Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan yang dapat menyebabkan pembengkakan skrotum seperti torsi testis, orkitis, hidrokel, varikokel, haematocele, dan epididimitis akut. Gangguan-gangguan tersebut memiliki gejala klinis dan pemeriksaan fisik yang khas serta tatalaksana yang berbeda-beda sesuai dengan etiologinya.
2. Pembengkakan Skrotum
gangguan etiologi Klinis
Torsio testis Terpelintir testis dan funikulus
spermatikus intra.ekstra vaginal
Nyeri testis berat dengan onset
mendadak yang diikuti
pembengkakan inguinal dan atau
skrotum. Gejala gastrointestinal mual
dan muntah
Orkitis
Hidrokel Kongenital (prosesus vaginalis yang
belum menutup sempurna sehingga
terjadi aliran cairan peritoneum ke
cavum vaginalis), Aquisita(didapat) ->
idiopatik, trauma, infeksi, keganasan,
parasit filaria.
Benjolan di skrotum yang tidak nyeri,
biasa ditemukan pada bayi baru lahir
atau dewasa dengan riwayat infeksi
sebelumnya, px mengeluh rasa tidak
nyaman.
3. Pembengkakan Skrotum
gangguan etiologi Klinis
Varikokel Penyebabnya belum diketahui secara
pasti, : Peningkatan tekanan vena
renal, Kerusakan katup anti-refluks
vena
spermatika, Angulasi pada pertemuan
vena spermatika
interna dan vena renalis sinistra.
Biasanya tidak ada gejala
Kadang didapatkan keluhan nyeri.
Hematokel
4. Pembengkakan Skrotum
gangguan etiologi Klinis
Hernia skrotalis Prosessus vaginalis yang
persisten.
Hernia inguinalis lateralis
Masa di skrotum terlihat
terutama saat batuk, mengedan,
menangis dan tertawa. Suara
usus (+) di skrotum
Strangulata: mual, muntah,
demam, edema dan eritema
skrotum
Filariasis
Akut epididimitis N. gonorrhoeae
Chlamydia trachomatis
Nyeri yang menjalar ke
abdomen, Bengkak
Gejala traktus urinarius bawah :
demam, gangguan frekuensi
urin, hematuria, disuria, phren
sign(+)
Henoch schonlein purpura
5. Pembengkakan Skrotum
Akut epididimitis N. gonorrhoeae
Chlamydia trachomatis
Nyeri yang menjalar ke
abdomen, Bengkak
Gejala traktus urinarius bawah :
demam, gangguan frekuensi
urin, hematuria, disuria, phren
sign(+)
Henoch schonlein purpura
7. TESTIS
Testis dan funikulus spermatikus
memiliki penutup yaitu:
1. Kulit scrotum
2. Tunika dartos : lapisan
subkutan dengan otot polos
3. Fascia spermatika externa
4. M.Cremaster dengan Fascia
Cremasterica
5. Fascia Spermatika interna
11. DEFINISI
Haematocele → suatu keadaan
dimana akumulasi darah di
antara lapisan tunica vaginalis
ataupun pada kantung skrotum
dan dapat mencapai volume
yang besar.
12. Haematocele
● Haematocele merupakan kasus yang langka yang
hanya memiliki 35 kasus pada literatur yang diketahui
● Haematocele terbagi 2 yaitu primer / idiopatik tanpa
riwayat trauma atau nyeri atau hematokel sekunder
yang timbul umumnya karena trauma skrotum
langsung, torsi, tumor atau pembedahan.
● Haematocele jarang timbul karena vaskulitis, patologi
hematologis dan gangguan perdarahan seperti
hemofilia atau hipertensi
13. Etiologi Haematocele
● Hematokel idiopatik atau spontan tidak
memberikan riwayat kanker testis atau
trauma masa lalu pada testis, tidak ada
nyeri pada organ, dan tampaknya lebih
umum terjadi pada populasi yang lebih
tua.
● Hematokel sekunder biasanya
berhubungan dengan trauma,
pembedahan, atau neoplasma, tetapi
juga dapat disebabkan oleh perubahan
hematologis, atau vaskulitis.
14. Patofisiologi Haematocele
● Penyebab langsung hematokel masih belum diketahui.
