SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini sesuai dengan
kodratnya tidak hanya sebagai makhluk individu. Akan tetapi manusia
dalam menjalani kehidupannya juga sebagai makhluk sosial. Dalam
kehidupan sehari-hari suatu individu sangat membutuhkan individu yang
lain, seorang individu tidak akan dapat hidup tanpa adanya bantuan dari
orang lain.
Manusia dalam menjalani kehidupan juga membutuhkan adanya
suatu komunikasi serta berinteraksi satu sama lain, tidak hanya dalam
lingkungan kecil yang berupa keluarga akan tetapi dalam lingkungan
yang luas dan dalam hal ini adalah masyarakat juga sangat dibutuhkan.
Hal mengenai kemasyarakatan sendiri telah diatur dalam Al-Qur’an.
Al-Qur’an mengandung ajaran dan menyentuh kehidupan umat
manusia yang tidak terikat oleh waktu. Al-Qur’an tidak hanya berbicara
tentang hukum-hukum dalam beribadah mahdhah, akan tetapi
kandungannya mencakup setiap kebutuhan manusia. Salah satu di
antaranya adalah tentang masyarakat sebagai kelompok yang terdiri dari
beberapa individu dengan corak budaya yang beraneka ragam.
Secara garis besar ajaran Islam bisa dikelompokkan dalam dua
kategori yaitu hablum minallah (hubungan vertikal antara manusia
dengan tuhan) dan hablum minannas (hubungan manusia dengan
manusia). Allah menghendaki kedua hubungan tersebut seimbang
walaupun hablumminannas lebih banyak di tekankan.
Akan tetapi kebanyakan saat ini dapat dilihat bahwa hubungan
antara manusia dengan manusia yang lainnya semakin memburuk.
Hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain
cenderung mulai menurun dan tidak menaati serta mematuhi apa yang
telah dijelaskan di dalam Al-qur’an. Hubungan yang terjadi cenderung
saling bermusuhan dan lebih mengutamakan kepentingan individu
2
sehingga kepentingan demi masyarakat telah semakin tersisi dan
tergantikan dengan kepentingan pribadi. Sehingga untuk mencapai
hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dengan
baik saat ini sangat sulit.
Banyak surah dalam Al-qur’an yang menjelaskan tentang
hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, yang dalam hal ini
berkaitan dengan kemasyarakatan. Salah satu dari surah yang dimaksud
adalah surah Al-hujurat ayat 10, 11, 12, dan 13. Ayat-ayat surah tersebut
juga tidak hanya menjelaskan tentang hubungan antara manusia dengan
manusia akan tetapi juga kepedulian sosial. Dengan adanya hubungan
antara manusia yang satu dengan manusia yang lain yang saat ini mulai
memburuk serta adanya surah Al-hujurat ayat 10, 11, 12, dan 13, maka
oleh karena itulah makalah ini dibuat untuk mengetahui pandangan
islam dalam memandang hubungan masyarakat.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian masyarakat menurut islam.
2. Tafsir ayat-ayat tentang kemasyarakatan.
3. Implementasi surat Al-Hujurat ayat 10-13 dalam kehidupan
bermasyarakat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat dan Kepeduliaan Sosial Menurut Islam
Masyarakat dalam bahasa yunani artinya adalah “persahabatan”.
Sebagai refleksi dari arti kata tersebut, Aristoteles mengemukakan bahwa
manusia yang hidup bersama dalam masyarakat karena mereka menikmati
ikatan yang saling bekerja sama, untuk memenuhi kebutuhan dasar
mereka. Sedangkan masyarakat dalam bahasa Inggris (Community)
diartikan sebagai komunitas. 1
Kepedulian sosial adalah senantiasa empati terhadap nasib orang lain,
mau mengorbankan tenaga, pikiran dan materi demi terpenuhnya
kebutuhan orang lain. Meskipun Al-Qur’an menerangkan watak,
kepribadian, kesadaran, kehidupan dan kematian kepada masyarakat
namun Al-Qur’an tetap mengakui peranan individu, agar setiap orang
bertanggung jawab atas diri dan masyarakatnya, ciri dari kepedulian sosial
adalah memperhatikan kesusahan orang lain serta meringankan
penderitaan yang sedang dialami oleh orang lain.2
Selain sebagai makhluk individu manusia juga sebagai makhluk sosial.
Sebagai makhluk individu manusia membutuhkan makanan, minuman,
pakaian, dan masih banyak lagi. Sedangkan sebagai makhluk sosial
manusia dalam menjalani hakikat kehidupannya serta kodratinya
membutuhkan teman atau dapat dikatakan bahwa manusia yang lain untuk
dapat berkomunikasi sehingga terjalinlah adanya suatu persahabatan yang
dikarenakan adanya suatu komunikasi dan interaksi antara manusia yang
satu dengan manusia yang lainnya.
1
Bamumin, Ayat-Ayat Tentang Masyarakat, diakses dari
http://bamumin.wordpress.com/2010/09/02/ayat-ayat-tentang-masyarakat/, pada tanggal 24 Mei
2014 pukul 22.00 WIB.
2
Sulufiyyah, Masyarakat dan Kepeduliaan Sosial, diakses dari
http://sulufiyyah.blogspot.com/2010/05/masyarakat-dan-kepedulian-sosial_03.html, pada tanggal
24 Mei 2014 pukul 22.00 WIB.
4
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa islam mengajarkan
umatnya untuk tidak saling menyakiti antara umat yang satu dengan umat
yang lainnya. Adapun hubungannya dengan masyarakat yaitu agar dalam
menjalin suatu hubungan dengan manusia yang lain manusia diharapkan
untuk tidak saling menyakiti karena telah diketahui bahwa manusia
mengadakan suatu perkumpulan yang dalam hal ini adalah masyarakat
selalu dilandasi dengan tujuan yang sama, oleh karena itulah hendaknya
tujuan yang melandasi manusia untuk berkumpul dengan yang lainnya
hendaklah tujuan yang sifatnya baik.Al-qur’an sebagai sumber ajaran
islam telah memberikan perhatian yang besar terhadap perlunya
pembinaan masyarakat.
Islam merupakan agama sekaligus hukum. Atau dapat juga dikatakan
bahwa islam adalah agama yang mengatur hubungan hamba dengan
Tuhannya; dengan prinsip bahwa cara yang paling tepat untuk
mendekatkan diri kepada Allah adalah berbuat baik terhadap makhluk-Nya
dan tidak menyakitinya, karena menyakiti makhluk berarti menyakiti
Khaliqnya dan hal ini akan menjauhkan diri dari Allah.3
Hal ini dapat dilihat dari adanya berbagai istilah yang dapat
dihubungkan dengan konsep pembinaan masyarakat, seperti istilah ummat,
qaum, syu’ub, qabail. Adapun istilah ummat dapat dijumpai pada surah
Ali-Imran ayat 110.4










3
Muhammad Abu Zahrah, Membangun Masyarakat Islam, Pustaka Firdaus, Jakarta,
1994, hal 11.
4
Abuddin Natta, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan , Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hal 233
5


Artinya:
“Kamu sekalian adalah umat yang terbaik (khairu ummah) yang
dilahirkan untuk manusia, menyeluruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Dan kalalulah
ahli kitab itu beriman , tentulah itu lebih baik bagi mereka (tetapi) di
antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka orang yang
fasik. ”
Dari ayat tersebut kata ummah merupakan konsep pembinaan
masyarakat yang disebutkan dalam Al-qur’an dapat diartikan bahwa
masyarakat adalah suatu kumpulan umat yang terbaik dari manusia-
manusia yang tidak mengadakan suatu hubungan dengan manusia yang
lain, selain itu dari ayat tersebut dapat juga diketahui bahwa masyarakat
adalah kumpulan dari manusia-manusia yang mempunyai suatu tujuan
yang sama. Akan tetapi masyarakat yang lebih baik adalah suatu
masyarakat yang mencegah dari adanya kemungkaran serta beriman
kepada Allah. Karena kenyataannya saat ini masyarakat yang ada hanya
berkumpul untuk tujuan-tujuan yang sifatnya fasik.
Istilah lain yang ada dalam Al-qur’an adalah syu’ub dan qabail . Kata
syu’ub dapat diartikan sebagai bangsa sedangkan kata qabail lebih khusus
lagi daripada kata syu’ub karena arti kata qabail adalah suku. Bangsa dan
suku termasuk berada dalam masyarakat atau sebagai unsur dari
masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat pada surah Alhujurat ayat 13.5







