Dokumen tersebut membahas tentang psikologi sosial dan metode penelitian psikologi sosial. Psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia dalam konteks sosial dengan pendekatan psikologis, sosiologis, dan antropologis. Metode penelitian psikologi sosial meliputi observasi, wawancara, angket, eksperimen, dan lainnya.
3. PSIKOLOGI
SOSIAL
Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya,
Psikologi sosial mempelajari tingkah laku
manusia di dalam suatu situasi sosial.
Sebagai ilmu pengetahuan yang masih
muda maka latar belakang pertumbuhan
Psikologi Sosial berasal dan terpengaruh
oleh ilmu-ilmu sosial lain seperti Sosiologi,
Anthropologi dan Psikologi yang
mempunyai usia lebih tua.
5. SEJARAH PERKEMBANGAN
PSIKOLOGI SOSIAL
Sejarah Psikologi Sosial mempunyai hubungan
yang erat dengan aliran-aliran dalam Psikologi
Sosial yang telah diterangkan pada bagian
muka.
Sejarah Psikologi Sosial akan mengungkap
secara lebih rinci tentang sumbangan pemikiran
ahli-ahli ilmu pengetahuan sosial di luar
Psikologi Sosial sehingga pertumbuhan
Psikologi Sosial menjadi ilmu pengetahuan tidak
perlu diragukan.
6. DEFINISI PSIKOLOGI SOSIAL
Mc. David dan Herani (1968)
Psikologi Sosial adalah lapangan studi tentang
pengalaman dan tingkah laku individu dalam
hubungannya dengan individu lain, kelompok
dan kebudayaan.
Oldentorff (1955)
Psikologi Sosial adalah pengetahuan tentang
tingkah laku individu dalam hubungannya
dengan situasi sosial.
7. .....LANJUTAN
Jones dan Gerard (1967)
Psikologi Sosial adalah suatu bagian dari
cabang Psikologi yang secara khusus
memuat lapangan studi tentang tingkah
laku individu sebagai sesuatu fungsi dari
ransangan sosial.
Muzafer Sherif dan C.W Sherif (1956)
Psikologi Sosial adalah lapangan studi
tentang pengalaman dan tingkah laku
individu dalam hubungannya dengan
8. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI
SOSIAL
Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses
individual
Contoh : konsepsi, motivasi, belajar sosial, frustasi,
mekanisme pertahanan
Studi tentang proses-proses individual bersama
Contoh : sikap sosial, peranan sosial, situasi sosial,
kelompok sosial, propaganda, kabar angin.
Studi tentang interaksi kelompok
Contoh : komunikasi, interaksi sosial,
kepemimpinan, tingkah laku massa, ketegangan
internasional.
10. Pendekatan Menurut S.
Stansfeld Sargend
Pendekatan Sosiologis
Adanya pengaruh kehidupan kelompok seperti kebiasaan,
institusi dan tingkah laku sosial terhadap kepribadian Individu.
Terbentuknya kepribadian individu menyebabkan individu yang
bersangkutan memiliki tingkah laku sosial sehingga menjadi
makhluk sosial, artinya individu tersebut dapat berkomunikasi
dengan individu lainnya.
Pendekatan Psikologis
Pendekatan ini dikemukakan oleh Floyd H. Allport yang
mempunyai pendapat sebagai berikut :
1. Bahwa tingkah laku sosial individu hanya dapat dipelajari dari
individu yang bersangkutan bukan dari lingkungan.
2. Tiap-tiap kelompok mempunyai jiwa kelompok yang berbeda
dengan jiwa individu
3. Dasar tingkah laku sosial individu berasal dari prepostent
reflexes yang artinya semacam insting yang telah diubah oleh
pengaruh kondisi sosial.
11. .....LANJUTAN
Pendekatan Intergratif
1. Dari Ahli Antropologi
Kepribadian kebudayaan individu sangat dipengaruhi oleh
pola kebudayaan di mana individu itu dibesarkan. Dalam
kepribadian individu termasuk trait, emosi, dorongan, sikap dan
kebiasaan, sedangkan tingkah laku sosial termasuk peran jenis
kelamin, reaksi motorik sosial dan interaksi sosial.
