SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
PERNAPASAN 
A. Pengertian 
Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang 
mengandung O2 ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak 
mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. penghisapan 
udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. 
Jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara O2 dan CO2. O2 ditarik 
dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah 
secara psmosis. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus 
respiratorius dan O2 masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena 
pulmonalis kemudian masuk keserambi kiri jantung – ke aorta – ke seluruh 
tubuh disini terjadi oksidasi sebagai ampas dari pembakaran adalah CO2 dan 
zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung – ke bilik 
kanan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis – ke jaringan paru-paru 
akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses 
pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa 
dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitas, dan 
kulit. 
B. Proses Pernapasan 
Istilah pernapasan berlaku untuk pertukaran 2 gas, O2 dan karbondioksida, 
antara tubuh dan lingkungannya. Pernapasan dapat dibagi dalam 4 proses 
penting: 
1. Pertukaran udara paru-paru, yaitu pemasukan dan pengeluaran udara 
antara atmosfir dan alveoli 
2. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah 
3. Transfor O2 dan CO2 ke dan dari sel-sel organisme melalui darah 
4. Pengaturan ventilasi 
Selama pemasukan udara atmosfir ke dalam alveoli paru-paru, udara 
dipanaskan hingga mencapai suhu tubuh dan dilembabkan secara maksimal. 
 Proses Pertukaran Dasar 
Karena luasnya daerah permukaan membran pernapasan dan 
kenyataan bahwa membran adalah sangat tipis, maka pengambilan O2 
dari alveoli ke dalam darah kapiler paru-paru dan alveoli menjadi 
sama meskipun darah belum mencapai pertengahan kapiler. 
Perbedaan tekanan rata-rata yang mengalami integrasi selama 
pernapasan normal adalah sekitar 11 mm Hg. 
Di perifer, sewaktu darah teroksigenasi mengalir melalui kapiler 
jaringan, proses berlangsung sebaliknya. PO2 yang tinggi dalam darah
arteri (sekitar 95 mm Hg) berdifusi akibat gradien ini ke dalam cairan 
intertisial sebesar 40 mm Hg. Darah arteri yang masuk dalam kapiler 
jaringan mengandung CO2 yang relatif rendah antara cairan interstisal 
dan darah kapiler masih cukup untuk menjamin cepat untuk 
terjadinya keseimbangan PCO2 sebagai akibat PCO2 darah vena 
adalah juga sekitar 45 mm Hg. 
Pada waktu darah sampai dalam kapiler paru-paru, PCO2 adalah 
sekitar 45 mm Hg. Jadi, gradien PCO2 jauh lebih kurang dari pada 
gradien O2 seperti antara gas alveoli dan arteri paru-paru. Karena 
koefisien difusi CO2 20 kali lebih besar daripada koefisien difusi O2, 
CO2 dalam darah secara cepat diseimbangkan dengan CO2 dalam 
alveoli. Ini berlangsung selama kurang dari pertengahan pertama 
waktu aliran darah melalui kapiler paru-paru. 
 Pengertian O2 dan CO2 
Hemoglobin adalah molekul utama yang bertanggung jawab bagi 
transper O2 dan CO2 dalam darah. Hemoglobin yang terkandung 
dalam eritrosit dapat menerangkan semua kadar O2 “Ekstra” dalam 
darah dan sebagian dari CO2 “ekstra” yang penting. Normal sekitar 97 
– 98 % dari O2 diangkut dari paru-paru kejaringan dalam gabungan 
yang reversibel dengan molekul hemoglobin. Ini dapat digambarkan 
secara sederhana oleh persamaan. 
Hb + O2 HbO2 
Dimana Hb = hemoglobin yang terdeoksigenasi dan HbO2 = 
Oksihemoglobin 
Terdapat 4faktor yang penting yang menyebabkan pergeseran 
disosiasi O2 hemoglobin ke kanan : 
1. Peningkatan ion hidrogen atau keasaman 
2. Peningkatan tekanan CO2 
3. Peningkatan suhu 
4. Peningkatan konsentrasi 2-3 difosgliseat 
Kecepatan transpor O2 ke jaringan tergantung pada pemakaian O2 
per unit volume, yaitu koefisien pemakaian O2, serta cardiac output. 
Pemakaian O2 normal adalah sekitar 5 ml/dl darah kadar O2 normal 
adalah 20 ml/dl darah. 
Dalam jaringan perifer, pemakaian O2 tidak diatur oleh persediaannya 
tetapi lebih penting oleh konsentrasi ADP dalam sel tesedia untuk 
prosesfosforilasi oksidatif. Bila tekanan O2 dalam jaringan perifer 
lebih besar dari 44 mm Hg, rekasi kimia sel dapat berjalan terus tanpa 
memperhatikan persediaan O2. 
Kadar CO2 dalam darah, seperti O2 tergantung pada faktor-faktor lain
disamping larutnya dalam darah. Sesungguhnya hanya sekitar 6% dari 
CO2 yang terdapat dalam darah terdapat dalam bentuk larutan CO2 
menurut persamaan. 
CO2 + H2O H2CO3 
CO2 bereaksi dengan air dalam darah untuk membentuk asam 
karbonat (H2 CO3), walaupun reaksi ini sangat lambat tanpa adanya 
aktivitas katalisis. 
Hemogalobin merupakan bufer utama dalam darah yang mengambil 
ion hidrogen, bebas dari darah untuk membentuk hemogalobin 
berproton “membebaskan” sejumlah eukimolar ion bikarbonat. 
Terdapat pertentangan antara ikatan CO2 dan ikatan DPG pada 
molekul hemoglobin, akan tetapi, walaupun transpor CO2, peranannya 
kecil bila dibandingkan dengan transpor CO2 dalam bentuk 
bikarbonat. 
Pemindahan CO2 dari darah setelah oksigenasi hemoglobin 
disebabkan oleh persediaan proton yang meningkat ini untuk 
bergabung dengan ion bikarbonat untuk membentuk asam karbonat. 
Tunjangan kabarmino – CO2 bagi transpor CO2 pada orang dewasa 
pada waktu istirahat hanya sekitar 10%. 
Ratio pertukaran pernapasan adalah perbandingan CO2 yang 
disebabkan dalam paru-paru dengan kecepatan “uptake” oksigen 
dalam paru-paru. 
Ratio pertukaran respiratorik berubah dalam berbagai keadaan 
metabolisme. 
 Sistem buffer darah chloride shift 
Daya penyangga suatu sistem buffer paling besar adalah pada pH 
yang sama dengan Pka-nya, pH cairan tubuh ekstrasel adalah 7,4 
sedangkan PKa sistem buffer bikarbonat CO2 adalah 6,1 . Dari 
persamaan henderson – hassel boleh dapat dilihat bahwa pada pH 7,4 
konsentrasi ion berkarbonat adalah 20 kali lebih besar dari pada 
konsentrasi CO2 yang larut, suatu keadaan yang apriori tidak 
menghasilkan daya buffer yang berarti ini dapat dilihat dengan 
perhitungan berikut ini, yang mempergunakan persamaan henderson 
–hassel-balch untuk keadaan dalam darah : 
7,4 = PH darah 
6,1 = Pka of H2 CO3 
PH = Pka + 10 g (gram) 
(asam) 
7,4 = 6,1 + 10 g (HCO3) 
(H2CO3) 
antiblog 1,3 = 20
(HCO3) = 20 
(H2CO3) 1 
Akan tetapi, karena konsentrasi masing-masing komponen sistem 
bikarbonat asam karbonat dapat diatur secara fisiologis, maka ini 
merupakan suatu sistem buffer yang sangat kuat bagi organisme. 
Tekanan CO2 dapat ditingkatkan dalam darah baik oleh produksi 
yang meningkat dari jaringan perifer maupun pembuangan yang 
menurun oleh ventilasi Henderson-Hasselbalch juga jelas bahwa 
tekanan CO2 yang meninggi akan menyebabkan penurunan pH dan 
asidosis. Asidosis karena retensi CO2 yang berlebihan disebabkan 
oleh ventilasi yang tidak memadai untuk laju produksi CO2. Misalnya, 
ventilasi yang berkurang sampai ¼ kecepatan normal pada waktu 
istirahat menaikan tekanan CO2 dan menurunkan pH dari 7,4 hingga 
sekitar 7,0. Sebaliknya peningkatan kecepatan ventilasi alveoli 2 kali 
lipat akan mengurangi tekanan CO2 dan menimbulkan peninggian pH 
darah sampai sekitar 7,6. Karena ventilasi alveoli dapat diturunkan 
sampai nol atau dinaikkan sampai kira-kira 15 kali normal, maka 
mudah dimengerti bagaimana perubahan pada ventilasi sangat 
mempengaruhi pH cairan ekstersel, yang membutuhkan peranan 
penting sistem buffer bikarbonat CO2. 
C. Hubungan HCO3 / H2CO3 dengan PH Darah 
Peranan paru dan ginjal dalam keseimbangan asam basa 
Basa adalah ion atau molekul yang dapat menerima ion hidrogen 
sebagai contoh, ion bikarbonat, HCO3 adalah suatu basa karena dia 
dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk membentuk H2CO3. 
Protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa 
asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir negatif 
siap darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain 
merupakan basa-basa tubuh yang paling penting. 
Asam kuat adalah asam yang berdisonasi dengan cepat dan terutama 
melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya adalah 
HCL, asam lemah mempunyai lebih sedikit kencenderungan untuk 
mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu, dengan cepat 
menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah OH-, yang 
bereaksi dengan H+ untuk membentuk air. Basa lemah yang khas 
adalah HCO3 karena HCO3 berikatan dengan H+ secara jauh lebih 
lemah dari pada OH-. 
Garis pertahanan kedua terhadap gangguan asam basa adalah 
pengaturan konsentrasi CO2 cairan ekstraseluler oleh paru-paru, 
tempat CO2 berdifusi ke dalam alveoli dan kemudian ditransfer ke 
atmosfir melalui ventilasi paru-paru. Rata-rata, secara normal
terdapat sekitar 1,2 mol/liter CO2 yang terlarut di dalam cairan ekstra 
seluler yang sama dengan PCO2 40 mm Hg. 
Bila kecepatan pembentukan CO2 metabolik menurunkan PCO2 cairan 
ekstra seluler juga meningkat. Sebaliknya, penurunan kecepatan 
metabolik P CO2 dalam cairan ekstraselular. 
Ginjal mengontrol keseimbangan asam basa dengan mengeluarkan 
urin yang asam atau yang basa. Pengeluaran urin asam akan 
mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstraselular, sedangkan 
pengeluaran urin basa berarti menghilangkan basa dari cairan 
ekstraselular. 
Keseluruhan mekanisme ekskresi urin asam atau basa oleh ginjal 
adalah sebagai berikut : 
Sejumlah besar ion bikarbonat disaring secara terus menerus ke 
dalam tubulus dan bila ion bikarbonat di ekskresikan ke dalam urin 
keadaan ini menghilangkan basa dari darah sebaliknya sejumlah besar 
ion hidrogen juga di sekresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel 
tubulus,jadi menghilangkan asam dari cairan ekstraselular. Sebaliknya 
, bila 1 bh banyak bikarbonat yang disaring dari pada hidrogen yang di 
sekresikan akan terdapat kehilangan basa. 
Bila terdapat pengurangan konsentrasi ion hidrogen cairan 
ekstraselular,ginjal gagal mereabsorbi semua bikarbonat pada 
asdosis,ginjal tidak mengeksresikan bikarbonat ke dalam urin tetapi 
mereabsorbsi semua bikarbonat yang disaring dan menghasilkan 
bikarbonat baru,yang ditambahkan kembali ke cairan 
ekstraselular.hal ini mengurangi konsentrasi ion hidrogen cairan 
ekstraselular kembali menuju normal. 
Jadi ginjal mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraselular 
melalui tiga mekanisme dasar : 
1. Sekresi ion hidrogen 
2. Reabsorpsi ion bikarbonat yang di saring 
3. Produksi ion bikarbonat baru 
Semua proses ini dicapai melalui mekanisme dasar yang sama. 
Ekskresi bikarbonat di hitung sebagai kecepatan aliran uraian dikali 
konsentrasi bikarbonat urin.jumlah ini menunjukan betapa cepatnya 
ginjal membersihkan ion bikarbonat dari darah pada 
alkalosis,kehilangan ion bikarbonat membantu mengembalikan PH 
plasma menjadi normal jumlah bikarbonat baru yang disumbangkan 
ke dalam darah pada waktu kapapun sama jumlah hidrogen yang 
disekresikan yang berakhir di lumen tubulus dengan penyangga non 
bikarbonat urin. 
Faktor yang menentukan pH Darah 
Disamping asam karbonat yang dibuang oleh alat pernafasan debagai
CO2, asam lain yang tidak menguap, diproduksi oleh proses 
metabolisme. Ini termasuk asam anorganik yang lebih penting, asam 
Hcl,asam fosfat dan asam sulfat kira-kira 50-150 meq, asam-asam 
organik dibuang oleh ginjal dalam periode 24 jam. 
Alat lain yang digunakan ginjal untuk mendapat asam dan dengan 
demikian melindungi basa tetap adalah produksi amonia dari asam 
amino. 
D. Gangguan Keseimbangan Asam Basa 
a. Perubahan BIOKIMIA 
Gangguan keseimbangan asam basa yang disebabkan oleh perubahan 
kadar bikarbonat dalam darah dikatakan berasal dari metabolisme. 
Kekurangan bikarbonat tanpa perubahan H2CO3 akan menimbulkan 
asiodosis metabolik. Kompensasi dapat terjadi oleh penyesuaian 
konsentrasi asam karbonat, dalam hal yang sama pertama oleh 
pembuangan lebih banyak CO2 plasma jelas lebih rendah daripada 
normal pada asidosis metabolik dan lebih tinggi daripada noraml pada 
alkalosis metabolik. 
 Asidosis Metabolik 
Disebabkan oleh penurunan praksi bikar, baik tanpa perubahan 
maupun perubahan yang relatif kecil pada fraksi asam karbonat ini 
merupakan jenis asidosis klasik yang paling sering terjadi, ini terjadi 
pada diabetes mellitus yang paling sering terjadi, ini terjadi pada 
diabetes mellitus yang tak terkontrol dengan ketosis, pada payah 
ginjal, keracunan garam asam, kehilangan cairan usus yang 
berlebihan (terutama dari usus halus bagian bawah dan kolon, seperti 
pada diare atau kolitis). Percepatan pernapasan pernapasan 
(hyperpnea) mungkin menjadi gejala penting pada asidosis 
dekompensata, dan merupakan suatu usaha untuk menetapkan 
kembali rasio 20 : 1 bagi HCO3 dengan mengurangi tekanan CO3 
darah selayaknya. 
 Asidosis Respiratorik 
Disebabkan oleh peningkatan relatif asam karbonat dibandingkan 
dengan bikarbonat. Keadaan ini bisa terjadi pada setiap penyakit yang 
mengganggu pernapasan, seperti pneumonia, emfisema, oleh 
keracunan morfin). Respirator yang tidak berfungsi baik dapat pula 
membantu menimbulkan asidosis respiratorik. 
 Alkalosis Metabolik Respiratorik 
Terjadi bila terdapat peningkatan fraksi bikarbonat, baik tanpa 
perubahan maupun perubahan yang relatif kecilpada fraksi asam
karbonat. Kelebihan alkali biasa yang menyebabkan alkalosis 
ditimbulkan oleh makan alkali yang berlebihan, seperti yang dapat 
terjadipada penderita yang diobati untuk ulkus peptikum. Tetapi jenis 
alkalosis ini lebih sering terjadi sebagai akibat obstruksi usus tinggi 
(seperti pada stenosis pilorus). 
Setelah lama muntah-muntah mengeluarkan isi lambung yang asam 
atau setelah pembuangan cairan lambung yang mengandung asam 
hidroklorida secara berlebihan(seperti pada penyedotan lambung). 
Ion klorida yang hilang kemudian diganti dengan bikarbonat. Jenis 
alkalosis metabolik ini secara tepat disebut alkalosis “hipokloremik”. 
Defisiensi kalium sering dikaitkan dengan timbulnya alkalosis 
hipokloremik, karena tidakadanya H+ untuk ditukar dengan Na+ dari 
lumen tubuli ginjal. 
Pada semua jenis alkalosis dekompensata, pernapasan adalah lambat 
dan dangkal : urin mungkin menjadi alkali, tetapi biasanya oleh 
karena disertai kekurangan natrium dan kalium, akan memberi reaksi 
asam, walaupun bikarbonat yang berlebihan oleh ginjal perlu disertai 
oleh kehilangan natrium yang dalam keadaan sepertiini (rendah 
natrium) tidak dapat dihemat. Dengan demikian ginjal menyerah 
pada kebutuhan untuk mempertahankan kosentrasi natrium dalam 
cairan ekstrasel sambil mengorbankan keseimbangan asam-basa. 
Akan tetapi, penyebab ekskresi yang sama(bila tidak, dalam keadaan 
biasa, penyebab yang lebih penting) dari urin yang asam dengan 
adanya bikarbonat plasma yang meninggi adalah pengaruh 
kekurangan kalium atas ekskresi ion hidrogen yang disebut diatas 
oleh ginjal. Alkalosis metabolik yang biasanya ditemukan dalam klinik 
hampir selalu disertai oleh defisiensi kalium. 
Terjadi bila terdapat penurunan fraksi asam karbonat. Ini dapat 
ditimbulkan oleh hiperventilasi, baik yang terjadi dengan sendirinya 
maupun yang dipaksa. Contohnya adalah hiperventilasi histeris, 
penyakit susunan saraf pusat yang mempengaruhi sistem 
pernapasan, keracunan silisilat stadium dini, atau pemakaian 
respirator yang tidak tepat. Alkalosis respiratorik juga dapat terjadi 
pada penderita koma hepatikum. 
b. Kelainan yang menyebabkan atau disertai gangguan asam basa 
- Asidosis Respiratorik Disebabkan oleh Penurunan Ventilasi 
dan Peningkatan PCO2 
Faktor apa pun yang menurunkan kecepatan ventilasi paru juga 
meningkatkan PCO2 cairan ekstraselular. Hal ini menyebabkan
peningkatan H2CO3 dan konsentrasi ion hidrogen, sehingga 
menghasilkan asidosis. Karena asidosis disebabkan oleh gangguan 
respirasi, maka disebut asidosis respiratorik. 
asidosis respiratorik sering terjadi akibat kondisi patologis yang 
merusak pusat pernapasan atau yang menurunkan kemampuan 
paru untuk mengeliminasi CO2. Sebagai contoh, kerusakan pusat 
pernapasan di medula oblogata dapat menimbulkan asidosis 
respiratorik. obstruksi jalur traktus respiratorius, pneumonia, atau 
penurunan luas permukaan membran pulmonal demikian juga 
dengan faktor apa pun yang mempengaruhi pertukaran gas antara 
darah dan udara alveolar dapat juga menyebabkan asidosis 
respiratorik. 
Pada asidosis respiratorik, respons kompensasi yang tersedia 
adalah (1) penyanggacairan tubuh dan (2) ginjal, yang 
membutuhkan waktu beberapa hari untuk mengkompensasi 
gangguan. 
- Alkalosis Respiratorik yang Disebabkan oleh Peningkatan 
