SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Asma merupakan penyakit saluran pernafasan
yang ditandai oleh penyempitan bronkus akibat
adanya hiper reaksi terhadap sesuatu baik itu
perangsangan langsung/fisik ataupun secara tidak
langsung.
Epidemiologi
Epidemiologi asthma di dunia
berkisar 4,3%, sedangkan
prevalensi di Indonesia sebesar
4,5% (Song W, 2014)
Menurut WHO (2015), Angka kematian
akibat penyakit asma di Indonesia
mencapai 24.773 orang atau sekitar
1,77 persen dari total jumlah kematian
penduduk. Setelah dilakukan
penyesuaian umur dari berbagai
penduduk, data ini sekaligus
menempatkan Indonesia di urutan ke-
19 di dunia perihal kematian akibat
asma
Estimasi prevalensi pasien
asthma dewasa di dunia yang
didiagnosis oleh dokter adalah
4,3%. Prevalensi paling tinggi
dijumpai di negara Australia
(21,5%), Swedia (20,2%), Inggris
(18,2%), Belanda (15,3%), dan
Brazil (13%).
Prevalensi penyakit asma di
Indonesia berdasarkan data
Riskesdas (2018) untuk semua
umur didapatkan sekitar 2,4%
dengan prevalensi terbanyak ada
pada usia 75 tahun lebih.
ETIOLOGI
Kontraksi otot sekitar
bronkus sehingga terjadi
penyempitan napas
Pembengkakan
membrane bronkus
Bronkus berisi mucus
yang kental
“Sesuatu yang terdapat di lingkungan yang mengakibatkan sel imun menghasilkan proses
inflamasi di paru-paru yang dapat membuatnya lebih sempit dan berpotensi menyebabkan
kematian’’
Patofisiologi Asma
Imunologis Saraf Otonom
Asma campuran terjadi karena factor-faktor
ekstrinsik (dari luar tubuh) seperti debu, kapur,
asap, dan lain-lain yang tambah dengan kondisi
penderita yang rentan terkena asma.
3. Asma campuran (mixed asthma)
Asma idiopatik merupakan asma yang disebabkan
bukan karena paparan alergi pada asma alergenik.
Penyebab dari asma jenis ini yaitu faktor seperti
polusi, infeksi saluran pernafasan atas, aktivitas,
dan emosi
Merupakan asma yang disebabkan karena terpapar
oleh alergen seperti debu, bulu, makanan, dan
sebagainya. Asma jenis ini biasanya muncul sejak
anak-anak
2. Idiopatik atau Nonallergic Asthma/
Intrinsic
1. Asma Alergik/Ekstrinsik
Jenis-Jenis Penyakit Asma
Prayahara (2011)
Klasifikasi
Asma
Berdasarkan derajat
berat asma
Klasifikasi
Asma
Berdasarkan tingkatan
serangan
Faktor Resiko
GENETIK ALERGEN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN
LINGKUNGAN
KERJA
OLAHRAGA STRESS
- Inhalan
- Ingestan
- Kontaktan
Tanda dan Gejala
● Dada menjadi
tegang
● Penggunaan berlebih pada
otot bantu pernapasan
● Batuk yang melelahkan dan
tidak produktif
● Bunyi (wheezing) yang
dapat terdengar
● Dyspnea
● Kecepatan pernapasan
bertambah
● Kapasitas Vital menurun
✔ Bila serangan datang dengan
intensitas yang ringan maka dada
akan kembali normal, dimana mukus
yang kental diekspektorasikan
✔ Setelah suatu seranga berat →
kolaps absorpsi
✔ Serangan yang berulang-ulang dan
berlarut-larut → hipertrofi selaput
lendir & penebalan dari semua
lapisan bronchi kecil
Prognosis
Asma bisa berlanjut
menjadi:
✘ Bronkitis Kronik
✘ Emphysema
Chief of Complain
Anamnesis
Nama : Ny. F
Usia : 36 tahun
JK : Perempuan
Pekerjaan : Pegawai
Alamat : sudiang
Hoby : Berkuda
VITAL SIGN
Tekanan Darah : 120/80
Denyut Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 28x/menit
Suhu badan : 35,7 derajat
Celcius
History Taking
FISIOTERAPIS PASIEN
Sejak kapan terjadi? Sudah lama, sejak masih berusia 11 tahun
Apa yang ibu rasakan? Merasakan sesak pada dada
Apakah keluhannya hilang timbul dan dimana
letak keluhannya?
Iya, sering timbul dan letaknya di dada kiri
Pada saat apa timbul? Pada saat menghirup debu, melakukan
aktivitas berat dan dan perubahan suhu
Apa tindakan yang ibu lakukan? Pada saat sesak saya selalu inhaler
Apakah ada riwayat keturunan asma? Iya ada, bapak saya
History Taking
FISIOTERAPIS PASIEN
Aktivitas apa yang menghambat ibu? Saat berolahraga, membersihkan rumah
karena biasanya muncul keluhan sesak
Apakah ibu pernah ke dokter? Iya pernah dan saya diberi obat seperti
betamatson
Apakah ibu pernah melakukan tes lab?
Bagaimana hasilnya?
Iya, dari hasil lab didapatkan tes darah untuk
sensitivitas alergi dan tes pemeriksaan
sputum
Apakah ibu pernah melakukan tes radiologi?
Bagaimana hasilnya?
Iya pernah dan hasilnya normal
Apakah ada keluhan lain? Saya sering lelah dan pola nafas pendek
Asymetric
Inspeksi Statis Inspeksi Dinamis
- Wajah terlihat cemas