● Pada Trauma → trauma lokal kecil berulang menyebabkan
pecahnya pembuluh mikro atau robekan kecil yang mengakibatkan
rembesan darah secara bertahap ke dalam tunica vaginalis dan
peningkatan ukuran pembengkakan secara progresif
15. Pemeriksaan Hematocele
Pemeriksaan Fisik
● Skrotum Oedem
● Tidak nyeri tekan, testis bengkak
● Sulit untuk transluminasi
USG
● Hematokel muncul sebagai lesi kistik kompleks dengan
septasi dan lokulasi internal
MRI
● Apabila hasil USG equivocal maka dapat melakukan
MRI
● Pada MRI dijumpai massa yang terbungkus
Histopatologi
● Pemeriksaan histologis massa yang diangkat melalui
pembedahan adalah bukti diagnostik dari sifat jinak
dari kondisi tersebut, biasanya terdapat sel inflamasi
kronis yang didominasi eosinofil dan makrofag sarat
hemosiderin.
16. Penatalaksanaan Hematocele
● Eksplorasi dianjurkan dalam semua kasus
hematokel, terlepas dari kontusio atau ruptur
testis. Jika minimal, bekuan darah dari
kantung tunika vaginalis harus dievakuasi,
yang akan meringankan kecacatan dan
mempercepat pemulihan evakuasi bedah
hematoma dapat mencegah komplikasi
seperti kompresi testis, infeksi atau nekrosis.
Lara Bohorquez C, Porras Hidalgo V, Jurado Escamez P. Hematocele
crónico imitando un tumor testicular. Presentación de dos casos [Chronic
hematocele simulating a testicular tumor. Report of two cases]. Arch Esp
Urol. 2008 May;61(4):537-40. Spanish. doi: 10.4321/s0004-
06142008000400014. PMID: 18592776.
18. DEFINISI
Henoch-Schönlein purpura
(HSP) adalah gangguan yang
dimediasi imunoglobulin A (IgA)
akut yang ditandai dengan
vaskulitis umum yang
melibatkan pembuluh darah
kecil pada kulit, saluran
gastrointestinal (GI), ginjal,
sendi, dan, jarang, paru-paru.
dan sistem saraf pusat (SSP).
19. ● IgAV biasanya dilaporkan lebih umum pada laki-
laki, dengan rasio laki-ke-perempuan mulai dari
1,5-2:1, tetapi beberapa studi telah menemukan
distribusi yang lebih merata antara kedua jenis
kelamin.
● Dilaporkan bahwa IgAV akan terjadi pada 10-30
per 100.000 anak di bawah 17 tahun akan
mengembangkan IgAV.
Epidemiologi
20. ● Etiologi IgAV masih harus didefinisikan dengan
jelas tetapi dianggap multifaktorial, dengan
komponen genetik, lingkungan, dan antigenik.
● Beberapa yang dapat menyebabkan HSP, yaitu:
1. Infeksi
2. Vaksinasi
3. Faktor Lingkungan
Etiologi
22. Pemeriksaan fisik
● Lesi kulit adalah tanda pertama IgAV. Erupsi biasanya dimulai
sebagai lesi makula atau urtikaria eritematosa, berkembang
menjadi papula pucat dan kemudian menjadi purpura yang dapat
diraba, biasanya berdiameter 2-10 mm.
● Dalam waktu 12-24 jam, makula berkembang menjadi lesi purpura
yang berwarna merah kehitaman dan berdiameter 0,5-2 cm. Lesi
dapat menyatu menjadi plak yang lebih besar yang menyerupai
ekimosis
● Warna di area purpura berkembang dari merah menjadi ungu dan
kemudian menjadi berwarna karat atau coklat sebelum memudar.
23. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada tes laboratorium diagnostik khusus yang tersedia untuk menilai
penanda IgAV. Tes laboratorium umum dapat mengungkapkan hal-hal berikut:
● Antibodi antinuklear (ANA) dan faktor rheumatoid (RF) - Tidak ada
● Faktor XIII - Berkurang pada sekitar 50% pasien
● Urinalisis - Hematuria; proteinuria juga dapat ditemukan
● CBC - Leukositosis dengan eosinofilia dan pergeseran kiri; trombositosis
terjadi pada 67% pasien
● Jumlah trombosit - Mungkin meningkat; kadar trombosit yang rendah
menunjukkan purpura trombositopenik
● Tingkat sedimentasi eritrosit (ESR) - Bervariasi meningkat; mungkin sedikit
meningkat pada sebanyak 75% pasien
● Tes feses guaiac - Dapat mengungkapkan darah gaib [95]
● Nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin - Mungkin meningkat, menunjukkan
penurunan fungsi ginjal
● Amilase dan lipase - Mungkin meningkat pada pasien dengan pankreatitis
24. Pemeriksaan Penunjang
● Elektrolit - Umumnya dalam kisaran referensi, tetapi dapat dipengaruhi oleh
muntah yang berlebihan (misalnya, hipokalemia, hipokloremia)
● Plasma D-dimer - Mungkin meningkat secara substansial
● Waktu protrombin (PT) dan waktu tromboplastin parsial teraktivasi (aPTT) -
Mungkin berkurang (misalnya, hipoprotrombinemia)
● Imunoglobulin serum A (IgA) - Meningkat pada 50-70% pasien selama fase akut
penyakit; tingkat yang lebih tinggi dikaitkan dengan keterlibatan ginjal; kompleks
imun IgA yang bersirkulasi mungkin ada pada beberapa pasien, meskipun data
yang mendukung keberadaan kompleks antigen-antibodi klasik telah
dipertanyakan.