Ventilasi dan Penurunan PCO2 
Alkalosis respiratorik disebabkan oleh ventilasi yang berlebihan 
oleh paru-paru. Hal ini jarang terjadi akibat kondisi patologis fisik. 
Akan tetapi, seseorang dengan gangguan neurosis kadang-kadang 
bernapas secara berlebihan sehingga ia mengalami alkalosis. Jenis 
alkalosis respiratorik fisiologis juga terjadi ketika seseorang 
mendaki hingga mencapai tempat yang tinggi. Kadar oksigen yang 
rendah dalam ukuran akan merangsang pernapasan CO2 dan 
terbentuknya alkalosis respiratorik ringan. Sekali lagi, alat untuk 
kompensasi adalah penyangga kimiawi cairan tubuh dan 
kemampuan ginjal untuk meningkatkan ekskresi bikarbonat. 
- Asidosis Metabolik yang Disebabkan oleh Penurunan 
Konsentrasi Bikarbonat Cairan Ekstraselular 
Istilah asidosis metabolik merujuk pada semua tipe asidosis lain di 
samping yang disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam cairan tubuh. 
Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa penyebab 
umum : 
 kegagalan ginjal untuk mengeksresikan asam metabolik 
yang normalnya dibentuk dalam tubuh, 
 pembentukan asam metabolik yang berlebihan dalam 
tubuh 
 penambahan asam metabolik ke dalam tubuh melalui 
makanan atau infus asam, dan
 kehilangan basa dari cairan tubuh, yang memiliki efek yang 
sama seperti penambahan asam ke dalam cairan tubuh. 
Beberapa kondisi khusus yang menyebabkan asidosis 
metabolik adalah sebagai berikut . 
 Asidosis Tubulus Ginjal 
Jenis asidosis ini adalah akibat dari gangguan 
eksreksi ion hidrogen atau reabsorpsi bikarbonat 
oleh ginjal, menyebabkan hilangnya bikarbonat 
dalam urin, atau (2) ketidakmampuan mekanisme 
sekresi hidrogen tubulus ginjal untuk mencapai 
keasaman urin yang normal, menyebabkan eksresi 
urin yang alkalis. Pada keadaan ini, dieksresi asam 
tertitrasi dan yang tidak adekuat, sehingga terdapat 
pengumpulan asam dalam cairan tubuh. 
 Diare 
Diare berat mungkin merupakan penyebab asidosis 
yang paling sering. Penyebab asidosis ini adalah 
hilangnya sejumlah besar natrium bikarbonat ke 
dalam feses. Sekresi gastrointestinal secara normal 
mengandung sejumlah besar bikarbonat, dan diare 
menyebabkan hilangnya ion bikarbonat ini dari 
tubuh, yang memberi efek yang sama seperti 
hilangnya sejumlah besar bikarbonat dalam urin. 
Bentuk asidosis metabolik ini berlangsung berat dan 
dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak. 
 Muntah 
Memuntahkan isi lambung sendiri akan 
menyebabkan hilangnya asam dan kecenderungan 
ke arah alkalosis karena sekresi lambung sangat 
bersifat asam. Akan tetapi, memuntahkan sejumlah 
besar isi dari bagian traktus gastrointestinal yang 
lebih lanjut, yang seringkali terjadi, menyebabkan 
hilangnya bikarbonat dan menimbulkan asidosis 
metabolik dalam cara yang sama seperti diare 
menimbulkan asidosis. 
 Diabetes Melitus 
Diabetes melitus disebabkan oleh tidak adanya 
sekresi insulin oleh pankreas, yang kemudian 
menghambat penggunaan normal glukosa dalam 
metabolisme. Sebaliknya, beberapa lemak 
dipecahkan menjadi asam asetoasetat, dan asam ini 
dimetabolisme oleh jaringan untuk menghasilkan
energu menggantikan glukosa. Pada diabetes melitus 
yang berat, kadar asam asetoasetat darah dapat 
meningkat sangat tinggi, sehingga menyebabkan 
asidosis metabolik yang berat. Dalam usaha untuk 
mengkompensasi asidosis ini, sejumlah besar asam 
diekskresikan dalam urin, seringkali sebanyak 500 
mmool hari. 
 Penyerapan asam. 
Jarang sekali sejumlah besar asam diserap dari 
makanan normal. Akan tetapi, asidosis metabolik 
yang berat kadang-kadang dapat disebabkan oleh 
keracunan seperti akibat penyerapan racun asam 
tertentu. Beberapa racun tersebut antara lain 
asetilsalisilat (aspirin) dan metil alkohol 
(yang saat dimetabolisme membentuk asam format). 
 Gagal ginjal kronis. 
Saat fungsi ginjal sangat menurun, terdapat 
pembentukan anion dari asam lemah dalam cairan 
tubuh yang tidak diekskresikan oleh ginjal. Selain 
itu, penurunan laju filtrasi glomerulus mengurangi 
ekskresi fosfat dan , yang mengurangi jumlah 
bikarbonat yang ditambahkan kembali ke dalam 
cairan tubuh. Jadi, gagal ginjal kronis dapat 
dihubungkan dengan asi¬dosis metabolik berat 
- Alkalosis Metabolik Disebabkan oleh Peningkatan 
Konsentrasi Bikarbonat Cairan Ekstraselular 
Bila terdapat retensi bikarbonat yang berlebihan atau hilangnya 
ion hidrogen dari dalam tubuh. keadaan ini menyebabkan alkalosis 
metabolik. Alkalosis metabolik tidak begitu umum seperti asidosis 
metabolik, tetapi beberapa penyebab alkdosis metabolik adalah 
sebagai berikut. 
 Alkalosis yang disebabkan oleh pemberian diuretika 
(kecuali penghambat karbonik anhidrase). Semua diuretika 
menyebabkan peningkatan aliran cairan di sepanjang 
tubulus, biasanya menyebabkan peningkatan aliran dalam 
tubulus distal dan tubulus koligentes. Keadaan ini 
kemudian menimbulkan peningkatan reabsorpsi ion-ion 
natrium dari bagian nefron ini. Karena reabsorpsi natrium 
di sini berpasangan dengan sekresi ion hidrogen, 
peningkatan reabsotpsi natrium juga menimbulkan 
peningkatan sekresi ion hidrogen dan peningkatan
reabsorpsi bikarbonat. Perubahan ini kemudian 
menyebabkan terbentuknya alkalosis yang ditandai dengan 
peningkatan konsetrasi bikarbonat cairan ekstraselular 
 Kelebihan Aldosteron menyebabkan alkalosis metabolik. 
Bila sejumlah besar aldosteron disekresikan oleh kelenjar 
adrenal, terbentuk alkalosis metabolik ringan. aldosteron 
meningkatkan reabsorpsi ion natrium dalam jumlah banyak 
dari tubulus distal dan tubulus distal dan tubulus 
koligentes. dan pada waktu yang bersamaan merangsang 
sekresi ion hidrogen oleh sel-sel intercalated pada tubulus 
koligentes. Peningkatkan sekresi ion hidrogen ini 
menimbulkan peningkatan ekskresi ion hidrogen oleh ginjal 
dan karena itu, menimbulkan alkalosis metabolik. 
 Memuntahkan Isi Lambung Menyebarkan Alkalosis 
metabolik. Memuntahkan isi lambung, tanpa memuntahkan 
isi traktus gastrointes¬tinal yang lebih rendah, 
menyebabkan hilangnya HCI yang disekresikan oleh 
mukosa lambung. Hasil akhirnya adalah hilangnya asam 
dari cairan ekstraselular dan terbentuknya alkalosis 
metabolik. Tipe alkalosis ini terutama terjadi pada neonalus 
yang menderita obstruksi pilorus akibat hipertrofi otot 
sfineter pilorus. 
 Alkalosis metabolik yang disebabkan oleh penyerapan obat 
alkalin. Salah satu penyebab umum dari alkalosis metabolik 
adalah penyerapan obat alkalin, seperti natrium 
bikarbonat, untuk pengobatan gastritis atau ulkus peptik. 
- Pengobatan Asidosis atau Alkalosis 
Pengobatan yang paling baik untuk asidosis atau alkalosis adalah 
mengoreksi keadaan yang telah menyebabkan kelainan. Seringkali 
pengobatan ini menjadi sulit, terutama pada penyakit kronis yang 
menyebabkan gangguan fungsi paru atau gagal ginjal. Pada 
keadaan ini, berbagai zat dapat digunakan untuk menetralkan 
kelebihan asam atau basa dalam cairan ekstraselular. 
Untuk menetralkan kelebihan asam, sejumlah besar natrium 
bikarbonat dapat diserap melalui mulut Natrium bikarbooat 
diabsorbsi dari traktus gastrointestinal ke dalam darah dan 
meningkatkan bagian bikarbonat pada sistem penyangga 
bikar¬bonat, sehingga meningkatkan pH menuju normal. Natrium 
bikarbonat dapat juga diberikan secara intravena, tetapi akibat 
efek fisiologis pengobatan semacam ini yang secara potensial 
cukup berbahaya. zat-zat lain sering digunakan untuk 
menggantikannya, seperti natrium laktat dan natrium glukonat.
Molekul laktat dan glukonat dimetabolisme dalam tubuh, 
meninggalkan natrium di dalam cairan esktraselular dalam bentuk 
natrium bikarbonat dan dengan demikian meningkatkan pH 
cair¬an menuju normal. 
Untuk pengobatan alkalosis, amonium klorida dapat diberikan 
melalui mulut. Saat amonium klorida diabsorbsi ke dalam darah, 
bagian amonium dikonversi oleh hati menjadi ureum. Reaksi ini 
membebaskan HCL yang segera bereaksi dengan penyangga cairan 
tubuh untuk menggeser konsentrasi ion hidrogen ke arah asam. 
Amonium klorida kadang-kadang diberikan secara. intravena, 
tetapi amonium klorida juga sangat toksik. dan prosedur ini dapat 
berbahaya.
MATERI 
DI SUSUN 
O 
L 
E 
H 
KELOMPOK 4 
WA ODE AULIA NURFATULLAH 
SITI AISYAH 
SITI CHOIROTIN 
WAODE WAHYUNI 
SITTI MAYANSARI 
SINAR HASRI 
SITI SARIANDI 
SITI ALMAFINDRA 
T.A 2014