5
Ibid, hal 234
6


Artinya :
“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesunggguhnya
orang yang paling mulia di antaranya.”
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa Allah SWT, telah
menciptakan manusia dengan berbagai macam perbedaan. Adapun
perbedaan itu sendiri adalah perbedaan jenis kelamin, bangsa serta suku-
suku. Perbedaan yang ada tersebut dibuat sebagai suatu hal yang perlu
diketahui dan dianggap oleh umat manusia sebagai suatu kodrati yang ada
pada dirinya, dan telah dikatakan juga bahwa bangsa dan suku merupakan
unsur dari masyarakat sehingga antara bangsa dan suku akan selalu
berkaitan dengan masyarakat, karena hakikatnya masyarakat dapat
terbentuk dengan adanya suku-suku serta bangsa yang ada pada suatu
wilayah dengan maksud dan tujuan tertentu.
B. Ayat-ayat Tentang Kepedulian Sosial dan Kemasyarakatan
Surat Al-hujurat berisi petunjukan tentang apa yang harus dilakukan
oleh seorang mukmin terhadap Allah SWT, terhadap Nabi dan orang yang
menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya yaitu orang fasik. Pada surat ini
dijelaskan apa yang harus dilakukan oleh seseorang mumkmin terhadap
sesamanya dan manusia secara keseluruhan. Adapun etika yang diusung
untuk menciptakan sebuah perdamaian dan menghindari pertikaian yaitu
menjauhi sikap mengejek orang lain.6
1. Surah Al-Hujurat (49) Ayat 10



6
Matthoilah, Tafsir Al-qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 11-13, diakses dari
http://.digilib.uin-suka.ac.id/7672/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, pada tanggal
27 Mei 2014 pukul 06.30 WIB.
7



Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu
dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”
Tafsir Ayat:
Menurut Quraish kata innamaa digunakan untuk membatasi
sesuatu. Di sini kaum beriman dibatasi hakikat hubungan mereka
dengan persaudaraan. Ini seakan-akan tidak ada jalinan hubungan
antara mereka kecuali hubungan persaudaraan itu. Namun penggunaan
innamaa dalam konteks penjelasan tentang persaudaraan antara
sesama mukmin ini mengisyaratkan bahwa sebenarnya semua pihak
telah mengetahui secara pasti bahwa kaum beriman bersaudara
sehingga semestinya tidak terjadi dari pihak manapun hal-hal yang
mengganggu persaudaraan itu.7
Dengan adanya kata innamaa pada ayat tersebut yang menjelaskan
bahwa antara sesama muslim merupakan saudara sehingga diharapkan
di antara mereka tidak adanya rasa permusuhan terutama antara sesama
muslim. Salah satu hubungan yang diinginkan oleh Allah antara
manusia yang satu dengan yang lainnya adalah adanya rasa
persaudaraan.
Sedangkan kata ikhwatun adalah persamaan dalam garis keturunan,
inilah yang membuat persaudaraan. Misalnya hubungan antara orang
tua, anak, dan saudara. Ada juga persaudaraan yang memiliki dampak
tertentu dalam pernikahan dan kewarisan.8
Analisa:
Surat Al-Hujurat ayat 10 dapat dimaknai persaudaraan yang
berasal dari satu keluarga. Akan tetapi pada kenyataannya rasa
7
Lisnawati, Tafsir Ayat-Ayat Tentang Pendidikan, Refah Press, Palembang, 2013, hal
111.
8
Ibid .
8
persaudaraan tidak hanya berkaitan erat dengan adanya hubungan
darah maupun dengan adanya suatu hal yang dilandasi dengan adanya
pernikahan. Karena kenyataannya semua umat muslim dan muslimin
merupakan saudara yang seagama. Dan mereka berasal dari keturunan
yang sama yaitu dari Adam dan Hawa, jadi persaudaraan tidak hanya
berada dalam ruang lingkup keluarga saja.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa dalam ayat ini menegaskan
pada kita semua bahwa persatuan dan kesatuan serta hubungan
harmonis antar anggota masyarakat kecil atau pun besar, maka akan
melimpahkan rahmat bagi kita semua. Sebaliknya, perpecahan dan
keretakan hubungan mengandung lahirnya bencana buat semua, yang
tentu pada puncaknya akan melahirkan pertumpahan darah serta
peperangan.
Surat Al-hujurat adalah surat yang mengatur tentang cara
bermasyarakat antara manusia di muka bumi ini. Dengan menjauhi
setiap permusuhan yang mungkin akan timbul dalam melaksanakan
tugas manusia sebagai makhluk sosial yaitu dengan berkomunikasi.
Salah satu hal yang menyatukan antara manusia yang satu dengan
manusia yang lainnya adalah persaudaraan sebagaimana yang
diperintahkan oleh Allah, dan hendaknya manusia dalam
bermasayarakat mematuhi hal tersebut.
2. Surah Al-Hujurat (49) ayat 11










9






Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-
laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan
itu lebih baik dari mereka. Dan janganlah pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung
ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat,Maka mereka
itulah orang-orang yang dzalim."
Pada ayat 11 dalam suatu riwayat dinyatakan dikemukakan bahwa
seseorang laki-laki mempunyai dua atau tiga nama dan dipanggil
dengan nama tertentu agar orang itu tidak senang dengan panggilan itu.
Ayat ini turun sebagai larangan untuk menggelari orang dengan nama-
nama yang tidak menyenangkan. Dalam riwayat lain dikemukakan
bahwa nama-nama gelaran zaman jahiliyah sangat banyak. Ketika
Nabi Muhammad Saw memanggil seseorang dengan gelarnya ada
orang yang memberitahukan kepada Nabi bahwa gelar itu tidak
disukainya. Maka turunlah ayat tersebut yang memanggil orang
dengan gelaran yang tidak disukainnya.9
Tafsir Ayat:


9
Ibid, hal 114.
10
“Hai orang-orang yang beriman”
Ayat ini akan menjadi nasihat sopan santun dalam pergaulan hidup
kepada kaum yang beriman. Itu pula maka dipangkal ayat orang-orang
beriman juga diseru.
   

“Janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang
lain”
Mengolok-ngolok, mengejek, menghina merendahkan dan
seumpamanya, janganlah semua itu terjadi dalam kalangan yang
beriman.
   

“Boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka”
Itulah peringatan yang halus dan tepat sekali dari Allah karena
mengejek tidaklah layak dilakukan oleh orang yang mengaku beriman.



“Dan janganlah pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik”
Larangan ini nampaklah bahwa orang-orang yang kerjanya hanya
mencari kesalahan dan kekhilafan orang lain niscaya lupa dengan
kesalah yang ada pada dirinya sendiri.
    
“Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri”
Sebabnya ialah karena mencela orang lain sama dengan mencela
diri sendiri.


11
“Dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan”
Dari uraian di atas dapatlah diketahui bahwa adanya larangan
memanggil orang dengan gelaran yang buruk, lalu digantikan dengan
gelaran yang baik agar tidak menyakiti hati orang yang diberi gelaran
buruk tersebut.


“Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah
iman”
Maka kalau orang telah beriman, dan telah bertukar dari jahiliyah
kepada islam maka sebaiknya ditukar panggilan nama kepada yang
baik dan sesuai dasar iman seseorang, karena penukaran yang
dilakukan akan berpengaruh dengan jiwa seseorang.


“Dan barangsiapa yang tidak bertobat. Maka mereka itulah orang-
orang yang dzalim”
Kata yaskhar/ meperolok-olokan dalam ayat ini, menurut Quraish
yaitu menyebut kekurangan pihak lain dengan tujuan menertawakan
yang bersangkutan, baik dengan ucapan, perbuatan atau tingkah laku.
Sedangkan kata qaum yang biasa digunakan untuk menunjuk
sekelompok manusia. Biasanya kata qaum juga termasuk perempuan,
namun dalam ayat ini mempertegas penyebutan kata nisaa’/perempuan
karena ejekan dan merumpi lebih banyak terjadi di kalangan
perempuan dibandingkan laki-laki. Kata talmuzu terambil dari kata al-
lamz. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat dalam memaknai
kata ini. Ibnu Ashur, memahaminya dalam artian ejekan yang langsung
dihadapkan kepada yang diejek, ini adalah bentuk kekurang ajaran dan
penganiayaan.10
10
Lisnawati, Tafsir Ayat-Ayat Tentang Pendidikan, Refah Press, Palembang, 2013, hal
111.
12
Sementara itu kata qaum pada ayat tersebut yang berasal dari kata
qama, yaqumu qiyam yang berarti berdiri atau bangkit. Kata qaum
agaknya dipergunakan untuk menunjukkan sekumpulan manusia yang
bangkit untuk berperang membela sesuatu. Karena itu pada awalnya
kata qaum dipergunakan untuk kaum pria bukan pada kaum wanita. 11
Analisa:
Surat Al-Hujurat ayat 11 dianalisis bahwa ayat tersebut
menceritakan tentang larangan untuk mencela serta mengejek orang
lain, karena mencela orang lain sama halnya dengan menyakiti hati
orang tersebut. Hal tersebut terdapat pada “Dan jangan memanggil
dengan gelaran yang mengandung ejekan”. Karena bukankah ciri dari
kepedulian sosial adalah dapat meraskan apa yang orang lain rasakan,
dan jika seseorang justru memberikan suatu ejekan maka ia tidak
mencermikan adanya sikap kepeduliaan sosial. Seharusnya seseorang
dapat merasakan bahwa penderitaan dan kehinaan yang dirasakan oleh
orang lain dapat pula menimpa dirinya.
3. Surat Al-Hujurat (49) Ayat 12














