SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Perbedaan individual yang ada pada suatu lingkungan baik
keluarga, sekolah atau masyarakat merupakan perbedaan yang dapat
dilihat secara langsung (jika berhubungan dengan fisik) dan ada perbedaan
yang tidak dapat dilihat secara langsung yaitu intelegensi, bakat, serta
psikologis yang terdapat atau yang berada pada diri anak itu sendiri.
Perbedaan individual yang ada pada seseorang yang tidak dapat
dilihat secara langsung, akan tetapi dapat dilihat atau dipahami ketika
melakukan suatu pengamatan secara lebih mendalam. Setiap individu pada
kenyataannya mempunyai perbedaan meskipun suatu individu tersebut
berada atau berasal dari keturunan yang sama (satu keluarga). Individu
tersebut memiliki perbedaan biologis, psikologis serta intelegensi yang
berbeda-beda.
Intelegensi, psikologis dan perbedaan biologis yang dimiliki oleh
seorang individu dan menjadi ciri khas yang dimilikinya sebagai pembeda
diantara yang lainnya. Perbedan-perbedaan tersebut dapat terjadi
dikarenakan beberapa faktor yaitu keturunan dari individu itu sendiri yang
akan mewariskan sifat yang ia miliki kepada anaknya ketika terjadinya
pembelahan sel. Faktor lain yang juga berpengaruh dalam perbedaan
individual yang terjadi adalah faktor lingkungan, meskipun faktor bawaan
mempunyai pengaruh yang cukup besar, akan tetapi faktor lingkunganlah
yang justru akan memperkuat atau melemahkan intelegensi, psikologis
atau perbedaan yang ada pada suatu individu.
Salah satu perbedaan individual adalah intelegensi, intelegensi
sering diartikan dengan kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang. Akan
tetapi sama seperti perbedaan individualnya yang lain intelegensi juga
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
Seorang anak yang terlahir dengan pandai atau genius juga tidak akan
menjadi pandai serta genius atau meningkatkan kepandaiannya tersebut
2
jika lingkungan yang ada disekitar anak tersebut tidak mendukung untuk
anak atau individu tersebut menjadi genius.
Kecerdasan yang berkaitan dengan intelegensi yang dimiliki oleh
seseorang sangat berkaitan erat dengan prestasi yang dimilikinya. Anak
atau suatu individu yang memiliki kecerdasan rendah cenderung memiliki
prestasi belajar yang rendah pula. Dapat dilihat perbedaan intelegensi
antara satu anak dengan anak yang lain melalui nilai-nilai pembelajaran
yang dihasilkan atau tugas-tugas yang dihasilkannya. Sedangkan anak
yang mempunyai intelegensi tinggi justru mempunyai prestasi yang sangat
tinggi dibandingkan dengan anak atau individu yang mempunyai prestasi
rendah.
Perbedaan intelegensi telah banyak menjadi perhatian besar dari
para peneliti. Hal tersebut juga dikarenakan intelegensi yang dimiliki oleh
seseorang akan berkaitan dengan hasil pembelajaran atau hasil dari proses
belajar yang ada pada suatu individu dalam hal ini berkaitan dengan
prestasi yang ditunjukkannya. Bahkan saat ini juga telah diketahui bahwa
intelegensi yang dimiliki oleh seseorang saat ini juga bersifat sementara
karena intelegensi sesorang tersebut selalu berubah terhadap waktu.
Sehingga perbedaan intelegensi seseorang yang ada dalam suatu
kelompok dengan adanya intelegensi yang tinggi dan intelegensi yang
rendah tidak dapat langsung beranggapan bahwa intelegensi yang dimiliki
oleh seseorang akan selalu permanen dan mencoba melakukan suatu
diskriminasi terhadap orang atau individu yang mempunyai intelegensi
yang rendah, karena perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh seseorang
dapat berubah karena intelegensi dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
2. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah yaitu:
a. Mengetahui penyebab perbedaan intelegensi seseorang.
b. Beberapa masalah yang berkaitan dengan perbedaan intelegensi.
c. Memahami dampak penyebab perbedaan intelegensi.
3
B. Pembahasan
Intelegensi pada kenyataannya diartikan sebagai kecerdasan yang dimiliki
oleh seseorang. Seseorang yang mengetahui banyak hel serta dapat memilih
tindakan yang baik dengan memperhatikan sekitarnya dapat dikatakan sebagai
orang yang mempunyai intelegensi. Tiap individu mempunyai intelegensi yang
berbeda yang dikarenakan faktor eksternal serta faktor internal yang
mempengaruhi intelegensi yang dimiliki oleh seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi seseorang dengan yang lain
yaitu pembawaan, pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang
dibawa sejak lahir. Batas kesanggupannya yakni dapat memecahkan suatu soal,
pertama-tama ditentukan oleh pembawaan yang ada pada suatu individu. Suatu
individu ada yang pintar dan ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan
pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada1.
Dengan adanya pembawaan atau faktor keturunan dari orangtua, karena
itulah perbedaan dapat terjadi. Orangtua akan menurunkan bakat yang ia miliki
yang dalam hal ini adalah pewarisan sifat. Hal tersebut dapat terjadi karena
ketika terjadinya fertilisasi kromosom orangtua dari masing-masing suatu
individu akan bertemu, 23 kromosom ayah dan kromosom ibu akan bertemu.
Kemudian terbentuklah untaian DNA yang kemudian akan membawa setengah
dari sifat induknya. Sifat yang dibawa induknya tersebut dapat berupa sifat
fisik yang dapat dilihat seperti warna kulit, rambut yang mengikal atau lurus.
Sedangkan sifat yang non-fisik tersebut dapat berupa bakat serta sifat yang
dimiliki oleh orangtuanya dan akan diturunkankan kepada keturunannya.
Ada beberapa “ilmu semu” lain yang memercayai bahwa sifat atau watak,
bahkan nasib sudah ditentukan sejak lahir dan bisa diketahui melalui beberapa
cara, seperti Frenologi (dengan mengukur tengkorak kepalanya), Palmistri
(melalui garis-garis pada telapak tangannya) dan Astronologi (dengan
memperhitungkan peredaran bintang)2.
1 M. Dalyono, Kemampuan dan Intelegensi, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal 188.
2 Sarlito W. Sarwono, PengantarPsikologi Umum, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hal 165.
4
Berdasarkan kenyataannya sifat seseorang akan diturunkan oleh
keturunannya, akan tetapi sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang tersebut
kenyataannya tidak dapat ditentukan melalui beberapa ilmu semu tersebut.
Sifat atau intelegensi seseorang faktanya hanya dapat dilihat atau dipahami
ketika individu tersebut memecahkan suatu masalah dan dinilai sebagai suatu
penyelesaian yang efektif, serta mengetahui banyak hal yang umumnya jarang
untuk diketahui.
Faktor yang mempengaruhi intelegensi yang kedua adalah kematangan,
tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Anak-anak tak
dapat memecahkan soal-soal itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ
tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk melakukan mengenai
soal itu. Kematangan berhubungan erat dengan umur3.
Dalam hal ini dapat diartikan bahwa kematangan diartikan sebagai
kemampuan organ untuk melakukan fungsinya masing-masing. Kematangan
dalam hal ini berkaitan dengan tingkat kedewasaan yang dimiliki oleh suatu
individu. Karena telah diketahui bahwa seorang anak-anak ketika menghadapi
suatu masalah ia cenderung belum dapat menentukan pilihan yang benar
meskipun mempunyai intelegensi yang tinggi. Sedangkan seseorang yang telah
dewasa akan dapat menentukan pilihan yang benar karena organnya telah
mampu menjalankan fungsinya dengan tepat. Sehingga intelegensi juga sangat
dipengaruhi oleh kematangan yang dimiliki oleh suatu individu.
Sedangkan faktor intelegensi yang ketiga yaitu pembentukan, yang
merupakan segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi. Dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja
(seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja
(pengaruh alam sekitar)4.
3 M. Dalyono, Kemampuan dan Intelegensi, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal 188.
4 Ibid.
5
Pembentukan dalam pengertian tersebut dapat diartikan sebagai
pembentukan kepribadian serta pembentukan intelegensi. Intelegensi sangat
berkaitan erat dengan pembentukan kepribadian. Orang yang mempunyai
intelegensi tinggi pastinya mempunyai kepribadian yang baik pula. Sedangkan
orang yang mempunyai intelegensi rendah juga mempunyai kepribadian yang
buruk pula, menurut saya hal tersebut disebabkan pandangan mengenai
bagaimana intelegensi tersebut juga diwujudkan.
Pembentukan kepribadian yang sengaja sebagai contoh suatu individu
yang umunya malas untuk menyelesaikan tugas, dan kemudian mendapatkan
suatu hukuman maka dikarenakan hukuman tersebut ia akan berusaha untuk
mengubah kepribadiannya dari yang malas menjadi tidak malas lagi, dengan
individu tersebut menjadi pribadi yang tidak malas lagi maka intelegensinya
pun juga akan berubah. Karena intelegensi dapat diwujudkan melalui prilaku
yang sangat berkaitan dengan pembentukan kepribadian. Hal tersebut tidak
hanya berpengaruh pada faktor yang disengaja saja, tetapi begitupun faktor
yang tidak sengaja juga seperti faktor alam.
Faktor lain yang mempengaruhi intelegensi adalah minat dan pembawaan
yang khas, minat akan mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat
dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar. Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap
dunia luar itu, lama kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu. Apa yang
diminati seseorang akan lebih baik lagi dan lebih giat lagi5.
Dalam hal ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa minat yang ada akan
membantu suatu individu untuk mampu menjadi lebih baik lagi. Individu yang
mempunyai intelegensi tinggi akan tetapi pada suatu pembelajaran ia tidak
mempunyai minat atau dorongan untuk mampu memahaminya, maka
intelegensi yang telah dimiliki tidak dapat berkembang untuk menjadi lebih
baik lagi. Sedangkan seseorang yang mempunyai intelegensi rendah akan tetapi
5 Ibid, hal 189.
6
ia mempunyai kemauan atau minat terhadap suatu pembelajaran maka dengan
adanya kemauan atau minat tersebut akan mengirim sinyal-sinyal positif
kepada otak untuk dapat memahaminya sehingga dengan adanya suatu
pemahaman akan mengakibatkan intelegensi yang dimiliki oleh seseorang
tersebut juga akan bertambah.
Minat merupakan suatu hal yang sangat utama dibutuhkan dalam suatu
pembelajaran karena jika tanpa minat maka pembelajaran tidak akan mudah
dipahami serta intelegensi yang dimiliki juga tidak akan bertambah tanpa
adanya minat yang dimiliki oleh seseorang. Karena minat cukup berpengaruh
terhadap intelegensi oleh karena itulah terjadinya perbedaan intelegensi antara
individu yang satu dengan individu yang lain juga disebabkan ada atau
tidaknya minat serta besar atau kecilnya minat yang ada dalam diri suatu
individu itu sendiri.
Minat, adanya minat terhadap objek yang akan dipelajari mendorong
erupakaorang untuk mempelajari sesuatu dan mencapai hasil belajar yang
maksimal. Karena minat merupakan komponen psikis yang berperan
mendorong seseorang untuk meraih tujuan yang diinginkan, sehingga ia
bersedia melakukan kegiatan berkisar objek yang diminati6.
Dari beberapa faktor tersebut pada kenyataannya saling berikatan satu
sama lain. Intelegensi seseorang pada kenyataannya tidak dapat langsung
ditentukan hanya satu faktor saja, karena intelegensi adalah kecerdasan secara
total yang diwujudkan melalui prilaku suatu individu dalam menghadapi suatu
persoalan yaitu bagaimana cara memecahkan suatu persoalan dengan langkah
yang efektif dan dinilai dengan baik. Intelegensi tidak dapat hanya langsung
ditentukan dengan pembawaan yang dibawanya saja, akan tetapi kematangan
mengenai bagaimana menyikapi suatu persoalan juga sangat dibutuhkan untuk
mengetahui intelegensi serta akan mempengaruhi intelegensi suatu individu.
