1. Oleh : YESI KARTIKA SARI
Amd.Kep
Dosen Pembimbing :
Ns.Sila Anggreni, S.pd M.Kep
Sp.KMB
2. PAD
merupakan suatu penyakit dimana
terganggunya atau tersumbatnya aliran darah
dari atau ke jaringan organ. Sumbatan itu
disebabkan oleh plak yang terbentuk di arteri
yang membawa darah ke seluruh anggota
tubuh.
Plak
ini
terdiri
atas
lemak, kalsium, jaringan fibrosa, dan zat lain di
dalam darah.
3.
4. 1. Dinding Arteri
Dinding arteri terdiri dari tiga
tunika : tunika luar atau tunika
adventisia; tunika tengah; dan
tunika media; unika dalam atau
tunika intima. Tunika adventisia
mengandung serabut saraf dan
pembuluh
darah
yang
menyuplai dinding arteri serta
terdiri dari jaringan ikat yang
memberi kekuatan penuh pada
dinding artery.
5. Tunika media tersusun dari kolagen, serat
otot polos, dan elastn, yang bertanggung jawab
penuh dalam mengontrol diameter pembuluh
darah saat dilatasi dan kontriksi. Tunika intima
adalah tunika halus sel-sel endotel yang
menyediakan permukaan nontrombogenik untuk
aliran darah. Tunika intima dan media mendapat
makanan dari proses difusi aliran darah arteri.
Tunika adventisia dan bagian terluar tunika
media mendapatkan makanan dari vasa
vasorum, yaitu pembuluh kecil yang masuk
kedalam dinding arteri terluar.
6. 2. Aorta dan Cabang-Cabang Utamanya
Aorta berjalan melintasi rongga toraks dan
abdomen dan segmen- segmen aorta diberi nama
sesuai dengan lokasinya. Salah satu cabang aorta
yang berkaitan dengan penyakit arteri oklusif
perifer adalah arteri iliaka komunis. Arteria iliaka
komunis bercabang lagi menjadi arteria iliaka
eksternal dan arteria hipogastrika atau iliaka
interna. Arteri iliaka eksterna berlanjut menjadi
arteria femoralis komunis
7. Arteri femoralis komunis memiliki banyak
cabang, antara lain arteria femoralis
superfisialis dan arteria femolaris profunda.
Arteria femolaris superficialis berlanjut ke
bawah sebagai arteria poplitea, yang kemudian
bercabang menjadi arteria tibialis posterior,
arteria pronealis, dan arteria tibialis anterior.
Arteri tibialis anterior terus berlanjut sebagai
dorsalis pedis.
8. Etiologi
PAD umumnya merupakan akibat
aterosklerosis yang mana terbentuknya plak
pada pembuluh darah. Plak ini membentuk
blok yang mempersempit dan melemahkan
pembuluh darah
9. Penyebab lain PAD :
1.Gumpalan atau bekuan darah yang dapat
memblokir pembuluh darah
2.Diabetes, dalam jangka panjang, gula darah
yang tinggi dapat merusak pembuluh darah.
Penderita DM juga memiliki tekanan darah
yang tinggi dan lemak yang banyak dalam
darah sehingga memercapat perkembangan
aterosklerosis
10. 3. Infeksi Arteri (arteritis)
4. Cedera, bisa terjadi bila kecelakaan, perokok
5.Hiperlipidemia, hipertensi, obesitas, dll.
11. Faktor Resiko
Faktor resiko untuk PAD termasuk hipertensi,
kolesterol tinggi, dan diabetes. Sepertiga penderita
diabetes diatas usia 50 tahun mengidap penyakit
ini.
Aktivitas resiko tinggi lainnya, seperti merokok,
membawa penyakit lebih awal. Maka pasien PAD,
yang sebaliknya mungkin pada usia 70 atau 80
tahunan, mungkin mulai merasakan gejala lebih
awal pada 50 atau 60 tahunan. Minum kopi,
Konsumsi Alkohol, Hipertensi, Diabetes Mellitus.
12. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis tersering dari penyakit
arteri perifer adalah adanya :
1. klaudikasio intermiten
Yaitu suatu rasa nyeri, keram, baal, atau
letih pada otot yang muncul dalam penggunaan
otot untuk aktivitas, dan membaik saat keadaan
istirahat, biasanya setelah 2-5 menit.
13. 2. critical limb ischemia
Pasien akan mengeluh nyeri pada saat istirahat
atau merasa dingin atau baal pada jari kaki dan
kaki. Gejala ini lebih nyata pada saat tidur (posisi
tungkai horizontal), dan membaik saat tungkai
dalam posisi tergantung ke bawah. Ini dapat
menjadi pembeda dengan kelainan pada vena pada
tungkai. Pada gangguan aliran vena tungkai, rasa
nyeri lebih nyata dalam posisi berdiri dan
membaik saat tungkai dalam posisi elevasi.