11
Ibid.
13
Artinya :
“Hai orang-orang beriman jauhilah banyak dari dugaan,
sesungguhnya banyak dari dugaan adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahanorang lain serta jangan sebagian kamu
menggunjing sebagian yang lain. Sukakah kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka kamu telah jijik kepadanya dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.”
Tafsir Ayat:
Dalam satu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini turun berkenaan
dengan Salman Al-Farisi yang apabila selesai makan ia terus tidur dan
mendengkur pada waktu itu, maka turunlah ayat ini yang melarang
seseorang mengumpat, menceritakan keaiban orang lain.12



“Hai orang-orang beriman jauhilah banyak dari dugaan”
Prasangka ialah tuduhan yang bukan-bukan, prasangka yang tidak
beralasan dan tidak dapat dibuktikan merupakan suatu fitnah.


“Sesungguhnya banyak dari dugaan adalah dosa”
Berprasangka adalah dosa karena ia adalah tuduhan yang tidak
beralasan dan dapat memutuskan silaturahmi dari hubungan yang
semulanya dalam keadaan baik.

“Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahanorang lain”
12
Matthoilah, Tafsir Al-qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 11-13, diakses dari
http://.digilib.uin-suka.ac.id/7672/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, pada
tanggal 27 Mei 2014 pukul 06.30 WIB.
14
Mencari tahu kesalahan orang lain merupakan suatu hal yang tidak
baik dan tidak diperbolehkan dalam agama islam karena dapat
menyakiti hati orang yang dicari-cari kesalahan tersebut.


“Serta jangan sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain”
Menggunjing ialah membicarakan aib orang lain sedang ia tidak
hadir dan berada dalam tempat lain. Dan dalam hal ini mereka yang
bergunjing merupakan contoh dari orang yang munafik.


“Sukakah kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?”
Dapat dianalisis bahwa membicarakan orang yang tidak hadir
ketika keburukannya dibicarakan disamakan dengan memakan daging
manusia yang telah mati atau memakan bangkai yang telah busuk.

“Maka kamu telah jijik kepadanya”
Memakan bangkai temanmu yang telah mati sudah pasti itu jijik,
maka membicarakan aib orang lain itu sama dengan memakan bangkai
daging orang yang dibicarakan.


“Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang”
Kata ijtanibbu terambil dari kata janb yang artinya samping.
Mengesampingkan sesuatu berarti menjauhkan dari jangkauan tangan.
Penambahan huruf taa’ pada kata tersebut berfungsi penekanan yang
menjadikan kata tersebut berarti bersungguh-sungguh. Sedangkan kata
15
katsiiran/banyak bukan berarti kebanyakan. Sementara itu kata
tajassasuu yang terambil dari kata jassa yakni upaya mencari tahu
dengan jalan sembunyi. Selanjutnya kata yahgtab terambil dari kata
ghibah yang berasal dari kata ghaib yang artinya tidak hadir.13
Analisa:
Surat Al-Hujurat ayat 12 dapat dianalisis bahwa adanya suatu
larangan untuk membicarakan sesama umat manusia yang ada di muka
bumi ini. Terutama hal yang dibicarakan antara sesama umat agama
adalah hal yang berkaitan dengan keburukan yang dimilikinya. Serta
adanya suatu larangan terhadap umat manusia untuk berprasangka
buruk, karena perbuatan tersebut termasuk kedalam perbuatan tercela
yang juga tidak disukai dan tidak dibenarkan dalam Al-qur’an. Adapun
dari ayat tersebut juga digambarkan bahwa orang yang bergunjing serta
membicarakan orang lain disamakan dengan orang yang memakan
daging saudaranya sendiri yang sudah mati.
4. Surat Al-Hujurat (49) Ayat 13









Artinya :
“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesunggguhnya
13
Lisnawati, Tafsir Ayat-Ayat Tentang Pendidikan, Refah Press, Palembang, 2013, hal
120.
16
orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang setakwa-takwa
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Dalam ayat 13, pada satu riwayat dikemukakan bahwa ketika Fah
Al-Makkah, bilal naik ke atas Ka’bah untuk adzan. Berkatalah beberapa
orang: “Apakah pantas budak hitam ini adzan di atas Ka’bah?” maka
berkatalah yang lainnya: “Sekiranya Allah membenci orang ini, pasti
Allah akan menggantinya.” Ayat ini turun sebagai penegasan bahwa
dalam islam tidak ada diskriminasi, dan yang paling mulia adalah yang
paling bertakwa. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber
dari Ibnu Abi-Mulaikah.14
Tafsir Ayat:



“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan”
Maka tidaklah ada manusia di alam ini yang tercipta kecuali dari
percampuran antara seorang laki-laki dan seorang perempuan.



“Dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal”
Sesungguhnya manusia adalah satu keturunan yang sama yaitu dari
nabi Adam dan Hawa. Meskipun berbeda suku hendaklah saling
mengenal dan menganggap perbedaan yang ada antar suku dan bangsa
sebagai suatu hal yang perlu diketahui dan bukan dijadikan alasan untuk
tidak menjalin silaturahmi antara suku yang berbeda.
14
Matthoilah, Tafsir Al-qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 11-13, diakses dari
http://.digilib.uin-suka.ac.id/7672/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, pada
tanggal 27 Mei 2014 pukul 06.30 WIB.
17


“Sesunggguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang
yang setakwa-takwa kamu”
Dari penggalan ayat tersebut dapat dianalisis bahwa kemuliaan
sejati yang dianggap bernilai oleh Allah adalah kemulian hati ,
kemuliaan budi, kemuliaan sikap, dan kemuliaan kepada Allah sendiri
sebagai sang Khaliq.