Pembentukan serta minat juga tidak akan pernah terlepas dengan adanya
intelegensi, karena dengan adanya keempat hal tersebut maka terlahirlah suatu
6 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan,Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hal 59.
7
intelegensi yang dimiliki oleh setiap individu, baik dalam intelegensi yang
rendah maupun intelegensi yang cukup tinggi.
Perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh suatu individu hendaknya tidak
dipandang dalam sisi kepintarannya saja. Anak-anak yang memiliki suatu
intelegensi yang rendah dalam hal belajar tidak bisa dikatakan sebagai anak
yang bodoh. Anak tersebut kemungkinan mempunyai hal-hal yang berbeda
atau mempunyai kecerdasan yang berbeda dengan anak yang lain. Bukankah
kecerdasan seorang individu tersebut ada banyak jenis.
Sehingga perbedaan intelegensi yang terdapat dalam suatu kelas dimana
terdapat individu yang mempunyai intelegensi yang cerdas dengan individu
yang mempunyai intelegensi yang tinggi biarlah dijadikan sebagai suatu
dinamika yang perlu dipahami. Tingkatan intelegensi seseorang memang
sangat dibutuhkan akan tetapi saya rasa sebagai seorang calon guru yang baik
hendaklah melihatnya sebagai suatu hal yang perlu dipahami dan mencoba
untuk menaikkan serta meningkatkan intelegensi yang dimiliki oleh suatu
individu. Sehingga tes intelegensi yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan
intelegensi yang terdapat dalam suatu individu tidak perlu dilakukan. Seorang
guru untuk mengetahui perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh sesorang tidak
harus melauli tes kecerdasan atau tes IQ.
Jika dipandang dalam sisi positif tes IQ berguna untuk mengetahui tingkat
kecerdasan para individu, sehingga dapat memberikan cara yang tepat untuk
meningkatkan intelegensi individu yang rendah untuk menjadi individu yang
mempunyai intelegensi yang tinggi. Akan tetapi jika dinilai dalam pandangan
yang negatif pengelompokkan intelegensi yang adal dalam suatu kelompok
justru akan menciptakan adanya suatu diskriminasi serta rasa minder dalam diri
seorang individu ketika mengetahui intelegensi yang dimilikinya merupakan
intelegensi yang rendah.
Karena telah diketahui ada banyak jenis sifat manusia yang ada di dunia
ini, ada seorang individu yang menganggap kenyataan sebagai sesuatu yang
harus diterima dan menjadi lebih baik lagi sedangkan individu yang lainnya
memandang bahwa suatu kenyataan adalah suatu harga mati yang harus
8
diterimanya dan tidak dapat beurubah lagi sehingga ketika seorang anak yang
mempunyai sifat kedua ini mengetahui tingkat intelegensi yang dimilikinya
maka minatnya atau kemauannya untuk dapat mengerti suatu pembelajaran
akan berkurang serta menarik diri dan menganggap dirinya mempunyai dan
selamanya akan berintelegensi yang rendah.
Oleh karena itulah untuk mengetahui perbedaan intelegensi yang dimiliki
oleh suatu individu cukup melalui hasil dari tugas-tugas yang dikerjakan oleh
individu itu sendiri. Dengan tugas-tugas yang telah dikerjakannya maka dapat
diketahui sejauh mana intelegensi individu tersebut, tanpa individu tersebut
mengetahui tingkat intelegensinya dan memberikan cara untuk meningkatkan
intelegnsi yang dimiliki oleh individu yang mempunyai intelegensi yang
rendah. Bukankah telah diketahui melalui faktor-faktor yang mempengaruhi
intelegensi bahwa intelegensi suatu individu akan berubah bergantung waktu,
seorang yang mempunyai intelegensi rendah dapat saja menjadi seseorang
yang mempunyai intelegensi yang tinggi.
Tes intelegensi memiliki beberapa kelemahan, maka menurut Muhibbin
Syah (2005), kebenaran hasil tes IQ tidak usah dipercayai secara penuh karena
dua alasan pokok. Pertama, kemungkinan hasil yang diperoleh dipengaruhi
oleh situasi dan kondisi pada saat tes dilakukan, seperti kesehatan, motivasi,
dan alat tes yang digunakan. Kedua, karena perkembangan kemampuan anak
yang berbeda-beda menyebabkan sebagian anak mungkin belum mampu untuk
menyelesaikan tes yang diberikan sehingga hasil yang diberikan kurang
memuaskan7.
Intelegensi dapat berubah sepanjang waktu. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa intelegensi berubah sebanyak 28 point atau antara usai 2,5
tahun hingga 17 tahun, bahkan sepertujuh dari siswa dapat berubah hingga 40
point (MCCal, Appelbaum & Hogarty, dalam Eggen dan Kauchak, 1997).
Perubahan ini dimungkinkan karena ada faktor-faktor yang memengaruhinya8.
7 Ibid, hal 95.
8 Ibid, hal 99.
9
Beberapa ahli selalu melakukan penelitian mengenai perbedaan individual
terutama perbedaan intelegensi yang terdapat dalam diri suatu individu.
Perbedaaan intelegensi menjadi topic perbnincangan yang sangat hangat. Hal
tersebut disebabkan karena intelegensi yang ada dalam diri seseorang akan
mempengaruhi hasil belajar. Akan tetapi masih banyak para ahli yang bingung
mengenai kaitan antar faktor yang mempengaruhi intelegensi suatu individu.
Akankah faktor pembawaaan atau hereditas yang dimiliki suatu individu serta
faktor lingkungan yang mempunyai atau yang sangat dominan mempengaruhi
intelegensi seseorang.
Meski sebagian besar ahli telah sependapat bahwa faktor yang
memengaruhi perkembangan intelegensi adalah faktor genetic dan lingkungan.
Akan tetapi, mereka tetap berbeda pendapat tentang berapa banyak yang
disumbangkan oleh masing-masing faktor atau sejauh mana faktor-faktro
tersebut berpengaruh. Menurut sebagian ahli, faktor yang paling dominan
adalah faktor pembawaan. Hal tersebut dapat dipahami karena orang yang
terlahir dengan intelegensi rendah tidak mungkin dititngkatkan meski dengan
lingkungan dan teknik pendidikan sebaik apapun. Akn tetapi faktor lingkungan
juga berperan penting, karena seorang anak yang terlahir sebagai jenius bila
tidak mendapat pengasuhan dan pendidikan yang kaya makna tidak akan
menjadi jenius9.
Akan tetapi, tidak hanya terlepas pada hal mengenai faktor pembawa sifat
dominannya saja. Hal yang ikut juga berpengaruh adalah hasil dari belajar itu
sendiri yang kemudian akan mempengaruhi dengan prestai yang dimiliki oleh
suatu individu. Individu yang mempunyai intelegensi yang rendah cenderung
memiliki prestasi belajar yang rendah pula, sedangkan individu yang
mempunyai prestai belajar yang tinggi pasti memiliki intelegensi yang tinggi
pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa intelegensi yang dimiliki akan
berbanding lurus dengan prestasi belajar yang dimiliki oleh seseorang.
9 Ibid, hal 100.
10
Peneleitian-penelitian tentang konsepsi perbedaan individual yang banyak
dilakukan diantaranya adalah perbedaan intelegensi, dan bagaimana
perbedaaan dalam intelegensi tersebut dapat mempengaruhi pada perbedaaan
prestasi. Menurut Gustafson & Undheim (dalam Berliner & Calfee, 1996),
hubungan antara perbedaan intelegensi dengan belajar dan pembelajaran
tercakup pada tiga bagian mayor yaitu pada bagian input, proses dan output.
Fleishman (dalam Berliner & Calfee, 1996) meringkas bahwa penemuan-
penemuan dari penelitian tentang hubungan antara kemampuan dan kognitif
dengan perolehan keterampilan dan akan menyimpulkan bahwa kemampuan
intelektual umum (intelegensi) sangat berkolerasi dengan kinerja tugas awal,
sedang kemampuan intelektual khusus lebih berkolerasi dengan kinerja dalam
latihan10.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa intelegensi berpengaruh
dalam prestasi belajar terutama dalam proses belajar yang mengandalkan
bagian terpentingnya yaitu proses input yang dalam hal ini adalah proses untuk
menerima pelajaran dan kemudian menyimpan pembelajaran atau pemahaman
yang didapatkan dalam suatu memori, terutama dibutuhkan penyimpanan
memori pada longterm memory ketika penyimpanan memori terjadi inilah
yang disebut dengan proses pada salah satu bagian mayor belajar. Sedangkan
proses yang terakhir adalah proses output, dimana pembelajaran atau
pemahaman yang telah disimpan dalam memori dikeluarkan lagi atau
diungkapkan kembali. Semakin suatu individu mampu dengan baik
mengungkapkan kembali suatu pembelajaran yang ia pahami maka dapat
dikatakan bahwa individu tersebut mempunyai suatu intelegensi yang tinggi.
Intelegensi adalah kemampuan untuk mengolah lebih jauh lagi hal-hal
yang diamati. Kemampuan ini terdiri atas dua jenis yaitu kemampuan umum
dan kemampuan khusus. Kemampuan khusus adalah kemampuan dalam
bidang-bidang tertentu. L.L Thurstone (1887-1955), seorang pakar psikometri
(ilmu tentang pengukuran psikologi), dengan teknik statistik yang dinamakan
10 Ibid, hal 166.
11
“analisis faktor”, menentukan tujuh kemampuan mental dasar, yaitu
pemahaman lisan, kefasihan kata-kata, kemampuan angka-angka, penglihatan
ruang, ingatan asosiatif, kecepatan persepsi dan penalaran11.
Disamping kemampuan khusus, terdapat kemampuan umum. Kemampuan
umum ini mendasari kemampuan-kemampuan khusus, tetapi bukan merupakan
kumpulan, gabungan atau penjumlahan kemampuan khusus belaka, melainkan
merupakan kualitas tersendiri. Dua orang yang sama cerdasnya, dapat menjadi
ahli dalam dua bidang yang berbeda, misalnya yang seorang menjadi ahli ilmu
pasti dan yang lain menjadi ahli bahasa. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh
pengalaman, minat dan kesempatan pada tiap-tiap orang itu. Jadi, dua orang
yanng kemampuan umumnya kira-kira setaraf, dapat mengembangkan
kemampuan-kemampuan khusus yang berbeda12.
Intelegensi setiap individu yang bersifat khusus pada suatu bidang
merupakan hasil dari korelasi individu itu sendiri untuk meningkatkan
intelegensinya melalui latihan-latihan yang ada. Sementara itu intelegensi yang
bersifat umum merupakan intelegensi awal yang dierima suatu individu
melalui tugas awalnya dengan tugas awal yang telah ada individu tersebut akan
melatih dirinya sehingga terbentuklah intelegensi secara khusus tersebut. Salah
satu hal tersebutlah yang menyebabkan intelegensi seseorang berbeda juga
dikarenakan intesitas seseorang untuk melatih atau mengkhususkan
intelegensinya sehingga memiliki kemampuan yang bersifat khusus diantara
individu yang lain.
Sering terlihat perbedaan kemampuan pikir anak-anak dan para lansia.
Untuk menghafalkan suatu hal, anak-anak tidak mengalami kesulitan sama
sekali. Sebaliknya para lansia mengalami kesulitan. Pada saat lain, ketika ada
persoalan yang perlu dipecahkan dan memerlukan informasi-informasi yang
telah didapat sebelumnya justru para lansia bisa mengerjakannya. Gejala yang
11 Sarlito W. Sarwono, PengantarPsikologi Umum, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hal 165.
12 Ibid.
12
kemudian ini dijelaskan melalui dua jenis intelegensi yaitu fluid intelligence
dan crystallized intelligence13.
Yang disebut dengan fluid intelligence adalah kemampuan proses
informasi secara cepat, hubungan berpikir dan ingatan dalam bentuk analogi,
mengingat rangkaian angka dan kategorisasi. Sementara crystallized
intelligence adalah kempuan akumulasi informasi, keterampilan-keterampilan
dan strategi yang telah dipelajari selama hidup dan dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah14.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa intelegensi
sangat berkaitan dengan kemampuan untuk menyimpan suatu informasi yang
telah didapatkannya. Anak-anak mempunyai kemampuan untuk dapat
mengingat suatu informasi dengan baik karena memori sangat berkaitan erat
dengan usia manusia, ketika seseorang bertambah tua maka cara kerja otakpun
juga mengalami kemunduran dalam mengingat suatu hal. Akan tetapi anak-
anak hanya bisa dapat mengingat informasi tersebut dengan baik saja tanpa
dapat memecahkan suatu masalah secara efektif.
Sedangkan para lansia dapat memecahkan masalah karena faktor yang
mempengaruhi intelegensi yaitu kematangan telah sempurna dimilikinya dan