- Mulut pasien agak terbuka
saat bernafas
- Posisi shoulder agak
elevasi, scapula agak
terangkat.
- Tipe pernafasan
menggunakan perut
- Irama pernafasan cepat
dan dangkal
- Bunyi nafas : Expiratory
Wheezing
- Gangguan pola nafas
- Pasien diminta untuk meniup kertas
yang diberikan : napas pendek
- Pasien diminta untuk membungkuk :
terbatas
- Pasien diminta untuk mendongak
kepala: terbatas
Tes Orientasi
PFGD
Regio Aktif Pasif
Shoulder
Fleksi
Normal
Normal
Ekstensi
Protraksi
Retraksi
Elevasi-Depresi
Abduksi-
Adduksi
TIMT
Pada saat dilakukan TIMT: pasien
dapat melawan tahanan.
Restrictive
1. ROM : Terdapat keterbatasan ROM pada
gerakan-gerakan dasar cervical seperti
fleksi, ekstensi, rotasi, dan lateral fleksi.
2. ADL :Terjadi keterbatasan ADL, terutama saat
melakukan kegiatan tertentu seperti
olahraga dan membersihkan tempat tidur,
sehingga pasien membutuhkan bantuan dari
orang lain.
3. Pekerjaan : Mengalami limitasi
4. Rekreasi : Mengalami limitasi
1. Musculotendinogen :
Spasme pada otot asesoris pernapasan yaitu m.
sternocloidomastoideus, m. scalene, dan m.
trapezius.
1. Osteoarthrogen : -
2. Neurogen : -
3. Psikogenik :
Gangguan kepercayaan diri dan kecemasan
Tissue Impairment
SPESIFIC
TEST
Jari-jari FT ditempatkan diatas
thoraks diantara tulang costa
pasien kemudian jari-jari diketuk.
Hasil : terdengar bunyi resonan
2. Perkusi Paru
Diukur dengan menempatkan meteran
diatas dada/ intercosta 4, pasien
disuruh ekspirasi dan selanjutnya
inspirasi dalam.
Hasilnya : ada gangguan ekpansi
thoraks. Pada saat inspirasi sebesar
80,5 cm dan ekspirasi 78,6 cm
sehingga selisih 1,9cm.
1. Ekspansi Thorax
Pasien diminta menyebutkan angka
99 dengan tangan FT dibelakang
punggung/thoraks pasien. Bunyi
yang terasa : ada getaran
4. Transmisi Suara
Mendengarkan bunyi nafas : terdengar
bunyi nafas wheezing saat ekspirasi
3. Auskultasi
HASIL : 95 (Keterbatasan Ringan)
5. Indeks Barthell
HASIL : 20 (Kecemasan Ringan)
6. HRS-A
7. Skala Borg modified
Hasil : 4 (Dalam penilaian skala borg
diperlukan pasien untuk melakukan
aktivitas berjalan selama kurang lebih
3 meter.
Hasil 12 (tidak terkontrol)
7. Asthma Control Test
Pemeriksaan Peninjau
a. Pemeriksaan warna
sputum/dahak
Hasil : warna dahak bening
a. Data lab
b. Foto x-ray
Diagnosa Fisioterapi
Problem Fisioterapi
Sesak nafas
A-PRIMER
B-SEKUNDER
Gangguan ADL self
Care
C-KOMPLEKS
Spasme, penyempitan
jalan nafas, Gangguan
Pengembangan Thorax,
batuk, cemas
INTERVENSI
No Problem FT Modalitas Dosis
1 Kecemasan Komunikasi Terapeutik F : 1x/hari
I : Pasien fokus
T : Interpersonal Approach
T : 3menit
2 Sesak dan Ekspansi
Thorax
Active Cycle of Breathing
Technique (ACBT)
F : Setiap hari
I : 3-6x repetisi, 2-3 seconds
T : Breathing Control,
Thoracic Expansion
Exercises, Forced Expiratory
Technique (FET)
T : 10 minutes
INTERVENSI
No Problem FT Modalitas Dosis
3 Penyempitan saluran
nafas (bronchopasme)
Nebulizer F : 3x/hari
I : Toleransi pasien
T : Inhalasi
T : 5 menit
4 Batuk Latihan Batuk Efektif F : Selama proses FT
I : 3-5x deep breath
T : huffing or Forced
Expiratory Technique (FET)
T : 10 minutes
INTERVENSI
No Problem FT Modalitas Dosis
5 Spasme Exercise Therapy F : setiap hari
I : 3x gerakan
T : Respiratory Muscle
Stretch Gymnastics
T : 10 menit
6 Gangguan ADL Latihan ADL F : 3x seminggu
I : Zona Latihan
T : ADL Exercise
T : 10 menit
EVALUASI
No Problem Parameter
Setelah 3x proses FT
Sebelum Sesudah
1 Gangguan Kecemasan HRS-A 20 16
2 Ekspansi Thorax Meter
Inspirasi : 80,5 cm
ekspirasi 78,6 cm
selisih 1,9cm
inspirasi : 81,5 cm
ekspirasi 79,7 cm
selisih 1,8 cm
3 Sesak Skala Borg 4 2
4 Gangguan ADL Indeks Barthell 95 100
HOME PROGRAM
❑ Mengajarkan pasien cara-cara
posisi relaksasi yang dapat
dilakukan apabila terserang asma
dirumah
❑Tetap melakukan latihan
pernafasan (pused lip breathing
exc) dirumah
❑ Ajari klien untuk mengenal
faktor penyebab timbulnya
serangan asma pada dirinya
sehingga klien dapat menghindari
faktor tersebut
KEMITRAAN & DOKUMENTASI
● Catat semua hasil
program FT yang
dijalankan
● Catat semua kejadian
selama proses FT
Dalam memberikan intervensi
klien tersebut, Fisioterapi
dapat bermitra dengan
dokter spesialis jantung,
dokter spesialis patologi
klinik, radiologi, perawat,
psikolog, ahli gizi, dan pekerja
sosial medis lainnya.
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi

More Related Content

Similar to (Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi

PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.ppt
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.pptPEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.ppt
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.pptLindaPramusintaSTIKE
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxJulfiana Mardatillah
 
askep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptxaskep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptxSallyYaman
 
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptxKEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptxThoriqfahranulsafiah
 
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptxKEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptxThoriqfahranulsafiah
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Operator Warnet Vast Raha
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiKegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiNurul Sari
 
materiairwayandbreathingmanagement.pptx
materiairwayandbreathingmanagement.pptxmateriairwayandbreathingmanagement.pptx
materiairwayandbreathingmanagement.pptxrajatol
 

Similar to (Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi (20)

PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.ppt
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.pptPEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.ppt
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.ppt
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 
Atelektasis iii
Atelektasis iiiAtelektasis iii
Atelektasis iii
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptxSARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
SARJANA FISIOTERAPI - PEMERIKSAAN KARDIO-VASKULO-PULMO.pptx
 
askep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptxaskep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptx
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Sesak
SesakSesak
Sesak
 
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptxKEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptx
 
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptxKEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptx
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 
ASKEP trauma dada
ASKEP trauma dadaASKEP trauma dada
ASKEP trauma dada
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Kegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasiKegawatdaruratan respirasi
Kegawatdaruratan respirasi
 
materiairwayandbreathingmanagement.pptx
materiairwayandbreathingmanagement.pptxmateriairwayandbreathingmanagement.pptx
materiairwayandbreathingmanagement.pptx
 

Recently uploaded

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 

Recently uploaded (18)

PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 

(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi

  • 1.
  • 2. Asma merupakan penyakit saluran pernafasan yang ditandai oleh penyempitan bronkus akibat adanya hiper reaksi terhadap sesuatu baik itu perangsangan langsung/fisik ataupun secara tidak langsung.
  • 3. Epidemiologi Epidemiologi asthma di dunia berkisar 4,3%, sedangkan prevalensi di Indonesia sebesar 4,5% (Song W, 2014) Menurut WHO (2015), Angka kematian akibat penyakit asma di Indonesia mencapai 24.773 orang atau sekitar 1,77 persen dari total jumlah kematian penduduk. Setelah dilakukan penyesuaian umur dari berbagai penduduk, data ini sekaligus menempatkan Indonesia di urutan ke- 19 di dunia perihal kematian akibat asma Estimasi prevalensi pasien asthma dewasa di dunia yang didiagnosis oleh dokter adalah 4,3%. Prevalensi paling tinggi dijumpai di negara Australia (21,5%), Swedia (20,2%), Inggris (18,2%), Belanda (15,3%), dan Brazil (13%). Prevalensi penyakit asma di Indonesia berdasarkan data Riskesdas (2018) untuk semua umur didapatkan sekitar 2,4% dengan prevalensi terbanyak ada pada usia 75 tahun lebih.
  • 4. ETIOLOGI Kontraksi otot sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan napas Pembengkakan membrane bronkus Bronkus berisi mucus yang kental “Sesuatu yang terdapat di lingkungan yang mengakibatkan sel imun menghasilkan proses inflamasi di paru-paru yang dapat membuatnya lebih sempit dan berpotensi menyebabkan kematian’’
  • 6. Asma campuran terjadi karena factor-faktor ekstrinsik (dari luar tubuh) seperti debu, kapur, asap, dan lain-lain yang tambah dengan kondisi penderita yang rentan terkena asma. 3. Asma campuran (mixed asthma) Asma idiopatik merupakan asma yang disebabkan bukan karena paparan alergi pada asma alergenik. Penyebab dari asma jenis ini yaitu faktor seperti polusi, infeksi saluran pernafasan atas, aktivitas, dan emosi Merupakan asma yang disebabkan karena terpapar oleh alergen seperti debu, bulu, makanan, dan sebagainya. Asma jenis ini biasanya muncul sejak anak-anak 2. Idiopatik atau Nonallergic Asthma/ Intrinsic 1. Asma Alergik/Ekstrinsik Jenis-Jenis Penyakit Asma Prayahara (2011)
  • 9. Faktor Resiko GENETIK ALERGEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN LINGKUNGAN KERJA OLAHRAGA STRESS - Inhalan - Ingestan - Kontaktan
  • 10. Tanda dan Gejala ● Dada menjadi tegang ● Penggunaan berlebih pada otot bantu pernapasan ● Batuk yang melelahkan dan tidak produktif ● Bunyi (wheezing) yang dapat terdengar ● Dyspnea ● Kecepatan pernapasan bertambah ● Kapasitas Vital menurun
  • 11. ✔ Bila serangan datang dengan intensitas yang ringan maka dada akan kembali normal, dimana mukus yang kental diekspektorasikan ✔ Setelah suatu seranga berat → kolaps absorpsi ✔ Serangan yang berulang-ulang dan berlarut-larut → hipertrofi selaput lendir & penebalan dari semua lapisan bronchi kecil
  • 12.
  • 13. Prognosis Asma bisa berlanjut menjadi: ✘ Bronkitis Kronik ✘ Emphysema
  • 14.
  • 16. Anamnesis Nama : Ny. F Usia : 36 tahun JK : Perempuan Pekerjaan : Pegawai Alamat : sudiang Hoby : Berkuda VITAL SIGN Tekanan Darah : 120/80 Denyut Nadi : 84x/menit Pernafasan : 28x/menit Suhu badan : 35,7 derajat Celcius
  • 17. History Taking FISIOTERAPIS PASIEN Sejak kapan terjadi? Sudah lama, sejak masih berusia 11 tahun Apa yang ibu rasakan? Merasakan sesak pada dada Apakah keluhannya hilang timbul dan dimana letak keluhannya? Iya, sering timbul dan letaknya di dada kiri Pada saat apa timbul? Pada saat menghirup debu, melakukan aktivitas berat dan dan perubahan suhu Apa tindakan yang ibu lakukan? Pada saat sesak saya selalu inhaler Apakah ada riwayat keturunan asma? Iya ada, bapak saya
  • 18. History Taking FISIOTERAPIS PASIEN Aktivitas apa yang menghambat ibu? Saat berolahraga, membersihkan rumah karena biasanya muncul keluhan sesak Apakah ibu pernah ke dokter? Iya pernah dan saya diberi obat seperti betamatson Apakah ibu pernah melakukan tes lab? Bagaimana hasilnya? Iya, dari hasil lab didapatkan tes darah untuk sensitivitas alergi dan tes pemeriksaan sputum Apakah ibu pernah melakukan tes radiologi? Bagaimana hasilnya? Iya pernah dan hasilnya normal Apakah ada keluhan lain? Saya sering lelah dan pola nafas pendek