More Related Content

What's hot

Keseimbangan asam basa dalam tubuh
Keseimbangan asam basa dalam tubuhKeseimbangan asam basa dalam tubuh
Keseimbangan asam basa dalam tubuhfikri asyura
 
Keseimbangan asam bas
Keseimbangan asam basKeseimbangan asam bas
Keseimbangan asam basHilda Lamtia
 
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan b
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan bRespirasi keseimbangan asam basa gizi a dan b
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan bKana Mardhiyyah
 
Analisa gas darah arteri
Analisa gas darah arteriAnalisa gas darah arteri
Analisa gas darah arterijinggo77
 
Biochemistry Acid-base Balance
Biochemistry Acid-base BalanceBiochemistry Acid-base Balance
Biochemistry Acid-base BalanceSantoso Jaeri
 
Keseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuhKeseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuhCahya
 
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darahPemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darahDasuki Suke
 
Sistem Respiratori
Sistem RespiratoriSistem Respiratori
Sistem RespiratoriFairuz Nasir
 
fisiologi sistem respiratori
fisiologi sistem respiratorifisiologi sistem respiratori
fisiologi sistem respiratorinirwanas4
 
Faal Paru Keempat 2021
Faal Paru Keempat 2021Faal Paru Keempat 2021
Faal Paru Keempat 2021FaisalYunus7
 
Faal Paru Kelima 2021
Faal Paru Kelima 2021Faal Paru Kelima 2021
Faal Paru Kelima 2021FaisalYunus7
 
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)fredywongkar75
 
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)dimar aji
 

What's hot (20)

Keseimbangan asam basa dalam tubuh
Keseimbangan asam basa dalam tubuhKeseimbangan asam basa dalam tubuh
Keseimbangan asam basa dalam tubuh
 
Keseimbangan asam bas
Keseimbangan asam basKeseimbangan asam bas
Keseimbangan asam bas
 
Keseimbangan asam basa
Keseimbangan asam basaKeseimbangan asam basa
Keseimbangan asam basa
 
Makalah fishew
Makalah fishewMakalah fishew
Makalah fishew
 
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan b
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan bRespirasi keseimbangan asam basa gizi a dan b
Respirasi keseimbangan asam basa gizi a dan b
 
Analisa gas darah arteri
Analisa gas darah arteriAnalisa gas darah arteri
Analisa gas darah arteri
 
Respirasi&csf.bs1
Respirasi&csf.bs1Respirasi&csf.bs1
Respirasi&csf.bs1
 
Biochemistry Acid-base Balance
Biochemistry Acid-base BalanceBiochemistry Acid-base Balance
Biochemistry Acid-base Balance
 
Ss14
Ss14Ss14
Ss14
 
Keseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuhKeseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuh
 
Terapi oksigen
Terapi oksigenTerapi oksigen
Terapi oksigen
 
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darahPemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darah
 
