Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang mencakup pengertian, tujuan, dan tindakan-tindakan dasar seperti Bantuan Hidup Dasar (BHD), patah tulang, keracunan, dan luka bakar.
2) Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah dasar dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar (
2. PENGERTIAN PERTOLONGAN
PERTAMA
• Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera
kepada penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang
memerlukan penanganan “medis dasar”.
• Medis dasar yaitu suatu tindakan perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang
terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan
sertifikat yang dimiliki oleh pelaku pertolongan pertama.
• Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali
tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih
dalam penanganan medis dasar.
3. TUJUAN
menyelamatkan jiwa korban
meringankan penderitaan mereka
mencegah cedera tidak semakin parah atau cacat
mempertahankan daya tahan korban hingga pertolongan yang
lebih baik dapat diberikan
5. PENDAHULUAN
•Basic Trauma Cardiac Life Support
Resusitasi = membangunkan lagi
1950-an : resusitasi nafas buatan (Safar & Elam)
• 1960-an : resusitasi KJL (Kouwenhoven)
• Lembaga Kajian Keperawatan Indonesia - LKKI
• 1961 : nafas buatan + KJL (Safar)
6. LANJUTAN..
• Basic Trauma Cardiac Life Support
Th 1950 : Peter Safar memperkenalkan nafas
• mulut ke mulut, bidan meresusitasi neonatus
Th 1960 : Kouwenhoven dkk
• memperkenalkan kompresi dada
Selanjutnya Peter Safar memperkenalkan
• PERKEMBANGAN RJP
•kombinasi keduanya, sebagai dasar RJP
•“ YANG DIBUTUHKAN HANYA 2 TANGAN “
7. LANJUTAN ..
Pengertian Gawat Darurat :
• Keadaan dimana seseorang sangat membutuhkan pertolongan yang
c e p a t dan t e p a t agar terhindar dari bahaya kematian
Tujuan Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat :
• Mencegah terjadinya infeksi, kecacatan dan kematian
Sikap dan Tindakan Penolong :
• - T e n a n g
• - Perhatikan keadaan sekitar ( tempat, sebab, cuaca, medan )
• - Perhatikan keadaan penderita ( kesadaran, perdarahan, dll )
• - Menolong dengan C e p a t dan T e p a t
9. RESUSITASI
Pengertian :
Merupakan bantuan hidup dasar untuk mengembalikan fungsi vital tubuh (
Henti Napas / Henti Jantung ) yang mengalami kegagalan sehingga dapat
terhindar dari kematian.
Disebut juga Resusitasi Jantung Paru ( RJP )
•
Tahapan Resusitasi secara “ ABC “ :
• - A i r w a y ( Penguasaan Jalan Napas )
• - B r e a t h i n g ( Bantuan Pernapasan )
• - C i r c u l a t i o n ( Bantuan Peredaran Darah )
10. AIRWAY
Pengertian :
Jalan napas mulai hidung / mulut sampai paru - paru
Cara Evaluasi Airway :
• - Mengajak bicara
• - Dengarkan kelainan suara napas
• - Buka mulut adakah benda asing, kotoran,
• muntahan, darah, gigi palsu ?
Catatan Khusus :
• Hati - hati pada kasus patah tulang leher, penanganan Airway dilakukan
setelah memasang bidai leher ( Collar Neck )