  • 19. Asymetric Inspeksi Statis Inspeksi Dinamis - Wajah terlihat cemas - Mulut pasien agak terbuka saat bernafas - Posisi shoulder agak elevasi, scapula agak terangkat. - Tipe pernafasan menggunakan perut - Irama pernafasan cepat dan dangkal - Bunyi nafas : Expiratory Wheezing - Gangguan pola nafas
  • 20. - Pasien diminta untuk meniup kertas yang diberikan : napas pendek - Pasien diminta untuk membungkuk : terbatas - Pasien diminta untuk mendongak kepala: terbatas Tes Orientasi PFGD Regio Aktif Pasif Shoulder Fleksi Normal Normal Ekstensi Protraksi Retraksi Elevasi-Depresi Abduksi- Adduksi TIMT Pada saat dilakukan TIMT: pasien dapat melawan tahanan.
  • 21. Restrictive 1. ROM : Terdapat keterbatasan ROM pada gerakan-gerakan dasar cervical seperti fleksi, ekstensi, rotasi, dan lateral fleksi. 2. ADL :Terjadi keterbatasan ADL, terutama saat melakukan kegiatan tertentu seperti olahraga dan membersihkan tempat tidur, sehingga pasien membutuhkan bantuan dari orang lain. 3. Pekerjaan : Mengalami limitasi 4. Rekreasi : Mengalami limitasi 1. Musculotendinogen : Spasme pada otot asesoris pernapasan yaitu m. sternocloidomastoideus, m. scalene, dan m. trapezius. 1. Osteoarthrogen : - 2. Neurogen : - 3. Psikogenik : Gangguan kepercayaan diri dan kecemasan Tissue Impairment
  • 23. Jari-jari FT ditempatkan diatas thoraks diantara tulang costa pasien kemudian jari-jari diketuk. Hasil : terdengar bunyi resonan 2. Perkusi Paru Diukur dengan menempatkan meteran diatas dada/ intercosta 4, pasien disuruh ekspirasi dan selanjutnya inspirasi dalam. Hasilnya : ada gangguan ekpansi thoraks. Pada saat inspirasi sebesar 80,5 cm dan ekspirasi 78,6 cm sehingga selisih 1,9cm. 1. Ekspansi Thorax
  • 24. Pasien diminta menyebutkan angka 99 dengan tangan FT dibelakang punggung/thoraks pasien. Bunyi yang terasa : ada getaran 4. Transmisi Suara Mendengarkan bunyi nafas : terdengar bunyi nafas wheezing saat ekspirasi 3. Auskultasi
  • 25. HASIL : 95 (Keterbatasan Ringan) 5. Indeks Barthell HASIL : 20 (Kecemasan Ringan) 6. HRS-A 7. Skala Borg modified Hasil : 4 (Dalam penilaian skala borg diperlukan pasien untuk melakukan aktivitas berjalan selama kurang lebih 3 meter. Hasil 12 (tidak terkontrol) 7. Asthma Control Test
  • 26. Pemeriksaan Peninjau a. Pemeriksaan warna sputum/dahak Hasil : warna dahak bening a. Data lab b. Foto x-ray
  • 28. Problem Fisioterapi Sesak nafas A-PRIMER B-SEKUNDER Gangguan ADL self Care C-KOMPLEKS Spasme, penyempitan jalan nafas, Gangguan Pengembangan Thorax, batuk, cemas
  • 29. INTERVENSI No Problem FT Modalitas Dosis 1 Kecemasan Komunikasi Terapeutik F : 1x/hari I : Pasien fokus T : Interpersonal Approach T : 3menit 2 Sesak dan Ekspansi Thorax Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) F : Setiap hari I : 3-6x repetisi, 2-3 seconds T : Breathing Control, Thoracic Expansion Exercises, Forced Expiratory Technique (FET) T : 10 minutes
  • 30. INTERVENSI No Problem FT Modalitas Dosis 3 Penyempitan saluran nafas (bronchopasme) Nebulizer F : 3x/hari I : Toleransi pasien T : Inhalasi T : 5 menit 4 Batuk Latihan Batuk Efektif F : Selama proses FT I : 3-5x deep breath T : huffing or Forced Expiratory Technique (FET) T : 10 minutes
  • 31. INTERVENSI No Problem FT Modalitas Dosis 5 Spasme Exercise Therapy F : setiap hari I : 3x gerakan T : Respiratory Muscle Stretch Gymnastics T : 10 menit 6 Gangguan ADL Latihan ADL F : 3x seminggu I : Zona Latihan T : ADL Exercise T : 10 menit
  • 32. EVALUASI No Problem Parameter Setelah 3x proses FT Sebelum Sesudah 1 Gangguan Kecemasan HRS-A 20 16 2 Ekspansi Thorax Meter Inspirasi : 80,5 cm ekspirasi 78,6 cm selisih 1,9cm inspirasi : 81,5 cm ekspirasi 79,7 cm selisih 1,8 cm 3 Sesak Skala Borg 4 2 4 Gangguan ADL Indeks Barthell 95 100
  • 33. HOME PROGRAM ❑ Mengajarkan pasien cara-cara posisi relaksasi yang dapat dilakukan apabila terserang asma dirumah ❑Tetap melakukan latihan pernafasan (pused lip breathing exc) dirumah ❑ Ajari klien untuk mengenal faktor penyebab timbulnya serangan asma pada dirinya sehingga klien dapat menghindari faktor tersebut
  • 34. KEMITRAAN & DOKUMENTASI ● Catat semua hasil program FT yang dijalankan ● Catat semua kejadian selama proses FT Dalam memberikan intervensi klien tersebut, Fisioterapi dapat bermitra dengan dokter spesialis jantung, dokter spesialis patologi klinik, radiologi, perawat, psikolog, ahli gizi, dan pekerja sosial medis lainnya.

