SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
1.1 Latar Belakang 
Dalam kehidupan sehari-hari kita bertemu dengan banyak sekali orang-orang. 
Dari sekian banyak orang yang kita temui ada begitu banyak perbedaan antara 
mereka. Sebagian orang ada yang begitu mudah beradaptasi dengan 
lingkungan sekitarnya dan sebagian lagi tidak atau kurang begitu mampu dan 
selalu menyalahkan keadaan.Perbedaan itulah yang kita sebut dengan kecerdasan 
intelegensi. 
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum 
individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Dalam 
kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang 
amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan 
pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya 
pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu 
latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak 
dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat 
tidak dapat segera diketahui lewat tes intelegensi. 
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi 
yang rendah, akan tetapi disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan 
demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Faktor-faktor 
yang mempengaruhi kesulitan belajar bisa dikarenakan metode mengajar 
yang tidak sesuai, penekanan kurikulum yang tidak cocok atau bahkan 
pembelajaran yang kompleks. 
Karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak 
didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan
dengan kesulitan belajar. 
Disini penulis akan sedikit menjelaskan beberapa garis besar faktor penyebab 
kesulitan belajar sampai usaha mengatasi kesulitan belajar. 
2 
1.2 Rumusan Masalah 
1. Apa pengertian perbedaan individu? 
2. Factor yang mempengaruhi individu? 
3. Apa pengertian Intelejensi? 
4. Sebutkan factor-faktor intelejensi? 
5. Apa pengertian bakat? 
6. Jelaskan jenis-jenis bakat? 
7. Apa pengertian minat? 
8. Jelaskan jenis-jenis minat? 
1.3 Tujuan 
1. Untuk memahami pengertian perbedaan individu. 
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individu. 
3. Untuk memahami pengertian Intelejensia, Bakat, dan Minat. 
4. Untuk mengetahui factor-faktor intelejensi. 
5. Untuk mengetahui jenis-jenis bakat dan minat.
BAB I 
PENDAHULUAN 
3 
2.1 Perbedaan Individu 
Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda 
antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari dua segi, 
yakni horizontal dan vertical. Perbedaan segi horizontal adalah perbedaan 
individu dalam aspek mental, seperti tingkat kesadaran, bakat, minat, ingatan, 
emosi, dan sebagainya. Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam 
aspek jasmaniah, seperti: bentuk, tinggi dan besarnya badan, tenaga, dan 
sebagainya. Masing-masing aspek individu tersebut besar pengaruhnya 
terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. 
Perbedaan individual disebabkan oleh dua faktor, ialah faktor 
keturunan atau bawaan kelahiran, dan faktor pengaruh lingkungan. Kedua 
faktor ini memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan 
siswa/peserta didik. Mungkin salah satu factor ada yang lebih dominan, 
namun tetap kedua faktor tersebut masing-masing berpengaruh, dan pada 
gilirannya ternyata tidak ada dua individu yang sama. 
2.2 Jenis-jenis Perbedaan individual 
Perbedaan individual menyangkut dengan berbagai aspek yang masing-masing 
memilki ciri-ciri tertentu; 
a. Kecerdasan (intelejensi), siswa yang kurang cerdas menunjukkan ciri-ciri 
belajar lebih lamban, memerlukan banyak latihan, membutuhkan waktu 
yang lebih lama untuk maju, tidak mampu melakukan abstraksi. Siswa yang 
memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi pada umumnya memilki perhatian 
yang lebih baik, belajar lebih cepat, kurang memerlukan latihan, mampu
menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat, mampu menarik 
kesimpulan dan melakukan abstraksi; 
b. Bakat (aptitude), bakat mempengaruhi perkembangan individu. Untuk 
mengetahui bakat itu perlu diadakan tes bakat (aptitude test) pada waktu 
mereka mulai bersekolah. Bakat turut menentukan perbedaan hasil belajar, 
sikap, minat, dan lain-lain; 
c. Minat, minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan 
seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu 
kegiatan yang diminatinya. 
4 
2.3 Pengertian Intelejensi 
Uji perbedaan individu memungkinkan perhatian publik pada 
pengukuran kemampuan seseorang yang tentunya menghasilkan skor nilai IQ. 
Pada tahun 1920-an, pengujian ini sangat berguna sekali dilakukan. Banyak 
pendukung gerakan ini di Amerika yang kemudian dirasa bahwa seseorang 
yang memiliki IQ sedang hingga tinggi yang hanya dibolehkan untuk lebih 
produktif dibanding mereka yang memiliki keterbelakangan mental dan 
kelompok keterbelakangan mental ini biasanya dihindari. 
Baru-baru ini pengujian yang sama ini juga dipandang sebagai 
instrument yang menimbulkan prasangka. Sebagian alasan untuk kedua 
pengukuran intelijensi ini telah menimbulkan pembingungan tentang 
permasalahan apa yang harus diukur. Beberapa evaluator telah membuat 
konsepsasi intelijensi sebagai kemampuan untuk belajar dengan cepat. 
Pandangan intelijensi lainnya mengindikasikan adanya tingkat kesulitan 
permasalahan atau soal-soal yang diberikan pada individu sesuai dengan 
usianya dalam mengukur kemampuan mereka menyelesaikan soal. Terkadang 
