SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Halaman III - 1
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
3.1. KERANGKA UMUM METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam Studi Kelayakan Pelabuhan
Penyeberangan (Ro-Ro) Sagu-Sagu Lukit adalah survey dan
pengamatan (observasi) di lapangan. Survey dan observasi lapangan
dilakukan untuk memperoleh data potensi hinterland dan kondisi
operasional pelabuhan sebagai bahan analisis kelayakan. Tahapan
kegiatan dalam pekerjaan Studi Kelayakan ini terdiri dari dua tahapan
yaitu tahap pengumpulan data dan tahapan analisis yang terdiri dari
analisis kelayakan dan analisis lingkungan. Tahap pengumpulan data
umumnya dilakukan melaui pekerjaan survey, diantaranya:
3.1.1. Survey Pendahuluan
BAB III
METODOLOGIPELAKSANAAN
PEKERJAAN
Halaman III - 2
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
Survai pendahuluan dimaksudkan untuk melakukan orientasi
atau observasi lapangan secara umum. Dalam pekerjaan survai
pendahuluan ini diupayakan untuk memperoleh informasi
aktual tentang kondisi wilayah studi dengan hasil referensi hasil
studi terdahulu dan informasi lain yang ada untuk menangkap
persoalan-persoalan yang ada di lokasi studi.
Dari hasil survey pendahuluan disusun laporan yang selanjutnya
didiskusikan bersama pihak-pihak terkait seperti Ditjen
Perhubungan Laut, Dinas Pehubungan, Dinas PU, Bappeda, dan
Pemda Kabupaten Kepulauan Meranti.
3.1.2. Pengumpulan Data Sekunder
Data yang diperlukan diantaranya adalah:
a. Data operasi pelayanan pelabuhan/dermaga yang ada
menyangkut operasi kapal,
b. Aspek kebijakan,
c. Rencana tata ruang,
d. Data sosial demografi dan ekonomi,
e. Data pergerakan orang dan/atau barang di
pelabuhan/dermaga yang ada.
3.1.3. Pengumpulan Data Primer
Tahapan ini meliputi kegiatan:
a. Survei lapangan untuk mengamati kondisi fisik calon
dermaga, meliputi:
 Survei Topografi
Halaman III - 3
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
 Survei batimetri
 Pengamatan pasang surut
 Pengamatan arus
 Pengamatan sedimentasi
 Pengamatan penggunaan lahan
 Pengamatan mekanika tanah
b. Pengamatan kondisi dan karakteristik prasarana dan sarana
serta fasilitas pelayanan pelabuhan eksistingatau pelabuhan
yg ada di sekitar lokasi studi, termasuk data operasi,
kebijakan, kelembagaan, aspek legal, dan data penunjang
lainnya.
c. Pengamatan terhadap jalan akses menuju ke dan dari calon
lokasi dermaga
d. Pengamatan terhadap kinerja sistem transportasi darat dan
laut
e. Pengamatan terhadap kinerja sistem jaringan jalan
f. Pola pergerakan penumpang dan / atau barang di calon
lokasi dermaga
g. Trayek lintasan angkutan umum penumpang dan /atau
barang baik transportasi darat maupun laut menuju ke dan
dari calon lokasi dermaga.
3.2. BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja maka maka tahapan pelaksanaan
Pekerjaan Studi Kelayakan Pelabuhan Penyeberangan (Ro-Ro) Sagu-
Sagu Lukit ini dilaksanakan sesuai dengan bagan alir dalam gambar
berikut :
Halaman III - 4
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
Gambar 3.1. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan
3.3. SURVEI LAPANGAN
3.3.1. Survei Topografi
SPMK
PENGUMPULAN
DATA SEKUNDER
LAPORAN
PENDAHULUAN
DAN DISKUSI
SURVEI
PENDAHULUAN
SURVEI DAN
OBSERVASI LAPANGAN
DRAFT LAPORAN AKHIR
DAN DISKUSI
ANALISIS HASIL SURVEI
DAN LAPORAN INTERIM
PENYERAHAN
LAPORAN AKHIR
Halaman III - 5
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
Pekerjaan survai topografi terdiri dari: penetapan/pengukuran
koordinat, pemasangan patok bench mark (BM), pengukuran
polygon, pengukuran sifat datar dan pengukuran situasi :
1. Penetapan/Pengukuran Koordinat
Pada dasarnya konsep penentuan posisi dengan GPS (Global
Possitioning System) adalah reseksi (pengikatan ke
belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak
secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya
telah diketahui. Pada pengamatan GPS yang bisa diukur
adalah jarak antara pengamat dengan satelit. Posisi yang
diberikan GPS adalah 3 dimensi (X,Y,Z) yang dinyatakan
dalam datum WGS (World Geeodetic System) 1984. Dengan
GPS titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam (statik
positioning) ataupun bergerak (kenematic positioning).