Sistem Respiratori
Sistem RespiratoriSistem Respiratori
Sistem Respiratori
 
Rumusan Keseimbangan Acid Bes
Rumusan Keseimbangan Acid BesRumusan Keseimbangan Acid Bes
Rumusan Keseimbangan Acid Bes
 
fisiologi sistem respiratori
fisiologi sistem respiratorifisiologi sistem respiratori
fisiologi sistem respiratori
 
Faal Paru Keempat 2021
Faal Paru Keempat 2021Faal Paru Keempat 2021
Faal Paru Keempat 2021
 
Faal Paru Kelima 2021
Faal Paru Kelima 2021Faal Paru Kelima 2021
Faal Paru Kelima 2021
 
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)
Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)
 
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
 
Agd 1
Agd 1Agd 1
Agd 1
 

Viewers also liked

Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Peraturan menteri keuangan republik indonesia
Peraturan menteri keuangan republik indonesiaPeraturan menteri keuangan republik indonesia
Peraturan menteri keuangan republik indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Septian Muna Barakati
 
Makalah prioritas kerja profesi guru
Makalah prioritas kerja profesi guruMakalah prioritas kerja profesi guru
Makalah prioritas kerja profesi guruSeptian Muna Barakati
 
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)Septian Muna Barakati
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaSeptian Muna Barakati
 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues Made in
 

Viewers also liked (19)

Arnhy
ArnhyArnhy
Arnhy
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
Makalah perkembangan motorik anak
Makalah perkembangan motorik anakMakalah perkembangan motorik anak
Makalah perkembangan motorik anak
 
Makalah politik di indonesia
Makalah politik di indonesiaMakalah politik di indonesia
Makalah politik di indonesia
 
Makalah gizi janin ibu hamil
Makalah gizi janin ibu hamilMakalah gizi janin ibu hamil
Makalah gizi janin ibu hamil
 
Peraturan menteri keuangan republik indonesia
Peraturan menteri keuangan republik indonesiaPeraturan menteri keuangan republik indonesia
Peraturan menteri keuangan republik indonesia
 
Makalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruanMakalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruan
 
Badan standardisasi nasional
Badan standardisasi nasionalBadan standardisasi nasional
Badan standardisasi nasional
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
 
Makalah pjk
Makalah pjkMakalah pjk
Makalah pjk
 
Makalah permasalahn pendidikan
Makalah permasalahn pendidikanMakalah permasalahn pendidikan
Makalah permasalahn pendidikan
 
Makalah presbiopi
Makalah presbiopiMakalah presbiopi
Makalah presbiopi
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Makalah pls
 
Makalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina bMakalah permasalahan anak marlina b
Makalah permasalahan anak marlina b
 
Makalah prioritas kerja profesi guru
Makalah prioritas kerja profesi guruMakalah prioritas kerja profesi guru
Makalah prioritas kerja profesi guru
 
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
 
Makalah pola hidup sehat
Makalah pola hidup sehatMakalah pola hidup sehat
Makalah pola hidup sehat
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
 

Similar to Makalah pernapasan

Similar to Makalah pernapasan (20)

fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan
 fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan
fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan
 
mekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptx
mekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptxmekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptx
mekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptx
 
macam macam volume udara pernafasan.pptx
macam macam volume udara pernafasan.pptxmacam macam volume udara pernafasan.pptx
macam macam volume udara pernafasan.pptx
 
Kelompok iii (metabolisme asam basa)
Kelompok iii (metabolisme asam basa)Kelompok iii (metabolisme asam basa)
Kelompok iii (metabolisme asam basa)
 
Kelompok iii (metabolisme asam basa)
Kelompok iii (metabolisme asam basa)Kelompok iii (metabolisme asam basa)
Kelompok iii (metabolisme asam basa)
 
Sistem Pernapasan Manusia LKS
Sistem Pernapasan Manusia LKSSistem Pernapasan Manusia LKS
Sistem Pernapasan Manusia LKS
 
Mekanisme pertukaran O2 dan CO2
Mekanisme pertukaran     O2  dan CO2Mekanisme pertukaran     O2  dan CO2
Mekanisme pertukaran O2 dan CO2
 
Ppt. fisiologi hewan.
Ppt. fisiologi hewan.Ppt. fisiologi hewan.
Ppt. fisiologi hewan.
 
Bab 6 Sistem Pernapasan.pptx
Bab 6 Sistem Pernapasan.pptxBab 6 Sistem Pernapasan.pptx
Bab 6 Sistem Pernapasan.pptx
 
Lesson 7.3
Lesson 7.3Lesson 7.3
Lesson 7.3
 
Fha hemoglobin
Fha hemoglobinFha hemoglobin
Fha hemoglobin
 
Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01
Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01
Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01
 
Proses pertukaran gas
Proses pertukaran gasProses pertukaran gas
Proses pertukaran gas
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
ANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.pptANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.ppt
 
Makalah keperawatan anak terapi oksigen
Makalah keperawatan anak terapi oksigen Makalah keperawatan anak terapi oksigen
Makalah keperawatan anak terapi oksigen
 
Biology Chapter 7
Biology Chapter 7Biology Chapter 7
Biology Chapter 7
 
Makalah oksigen
Makalah oksigenMakalah oksigen
Makalah oksigen
 
Analisa gas darah
Analisa gas darahAnalisa gas darah
Analisa gas darah
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Makalah pernapasan