Editor's Notes

  1. ini suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan. Pada penderita asma, penyempitan saluran pernfasan merupakan respon terhadap rangsangan pada paru - paru normal tidak akan mempengaruhi rangsangan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti debu, binatang, asap, udara dingin dan olahraga/ aktivitas berat .
  2. BACA SLIDE BARU > Sebagai pemicu timbulnya serangan serangan dapat berupa infeksi (infeksi virus RSV), iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan udara), inhalan (debu, tungau, sisa-sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat), makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji bijian, tomat) obat (aspirin) kegiatan fisik (olah raga berat, tertawa terbahak-bahak), dan emosi
  3. Penyakit asma merupakan proses inflamasi dan hipereaktivitas saluran napas yang akan mempermudah terjadinya obstruksi jalan napas. Kerusakan epitel saluran napas, gangguan saraf otonom, dan adanya perubahan pada otot polos bronkus juga diduga berperan pada proses hipereaktivitas saluran napas.Peningkatan reaktivitas saluran nafas terjadi karena adanya inflamasi kronik. Hipereaktivitas tersebut terjadi sebagai respon terhadap berbagai macam rangsang. Dikenal dua jalur untuk bisa mencapai keadaan tersebut. Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf otonom (JELASKAN DI GAMBAR KEADAAN SALURAN PERNAFASANMENGALAMI PENYEMPITAN DAN MENGANDUNG MUCUS SEHINGGA MENGALAMI GANGGUAN PERNAFASAN > trus Setelah pasien terpajan alergen atau penyebab atau faktor pencetus, segera akan timbul dispnea. Pasien merasa seperti tercekik dan harus beridiri atau duduk dan berusaha penuh menggerakan tenaga untuk bernafas. Kesulitan utama terletak pada saat ekspirasi. Percabangan trakeobronkial melebar dan memanjang selama inspirasi, tetapi sulit untuk memaksakan udara keluar dari bronkhiolus yang sempit mengalami edema dan terisi mukus yang dalam keadaan normal akan berkontraksi sampai tingkatan tertentu pada saat ekspirasi. http://eprints.undip.ac.id/43716/6/BAB_2_-burn.pdf
  4. Ada 3 jenis asma menurut Prayahara (2011) antara lain: 1) Asma alergenik atau ekstrinsik Secara umum jenis asma dapat dibedakan menjadi 9 jenis, yaitu (Mumpuni, 2013) 1. Asma Alergik/Ekstrinsik Asma alergik merupakan suatu jenis asma yang disebabkan oleh alergen (misalnya bulu binatang, debu, ketombe, tepung sari, makanan, dan lain-lain). Alergen yang paling umum adalah alergen yang perantaraan penyebarannya melalui udara (airborne) dan alergen yang muncul secara musiman (seasonal). Pasien dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit alergi pada keluarga dan riwayat pengobatan eczema atau rhinitis alergik. Paparan terhadap alergi akan mencetuskan serangan asma. Gejala asma pada umumnya dimulai saat anak-anak. 2. Idiopatik atau Nonallergic Asthma/ Intrinsic Asma nonallergic merupakan jenis asma yang tidak berhubungan secara langsung dengan alergen spesifik. Factor-faktor seperti common cold, infeksi saluran nafas atas, aktivasi, emosi, dan polusi lingungan dapat menimbulkan serangan asma. Serangan asma idiopatik atau nonalergik dapat menjadi lebih berat dan seiring berjalannya waktu dapat berkembang menjadi bronchitis dan emfisema. Pada beberapa pasien, asma jenis ini dapat berkembang menjadi asma campuran. Asma tersebut biasanya terjadi pada usia dewasa (>35) 3. Asma campuran (mixed asthma) Asma campuran terjadi karena factor-faktor ekstrinsik (dari luar tubuh) seperti debu, kapur, asap, dan lain-lain yang tambah dengan kondisi penderita yang rentan terkena asma, seperti orang tua pengidap asma kondisi tubuh tidak fit, stress, dan lain-lain. 4. Asma Nokturnal (Asma karena batuk kering) Batuk kering sangat menyiksa dan menyakitkan di dada. Penderita sering terbangun dari tidur karena jenis penyakit ini. Penderita biasanya menjadi lemas dan lesu karena kurang tidur. 