defenisi ini jauh lebih luas dan lebih menekan kapasitas glogal seseorang 
sebagai contoh kemampuan bertindak, kemampuan berfikir rasional dan
kemampuan berfikir efektif dalam menanggapi seseorang. Selain itu banyak 
para penguji lainnya terus melawan arah pengujian ini secara lebih luas 
dengan mengangkat permasalahan umum dan pendefenisian operasional 
intelijensi secara total, seperti kemampuan dalam melakukan sesuatu dengan 
baik pada uji intelijensi atau apapun model ujiannya. 
Bagaimana pun intelijensi, hal yang mungkin paling penting di sini 
adalah mengindikasikan sesuatu yang belum ada. Misalnya pernyataan yang 
tidak benar yang dikorelasikan dengan tingkat intelijensi dari kemampuan 
belajar seseorang. Penelitian mengenai tingkat kemampuan belajar seseorang 
mengindikasikan bahwa ada beberapa faktor pembelajaran yang diperlukan 
untuk memprediksikan berbagai tugas pembelajaran yang dihadapi siswa. 
Sejumlah model khusus dari faktor-faktor yang diperlukan ini tergantung dari 
jenis-jenis tugas yang diukur meliputi keahlian motorik, kemampuan belajar 
verbal, kemampuan mengkonsep pembelajaran, kemampuan memahami 
sebuah konsep dan sebagainya – yang digunakan sebagai variabel uji dalam 
penelitian khusus. Pendeknya, kita bisa katakan di sini tidak ada pengukuran 
terhadap kemampuan pembelajaran tunggal yang bisa menyebabkan 
ketidaktepatan dalam menginterprestasikan score IQ sebagai refleksi dari 
tingkat kemampuan seseorang. Fakta ini memperlihatkan bahwa orang 
pertama mempelajari tugas mereka dengan lebih cepat dibanding orang kedua 
yang bukan berarti bahwa tingkat pembelajaran mereka dapat disamakan 
ketika kedua orang ini dihadapkan pada tugas yang berbeda. Secara 
mekanismenya, siswa bisa mempelajari bagaimana mengoperasikan sebuah 
mesin yang kompleks dengan kecepatan lebih dibanding bagian-bagian yang 
berorientasi pada pemahaman akademik. 
Haruslah dicatat bahwa nilai IQ berhubungan dengan ukuran belajar di 
sekolah. Model Test dalam Tradisi Binet masih efektif mengidentifikasi anak-anak 
yang mempunyai berbagai kesulitan menuju keberhasilan di sekolah 
5
tradisional. Kita harus catat bahwa fakta ini tidak perlu menyiratkan bahwa 
tingkat kecerdasan/inteligen adalah faktor penyebab menentukan tingkat 
pencapaian. Orang bisa membalikkan argumentasi itu dan mengatakan bahwa 
semakin seorang anak mencapai sekolah yang lebih tinggi IQ nya berperanan. 
Sesungguhnya, anak-anak yang belajar lebih tinggi di sekolah cenderung 
untuk meningkatkan tes kecerdasan/inteligen mereka beberapa tahun ini. Hal 
yang penting untuk tujuan kita bukanlah yang mana, juga bukan tentang 
variabel-variabel penyebab variabel lain, tidak ada jawaban akhir yang 
mungkin. Melainkan, adalah penting untuk mengetahui adanya hubungan 
yang kuat sedang antara kedua variabel. Ini berarti bahwa mengetahui 
tingkatan intelijensi perorangan akan membuat kita dapat meramalkan dengan 
derajat kesaksamaan beberapa tingkatan prestasi akademis, dan sebaliknya 
Akhir yang harus dibuat mengenai kemampuan khusus ini adalah 
bahwa, walaupun mereka berbeda, mereka cenderung untuk berhubungan 
dengan kecerdasan/inteligen umum sampai taraf tertentu. 
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi 
Ada beberapa factor yang mempengaruhi kualitas intelegensi 
6 
seseorang.diantaranya: 
1. Faktor bawaan atau keturunan 
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu 
keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes 
IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang 
diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang 
sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. 
Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ
mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak 
pernah saling kenal. 
7 
2. Faktor lingkungan 
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak 
lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan 
yang berarti. Intelegensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan 
otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan 
yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga 
memegang peranan yang amat penting. 
3. Faktor-Faktor dalam Intelegensi 
Dalam intelgensi akan ditemukan faktor-faktor tertentu yang para ahli 
sendiri belum terdapat pendapat yang sama seratus persen. Berikut ini 
beberapa pendapat para ahli mengenai faktor-faktor dalam intelegensi: 
☺ Thorndike dengan Teori Multi-Faktor 
Teori ini menyatakan bahwa intelegensi itu tersusun dari beberapa 
faktor yang terdiri dari elemen-elemen, tiap elemen terdiri dari atom-atom, 
dan tiap atom itu terdiri dari stimulus-respon. Jadi, suatu aktivitas adalah 
merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu 
dengan yang lainnya. 
☺ Spearman 
Menurut Spearman intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu 
a) General ability atau general faktor (faktor G) 
Faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang 
lainnya. Faktor ini selalu didapati dalam semua “performance”. 
b) Special ability atau special faktor (faktor S) 
Faktor ini merupakan faktor yang khusus mengenai bidang tertentu.
Dengan demikian, maka jumlah faktor ini banyak, misalnya ada S1, S2, S3, 
dan sebagainya sehingga kalau pada seseorang faktor S dalambidang tertentu 
dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut. 
