2. Definisi
• Regurgitasi Katup Mitral (Inkompetensia
Mitral, Insufisiensi Mitral, Mitral
Regurgitation) adalah kebocoran aliran
balik melalui katup mitral setiap kali
ventrikel kiri berkontraksi
4. • Katup atrioventrikularis
Daun-daun katup atrioventrikularis
halus tetapi tahan lama. Ketika trikuspidalis
yang terletak antara atrium dan ventrikel
kanan mempunyai tiga buah daun katup.
Katup mitralis yang memisahkan atrium
dan ventrikel kiri, merupakan katup
bikuspidalis dengan dua buah daun katup.
5. • Daun katup dari kedua katup itu tertambat
melalui berkas-berkas tipis jaringan fibosa
yang disebut korda tendinae. Korda
tendinae akan meluas menjadi oto
papilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding
ventrikel. Korda tendinae menyokong katup
pada waktu kontraksi ventrikel untul
mencegah membaliknya daun katup ke
dalam atrium. Apabila korda tendinae atau
otot papilaris mengalami gangguan
(rupture, iskemia), darah akan mengalir
kembali ke dalam atrium jantung sewaktu
ventrikel berkontraksi.
6. • Katup semilunaris
Kedua katup semilunari sama
bentuknya; katup ini terdiri dari tiga daun
katup simetris menyerupai corong yang
tertambat kuat pada annulus fibrosis. Katup
aorta terletak antara ventrikel kiri dan
aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak
antara ventrikel kanan dan arteria
pulmonalis. Katup semilunaris mencegah
aliran kembali darah dari aorta atau arteria
pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu
ventrikel dalam keadaan istirahat.
7. • Tepat diatas daun katup aorta, terdapat
kantung menonjol dari dinding aorta dan
arteria pulmonalis, yang disebut sinus
valsalva. Muara arteria koronaria terletak
didalam kantung-kantung tersebut. Sinus-
sinus ini melindungi muara koronaria
tersebut dari penyumbatan oleh daun
katup, pada waktu katup aorta terbuka.
8. Fungsi Katup
• Katup atrioventrikuler mencegah
pengaliran balik darah dari ventrikel ke
atrium selama systole dan katup
semilunaris mencegah aliran balik dari
aorta dan arteri pulmonalis ke dalam
ventrikel selama periode diastole. Semua
katup ini membuka dan menutup secara
pasif yaitu akan menutup bila selisih
tekanan yang membalik mendorong darah
kembali dan membuka bila selisih tekanan
ke depan mendorong darah ke arah depan.
9. Etiologi
• Rheumatoid heart disease
• Disfungsi otot papilaris
• Ruptur korde tindenea
• Endokarditis
• Congenital; cardiomyopathi, dapat mencegah
penutupan katup mitral secara normal
• Degenerasi myxomatosa
• Kalsifikasi annulus mitral
• Penyakit jantung iskemi
10. FAKTOR RESIKO
• Bertambah tua
• Memiliki kerusakan jantung congenital
• Sebelumnya pernah menderita demam rematik
• Sebelumnya pernah menderita endokarditis
• Sebelumnya pernah menderita prolaps katup
mitral
• Sebelumnya pernah menderita infark miocard
• Sebelumnya pernah menderita stenosis katup
mitral
11.
12. MANIFESTASI KLINIS
• Sebagian besar klien dengan mitral
regurgitasi tidak menimbulkan gejala atau
asimtomatik
• Jika berlangsung kronis akan timbul:
• Kelelahan aktivitas yang rendah
• Palpitasi menetap, tidak nyaman didada
• Fatique
• Sesak nafas
• Ditemukan oedema pulmonal
13. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Pemeriksaan Fisik
Mur-mur pada apek jantung dan nampak juga pada
aksila
S3 tampak tegas ditandai adanha klick ejection
• Pemeriksaan penunjang
ECG : adanya atrial fibrilasi
Thorax foto: cardiomegali dengan pembesaran ventrikel
kiri dan atrium kiri
Echocardiogram: menegakkan dengan definitive dan
beratnya penyakit
Angiografi: menentukan adanya pengingkatan kontaksi
dan dilatasi
14. EPIDEMIOLOGI
• Di daerah lain selain dunia Barat, penyakit jantung rematik
adalah penyebab utama dari MR.
• Di Amerika Serikat, mitral regurgitasi (MR) akut dan kronis
mempengaruhi sekitar 5 pada 10.000 orang. penyakit jantung
rematik sebagai penyebab utama kelainan katup mitral.