Posisi titik dapat ditentukan dengan menggunakan satu
receiver GPS terhadap pusat bumi dengan menggunakan
metode penentuan posisi absolute, ataupun terhadap titik
lainnya yang telah diketahui koordinatnya (stasiun referensi)
dengan menggunakan metode diferensial (relative) yang
menggunakan minimal dua receiver GPS. Disamping itu, GPS
dapat memberikan poisi secara instant (real time) ataupun
sesudah pengamatan setelah data pengamatannya diproses
secara lebih ekstensif (post processing) yang biasanya
dilakukan untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik.
2. Pemasangan Patok Bench Mark (BM)
Pemasangan patok bench mark (BM) yaitu BM-0 posisinya
ditentukan pada titik koordinat hasil pengukuran GPS untuk
koordinat X dan Y, sedangkan ketinggian patok dari
Halaman III - 6
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
permukaan laut ditentukan berdasarkan hasil pengukuran
pasang surut. Pemasangan patok BM ditempatkan pada
posisi yang aman dan mudah dicari baik untuk reverensi
survai berikutnya dan dapat pula dijadikan referensi dalam
pekerjaan fisik.
3. Pengukuran Poligon
Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal terdiri dari polygon
utama dan cabang sedangkan untuk pengukuran detail
lapangan dengan polygon raai.
a. Polygon Utama
 Polygon meliputi daerah yang akan dipetakan dan
merupakan kring yang tertutup.
 Jika areal pengukuran luas, pengukuran polygon
dibagi lagi dalam beberapa kring tertutup.
 Polygon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang
maksimum 2 – 3 km.
 Pengukuran polygon diikatkan ke titik tatap yang
telah ada yaitu patok BM-0 hasil pengukuran GPS.
 Pengukuran sudut polygon dilakukan dengan 2 (dua)
seri dengan ketelitian sudut 5”.
 Salah penutup sudut maximum 10 n , dimana n
banyaknya titik polygon.
 Diusahakan sisi polygon sama panjangnya.
 Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T.2 Wild
atau sejenis dan pengukuransudut dilakukan dengan
titik nol berbeda (00, 450, 900, dst).
Halaman III - 7
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
 Sudut vertikal dibaca 2 (dua) seri dengan ketelitian
sudut 200.
b. Polygon Cabang
 Polygon dimulai dari polygon utama dan diakhiri pada
polygon utama.
 Pengukuran sudut polygon dilakukan dengan satu
seri dengan ketelitian sudut 200.
 Salah penutup maksimum 20’’ n dimana n
banyaknya titik polygon.
 Semua bench mark yang dipasang maupun yang
telah ada harus dilalui polygon.
 Diusahakan sisi polygon sama panjangnya.
 Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T.2 Wild
atau yang sejenis dan pengukuran sudut dilakukan
dengan titik nol yang berbeda (00, 450, dst).
 Pengukuran jarak dilakukan dengan rantai ukur baja,
dilakukan pulang pergi masing-masing minimal 3
(tiga)kali bacaan untukpulang dan pergi dengan titik
nol yang berbeda.
 Ketelitian linier polygon 1 : 5.000.
4. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal terdiri dari
Waterpass Utama dan Cabang sedangkan untuk
pengukuran detail lapangan dengan polygon raai.