● Faktor VIII - Menurun pada beberapa pasien
● Imunokompleks IgG dan IgA - Dapat ditingkatkan
25. Pemeriksaan Penunjang
Pencitraan skrotum dengan ultrasonografi atau pemindaian
radionuklida teknesium mungkin diperlukan jika edema skrotum
merupakan gambaran yang muncul. Ultrasonografi testis dapat
membantu dalam menilai testis untuk perdarahan atau torsi. Hasil
pemindaian testis Doppler atau radionuklida menunjukkan aliran
darah normal atau meningkat pada IgAV, berbeda dengan
penurunan aliran darah yang terlihat pada torsi testis.
26. Tatalaksana
● Penatalaksanaan IgAV meliputi hidrasi yang adekuat, penghentian segera dari
setiap paparan stimulan antigenik
● Kontrol nyeri sangat penting untuk perawatan pasien yang berkualitas. Analgesia
dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau asetaminofen dapat
mengurangi ketidaknyamanan sendi.
● keterlibatan skrotum pada pasien HSP harus ditangani secara konservatif,
dengan pemberian terapi steroid dan/atau antibiotik jangka pendek daripada
pembedahan.
● Prednisone dengan dosis 1 mg/kg/hari selama 2 minggu dan kemudian diturunkan
menjadi 2 minggu lagi
28. Definisi
● Varikokel adalah dilatasi abnormal pleksus
pampiniformis dan vena testis.
Epidemiologi
● Varikokel merupakan salah satu penyebab
infertilitas pada laki-laki.
● Prevalensi pada laki-laki usia 15-19 tahun
sebesar 14,1%. Pada usia >30 tahun sebesar
34,7%
29. Etiologi
Penyebabnya belum diketahui secara pasti,
Penyebabnya secara anatomi :
● Peningkatan tekanan vena renal yang
disebabkan kompresi antara arteri
mesenterika dan aorta (efek nutcracker).
● Kerusakan katup anti-refluks vena
spermatika yang berhubungan dengan
vena renal, menyebabkan aliran retrograd
vena testis.
● Angulasi pada pertemuan vena spermatika
interna dan vena renalis sinistra.
31. Gejala
● Biasanya tidak ada gejala
● Keluhan nyeri dapat ditemukan dengan karakteristik nyeri tumpul / nyeri berdenyut pada
skrotum, testis, atau selangkangan.
● Pemeriksaan inspeksi dan palpasi harus dalam posisi tegak dengan atau tanpa
manuver valsava.
● Menentukan derajat varikokel
Pemeriksaan Fisik
32. Pemeriksaan Penunjang
● Ultrasonografi (USG)
● Color Doppler Ultrasound (CDU)
Tatalaksana
Konservatif
● Bila disertai nyeri, tatalaksan konservatif
berupa elevasi scrotum, pemberian NSAID,
dan membatasi aktivitas fisik.
Bedah
Dengan indikasi :
● Varikokel terpalpasi saat pemeriksaan
fisik
● Pasangan diketahui mengalami
infertilitas
● Pria dengan hasil abnormal dari ts
fungsi sperma
34. Definisi
● Epididimitis adalah inflamasi pada epididimis,
dengan atau tanpa infeksi.