  • 1. PERNAPASAN A. Pengertian Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara O2 dan CO2. O2 ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara psmosis. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius dan O2 masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk keserambi kiri jantung – ke aorta – ke seluruh tubuh disini terjadi oksidasi sebagai ampas dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung – ke bilik kanan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis – ke jaringan paru-paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitas, dan kulit. B. Proses Pernapasan Istilah pernapasan berlaku untuk pertukaran 2 gas, O2 dan karbondioksida, antara tubuh dan lingkungannya. Pernapasan dapat dibagi dalam 4 proses penting: 1. Pertukaran udara paru-paru, yaitu pemasukan dan pengeluaran udara antara atmosfir dan alveoli 2. Difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah 3. Transfor O2 dan CO2 ke dan dari sel-sel organisme melalui darah 4. Pengaturan ventilasi Selama pemasukan udara atmosfir ke dalam alveoli paru-paru, udara dipanaskan hingga mencapai suhu tubuh dan dilembabkan secara maksimal.  Proses Pertukaran Dasar Karena luasnya daerah permukaan membran pernapasan dan kenyataan bahwa membran adalah sangat tipis, maka pengambilan O2 dari alveoli ke dalam darah kapiler paru-paru dan alveoli menjadi sama meskipun darah belum mencapai pertengahan kapiler. Perbedaan tekanan rata-rata yang mengalami integrasi selama pernapasan normal adalah sekitar 11 mm Hg. Di perifer, sewaktu darah teroksigenasi mengalir melalui kapiler jaringan, proses berlangsung sebaliknya. PO2 yang tinggi dalam darah
  • 2. arteri (sekitar 95 mm Hg) berdifusi akibat gradien ini ke dalam cairan intertisial sebesar 40 mm Hg. Darah arteri yang masuk dalam kapiler jaringan mengandung CO2 yang relatif rendah antara cairan interstisal dan darah kapiler masih cukup untuk menjamin cepat untuk terjadinya keseimbangan PCO2 sebagai akibat PCO2 darah vena adalah juga sekitar 45 mm Hg. Pada waktu darah sampai dalam kapiler paru-paru, PCO2 adalah sekitar 45 mm Hg. Jadi, gradien PCO2 jauh lebih kurang dari pada gradien O2 seperti antara gas alveoli dan arteri paru-paru. Karena koefisien difusi CO2 20 kali lebih besar daripada koefisien difusi O2, CO2 dalam darah secara cepat diseimbangkan dengan CO2 dalam alveoli. Ini berlangsung selama kurang dari pertengahan pertama waktu aliran darah melalui kapiler paru-paru.  Pengertian O2 dan CO2 Hemoglobin adalah molekul utama yang bertanggung jawab bagi transper O2 dan CO2 dalam darah. Hemoglobin yang terkandung dalam eritrosit dapat menerangkan semua kadar O2 “Ekstra” dalam darah dan sebagian dari CO2 “ekstra” yang penting. Normal sekitar 97 – 98 % dari O2 diangkut dari paru-paru kejaringan dalam gabungan yang reversibel dengan molekul hemoglobin. Ini dapat digambarkan secara sederhana oleh persamaan. Hb + O2 HbO2 Dimana Hb = hemoglobin yang terdeoksigenasi dan HbO2 = Oksihemoglobin Terdapat 4faktor yang penting yang menyebabkan pergeseran disosiasi O2 hemoglobin ke kanan : 1. Peningkatan ion hidrogen atau keasaman 2. Peningkatan tekanan CO2 3. Peningkatan suhu 4. Peningkatan konsentrasi 2-3 difosgliseat Kecepatan transpor O2 ke jaringan tergantung pada pemakaian O2 per unit volume, yaitu koefisien pemakaian O2, serta cardiac output. Pemakaian O2 normal adalah sekitar 5 ml/dl darah kadar O2 normal adalah 20 ml/dl darah. Dalam jaringan perifer, pemakaian O2 tidak diatur oleh persediaannya tetapi lebih penting oleh konsentrasi ADP dalam sel tesedia untuk prosesfosforilasi oksidatif. Bila tekanan O2 dalam jaringan perifer lebih besar dari 44 mm Hg, rekasi kimia sel dapat berjalan terus tanpa memperhatikan persediaan O2. Kadar CO2 dalam darah, seperti O2 tergantung pada faktor-faktor lain
  • 3. disamping larutnya dalam darah. Sesungguhnya hanya sekitar 6% dari CO2 yang terdapat dalam darah terdapat dalam bentuk larutan CO2 menurut persamaan. CO2 + H2O H2CO3 CO2 bereaksi dengan air dalam darah untuk membentuk asam karbonat (H2 CO3), walaupun reaksi ini sangat lambat tanpa adanya aktivitas katalisis. Hemogalobin merupakan bufer utama dalam darah yang mengambil ion hidrogen, bebas dari darah untuk membentuk hemogalobin berproton “membebaskan” sejumlah eukimolar ion bikarbonat. Terdapat pertentangan antara ikatan CO2 dan ikatan DPG pada molekul hemoglobin, akan tetapi, walaupun transpor CO2, peranannya kecil bila dibandingkan dengan transpor CO2 dalam bentuk bikarbonat. Pemindahan CO2 dari darah setelah oksigenasi hemoglobin disebabkan oleh persediaan proton yang meningkat ini untuk bergabung dengan ion bikarbonat untuk membentuk asam karbonat. Tunjangan kabarmino – CO2 bagi transpor CO2 pada orang dewasa pada waktu istirahat hanya sekitar 10%. Ratio pertukaran pernapasan adalah perbandingan CO2 yang disebabkan dalam paru-paru dengan kecepatan “uptake” oksigen dalam paru-paru. Ratio pertukaran respiratorik berubah dalam berbagai keadaan metabolisme.  Sistem buffer darah chloride shift Daya penyangga suatu sistem buffer paling besar adalah pada pH yang sama dengan Pka-nya, pH cairan tubuh ekstrasel adalah 7,4 sedangkan PKa sistem buffer bikarbonat CO2 adalah 6,1 . Dari persamaan henderson – hassel boleh dapat dilihat bahwa pada pH 7,4 konsentrasi ion berkarbonat adalah 20 kali lebih besar dari pada konsentrasi CO2 yang larut, suatu keadaan yang apriori tidak menghasilkan daya buffer yang berarti ini dapat dilihat dengan perhitungan berikut ini, yang mempergunakan persamaan henderson –hassel-balch untuk keadaan dalam darah : 7,4 = PH darah 6,1 = Pka of H2 CO3 PH = Pka + 10 g (gram) (asam) 7,4 = 6,1 + 10 g (HCO3) (H2CO3) antiblog 1,3 = 20
  • 4. (HCO3) = 20 (H2CO3) 1 Akan tetapi, karena konsentrasi masing-masing komponen sistem bikarbonat asam karbonat dapat diatur secara fisiologis, maka ini merupakan suatu sistem buffer yang sangat kuat bagi organisme. Tekanan CO2 dapat ditingkatkan dalam darah baik oleh produksi yang meningkat dari jaringan perifer maupun pembuangan yang menurun oleh ventilasi Henderson-Hasselbalch juga jelas bahwa tekanan CO2 yang meninggi akan menyebabkan penurunan pH dan asidosis. Asidosis karena retensi CO2 yang berlebihan disebabkan oleh ventilasi yang tidak memadai untuk laju produksi CO2. Misalnya, ventilasi yang berkurang sampai ¼ kecepatan normal pada waktu istirahat menaikan tekanan CO2 dan menurunkan pH dari 7,4 hingga sekitar 7,0. Sebaliknya peningkatan kecepatan ventilasi alveoli 2 kali lipat akan mengurangi tekanan CO2 dan menimbulkan peninggian pH darah sampai sekitar 7,6. Karena ventilasi alveoli dapat diturunkan sampai nol atau dinaikkan sampai kira-kira 15 kali normal, maka mudah dimengerti bagaimana perubahan pada ventilasi sangat mempengaruhi pH cairan ekstersel, yang membutuhkan peranan penting sistem buffer bikarbonat CO2. C. Hubungan HCO3 / H2CO3 dengan PH Darah Peranan paru dan ginjal dalam keseimbangan asam basa Basa adalah ion atau molekul yang dapat menerima ion hidrogen sebagai contoh, ion bikarbonat, HCO3 adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk membentuk H2CO3. Protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir negatif siap darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang paling penting. Asam kuat adalah asam yang berdisonasi dengan cepat dan terutama melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya adalah HCL, asam lemah mempunyai lebih sedikit kencenderungan untuk mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu, dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air. Basa lemah yang khas adalah HCO3 karena HCO3 berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah dari pada OH-. Garis pertahanan kedua terhadap gangguan asam basa adalah pengaturan konsentrasi CO2 cairan ekstraseluler oleh paru-paru, tempat CO2 berdifusi ke dalam alveoli dan kemudian ditransfer ke atmosfir melalui ventilasi paru-paru. Rata-rata, secara normal