telah banyak memiliki pengalaman terhadap suatu masalah. Anak-anak tidak
dapat memecahkan suatu masalah karena belum memiliki kematangan yang
merupakan bagian dari fakor yang mempengaruhi inteligensi.
Tidak hanya berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi suatu
inteligensi, maupun perbedaan kemampuan intelegensi dalam hal kemampuan
yang bersifat umum maupun kemampuan yang bersifat khusus. Perbedaan
intelegensi juga faktanya masih penuh dengan banyak kebingungan, berikut
beberapa pandangan yang masih diperbincangkan saat ini dan masih
dipertanyakan kebenarannya. Apakah intelegensi seseorang juga bergatung
atau berkaitan dengan beberapa hal tersebut atau tidak.
13 Ibid, hal 163.
14 Ibid. hal 164.
13
Perbedaan tingkat intelegensi seseorang yang bergantung kelas sosial
akankah mempengaruhi intelegensi suatu individu. Fakta yang lebih aktual
menjawab masalah tersebut. Fakta tersebut diambil dari C. Burt dalam
laporannya yang berjudul The Evidence for The concept of Inteligence “Efek
kumulatif ditandai perbedaan dalam kecerdasan rata-rata dari kelas sosial yang
berbeda. Dengan demikian IQ rata-rata anak-anak dari profesional dan
administrasi kelas hegker adalah 120, bahwa anak-anak dari jajaran tenaga
kerja tidak terampil hanya 92”15.
Berdasarkan dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa benar
intelegensi seseorang akan sangat bergantung pada tingkat kelas sosial
seseorang. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi dikarenakan mempunyai
kelas sosial yang tinggi sedangkan orang yang mempunyai intelegensi yang
rendah dikarenakan berada pada tingkat kelas sosial yang juga rendah pula.
Individu yang berada pada kelas sosial rendah tidak dapat memberikan apa
yang dapat diberikan oleh individu yang berada pada tingkat kelas yang tinggi.
Hal tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan yang diberikan oleh individu
yang berada pada tingkat kelas sosialnya. Individu yang berada pada tingkat
kelas sosial yang tinggi justru akan memberikan pendidikan serta penanaman
pendidikan yang lebih baik serta lebih tinggi dibandingkan individu yang
berada pada tingkat kelas sosial yang rendah.
Sedangkan beberapa ahli telah berusaha memperoleh fakta mengenai
hubungan antara berbagai kelompok jabatan dengan intelegensi yang dimiliki
oleh seseorang. Diketahui bahwa jabatan merupakan salah satu wujud
kesempatan lingkungan bagi manusia untuk mengembangkan diri dan
melestarikan kehidupannya.
Akankah tingkat-tingkat intelegensi anak berhubungan dengan tingkat-
tingkat intelegensi orang tua mereka. Jika kita berbicara mengenai tingkat
intelegensi yang diturunkan oleh orantuanya kepada anaknya, maka yang
dibahas dalam hal ini adalah faktor intelegensi yang berkaitan dengan
15 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan,Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal 149.
14
pewarisan sifat yang diturunkan oleh orangtua kepada anaknya. Anak akan
mewarisi tingkat intelegensi yang dipunyai oleh orangtuanya dan akan
mengembangkan intelegensi yang dimiliki olehnya tersebut.
Scheinfeld menyatakan bahwa “Anda mungkin telah memulai kehidupan
dengan gen yang cenderung membuat Anda menjadi orang yang brilian, tapi
penyakit, kemiskinan, nasib sial atau kemalasan terus Anda dari mendapatkan
pendidikan. Anak-anak Anda akan dilahirkan dengan persis perlengkapan
mental yang sama seperti yang Anda telah peroleh” . Tingkat intelegensi anak,
disamping ditentukan oleh hereditas dari orang tua juga oleh stimulasi dari
orangtuanya. Dengan kata lain, orangtua mewariskan intelegensi tidak hanya
melalui hereditas tetapi dapat juga melalui “material justification”16.
Suatu anak kembar yang mnearik adalah tentang anak-anak kembar identik
yang pada awal hidupnya dipisah tempat dengan lingkungan yang berbeda.
Suatu kasus dua orang sanak perempuan kembar identik, yang satu hanya
mampu bersekolah mencapai dua tahun sekolah saja, sedangkan yang lainnya
mampu melanjutkan pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi.
Berdasarkan penelitian, ternyata orang-orang yang ber-IQ tinggi cenderung
lebih sehat jasmaninya, dan pertumbuhannya pun lebih subur bila
dibandingkan dengan orang-orang yang IQ-nya lebih rendah17.
Artinya orangtua akan mewariskan sifat yang dimilikinya termasuk
intelegensi yang ada pada dalam dirinya. Dan akan sangat berpengaruh namun
tidak dalam setiap kasus intelegensi akan sangat dipengaruhi oleh hereditas.
Akan tetapi hal tersebut justru berbeda ketika dilakukan penelitian tentang bayi
kembar yang harusnya mempunyai IQ yang sama karena berasal dari satu
family akan tetapi lingkunganlah yang akan membantunya untuk berkembang.
Sedangkan kondisi tubuh yang baik dan dapat dikatakan bahwa kondisi
tubuh yang tidak mengalami kecacatan akan mempunyai suatu intelegensi yang
jauh berbeda dengan yang mempunyai kondisi jasmani yang baik. Sebagai
contohnya yaitu anak yang mempunya kekurangan dalam indra
16 Ibid, hal 153.
17 Ibid, hal 156.
15
pendengarannya pastinya mempunyai kesulitan untuk mendengarkan serta
memahami suatu materi pelajaran dengan baik. Ketika anak tersebut tidak
mampu untuk mendengar apa yang dibicarakan oleh gurunya kemungkinan
anak tersebut akan mempunyai intelegensi yang buruk. Karena belajar
membutuhkan adanya indra yang baik. Jika salah satu indra mengalami
gangguan maka proses belajarpun juga akan mengalami gangguan karena hal
tersebut.
Ketika proses belajar terganggu maka intelegensi seorang anak tersebut
juga akan mengalami kemunduran dan prestasi yang ditujukan sebagai
perwujudan intelegensi yang dimiliki oleh suatu individu juga mengalami
pemerosotan. Pertanyaan juga meliputi perbedaan tingkat intelegensi yang
dipengaruhi oleh jenis kelamin, akankah jenis kelamin antara wanita dan pria
juga mempengaruhi intelegensi yang ada pada dirinya.
Dari tes-tes yang telah diberikan, wanita terutama berkelebihan dalam hal
mengerjakan tes-tes yang mneyangkut penggunaan bahasa, hafalan-hafalan,
reaksi estetika serta masalah-masalah sosial. Dilain pihak laki-laki
berkelebihan dalam penalaran abstrak, penguasaan matematik, mekanika atau
structural skills. Akan tetapi tidak dapat langsung dikatakan hal tersebut
dikarenakan faktor lingkungan.
Selama terdapat perbedaan antara wanita dan pria baik dari psikis maupun
latihan, pengalaman serta pola hidup kebutuhan dan minatnya. Kita tidak dapat
langsung mengatakan bahwa laki-laki memiliki intelegensi yang lebih rendah
atau lebih tinggi dari wanita begitupun untuk mengatakan tentang wanita.
Sehingga perbedaan intelegensi yang ada antara wanita dan pria dikembalikan
lagi kepada faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi suatu individu itu
sendiri. Sedangkan intelegensi itu sendiri dapat ditingkatkan dengan latihan
serta intelegensi yang dimiliki suatu individu dapat berubah, hal tersebut
kembali lagi kepada individu entah pria maupun wanita.
Sama halnya bila dibandingkan dengan jenis kelamin intelegensi suatu
individu akan kembali lagi kepada individu itu sendiri. Ketika suatu individu
dibandingkan dengan orang yang berasal dari ras dan kebangsaan lain akan
16
memiliki suatu intelegensi yang juga berbeda, dengan orang laian yang berbeda
ras dengannya.
Berdasarkan tes intelegensi yang pernah diadakan, dulu orang-orang
Negro dianggap lebih bodoh daripada orang-orang kulit putih. Hal ini memang
boleh terjadi ketika perbedaan warna kulit masih dipersoalkan secara tajam.
Dalam perkembangan selanjutnya, yaitu setelah orang-orang Negro
memperoleh banyak kesempatan luas di bidang pendidikan, ternyata 25% dari
mereka mempunyai IQ yang lebih tinggi dari rata-rata IQ orang kulit putih.
Bahkan tinggi mencapai 140-15018.
Berdasarkan pendapat serta penelitian tersebut dapat ditarik suatu
kesmpulan bahwa ras serta kebangsaan akan mempengaruhi intelegensi suatu
individu, karena hal tersebut masih berhubungan dengan fakor hereditas yang
diwariskan oleh orangtuanya selaku keturunan dari suatu ras. Akan tetapi ras
yang pada awalnya memiliki suatu intelegensi yang rendah justru dapat
ditingkatkan intelegensinya ketika diberi kesempatan dalam bidang pendidikan
ia mempunyai IQ yang lebih tinggi daripada orang yang berkulit putih. Dalam
kasus tersebut ketidakmampuan dalam hal kelas sosial yaitu untuk
memberikam pendidikan yang layak yang menyebabkan orang Negro
mempunyai intelegensi yang lebih rendah.
Menurut para psikologi dari Universitas Lowa, intelegensi pada anak-anak
yang masih muda mengalami peningkatan secara materiil apabila mereka
sebelumnya telah memiliki pengalaman belajar yang menstimulasi aktivitas-
aktivitas berlatih seperti yang diberikan dalam pendidikan kanak-kanak.
Penelitian-penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Prof. Irving Lorge (1945)
dari Universitas Colombia menunjukkan bahwa IQ seseorang berhubungan
dengan tingkat pendidikannya . Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
semakin tinggi pula skor IQnya19.
Hal tersebut didasarkan karena lamanya latihan yang dalam hal ini adalah
proses belajar selama tingkat pendidikan. Ketika tingkat pendidikan seseorang
18 Ibid, hal 158.
19 Ibid, hal 154.
17
telah semakin tinggi maka ia akan mengetahui banyak hal yang sebelumnya ia
tidak ketahui. Ketika pengetahuannya bertambah seiring bertambahnya tingkat
pendidikan, maka intelegensi individu tersebut juga akan mengalami
peningkatan dari keadaannya semula. Namun apakah intelegensi akan
mempengaruhi prestasi belajar, jawabannya adalah ya.
Menurut Ackerman, proses perolehan ini tersusun dari tiga fase yang
masing-masing membutuhkan kemampuan intelektual yang berbeda-beda yaitu
fase kognitif, asosiatif, dan otonomi. Fase kognitif melibatkan pemahaman
tentang tuntutan tugas seperti aturan dan tujuan tugas, strategi yang tepat dan
sebagainya. Pada fase asosiatif pembelajar menempatkan secara bersama
urutan kognitif yang tepat dan prose motorik yang dituntut untuk melaksanakan
tugas20.
Perbedaan intelegensi juga akan mempengaruhi adanya perbedaan prestasi
yang dihasilkan oleh setiap individu. Individu yang mempunyai intelegensi
yang tinggi cenderung akan mempunyai hasil prestasi yang tinggi pula.
Sedangkan individu yang mempunyai intelegensi yang rendah justru
mempunyai prestasi yang rendah. Karena hal tersebut berkaitan dengan proses
belajar yang ketiga yaitu proses output. Indvidu yang mempunyai intelegensi
tinggi cenderung akan dapat menyampaikan serta mengulang kembali semua
pelajaran yang ia pahami dengan baik. Sedangkan indivdu yang mempunyai
intelegensi yang rendah tidak mampu untuk mengulang serta mengungkapkan
kembali hasil dari pemahaman yang ia telah pelajari dengan baik. Karena itula
ia memiliki hasil belajar yang buruk.
20 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan,Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hal 166.
18
C. Penutup
1. Kesimpulan
Perbedaan intelegensi merupakan suatu perbedaan yang disebabkan
oleh faktor keturunan serta faktor lingkungan. Kedua faktor tersebut untuk
mendukung suatu intelegensi tinggi yang dimiliki oleh suatu individu
hendaknya saling mendukung satu sama lain. Karena kenyataannya seorang
anak yang terlahir dengan genius Karen membawa faktor keturunan yang
diturunkan oleh orangtuanya tidak akan menjadi genius apabila lingkungan
tempat anak tersebut tidak mendukung sifat genius yang telah dimilikinya.
2. Saran
Perbedaan intelegensi yang ada hendaknya tidak dijadikan sebagai
suatu hal yang akan mempengaruhi kehidupan, karena kenyataannya
intelegensi juga dapat berubah. Sebagai calon guru yang baik hendaknya
menanggapi perbedaan intelegensi yang ada dalam diri seseorang dengan
bijaksana dan mencari cara untuk meningkatkan intelegensi seseorang
dengan cara yang terbaik.