● Epididimitis akut biasanya bertahan <6 minggu
dengan karakteristik nyeri dan bengkak
Etiologi
● N. gonorrhoeae
● Chlamydia trachomatis
35. Gambaran klinis
● Nyeri yang menjalar ke abdomen
● Bengkak
● Gejala traktus urinarius bawah : demam,
gangguan frekuensi urin, hematuria, disuria
Pemeriksaan fisik
● Epididimitis yang nyeri, terlokalisasi yang dapat
berkembang menjadi pembengkakan testis
● Refleks kremaster normal
● Nyeri berkurang dengan elevasi testis (phren
sign)
36. Pemeriksaan penunjang
● Doppler USG -> epididimis membesar, menebal, peningkatan aliran darah
Tatalaksana
● Ceftriaxone dosis tunggal IM + Doksisiklin 100 mg 2 x 1 selama 10 hari
● Levofloxacin 500 mg 1 x 1 selama 10 hari
38. ● Orchitis merupakan kondisi reaksi inflamasi akut pada testis akibat infeksi.
● Jalur utama infeksi —> hematogen.
● Virus adalah organisme penyebab paling tersering.
● Tahap akut —> gambaran klinis yang dominan —> onset mendadak, respon
inflamasi pada testis, peningkatan suhu tubuh (36-40c) dan derajat keluhan klinis
bervariasi dari keluhan umum.
Definisi
39. Epidemiologi
1. Pada tahun 2002, epididimitis atau orkitis
menyumbang 1 diantara 144 kunjungan rawat
jalan (0,69%) pada laki-laki usia 18-50 th.
2. Infeksi orchitis umumnya berhubungan dgn
infeksi virus mumps.
3. Eravsebelum vaksin usia rata2 terjadi infeksi-
> adalah lebih tua (remaja yg lebih tua dan
muda dewasa).
41. ● Pembesaran testis dan skrotum
● Skrotum eritem
● Terasa hangat pada palpasi
● Konsistensi testis yg mengalami pembengkakan
● Pemeriksaan reflex cremaster
Pemeriksaan fisik
42. Penatalaksanaan
● Secara umum adalah bersifat suportif
● Sebagian besar pasien orchitis akan sembuh spontan
dalam 3- 10 hari -> kecuali penyebab utama bakteri
● Jika terdapat infeksi gonore atau klamidia (usia 14-
35th)
Ceftriaxone - dosis tunggal -> 250mg IM
Doxycycline -> 2x100mg - 10 hari
Azitromisin -> dosis tunggal -> 1gram P.O
Levofloxacin - 1×500mg P.O - 10 hari
43. Komplikasi & prognosis
● Atrofi testis.
Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa
derajat atrofi testis.
● Abses skrotum.
● Epididimitis berulang. Orchitis dapat menyebabkan episode berulang
epididimitis.
● Sebagian besar kasus orkitis karena mumps menghilang secara
spontan dalam 3 - 10 hari.
● Dengan pemberian antibiotik serta penanganan yang tepat, sebagian
besar kasus orkitisdapat sembuh tapa komplikasi.
45. DEFINISI
TORSIO TESTIS → suatu keadaan
dimana funikulus spermatikus
terpelintir yang mengakibatkan oklusi
dan strangulasi dari vaskularisasi
vena atau arteri ke testis dan
epididimitis
46. Torsio Testis
● Angka kejadian 1: 4000
● Usia paling sering: <25 tahun terutama
pada usia 13-16 tahun
● Akut skrotum yang paling berpengaruh
serius terhadap isi testis
● Merupakan kasus emergensi karena
keadaan testis yang terpuntir hanya
memiliki kurang lebih 6 jam utk
bertahan. Semakin lama terapi maka
semakin kecil kemungkinan testis bisa
dipertahankan
2 puncak kejadiannya:
● Periode neonatus
● Pubertas
49. Pemeriksaan fisik Torsio Testis
● Skrotum Oedem
● Nyeri tekan, testis bengkak
● High riding testis à Testis letak tinggi
dan horizontal à classical sign
● Cremasteric reflex (-)
● “bell-clapper deformity”
● Nyeri tidak hilang saat testis diangkat
(prehn’s sign -)
50. Pemeriksaan penunjang Torsio
Testis
● USG Doppler menjadi pilihan untuk
penegakan dx torsio. Karena sifat torsio
yang emergensi, USG tidak terlalu
diperlukan
● Jika onset <6 jam, sebaiknya langsung
dilakukan eksplorasi testis tanpa perlu
menunggu USG
51. Management Torsio Testis
Segera konsul Dokter Bedah atau Urologi
● Manual detorsion à memutar testis medial ke lateral atau “open the book”
maneuver
● Operasi masih tetap diperlukan meskipun telah berhasil dilakukan manual
detorsion
Operasi yang dilakukan:
● Eksplorasi testis, jika testis nonviable à orkidektomi + orkidopeksi testis yang
normal
● Jika testis masih viable à dilakukan orkidopeksi kedua testis
52. Daftar pustaka
● Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi 3. Jakarta. CV Sagung Seto. 2011; 233-236
● Sutton D. Textbook of Radiology and Imaging. 7 th Edition. London. Churchill
Livingstone. 2003; 1026-1027.
● Sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat – de Jong. Edisi 3. Jakarta.
EGC. 2010; 916-917.
● Dudea SM, Ciurea A, Chiorean A, Botar-Jid. Doppler Application in Testicular and
Scrotal Disease. 2010;12: 43-51
● Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
Jakarta. EGC. 2005; 1381-1391.
54. DEFINISI
Hernia → merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan
Hernia terdiri dari:
● Cincin
● kantong dan
● isi hernia
56. Klasifikasi Hernia
Menurut sifatnya hernia dibagi menjadi 4:
● Hernia reponible
isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk
lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala
obstruksi usus
● Hernia irreponible
isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga.. Tidak ada keluhan
rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.
57. Klasifikasi Hernia
● Hernia inkarserata
isi hernia terjepit oleh cincin hernia, berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat
kembali ke dalam rongga perut disertai terjadinya gangguan pasase usus
● Hernia strangulata
bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap dan terjadi
gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga dapat terjadi
nekrosis
58. Anatomi
● M.Obl.Ext → Fascia Spermatica Externa
● M.Obl.Int →Cremasteric layers
● M.Trans.Abd→Fascia Spermatica Interna
● Canalis Inguinalis
Int.abd.ing ring
Ext.abd.ing ring
● Conjoined tendon → m.Obliqus int +
m.Trans. Abd.
● Inguinal ligament (Poupart ligament)
● Hesselbach’s triangle (Inguinal)
● A/V.Epigastric Inferior
● Fascia transversalis
59. Anatomi kanalis inguinalis
● Dinding anterior → aponeurosis M.Obliquus
eskternus abdominis
● Dinding posterior→ disusun oleh fascia
transversalis
● Bagian atas → disusun oleh cabang serat
M.Obliquus internus abdominis dan
M.transversus abdominis
● Bagian bawah/ lantai→ disusun oleh
ligamentum inguinalis
60. Anatomi kanalis inguinalis
● Kanalis inguinalis panjangnya sekitar 4 cm
● Ini diarahkan secara miring inferomedial
melalui bagian inferior dari dinding perut
anterolateral.
● Kanal terletak sejajar dan 2-4 cm lebih
unggul dari setengah medial ligamentum
inguinalis.
● Ligamentum inguinalis memanjang dari
tulang belakang iliaka superior anterior ke
tuberkulum pubis.
62. Hernia Inguinal
Hernia inguinal → suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang
pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis.
Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat
turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat
sebelum bayi dilahirkan
63. Etiologi Hernia Inguinal
1. Anulus inguinalis internus yang cukup lebar → dilalui oleh kantong dan isi hernia
2. Peninggian tekanan intra abdomen kronik→ mendorong isi hernia melewati
melewati annulus internus yang cukup lebar, seperti batuk kronik, pekerjaan
mengangkat benda berat, hipertrofi prostat, konstipasi, dan asites. Peninggian
tekanan intra abdomen juga dapat membuka kembali kanalis inguinalis.
3. Kelemahan otot dinding perut → usia tua,kurang aktivitas fisik,multipara,starvasi
diet,obesitas
64. Hernia Inguinal
Hernia inguinal medial / direk
→Menonjol langsung ke kulit melalui segitiga Hasselbach
terletak di medial dari vasa epigastrika inferior
Hernia Inguinal lateral/ indirek
→penonjolan keluar dari rongga abdomen melalui
annulus inguinalis internus (terletak di lateral dari vasa
epigastrika inferior)
Dapat menonjol jauh sampai ke kanalis inguinalis dan
menonjol keluar melalui annulus inguinalis eksternus à
bahkan bisa sampai ke skrotum
65. Manifestasi Klinis Hernia Inguinal
Tanda dan gejala hernia dapat berupa benjolan tanpa rasa sakit hingga tonjolan jaringan yang
menyakitkan, lembut, dan bengkak yang tidak dapat Anda dorong kembali ke perut → mungkin
hernia yang strangulata
Hernia reponible tanpa gejala
● Benjolan baru di selangkangan atau area dinding perut lainnya
● Mungkin terasa sakit namun tidak empuk saat disentuh.
● Terkadang rasa sakit mendahului penemuan benjolan.
