Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan individu, faktor yang mempengaruhinya, dan pengertian intelegensi, bakat, serta minat. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah perbedaan individu disebabkan oleh faktor keturunan dan lingkungan, intelegensi dipengaruhi oleh faktor bawaan, lingkungan, dan terdiri dari beberapa faktor seperti kemampuan umum dan khusus, sedangkan bakat adalah kemampuan
1. BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita bertemu dengan banyak sekali orang-orang.
Dari sekian banyak orang yang kita temui ada begitu banyak perbedaan antara
mereka. Sebagian orang ada yang begitu mudah beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya dan sebagian lagi tidak atau kurang begitu mampu dan
selalu menyalahkan keadaan.Perbedaan itulah yang kita sebut dengan kecerdasan
intelegensi.
Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum
individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Dalam
kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang
amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan
pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu
latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak
dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat
tidak dapat segera diketahui lewat tes intelegensi.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi
yang rendah, akan tetapi disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan
demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kesulitan belajar bisa dikarenakan metode mengajar
yang tidak sesuai, penekanan kurikulum yang tidak cocok atau bahkan
pembelajaran yang kompleks.
Karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak
didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan
2. dengan kesulitan belajar.
Disini penulis akan sedikit menjelaskan beberapa garis besar faktor penyebab
kesulitan belajar sampai usaha mengatasi kesulitan belajar.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perbedaan individu?
2. Factor yang mempengaruhi individu?
3. Apa pengertian Intelejensi?
4. Sebutkan factor-faktor intelejensi?
5. Apa pengertian bakat?
6. Jelaskan jenis-jenis bakat?
7. Apa pengertian minat?
8. Jelaskan jenis-jenis minat?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian perbedaan individu.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individu.
3. Untuk memahami pengertian Intelejensia, Bakat, dan Minat.
4. Untuk mengetahui factor-faktor intelejensi.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis bakat dan minat.
3. BAB I
PENDAHULUAN
3
2.1 Perbedaan Individu
Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari dua segi,
yakni horizontal dan vertical. Perbedaan segi horizontal adalah perbedaan
individu dalam aspek mental, seperti tingkat kesadaran, bakat, minat, ingatan,
emosi, dan sebagainya. Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam
aspek jasmaniah, seperti: bentuk, tinggi dan besarnya badan, tenaga, dan
sebagainya. Masing-masing aspek individu tersebut besar pengaruhnya
terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar.
Perbedaan individual disebabkan oleh dua faktor, ialah faktor
keturunan atau bawaan kelahiran, dan faktor pengaruh lingkungan. Kedua
faktor ini memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
siswa/peserta didik. Mungkin salah satu factor ada yang lebih dominan,
namun tetap kedua faktor tersebut masing-masing berpengaruh, dan pada
gilirannya ternyata tidak ada dua individu yang sama.
2.2 Jenis-jenis Perbedaan individual
Perbedaan individual menyangkut dengan berbagai aspek yang masing-masing
memilki ciri-ciri tertentu;
a. Kecerdasan (intelejensi), siswa yang kurang cerdas menunjukkan ciri-ciri
belajar lebih lamban, memerlukan banyak latihan, membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk maju, tidak mampu melakukan abstraksi. Siswa yang
memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi pada umumnya memilki perhatian
yang lebih baik, belajar lebih cepat, kurang memerlukan latihan, mampu
4. menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat, mampu menarik
kesimpulan dan melakukan abstraksi;
b. Bakat (aptitude), bakat mempengaruhi perkembangan individu. Untuk
mengetahui bakat itu perlu diadakan tes bakat (aptitude test) pada waktu
mereka mulai bersekolah. Bakat turut menentukan perbedaan hasil belajar,
sikap, minat, dan lain-lain;
c. Minat, minat ialah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan
seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu
kegiatan yang diminatinya.
4
2.3 Pengertian Intelejensi
Uji perbedaan individu memungkinkan perhatian publik pada
pengukuran kemampuan seseorang yang tentunya menghasilkan skor nilai IQ.
Pada tahun 1920-an, pengujian ini sangat berguna sekali dilakukan. Banyak
pendukung gerakan ini di Amerika yang kemudian dirasa bahwa seseorang
yang memiliki IQ sedang hingga tinggi yang hanya dibolehkan untuk lebih
produktif dibanding mereka yang memiliki keterbelakangan mental dan
kelompok keterbelakangan mental ini biasanya dihindari.