 Alat yang digunakan Waterpass Automatic Level Ni 2
atau sederajat.
Halaman III - 8
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
 Pengecekan garis bidik alat waterpass. Data
pengecekan harus dicatat dalam buku ukur.
 Waktu pembidikan rambu harus diletakkan dialas
besi (Staatpod).
 Bidikan rambu harus diantara interval 0,5 m dan 2,75
m (untuk rambu yang 3 m panjangnya).
 Jarak bidikan dari alat ke rambu maximum 50 m.
 Usahakan jumlah slaag perseksi.
 Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang
silangyaitu : benangatas, benangbawah dan benang
tengah.
 Pengukuran waterpass harus dilakukan setelah
Bench Mark dipasang.
 Semua Bench Mark yang ada maupun yang akan
dipasang harus melalui jalur waterpass apabila
berada ataupun dekat dengan jalur waterpass.
 Pada jalur yang terikat/tertutup, pengukuran
dilakukandengancara double stand,sedangkanpada
jalur yang terbuka diukur dengan cara pergi pulang.
 Selisih bacaan stand pertama dengan stand kedua
harus 2 mm.
 Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum
7 ‘’ D mm, dimana D = jumlah jarak dalam km.
5. Pengukuran Situasi Detail
 Alat yang digunakan adalah Theodolite Wild T0 atau
yang sederajat ketelitiannya.
 Metode Raai dan Vorstraal.
Halaman III - 9
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
 Semua kenampakan yang ada baik alamiah maupun
buatan manusia diambil sebagai titik detail dan bila
itu memanjang harus diikuti oleh Raai situasi misalnya
saluran, jalan, batas kampung.
 Jalur Raai terikat pada polygon utama atau cabang.
 Panjang Raai maksimum 2 – 3 km.
 Jarak antara Raai maksimum 150 m.
 Beda tinggi harus dihitung dengan rumus Tachimetri.
Langkah akhir dari pekerjaan pengukuran topografi ini adalah
penghitugan dan penggambaran.
3.3.2. Pengukuran Pasang Surut
Pengukuran Pasut ini dimaksudkan untuk mendapatkan data
elevasi titik-titik yang ada di permukaan bumi maupun titik-titik
yang ada di atas laut di lokasi studi. Metode Pengukuran Pasut
ini dikombinasikan dengan pengukuran sipat datar untuk
mendapatkan data bagi pelaksanaan pembangunan Pelabuhan
Penyebrangan (Roro) Sagu-Sagu Lukit.
Pada pengukuran Pasut ini juga dimaksudkan untuk
menentukan jenis/tipe Pasut dan ketinggian muka air laut rata-
rata (MSL=Mean Sea Level) sebagai titik referensi (titik nol)
untuk pengukuran elevasi. Pasut terjadi akibat gerakan bulan
mengelilingi bumi, dimana tipe Pasut untuk suatu daerah akan
bervariasi tergantung pada beberapa hal, antara lain :
 Besarnya massa air laut yang bergerak.
 Faktor angin.
 Topografi dasar laut (Bathimetri).
Halaman III - 10
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
 Gerakan bulan mengelilingi bumi.
Pelaksanaan pengukuran Pasut dilakukan dengan memasang
Tide Pole (rambu pasut)di tempat yang selaluterendam air laut,
baik pada saat air laut pasang tertinggi dan pada saat air laut
surut terendah dan diamati pada Tide Pole tersebut, dicatat
data ketinggian air laut setiap jam selama 15 hari. Pengukuran
Pasut rencana dilaksanakan lokasi pada lokasi rencana
Pelabuhan Penyeberangan Desa Lukit Kecamatan Merbau.
Dalam pelaksanaan pengukuran jika sifat air laut dinamis
membentuk gelombang sinusoida, maka pembacaan pada Tide
Pole menggunakan kesepakatan: "Bacaan angka rambu
tertinggi pada saat datangnya penggunaan gelombang
berurutan 3 kali dan cekungan gelombang 3 kali dirata-rata".