● Benjolan bertambah besar saat berdiri atau saat perut
● tekanan meningkat (seperti batuk)
● Dapat dikurangi (didorong kembali ke perut) kecuali sangat besar
66. Manifestasi Klinis Hernia Inguinal
Hernia irreponible
● pembesaran hernia yang tidak dapat masuk kembali ke rongga perut secara spontan
sendiri atau ketika Anda mendorongnya
● tanpa rasa sakit
● Dapat menyebabkan strangulata
● Tanda dan gejala obstruksi usus dapat terjadi, seperti mual dan muntah
Hernia strangulata
● Hernia yang tidak dapat direduksi di mana usus terperangkap memiliki suplai darahnya terputus
● Nyeri terus menerus
● gejala obstruksi usus (mual dan muntah)
● dengan atau tanpa demam
● Darurat bedah
67. Pemeriksaan fisik Hernia Inguinal
Finger test
1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2. Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus
eksternus ke kanal inguinal.
3. Penderita disuruh batuk:
- Bila impuls diujung jari berarti Hernia
Inguinalis Lateralis.
- Bila impuls di samping jari Hernia
Inguinalis Medialis
68. Pemeriksaan fisik Hernia Inguinal
Ziemen test
1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu
(biasanya oleh penderita)
2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
jari ke 4 : Hernia Femoralis
69. Pemeriksaan fisik Hernia Inguinal
Thumb test
1. Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan
penderita disuruh mengejan
- Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis
medialis.
- Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia
Inguinalis Lateralis
70. Management Hernia Inguinal
Pengobatan hernia tergantung pada apakah itu dapat direduksi atau tidak dapat
direduksi dan kemungkinan strangulasi.
reponible
→Dapat diobati dengan operasi elektif
irreponible
→Semua hernia akut yang tidak dapat direduksi membutuhkan operasi darurat
karena risiko Strangulasi.
strangulasi
→Operasi darurat
71. Management Hernia Inguinal
Terapi dari hernia adalah operasi
Jenis operasi:
- herniotomi: pembebasan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi,
kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
- herniorafi : tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis ingunalis.
72. Daftar pustaka
● R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718
● A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita SelektaKedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media
Aesculapius,Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal313-317
● Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step-by-step approach).Edisi I. Penerbit Global Digital Services,
BhatiaGlobal Hospital & Endosurgery Institute. New Delhi. 2003.(Ebook, di akses 10 juli 2010) H G, Burhitt & O.R.G. Quick.
Essential Surgery. Edisi III. 2003. Hal 348-356
● C. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery. Edisi I. Penerbit GEM Foundation. 2004. Hal 39-58
● Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergency surgery. Edisi XXIII. Penerbit Hodder Arnold. 2006.
● Gary G. Wind. Applied Laparoscopic Anatomy (Abdomen and Pelvis). Edisi I.Penerbit Williams & Wilkins, a Waverly
Company. 1997.
● Michael M. Henry & Jeremy N. T. Thompson. Clinical Surgery. Edisi II. 2005
74. Etiologi:
● Wuchereria bancrofti: ditularkan nyamuk
anopheles, culex dan aedes.
● Brugia malayi: ditularkan oleh
anophelesbarbitrostis dan mansonia spp.
● Brugia timori: ditularkan oleh anopheles
barbitrosis.
Filariasis adalah penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit
filiaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, menyebabkan
gangguan pada kelenjar dan saluran limfe.
76. ● Gejala klinis akutberupa limfadenotis,
limfangitos,adenolimfangitis disertai
demam, sakit kepala, rasa lemah dan
timbul abses.
● Abses dapat pecah—> mengalami
penyembuhan dgn meninggalkan parut,
terutama di daerah lipatan paha & ketiak.
● Parut lebih sering terjadi pada infeksi
B.malayi dan B.timori
● Infeksi W.bancrofti sering terjadi
peradangan (orkitis), peradangan
epididimus (epididimitis) dan peradangan
funikulus spermatikus (funikulitis)
Akut
● Limfedema (infeksi W.bancrofti, terjadi pembengkakan
seluruh kaki, lengan, skrotum, penis, vulva vagina dan
payudara), (infeksi Brugia, terjadi pembengkakan kaki
dibawah lutut, lengan dibawah siku).
● Lymph scrotum (adalah pelebaran saluran limfe
superfisial pd kulit skrotum, penis —> saluran limfe
mudah pecah dan cairan limfe keluar. Mempunyai risiko
tinggi infeksi bakteri dan jamur, serangan akut
berulang—> berkembang menjadi limfadema skrotum.