Baru-baru ini pengujian yang sama ini juga dipandang sebagai
instrument yang menimbulkan prasangka. Sebagian alasan untuk kedua
pengukuran intelijensi ini telah menimbulkan pembingungan tentang
permasalahan apa yang harus diukur. Beberapa evaluator telah membuat
konsepsasi intelijensi sebagai kemampuan untuk belajar dengan cepat.
Pandangan intelijensi lainnya mengindikasikan adanya tingkat kesulitan
permasalahan atau soal-soal yang diberikan pada individu sesuai dengan
usianya dalam mengukur kemampuan mereka menyelesaikan soal. Terkadang
defenisi ini jauh lebih luas dan lebih menekan kapasitas glogal seseorang
sebagai contoh kemampuan bertindak, kemampuan berfikir rasional dan
5. kemampuan berfikir efektif dalam menanggapi seseorang. Selain itu banyak
para penguji lainnya terus melawan arah pengujian ini secara lebih luas
dengan mengangkat permasalahan umum dan pendefenisian operasional
intelijensi secara total, seperti kemampuan dalam melakukan sesuatu dengan
baik pada uji intelijensi atau apapun model ujiannya.
Bagaimana pun intelijensi, hal yang mungkin paling penting di sini
adalah mengindikasikan sesuatu yang belum ada. Misalnya pernyataan yang
tidak benar yang dikorelasikan dengan tingkat intelijensi dari kemampuan
belajar seseorang. Penelitian mengenai tingkat kemampuan belajar seseorang
mengindikasikan bahwa ada beberapa faktor pembelajaran yang diperlukan
untuk memprediksikan berbagai tugas pembelajaran yang dihadapi siswa.
Sejumlah model khusus dari faktor-faktor yang diperlukan ini tergantung dari
jenis-jenis tugas yang diukur meliputi keahlian motorik, kemampuan belajar
verbal, kemampuan mengkonsep pembelajaran, kemampuan memahami
sebuah konsep dan sebagainya – yang digunakan sebagai variabel uji dalam
penelitian khusus. Pendeknya, kita bisa katakan di sini tidak ada pengukuran
terhadap kemampuan pembelajaran tunggal yang bisa menyebabkan
ketidaktepatan dalam menginterprestasikan score IQ sebagai refleksi dari
tingkat kemampuan seseorang. Fakta ini memperlihatkan bahwa orang
pertama mempelajari tugas mereka dengan lebih cepat dibanding orang kedua
yang bukan berarti bahwa tingkat pembelajaran mereka dapat disamakan
ketika kedua orang ini dihadapkan pada tugas yang berbeda. Secara
mekanismenya, siswa bisa mempelajari bagaimana mengoperasikan sebuah
mesin yang kompleks dengan kecepatan lebih dibanding bagian-bagian yang
berorientasi pada pemahaman akademik.
Haruslah dicatat bahwa nilai IQ berhubungan dengan ukuran belajar di
sekolah. Model Test dalam Tradisi Binet masih efektif mengidentifikasi anak-anak
yang mempunyai berbagai kesulitan menuju keberhasilan di sekolah
5
6. tradisional. Kita harus catat bahwa fakta ini tidak perlu menyiratkan bahwa
tingkat kecerdasan/inteligen adalah faktor penyebab menentukan tingkat
pencapaian. Orang bisa membalikkan argumentasi itu dan mengatakan bahwa
semakin seorang anak mencapai sekolah yang lebih tinggi IQ nya berperanan.
Sesungguhnya, anak-anak yang belajar lebih tinggi di sekolah cenderung
untuk meningkatkan tes kecerdasan/inteligen mereka beberapa tahun ini. Hal
yang penting untuk tujuan kita bukanlah yang mana, juga bukan tentang
variabel-variabel penyebab variabel lain, tidak ada jawaban akhir yang
mungkin. Melainkan, adalah penting untuk mengetahui adanya hubungan
yang kuat sedang antara kedua variabel. Ini berarti bahwa mengetahui
tingkatan intelijensi perorangan akan membuat kita dapat meramalkan dengan
derajat kesaksamaan beberapa tingkatan prestasi akademis, dan sebaliknya
Akhir yang harus dibuat mengenai kemampuan khusus ini adalah
bahwa, walaupun mereka berbeda, mereka cenderung untuk berhubungan
dengan kecerdasan/inteligen umum sampai taraf tertentu.
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
Ada beberapa factor yang mempengaruhi kualitas intelegensi
6
seseorang.diantaranya:
1. Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu
keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes
IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang
diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang
sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya.
Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ
7. mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak
pernah saling kenal.
7
2. Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak
lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan
yang berarti. Intelegensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan
otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan
yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga
memegang peranan yang amat penting.