Menurut Spearman tiap-tiap “performance” adanya faktor G dan faktor S, atau 
dapat dirumuskan. P=G+S 
8 
☺ Burt 
Menurut Burt dalam intelegensi terdapat 3 faktor 
a) Special ability atau special faktor (faktor S) 
b) General ability atau general faktor (faktor G) 
c) Common ability atau common faktor disebut juga group factor (faktor C) 
Faktor ini merupakan sesuatu kelompok kemampuan tertentu seperti 
kemampuan kelompok dalam bidang bahasa. Sehingga rumus “performance” 
menjadi P=G+S+C
9 
2.5 Pengertian Bakat 
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang 
relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. 
Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak 
lahir. 
Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan 
pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat. 
1.6 Jenis-jenis bakat 
Jenis bakat antara lain sebagai berikut: 
1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang 
bersifat umum, artinya setiap orang memiliki. 
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, 
artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, 
penceramah, olahraga. 
Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu : 
1. Bakat Verbal 
Bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata. 
2. Bakat Numerikal 
Bakat tentang konsep – konsep dalam bentuk angka. 
3. Bakat Skolastik 
Kombinasi kata – kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan dalam 
penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan 
hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan 
hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para 
ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.) 
4. Bakat Abstrak
Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, 
diagram, ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya. 
5. Bakat mekanik 
Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat 
– alat lainnya. 
6. Bakat Relasi Ruang (spasial) 
Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 
dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat 
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa 
ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga 
dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan 
insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.) 
7. Bakat kecepatan ketelitian klerikal 
Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor 
dan lain – lainnya. 
8. Bakat bahasa (linguistik) 
Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk 
jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain – 
lainnya. 
10 
2.7 Pengertian Minat 
Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan 
diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas ( 
Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59).
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari 
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain 
yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu. (Maprare dan 
Slameto; 1988; 62). 
Jadi, dapat disimpulkan minat ialah suatu proses pengembangan dalam 
mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu 
kepada suatu kegiatan yang diminatinya. 
2.8 Jenis – jenis minat (Guilford, 1956) : 
1. Minat vokasional merujuk pada bidang – bidang pekerjaan. 
a. Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial. 
b. Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, 
akuntansi,kesekretariatan dan lain – lain. 
c. Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain. 
2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. 
Misalnya petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain – lain. 
11 
2.9 Pengaruh Minat dalam Belajar 
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada 
saat atau periode tertentu. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk 
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang 
ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan 
kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada 
dalam diri siswa, yaitu ada dorongan dan minat. Kondisi eksternal adalah 
kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, 
sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Keberhasilan seseorang pada dasarnya tidak mungkin dapat dicapai tanpa 
didasari oleh minat yang tinggi dan kecenderungan untuk menguasai kondisi 
lingkungan yang dinyatakan lewat sikap. Dengan demikian prestasi belajar yang 
tinggi akan dapat dicapai oleh siswa apabila siswa tersebut memiliki minat dan 
motivasi belajar yang tinggi. 
12 
2.10 Pengaruh Minat dalam Belajar 
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada 
saat atau periode tertentu. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk 
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang 
ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan 
kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada 
dalam diri siswa, yaitu ada dorongan dan minat. Kondisi eksternal adalah 
kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, 
sarana dan prasaran belajar yang memadai. 
Keberhasilan seseorang pada dasarnya tidak mungkin dapat dicapai tanpa 
didasari oleh minat yang tinggi dan kecenderungan untuk menguasai kondisi 
lingkungan yang dinyatakan lewat sikap. Dengan demikian prestasi belajar yang 
tinggi akan dapat dicapai oleh siswa apabila siswa tersebut memiliki minat dan 
motivasi belajar yang tinggi.