More Related Content

What's hot

Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Psikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTPsikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTNabilahazhar5
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudAgung Andi Nurul Patta
 
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanVivia Maya Rafica
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaismailirhasanie
 
Multiple intelligence (kecerdasan majemuk)
Multiple intelligence (kecerdasan majemuk)Multiple intelligence (kecerdasan majemuk)
Multiple intelligence (kecerdasan majemuk)Dk Rakhman
 
Presentasi Multiple intelligence
Presentasi Multiple intelligencePresentasi Multiple intelligence
Presentasi Multiple intelligenceKunchoro Aji Putra
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi pptMelz Mutz
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
 
Teori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustavTeori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustavImam Suaydi
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportWulandari Rima Kumari
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1elmakrufi
 
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Fauziah Mahir
 
Psikologi individual
Psikologi individualPsikologi individual
Psikologi individualNaeya Hasbi
 
Pertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig KlagesPertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig KlagesVivia Maya Rafica
 
Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
Psikologi sebagai bagian dari ilmu faalPsikologi sebagai bagian dari ilmu faal
Psikologi sebagai bagian dari ilmu faalMercu Buana University
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiTita Sobandi
 

What's hot (20)

Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Psikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORTPsikologi individu ALLPORT
Psikologi individu ALLPORT
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
 
Tes bakat
Tes bakatTes bakat
Tes bakat
 
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakartaSelf & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
Self & self esteem kelompok 11 psikologi sosial, univ mercu buana jakarta
 
Henry murray
Henry murrayHenry murray
Henry murray
 
Multiple intelligence (kecerdasan majemuk)
Multiple intelligence (kecerdasan majemuk)Multiple intelligence (kecerdasan majemuk)
Multiple intelligence (kecerdasan majemuk)
 
Presentasi Multiple intelligence
Presentasi Multiple intelligencePresentasi Multiple intelligence
Presentasi Multiple intelligence
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi ppt
 
Kepribadian makhluk manusia
Kepribadian makhluk manusiaKepribadian makhluk manusia
Kepribadian makhluk manusia
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
Teori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustavTeori kepribadian menurut carl gustav
Teori kepribadian menurut carl gustav
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
 
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
 
Psikologi individual
Psikologi individualPsikologi individual
Psikologi individual
 
Pertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig KlagesPertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig Klages
 
Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
Psikologi sebagai bagian dari ilmu faalPsikologi sebagai bagian dari ilmu faal
Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiii
 

Viewers also liked (20)

Bbb 15 chegando.. fotos coleção enrico picciotto
Bbb 15 chegando..  fotos coleção enrico picciottoBbb 15 chegando..  fotos coleção enrico picciotto
Bbb 15 chegando.. fotos coleção enrico picciotto
 
Encuestas Coyuntura, Estudios y Análisis
Encuestas Coyuntura, Estudios y AnálisisEncuestas Coyuntura, Estudios y Análisis
Encuestas Coyuntura, Estudios y Análisis
 
Especial dia da mulher 5
Especial dia da mulher 5Especial dia da mulher 5
Especial dia da mulher 5
 
DrettmanYachts_final
DrettmanYachts_finalDrettmanYachts_final
DrettmanYachts_final
 
Correio
CorreioCorreio
Correio
 
OnsetDesigns
OnsetDesignsOnsetDesigns
OnsetDesigns
 
Especial café
Especial caféEspecial café
Especial café
 
Programa back to black 01.10
Programa back to black 01.10Programa back to black 01.10
Programa back to black 01.10
 