3. Faktor-Faktor dalam Intelegensi
Dalam intelgensi akan ditemukan faktor-faktor tertentu yang para ahli
sendiri belum terdapat pendapat yang sama seratus persen. Berikut ini
beberapa pendapat para ahli mengenai faktor-faktor dalam intelegensi:
☺ Thorndike dengan Teori Multi-Faktor
Teori ini menyatakan bahwa intelegensi itu tersusun dari beberapa
faktor yang terdiri dari elemen-elemen, tiap elemen terdiri dari atom-atom,
dan tiap atom itu terdiri dari stimulus-respon. Jadi, suatu aktivitas adalah
merupakan kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu
dengan yang lainnya.
☺ Spearman
Menurut Spearman intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu
a) General ability atau general faktor (faktor G)
Faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang
lainnya. Faktor ini selalu didapati dalam semua “performance”.
b) Special ability atau special faktor (faktor S)
Faktor ini merupakan faktor yang khusus mengenai bidang tertentu.
8. Dengan demikian, maka jumlah faktor ini banyak, misalnya ada S1, S2, S3,
dan sebagainya sehingga kalau pada seseorang faktor S dalambidang tertentu
dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut.
Menurut Spearman tiap-tiap “performance” adanya faktor G dan faktor S, atau
dapat dirumuskan. P=G+S
8
☺ Burt
Menurut Burt dalam intelegensi terdapat 3 faktor
a) Special ability atau special faktor (faktor S)
b) General ability atau general faktor (faktor G)
c) Common ability atau common faktor disebut juga group factor (faktor C)
Faktor ini merupakan sesuatu kelompok kemampuan tertentu seperti
kemampuan kelompok dalam bidang bahasa. Sehingga rumus “performance”
menjadi P=G+S+C
9. 9
2.5 Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang
relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.
Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak
lahir.
Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan
pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
1.6 Jenis-jenis bakat
Jenis bakat antara lain sebagai berikut:
1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang
bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus,
artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin,
penceramah, olahraga.
Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu :
1. Bakat Verbal
Bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata.
2. Bakat Numerikal
Bakat tentang konsep – konsep dalam bentuk angka.
3. Bakat Skolastik
Kombinasi kata – kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan dalam
penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan
hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, pandangan
hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para
ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
4. Bakat Abstrak
10. Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan,
diagram, ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya.
5. Bakat mekanik
Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat
– alat lainnya.
6. Bakat Relasi Ruang (spasial)
Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3
dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat
menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa
ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga
dimensi. Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan
insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel Adams, dsb.)
7. Bakat kecepatan ketelitian klerikal
Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor
dan lain – lainnya.
8. Bakat bahasa (linguistik)
Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk
jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain –
lainnya.
10
2.7 Pengertian Minat
Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan
diri pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas (
Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59).
11. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain
yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu. (Maprare dan
Slameto; 1988; 62).
Jadi, dapat disimpulkan minat ialah suatu proses pengembangan dalam
mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu
kepada suatu kegiatan yang diminatinya.
2.8 Jenis – jenis minat (Guilford, 1956) :
1. Minat vokasional merujuk pada bidang – bidang pekerjaan.
a. Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial.
b. Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan,
akuntansi,kesekretariatan dan lain – lain.
c. Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain.
2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi.
Misalnya petualang, hiburan, apresiasi, ketelitian dan lain – lain.
11
2.9 Pengaruh Minat dalam Belajar
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada
saat atau periode tertentu. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan
kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada
dalam diri siswa, yaitu ada dorongan dan minat. Kondisi eksternal adalah
kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih,
sarana dan prasaran belajar yang memadai.
12. Keberhasilan seseorang pada dasarnya tidak mungkin dapat dicapai tanpa
didasari oleh minat yang tinggi dan kecenderungan untuk menguasai kondisi
lingkungan yang dinyatakan lewat sikap. Dengan demikian prestasi belajar yang
tinggi akan dapat dicapai oleh siswa apabila siswa tersebut memiliki minat dan
motivasi belajar yang tinggi.
12
2.10 Pengaruh Minat dalam Belajar
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada
saat atau periode tertentu. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan
kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada
dalam diri siswa, yaitu ada dorongan dan minat. Kondisi eksternal adalah
kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih,
sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Keberhasilan seseorang pada dasarnya tidak mungkin dapat dicapai tanpa
didasari oleh minat yang tinggi dan kecenderungan untuk menguasai kondisi
lingkungan yang dinyatakan lewat sikap. Dengan demikian prestasi belajar yang
tinggi akan dapat dicapai oleh siswa apabila siswa tersebut memiliki minat dan
motivasi belajar yang tinggi.