Prolaps katup mitral telah diperkirakan untuk hadir dalam
4% dari populasi normal. Dengan bantuan warna Doppler
echocardiography, ringan MR dapat dideteksi pada sebanyak
20% orang dewasa setengah baya dan lebih tua. MR secara
independen terkait dengan jenis kelamin perempuan, lebih
rendah indeks massa tubuh, usia lanjut, disfungsi
ginjal, infark miokard sebelumnya, stenosis mitral
sebelumnya, dan prolaps katup mitral sebelumnya. Hal ini
tidak berhubungan dengan dislipidemia atau diabetes.
• Di Indonesia 2-5% populasi, paling tinggi pada usia 20-40
tahun, dan paling banyak terjadi pada wanita.
15. PENATALAKSANAAN
Farmakologi
• Antiaritmik, diperlukan untuk mengendalikan irama jantung
yang tidak teratur.
• Antikoagulan
• Antibiotic, diperlukan jika ada infeksi bakteri
• Vasodilator, diperlukan untuk mengurangi beban kerja
jantung
• Diuretic, untuk memperbaiki udema pulmo
Pembedahan
• Bedah penggantian katup (mitral valve replacement)
• Bedah perbaikan katup (mitral valve repair), yaitu
rekonstruksi katup mitral yang menyebabkan regurgitasi
seperti penyambungan kembali daun katup ke annulus
mitral, atau penyambungan korda tindinea
17. PROGNOSIS
• Hasilnya bervariasi. Biasanya kondisi ini
ringan, sehingga tidak ada terapi atau
pembatasan diperlukan. Gejala biasanya
dapat dikontrol dengan obat-obatan.
PENCEGAHAN
• Mencegah demam rematik dengan
mengobati infeksi radang tenggorokan
dengan antibiotic
• Menjaga tekanan darah yang sehat
18. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Aktivitas/istirahat
• Gejala: kelemahan, kelelahan, pusing, rasa
berdenyut, dipsnea karena kerja, palpitasi, gangguan
tidur
• Tanda: takikardi, gangguan pada tekanan
darah, pingsan karena kerja, takipnea, dipsnea
• Sirkulasi
• Gejala: riwayat kondisi pencetus, riwayat mur-
mur, palpitasi, batuk dengan atau tanpa produksi
sputum
• Tanda: sistolik TD menurun, takikardia, irama tidak
teratur, mur-mur
19. • Integritas ego
• Gejala; tanda kecemasan, contoh:
gelisah, pucat, berkeringat, focus
menyempit, gemetar.
• Makanan/minuman
• Gejala: disfagia, perubahan berat
badan, penggunaan diuretic
• Tanda: eema, hepatomegali dan asites, kulit
hangat, kemerahan, pernafasan payah dan
bising dengan terdengar krekles dan mengi.
• Neurosensori
• Gejala: episode pusing/pingsan berkenaan
dengan beban kerja
20. • Nyeri/kenyamanan
• Gejala: nyeri dada/angina, nyeri dada/non
angina/tidak khas
• Pernafasan
• Gejala: dispnea, batuk menetap atau nocrural
• Tanda: takipnea, bunyi nafas nafas
adventisius, sputum banyak dan bercak
darah, gelisah/ketakutan.
• Keamanan
• Gejala: proses infeksi/sepsis, kemoterapi
radiasi, adanya perawatan gigi
• Penyuluhan
• Gejala: penggunaan obat IV (terlarang) baru/kronis
21. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan kontraktilitas, perubahan
irama, perubahan volume sekuncup
• Ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan nyeri, keletihan
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimgangan antara suplay dan
kebutuhan oksigen
• Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif, tidak familier dengan
sumber informasi.
22. Intervensi
• Pantau frekuensi/irama dan auskultasi
jantung
• Dorong tirah baring dalam posisi semi
fowler/fowler
• Dorong penggunaan teknik manajemen
stress; misalnya latihan nafas dalam
• Kolaborasikan dengan dokter dalam
pemberian obat-obatan, misalnya
antiaritmia, antibiotic,diuretic, vasodilator
• Kolaborasikan dengan dokter untuk
pemberian oksigen
23. EVALUASI
• Bebas tanda/gejala regurgitasi mitral
• Memenuhi kebutuhan perawatan diri
dengan perbaikan toleransi aktivitas
• Nyeri/ ketidaknyamanan
dikurangi/dikontrol
• Proses penyakit, manajemen, dan
pencegahan komplikasi dipahami.
24. ASPEK LEGAL, ETIS
Advokat
Membela hak klien dengan: Memberikan perawatan
sebaik mungkin kepada pasien
Kode Etik
• Kita harus memberikan informasi yang sebenarnya
mengenai keadaan atau kondisi pasien (veracity)
• Memberikan tindakan tanpa membedakan antara
pasien yang satu dengan yang lain nya (justice)
• Menjaga privasi pasien mengenai penyakitnya
(fidelity)