“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Kata syu’ub adalah bentuk jamak dari kata sy’ab. Kata ini
digunakan untuk menunjuk kumpulan. Dan pada ayat ini sangat
diutamakan adanya penekanan saling mengenal. Sedangkan kata
akramakum yang terambil dari kata karuma pada dasarnya berarti yang
baik dan istimewa sesuai objeknya. Sementara itu kata ‘Aliim dan
khabiir maka keduanya mengandung makna keMahatuaan Allah SWT.
Sedanngkan kata khabiir yang menggambarkan pengetahuan-Nya yang
menjangkau sesuatu.15
Analisa:
Dengan demikian ayat ini mengandung kesimpulan bahwa Allah
SWT menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan. Dan menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya saling mengenal dan tolong menolong. Sedangkan
kandungan yang kedua adalah kemuliaan manusia yang tidak diukur
dengan keturanannya melainkan diukur dengan ketakwaannya.
Islam sangat menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar (menyeluruh
kebaikan dan mencegah kemungkaran) dan menekankan adanya
penyuluhan (dakwah) terpadu, agar dengan kontrol dan bimbingannya
itu orang-orang yang tersesat dapat berhenti dari penyimpangannya,
sehingga masyarakat selalu dalam keutamaan. Al-qur’an telah
15
Lisnawati, Tafsir Ayat-Ayat Tentang Pendidikan, Refah Press, Palembang, 2013, hal
120.
18
meletakkan amar ma’ruf nahi munkar sebagai fenomena ummat yang
bermoral lohur. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian awal dari
makalah ini dalam surat Ali-Imran ayat 110.
Dari penjelasan tersebutlah bahwa Al-qur’an telah mengarahkan
manusia menuju suatu jalan kebaikan yang dalam hal ini adalah
adannya suatu ikatan persaudaraan serta menjaga hubungan antara
manusia dengan manusia yang lain (hablum minannas) selain hubungan
antara manusia dengan Tuhannya sebagai pencipta (hablum minallah).
C. Implementasi Surat Al-Hujurat Ayat 10-13 Dalam Kehidupan
Bermasyarakat serta Kurangnya Kepeduliaan Sosial Terhadap
Masyarakat.
1. Implementasi Sikap dan Perbuatan Mengejek Serta Mengolok-Ngolok
Sesama.
Yaskhar/memperolok-olok ialah menyebut kekurangan pihak lain
dengan tujuan menertawakan yang bersangkutan, baik dengan ucapan,
perbuatan atau tingkah laku. 16
Contoh mengolok-ngolok misalnya dengan meniru perkataan atau
perbuatan dengan menggunakan isyarat serta menertawakan perkataan
orang yang diolokkan apabila ia keliru perkataannya terhadap perbuatan
atau rupanya yang buruk. Olokan atau ejekan yang diberikan kepadanya
dapat menyakiti hati orang yang diejek tersebut dan hal yang berkaitan
dengan menyakiti hati orang lain merupakan suatu larangan dan tidak
diperbolehkan dalam Al-qur’an serta dalam agama islam.
2. Implementasi Sikap dan Perbuatan Berprasangka Buruk.
Adapun prasangka buruk yang dimaksud dalam ayat ini adalah
dugaan buruk yang dialamatkan kepada orang yang baik. Sedangkan
dugaan yang ditujukan kepada orang yang berbuat kejahatan/fasik adalah
seperti yang Nampak dalam kehidupan sehari-harinya. Karena sebagian
dari dugaan dan tuduhan tersebut merupakan dosa semata-mata.17
16
Matthoilah, Tafsir Al-qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 11-13, diakses dari
http://.digilib.uin-suka.ac.id/7672/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, pada
tanggal 27 Mei 2014 pukul 06.30 WIB.
17
Ibid, hal 60.
19
Berdasarkan penjelasan tersebut contoh dari prasangka buruk
dalam kehidupan bermasyarakat adalah menuduh seseorang yang mencuri
uang atau barang milik orang lain. Padahal ia sama sekali tidak
melakukannya dengan mencuri barang yang bukan haknya, fitnah yang
dituduhkan merupakan prasangka buruk yang belum tentu kebenarannya
dan belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya.
3. Menjauhkan Diri dari Sikap dan Perbuatan Mencari-Cari Serta
Menyebarluaskan Kejelekan Aib.
Mencari-cari aib atau kejelekan orang lain dalam islam merupakan
kejelekan orang lain yang menekankan betapa buruknya mencari aib orang
lain, dalam islam perbuatan ini sangat tidak diperbolehkan, karena
berakibat merugikan orang lain apalagi sesama muslim.18
Contohnya adalah mencari-cari kesalahan yang dimiliki oleh orang
lain padahal orang tersebut telah sebaik mungkin untuk melakukan suatu
hal. Akan tetap dengan adanya perbuata mencari aib ini sendiri dapat
mengakibatkan hubungan antara orang yang dicari-cari kejelekannya
dengan orang yang menjelekkannya menjadi buruk.
4. Menjauhkan Diri dari Sikap dan Perbuatan Ghibah.
Ghibah adalah menyebut-nyebut sesuatu yang melekat pada diri
orang yang lain apabila orang lain mendengarnya ia tidak menyukainya.
Ghibah adalah salah satu perbuatan yang sangat diharamkan dalam islam
sehingga dalam surat Al-hujurat ayat 12 ini Allah membuat perumpamaan
tentang orang yang menggunjiingkan saudaranya sebagai orang yang
memakan daging bangkai saudaranya sendiri.19
18
Ibid, hal 61.
19
Ibid, hal 62.
20
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Manusia diciptakan oleh sang Khaliq tidak hanya sebagai makhluk
individu, akan tetapi manusia juga diciptakan sebagai makhluk sosial yang
membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia
Secara garis besar ajaran Islam bisa dikelompokkan dalam dua kategori yaitu
hablum minallah (hubungan vertikal antara manusia dengan tuhan) dan hablum
minannas (hubungan manusia dengan manusia). Allah menghendaki kedua
hubungan tersebut seimbang walaupun hablumminannas lebih banyak di
tekankan.
21

More Related Content

What's hot

Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaWahiid Sayy'a
 
LMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM
LMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAMLMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM
LMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAMFaizShafie1
 
Makalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaMakalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaAswanPrinting
 
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...Ricky Suadma
 
Makalah kerukunan antar umat beragama
Makalah kerukunan antar umat beragamaMakalah kerukunan antar umat beragama
Makalah kerukunan antar umat beragamaIrsal Shabirin
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaArief Anzarullah
 
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaStrategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaFirman Nugraha
 
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaMakalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaandreanapulu
 
KB 1 Kerukunan Antar Umat Beragama
KB 1 Kerukunan Antar Umat BeragamaKB 1 Kerukunan Antar Umat Beragama
KB 1 Kerukunan Antar Umat Beragamapjj_kemenkes
 
KB 2 Kerukunan Beragama di Indonesia
KB 2 Kerukunan Beragama di IndonesiaKB 2 Kerukunan Beragama di Indonesia
KB 2 Kerukunan Beragama di Indonesiapjj_kemenkes
 
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantangan
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantanganKerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantangan
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantanganFirman Nugraha
 
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaPresentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaLia Oktaviani
 
PPT KERUKUKAN UMAT BERAGAMA
PPT KERUKUKAN UMAT BERAGAMAPPT KERUKUKAN UMAT BERAGAMA
PPT KERUKUKAN UMAT BERAGAMAHanifa Zulfitri
 
Teras dan terap pluralisme
Teras dan terap pluralismeTeras dan terap pluralisme
Teras dan terap pluralismeKamsul Khusairi
 
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madaniPeran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madaniKartika Dwi Rachmawati
 

What's hot (20)

Makalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragamaMakalah toleransi beragama
Makalah toleransi beragama
 
LMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM
LMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAMLMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM
LMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM
 
Makalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragamaMakalah kerukunan umat_beragama
Makalah kerukunan umat_beragama
 
Kerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragamaKerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragama
 
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...ARTIKEL PKN :  Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ri...
 
Makalah kerukunan antar umat beragama
Makalah kerukunan antar umat beragamaMakalah kerukunan antar umat beragama
Makalah kerukunan antar umat beragama
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragama
 
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragamaStrategi pembinaan kerukunan umat beragama
Strategi pembinaan kerukunan umat beragama
 
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragamaMakalah agama kerukunan antar umat beragama
Makalah agama kerukunan antar umat beragama
 
KB 1 Kerukunan Antar Umat Beragama
KB 1 Kerukunan Antar Umat BeragamaKB 1 Kerukunan Antar Umat Beragama
KB 1 Kerukunan Antar Umat Beragama
 
KB 2 Kerukunan Beragama di Indonesia
KB 2 Kerukunan Beragama di IndonesiaKB 2 Kerukunan Beragama di Indonesia
KB 2 Kerukunan Beragama di Indonesia
 
Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaToleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama
 
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantangan
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantanganKerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantangan
Kerukunan Umat Beragama: konsep, peluang dan tantangan
 
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat BeragamaPresentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
Presentasi Kerukunan Antar Umat Beragama
 
PPT KERUKUKAN UMAT BERAGAMA
PPT KERUKUKAN UMAT BERAGAMAPPT KERUKUKAN UMAT BERAGAMA
PPT KERUKUKAN UMAT BERAGAMA
 
Makalah pancasila kelompok 4.
Makalah pancasila kelompok 4.Makalah pancasila kelompok 4.
Makalah pancasila kelompok 4.
 
Teras dan terap pluralisme
Teras dan terap pluralismeTeras dan terap pluralisme
Teras dan terap pluralisme
 
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madaniPeran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
Peran umat islam_dalam_mewujudkan_masyarakat_madani
 
Peran umat beragama
Peran umat beragama Peran umat beragama
Peran umat beragama
 
Makalah pancasila kelompok 3
Makalah pancasila kelompok 3Makalah pancasila kelompok 3
Makalah pancasila kelompok 3
 

Similar to MASYARAKAT ISLAM

Masyarakat Madani.pptx
Masyarakat Madani.pptxMasyarakat Madani.pptx
Masyarakat Madani.pptxJimatul Arrobi
 
MAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docxMAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docxweyonfitra
 
hubungan dan kebudayaan serta hubungan manusia dan sosial khusnul tisa azmi
hubungan dan kebudayaan serta hubungan manusia dan sosial khusnul tisa azmihubungan dan kebudayaan serta hubungan manusia dan sosial khusnul tisa azmi
hubungan dan kebudayaan serta hubungan manusia dan sosial khusnul tisa azmikhusnultisaazmi
 
Kel 2 agama (urgensi tauhid sosial)
Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)
Kel 2 agama (urgensi tauhid sosial)desliana_korea
 
ISB abstrak Daffa Achmad Jabir
ISB abstrak Daffa Achmad JabirISB abstrak Daffa Achmad Jabir
ISB abstrak Daffa Achmad JabirDaffaAchmadJabir
 