  • 5. terdapat sekitar 1,2 mol/liter CO2 yang terlarut di dalam cairan ekstra seluler yang sama dengan PCO2 40 mm Hg. Bila kecepatan pembentukan CO2 metabolik menurunkan PCO2 cairan ekstra seluler juga meningkat. Sebaliknya, penurunan kecepatan metabolik P CO2 dalam cairan ekstraselular. Ginjal mengontrol keseimbangan asam basa dengan mengeluarkan urin yang asam atau yang basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstraselular, sedangkan pengeluaran urin basa berarti menghilangkan basa dari cairan ekstraselular. Keseluruhan mekanisme ekskresi urin asam atau basa oleh ginjal adalah sebagai berikut : Sejumlah besar ion bikarbonat disaring secara terus menerus ke dalam tubulus dan bila ion bikarbonat di ekskresikan ke dalam urin keadaan ini menghilangkan basa dari darah sebaliknya sejumlah besar ion hidrogen juga di sekresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus,jadi menghilangkan asam dari cairan ekstraselular. Sebaliknya , bila 1 bh banyak bikarbonat yang disaring dari pada hidrogen yang di sekresikan akan terdapat kehilangan basa. Bila terdapat pengurangan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraselular,ginjal gagal mereabsorbi semua bikarbonat pada asdosis,ginjal tidak mengeksresikan bikarbonat ke dalam urin tetapi mereabsorbsi semua bikarbonat yang disaring dan menghasilkan bikarbonat baru,yang ditambahkan kembali ke cairan ekstraselular.hal ini mengurangi konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraselular kembali menuju normal. Jadi ginjal mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraselular melalui tiga mekanisme dasar : 1. Sekresi ion hidrogen 2. Reabsorpsi ion bikarbonat yang di saring 3. Produksi ion bikarbonat baru Semua proses ini dicapai melalui mekanisme dasar yang sama. Ekskresi bikarbonat di hitung sebagai kecepatan aliran uraian dikali konsentrasi bikarbonat urin.jumlah ini menunjukan betapa cepatnya ginjal membersihkan ion bikarbonat dari darah pada alkalosis,kehilangan ion bikarbonat membantu mengembalikan PH plasma menjadi normal jumlah bikarbonat baru yang disumbangkan ke dalam darah pada waktu kapapun sama jumlah hidrogen yang disekresikan yang berakhir di lumen tubulus dengan penyangga non bikarbonat urin. Faktor yang menentukan pH Darah Disamping asam karbonat yang dibuang oleh alat pernafasan debagai
  • 6. CO2, asam lain yang tidak menguap, diproduksi oleh proses metabolisme. Ini termasuk asam anorganik yang lebih penting, asam Hcl,asam fosfat dan asam sulfat kira-kira 50-150 meq, asam-asam organik dibuang oleh ginjal dalam periode 24 jam. Alat lain yang digunakan ginjal untuk mendapat asam dan dengan demikian melindungi basa tetap adalah produksi amonia dari asam amino. D. Gangguan Keseimbangan Asam Basa a. Perubahan BIOKIMIA Gangguan keseimbangan asam basa yang disebabkan oleh perubahan kadar bikarbonat dalam darah dikatakan berasal dari metabolisme. Kekurangan bikarbonat tanpa perubahan H2CO3 akan menimbulkan asiodosis metabolik. Kompensasi dapat terjadi oleh penyesuaian konsentrasi asam karbonat, dalam hal yang sama pertama oleh pembuangan lebih banyak CO2 plasma jelas lebih rendah daripada normal pada asidosis metabolik dan lebih tinggi daripada noraml pada alkalosis metabolik.  Asidosis Metabolik Disebabkan oleh penurunan praksi bikar, baik tanpa perubahan maupun perubahan yang relatif kecil pada fraksi asam karbonat ini merupakan jenis asidosis klasik yang paling sering terjadi, ini terjadi pada diabetes mellitus yang paling sering terjadi, ini terjadi pada diabetes mellitus yang tak terkontrol dengan ketosis, pada payah ginjal, keracunan garam asam, kehilangan cairan usus yang berlebihan (terutama dari usus halus bagian bawah dan kolon, seperti pada diare atau kolitis). Percepatan pernapasan pernapasan (hyperpnea) mungkin menjadi gejala penting pada asidosis dekompensata, dan merupakan suatu usaha untuk menetapkan kembali rasio 20 : 1 bagi HCO3 dengan mengurangi tekanan CO3 darah selayaknya.  Asidosis Respiratorik Disebabkan oleh peningkatan relatif asam karbonat dibandingkan dengan bikarbonat. Keadaan ini bisa terjadi pada setiap penyakit yang mengganggu pernapasan, seperti pneumonia, emfisema, oleh keracunan morfin). Respirator yang tidak berfungsi baik dapat pula membantu menimbulkan asidosis respiratorik.  Alkalosis Metabolik Respiratorik Terjadi bila terdapat peningkatan fraksi bikarbonat, baik tanpa perubahan maupun perubahan yang relatif kecilpada fraksi asam
  • 7. karbonat. Kelebihan alkali biasa yang menyebabkan alkalosis ditimbulkan oleh makan alkali yang berlebihan, seperti yang dapat terjadipada penderita yang diobati untuk ulkus peptikum. Tetapi jenis alkalosis ini lebih sering terjadi sebagai akibat obstruksi usus tinggi (seperti pada stenosis pilorus). Setelah lama muntah-muntah mengeluarkan isi lambung yang asam atau setelah pembuangan cairan lambung yang mengandung asam hidroklorida secara berlebihan(seperti pada penyedotan lambung). Ion klorida yang hilang kemudian diganti dengan bikarbonat. Jenis alkalosis metabolik ini secara tepat disebut alkalosis “hipokloremik”. Defisiensi kalium sering dikaitkan dengan timbulnya alkalosis hipokloremik, karena tidakadanya H+ untuk ditukar dengan Na+ dari lumen tubuli ginjal. Pada semua jenis alkalosis dekompensata, pernapasan adalah lambat dan dangkal : urin mungkin menjadi alkali, tetapi biasanya oleh karena disertai kekurangan natrium dan kalium, akan memberi reaksi asam, walaupun bikarbonat yang berlebihan oleh ginjal perlu disertai oleh kehilangan natrium yang dalam keadaan sepertiini (rendah natrium) tidak dapat dihemat. Dengan demikian ginjal menyerah pada kebutuhan untuk mempertahankan kosentrasi natrium dalam cairan ekstrasel sambil mengorbankan keseimbangan asam-basa. Akan tetapi, penyebab ekskresi yang sama(bila tidak, dalam keadaan biasa, penyebab yang lebih penting) dari urin yang asam dengan adanya bikarbonat plasma yang meninggi adalah pengaruh kekurangan kalium atas ekskresi ion hidrogen yang disebut diatas oleh ginjal. Alkalosis metabolik yang biasanya ditemukan dalam klinik hampir selalu disertai oleh defisiensi kalium. Terjadi bila terdapat penurunan fraksi asam karbonat. Ini dapat ditimbulkan oleh hiperventilasi, baik yang terjadi dengan sendirinya maupun yang dipaksa. Contohnya adalah hiperventilasi histeris, penyakit susunan saraf pusat yang mempengaruhi sistem pernapasan, keracunan silisilat stadium dini, atau pemakaian respirator yang tidak tepat. Alkalosis respiratorik juga dapat terjadi pada penderita koma hepatikum. b. Kelainan yang menyebabkan atau disertai gangguan asam basa - Asidosis Respiratorik Disebabkan oleh Penurunan Ventilasi dan Peningkatan PCO2 Faktor apa pun yang menurunkan kecepatan ventilasi paru juga meningkatkan PCO2 cairan ekstraselular. Hal ini menyebabkan
  • 8. peningkatan H2CO3 dan konsentrasi ion hidrogen, sehingga menghasilkan asidosis. Karena asidosis disebabkan oleh gangguan respirasi, maka disebut asidosis respiratorik. asidosis respiratorik sering terjadi akibat kondisi patologis yang merusak pusat pernapasan atau yang menurunkan kemampuan paru untuk mengeliminasi CO2. Sebagai contoh, kerusakan pusat pernapasan di medula oblogata dapat menimbulkan asidosis respiratorik. obstruksi jalur traktus respiratorius, pneumonia, atau penurunan luas permukaan membran pulmonal demikian juga dengan faktor apa pun yang mempengaruhi pertukaran gas antara darah dan udara alveolar dapat juga menyebabkan asidosis respiratorik. Pada asidosis respiratorik, respons kompensasi yang tersedia adalah (1) penyanggacairan tubuh dan (2) ginjal, yang membutuhkan waktu beberapa hari untuk mengkompensasi gangguan. - Alkalosis Respiratorik yang Disebabkan oleh Peningkatan Ventilasi dan Penurunan PCO2 Alkalosis respiratorik disebabkan oleh ventilasi yang berlebihan oleh paru-paru. Hal ini jarang terjadi akibat kondisi patologis fisik. Akan tetapi, seseorang dengan gangguan neurosis kadang-kadang bernapas secara berlebihan sehingga ia mengalami alkalosis. Jenis alkalosis respiratorik fisiologis juga terjadi ketika seseorang mendaki hingga mencapai tempat yang tinggi. Kadar oksigen yang rendah dalam ukuran akan merangsang pernapasan CO2 dan terbentuknya alkalosis respiratorik ringan. Sekali lagi, alat untuk kompensasi adalah penyangga kimiawi cairan tubuh dan kemampuan ginjal untuk meningkatkan ekskresi bikarbonat. - Asidosis Metabolik yang Disebabkan oleh Penurunan Konsentrasi Bikarbonat Cairan Ekstraselular Istilah asidosis metabolik merujuk pada semua tipe asidosis lain di samping yang disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam cairan tubuh. Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa penyebab umum :  kegagalan ginjal untuk mengeksresikan asam metabolik yang normalnya dibentuk dalam tubuh,  pembentukan asam metabolik yang berlebihan dalam tubuh  penambahan asam metabolik ke dalam tubuh melalui makanan atau infus asam, dan
