tidak mau ikut kelompok, dan (5) “agresif”, misalnya menyepak dan memukul teman. Selanjutnya, masalah emosional yang dialami anak TK adalah: (1) cemas, misalnya tidak mau berpisah dengan pengantar, (2) pemalu tidak mau berteman, (c) canggung, misalnya memerah muka jika disapa, dan (d) takut, misalnya menam-pakkan ekspresi ketakutan. Masalah moral yang dialami anak TK adalah sebagai berikut (1) berbuat curang, misalnya menipu teman dalam bermain, (2) “berbohong”, misalnya (a) melakukan kebohongan, dan (b) melakukan kecurangan, (3) “mencuri”, misalnya mengambil barang tanpa izin yang punya, dan (4) merusak, misalnya sengaja merusak mainan teman. Masalah perkembangan pengertian yang dialami anak TK adalah sebagai berikut (1) kesulitan memahami perkataan orang, (2) lamban dalam memahami penjelasan/keterangan. Masalah bahasa yang dialami anak di TK adalah adalah sebagai berikut (1) perkembangan bicara yang berada di bawah tingkat perkembangan anak seusianya, (2) berbicara cepat sehingga sulit dimengerti, dan (3) memiliki perbendaharaan kata yang relatif sedikit dibandingkan teman seusianya. Masalah-masalah anak TK sebagaimana dikemukakan guru dan orangtua sebaiknya tidak diterima apa adanya, tetapi perlu dikaji atas dasar apakah masalah tersebut merupakan masalah atau tingkah laku yang wajar, tingkah laku potensial ke arah tingkah laku bermasalah, atau memang ting-kah laku bermasalah. Kesimpulan yang ditemukan adalah pada hakekatnya “masalah” yang dike-mukakan oleh guru dan orangtua merupakan ting-kah laku yang wajar dilakukan oleh seorang anak TK yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, misalnya tingkah laku anak TK yang marah dengan cara menyepak. Tingkah laku yang dilakukan anak TK tersebut akan berpotensi menjadi tingkah laku bermasalah bila tidak menda-pat arahan dan bimbingan dari orang tua/guru TK. Selanjutnya apabila tingkah laku ini selalu ditam-pilkan anak, maka tingkah laku ini akan mengarah menjadi tingkah laku bermasalah. Implikasi Masalah Temuan Penelitian Bagi Bimbingan Dan Konseling: Adanya masalah yang dialami oleh anak TK mempunyai implikasi bagi BK, terutama fungsi pengembangan dan pencega-han. Tiga kegiatan bimbingan yang bisa diterapkan di TK adalah Bermain Peran, Modelling, dan Bimbingan Kelompok. Ketiga kegiatan tersebut dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran oleh guru TK. DAFTAR RUJUKAN Barr. A.J. 1958. The elementary teacher and guidance.New York: Henry Holt Company Belkin, G. S. 1975. Practical counseling in the schools. Dubuque, Iowa : William C . Brown Company Publishers Berry, E. (1979). Guidance and counseling in the elementary school: Its theoretical base. Personnel and Guidance Journal. June, 513-520 Berry. J.O. 1987. A program for training teachers as counselors of parent of children with disabilities. Journal of Counseling and Development, Vol. 65. 508-509. Depdikbud. 1994. Kurikulum taman kanak-kanak: garis-garis besar proram pengembangan (GBPP). Jakarta : Diperbanyak oleh Dirjen PDM Depdikbud.
