Dokumen ini membahas penerapan Good Corporate Governance (GCG) di PT Unilever Indonesia. Dibahas mengenai definisi GCG, dimensi-dimensi yang menjadi acuan, model-model GCG, hasil penerapan GCG di PT Unilever, dan saran untuk terus meningkatkan konsistensi penerapan etika bisnis dan sanksi pelanggaran.
BE & GG PPT, Eko Budi Sudrajat, Hapzi Ali, Penerapan GCG PT. Unilever Indonesia, Universitas Mercubuana, 2017
1. BUSSINESS ETHIC & GOOD GOVERNANCE
Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Unilever Indonesia
Disusun Oleh :
Nama : Eko Budi Sudrajat
NIM : 55117110105
Dosen : Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, Pre-MSc, MM, CMA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2017
2. ABSTRAK
• Penerapan prinsip GCG pada suatu perusahaan bukan lagi menjadi suatu kewajiban perusahaan saja, namun juga menjadi
tolak ukur keberhasilan dalam pengelolaan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana penerapan
prinsip Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan internal PT. Unileber Indonesia. Melihat banyaknya prestasi yang
diraih oleh PT. Unilever Indonesia terutama penghargaan untuk GCG, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
penerapannya dan kendala yang dialami.
• Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan
tinjauan kepustakaan. Kemudian metode analisis kualitatif digunakan dengan menguraikan serta mendeskripsikan data
yang diperoleh dilapangan hingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik
kesimpulan. Informan utama, informan kunci, dan informan tambahan dalam penelitian ini adalah Pemimpin dan pegawai
PT. Unilever Indonesia yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan penerapan prinsip GCG.
• Adapun kesimpulan penelitian ini adalah penerapan prinsip GCG di lingkungan internal PT. Unilever Indonesia ini sudah
berjalan dengan baik, walaupun terkadang terbentur dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan internal
sehingga ada penyesuaian yang harus dilakukan oleh seluruh pegawai.
3. PENDAHULUAN
• Kebutuhan implementasi Good Corporate Governance (GCG) merupakan
keharusan dan harus mengarah kepada implementasi yang terukur. Oleh
karena itu, PT. Unilever merumuskan dan menerapkan nilai-nilai perusahaan
ke dalam perilaku dan etika bisnis sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan
budaya kerja perusahaan ke dalam pedoman etika bisnis. Pedoman Etika
Bisnis dan Perilaku ini merupakan kompilasi kebijakan, peraturan pegawai,
dan kesepakatan yang telah dibangun bersama antara Perusahaan dengan
pegawai yang akan mempengaruhi, membentuk, dan menetapkan standar
tingkah laku, baik bagi pengurus maupun pegawai dalam menjalankan
aktifitas bisnis
4. TINJAUAN LITERATUR
Teori GCG
1. Corporate governance diperlukan untuk mengurangi permasalahan
keagenan antara pemilik dan manajer (Macey dan O’Hara, 2003)
2. Menurut Komite Cadburry, GCG adalah prinsip yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara
kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan
pertanggungjawabannya kepada para shareholders
5. DIMENSI GCGYANG MENJADI ACUAN
1. Komite terhadap tata kelola perusahaan 6. Perlakuan terhadap pemegang saham
2.Tata kelola dewan komisaris 7. Peran pihak kepentingan lainnya
3. Komite fungsional 8. Integritas
4. Dewan direksi 9. Independensi
5.Transparansi
6. MODEL CORPORATE GOVERNANCE
1. Principal-Agent Model
Principal- agent model atau dikenal dengan agency theory, dimana korporasi dikelola untuk
memberikan win-win solution bagi pemegang saham sebagai pemilik di sutu pihak, dan
manejer sebagai agent di lain pihak
2.The Myopic Market Model
Masih memfokuskan perhatian pada kepentingan-kepentingan pemegang saham dan
manajer
3. Stakeholder Model
Model ini memberikan perhatian kepada kepentingan pihak-pihak yang terkait dengan
korporasi secara luas
4. Karakteristik Good CorporateGovernance
Fokus perhatian corporate governance adalah hubungan di antara stakeholder
7. HASIL DAN DISKUSI
• 1. GCG dalam bisnis yang pertama bertujuan untuk mengimbau para pelaku
bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan etis
• 2. menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini lebih
bersifat makro, yang karena itu barangkali lebih tepat disebut sebagai etika
ekonomi.
8. KESIMPULAN
• praktik Good Corporate Governance di PT Unilever telah meningkat secara
positif dari tahun sebelumnya. Terlebih dengan semakin meningkatnya
tantangan yang dihadapi perusahaan, individu Unilever lebih bersedia untuk
melakukan perubahan yang diperlukan dan meningkatkan kompetensi
mereka dalam menghadapi tantangan ke depan
9. SARAN
• PT Unilever konsisten dalam menjalankan etika bisnisnya agar menghindari segala
pelanggaran yang dapat terjadi. Dan mempertahankan serta meningkatkan segala
prestasi yang telah dicapai dan terus memberikan dampak yang positif terhadap
bisnisnya dan juga untuk masyarakat.
• Perlu adanya kesadaran diri didalam hati para karyawan didalam perusahaan yang
ingin menerapkan etika bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan
yang terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau
hukuman yang berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga
etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan
tersebut