2. Dari Ahli Psikoanalisa
Adanya pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian yang
menyimpang dari kebiasaan pada umumnya.Penyimpangan ini
tampak pada tingkah laku individu yang berupa penyesuaian diri
yang salah, sakit mental, selalu menentang dan neurosis.
3. Dari Ahli Teori Medan
Setiap situasi sosial selalu mempengaruhi individu
sehingga dalam situasi sosial tersebut yang penting bagaimana
individu yang bersangkutan menanggapi dan
menginterprestasikan situasi sosial serta berbuat sesuai dengan
situasi sosialnya.
12. Pendekatan Menurut David O.Scars
Pendekatan Psikologis
1. Naluri
Konrad Lorenz berpendapat bahwa dorongan agresif didalam setiap diri individu ada sejak
lahir dan tidak dapat dirubah. Dorongan ini sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individu.
Sigmund freud berpendapat bahwa dorongan bawaan mengarahkan individu untuk
melakukan aktivitas yang sifatnya merusak atau sebaliknya.
2. Perbedaan Genetik
Setiap individu memiliki susunan genetik yang berbeda satu dengan yang lain. Dari
perbedaan itu ternyata menimbulkan tingkah laku pada masing-masing individu.
Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar ini menjadi dasar dari teori Bahaviorisme dalam upaya menerangkan
dari mana tingkah laku individu itu berasal.
Pendekatan Insentif
Secara umum pendekatan insentif menerangkan bahwa individu berperilaku sebagai
sesuatu hal yang ditentukan oleh insentif yang tersedia bagi bermacam-macam tindakannya.
Pertimbangan adalah tingkah lakunya didasarkan pada keuntungan dan kerugian yang diperoleh
dari setiap perilakunya tersebut. Keuntungan dan kerugian inilah merupakan insentif (dorongan)
seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan pada situasi yang sedang dihadapi.
Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif menggambarkan bahwa seseorang individu bertingkah laku sangat
bergantung pada cara individu tersebut mengenali situasi sosial. Dalam pengamatan terhadap
situasi sosial, individu dituntut untuk melaksanakan presepsi sosial yang baik, artinya
bagaimana individu menanggapi, berfikiran dan berkeyakinan terhadap situasi sosialnya
sehingga individu tersebut dapat mengambil tingkah laku yang benar dan tepat.
14. TUJUAN RISET
PENELTIAN
1.Deskripsi
Salah satu tujuan utama adalah memberi deskripsi
yang cermat dan sistematis tentang perilaku sosial agar
psikolog sosial bisa membuat generalisasi yang reliabel
tentang bagaimana orang bertindak di berbagai setting
sosial.
2.Analisis Kausal
Banyak riset di bidang psikologi bertujuan untuk
mengetahui hubungan sebab akibat.
3.Penyusunan Teori
Tujuan ketiga adalah menyusun teori perilaku sosial
yang membantu psikolog memahami alasan dari perilaku
seseorang.
4.Aplikasi
Pengetahuan psikologi sosial dapat diaplikasikan
untuk memecahkan problem sosial sehari-hari.
15. MENENTUKAN PARTISIPAN
Dalam penelitian psikologi sosial, berawal dari
bagaimana periset menentukan siapa yang akan
diteliti? Salah satu titik awalnya adalah
mempelajari tentang orang yang mengambil
kesimpulan. Ini dinamakan sampel respresentatif.
Cara terbaik untuk memastikan keterwakilan
adalah mempelajari sampel acak dari populasi.
Dalam istilah formal, random sample (sample
acak mewakili populasi yang akan diteliti) berarti
setiap orang dalam satu populasi memiliki
peluang yang sama untuk dimasukkan ke dalam
studi. Hukum probabilitas memastikan bahwa
sampel acak dalam jumlah besar akan hampir
selalu bisa mewakili populasi dalam batas
kesalahan (margin of error).
16. .....LANJUTAN
Kebanyakan psikolog sosial ingin agar hasil
risetnya berlaku untuk orang secara umum.
Namun, sulit dan amat mahal jika harus
mempelajari sampel dari populasi umum seperti
itu. Jadi, psikolog sosial harus
mempertimbangkan aspek praktis dan tujuan
pengumpulan data yang dapat digeneralisasikan
untuk orang-orang di luar subjek yang diteliti.