PG diploma in tax practice
PG diploma in tax practicePG diploma in tax practice
PG diploma in tax practice
 
Aws mtv
Aws mtvAws mtv
Aws mtv
 
Grade 12 results
Grade 12 resultsGrade 12 results
Grade 12 results
 
Laura Hardacre - Minuteman Newspaper June 2015
Laura Hardacre - Minuteman Newspaper June 2015Laura Hardacre - Minuteman Newspaper June 2015
Laura Hardacre - Minuteman Newspaper June 2015
 
Drood
DroodDrood
Drood
 
Diploma SBC Manteiga
Diploma SBC ManteigaDiploma SBC Manteiga
Diploma SBC Manteiga
 
Colgate Reference letter
Colgate Reference letterColgate Reference letter
Colgate Reference letter
 
Oportunidade de páscoa no gru airport
Oportunidade de páscoa no gru airportOportunidade de páscoa no gru airport
Oportunidade de páscoa no gru airport
 
Especial halloween
Especial halloweenEspecial halloween
Especial halloween
 
larry reference
larry referencelarry reference
larry reference
 
studia_dizayna
studia_dizaynastudia_dizayna
studia_dizayna
 
El Imperio Fallido (Fragmento)
El Imperio Fallido (Fragmento)El Imperio Fallido (Fragmento)
El Imperio Fallido (Fragmento)
 

Similar to INTELIGENSI INDIVIDU

Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikErik Kuswanto
 
Aziziyah personaliti
Aziziyah personalitiAziziyah personaliti
Aziziyah personalitiEsther Shin
 
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2James Jaimon
 
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudinTd10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudinJenry Saiparudin
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranDedi Yulianto
 
Kesmen F.Psikologis.pptx
Kesmen F.Psikologis.pptxKesmen F.Psikologis.pptx
Kesmen F.Psikologis.pptxssuser6f9c79
 
Pengantar Pendidikan Dasar
Pengantar Pendidikan  DasarPengantar Pendidikan  Dasar
Pengantar Pendidikan DasarMuhammad Sudarbi
 
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusia
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku ManusiaPerkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusia
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Wulan Yulian
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTatimatus Solihah
 
Perkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualPerkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualTohir Haliwaza
 
Keberbakatan
KeberbakatanKeberbakatan
Keberbakatancindrya
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individufara dillah
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individufara dillah
 
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakPengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakDiana Tandjung
 

Similar to INTELIGENSI INDIVIDU (20)

Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Aziziyah personaliti
Aziziyah personalitiAziziyah personaliti
Aziziyah personaliti
 
Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9
 
Study case sem_3
Study case sem_3Study case sem_3
Study case sem_3
 
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
 
Kecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajarKecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajar
 
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudinTd10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
 
SOSiologi dwi.pdf
SOSiologi dwi.pdfSOSiologi dwi.pdf
SOSiologi dwi.pdf
 
Kesmen F.Psikologis.pptx
Kesmen F.Psikologis.pptxKesmen F.Psikologis.pptx
Kesmen F.Psikologis.pptx
 
Pengantar Pendidikan Dasar
Pengantar Pendidikan  DasarPengantar Pendidikan  Dasar
Pengantar Pendidikan Dasar
 
Buletin08012009
Buletin08012009Buletin08012009
Buletin08012009
 
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusia
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku ManusiaPerkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusia
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusia
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Perkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualPerkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektual
 
Keberbakatan
KeberbakatanKeberbakatan
Keberbakatan
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
 
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakPengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
 

More from Al-kimia Esencias Florales (11)

praktikum morfologi tumbuhan
praktikum morfologi tumbuhanpraktikum morfologi tumbuhan
praktikum morfologi tumbuhan
 
Anatomi Aves
Anatomi AvesAnatomi Aves
Anatomi Aves
 
Tissue culture of Nephentes mirabilis and Nephentes ampullaria
Tissue culture of Nephentes mirabilis  and Nephentes ampullariaTissue culture of Nephentes mirabilis  and Nephentes ampullaria
Tissue culture of Nephentes mirabilis and Nephentes ampullaria
 
Bunga sawit
Bunga sawitBunga sawit
Bunga sawit
 
Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang
Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya SekarangSejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang
Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang
 
Tafsir Hadist
Tafsir HadistTafsir Hadist
Tafsir Hadist
 
Administrasi humas pendidikan ii
Administrasi humas pendidikan iiAdministrasi humas pendidikan ii
Administrasi humas pendidikan ii
 
Riwayat Hidup Kyai yang Berjasa di Palembang
Riwayat Hidup Kyai yang Berjasa di PalembangRiwayat Hidup Kyai yang Berjasa di Palembang
Riwayat Hidup Kyai yang Berjasa di Palembang
 