● Kiluria (adalah kebocoran/ pecah saluran limfe dan
pembuluh darah di ginjal (pelvis renal) oleh->
W.bancrofti —> cairan limfe & darah masuk kedalam
saliran kemih. Gejala: air kencing seperti susu (krn
banyak mengandung lemak)
Kronik
77. Tatalaksana
Lini 1:
Dietilcarbamazine (DEC) 6mg/kgBB (atau 3x100mg)
selama 12 hari unt limfatik filariasis.
Profilaksis:
● DEC 6mg/kgBB single dose dan albemdazole 400mg
SD per tahun.
● Atau Ivermectin 150-200mcg/kg/SD dan
albemdazole 400mg SD per tahun.
79. Embriologi Testis
● Minggu ke 7 kehamilan testis turun menuju scrotum karena memendeknya gubernakulum.
Testis turun melalui kanalis inguinalis ke dinding abdomen anterior.
● Minggu ke 8 kehamilan, peritoneum mengalami evaginasi dan prosesus vaginalis membentuk
anterior dari gubernakulum. Processus vaginalis membentuk kanalis inguinalis seperti
membuka kaus kaki dari fascia transversalis, muskulus obliqus internus dan muskulus obliqus
eksternus.
● Setelah prosesus vaginalis mengalami evaginasi menuju skrotum, gubernakulum memendek
dan mendorong gonad melalui kanalis inguinalis
80. Definisi
Hidrokel adalah penumpukan
cairan berbatas tegas yang
berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika
vaginalis. Dalam keadaan normal,
cairan yang berada di dalam
rongga itu memang ada dan berada
dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik di sekitarnya
Epidemiologi
● Di AS, insidensi hidrokel sekitar
10-20/1000 kelahiran hidup (>>bayi
premature)
● Risiko hidrokel lebih tinggi pada
bayi premature dengan berat
badan lahir <1500 gram
dibandingkan dengan bayi aterm.
● 80-90% bayi laki-laki, 90 -95% di
antaranya akan menghilang
spontan sebelum usia 2 tahun.
● Hidrokel juga ditemukan pada satu
dari seratus laki-laki dewasa,
biasanya terjadi setelah dekade
kedua kehidupan
81. Etiologi
● Kongenital => Hidrokel Primer
● Aquisita (dapatan) => Hidrokel Sekunder
– Idiopatik
– Trauma
– Infeksi akut atau kronik
– Keganasan
– Parasit terutama filaria
82. Klasifikasi
1. Hidrokel komunikan
Akibat belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis, sehingga terjadi aliran cairan
peritoneum ke cavum vaginalis, disertai dengan proses reabsorbsi oleh sistem limfatik di daerah
tersebut yang kurang adekuat. Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum
sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum
1. Hidrokel Funikuli
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah cranial dari testis, sehingga pada
palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel.
83.
84. Hidrokel Testis
Kelainan yang didapat pada testis atau epididimis menyebabkan terjadinya akumulasi cairan
yang berlebihan pada cavum vaginalis. Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga
testis tak dapat diraba.
85. Anamnesis
● Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di kantong skrotum
yang tidak nyeri.
● Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan besar di daerah skrotum. •
Pasien kadang-kadang mengeluh rasa tidak nyaman yang menjalar sepanjang
daerah inguinal sampai bagian tengah dari punggung.
● Benjolan atau masa kistik yang lunak dan kecil pada pagi hari dan membesar serta
tegang pada malam hari.
● Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong hidrokel tidak
berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya
dapat berubah ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis.
● Pada riwayat penyakit dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit
seperti infeksi, riwayat trauma pada testis, olah raga, penyakit genitourinarius,
penyakit seksual atau penyakit sistemik.
● Hidrokel sering dihubungkan dengan hernia
86. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
● Terlihat kantung skrotum yang
membesar unilateral atau bilateral.
● Tidak ada kemerahan atau perubahan
warna dari skrotum kecuali ada Infeksi
yang menyebabkan hidrokel akut.
● Hidrokel terletak pada superior dan
anterior terhadap testis (berlawanan
dengan spermatokel, yang berbaring
superior dan posterior terhadap testis).
● Tidak ada distensi abdominal
Palpasi
● Konsistensi hidrokel adalah kistik, fluktuasi atau
lunak karena berisi cairan.
● Ukuran, batas atas .Hidrokel menjadi lebih kecil
dan lembek/lunak setelah berbaring, biasanya
menjadi lebih besar dan tegang setelah berdiri
lama.