17. METODE PENGUMPULAN DATA
1. METODE INTROPEKSI
2. METODE OBSERVASI
3. METODE INTERVIEW/WAWANCARA
4. METODE ANGKET
5. METODE KORELASIONAL
6. METODE EKSPERIMEN
7. METODE LABORATORIUM
8. METODE LAPANGAN
18. METODE INTROPEKSI
Dalam pratik metode interospeksi suit
dilaksanakan guna memperoleh data yang
akurat. Oleh karena itu, Charles H. Coaley
menggunakan istilah lain untuk introspeksi
tersebut dengan symathetic penetration yang
artinya metode digunakan untuk mengumpulkan
data melalui proses belajar dari penyelidik
terhadap dirinya sendiri melalui empat dan
kemudian penyelidik menerapkan pada individu
lain sebagai objek penyelidikannya untuk
memperoleh data yang diperlukan.
19. KELEMAHAN METODE INTROPEKSI
Keterbatasan pengalaman penyelidikan dan kekurang
sempurnaan penyelidik untuk mengungkapkan apa
yang dialami dan pengalaman masa lampau dari
individu lain sebagai objek
Kemungkinan banyak pengalaman masa lampau
yang dilupakan sehingga data tidak lengkap
Ada pengalaman-pengalaman yang tidak
diungkapkan oleh sasaran karena hal tersebut
merupakan pengalaman yang bersifat traumatis
seperti pengalaman patah hati
Keengganan sasaran menyebutkan pengalamannya
karena ada rasa malu, seperti dimarahi oleh gurunya
Pengungkapan pengalaman yang tidak sistematis
atau sepenggal-sepenggal dari sasaran sehingga
data sukar disusun secara runtut dan lengkap
20. KELEBIHAN METODE INTROPEKSI
Pengalaman yang diungkapkan oleh sasaran
tidak banyak dipengaruhi oleh pihak luar
Penyelidik dianggap sebagai orang untuk
menampakan perasaan oleh seseorang sehingga
data dapat diungkap secara terperinci
Penyelidik setiap saat dapat mengungkapkan
data yang diperlukan sehingga data dapat
lengkap dan terperinci
Penyelidik dapat menggunakan kesempatan
dalam pengumpulan data untuk memberikan
terapi/ jalan keluat dari masalah yang mungkin
dialami sasaran.
21. METODE OBSERVASI
Metode ObseRvasi
ADALAH
cara pengumpulan data dalam rangka penyelidikan
terhadap tingkah laku sosial dalam situasi sosial
yang wajar. (Suprijono T.P., 1969). Metode
observasi ini dapat dilakukan oleh penyelidik
terhadap tingkah laku sosialnya dari seseorang
individu dan dapat juga tingkah laku sosialnya
disuatu kelompok.
22. MACAM-MACAM METODE
OBSERVASI
Uncontrolled Observation (Observasi tidak terkontrol)
Yang dimaksud adalah observasi yang tidak
sistematis, tidak mewakili, kurang waktu dalam
beraneka ragam situasi sehingga simpulan yang
diambil berdasarkan kebiasaan tanpa data yang
akurat. (S.S. Sagent,1968). Bagaimanapun juga
metode observasi ini lebih baik dari pada metode
sebelumnya karena metode ini dapat dikontrol oleh
metode lainnya sehingga simpulan yang dihasilkan
tidak selalu salah.
Systematyc Observation (Observasi sistematis)
Observasi sistematis memiliki cara dalam
pengumpulan data dengan menggunakan tahap-
tahap yang bersifat ilmiah yaitu pengambilan sampel
yang mewakili, penyelidik memperoleh latihan
mengobservasi dan informasi atau data yang
diperoleh bersifat lebih objektif.
23. METODE INTERVIEW
Metode ini adalah cara untuk
mengumpulkan data yang
meliputi perasaan, pengalaman,
apa yang diingat, dorongan dan
alasan bertingkah laku dari
individu.
24. KELEBIHAN METODE INTERVIEW
Pewawancara dapat berhadapan langsung dengan
sasaran sehinga ia tahu apa yang dirasakan atau
dipikirkan oleh sasaran.
Pewawancara memperoleh data yang objektif , akurat
dan lengkap.