More Related Content

What's hot

Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalahpjj_kemenkes
 
Kumpulan 3(kecerdasan)pckkk
Kumpulan 3(kecerdasan)pckkkKumpulan 3(kecerdasan)pckkk
Kumpulan 3(kecerdasan)pckkkummusulaim92
 
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKATANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKATFikahati Rachmawati
 
Makalah pendidikan anak berbakat mys
Makalah pendidikan anak berbakat mysMakalah pendidikan anak berbakat mys
Makalah pendidikan anak berbakat mysMitha Ye Es
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiMaya Sy
 
Perkembangan intelektual remaja
Perkembangan intelektual remajaPerkembangan intelektual remaja
Perkembangan intelektual remajaRizali Avenged
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikDwi Wati
 
Perkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualPerkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualTohir Haliwaza
 
Psikologi modul 3 kb 1
Psikologi modul 3 kb 1Psikologi modul 3 kb 1
Psikologi modul 3 kb 1Uwes Chaeruman
 
Keberbakatan
KeberbakatanKeberbakatan
Keberbakatancindrya
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi pptMelz Mutz
 
Perkembangan intelektual
Perkembangan intelektualPerkembangan intelektual
Perkembangan intelektualDia Cahyawati
 
keragaman siswa
keragaman siswakeragaman siswa
keragaman siswaNur IB
 
Psikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakPsikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakMumuh Al-musthofa
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiTita Sobandi
 
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan MatematikaRisa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematikarisa zakiatul
 
Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.atho7
 

What's hot (18)

Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
 
Kumpulan 3(kecerdasan)pckkk
Kumpulan 3(kecerdasan)pckkkKumpulan 3(kecerdasan)pckkk
Kumpulan 3(kecerdasan)pckkk
 