● Hidrokel pada anak-anak dapat diraba adanya
testis, pada dewasa(hidrokel testis) testis tidak
dapat teraba karena kemungkinan banyaknya
cairan peritoneal yang meliputi testis.
● Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada
di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari
testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba
dan berada di lkthidkl• Konsistensi hidrokel
adalah kistik, fluktuasi atau lunak karena berisi
cairan.
87. Tes Transluminasi
● Sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum.
● Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia, penebalan tunika vaginalis dan testis
normal tidak dapat ditembusi sinar.
● Transmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung
cairan serosa, seperti hidrokel.
88. Pemeriksaan Penunjang
● Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dengan memeriksa hitung jenis dari sel darah yang
mungkin menunjukkan adanya proses inflamasi. Urinalisis mungkin dapat mendeteksi
proteinuria atau pyuria.
● USG Inguinal-scrotal
Inguinal-Scrotal Imaging Ultrasound dapat menunjukkan diagnosis pasti, dapat
mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan membantu melihat adanya
hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau spermatokel), vena abnormal (varikokel), dan
kemungkinan adanya tumor. Dapat digunakan pada kasus yang dicurigai terdapat
torsio testis atau perdarahan karena trauma. Kurang lebih sekitar 86% dari hasil
yang diberikan akurat.
89.
90. Tatalaksana
Prinsip utama penatalaksanaan hidrokel adalah dengan mengatasi penyebab yang
mendasarinya.
Terdapat beberapa indikasi dilakukannya intervensi:
● Gagal hilang dalam 1 tahun
● ukuran hidrokel yang semakin membesar dan dapat menekan pembuluh darah,
● adanya tanda-tanda infeksi,
● adanya keluhan tidak nyaman/nyeri
● indikasi kosmetik.
91. Aspirasi - Skleroterapi
● Menggunakan bantuan sebuah jarum kemudian dilakukan aspirasi, disuntikkan zat
sklerotik tetrasiklin, natrium tetradesil sulfat atau urea.
● Hal ini menyebabkan terbentuknya fibrin pada rongga tunika vaginalis sehingga
tunika vaginalis saling melekat untuk menyumbat/menutup lubang di kantong
skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali.
● Metode ini mudah dan aman dilakukan, namun efektivitas dan kepuasan pasien
terhadap terapi lebih rendah dibandingkan tindakan pembedahan. •
● Komplikasi pada metode ini adalah infeksi dan dapat kambuh kembali.
92. Hidrokelektomi
● Pendekatan scrotal
1. Teknik Jaboulay dilakukan eksisi pada kantong hidrokel secara tipis dengan
meninggalkan sisa lapisan kantong yang cukup banyak sehingga dapat dijahit
bersamaan setelah dlakukan eversi kantong kebelakang testis dan funikulus
spermatikus
2. Teknik Plikasi Lord membuka kantong hidrokel, mengeluarkan testis dari kantong,
menjahit tepi kantong hidrokel dan dengan menggunakan jahitan interrupted,
secara radial dijahit untuk plikasi kantong
93.
94. Hidrolektomi
● Pendekatan inguinal
➔ Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini disertai
dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus melakukan
herniorafi.
➔ Pada laki-laki yang didiagnosa dengan hidrokel, dimana dicurigai adanya keganasan,
sebaiknya dilakukan pembedahan dengan pendekatan inguinal agar dapat mengendalikan
funikulus spermatikus untuk persiapan kemungkinan dilakukanorchiektomi
95. Prognosis & Komplikasi
● Prognosis untuk hidrokel umumnya baik. Prognosis dari hidrokel sekarang tergantung pada
penyebab hidrokel itu. Hidrokel yang muncul pada saat dewasa biasanya dihubungkan dengan
keganasan yang mendasarinya. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami
trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga
menimbulkan atrofi testis.
● Komplikasi tersering pada operasi hidrokelektomi adalah hematoma. Komplikasi pada
hidrokeletomi terjadi pada 19% kasus. Komplikasi yang dapat terjadi selain hematoma adalah
infeksi, bengkak yang persisten, rekurensi dan nyeri kronik. Tindakan skleroterapi dapat
berdampak negatif fertilitas sehingga pemilihannya harus dihindari pada pasien yang masih
produktif secara seksual.
96. Daftar pustaka
● Huzaifa M, Moreno MA. Hydrocele. [Updated 2022 Jul 4]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2023 Jan-.