Wawancara dapat berlangsung dengan baik dan
lancar karena pewawancara dapat merundingkan
pelaksanaan wawancara dan sasaran.
Pewawancara dapat menjalin hubungan yang baik
dengan sasaran sehingga kondisi ini dapat membantu
dalam pengumpulan data.
Pewawancara dapat mengecek kekurangan atau
ketidakberesan data yang diperoleh dari metode lain.
25. KELEMAHAN METODE INTERVIEW
Mungkin ada data yang dikumpulkan dari sasaran
sehingga wawancara membutuhkan waktu yang
lama
Sikap pewawancara sangat menentukan
terhadap jalannya wawancara sehingga
pewawancara perlu laihan atau bantuan seorang
ahli
Sulit mengetahui data yang objektif dari metode
wawancara sehingga metode ini perlu dibantu
oleh metode lain.
26. METODE ANGKET
Metode angket adalah cara
pengumpulan data tentang
pendapat atau sikap seseorang
terhadap situasi, benda atau
individu lain dalam bentuk tertulis.
27. KELEBIHAN METODE ANGKET
Jawaban respoden lebih objektif karena
korespoden kurang memperoleh pengaruh pihak
luar.
Data dapat diperoleh secara sistematis karena
pertanyaan dapat disusun lebih dahulu.
Responden memperoleh kesempatan berfikir
secara leluasa sehingga jawaban responden
lebih masak dan mendalam.
Responden mempunyai keberanian menjawab
pertanyaan karena angket biasanya bersifat
anonim.
28. KELEMAHAN METODE
ANGKET
Ada kemungkinan respoden tidak mengirim
angket tersebut sehingga keadaan ini dapat
mengurangi representif sampel yang diambil
Bila ada pertanyaan yang kurang jelas bagi
koresponden maka koresponden tidak bisa
memberi jawaban karena responden tidak dapat
menanyakan ketidakjelasan pertanyaan tersebut.
Pengisian angket tidak bisa dikontrol sehingga
ada kemungkinan pengisian angket dilakukan
oleh orang lain.
Apabila jawaban angket tidak jelas maka
penyelidik membutuhkan waktu lama untuk
memperbaiki jawaban tersebut.
29. METODE KORELASIONAL
Dalam studi korelasional, periset secara cermat
mengamati dan mencatat hubungan antara dua
atau lebih faktor, yang istilah teknisnya
disebut variabel. Riset korelasional mencari
tahu apakah ada asosiasi atau hubungan
antarvariabel itu. Secara spesifik, saat nilai
variabel A tinggi, apakah variabel B juga tinggi
(korelasi negatif), atau apakah nilai variabel B
tidak ada kaitannya dengan variabel A (tidak
ada korelasi).
30. KELEBIHAN METODE KORELASI
Desain ini memampukan periset untuk
meneliti problem dimana intervensi tidak
dimungkinkan.
Riset korelasional adalah efisiensinya.
Metode ini memungkinkan periset
mengumpulkan lebih banyak informasi
dan menguji lebih banyak hubungan
ketimbang studi eksperiman.
31. KELEMAHAN METODE KORELASI
Riset ini tidak dapat memberikan bukti yang jelas
tentang hubungan sebab-akibat. Dalam studi
korelasional, hubungan sebab-akibat bisa bersifat
ambigu. Reserve-causality problem (Dalam riset arah
kausalitas tidak pasti) terjadi ketika dua variabel
saling berkorelasi, namun kedua variabel bisa sama-
sama menjadi penyebab dan menjadi akibat.
Ambigu lain adalah kemungkinan bahwa variabel A atau
B tidak saling mempengaruhi secara langsung.
Barangkali ada faktor lain yang mempengaruhi kedua
faktor itu. Masalah ini dinamakan third-variable
problem (problem varibel ketiga).
32. METODE EKSPERIMEN
David O.Scars menyebutkan eksperimen adalah
pengumpulan data melalui data melalui
pengukuran dua atau lebih kondisi yang berbeda
dalam kasus khusus, kemudian menugaskan
individu untuk merasakan kondisi yang berlainan
tersebut dan mengukur perilaku setiap individu
yang ada dalam kondisi tersebut.