5. Asma pada anak Asma pada anak ini umumnya terjadi karena alergi. Memang ada beberapa kasus anak menjadi asma karena radang tenggorokan atau kasus iritasi lainnya, namun jumlah terbanyak disebabkan karena alergi. 6. Asma pada orang dewasa Asma pada orang dewasa bisa terjadi karena berbagai hal, seperti alergi, non alergi, nocturnal, iritasi, kecemasan, beban kerja, dan lain-lain. Oleh karena itu, penderita harus mewaspadai gejala-gejala yang mungkin muncul dan mempersiapkan diri untuk mencegah jangan sampai terjadi serangan akut. 7. Asma batuk Asma ini merupakan jenis asma yang menyulitkan bagi penderitanya. Batuk yang menyertainya sering mengakibatkan terjadinya asma. Oleh karena itu, jika terjadi batuk yang disertai sesak nafas sebaiknya segera diperiksakan ke dokter dan melakukan pemeriksaan lengkap untuk menentukan jenis pengobatan. 8. Asma akibat pekerjaan Asma ini terjadi karena terpapar zat-zat tertentu di lingkungan di tempat kerja. Contohnya, seorang pengajar yang masih menggunakan kapur tulis dalam kesehariannya dapat mengalami asma karena menghirup butiran-butiran dan masuk ke saluran pernafasan. 9. Asma musiman Asma musiman adalah asma yang terjadi pada banyak orang saat musim-musim tertentu. Misalnya pada saat musim kemarau, banyak sekali tanah-tanah kering dan berdebu, lalu debu tersebut beterbangan terbawa angin dan masuk ke dalam saluran pernapasan.
  5. Asma dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi, berat penyakit dan pola keterbatasan aliran udara. Klasifikasi asma berdasarkan berat penyakit penting bagi pengobatan dan perencanaan penatalaksanaan jangka panjang, semakin berat asma semakin tinggi tingkat pengobatan. Berat penyakit asma diklasifikasikan berdasarkan gambaran klinis sebelum pengobatan dimulai (tabel 5). Pada umumnya penderita sudah dalam pengobatan; dan pengobatan yang telah berlangsung seringkali tidak adekuat. Dipahami pengobatan akan mengubah gambaran klinis bahkan faal paru, oleh karena itu penilaian berat asma pada penderita dalam pengobatan juga harus mempertimbangkan pengobatan itu sendiri. Tabel 2.1 menunjukkan bagaimana melakukan penilaian berat asma pada penderita yang sudah dalam pengobatan. Bila pengobatan yang sedang dijalani sesuai dengan gambaran klinis yang ada, maka derajat berat asma naik satu tingkat. Contoh seorang penderita dalam pengobatan asma persisten sedang dan gambaran klinis sesuai asma persisten sedang, maka sebenarnya berat asma penderita tersebut adalah asma persisten berat. Demikian pula dengan asma persisten ringan. Akan tetapi berbeda dengan asma persisten berat dan asma intemiten (lihat tabel 6). Penderita yang gambaran klinis menunjukkan asma persisten berat maka jenis pengobatan apapun yang sedang dijalani tidak mempengaruhi penilaian berat asma, dengan kata lain penderita tersebut tetap asma persisten berat. Demikian pula penderita dengan gambaran klinis asma intermiten yang mendapat pengobatan sesuai dengan asma intermiten, maka derajat asma adalah intermiten. Arus puncak ekspirasi (APE), yaitu mengukur seberapa besar kekuatan seseorang mengeluarkan udara dengan ekspirasi maksimal. Ini ada- lah salah satu cara mengukur fungsi jalan udara yang pada umumnya dipengaruhi oleh banyak penyakit, seperti as- ma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). . Kapasitas vital paksa (KVP), yaitu pengukuran kapasitas vital yang didapat pada ekspirasi yang dilakukan secepat dan sekuat mungkin. Volume udara ini dalam keadaan normal nilainya kurang lebih sama dengan kapasitas vital, tetapi pada orang yang menderita obstruksi saluran napas akan mengalami pengurangan yang nyata karena penutupan prematur saluran napas yang kecil dan akibat udara yang terperangkap. (Sylvia, 1995). 