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKATANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN ANAK BERBAKAT
 
Makalah pendidikan anak berbakat mys
Makalah pendidikan anak berbakat mysMakalah pendidikan anak berbakat mys
Makalah pendidikan anak berbakat mys
 
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan EmosiIntelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
Intelegensi, Kemampuan Berpikir, dan Emosi
 
Perkembangan intelektual remaja
Perkembangan intelektual remajaPerkembangan intelektual remaja
Perkembangan intelektual remaja
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Perkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektualPerkembangan kemampuan intelektual
Perkembangan kemampuan intelektual
 
Psikologi modul 3 kb 1
Psikologi modul 3 kb 1Psikologi modul 3 kb 1
Psikologi modul 3 kb 1
 
Keberbakatan
KeberbakatanKeberbakatan
Keberbakatan
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi ppt
 
Perkembangan intelektual
Perkembangan intelektualPerkembangan intelektual
Perkembangan intelektual
 
keragaman siswa
keragaman siswakeragaman siswa
keragaman siswa
 
Psikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakPsikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otak
 
Makalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina bMakalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina b
 
Makalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiiiMakalah anak berbakat jadiii
Makalah anak berbakat jadiii
 
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan MatematikaRisa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
Risa Zakiatul H. Karakteristik siswa SD dan Matematika
 
Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.Tugas power point tentang iq.
Tugas power point tentang iq.
 

Similar to Makalah pertemuan 9

Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikErik Kuswanto
 
Individual differences
Individual differencesIndividual differences
Individual differencesAlfonsus Sam
 
Psikologi Pendidikan1
Psikologi Pendidikan1Psikologi Pendidikan1
Psikologi Pendidikan1eviprilawati
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaDiyah Sri Hariyanti
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTatimatus Solihah
 
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusia
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku ManusiaPerkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusia
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
Intelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan KreativitasIntelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan Kreativitaspjj_kemenkes
 
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkha Belieberforever
 
Pengaruh hasil tes potensi bakat dan minat antara laki laki dengan perempuan
Pengaruh hasil tes potensi bakat dan minat antara laki laki dengan perempuanPengaruh hasil tes potensi bakat dan minat antara laki laki dengan perempuan
Pengaruh hasil tes potensi bakat dan minat antara laki laki dengan perempuanade fikri
 
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaEmiey Mieysagie
 

Similar to Makalah pertemuan 9 (20)

A
AA
A
 
Proposal pengaruh tingkat kecerdasan
Proposal pengaruh tingkat kecerdasanProposal pengaruh tingkat kecerdasan
Proposal pengaruh tingkat kecerdasan
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Individual differences
Individual differencesIndividual differences
Individual differences
 
SOSiologi dwi.pdf
SOSiologi dwi.pdfSOSiologi dwi.pdf
SOSiologi dwi.pdf
 
Kecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia diniKecerdasan anak usia dini
Kecerdasan anak usia dini
 
Pengaruh kecerdasan pada anak
Pengaruh kecerdasan pada anakPengaruh kecerdasan pada anak
Pengaruh kecerdasan pada anak
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Psikologi Pendidikan1
Psikologi Pendidikan1Psikologi Pendidikan1
Psikologi Pendidikan1
 
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan bergandaMakalah teori belajar kecerdasan berganda
Makalah teori belajar kecerdasan berganda
 
Bantu masalah disleksia
Bantu masalah disleksiaBantu masalah disleksia
Bantu masalah disleksia
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusia
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku ManusiaPerkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusia
Perkembangan Kepribadian dan Perilaku Manusia
 
Intelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan KreativitasIntelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan Kreativitas
 
Buletin08012009
Buletin08012009Buletin08012009
Buletin08012009
 
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
 
Pengaruh hasil tes potensi bakat dan minat antara laki laki dengan perempuan
Pengaruh hasil tes potensi bakat dan minat antara laki laki dengan perempuanPengaruh hasil tes potensi bakat dan minat antara laki laki dengan perempuan
Pengaruh hasil tes potensi bakat dan minat antara laki laki dengan perempuan
 
Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
 
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
 
Kecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajarKecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajar
 

Makalah pertemuan 9

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita bertemu dengan banyak sekali orang-orang. Dari sekian banyak orang yang kita temui ada begitu banyak perbedaan antara mereka. Sebagian orang ada yang begitu mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan sebagian lagi tidak atau kurang begitu mampu dan selalu menyalahkan keadaan.Perbedaan itulah yang kita sebut dengan kecerdasan intelegensi. Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes intelegensi. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah, akan tetapi disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar bisa dikarenakan metode mengajar yang tidak sesuai, penekanan kurikulum yang tidak cocok atau bahkan pembelajaran yang kompleks. Karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan
  • 2. dengan kesulitan belajar. Disini penulis akan sedikit menjelaskan beberapa garis besar faktor penyebab kesulitan belajar sampai usaha mengatasi kesulitan belajar. 2 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian perbedaan individu? 2. Factor yang mempengaruhi individu? 3. Apa pengertian Intelejensi? 4. Sebutkan factor-faktor intelejensi? 5. Apa pengertian bakat? 6. Jelaskan jenis-jenis bakat? 7. Apa pengertian minat? 8. Jelaskan jenis-jenis minat? 1.3 Tujuan 1. Untuk memahami pengertian perbedaan individu. 2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individu. 3. Untuk memahami pengertian Intelejensia, Bakat, dan Minat. 4. Untuk mengetahui factor-faktor intelejensi. 5. Untuk mengetahui jenis-jenis bakat dan minat.
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 3 2.1 Perbedaan Individu Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari dua segi, yakni horizontal dan vertical. Perbedaan segi horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti tingkat kesadaran, bakat, minat, ingatan, emosi, dan sebagainya. Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah, seperti: bentuk, tinggi dan besarnya badan, tenaga, dan sebagainya. Masing-masing aspek individu tersebut besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Perbedaan individual disebabkan oleh dua faktor, ialah faktor keturunan atau bawaan kelahiran, dan faktor pengaruh lingkungan. Kedua faktor ini memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa/peserta didik. Mungkin salah satu factor ada yang lebih dominan, namun tetap kedua faktor tersebut masing-masing berpengaruh, dan pada gilirannya ternyata tidak ada dua individu yang sama. 2.2 Jenis-jenis Perbedaan individual Perbedaan individual menyangkut dengan berbagai aspek yang masing-masing memilki ciri-ciri tertentu; a. Kecerdasan (intelejensi), siswa yang kurang cerdas menunjukkan ciri-ciri belajar lebih lamban, memerlukan banyak latihan, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk maju, tidak mampu melakukan abstraksi. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi pada umumnya memilki perhatian yang lebih baik, belajar lebih cepat, kurang memerlukan latihan, mampu
  • 4. menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat, mampu menarik kesimpulan dan melakukan abstraksi; b. Bakat (aptitude), bakat mempengaruhi perkembangan individu. Untuk mengetahui bakat itu perlu diadakan tes bakat (aptitude test) pada waktu mereka mulai bersekolah. Bakat turut menentukan perbedaan hasil belajar, sikap, minat, dan lain-lain; c. Minat, minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya. 4 2.3 Pengertian Intelejensi Uji perbedaan individu memungkinkan perhatian publik pada pengukuran kemampuan seseorang yang tentunya menghasilkan skor nilai IQ. Pada tahun 1920-an, pengujian ini sangat berguna sekali dilakukan. Banyak pendukung gerakan ini di Amerika yang kemudian dirasa bahwa seseorang yang memiliki IQ sedang hingga tinggi yang hanya dibolehkan untuk lebih produktif dibanding mereka yang memiliki keterbelakangan mental dan kelompok keterbelakangan mental ini biasanya dihindari. Baru-baru ini pengujian yang sama ini juga dipandang sebagai instrument yang menimbulkan prasangka. Sebagian alasan untuk kedua pengukuran intelijensi ini telah menimbulkan pembingungan tentang permasalahan apa yang harus diukur. Beberapa evaluator telah membuat konsepsasi intelijensi sebagai kemampuan untuk belajar dengan cepat. Pandangan intelijensi lainnya mengindikasikan adanya tingkat kesulitan permasalahan atau soal-soal yang diberikan pada individu sesuai dengan usianya dalam mengukur kemampuan mereka menyelesaikan soal. Terkadang defenisi ini jauh lebih luas dan lebih menekan kapasitas glogal seseorang sebagai contoh kemampuan bertindak, kemampuan berfikir rasional dan