  • 7. Depdikbud. 1994. Program kegiatan belajar mengajar taman kanak-kanak: Pedoaman kegiatan belajar mengajar. Jakarta : Diperbanyak oleh Depdikbud Detyen, E.W., dan Detyen, M.F. 1963. Elementary school guidance. New York: McGraw. Hill Book Company, INC. Havigurst, .J. 1980. Social and developmental psychology: trends influencing the future counseling. The Personal and Guidance Journal. Januari. Hal: 328-333. Hurlock, E.B. 1978. Child development. Sixth edition. New Delhi : McGraw- Hill Publishing Company, Ltd. Prayitno, dkk. 1994. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas Robert, C. 1997. Menumbuhkan kecerdasan moral pada anak. (Alih bahasa: T. Hermaya) . Jakarta : PT. Gramedia. Shertzer, B. & Stone, S.C. 1981. Fundamental of Gudance. Boston: HMC Thomson, C.L. Rudolph, L.B. 1983. Counseling chidren. Monterey, California: Brooks/Cole publishing Company. Masalah anak usia dini merupakan hal yang umum terjadi. Semua orang tua dalam interaksinya dengan anak, merasa ada permasalahan yang dianggap kurang sesuai pada tingkah laku anaknya. Penilaian permasalahan anak usia dini ini seperti kenakalan, susah diatur, susah belajar, susah konsentrasi dan lain-lain. Ada dua faktor yang menyebabkan masalah pada anak usia dini. Yaitu faktor dari orang tua sendiri dan fakfor dari anak. Kedua faktor ini saling mempengaruhi, bahkan dapat memperparah permasalahan anak jika seorang orang tua tidak dapat menempatkan diri pada tempat yang tepat dalam menangai masalah anak usia dini. Faktor dari orang tua yang menyebabkan permasalahan anak usia dini antara lain: 1. Kurangnya pengetahuan tentang perkembangan anak 2. Kurang sabar dalam mendidik dan melatih anak 3. Orang tua yang kurang perhatian 4. Orang tua terlalu over protective (terlalu memperhatikan hal-hal yang kecil) 5. Bias dalam penilaian 6. Orang tua kurang memberikan support dan rasa penerimaan yang cukup terhadap anak 7. Kondisi keluarga yang tidak mendukung perkembangan anak (sering terjadi percekcokan antara ayah dan ibu yang langsung di perhatikan oleh anak). 8. Keluarga yang broken home (anak dari keluarga bercerai) Faktor-faktor diatas bahkan bisa menjadi penyebab timbulnya permasaahan pada anak usia dini. Bisa di bayangkan, bagaimana pengaruh orang tua terhadap perilaku anak yang memang sudah mengalami masalah. Hal ini bisa memperparah keadaan anak. Seorang anak yang pada mulanya di lihat baik-baik saja, tetapi beberapa hari/bulan kemudian memunculkan perilaku yang bermasalah, seorang orang tua harus cepat tanggap
  • 8. terhadap permasalahan tersebut. Masalah perilaku pada anak yang menyimpang biasanya akan mudah di selesaikan/dihilangkan jika orang tua cepat menanganinya. Apa ciri-ciri perilaku anak bermasalah? Sebenarnya, ciri-ciri perilaku anak yang bermasalah sangat luas, dan secara feeling (perasaan), orang tua sudah mengetahui jika ada sesuatu perilaku yang bermasalah pada anaknya. Dibawah ini diberikan ciri-ciri umum yang biasa dialami oleh anak. Seorang orang tua harus mendeteksi secepatnya permasalahan tingkah laku anak jika ciri-ciri tersebut timbul sebelum muncul tingkah laku yang menyimpang lainnya yang jauh lebih besar dan susah di selesaikan. Ciri-ciri anak yang bermasalah (di kutip dari http://www.timothywibowo.com): Susah diatur dan diajak kerja sama Hal yang paling sering tampak adalah anak akan membangkang, akan semaunya sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu. pada fase ini anak sangat ingin memegang kontrol. Mulai ada “pemberontakan” dari dalam dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah memahaminya dan kita sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang. Kurang terbuka pada pada Orang Tua Saat orang tua bertanya “Gimana sekolahnya?” anak menjawab “biasa saja”, menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka. Aneh bukan? Ini adalah ciri ke 2, nah pada saat ini dapat dikatakan figure orang tua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua gang, pacar, dll). Saat ini terjadi kita sebagai orangtua hendaknya mawas diri dan mulai menganti pendekatan kita. Menanggapi negatif Saat anak mulai sering berkomentar “Biarin aja dia memang jelek kok”, tanda harga diri anak yang terluka. Harga diri yang rendah, salah satu cara untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah mencari pijakan, sama saat harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikkan harga diri kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah terlatih melakukan itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci sukses di masa depan anak. Menarik diri Saat anak terbiasa dan sering Menyendiri, asyik dengan dunianya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini kita sebagai orangtua sebaiknya segera melakukan upaya pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi seorang anak? Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa adanya, dimengerti – semengertinya dan sedalam-dalamnya. Menolak kenyataan