Takwa dan Kerukunan Antar Umat Beragama
Takwa dan Kerukunan Antar Umat BeragamaTakwa dan Kerukunan Antar Umat Beragama
Takwa dan Kerukunan Antar Umat BeragamaSovie Silviana
 
11. AKHLAk Sosial.pptx
11. AKHLAk Sosial.pptx11. AKHLAk Sosial.pptx
11. AKHLAk Sosial.pptxwindajubaidah2
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukIndraGunawan335
 
Akhlak sosial
Akhlak sosialAkhlak sosial
Akhlak sosialYuliana
 
1kebutuhan manusia terhadap agama islam
1kebutuhan manusia  terhadap agama islam1kebutuhan manusia  terhadap agama islam
1kebutuhan manusia terhadap agama islamIfanBudiyanto2
 
Pengertian masyarakat dan kaitannya dengan konseling lintas budaya
Pengertian masyarakat dan kaitannya dengan konseling lintas budayaPengertian masyarakat dan kaitannya dengan konseling lintas budaya
Pengertian masyarakat dan kaitannya dengan konseling lintas budayaNur Arifaizal Basri
 
139516292 keadilan-berdasarkan-kaidah-ketuhanan
139516292 keadilan-berdasarkan-kaidah-ketuhanan139516292 keadilan-berdasarkan-kaidah-ketuhanan
139516292 keadilan-berdasarkan-kaidah-ketuhananOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to MASYARAKAT ISLAM (20)

Masyarakat Madani.pptx
Masyarakat Madani.pptxMasyarakat Madani.pptx
Masyarakat Madani.pptx
 
MAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docxMAKALAH AGAMA.docx
MAKALAH AGAMA.docx
 
4-Masyarakat-.pptx
4-Masyarakat-.pptx4-Masyarakat-.pptx
4-Masyarakat-.pptx
 
4-Madani(1).pptx
4-Madani(1).pptx4-Madani(1).pptx
4-Madani(1).pptx
 
4-Masyarakat-Madani(1).pptx
4-Masyarakat-Madani(1).pptx4-Masyarakat-Madani(1).pptx
4-Masyarakat-Madani(1).pptx
 
hubungan dan kebudayaan serta hubungan manusia dan sosial khusnul tisa azmi
hubungan dan kebudayaan serta hubungan manusia dan sosial khusnul tisa azmihubungan dan kebudayaan serta hubungan manusia dan sosial khusnul tisa azmi
hubungan dan kebudayaan serta hubungan manusia dan sosial khusnul tisa azmi
 
Kel 2 agama (urgensi tauhid sosial)
Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)Kel 2 agama (urgensi tauhid  sosial)
Kel 2 agama (urgensi tauhid sosial)
 
ISB abstrak Daffa Achmad Jabir
ISB abstrak Daffa Achmad JabirISB abstrak Daffa Achmad Jabir
ISB abstrak Daffa Achmad Jabir
 
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia Sebagai Makhluk SosialManusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
 
Kepedulian Sosial
Kepedulian SosialKepedulian Sosial
Kepedulian Sosial
 
Materi akhl ak sosial
Materi  akhl ak sosialMateri  akhl ak sosial
Materi akhl ak sosial
 
Takwa dan Kerukunan Antar Umat Beragama
Takwa dan Kerukunan Antar Umat BeragamaTakwa dan Kerukunan Antar Umat Beragama
Takwa dan Kerukunan Antar Umat Beragama
 
11. AKHLAk Sosial.pptx
11. AKHLAk Sosial.pptx11. AKHLAk Sosial.pptx
11. AKHLAk Sosial.pptx
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
 
Kerukunan antar umat beragam
Kerukunan antar umat beragamKerukunan antar umat beragam
Kerukunan antar umat beragam
 
Akhlak sosial
Akhlak sosialAkhlak sosial
Akhlak sosial
 
1kebutuhan manusia terhadap agama islam
1kebutuhan manusia  terhadap agama islam1kebutuhan manusia  terhadap agama islam
1kebutuhan manusia terhadap agama islam
 
Kepelbagaian budaya
Kepelbagaian budayaKepelbagaian budaya
Kepelbagaian budaya
 
Pengertian masyarakat dan kaitannya dengan konseling lintas budaya
Pengertian masyarakat dan kaitannya dengan konseling lintas budayaPengertian masyarakat dan kaitannya dengan konseling lintas budaya
Pengertian masyarakat dan kaitannya dengan konseling lintas budaya
 
139516292 keadilan-berdasarkan-kaidah-ketuhanan
139516292 keadilan-berdasarkan-kaidah-ketuhanan139516292 keadilan-berdasarkan-kaidah-ketuhanan
139516292 keadilan-berdasarkan-kaidah-ketuhanan
 

More from Al-kimia Esencias Florales (11)

praktikum morfologi tumbuhan
praktikum morfologi tumbuhanpraktikum morfologi tumbuhan
praktikum morfologi tumbuhan
 
Anatomi Aves
Anatomi AvesAnatomi Aves
Anatomi Aves
 
Tissue culture of Nephentes mirabilis and Nephentes ampullaria
Tissue culture of Nephentes mirabilis  and Nephentes ampullariaTissue culture of Nephentes mirabilis  and Nephentes ampullaria
Tissue culture of Nephentes mirabilis and Nephentes ampullaria
 
Bunga sawit
Bunga sawitBunga sawit
Bunga sawit
 
Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang
Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya SekarangSejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang
Sejarah Dulmuluk di Palembang dan Keberadaannya Sekarang
 
Administrasi humas pendidikan ii
Administrasi humas pendidikan iiAdministrasi humas pendidikan ii
Administrasi humas pendidikan ii
 
Riwayat Hidup Kyai yang Berjasa di Palembang
Riwayat Hidup Kyai yang Berjasa di PalembangRiwayat Hidup Kyai yang Berjasa di Palembang
Riwayat Hidup Kyai yang Berjasa di Palembang
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Phylum Annelids
Phylum AnnelidsPhylum Annelids
Phylum Annelids
 
Elaeis guineensis
Elaeis guineensisElaeis guineensis
Elaeis guineensis
 
Phylum Annelida
Phylum AnnelidaPhylum Annelida
Phylum Annelida
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