3.3.3. Pengukuran Bathimetri
Pengukuran batimetri dilakukan untuk mengukur kedalaman
permukaan tanah di bawah air sehingga diperoleh data
tentang tiga dimensi lantai laut/selat di lokasi studi, Peta
bathimetri menampilkan relief lantai atau dataran dengan garis-
garis kontur (contour lines) yang disebut kontur kedalaman
(depth contours atau isobath), dan dapat memiliki informasi
tambahan berupa informasi navigasi permukaan.
Bathimetri sangat diperlukan untuk pengembangan pelabuhan
untuk memperkirakan kedalaman laut sehingga memungkinkan
kapal-kapal besar untuk bersandar. Pengukuran bathimetri
dilakukan dengan echosounding (sonar), yang dipasang di sisi
dari suatu kapal kemudian gelombang dipancarkan. Waktu
Halaman III - 11
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
tempuh dari gelombang yang dipancarkan dari permukaan,
kemudian dipantulkan oleh dasar laut kemudian diterima
kembali dipermukaandigunakanuntukmengalkulasikedalaman
dari laut yang diukur.
3.3.4. Pengukuran Arus Laut
Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari suatu
massa air sehingga massa air tersebut mencapai kestabilan.
Gerakan tersebut merupakan resultan dari beberapa gaya yang
bekerja dan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Terdapat
dua gaya yang berperan dalam arus yaitu: gaya primer dan gaya
sekunder. Gaya primer berperan dalam menggerakkan arus dan
menentukan kecepatannya. Gaya primer ini terdiri dari gravitasi,
gesekan angin (wind stress), gaya dorong ke atas dan ke bawah
(bouyancy), serta tekanan atmosfir. Gaya sekunder
mempengaruhi arah gerakan dan kondisi aliran arus. Gaya
sekunder meliputi gaya Coriolis dan gesekan lapisan air laut itu
sendiri.
Fungsi arus dalam perairan diantaranya ialah: untuk keperluan
perencanaan analisis dampak lingkungan di suatu perairan yang
membutuhkan data tentang pola arus; untuk perencanaan
struktur pantai atau pelabuhan agar proses pengerjaannya
efisien dan efektif serta menghasilkan daya tahan yang tinggi;
untuk studi rute pelayaran; untuk keperluan wisata laut; serta
menjelaskan proses sedimentasi, erosi pantai, sebaran
organisme dan pola penyebaran limbah pencemar. Berdasarkan
gaya-gaya pembangkit arus,Gross (1990) dan Brown et al(1989)
membagi arus menjadi beberapa jenis, yaitu:
Halaman III - 12
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
a. Arus Ekman, yaitu arus yang disebabkan oleh gesekan angin;
b. Arus Pasang Surut, yaitu arus yang disebabkan oleh adanya
gaya pembangkit pasut;
c. Arus Thermohaline, yaitu arus yang disebabkan karena
adanya perbedaan densitas air laut;
d. Arus Geostrofik, yaitu arus yang disebabkan karena adanya
gradien tekanan mendatar dan gaya coriolis;
e. Wind Driven Current, yaitu arus yang dibangkitkan oleh
angin, seperti sirkulasi sebagian besar samudera di lapisan
atas, gelombang permukaan dan up-weling; serta
f. Arus Inersia, yaitu suatu gerakan air dimana terjadi gesekan
yang sangat kecil (diasumsikan nol) dan gaya yang masih
bekerja hanya gaya coriolis sehingga menyerupai kurva. Arus
inersia yang terjadi di sekitar garis lintang akan membentuk
lingkaran(circular).Arah rotasi pada lingkaran inersia adalah
searah jarum jam di belahan bumi utara dan berlawanan
arah jarum jam di belahan bumi selatan (Pond dan Pickard,
1983).
Pengukuran arus secara insitu terdiri dari metode pengukuran
pada titik tetap (Euler) dan metode Lagrangian, yaitu dengan
benda hanyut (drifter) kemudian mengikuti gerakan aliran
massa air laut. Alat yang digunakan untuk pengukuran arus
dengan metode Euler dinamakan Current Meter dimana alat ini
digunakan untuk pengukuran kecepatan dan arah arus laut.