  • 9. Pernah mendengar quote seperti “Aku ini bukan orang pintar, aku ini bodoh”, “Aku ngga bisa, aku ini tolol”. Dan biasanya kasus ini (menolak kenyataan) berasal dari proses disiplin yang salah. Contoh: “masak gitu aja nga bisa sih, kan mama da kasih contoh berulang- ulang”. Menjadi pelawak Suatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena ulahnya dan anak tersebut merasa senang. Jika ini sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembali ke tempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan penerimaan dari teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada. Karena anak tersebut tidak mendapatkan rasa diterima dirumah, ENIS-JENIS PERMASALAHAN ANAK DAN PENANGANAN A. ASPEK EMOSIONAL Penakut Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah, angin topan, dll. Cara menanganinya dengan melalui kegiatan aktifitas dengan penuh tantangan agar anak bebas dari rasa takutnya selain itu juga dapat pula dilakukan untuk Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian Agresif Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung melukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki. Cara menanganinya dengan melalui : Bermain peran Belajar mengenal perasaan Belajar berteman melalui permainan beregu Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik Pemalu Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang, akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
  • 10. Cara menanganinya dengan melalui : Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangkan Belajar bergabung melalui permainan Mengajar cara mulai berteman Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok B. ASPEK BAHASA Berbohong  melakukan kebohongan  melakukan kecurangan, Cara menanganinya : Ajarkan nilai-nilai moral yang berlaku di lingkungan melalui cerita pendek yang dapat dengan mudah dipahami dan diingat oleh anak Anda. Berikan umpan balik tentang dampak perilaku bohong anak Anda terhadap dirinya dan orang lain. Jelaskan pada anak Anda tentang bagaimana cara Anda mengetahui dengan pasti ketika Ia berbohong, sehingga anak Anda akan sadar atas perbuatannya dan berusaha untuk tidak mengulanginya kembali. Cari tahu penyebab kenapa anak Anda berbohong, apakah Ia sedang ingin mendapatkan perhatian orang lain, untuk menghindari rasa malu atau menghindari hukuman, dan sebagainya agar dapat mencegah munculnya perilaku berbohong anak di kemudian hari. Mencuri dalam hal ini mengambil barang tanpa izin yang punya Merusak, ditampilkan dalam bentuk tingkah laku sengaja merusak mainan teman. Cara menanganinya dengan Sikap tegas akan membuat anak tak ingin melanggar aturan. Sedangkan sikap galak hanya membuat anak takut. Katakan apa yang tidak boleh dilakukan dengan nada bicara yang tidak menekan dan jelas, sehingga anak dapat memahaminya dengan baik. Hindari kata-kata negatif seperti “Jangan” atau “Tidak boleh”. Lebih baik gunakan kalimat positif, mencuri dan merusak mainan teman itu tindakan yang yang dilarang oleh Allah, dan berdosa. Allah tidak menyukai anak yang suka berbuat dosa. C. ASPEK BAHASA Berbahasa merupakan keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Untuk anak usia TK, keterampilan yang diutamakan adalah mendengar dan berbicara. Masalah berbahasa yang dialami anak usia Taman Kanak-kanak berawal dari ketidakmampuan mendengar dan memahami bahasa lisan yang diucapkan orang-orang di sekelilingnya. Permasalahan tersebut salah satunya juga disebabkan berbedanya budaya di sekitar kita yang tidak membiasakan orang untuk mengekspresikan perasaannya karena hal itu dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. Kebudayaan tersebut mengakibatkan anak-anak kita tidak mampu mampu mengutarakan isi hatinya dengan kalimat-kalimatnya.
  • 11. Cara menanganinya dengan melalui pemberian bahasa pertama yakni bahasa ibu,pada masa fase bayi,dimana bahasa ini anak mudah mengenal bahasa,dimana anak dapat mendengar dan mudah memahami bahasa lisan.ketika anak sudah bisa mengenal dan paham arti bahasa ibunya, maka perkenalkanlah bahasa budaya sekitar sedikit-demi sedikit,agar anak tidak kacau dalam berbahasa. kemudian bicaranya juga belum jelas serta ada juga yang mengalami masalah gagap. Ketidakmampuan anak dalam berbahasa sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak pada tahap perkembangan selanjutnya yang bisa dimungkinkan juga mempengaruhi hubungan sosial mereka dengan orang lain. Cara menanganinya : Gagap bicara pada anak bisa diatasi dengan Usahakan saat bicara posisi kita sejajar dengan anak, dalam suasana tenang dan santai, sabar mendengarkan dia bicara, dan jangan terlalu memperhatikan kegagapannya, Menenangkan hati anak, Membiarkan anak memakai tangan kirinya untuk melakukan semua aktivitasnya, Jangan memotong pembicaraan anak sewaktu anak belum selesai berbicara walaupun bicaranya terputus-putus, Melakukan terapi bicara. Kuarang mengerti perkataan orang tua dan guru Cara menangani : Memahami Anak Sebagai Pribadi yang Berkembang,Memahami anak sebagai pribadi yang berkembang yang dimaksudkan di sini adalah setiap anak mempunyai tahapan demi tahapan dalam berkembang. Sudah tentu, tahapan perkembangan anak sangat berbeda dengan cara berpikir dan memahami segala sesuatu yang dimiliki orangtuanya. Dalam hal ini, orangtua tidak bisa memaksakan kehendak terhadap anaknya agar mengikuti cara berpikir dan memahami sesuatu sebagaimana orangtuanya. Jika memang orangtuanya menghendaki sang anak melakukan apa yang menjadi harapannya hendaknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan sang anak. D. ASPEK FISIK MOTORIK Malnutrisi (Kurang gizi) Cara menanganinya : Anak yang mengalami malnutrisi akan tampak pada penampilan fisiknya. Dibutuhkan kombinasi antara pengaturan pola makan dan asupan makanan serta kepedulian orang tua untuk melihat adanya tanda- tanda kekurangan gizi pada anak. Dengan pemberian program “4 sehat 5 sempurna”. Obesitas (Kelebihan Berat Badan)