MASYARAKAT ISLAM

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini sesuai dengan kodratnya tidak hanya sebagai makhluk individu. Akan tetapi manusia dalam menjalani kehidupannya juga sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupan sehari-hari suatu individu sangat membutuhkan individu yang lain, seorang individu tidak akan dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain. Manusia dalam menjalani kehidupan juga membutuhkan adanya suatu komunikasi serta berinteraksi satu sama lain, tidak hanya dalam lingkungan kecil yang berupa keluarga akan tetapi dalam lingkungan yang luas dan dalam hal ini adalah masyarakat juga sangat dibutuhkan. Hal mengenai kemasyarakatan sendiri telah diatur dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an mengandung ajaran dan menyentuh kehidupan umat manusia yang tidak terikat oleh waktu. Al-Qur’an tidak hanya berbicara tentang hukum-hukum dalam beribadah mahdhah, akan tetapi kandungannya mencakup setiap kebutuhan manusia. Salah satu di antaranya adalah tentang masyarakat sebagai kelompok yang terdiri dari beberapa individu dengan corak budaya yang beraneka ragam. Secara garis besar ajaran Islam bisa dikelompokkan dalam dua kategori yaitu hablum minallah (hubungan vertikal antara manusia dengan tuhan) dan hablum minannas (hubungan manusia dengan manusia). Allah menghendaki kedua hubungan tersebut seimbang walaupun hablumminannas lebih banyak di tekankan. Akan tetapi kebanyakan saat ini dapat dilihat bahwa hubungan antara manusia dengan manusia yang lainnya semakin memburuk. Hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain cenderung mulai menurun dan tidak menaati serta mematuhi apa yang telah dijelaskan di dalam Al-qur’an. Hubungan yang terjadi cenderung saling bermusuhan dan lebih mengutamakan kepentingan individu
  • 2. 2 sehingga kepentingan demi masyarakat telah semakin tersisi dan tergantikan dengan kepentingan pribadi. Sehingga untuk mencapai hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dengan baik saat ini sangat sulit. Banyak surah dalam Al-qur’an yang menjelaskan tentang hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, yang dalam hal ini berkaitan dengan kemasyarakatan. Salah satu dari surah yang dimaksud adalah surah Al-hujurat ayat 10, 11, 12, dan 13. Ayat-ayat surah tersebut juga tidak hanya menjelaskan tentang hubungan antara manusia dengan manusia akan tetapi juga kepedulian sosial. Dengan adanya hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain yang saat ini mulai memburuk serta adanya surah Al-hujurat ayat 10, 11, 12, dan 13, maka oleh karena itulah makalah ini dibuat untuk mengetahui pandangan islam dalam memandang hubungan masyarakat. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui pengertian masyarakat menurut islam. 2. Tafsir ayat-ayat tentang kemasyarakatan. 3. Implementasi surat Al-Hujurat ayat 10-13 dalam kehidupan bermasyarakat.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Masyarakat dan Kepeduliaan Sosial Menurut Islam Masyarakat dalam bahasa yunani artinya adalah “persahabatan”. Sebagai refleksi dari arti kata tersebut, Aristoteles mengemukakan bahwa manusia yang hidup bersama dalam masyarakat karena mereka menikmati ikatan yang saling bekerja sama, untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Sedangkan masyarakat dalam bahasa Inggris (Community) diartikan sebagai komunitas. 1 Kepedulian sosial adalah senantiasa empati terhadap nasib orang lain, mau mengorbankan tenaga, pikiran dan materi demi terpenuhnya kebutuhan orang lain. Meskipun Al-Qur’an menerangkan watak, kepribadian, kesadaran, kehidupan dan kematian kepada masyarakat namun Al-Qur’an tetap mengakui peranan individu, agar setiap orang bertanggung jawab atas diri dan masyarakatnya, ciri dari kepedulian sosial adalah memperhatikan kesusahan orang lain serta meringankan penderitaan yang sedang dialami oleh orang lain.2 Selain sebagai makhluk individu manusia juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu manusia membutuhkan makanan, minuman, pakaian, dan masih banyak lagi. Sedangkan sebagai makhluk sosial manusia dalam menjalani hakikat kehidupannya serta kodratinya membutuhkan teman atau dapat dikatakan bahwa manusia yang lain untuk dapat berkomunikasi sehingga terjalinlah adanya suatu persahabatan yang dikarenakan adanya suatu komunikasi dan interaksi antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. 1 Bamumin, Ayat-Ayat Tentang Masyarakat, diakses dari http://bamumin.wordpress.com/2010/09/02/ayat-ayat-tentang-masyarakat/, pada tanggal 24 Mei 2014 pukul 22.00 WIB. 2 Sulufiyyah, Masyarakat dan Kepeduliaan Sosial, diakses dari http://sulufiyyah.blogspot.com/2010/05/masyarakat-dan-kepedulian-sosial_03.html, pada tanggal 24 Mei 2014 pukul 22.00 WIB.
  • 4. 4 Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa islam mengajarkan umatnya untuk tidak saling menyakiti antara umat yang satu dengan umat yang lainnya. Adapun hubungannya dengan masyarakat yaitu agar dalam menjalin suatu hubungan dengan manusia yang lain manusia diharapkan untuk tidak saling menyakiti karena telah diketahui bahwa manusia mengadakan suatu perkumpulan yang dalam hal ini adalah masyarakat selalu dilandasi dengan tujuan yang sama, oleh karena itulah hendaknya tujuan yang melandasi manusia untuk berkumpul dengan yang lainnya hendaklah tujuan yang sifatnya baik.Al-qur’an sebagai sumber ajaran islam telah memberikan perhatian yang besar terhadap perlunya pembinaan masyarakat. Islam merupakan agama sekaligus hukum. Atau dapat juga dikatakan bahwa islam adalah agama yang mengatur hubungan hamba dengan Tuhannya; dengan prinsip bahwa cara yang paling tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah berbuat baik terhadap makhluk-Nya dan tidak menyakitinya, karena menyakiti makhluk berarti menyakiti Khaliqnya dan hal ini akan menjauhkan diri dari Allah.3 Hal ini dapat dilihat dari adanya berbagai istilah yang dapat dihubungkan dengan konsep pembinaan masyarakat, seperti istilah ummat, qaum, syu’ub, qabail. Adapun istilah ummat dapat dijumpai pada surah Ali-Imran ayat 110.4           3 Muhammad Abu Zahrah, Membangun Masyarakat Islam, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1994, hal 11. 4 Abuddin Natta, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan , Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hal 233
  • 5. 5   Artinya: “Kamu sekalian adalah umat yang terbaik (khairu ummah) yang dilahirkan untuk manusia, menyeluruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Dan kalalulah ahli kitab itu beriman , tentulah itu lebih baik bagi mereka (tetapi) di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka orang yang fasik. ” Dari ayat tersebut kata ummah merupakan konsep pembinaan masyarakat yang disebutkan dalam Al-qur’an dapat diartikan bahwa masyarakat adalah suatu kumpulan umat yang terbaik dari manusia- manusia yang tidak mengadakan suatu hubungan dengan manusia yang lain, selain itu dari ayat tersebut dapat juga diketahui bahwa masyarakat adalah kumpulan dari manusia-manusia yang mempunyai suatu tujuan yang sama. Akan tetapi masyarakat yang lebih baik adalah suatu masyarakat yang mencegah dari adanya kemungkaran serta beriman kepada Allah. Karena kenyataannya saat ini masyarakat yang ada hanya berkumpul untuk tujuan-tujuan yang sifatnya fasik. Istilah lain yang ada dalam Al-qur’an adalah syu’ub dan qabail . Kata syu’ub dapat diartikan sebagai bangsa sedangkan kata qabail lebih khusus lagi daripada kata syu’ub karena arti kata qabail adalah suku. Bangsa dan suku termasuk berada dalam masyarakat atau sebagai unsur dari masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat pada surah Alhujurat ayat 13.5        5 Ibid, hal 234
  • 6. 6   Artinya : “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesunggguhnya orang yang paling mulia di antaranya.” Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa Allah SWT, telah menciptakan manusia dengan berbagai macam perbedaan. Adapun perbedaan itu sendiri adalah perbedaan jenis kelamin, bangsa serta suku- suku. Perbedaan yang ada tersebut dibuat sebagai suatu hal yang perlu diketahui dan dianggap oleh umat manusia sebagai suatu kodrati yang ada pada dirinya, dan telah dikatakan juga bahwa bangsa dan suku merupakan unsur dari masyarakat sehingga antara bangsa dan suku akan selalu berkaitan dengan masyarakat, karena hakikatnya masyarakat dapat terbentuk dengan adanya suku-suku serta bangsa yang ada pada suatu wilayah dengan maksud dan tujuan tertentu. B. Ayat-ayat Tentang Kepedulian Sosial dan Kemasyarakatan Surat Al-hujurat berisi petunjukan tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang mukmin terhadap Allah SWT, terhadap Nabi dan orang yang menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya yaitu orang fasik. Pada surat ini dijelaskan apa yang harus dilakukan oleh seseorang mumkmin terhadap sesamanya dan manusia secara keseluruhan. Adapun etika yang diusung untuk menciptakan sebuah perdamaian dan menghindari pertikaian yaitu menjauhi sikap mengejek orang lain.6 1. Surah Al-Hujurat (49) Ayat 10    6 Matthoilah, Tafsir Al-qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 11-13, diakses dari http://.digilib.uin-suka.ac.id/7672/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, pada tanggal 27 Mei 2014 pukul 06.30 WIB.