Eksperimen adalah intervensi. Periset
meletakkan orang dalam situasi yang terkontrol
dan menilai bagaimana mereka
bereaksi.(Aronson,Wilson,& Brewer, 1998).
33. KEUNGGULAN METODE
Keunggulan metode eksperimen ini adalah bisa
bebas dari ambiguitas kausalitas seperti yang terjadi
dalam studi korelasional. Eksperimen secara acak
menempatkan orang dalam kondisi yang berbeda
untuk melihat apakah ada perbedaan respon mereka.
Metode ini dapat mencegah munculnya kesalahan
secara berkepanjangan
Dalam eksperimen, seorang periset dapat
mempelajari praktik suatu gejala yang diselidiki pada
saat tertentu.
Dalam eksperimen, seseorang tidak hanya dapat
memperhitungkan tujuan, tetapi juga dapat
menghitung bagian-bagian pelaksanaan secara
cermat.
34. KELEMAHAN METODE
Penggunaan skala atau tes dalam
eksperimen menimbulkan kebimbangan
sehingga tes tersebut belum tentu akurat.
Pengaruh yang ditimbulkan oleh gejala yang
disebabkan pada individu dapat bermacam-
macam.
Pengambilan sikap respodensi dapat
dipengaruhi tingkat berpikir yang
bersangkutan.
Harapan respoden sangat berpengaruh
terhadap tingkah laku yang bersangkutan
dalam suatu eksperimen.
35. METODE LABORATORIUM
Metode laboratorium dilakukan dalam situasi
yang tidak biasanya dialami oleh partisipan
riset. Kelebihan utama riset ini adalah
dimungkinkannya kontrol atas situasi. Periset
dapat merasakan yakin tentang apa yang
terjadi pada setiap subjek. Periset kontrol juga
punya kontrol lebih besar atas variabel terikat
dan dapat mengukur hasil secara lebih tepat
ketimbang periset lapangan. Karenanya
Laborataorium adalah tempat yang paling
ideal untuk mempelajari efek dari satu
variabel terhadap variabel yang lainnya.
36. KELEBIHAN METODE LAB
Kelebihan lain dari riset labotarium adalah
kenyamanan dan biayanya. Biasanya lebih
mudah dna murah bagi periset untuk
melakukan studi di suatu ruangan daripada
harus pergi ke tempat dimana orang bekerja
atau menjalani kehidupan sehari-hari.
Semua kelebihan ini dapat dinamakan validitas
internal. Internal validity akan tinggi jika
periset dapat yakin bahwa efek yang mereka
amati dalam variabel terikat benar-benar
disebabkan oleh variabel bebas yang mereka
manipulasi dalam eksperimen bukan dari
variabel yang tidak terkontrol.
37. METODE LAPANGAN
Metode lapangan adalah meneliti perilaku dalam “
habitatnya alamiahnya”. Dalam setting lapangan,
biasanya sulit untuk menempatkan subjek dalam
kondisi secara acak untuk memastikan agar mereka
semua mengalami hal yang sama dan untuk
mendapatkan ukuran yang tepat atas variabel
terikat.
Secara khusus, sulit untuk mendesain manipulasi
variabel bebas dan mendapatkan ukuran yang pasti
atas variabel terikat. Periset harus mencari atau
menata situasi yang menghasilkan perbedaan
spesifik di antara kondisi-kondisi tersebut.
38. KELEBIHAN METODE LAPANGAN
Kelebihan paling jelas dari setting lapangan adalah
setting itu lebih realitis dan karena hasilnya
mungkin bisa digenerasikan ke situasi kehidupan
riil. Ini dinamakan external validity (sejauh mana
hasil dari studi bisa digeneralisasikan ke populasi
dan setting berbeda) sehingga merefleksikan
fakta bahwa hasilnya kemungkinan lebih valid
dalam situasi di luar situasi riset itu (Campbell &
Stanley,1963). Validitas eksternal akan lebih
tinggi apabila hasil studi dapat digeneralisasikan
untuk setting dan populasi lain.
39. .....LANJUTAN
Kelebihan lain dari studi lapangan adalah periset
terkadang bertemu dengan variabel dan situasi
yang sangat kuat yang tidak bisa dipelajari di
laboratorium. Periset dalam mengamati orang
dalam situasi ekstrem. Karena lapangan
berkaitan dengan kehidupan riil, ia cenderung
lebih dipercaya oleh subjeknya. Respons
mereka akan lebih spontan dan tidak terlalu
mengandung bias.