  • 12. Cara menanganinya : Ada banyak faktor yang dapat memicu obesitas, salah satunya adalah faktor keturunan, Jika anak malas bergerak maka lemak akan tertimbun dan membuat tubuh menjadi gemuk. Seiring dengan perkembangan IPTEK anak zaman sekarang cenderung malas bergerak, olah raga juga bukan menjadi kebiasaan hidup mereka. Anak yang mengalami obesitas umumnya memiliki rasa percaya diri yang rendah. Dari faktor kesehatan, obesitas juga memicu berbagai penyakit, seperti darah tinggi dan diabetes. Cara terbaik yang bias dilakukan ialah dengan mengatur pola makan anak dan rajin mengajak anak untuk berolahraga Ketidakmampuan mengatur keseimbangan Cara menaganinya : Anak- anak yang mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya biasanya juga memiliki kesulitan dalam mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya ragu- ragu dan tampak canggung. Masalah pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan dengan sistem vestibular atau sistem yang mengatur keseimbangan di dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani, kesulitan ini akan dibawa terus oleh anak sampai saat mereka sekolah dan akan mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam hal membaca dan menulis. Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik Cara menanganinya : Salah satu perkembangan motorik pada anak yang perlu diperhatikan adalah kemampuan bereaksi yang semakin cepat, koordinasi mata-tangan yang semakin baik, dan ketangkasan serta kesadaran terhadap tubuh secara keseluruhan. Namun, ada anak yang lambat dalam bereaksi. Koordinasi gerakannya juga tampak kacau sehingga sering kali disebut “ceroboh” dan menjadi bahan ejekan temannya. Hal yang menyebabkan masalah tersebut ada 2 yaitu karena anak kurang diberi kesempatan untuk berlatih dan ada kemungkinan anak mempunyai masalah dalam syaraf motoriknya. Untuk alasan yang terakhir ini orang tua perlu mengkonsultasikannya dengan dokter. Belum bisa mewarnai dengan rapi Cara menanganinya : Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah dengan member gambar menarik untuk diwarnai. Biasanya anak akan menyukai kegiatan ini dan bereksperimen dengan menggunakan berbagai macam warna yang disediakan.bagi beberapa anak pekerjaan mewarnai memang bukan pekerjaan yang menyenangkan. Apalagi jika hasilnya dibandingkan dengan temannya yang lebih bagus. Hal yag perlu diperhatikan yaitu jika anak enggan untuk mewarnai, cobalah melatih kesabarannya dalam menyelesaikan satu pekerjaan hingga tuntas, sebelum beralih ke pekerjaan lain. E. ASPEK KOGNITIF
  • 13. Anak tidak mampu memahami prespektif atau cara berpikir orang lain (egosentris), seperti ketika menggambar anak menunjukkan gambar ikan dari sudut pengamatannya. Cara menanganinya dengan melalui pemberian obyek yang nyata pada anak karena anak masih berfikir secara abstrak. Anak belum mampu berpikir kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian, seperti anak tidak mampu menjawab alasan mengapa menyusun balok seperti ini dll. Cara menangani : Berpikir kritis, menjadi kebutuhan individu sejak dini agar mereka mampu menjalani segalanya secara benar. Berpikir kritis adalah kemampuan dan kesediaan untuk membuat penilaian terhadap berbagai pernyataan dan mengambilkan keputusan yang didasarkan pada alasan dan fakta yang memiliki dukungan yang baik, bukan berdasarkan emosi atau anekdot. Berfikir kritis itu bisa muncul dari seseorang yang selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tanpa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi seseorang tak akan pernah bisa berfikir kritis. Karena pada dasarnya berpikir kritis itu adalah suatu cara untuk memberdayakan ketrampilan atau strategi kognitif dalam mencapai tujuan tertentu.maka dari itu para guru dan orang tua memberikan pejelasan,manfaat maupun tujuan pada anak mengenai obyek yang dibuatnya sendiri.agar anak lebih mudah paham tentang obyek yang dibuatnya. Anak sulit berimajinasi Cara Menangani : upaya seorang guru Taman kanak-kanak untuk mengatasi anak yang sulit berimajinasi pada saat menggambar. Strategi yang diterapkan guru tersebut anatara lain: memberikan kebebasan kepada anak untuk menggambar sesuatu sesuai dengan minat anak, mengajak anak keluar kelas, kemudian meminta anak untuk bercerita dan menggambarkan apa yang ditemukan di lapangan.