  • 7. 7    Artinya : “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” Tafsir Ayat: Menurut Quraish kata innamaa digunakan untuk membatasi sesuatu. Di sini kaum beriman dibatasi hakikat hubungan mereka dengan persaudaraan. Ini seakan-akan tidak ada jalinan hubungan antara mereka kecuali hubungan persaudaraan itu. Namun penggunaan innamaa dalam konteks penjelasan tentang persaudaraan antara sesama mukmin ini mengisyaratkan bahwa sebenarnya semua pihak telah mengetahui secara pasti bahwa kaum beriman bersaudara sehingga semestinya tidak terjadi dari pihak manapun hal-hal yang mengganggu persaudaraan itu.7 Dengan adanya kata innamaa pada ayat tersebut yang menjelaskan bahwa antara sesama muslim merupakan saudara sehingga diharapkan di antara mereka tidak adanya rasa permusuhan terutama antara sesama muslim. Salah satu hubungan yang diinginkan oleh Allah antara manusia yang satu dengan yang lainnya adalah adanya rasa persaudaraan. Sedangkan kata ikhwatun adalah persamaan dalam garis keturunan, inilah yang membuat persaudaraan. Misalnya hubungan antara orang tua, anak, dan saudara. Ada juga persaudaraan yang memiliki dampak tertentu dalam pernikahan dan kewarisan.8 Analisa: Surat Al-Hujurat ayat 10 dapat dimaknai persaudaraan yang berasal dari satu keluarga. Akan tetapi pada kenyataannya rasa 7 Lisnawati, Tafsir Ayat-Ayat Tentang Pendidikan, Refah Press, Palembang, 2013, hal 111. 8 Ibid .
  • 8. 8 persaudaraan tidak hanya berkaitan erat dengan adanya hubungan darah maupun dengan adanya suatu hal yang dilandasi dengan adanya pernikahan. Karena kenyataannya semua umat muslim dan muslimin merupakan saudara yang seagama. Dan mereka berasal dari keturunan yang sama yaitu dari Adam dan Hawa, jadi persaudaraan tidak hanya berada dalam ruang lingkup keluarga saja. Dengan demikian maka jelaslah bahwa dalam ayat ini menegaskan pada kita semua bahwa persatuan dan kesatuan serta hubungan harmonis antar anggota masyarakat kecil atau pun besar, maka akan melimpahkan rahmat bagi kita semua. Sebaliknya, perpecahan dan keretakan hubungan mengandung lahirnya bencana buat semua, yang tentu pada puncaknya akan melahirkan pertumpahan darah serta peperangan. Surat Al-hujurat adalah surat yang mengatur tentang cara bermasyarakat antara manusia di muka bumi ini. Dengan menjauhi setiap permusuhan yang mungkin akan timbul dalam melaksanakan tugas manusia sebagai makhluk sosial yaitu dengan berkomunikasi. Salah satu hal yang menyatukan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya adalah persaudaraan sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, dan hendaknya manusia dalam bermasayarakat mematuhi hal tersebut. 2. Surah Al-Hujurat (49) ayat 11          
  • 9. 9       Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki- laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan janganlah pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat,Maka mereka itulah orang-orang yang dzalim." Pada ayat 11 dalam suatu riwayat dinyatakan dikemukakan bahwa seseorang laki-laki mempunyai dua atau tiga nama dan dipanggil dengan nama tertentu agar orang itu tidak senang dengan panggilan itu. Ayat ini turun sebagai larangan untuk menggelari orang dengan nama- nama yang tidak menyenangkan. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa nama-nama gelaran zaman jahiliyah sangat banyak. Ketika Nabi Muhammad Saw memanggil seseorang dengan gelarnya ada orang yang memberitahukan kepada Nabi bahwa gelar itu tidak disukainya. Maka turunlah ayat tersebut yang memanggil orang dengan gelaran yang tidak disukainnya.9 Tafsir Ayat:   9 Ibid, hal 114.
  • 10. 10 “Hai orang-orang yang beriman” Ayat ini akan menjadi nasihat sopan santun dalam pergaulan hidup kepada kaum yang beriman. Itu pula maka dipangkal ayat orang-orang beriman juga diseru.      “Janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain” Mengolok-ngolok, mengejek, menghina merendahkan dan seumpamanya, janganlah semua itu terjadi dalam kalangan yang beriman.      “Boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka” Itulah peringatan yang halus dan tepat sekali dari Allah karena mengejek tidaklah layak dilakukan oleh orang yang mengaku beriman.    “Dan janganlah pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik” Larangan ini nampaklah bahwa orang-orang yang kerjanya hanya mencari kesalahan dan kekhilafan orang lain niscaya lupa dengan kesalah yang ada pada dirinya sendiri.      “Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri” Sebabnya ialah karena mencela orang lain sama dengan mencela diri sendiri.  
  • 11. 11 “Dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan” Dari uraian di atas dapatlah diketahui bahwa adanya larangan memanggil orang dengan gelaran yang buruk, lalu digantikan dengan gelaran yang baik agar tidak menyakiti hati orang yang diberi gelaran buruk tersebut.   “Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman” Maka kalau orang telah beriman, dan telah bertukar dari jahiliyah kepada islam maka sebaiknya ditukar panggilan nama kepada yang baik dan sesuai dasar iman seseorang, karena penukaran yang dilakukan akan berpengaruh dengan jiwa seseorang.   “Dan barangsiapa yang tidak bertobat. Maka mereka itulah orang- orang yang dzalim” Kata yaskhar/ meperolok-olokan dalam ayat ini, menurut Quraish yaitu menyebut kekurangan pihak lain dengan tujuan menertawakan yang bersangkutan, baik dengan ucapan, perbuatan atau tingkah laku. Sedangkan kata qaum yang biasa digunakan untuk menunjuk sekelompok manusia. Biasanya kata qaum juga termasuk perempuan, namun dalam ayat ini mempertegas penyebutan kata nisaa’/perempuan karena ejekan dan merumpi lebih banyak terjadi di kalangan perempuan dibandingkan laki-laki. Kata talmuzu terambil dari kata al- lamz. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat dalam memaknai kata ini. Ibnu Ashur, memahaminya dalam artian ejekan yang langsung dihadapkan kepada yang diejek, ini adalah bentuk kekurang ajaran dan penganiayaan.10 10 Lisnawati, Tafsir Ayat-Ayat Tentang Pendidikan, Refah Press, Palembang, 2013, hal 111.
  • 12. 12 Sementara itu kata qaum pada ayat tersebut yang berasal dari kata qama, yaqumu qiyam yang berarti berdiri atau bangkit. Kata qaum agaknya dipergunakan untuk menunjukkan sekumpulan manusia yang bangkit untuk berperang membela sesuatu. Karena itu pada awalnya kata qaum dipergunakan untuk kaum pria bukan pada kaum wanita. 11 Analisa: Surat Al-Hujurat ayat 11 dianalisis bahwa ayat tersebut menceritakan tentang larangan untuk mencela serta mengejek orang lain, karena mencela orang lain sama halnya dengan menyakiti hati orang tersebut. Hal tersebut terdapat pada “Dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan”. Karena bukankah ciri dari kepedulian sosial adalah dapat meraskan apa yang orang lain rasakan, dan jika seseorang justru memberikan suatu ejekan maka ia tidak mencermikan adanya sikap kepeduliaan sosial. Seharusnya seseorang dapat merasakan bahwa penderitaan dan kehinaan yang dirasakan oleh orang lain dapat pula menimpa dirinya. 3. Surat Al-Hujurat (49) Ayat 12               11 Ibid.
  • 13. 13 Artinya : “Hai orang-orang beriman jauhilah banyak dari dugaan, sesungguhnya banyak dari dugaan adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahanorang lain serta jangan sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka kamu telah jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” Tafsir Ayat: Dalam satu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Salman Al-Farisi yang apabila selesai makan ia terus tidur dan mendengkur pada waktu itu, maka turunlah ayat ini yang melarang seseorang mengumpat, menceritakan keaiban orang lain.12    “Hai orang-orang beriman jauhilah banyak dari dugaan” Prasangka ialah tuduhan yang bukan-bukan, prasangka yang tidak beralasan dan tidak dapat dibuktikan merupakan suatu fitnah.   “Sesungguhnya banyak dari dugaan adalah dosa” Berprasangka adalah dosa karena ia adalah tuduhan yang tidak beralasan dan dapat memutuskan silaturahmi dari hubungan yang semulanya dalam keadaan baik.  “Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahanorang lain” 12 Matthoilah, Tafsir Al-qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 11-13, diakses dari http://.digilib.uin-suka.ac.id/7672/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, pada tanggal 27 Mei 2014 pukul 06.30 WIB.