2. Volume Ekspirasi Paksa (VEP), yaitu volume udara yang dapat diekspirasikan dalam waktu standar selama tindakan KVP. Biasanya VEP diukur selama detik pertama ekspirasi yang dipaksakan, ini disebut VEP1. VEP merupakan petunjuk yang sangat berharga untuk mengetahui adanya gangguan kapasitas ventilasi dan nilai yang kurang dari 1L selama detik pertama menunjukkan adanya gangguan fungsi yang berat.
  6. Klasifikasi derajat asma berdasarkan frekuensi serangan dan obat yang digunakan sehari-hari, asma juga dapat dinilai berdasarkan berat ringannya serangan. Global Initiative for Asthma (GINA) membuat pembagian derajat serangan asma berdasarkan gejala dan tanda klinis, uji fungsi paru, dan pemeriksaan laboratorium. Derajat serangan menentukan terapi yang akan diterapkan. Klasifikasi tersebut meliputi asma serangan ringan, asma serangan sedang dan asma serangan berat isitilah Pulsus Paradoksus: Denyut nadi yang menjadi semakin lemah selama inspirasi bahkan menghilang sama sekali pada bagian akhir inspirasi untuk timbul kembali pada saat ekspirasi. Didapatkan pada pericarditis, efusi pericard. PaO2 adalah ukuran tekanan parsial yang dihasilkan oleh sejumlah oksigen yang terlarut dalam plasma. Nilai ini menunjukkan kemampuan paru-paru dalam menyediakan oksigen bagi darah. (PaCO2) adalah ukuran tekanan parsial CO2 yang larut dalam darah. Ukuran ini menentukan seberapa baik CO2 keluar dari tubuh. Tekanan parsial oksigen (PaO2): 75–100 mmHg. Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2): 38–42 mmHg. SAO2 adalah pengukuran langsung O2 yang terikat pada protein heme hemoglobin dalam darah. da pernapasan paradoksal, diafragma malah bergerak ke atas saat Anda menarik napas, dan paru-paru tidak bisa mengembang dengan baik.
  7. Genetik : Faktor genetik diantaranya riwayat atopi, pada penderita asma biasanya mempunyai keluarga dekat yang juga memiliki alergi Alergen : Allergen dapat disebabkan oleh berbagai bahan yang ada di sekitar penderita asma seperti misalnya kulit, rambut, dan sayap hewan. Selain itu debu rumah yang mengandung tungau debu rumah (house dust mites) juga dapat menyebabkan alergi. Hewan seperti lipas (cockroaches, kecoa) dapat menjadi pemicu timbulnya alergi bagi penderita asma. Bagian dari tumbuhan seperti tepung sari dan ilalang serta jamur (nold) juga dapat bertindak sebagai allergen KATA”IMI FAKTOR YANG LAIN HAHAHAHHA
  8. Perkusi: Untuk mengetahui jumlah udara dalam paru. Hiperekstensikan jari tengah tangan kiri anda dan letakkan di atas dinding dada. Ketuklah jari tengah tadi dengan jari kanan anda secara tegak lurus Dengarkan suara yang dihasilkan
  9. Perkusi: Untuk mengetahui jumlah udara dalam paru. Hiperekstensikan jari tengah tangan kiri anda dan letakkan di atas dinding dada. Ketuklah jari tengah tadi dengan jari kanan anda secara tegak lurus Dengarkan suara yang dihasilkan
  10. Sputum (lab) : menentukan adanya infeksi biasanya pada asma tanpa di sertai infeksi Uji alergi untuk menilai ada/tidaknya alergi Sinar X (foto thorak) : terlihat adanya hiperinflasi paru-paru diafragma Mendatar.