40. BIAS DALAM RISET
1.Bias Eksperimenter
Partisipan riset sangat rentan dipengaruhi oleh
periset. Jika eksperimenter mengisyaratkan atau
secara sadar/tidak bahwa dia ingin agar subjek
merespon dengan cara tertentu maka ada tendensi
partisipan akan merespons dengan cara tersebut.
Ada 2 solusi masalah eksperimenter.
Pertama, membuat orang yang melakukan riset
tidak mengetahi hipotesis atau tentang kondisi
eksperimental bagi subjek tertentu. Sedangkan solusi
kedua adalah menstandarisasi situasi jika
dimungkinkan. Jika segala sesuatu distandarisasi dan
tidak ada perbedaan antara kondisi selain kondisi
yang sengaja itu, maka tidak akan ada bisa. Dalam
kasus ekstrem, subjek mungkin datang ke tempat
eksperime dan memberi perintah.
41. ....LANJUTAN
2.Bias Subjek
Sumber bias lainnya berasal dari motif dan
tujuan subjek saat ikut menjadi partisipan riset.
Demand characteristic adalah ciri yang muncul dalam
sebuah riset karena fakta bahwa kegiatan ini adalah
studi riset dan subjek tahu bahwa mereka menjadi
bagian dari riset. (Aronson, Brewer, &
Carlsmith,1985,h.454).
Ide dasarnya adalah bahwa orang yang
mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sangat
mungkin untuk mengubah perilakunya. Subjek
eksperimen mungkin berusaha mencari tahu apa
tujuan dari eksperimen dan akan mengubah
responnya berdasarkan dugaan mereka mengenai
42. BIAS DALAM RISET
Sebagus apapun desain studi yang sempurna
namun memiliki keterbatasan sendiri. Dan periset
tidak pernah bisa menguji seluruh populasi, jadi
selalu ada margin kesalahan dalam generalisasi
hasilnya. Karena setiap studi mengandung
kekurangan, maka riset yang baik harus dapat
direplikasi.
Replikasi (mengulang studi lebih dari sekali)
dalam bentuknya yang paling sederhana, berarti
bahwa periset bisa memproduksi temuan orang
lainjika mereka meniru metode risetnya. Intinya
adalah periset harus hati-hati dalam menerima
hasil dari sebuah studi tentang suatu topik.
44. ETIKA PSIKOLOGI SOSIAL
Di dalam bidang psikologi, perhatian etika sering
difokuskan pada penggunaan tipuan periset.
Karena besar kemungkinan eksperimen itu
menyebabkan partisipan merasa bersalah ketika
menyakiti seseorang. Studi-studi yang
menggunakan penipuan menimbulkan sejumlah
masalah etis.
American Psychological (APA) pertama kali
mengembangkan kode etik riset psikologi pada
1972 dan merevisi pedoman etik itu jika isu baru
muncul (APA,1992). Pemerintah mewajibkan
setiap universitas dan institusi riset yang
menerima dana pemerintah federal untuk
membuat komite periset yang bertugas me-
review semua proposal riset yang menggunakan
45. ....LANJUTAN
Subjek harus setuju tanpa paksaan untuk
berpartisipasi dalam riset dan harus memahami
partisipasi apa yang akan dijalaninya. Ini
dinamakan informed consent (persetujuan
dengan sepengetahuan). Periset berkewajiban
memberi tahu calon subjek semua hal tentang
studi sebelum meminta mereka berpartisipasi.
Setelah studi berakhir, subjek harus diberi
penjelasan. Debriefing (menjelaskan tujuan dan
prosedur riset kepada partisipan) berarti
menjelaskan secara mendetail tujuan dan
prosedur riset.
46. ....LANJUTAN
Pedoman etika ketiga adalah meminimalkan
resiko potensial. Minimal risk setiap kemungkinan
resiko dalam berpartisipasi dalam riset tidak
boleh lebih besar ketimbang yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
berarti Salah satu resiko terpenting adalah
privasi. Hak privasi individu harus dihormati dan
dihargai.