  • 14. 14 Mencari tahu kesalahan orang lain merupakan suatu hal yang tidak baik dan tidak diperbolehkan dalam agama islam karena dapat menyakiti hati orang yang dicari-cari kesalahan tersebut.   “Serta jangan sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain” Menggunjing ialah membicarakan aib orang lain sedang ia tidak hadir dan berada dalam tempat lain. Dan dalam hal ini mereka yang bergunjing merupakan contoh dari orang yang munafik.   “Sukakah kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?” Dapat dianalisis bahwa membicarakan orang yang tidak hadir ketika keburukannya dibicarakan disamakan dengan memakan daging manusia yang telah mati atau memakan bangkai yang telah busuk.  “Maka kamu telah jijik kepadanya” Memakan bangkai temanmu yang telah mati sudah pasti itu jijik, maka membicarakan aib orang lain itu sama dengan memakan bangkai daging orang yang dibicarakan.   “Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” Kata ijtanibbu terambil dari kata janb yang artinya samping. Mengesampingkan sesuatu berarti menjauhkan dari jangkauan tangan. Penambahan huruf taa’ pada kata tersebut berfungsi penekanan yang menjadikan kata tersebut berarti bersungguh-sungguh. Sedangkan kata
  • 15. 15 katsiiran/banyak bukan berarti kebanyakan. Sementara itu kata tajassasuu yang terambil dari kata jassa yakni upaya mencari tahu dengan jalan sembunyi. Selanjutnya kata yahgtab terambil dari kata ghibah yang berasal dari kata ghaib yang artinya tidak hadir.13 Analisa: Surat Al-Hujurat ayat 12 dapat dianalisis bahwa adanya suatu larangan untuk membicarakan sesama umat manusia yang ada di muka bumi ini. Terutama hal yang dibicarakan antara sesama umat agama adalah hal yang berkaitan dengan keburukan yang dimilikinya. Serta adanya suatu larangan terhadap umat manusia untuk berprasangka buruk, karena perbuatan tersebut termasuk kedalam perbuatan tercela yang juga tidak disukai dan tidak dibenarkan dalam Al-qur’an. Adapun dari ayat tersebut juga digambarkan bahwa orang yang bergunjing serta membicarakan orang lain disamakan dengan orang yang memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati. 4. Surat Al-Hujurat (49) Ayat 13          Artinya : “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesunggguhnya 13 Lisnawati, Tafsir Ayat-Ayat Tentang Pendidikan, Refah Press, Palembang, 2013, hal 120.
  • 16. 16 orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang setakwa-takwa kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Dalam ayat 13, pada satu riwayat dikemukakan bahwa ketika Fah Al-Makkah, bilal naik ke atas Ka’bah untuk adzan. Berkatalah beberapa orang: “Apakah pantas budak hitam ini adzan di atas Ka’bah?” maka berkatalah yang lainnya: “Sekiranya Allah membenci orang ini, pasti Allah akan menggantinya.” Ayat ini turun sebagai penegasan bahwa dalam islam tidak ada diskriminasi, dan yang paling mulia adalah yang paling bertakwa. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abi-Mulaikah.14 Tafsir Ayat:    “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan” Maka tidaklah ada manusia di alam ini yang tercipta kecuali dari percampuran antara seorang laki-laki dan seorang perempuan.    “Dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal” Sesungguhnya manusia adalah satu keturunan yang sama yaitu dari nabi Adam dan Hawa. Meskipun berbeda suku hendaklah saling mengenal dan menganggap perbedaan yang ada antar suku dan bangsa sebagai suatu hal yang perlu diketahui dan bukan dijadikan alasan untuk tidak menjalin silaturahmi antara suku yang berbeda. 14 Matthoilah, Tafsir Al-qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 11-13, diakses dari http://.digilib.uin-suka.ac.id/7672/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, pada tanggal 27 Mei 2014 pukul 06.30 WIB.
  • 17. 17   “Sesunggguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang setakwa-takwa kamu” Dari penggalan ayat tersebut dapat dianalisis bahwa kemuliaan sejati yang dianggap bernilai oleh Allah adalah kemulian hati , kemuliaan budi, kemuliaan sikap, dan kemuliaan kepada Allah sendiri sebagai sang Khaliq.  “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” Kata syu’ub adalah bentuk jamak dari kata sy’ab. Kata ini digunakan untuk menunjuk kumpulan. Dan pada ayat ini sangat diutamakan adanya penekanan saling mengenal. Sedangkan kata akramakum yang terambil dari kata karuma pada dasarnya berarti yang baik dan istimewa sesuai objeknya. Sementara itu kata ‘Aliim dan khabiir maka keduanya mengandung makna keMahatuaan Allah SWT. Sedanngkan kata khabiir yang menggambarkan pengetahuan-Nya yang menjangkau sesuatu.15 Analisa: Dengan demikian ayat ini mengandung kesimpulan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Dan menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku- suku supaya saling mengenal dan tolong menolong. Sedangkan kandungan yang kedua adalah kemuliaan manusia yang tidak diukur dengan keturanannya melainkan diukur dengan ketakwaannya. Islam sangat menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar (menyeluruh kebaikan dan mencegah kemungkaran) dan menekankan adanya penyuluhan (dakwah) terpadu, agar dengan kontrol dan bimbingannya itu orang-orang yang tersesat dapat berhenti dari penyimpangannya, sehingga masyarakat selalu dalam keutamaan. Al-qur’an telah 15 Lisnawati, Tafsir Ayat-Ayat Tentang Pendidikan, Refah Press, Palembang, 2013, hal 120.
  • 18. 18 meletakkan amar ma’ruf nahi munkar sebagai fenomena ummat yang bermoral lohur. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian awal dari makalah ini dalam surat Ali-Imran ayat 110. Dari penjelasan tersebutlah bahwa Al-qur’an telah mengarahkan manusia menuju suatu jalan kebaikan yang dalam hal ini adalah adannya suatu ikatan persaudaraan serta menjaga hubungan antara manusia dengan manusia yang lain (hablum minannas) selain hubungan antara manusia dengan Tuhannya sebagai pencipta (hablum minallah). C. Implementasi Surat Al-Hujurat Ayat 10-13 Dalam Kehidupan Bermasyarakat serta Kurangnya Kepeduliaan Sosial Terhadap Masyarakat. 1. Implementasi Sikap dan Perbuatan Mengejek Serta Mengolok-Ngolok Sesama. Yaskhar/memperolok-olok ialah menyebut kekurangan pihak lain dengan tujuan menertawakan yang bersangkutan, baik dengan ucapan, perbuatan atau tingkah laku. 16 Contoh mengolok-ngolok misalnya dengan meniru perkataan atau perbuatan dengan menggunakan isyarat serta menertawakan perkataan orang yang diolokkan apabila ia keliru perkataannya terhadap perbuatan atau rupanya yang buruk. Olokan atau ejekan yang diberikan kepadanya dapat menyakiti hati orang yang diejek tersebut dan hal yang berkaitan dengan menyakiti hati orang lain merupakan suatu larangan dan tidak diperbolehkan dalam Al-qur’an serta dalam agama islam. 2. Implementasi Sikap dan Perbuatan Berprasangka Buruk. Adapun prasangka buruk yang dimaksud dalam ayat ini adalah dugaan buruk yang dialamatkan kepada orang yang baik. Sedangkan dugaan yang ditujukan kepada orang yang berbuat kejahatan/fasik adalah seperti yang Nampak dalam kehidupan sehari-harinya. Karena sebagian dari dugaan dan tuduhan tersebut merupakan dosa semata-mata.17 16 Matthoilah, Tafsir Al-qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 11-13, diakses dari http://.digilib.uin-suka.ac.id/7672/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf, pada tanggal 27 Mei 2014 pukul 06.30 WIB. 17 Ibid, hal 60.
  • 19. 19 Berdasarkan penjelasan tersebut contoh dari prasangka buruk dalam kehidupan bermasyarakat adalah menuduh seseorang yang mencuri uang atau barang milik orang lain. Padahal ia sama sekali tidak melakukannya dengan mencuri barang yang bukan haknya, fitnah yang dituduhkan merupakan prasangka buruk yang belum tentu kebenarannya dan belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya. 3. Menjauhkan Diri dari Sikap dan Perbuatan Mencari-Cari Serta Menyebarluaskan Kejelekan Aib. Mencari-cari aib atau kejelekan orang lain dalam islam merupakan kejelekan orang lain yang menekankan betapa buruknya mencari aib orang lain, dalam islam perbuatan ini sangat tidak diperbolehkan, karena berakibat merugikan orang lain apalagi sesama muslim.18 Contohnya adalah mencari-cari kesalahan yang dimiliki oleh orang lain padahal orang tersebut telah sebaik mungkin untuk melakukan suatu hal. Akan tetap dengan adanya perbuata mencari aib ini sendiri dapat mengakibatkan hubungan antara orang yang dicari-cari kejelekannya dengan orang yang menjelekkannya menjadi buruk. 4. Menjauhkan Diri dari Sikap dan Perbuatan Ghibah. Ghibah adalah menyebut-nyebut sesuatu yang melekat pada diri orang yang lain apabila orang lain mendengarnya ia tidak menyukainya. Ghibah adalah salah satu perbuatan yang sangat diharamkan dalam islam sehingga dalam surat Al-hujurat ayat 12 ini Allah membuat perumpamaan tentang orang yang menggunjiingkan saudaranya sebagai orang yang memakan daging bangkai saudaranya sendiri.19 18 Ibid, hal 61. 19 Ibid, hal 62.
  • 20. 20 BAB III PENUTUP 1. Simpulan Manusia diciptakan oleh sang Khaliq tidak hanya sebagai makhluk individu, akan tetapi manusia juga diciptakan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia Secara garis besar ajaran Islam bisa dikelompokkan dalam dua kategori yaitu hablum minallah (hubungan vertikal antara manusia dengan tuhan) dan hablum minannas (hubungan manusia dengan manusia). Allah menghendaki kedua hubungan tersebut seimbang walaupun hablumminannas lebih banyak di tekankan.
  • 21. 21