14. 3. fenomena
Raynaud
Yaitu suatu iskemi digiti episodik dengan
tampilan berupa perubahan warna jari-jari
secara berurutan dari putih, sianosis, hingga
kemerahan saat jari-jari tangan atau kaki
terpapar suhu dingin dan kemudian hangat
kembali. Warna putih atau pucat yang timbul
saat terpapar suhu dingin atau menyentuh benda
dingin merupakan gambaran fase iskemik dari
fenomena ini akibat dari vasospasme arteriol
pada jari-jari.
15. P
Patofisiologi
Penyakit oklusif arteri kronik secara
progresif akan menyempitkan lumen arteri dan
meningkatkan resitensi terhadap aliran darah.
Dengan meningkatnya resistensi, maka aliran
ke jaringan luar di luar lesi akan berkurang.
Jika kebutuhan oksigen pada jaringan tersebut
melebihi kemampuan pembuluh darah untuk
menyuplai oksigen, jaringan tersebut akan
mengalami iskemia.
16. Keparahan iskemia di sebelah distal dari
sebuah lesi obstruktif tidak hanya bergantung pada
lokasi dan luasnya oklusi, tetapi juga pada derajat aliran
kolateral disekitar lesi. Untungnya, lesi aterosklerotik
cendrung terlokalisir, dan perluasan terjadi bersamaan
dengan berkembangnya sirkulasi kolateral. Pada lesilesiyang terkolisir, bagian distal arteri ini tetap paten;
sehingga jalur alternatif dapat memintas lesi untuk
mempertahan kan perfusi jaringan dibelakang lesi
tersebut. Dengan meningkatnya resistensi aliran pada
tempat obstruksi, tekanan pada bagian proksimal lesi
meningkat sepadan dengan penurunan tekanan pada
bagian distal lesi
17. Perbedaan tekanan ini akan melewati
obstruksi dan mempermudah aliran melalui
pembuluh darah koleteral. Pembuluh darah
koleteral ini secara bertahap akan membesar.
Meningkatnya kecepatan aliran melalui pembuluh
darah koleteralakan merangsang perkembangan
koleteral. Oklusi akut akan menyebabkan iskemia
yang berat, karena tidak cukup waktu untuk
embentuk jaringan koleteral. Kecukupan aliran
koleteral juga akan terganggu pada penyakit yang
menyerang koleteral tersebut.
18. Komplikasi
1. Iskemia berat dan nekrosis
2. Ulserasi kulit
3. Gangren yang dapat di ikuti oleh amputasi
tungkai
4. Kerusakan pertumbuhan kuku dan rambut
5. Stroke atau serangan iskemia sepintas (TIA)
6. Emboli perifer atau sistemik
19. Uji
fisik : Lemah atau tidaknya puls pada kaki.
ABI : (A. Bradial Index) membandingkan
tekanan darah di kaki dan di tangan.
Foto Rontgen anggota gerak
Doppler Ultrasound : mengukur aliran darah ke
vena dan arteri dengan wund wafe
Magnetik Resonance Angiogram ( MRA )
Arteriogram
Blood test.
20. Penatalaksanaan
1. Terapi Non-farmakologi
2. Terapi suportif
3. Terapi intervensi
4. Terapi Farmakologi
Dapat diberikan :
Aspirin
81-125 mg
Clopidogrel
75 mg
Pentoxifiline
1,2 g
Cilostazol
100 mg
Ticlopidine
500 mg
Obat-obatan tersebut dalam penelitian dapat
memperbaiki jarak berjalan dan mengurangi
penyempitan.
21. Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian
Tanda dan gejala kinis akibat proses
arterosklerosis tergantung pada organ atau
jaringan yang terkena. Adanya penyakit arteri
oklusif, lokasi dan beratnya ditegakkan dengan
riwayat gejala pada pasien dan dengan
pemeriksaan fisik. Warna dan suhu ekstremitas
dicatat dan denyut nadi di palpasi. Kuku
mungkin menebal dan keruh, kulit mengkilat,
atropi dan kering dengan pertumbuhan rambut
yang jarang.
22. 1. Data subjektif
a. Kaudikasi intermiten :
- Jalan pincang setelah melakukan gerakan badan,
terutama jalan.
- Rasa nyeri atau kram pada betis, punggung bawah,
paha, kaki, yang dapat timbul ketika berjalan, dan
hilangnya rasa nyeri ketika istirahat.
b. Iskemia pada ekstremitas :
- Adanya rasa nyeri sekalipun ketika istirahat
- Rasa kebas pada betis atau kaki
23. 2. Data objektif
a. Nadi pada kedua ekstremitas bawah teraba pada kedua
tungkai.
b. Pengisian kapiler lama (3 detik) atau tidak ada
pengisian kapiler.
c. Warna kulit pucat, sianosis
d. Temperatur kulit dingin, hangat
e. Adanya gangren pada jari-jari kaki, tumit kaki.
24. B. Diagnosa Keperawatan
Nyeri
kronis berhubungan dengan iskemia otot.
Perubahan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penghentian aliran darah
arteri.
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan perubahan sirkulasi.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
klaudikasi.
25. Oleh :
1. Aan
2. Agus
3. Cici
4. Nanta
5. Era
6. Yesi
Thank’s