Phylum Annelids
Phylum AnnelidsPhylum Annelids
Phylum Annelids
 
Elaeis guineensis
Elaeis guineensisElaeis guineensis
Elaeis guineensis
 
Phylum Annelida
Phylum AnnelidaPhylum Annelida
Phylum Annelida
 

Recently uploaded

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

INTELIGENSI INDIVIDU

  • 1. 1 A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Perbedaan individual yang ada pada suatu lingkungan baik keluarga, sekolah atau masyarakat merupakan perbedaan yang dapat dilihat secara langsung (jika berhubungan dengan fisik) dan ada perbedaan yang tidak dapat dilihat secara langsung yaitu intelegensi, bakat, serta psikologis yang terdapat atau yang berada pada diri anak itu sendiri. Perbedaan individual yang ada pada seseorang yang tidak dapat dilihat secara langsung, akan tetapi dapat dilihat atau dipahami ketika melakukan suatu pengamatan secara lebih mendalam. Setiap individu pada kenyataannya mempunyai perbedaan meskipun suatu individu tersebut berada atau berasal dari keturunan yang sama (satu keluarga). Individu tersebut memiliki perbedaan biologis, psikologis serta intelegensi yang berbeda-beda. Intelegensi, psikologis dan perbedaan biologis yang dimiliki oleh seorang individu dan menjadi ciri khas yang dimilikinya sebagai pembeda diantara yang lainnya. Perbedan-perbedaan tersebut dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor yaitu keturunan dari individu itu sendiri yang akan mewariskan sifat yang ia miliki kepada anaknya ketika terjadinya pembelahan sel. Faktor lain yang juga berpengaruh dalam perbedaan individual yang terjadi adalah faktor lingkungan, meskipun faktor bawaan mempunyai pengaruh yang cukup besar, akan tetapi faktor lingkunganlah yang justru akan memperkuat atau melemahkan intelegensi, psikologis atau perbedaan yang ada pada suatu individu. Salah satu perbedaan individual adalah intelegensi, intelegensi sering diartikan dengan kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang. Akan tetapi sama seperti perbedaan individualnya yang lain intelegensi juga dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan. Seorang anak yang terlahir dengan pandai atau genius juga tidak akan menjadi pandai serta genius atau meningkatkan kepandaiannya tersebut
  • 2. 2 jika lingkungan yang ada disekitar anak tersebut tidak mendukung untuk anak atau individu tersebut menjadi genius. Kecerdasan yang berkaitan dengan intelegensi yang dimiliki oleh seseorang sangat berkaitan erat dengan prestasi yang dimilikinya. Anak atau suatu individu yang memiliki kecerdasan rendah cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah pula. Dapat dilihat perbedaan intelegensi antara satu anak dengan anak yang lain melalui nilai-nilai pembelajaran yang dihasilkan atau tugas-tugas yang dihasilkannya. Sedangkan anak yang mempunyai intelegensi tinggi justru mempunyai prestasi yang sangat tinggi dibandingkan dengan anak atau individu yang mempunyai prestasi rendah. Perbedaan intelegensi telah banyak menjadi perhatian besar dari para peneliti. Hal tersebut juga dikarenakan intelegensi yang dimiliki oleh seseorang akan berkaitan dengan hasil pembelajaran atau hasil dari proses belajar yang ada pada suatu individu dalam hal ini berkaitan dengan prestasi yang ditunjukkannya. Bahkan saat ini juga telah diketahui bahwa intelegensi yang dimiliki oleh seseorang saat ini juga bersifat sementara karena intelegensi sesorang tersebut selalu berubah terhadap waktu. Sehingga perbedaan intelegensi seseorang yang ada dalam suatu kelompok dengan adanya intelegensi yang tinggi dan intelegensi yang rendah tidak dapat langsung beranggapan bahwa intelegensi yang dimiliki oleh seseorang akan selalu permanen dan mencoba melakukan suatu diskriminasi terhadap orang atau individu yang mempunyai intelegensi yang rendah, karena perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh seseorang dapat berubah karena intelegensi dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. 2. Tujuan Adapun tujuan dalam pembuatan makalah yaitu: a. Mengetahui penyebab perbedaan intelegensi seseorang. b. Beberapa masalah yang berkaitan dengan perbedaan intelegensi. c. Memahami dampak penyebab perbedaan intelegensi.
  • 3. 3 B. Pembahasan Intelegensi pada kenyataannya diartikan sebagai kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang yang mengetahui banyak hel serta dapat memilih tindakan yang baik dengan memperhatikan sekitarnya dapat dikatakan sebagai orang yang mempunyai intelegensi. Tiap individu mempunyai intelegensi yang berbeda yang dikarenakan faktor eksternal serta faktor internal yang mempengaruhi intelegensi yang dimiliki oleh seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi seseorang dengan yang lain yaitu pembawaan, pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupannya yakni dapat memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan yang ada pada suatu individu. Suatu individu ada yang pintar dan ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada1. Dengan adanya pembawaan atau faktor keturunan dari orangtua, karena itulah perbedaan dapat terjadi. Orangtua akan menurunkan bakat yang ia miliki yang dalam hal ini adalah pewarisan sifat. Hal tersebut dapat terjadi karena ketika terjadinya fertilisasi kromosom orangtua dari masing-masing suatu individu akan bertemu, 23 kromosom ayah dan kromosom ibu akan bertemu. Kemudian terbentuklah untaian DNA yang kemudian akan membawa setengah dari sifat induknya. Sifat yang dibawa induknya tersebut dapat berupa sifat fisik yang dapat dilihat seperti warna kulit, rambut yang mengikal atau lurus. Sedangkan sifat yang non-fisik tersebut dapat berupa bakat serta sifat yang dimiliki oleh orangtuanya dan akan diturunkankan kepada keturunannya. Ada beberapa “ilmu semu” lain yang memercayai bahwa sifat atau watak, bahkan nasib sudah ditentukan sejak lahir dan bisa diketahui melalui beberapa cara, seperti Frenologi (dengan mengukur tengkorak kepalanya), Palmistri (melalui garis-garis pada telapak tangannya) dan Astronologi (dengan memperhitungkan peredaran bintang)2. 1 M. Dalyono, Kemampuan dan Intelegensi, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal 188. 2 Sarlito W. Sarwono, PengantarPsikologi Umum, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hal 165.
  • 4. 4 Berdasarkan kenyataannya sifat seseorang akan diturunkan oleh keturunannya, akan tetapi sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang tersebut kenyataannya tidak dapat ditentukan melalui beberapa ilmu semu tersebut. Sifat atau intelegensi seseorang faktanya hanya dapat dilihat atau dipahami ketika individu tersebut memecahkan suatu masalah dan dinilai sebagai suatu penyelesaian yang efektif, serta mengetahui banyak hal yang umumnya jarang untuk diketahui. Faktor yang mempengaruhi intelegensi yang kedua adalah kematangan, tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Anak-anak tak dapat memecahkan soal-soal itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk melakukan mengenai soal itu. Kematangan berhubungan erat dengan umur3. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa kematangan diartikan sebagai kemampuan organ untuk melakukan fungsinya masing-masing. Kematangan dalam hal ini berkaitan dengan tingkat kedewasaan yang dimiliki oleh suatu individu. Karena telah diketahui bahwa seorang anak-anak ketika menghadapi suatu masalah ia cenderung belum dapat menentukan pilihan yang benar meskipun mempunyai intelegensi yang tinggi. Sedangkan seseorang yang telah dewasa akan dapat menentukan pilihan yang benar karena organnya telah mampu menjalankan fungsinya dengan tepat. Sehingga intelegensi juga sangat dipengaruhi oleh kematangan yang dimiliki oleh suatu individu. Sedangkan faktor intelegensi yang ketiga yaitu pembentukan, yang merupakan segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di sekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar)4. 3 M. Dalyono, Kemampuan dan Intelegensi, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal 188. 4 Ibid.
  • 5. 5 Pembentukan dalam pengertian tersebut dapat diartikan sebagai pembentukan kepribadian serta pembentukan intelegensi. Intelegensi sangat berkaitan erat dengan pembentukan kepribadian. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi pastinya mempunyai kepribadian yang baik pula. Sedangkan orang yang mempunyai intelegensi rendah juga mempunyai kepribadian yang buruk pula, menurut saya hal tersebut disebabkan pandangan mengenai bagaimana intelegensi tersebut juga diwujudkan. Pembentukan kepribadian yang sengaja sebagai contoh suatu individu yang umunya malas untuk menyelesaikan tugas, dan kemudian mendapatkan suatu hukuman maka dikarenakan hukuman tersebut ia akan berusaha untuk mengubah kepribadiannya dari yang malas menjadi tidak malas lagi, dengan individu tersebut menjadi pribadi yang tidak malas lagi maka intelegensinya pun juga akan berubah. Karena intelegensi dapat diwujudkan melalui prilaku yang sangat berkaitan dengan pembentukan kepribadian. Hal tersebut tidak hanya berpengaruh pada faktor yang disengaja saja, tetapi begitupun faktor yang tidak sengaja juga seperti faktor alam. Faktor lain yang mempengaruhi intelegensi adalah minat dan pembawaan yang khas, minat akan mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu. Apa yang diminati seseorang akan lebih baik lagi dan lebih giat lagi5. Dalam hal ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa minat yang ada akan membantu suatu individu untuk mampu menjadi lebih baik lagi. Individu yang mempunyai intelegensi tinggi akan tetapi pada suatu pembelajaran ia tidak mempunyai minat atau dorongan untuk mampu memahaminya, maka intelegensi yang telah dimiliki tidak dapat berkembang untuk menjadi lebih baik lagi. Sedangkan seseorang yang mempunyai intelegensi rendah akan tetapi 5 Ibid, hal 189.
  • 6. 6 ia mempunyai kemauan atau minat terhadap suatu pembelajaran maka dengan adanya kemauan atau minat tersebut akan mengirim sinyal-sinyal positif kepada otak untuk dapat memahaminya sehingga dengan adanya suatu pemahaman akan mengakibatkan intelegensi yang dimiliki oleh seseorang tersebut juga akan bertambah. Minat merupakan suatu hal yang sangat utama dibutuhkan dalam suatu pembelajaran karena jika tanpa minat maka pembelajaran tidak akan mudah dipahami serta intelegensi yang dimiliki juga tidak akan bertambah tanpa adanya minat yang dimiliki oleh seseorang. Karena minat cukup berpengaruh terhadap intelegensi oleh karena itulah terjadinya perbedaan intelegensi antara individu yang satu dengan individu yang lain juga disebabkan ada atau tidaknya minat serta besar atau kecilnya minat yang ada dalam diri suatu individu itu sendiri. Minat, adanya minat terhadap objek yang akan dipelajari mendorong erupakaorang untuk mempelajari sesuatu dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Karena minat merupakan komponen psikis yang berperan mendorong seseorang untuk meraih tujuan yang diinginkan, sehingga ia bersedia melakukan kegiatan berkisar objek yang diminati6. Dari beberapa faktor tersebut pada kenyataannya saling berikatan satu sama lain. Intelegensi seseorang pada kenyataannya tidak dapat langsung ditentukan hanya satu faktor saja, karena intelegensi adalah kecerdasan secara total yang diwujudkan melalui prilaku suatu individu dalam menghadapi suatu persoalan yaitu bagaimana cara memecahkan suatu persoalan dengan langkah yang efektif dan dinilai dengan baik. Intelegensi tidak dapat hanya langsung ditentukan dengan pembawaan yang dibawanya saja, akan tetapi kematangan mengenai bagaimana menyikapi suatu persoalan juga sangat dibutuhkan untuk mengetahui intelegensi serta akan mempengaruhi intelegensi suatu individu. Pembentukan serta minat juga tidak akan pernah terlepas dengan adanya intelegensi, karena dengan adanya keempat hal tersebut maka terlahirlah suatu 6 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan,Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hal 59.