  • 9.  kehilangan basa dari cairan tubuh, yang memiliki efek yang sama seperti penambahan asam ke dalam cairan tubuh. Beberapa kondisi khusus yang menyebabkan asidosis metabolik adalah sebagai berikut .  Asidosis Tubulus Ginjal Jenis asidosis ini adalah akibat dari gangguan eksreksi ion hidrogen atau reabsorpsi bikarbonat oleh ginjal, menyebabkan hilangnya bikarbonat dalam urin, atau (2) ketidakmampuan mekanisme sekresi hidrogen tubulus ginjal untuk mencapai keasaman urin yang normal, menyebabkan eksresi urin yang alkalis. Pada keadaan ini, dieksresi asam tertitrasi dan yang tidak adekuat, sehingga terdapat pengumpulan asam dalam cairan tubuh.  Diare Diare berat mungkin merupakan penyebab asidosis yang paling sering. Penyebab asidosis ini adalah hilangnya sejumlah besar natrium bikarbonat ke dalam feses. Sekresi gastrointestinal secara normal mengandung sejumlah besar bikarbonat, dan diare menyebabkan hilangnya ion bikarbonat ini dari tubuh, yang memberi efek yang sama seperti hilangnya sejumlah besar bikarbonat dalam urin. Bentuk asidosis metabolik ini berlangsung berat dan dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak.  Muntah Memuntahkan isi lambung sendiri akan menyebabkan hilangnya asam dan kecenderungan ke arah alkalosis karena sekresi lambung sangat bersifat asam. Akan tetapi, memuntahkan sejumlah besar isi dari bagian traktus gastrointestinal yang lebih lanjut, yang seringkali terjadi, menyebabkan hilangnya bikarbonat dan menimbulkan asidosis metabolik dalam cara yang sama seperti diare menimbulkan asidosis.  Diabetes Melitus Diabetes melitus disebabkan oleh tidak adanya sekresi insulin oleh pankreas, yang kemudian menghambat penggunaan normal glukosa dalam metabolisme. Sebaliknya, beberapa lemak dipecahkan menjadi asam asetoasetat, dan asam ini dimetabolisme oleh jaringan untuk menghasilkan
  • 10. energu menggantikan glukosa. Pada diabetes melitus yang berat, kadar asam asetoasetat darah dapat meningkat sangat tinggi, sehingga menyebabkan asidosis metabolik yang berat. Dalam usaha untuk mengkompensasi asidosis ini, sejumlah besar asam diekskresikan dalam urin, seringkali sebanyak 500 mmool hari.  Penyerapan asam. Jarang sekali sejumlah besar asam diserap dari makanan normal. Akan tetapi, asidosis metabolik yang berat kadang-kadang dapat disebabkan oleh keracunan seperti akibat penyerapan racun asam tertentu. Beberapa racun tersebut antara lain asetilsalisilat (aspirin) dan metil alkohol (yang saat dimetabolisme membentuk asam format).  Gagal ginjal kronis. Saat fungsi ginjal sangat menurun, terdapat pembentukan anion dari asam lemah dalam cairan tubuh yang tidak diekskresikan oleh ginjal. Selain itu, penurunan laju filtrasi glomerulus mengurangi ekskresi fosfat dan , yang mengurangi jumlah bikarbonat yang ditambahkan kembali ke dalam cairan tubuh. Jadi, gagal ginjal kronis dapat dihubungkan dengan asi¬dosis metabolik berat - Alkalosis Metabolik Disebabkan oleh Peningkatan Konsentrasi Bikarbonat Cairan Ekstraselular Bila terdapat retensi bikarbonat yang berlebihan atau hilangnya ion hidrogen dari dalam tubuh. keadaan ini menyebabkan alkalosis metabolik. Alkalosis metabolik tidak begitu umum seperti asidosis metabolik, tetapi beberapa penyebab alkdosis metabolik adalah sebagai berikut.  Alkalosis yang disebabkan oleh pemberian diuretika (kecuali penghambat karbonik anhidrase). Semua diuretika menyebabkan peningkatan aliran cairan di sepanjang tubulus, biasanya menyebabkan peningkatan aliran dalam tubulus distal dan tubulus koligentes. Keadaan ini kemudian menimbulkan peningkatan reabsorpsi ion-ion natrium dari bagian nefron ini. Karena reabsorpsi natrium di sini berpasangan dengan sekresi ion hidrogen, peningkatan reabsotpsi natrium juga menimbulkan peningkatan sekresi ion hidrogen dan peningkatan
  • 11. reabsorpsi bikarbonat. Perubahan ini kemudian menyebabkan terbentuknya alkalosis yang ditandai dengan peningkatan konsetrasi bikarbonat cairan ekstraselular  Kelebihan Aldosteron menyebabkan alkalosis metabolik. Bila sejumlah besar aldosteron disekresikan oleh kelenjar adrenal, terbentuk alkalosis metabolik ringan. aldosteron meningkatkan reabsorpsi ion natrium dalam jumlah banyak dari tubulus distal dan tubulus distal dan tubulus koligentes. dan pada waktu yang bersamaan merangsang sekresi ion hidrogen oleh sel-sel intercalated pada tubulus koligentes. Peningkatkan sekresi ion hidrogen ini menimbulkan peningkatan ekskresi ion hidrogen oleh ginjal dan karena itu, menimbulkan alkalosis metabolik.  Memuntahkan Isi Lambung Menyebarkan Alkalosis metabolik. Memuntahkan isi lambung, tanpa memuntahkan isi traktus gastrointes¬tinal yang lebih rendah, menyebabkan hilangnya HCI yang disekresikan oleh mukosa lambung. Hasil akhirnya adalah hilangnya asam dari cairan ekstraselular dan terbentuknya alkalosis metabolik. Tipe alkalosis ini terutama terjadi pada neonalus yang menderita obstruksi pilorus akibat hipertrofi otot sfineter pilorus.  Alkalosis metabolik yang disebabkan oleh penyerapan obat alkalin. Salah satu penyebab umum dari alkalosis metabolik adalah penyerapan obat alkalin, seperti natrium bikarbonat, untuk pengobatan gastritis atau ulkus peptik. - Pengobatan Asidosis atau Alkalosis Pengobatan yang paling baik untuk asidosis atau alkalosis adalah mengoreksi keadaan yang telah menyebabkan kelainan. Seringkali pengobatan ini menjadi sulit, terutama pada penyakit kronis yang menyebabkan gangguan fungsi paru atau gagal ginjal. Pada keadaan ini, berbagai zat dapat digunakan untuk menetralkan kelebihan asam atau basa dalam cairan ekstraselular. Untuk menetralkan kelebihan asam, sejumlah besar natrium bikarbonat dapat diserap melalui mulut Natrium bikarbooat diabsorbsi dari traktus gastrointestinal ke dalam darah dan meningkatkan bagian bikarbonat pada sistem penyangga bikar¬bonat, sehingga meningkatkan pH menuju normal. Natrium bikarbonat dapat juga diberikan secara intravena, tetapi akibat efek fisiologis pengobatan semacam ini yang secara potensial cukup berbahaya. zat-zat lain sering digunakan untuk menggantikannya, seperti natrium laktat dan natrium glukonat.
  • 12. Molekul laktat dan glukonat dimetabolisme dalam tubuh, meninggalkan natrium di dalam cairan esktraselular dalam bentuk natrium bikarbonat dan dengan demikian meningkatkan pH cair¬an menuju normal. Untuk pengobatan alkalosis, amonium klorida dapat diberikan melalui mulut. Saat amonium klorida diabsorbsi ke dalam darah, bagian amonium dikonversi oleh hati menjadi ureum. Reaksi ini membebaskan HCL yang segera bereaksi dengan penyangga cairan tubuh untuk menggeser konsentrasi ion hidrogen ke arah asam. Amonium klorida kadang-kadang diberikan secara. intravena, tetapi amonium klorida juga sangat toksik. dan prosedur ini dapat berbahaya.
  • 13. MATERI DI SUSUN O L E H KELOMPOK 4 WA ODE AULIA NURFATULLAH SITI AISYAH SITI CHOIROTIN WAODE WAHYUNI SITTI MAYANSARI SINAR HASRI SITI SARIANDI SITI ALMAFINDRA T.A 2014