  • 5. kemampuan berfikir efektif dalam menanggapi seseorang. Selain itu banyak para penguji lainnya terus melawan arah pengujian ini secara lebih luas dengan mengangkat permasalahan umum dan pendefenisian operasional intelijensi secara total, seperti kemampuan dalam melakukan sesuatu dengan baik pada uji intelijensi atau apapun model ujiannya. Bagaimana pun intelijensi, hal yang mungkin paling penting di sini adalah mengindikasikan sesuatu yang belum ada. Misalnya pernyataan yang tidak benar yang dikorelasikan dengan tingkat intelijensi dari kemampuan belajar seseorang. Penelitian mengenai tingkat kemampuan belajar seseorang mengindikasikan bahwa ada beberapa faktor pembelajaran yang diperlukan untuk memprediksikan berbagai tugas pembelajaran yang dihadapi siswa. Sejumlah model khusus dari faktor-faktor yang diperlukan ini tergantung dari jenis-jenis tugas yang diukur meliputi keahlian motorik, kemampuan belajar verbal, kemampuan mengkonsep pembelajaran, kemampuan memahami sebuah konsep dan sebagainya – yang digunakan sebagai variabel uji dalam penelitian khusus. Pendeknya, kita bisa katakan di sini tidak ada pengukuran terhadap kemampuan pembelajaran tunggal yang bisa menyebabkan ketidaktepatan dalam menginterprestasikan score IQ sebagai refleksi dari tingkat kemampuan seseorang. Fakta ini memperlihatkan bahwa orang pertama mempelajari tugas mereka dengan lebih cepat dibanding orang kedua yang bukan berarti bahwa tingkat pembelajaran mereka dapat disamakan ketika kedua orang ini dihadapkan pada tugas yang berbeda. Secara mekanismenya, siswa bisa mempelajari bagaimana mengoperasikan sebuah mesin yang kompleks dengan kecepatan lebih dibanding bagian-bagian yang berorientasi pada pemahaman akademik. Haruslah dicatat bahwa nilai IQ berhubungan dengan ukuran belajar di sekolah. Model Test dalam Tradisi Binet masih efektif mengidentifikasi anak-anak yang mempunyai berbagai kesulitan menuju keberhasilan di sekolah 5
  • 6. tradisional. Kita harus catat bahwa fakta ini tidak perlu menyiratkan bahwa tingkat kecerdasan/inteligen adalah faktor penyebab menentukan tingkat pencapaian. Orang bisa membalikkan argumentasi itu dan mengatakan bahwa semakin seorang anak mencapai sekolah yang lebih tinggi IQ nya berperanan. Sesungguhnya, anak-anak yang belajar lebih tinggi di sekolah cenderung untuk meningkatkan tes kecerdasan/inteligen mereka beberapa tahun ini. Hal yang penting untuk tujuan kita bukanlah yang mana, juga bukan tentang variabel-variabel penyebab variabel lain, tidak ada jawaban akhir yang mungkin. Melainkan, adalah penting untuk mengetahui adanya hubungan yang kuat sedang antara kedua variabel. Ini berarti bahwa mengetahui tingkatan intelijensi perorangan akan membuat kita dapat meramalkan dengan derajat kesaksamaan beberapa tingkatan prestasi akademis, dan sebaliknya Akhir yang harus dibuat mengenai kemampuan khusus ini adalah bahwa, walaupun mereka berbeda, mereka cenderung untuk berhubungan dengan kecerdasan/inteligen umum sampai taraf tertentu. 2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi Ada beberapa factor yang mempengaruhi kualitas intelegensi 6 seseorang.diantaranya: 1. Faktor bawaan atau keturunan Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ
  • 7. mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal. 7 2. Faktor lingkungan Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Intelegensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting. 3. Faktor-Faktor dalam Intelegensi Dalam intelgensi akan ditemukan faktor-faktor tertentu yang para ahli sendiri belum terdapat pendapat yang sama seratus persen. Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai faktor-faktor dalam intelegensi: ☺ Thorndike dengan Teori Multi-Faktor Teori ini menyatakan bahwa intelegensi itu tersusun dari beberapa faktor yang terdiri dari elemen-elemen, tiap elemen terdiri dari atom-atom, dan tiap atom itu terdiri dari stimulus-respon. Jadi, suatu aktivitas adalah merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu dengan yang lainnya. ☺ Spearman Menurut Spearman intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu a) General ability atau general faktor (faktor G) Faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lainnya. Faktor ini selalu didapati dalam semua “performance”. b) Special ability atau special faktor (faktor S) Faktor ini merupakan faktor yang khusus mengenai bidang tertentu.
  • 8. Dengan demikian, maka jumlah faktor ini banyak, misalnya ada S1, S2, S3, dan sebagainya sehingga kalau pada seseorang faktor S dalambidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut. Menurut Spearman tiap-tiap “performance” adanya faktor G dan faktor S, atau dapat dirumuskan. P=G+S 8 ☺ Burt Menurut Burt dalam intelegensi terdapat 3 faktor a) Special ability atau special faktor (faktor S) b) General ability atau general faktor (faktor G) c) Common ability atau common faktor disebut juga group factor (faktor C) Faktor ini merupakan sesuatu kelompok kemampuan tertentu seperti kemampuan kelompok dalam bidang bahasa. Sehingga rumus “performance” menjadi P=G+S+C
  • 9. 9 2.5 Pengertian Bakat Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat. 1.6 Jenis-jenis bakat Jenis bakat antara lain sebagai berikut: 1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki. 2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga. Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu : 1. Bakat Verbal Bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata. 2. Bakat Numerikal Bakat tentang konsep – konsep dalam bentuk angka. 3. Bakat Skolastik Kombinasi kata – kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.) 4. Bakat Abstrak
  • 10. Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya. 5. Bakat mekanik Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat – alat lainnya. 6. Bakat Relasi Ruang (spasial) Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.) 7. Bakat kecepatan ketelitian klerikal Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain – lainnya. 8. Bakat bahasa (linguistik) Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lainnya. 10 2.7 Pengertian Minat Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas ( Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59).
  • 11. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu. (Maprare dan Slameto; 1988; 62). Jadi, dapat disimpulkan minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya. 2.8 Jenis – jenis minat (Guilford, 1956) : 1. Minat vokasional merujuk pada bidang – bidang pekerjaan. a. Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial. b. Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, akuntansi,kesekretariatan dan lain – lain. c. Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain. 2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. Misalnya petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain – lain. 11 2.9 Pengaruh Minat dalam Belajar Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, yaitu ada dorongan dan minat. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
  • 12. Keberhasilan seseorang pada dasarnya tidak mungkin dapat dicapai tanpa didasari oleh minat yang tinggi dan kecenderungan untuk menguasai kondisi lingkungan yang dinyatakan lewat sikap. Dengan demikian prestasi belajar yang tinggi akan dapat dicapai oleh siswa apabila siswa tersebut memiliki minat dan motivasi belajar yang tinggi. 12 2.10 Pengaruh Minat dalam Belajar Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, yaitu ada dorongan dan minat. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai. Keberhasilan seseorang pada dasarnya tidak mungkin dapat dicapai tanpa didasari oleh minat yang tinggi dan kecenderungan untuk menguasai kondisi lingkungan yang dinyatakan lewat sikap. Dengan demikian prestasi belajar yang tinggi akan dapat dicapai oleh siswa apabila siswa tersebut memiliki minat dan motivasi belajar yang tinggi.