  • 7. 7 intelegensi yang dimiliki oleh setiap individu, baik dalam intelegensi yang rendah maupun intelegensi yang cukup tinggi. Perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh suatu individu hendaknya tidak dipandang dalam sisi kepintarannya saja. Anak-anak yang memiliki suatu intelegensi yang rendah dalam hal belajar tidak bisa dikatakan sebagai anak yang bodoh. Anak tersebut kemungkinan mempunyai hal-hal yang berbeda atau mempunyai kecerdasan yang berbeda dengan anak yang lain. Bukankah kecerdasan seorang individu tersebut ada banyak jenis. Sehingga perbedaan intelegensi yang terdapat dalam suatu kelas dimana terdapat individu yang mempunyai intelegensi yang cerdas dengan individu yang mempunyai intelegensi yang tinggi biarlah dijadikan sebagai suatu dinamika yang perlu dipahami. Tingkatan intelegensi seseorang memang sangat dibutuhkan akan tetapi saya rasa sebagai seorang calon guru yang baik hendaklah melihatnya sebagai suatu hal yang perlu dipahami dan mencoba untuk menaikkan serta meningkatkan intelegensi yang dimiliki oleh suatu individu. Sehingga tes intelegensi yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan intelegensi yang terdapat dalam suatu individu tidak perlu dilakukan. Seorang guru untuk mengetahui perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh sesorang tidak harus melauli tes kecerdasan atau tes IQ. Jika dipandang dalam sisi positif tes IQ berguna untuk mengetahui tingkat kecerdasan para individu, sehingga dapat memberikan cara yang tepat untuk meningkatkan intelegensi individu yang rendah untuk menjadi individu yang mempunyai intelegensi yang tinggi. Akan tetapi jika dinilai dalam pandangan yang negatif pengelompokkan intelegensi yang adal dalam suatu kelompok justru akan menciptakan adanya suatu diskriminasi serta rasa minder dalam diri seorang individu ketika mengetahui intelegensi yang dimilikinya merupakan intelegensi yang rendah. Karena telah diketahui ada banyak jenis sifat manusia yang ada di dunia ini, ada seorang individu yang menganggap kenyataan sebagai sesuatu yang harus diterima dan menjadi lebih baik lagi sedangkan individu yang lainnya memandang bahwa suatu kenyataan adalah suatu harga mati yang harus
  • 8. 8 diterimanya dan tidak dapat beurubah lagi sehingga ketika seorang anak yang mempunyai sifat kedua ini mengetahui tingkat intelegensi yang dimilikinya maka minatnya atau kemauannya untuk dapat mengerti suatu pembelajaran akan berkurang serta menarik diri dan menganggap dirinya mempunyai dan selamanya akan berintelegensi yang rendah. Oleh karena itulah untuk mengetahui perbedaan intelegensi yang dimiliki oleh suatu individu cukup melalui hasil dari tugas-tugas yang dikerjakan oleh individu itu sendiri. Dengan tugas-tugas yang telah dikerjakannya maka dapat diketahui sejauh mana intelegensi individu tersebut, tanpa individu tersebut mengetahui tingkat intelegensinya dan memberikan cara untuk meningkatkan intelegnsi yang dimiliki oleh individu yang mempunyai intelegensi yang rendah. Bukankah telah diketahui melalui faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi bahwa intelegensi suatu individu akan berubah bergantung waktu, seorang yang mempunyai intelegensi rendah dapat saja menjadi seseorang yang mempunyai intelegensi yang tinggi. Tes intelegensi memiliki beberapa kelemahan, maka menurut Muhibbin Syah (2005), kebenaran hasil tes IQ tidak usah dipercayai secara penuh karena dua alasan pokok. Pertama, kemungkinan hasil yang diperoleh dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pada saat tes dilakukan, seperti kesehatan, motivasi, dan alat tes yang digunakan. Kedua, karena perkembangan kemampuan anak yang berbeda-beda menyebabkan sebagian anak mungkin belum mampu untuk menyelesaikan tes yang diberikan sehingga hasil yang diberikan kurang memuaskan7. Intelegensi dapat berubah sepanjang waktu. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa intelegensi berubah sebanyak 28 point atau antara usai 2,5 tahun hingga 17 tahun, bahkan sepertujuh dari siswa dapat berubah hingga 40 point (MCCal, Appelbaum & Hogarty, dalam Eggen dan Kauchak, 1997). Perubahan ini dimungkinkan karena ada faktor-faktor yang memengaruhinya8. 7 Ibid, hal 95. 8 Ibid, hal 99.
  • 9. 9 Beberapa ahli selalu melakukan penelitian mengenai perbedaan individual terutama perbedaan intelegensi yang terdapat dalam diri suatu individu. Perbedaaan intelegensi menjadi topic perbnincangan yang sangat hangat. Hal tersebut disebabkan karena intelegensi yang ada dalam diri seseorang akan mempengaruhi hasil belajar. Akan tetapi masih banyak para ahli yang bingung mengenai kaitan antar faktor yang mempengaruhi intelegensi suatu individu. Akankah faktor pembawaaan atau hereditas yang dimiliki suatu individu serta faktor lingkungan yang mempunyai atau yang sangat dominan mempengaruhi intelegensi seseorang. Meski sebagian besar ahli telah sependapat bahwa faktor yang memengaruhi perkembangan intelegensi adalah faktor genetic dan lingkungan. Akan tetapi, mereka tetap berbeda pendapat tentang berapa banyak yang disumbangkan oleh masing-masing faktor atau sejauh mana faktor-faktro tersebut berpengaruh. Menurut sebagian ahli, faktor yang paling dominan adalah faktor pembawaan. Hal tersebut dapat dipahami karena orang yang terlahir dengan intelegensi rendah tidak mungkin dititngkatkan meski dengan lingkungan dan teknik pendidikan sebaik apapun. Akn tetapi faktor lingkungan juga berperan penting, karena seorang anak yang terlahir sebagai jenius bila tidak mendapat pengasuhan dan pendidikan yang kaya makna tidak akan menjadi jenius9. Akan tetapi, tidak hanya terlepas pada hal mengenai faktor pembawa sifat dominannya saja. Hal yang ikut juga berpengaruh adalah hasil dari belajar itu sendiri yang kemudian akan mempengaruhi dengan prestai yang dimiliki oleh suatu individu. Individu yang mempunyai intelegensi yang rendah cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah pula, sedangkan individu yang mempunyai prestai belajar yang tinggi pasti memiliki intelegensi yang tinggi pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa intelegensi yang dimiliki akan berbanding lurus dengan prestasi belajar yang dimiliki oleh seseorang. 9 Ibid, hal 100.
  • 10. 10 Peneleitian-penelitian tentang konsepsi perbedaan individual yang banyak dilakukan diantaranya adalah perbedaan intelegensi, dan bagaimana perbedaaan dalam intelegensi tersebut dapat mempengaruhi pada perbedaaan prestasi. Menurut Gustafson & Undheim (dalam Berliner & Calfee, 1996), hubungan antara perbedaan intelegensi dengan belajar dan pembelajaran tercakup pada tiga bagian mayor yaitu pada bagian input, proses dan output. Fleishman (dalam Berliner & Calfee, 1996) meringkas bahwa penemuan- penemuan dari penelitian tentang hubungan antara kemampuan dan kognitif dengan perolehan keterampilan dan akan menyimpulkan bahwa kemampuan intelektual umum (intelegensi) sangat berkolerasi dengan kinerja tugas awal, sedang kemampuan intelektual khusus lebih berkolerasi dengan kinerja dalam latihan10. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa intelegensi berpengaruh dalam prestasi belajar terutama dalam proses belajar yang mengandalkan bagian terpentingnya yaitu proses input yang dalam hal ini adalah proses untuk menerima pelajaran dan kemudian menyimpan pembelajaran atau pemahaman yang didapatkan dalam suatu memori, terutama dibutuhkan penyimpanan memori pada longterm memory ketika penyimpanan memori terjadi inilah yang disebut dengan proses pada salah satu bagian mayor belajar. Sedangkan proses yang terakhir adalah proses output, dimana pembelajaran atau pemahaman yang telah disimpan dalam memori dikeluarkan lagi atau diungkapkan kembali. Semakin suatu individu mampu dengan baik mengungkapkan kembali suatu pembelajaran yang ia pahami maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut mempunyai suatu intelegensi yang tinggi. Intelegensi adalah kemampuan untuk mengolah lebih jauh lagi hal-hal yang diamati. Kemampuan ini terdiri atas dua jenis yaitu kemampuan umum dan kemampuan khusus. Kemampuan khusus adalah kemampuan dalam bidang-bidang tertentu. L.L Thurstone (1887-1955), seorang pakar psikometri (ilmu tentang pengukuran psikologi), dengan teknik statistik yang dinamakan 10 Ibid, hal 166.
  • 11. 11 “analisis faktor”, menentukan tujuh kemampuan mental dasar, yaitu pemahaman lisan, kefasihan kata-kata, kemampuan angka-angka, penglihatan ruang, ingatan asosiatif, kecepatan persepsi dan penalaran11. Disamping kemampuan khusus, terdapat kemampuan umum. Kemampuan umum ini mendasari kemampuan-kemampuan khusus, tetapi bukan merupakan kumpulan, gabungan atau penjumlahan kemampuan khusus belaka, melainkan merupakan kualitas tersendiri. Dua orang yang sama cerdasnya, dapat menjadi ahli dalam dua bidang yang berbeda, misalnya yang seorang menjadi ahli ilmu pasti dan yang lain menjadi ahli bahasa. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh pengalaman, minat dan kesempatan pada tiap-tiap orang itu. Jadi, dua orang yanng kemampuan umumnya kira-kira setaraf, dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan khusus yang berbeda12. Intelegensi setiap individu yang bersifat khusus pada suatu bidang merupakan hasil dari korelasi individu itu sendiri untuk meningkatkan intelegensinya melalui latihan-latihan yang ada. Sementara itu intelegensi yang bersifat umum merupakan intelegensi awal yang dierima suatu individu melalui tugas awalnya dengan tugas awal yang telah ada individu tersebut akan melatih dirinya sehingga terbentuklah intelegensi secara khusus tersebut. Salah satu hal tersebutlah yang menyebabkan intelegensi seseorang berbeda juga dikarenakan intesitas seseorang untuk melatih atau mengkhususkan intelegensinya sehingga memiliki kemampuan yang bersifat khusus diantara individu yang lain. Sering terlihat perbedaan kemampuan pikir anak-anak dan para lansia. Untuk menghafalkan suatu hal, anak-anak tidak mengalami kesulitan sama sekali. Sebaliknya para lansia mengalami kesulitan. Pada saat lain, ketika ada persoalan yang perlu dipecahkan dan memerlukan informasi-informasi yang telah didapat sebelumnya justru para lansia bisa mengerjakannya. Gejala yang 11 Sarlito W. Sarwono, PengantarPsikologi Umum, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hal 165. 12 Ibid.
  • 12. 12 kemudian ini dijelaskan melalui dua jenis intelegensi yaitu fluid intelligence dan crystallized intelligence13. Yang disebut dengan fluid intelligence adalah kemampuan proses informasi secara cepat, hubungan berpikir dan ingatan dalam bentuk analogi, mengingat rangkaian angka dan kategorisasi. Sementara crystallized intelligence adalah kempuan akumulasi informasi, keterampilan-keterampilan dan strategi yang telah dipelajari selama hidup dan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah14. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa intelegensi sangat berkaitan dengan kemampuan untuk menyimpan suatu informasi yang telah didapatkannya. Anak-anak mempunyai kemampuan untuk dapat mengingat suatu informasi dengan baik karena memori sangat berkaitan erat dengan usia manusia, ketika seseorang bertambah tua maka cara kerja otakpun juga mengalami kemunduran dalam mengingat suatu hal. Akan tetapi anak- anak hanya bisa dapat mengingat informasi tersebut dengan baik saja tanpa dapat memecahkan suatu masalah secara efektif. Sedangkan para lansia dapat memecahkan masalah karena faktor yang mempengaruhi intelegensi yaitu kematangan telah sempurna dimilikinya dan telah banyak memiliki pengalaman terhadap suatu masalah. Anak-anak tidak dapat memecahkan suatu masalah karena belum memiliki kematangan yang merupakan bagian dari fakor yang mempengaruhi inteligensi. Tidak hanya berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi suatu inteligensi, maupun perbedaan kemampuan intelegensi dalam hal kemampuan yang bersifat umum maupun kemampuan yang bersifat khusus. Perbedaan intelegensi juga faktanya masih penuh dengan banyak kebingungan, berikut beberapa pandangan yang masih diperbincangkan saat ini dan masih dipertanyakan kebenarannya. Apakah intelegensi seseorang juga bergatung atau berkaitan dengan beberapa hal tersebut atau tidak. 13 Ibid, hal 163. 14 Ibid. hal 164.