11. LANJUTAN ..
Penanganan Sumbatan Airway :
• - Bersihkan benda asing di mulut
• - Lakukan “ Triple Airway Manuver “
• 1. Mendongakkan kepala ( Hiperekstensi )
• 2. Dorong dagu ke depan ( Jaw Thrust )
• 3. Angkat rahang bawah ( Chin Lift )
• - Kepala dimiringkan / letakkan pada posisi mantap
• - Cari pertolongan / bawa ke rumah sakit
12. BREATHING
Pengertian :
• Proses pernapasan
• ( Inspirasi / Ekspirasi )
Cara evaluasi Breathing :
• - Mengajak bicara
• - Melihat gerakan dada / perut
• - Mendengarkan suara napas
• - Mendekatkan punggung tangan pada mulut korban
• - Mendekatkan pipi penolong pada mulut korban
• - Mendekatkan kaca / cermin pada mulut korban
13. Tanda gangguan Breathing :
• - Kelainan Napas
• - Sesak
• - H e n t i N a p a s
Penanganan gangguan Breathing :
• - Kendorkan seluruh ikatan / pakaian
• - N a p a s B u a t a n :
• 1. Mouth to mouth
• 2. Mouth to nose
• - Cari pertolongan / bawa ke rumah sakit
14. PATAH TULANG
Pengertian :
• Kerusakan jaringan tulang akibat ruda paksa dari luar tubuh
Tanda - tanda patah tulang :
- Bengkak
- Perdarahan bawah kulit
- Nyeri lokal, bertambah nyeri bila digerakkan
- Gerakan tulang terbatas
- Adanya kelainan bentuk ( bengkok, berputar, memendek )
- Adanya gerak yang abnormal
- Teraba geseran ujung tulang yang patah
- Terlihat ujung tulang yang patah menembus kulit
15. Macam - macam Patah Tulang :
1. Patah tulang tertutup
Tulang yang patah tidak berhubungan dengan dunia luar
2. Patah tulang terbuka
Tulang yang patah berhubungan dengan dunia luar
Penanganan Patah Tulang :
- Reposisi
Mengembalikan tulang yang patah ke posisi semula
- Fiksasi dan Imobilisasi
Membuat ruas tulang yang patah tidak bergerak ( Membidai )
- Rehabilitasi
Mengembalikan fungsinya seperti semula
16. LUKA BAKAR
Penyebab :
• Oleh karena panas atau sengatan listrik
Tanda - tanda luka bakar :
• - Kulit memerah
• - Kulit melepuh ( berisi cairan jernih hingga merah )
• - Kerusakan jaringan dibawah kulit ( otot, tulang )
Penanganan :
• - Dinginkan ( air, kompres dingin )
• - Beri cairan ( minum atau infus )
• - Bawa ke rumah sakit
21. KERACUNAN
Sebab - sebab keracunan :
• - Makanan / minuman yang beracun
• - Makanan / minuman kaleng
Tanda - tanda keracunan :
• - Mual, muntah dan mencret
• - Pusing, keringat dingin
• - Sesak, jantung berdebar
• - Bisa menyebabkan kematian
Penanganan :
• - Beri penangkal racun ( susu, air kelapa, norit )
• - Bawa ke rumah sakit
23. D= DANGER !!
• Is it safe
• Apakah aman
• What happened
• Apa yang terjadi
• How many
• victims are there
• Berapa jumlah korbaN
• Can bystanders help
• Orang disekitar dapat
membantu?
Once you reach the victim
• Saat menghampiri korban?
24. R = NILAI RESPON PASIEN
•Segera setelah aman
•“apakah anda baik-baik saja?”
•Hati-hati kemungkinan trauma leher
•Jangan pindahkan / mobilisasi pasien bila
tidak perlu
25. Cek RESPONS korban dengan cara
menggoncangkan bahu
LOOK = MELIHAT
LISTEN= MENDENGARKAN
FEEL=MERASAKAN
DURASI WAKTU 10 DETIK
26. CALL FOR HELP
( MINTA TOLONG )
Fungsi :
1. Mencari Bantuan
2. Mencari Saksi buat Penolong
28. •MEMPERBAIKI POSISI KORBAN/ PASIEN.
•MEMPERBAIKI POSISI PENOLONG
Bila pernafasan dan sirkulasi
kembali normal dan korban
tidak diduga memiliki cedera
cervikal
POSISI SISI MANTAP
34. EVALUASI
• Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudin pasien
dievaluasi kembali.
• Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi
dan bantuan nafas dengan rasio 30:2.
• Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien
pada posisi mantap.
• Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan
nafas sebanyak 10- 12 x/menit dan monitor nadi setiap
10 detik.
• Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat
serta nadi teraba, jaga agar jalan nafas tetap terbuka.
35. RJP DIHENTIKAN
1.Kembalinya ventilasi & sirkulasi spontan
2.Ada bantuan yg.> ahli datang menolong.
3.Penolong lelah atau OVER EXHAUSTED.
4.Adanya DNAR
5.Tanda kematian yang irreversibel / Waktu
sudah 30 menit atau lebih
36. RJP TIDAK DILAKUKAN
•DNAR (Do Not Attempt Resuscitation)
•Tanda kematian : rigor mortis, dekapitasi
•Sebelumnya dengan fungsi vital yang sudah sangat
jelek dengan terapi maksimal
•Bila menolong korban akan membahayakan
penolong
37. KOMPLIKASI RJP
–Fraktur iga & sternum,sering terjadi terutama pada
orang tua, RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada
fraktur iga. Fraktur mungkin terjadi bila posisi tangan
salah.
–Pneumothorax, Regurgitasi lambung
–Hemothorax, Perdarahan Intra abdomen
–Kontusio paru
–Laserasi hati dan limpa, posisi tangan yang terlalu
rendah akan menekan procesus xipoideus ke arah heper
(limpa)
–Emboli lemak