  • 13. 13 Perbedaan tingkat intelegensi seseorang yang bergantung kelas sosial akankah mempengaruhi intelegensi suatu individu. Fakta yang lebih aktual menjawab masalah tersebut. Fakta tersebut diambil dari C. Burt dalam laporannya yang berjudul The Evidence for The concept of Inteligence “Efek kumulatif ditandai perbedaan dalam kecerdasan rata-rata dari kelas sosial yang berbeda. Dengan demikian IQ rata-rata anak-anak dari profesional dan administrasi kelas hegker adalah 120, bahwa anak-anak dari jajaran tenaga kerja tidak terampil hanya 92”15. Berdasarkan dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa benar intelegensi seseorang akan sangat bergantung pada tingkat kelas sosial seseorang. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi dikarenakan mempunyai kelas sosial yang tinggi sedangkan orang yang mempunyai intelegensi yang rendah dikarenakan berada pada tingkat kelas sosial yang juga rendah pula. Individu yang berada pada kelas sosial rendah tidak dapat memberikan apa yang dapat diberikan oleh individu yang berada pada tingkat kelas yang tinggi. Hal tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan yang diberikan oleh individu yang berada pada tingkat kelas sosialnya. Individu yang berada pada tingkat kelas sosial yang tinggi justru akan memberikan pendidikan serta penanaman pendidikan yang lebih baik serta lebih tinggi dibandingkan individu yang berada pada tingkat kelas sosial yang rendah. Sedangkan beberapa ahli telah berusaha memperoleh fakta mengenai hubungan antara berbagai kelompok jabatan dengan intelegensi yang dimiliki oleh seseorang. Diketahui bahwa jabatan merupakan salah satu wujud kesempatan lingkungan bagi manusia untuk mengembangkan diri dan melestarikan kehidupannya. Akankah tingkat-tingkat intelegensi anak berhubungan dengan tingkat- tingkat intelegensi orang tua mereka. Jika kita berbicara mengenai tingkat intelegensi yang diturunkan oleh orantuanya kepada anaknya, maka yang dibahas dalam hal ini adalah faktor intelegensi yang berkaitan dengan 15 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan,Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal 149.
  • 14. 14 pewarisan sifat yang diturunkan oleh orangtua kepada anaknya. Anak akan mewarisi tingkat intelegensi yang dipunyai oleh orangtuanya dan akan mengembangkan intelegensi yang dimiliki olehnya tersebut. Scheinfeld menyatakan bahwa “Anda mungkin telah memulai kehidupan dengan gen yang cenderung membuat Anda menjadi orang yang brilian, tapi penyakit, kemiskinan, nasib sial atau kemalasan terus Anda dari mendapatkan pendidikan. Anak-anak Anda akan dilahirkan dengan persis perlengkapan mental yang sama seperti yang Anda telah peroleh” . Tingkat intelegensi anak, disamping ditentukan oleh hereditas dari orang tua juga oleh stimulasi dari orangtuanya. Dengan kata lain, orangtua mewariskan intelegensi tidak hanya melalui hereditas tetapi dapat juga melalui “material justification”16. Suatu anak kembar yang mnearik adalah tentang anak-anak kembar identik yang pada awal hidupnya dipisah tempat dengan lingkungan yang berbeda. Suatu kasus dua orang sanak perempuan kembar identik, yang satu hanya mampu bersekolah mencapai dua tahun sekolah saja, sedangkan yang lainnya mampu melanjutkan pendidikan sampai ke tingkat perguruan tinggi. Berdasarkan penelitian, ternyata orang-orang yang ber-IQ tinggi cenderung lebih sehat jasmaninya, dan pertumbuhannya pun lebih subur bila dibandingkan dengan orang-orang yang IQ-nya lebih rendah17. Artinya orangtua akan mewariskan sifat yang dimilikinya termasuk intelegensi yang ada pada dalam dirinya. Dan akan sangat berpengaruh namun tidak dalam setiap kasus intelegensi akan sangat dipengaruhi oleh hereditas. Akan tetapi hal tersebut justru berbeda ketika dilakukan penelitian tentang bayi kembar yang harusnya mempunyai IQ yang sama karena berasal dari satu family akan tetapi lingkunganlah yang akan membantunya untuk berkembang. Sedangkan kondisi tubuh yang baik dan dapat dikatakan bahwa kondisi tubuh yang tidak mengalami kecacatan akan mempunyai suatu intelegensi yang jauh berbeda dengan yang mempunyai kondisi jasmani yang baik. Sebagai contohnya yaitu anak yang mempunya kekurangan dalam indra 16 Ibid, hal 153. 17 Ibid, hal 156.
  • 15. 15 pendengarannya pastinya mempunyai kesulitan untuk mendengarkan serta memahami suatu materi pelajaran dengan baik. Ketika anak tersebut tidak mampu untuk mendengar apa yang dibicarakan oleh gurunya kemungkinan anak tersebut akan mempunyai intelegensi yang buruk. Karena belajar membutuhkan adanya indra yang baik. Jika salah satu indra mengalami gangguan maka proses belajarpun juga akan mengalami gangguan karena hal tersebut. Ketika proses belajar terganggu maka intelegensi seorang anak tersebut juga akan mengalami kemunduran dan prestasi yang ditujukan sebagai perwujudan intelegensi yang dimiliki oleh suatu individu juga mengalami pemerosotan. Pertanyaan juga meliputi perbedaan tingkat intelegensi yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, akankah jenis kelamin antara wanita dan pria juga mempengaruhi intelegensi yang ada pada dirinya. Dari tes-tes yang telah diberikan, wanita terutama berkelebihan dalam hal mengerjakan tes-tes yang mneyangkut penggunaan bahasa, hafalan-hafalan, reaksi estetika serta masalah-masalah sosial. Dilain pihak laki-laki berkelebihan dalam penalaran abstrak, penguasaan matematik, mekanika atau structural skills. Akan tetapi tidak dapat langsung dikatakan hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan. Selama terdapat perbedaan antara wanita dan pria baik dari psikis maupun latihan, pengalaman serta pola hidup kebutuhan dan minatnya. Kita tidak dapat langsung mengatakan bahwa laki-laki memiliki intelegensi yang lebih rendah atau lebih tinggi dari wanita begitupun untuk mengatakan tentang wanita. Sehingga perbedaan intelegensi yang ada antara wanita dan pria dikembalikan lagi kepada faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi suatu individu itu sendiri. Sedangkan intelegensi itu sendiri dapat ditingkatkan dengan latihan serta intelegensi yang dimiliki suatu individu dapat berubah, hal tersebut kembali lagi kepada individu entah pria maupun wanita. Sama halnya bila dibandingkan dengan jenis kelamin intelegensi suatu individu akan kembali lagi kepada individu itu sendiri. Ketika suatu individu dibandingkan dengan orang yang berasal dari ras dan kebangsaan lain akan
  • 16. 16 memiliki suatu intelegensi yang juga berbeda, dengan orang laian yang berbeda ras dengannya. Berdasarkan tes intelegensi yang pernah diadakan, dulu orang-orang Negro dianggap lebih bodoh daripada orang-orang kulit putih. Hal ini memang boleh terjadi ketika perbedaan warna kulit masih dipersoalkan secara tajam. Dalam perkembangan selanjutnya, yaitu setelah orang-orang Negro memperoleh banyak kesempatan luas di bidang pendidikan, ternyata 25% dari mereka mempunyai IQ yang lebih tinggi dari rata-rata IQ orang kulit putih. Bahkan tinggi mencapai 140-15018. Berdasarkan pendapat serta penelitian tersebut dapat ditarik suatu kesmpulan bahwa ras serta kebangsaan akan mempengaruhi intelegensi suatu individu, karena hal tersebut masih berhubungan dengan fakor hereditas yang diwariskan oleh orangtuanya selaku keturunan dari suatu ras. Akan tetapi ras yang pada awalnya memiliki suatu intelegensi yang rendah justru dapat ditingkatkan intelegensinya ketika diberi kesempatan dalam bidang pendidikan ia mempunyai IQ yang lebih tinggi daripada orang yang berkulit putih. Dalam kasus tersebut ketidakmampuan dalam hal kelas sosial yaitu untuk memberikam pendidikan yang layak yang menyebabkan orang Negro mempunyai intelegensi yang lebih rendah. Menurut para psikologi dari Universitas Lowa, intelegensi pada anak-anak yang masih muda mengalami peningkatan secara materiil apabila mereka sebelumnya telah memiliki pengalaman belajar yang menstimulasi aktivitas- aktivitas berlatih seperti yang diberikan dalam pendidikan kanak-kanak. Penelitian-penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Prof. Irving Lorge (1945) dari Universitas Colombia menunjukkan bahwa IQ seseorang berhubungan dengan tingkat pendidikannya . Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula skor IQnya19. Hal tersebut didasarkan karena lamanya latihan yang dalam hal ini adalah proses belajar selama tingkat pendidikan. Ketika tingkat pendidikan seseorang 18 Ibid, hal 158. 19 Ibid, hal 154.
  • 17. 17 telah semakin tinggi maka ia akan mengetahui banyak hal yang sebelumnya ia tidak ketahui. Ketika pengetahuannya bertambah seiring bertambahnya tingkat pendidikan, maka intelegensi individu tersebut juga akan mengalami peningkatan dari keadaannya semula. Namun apakah intelegensi akan mempengaruhi prestasi belajar, jawabannya adalah ya. Menurut Ackerman, proses perolehan ini tersusun dari tiga fase yang masing-masing membutuhkan kemampuan intelektual yang berbeda-beda yaitu fase kognitif, asosiatif, dan otonomi. Fase kognitif melibatkan pemahaman tentang tuntutan tugas seperti aturan dan tujuan tugas, strategi yang tepat dan sebagainya. Pada fase asosiatif pembelajar menempatkan secara bersama urutan kognitif yang tepat dan prose motorik yang dituntut untuk melaksanakan tugas20. Perbedaan intelegensi juga akan mempengaruhi adanya perbedaan prestasi yang dihasilkan oleh setiap individu. Individu yang mempunyai intelegensi yang tinggi cenderung akan mempunyai hasil prestasi yang tinggi pula. Sedangkan individu yang mempunyai intelegensi yang rendah justru mempunyai prestasi yang rendah. Karena hal tersebut berkaitan dengan proses belajar yang ketiga yaitu proses output. Indvidu yang mempunyai intelegensi tinggi cenderung akan dapat menyampaikan serta mengulang kembali semua pelajaran yang ia pahami dengan baik. Sedangkan indivdu yang mempunyai intelegensi yang rendah tidak mampu untuk mengulang serta mengungkapkan kembali hasil dari pemahaman yang ia telah pelajari dengan baik. Karena itula ia memiliki hasil belajar yang buruk. 20 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan,Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hal 166.
  • 18. 18 C. Penutup 1. Kesimpulan Perbedaan intelegensi merupakan suatu perbedaan yang disebabkan oleh faktor keturunan serta faktor lingkungan. Kedua faktor tersebut untuk mendukung suatu intelegensi tinggi yang dimiliki oleh suatu individu hendaknya saling mendukung satu sama lain. Karena kenyataannya seorang anak yang terlahir dengan genius Karen membawa faktor keturunan yang diturunkan oleh orangtuanya tidak akan menjadi genius apabila lingkungan tempat anak tersebut tidak mendukung sifat genius yang telah dimilikinya. 2. Saran Perbedaan intelegensi yang ada hendaknya tidak dijadikan sebagai suatu hal yang akan mempengaruhi kehidupan, karena kenyataannya intelegensi juga dapat berubah. Sebagai calon guru yang baik hendaknya menanggapi perbedaan intelegensi yang ada dalam diri seseorang dengan bijaksana dan mencari cara untuk meningkatkan intelegensi seseorang dengan cara yang terbaik.