Cara kerja alat ini adalah bagian alat yang memiliki baling-baling
diturunkan ke dalam perairan, selanjutnya gerakan arus laut
akan menyebabkan baling-baling bergerak berputar dan jumlah
putaran persatuan waktu memiliki hubungan linear dengan
Halaman III - 13
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
kecepatan arus. Gerakan arus akan menyesuaikan posisi alat
dengan arah arus tersebut, kecepatan dan arah arus yang
terukur ditransmisikan melalui kabel ke perangkat tampilan di
atas kapal sehingga kecepatan dan arah arus dapat dilihat
melalui recorder baik analog maupun digital.
3.3.5. Sedimentesi dan Kadar Garam
Tinggi atau rendahnya zat padat tersuspensi dan kadar garam
diperoleh melalui uji laboratorium. Kadar zat padat tersuspensi
mengindikasikan tinggi atau rendahnya laju sedimentasi dan
kadar garam yang tinggi akan berpengaruh terhadap terhadap
umur ekonomis bahan-bahan atau fasilitas pelabuhan maupun
kapal yang mudah terkorosi. Klasifikasi kadar garam dapat
terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1. Klasifikasi Kadar Garam
Klasifikasi Kadar garam (mg/l) Kriteria
S0
S1
S2
S3
S4
<2
2 – 4
4 – 8
8 – 16
>16
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
3.3.6. Survey Penggunaan Lahan
Data penggunaan lahan diperoleh bersamaan dengan kegiatan
Survey topografi di mana kondisi eksisting penggunaan lahan
Halaman III - 14
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
dicatat sesua dengan jarak ukur. Hasil pencatatan penggunaan
lahan selanjutnya diplot dalam peta topografi, sehingga
duketahui jenis dan luas masing-masing penggunaan lahan
eksisting di lokasi studi.
3.4. SURVEI SOSIAL EKONOMI
Data sosial ekonomi diperoleh dengan cara pengumpulan data perimer
melalui wawancara langsung dan data sekunder berupa dokumen atau
buku-buku dari berbagai instansi terkait diantaranya :
1. Peraturan perundangan baik pusat maupun daerah
2. Kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Kepulauan
Meranti
3. Kab. Kepulauan Meranti dalam angka, minimal 5 penerbitan ke
belakang.
4. Data-data yang berhubungan dengan tranfortasi laut dari Dinas
Perhubungan Kab. Kepulauan Meranti
3.5. TAHAP ANALISIS
Tahap analisiss meliputi:
1. Analisis Awal, mengolah data hasil survey lapangan
2. Analisis Teknik, meliputi kajian tentang kesesuaian lokasi eksisting
untuk pelabuhan dan fasilitasya
3. Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisis kelayakan ekonomi teknis adalah sebuah proses seleksi yang
dapat digunakan untuk membandingkan beberapa alternative proyek
dan memilih yang paling ekonomis. Proses itu sendiri membutuhkan
Halaman III - 15
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
alternatif-alternatif yang layak dan menggunakan cara penyusutan nilai
uang untuk memilih alternative terbaiknya. Cara perhitungan ekonomi
teknis ada tiga macam :
1. Masa kembalinya modal/pay back period (PBP).
2. Laju keuntungan bersih rata-rata/average rate of return (ARR)
3. Aliran kas tersusut/discounted cash flow yang ditunjukkan dengan
besaran angka-angka. Nilai keuntungan bersih sekarang atau net
present value (NPV), angka perbandingan keuntungan terhadap
biaya atau benefit cost ratio (BCR) dan angka pengembalian
keuntungan atau internal rate of return (IRR).
Umumnya analisis teknik dilakukan dengan memperhatikan
penyusutan nilai uang terhadap waktu. Hal ini disebabkan oleh karena
setiap proyek memiliki nilai resiko yang berbeda-beda. Suku bunga
akan lebih besar untuk proyek-proyek dengan resiko yang lebih besar
pula. Di samping itu masih ada faktor inflasi.
Besarnya penyusutan dinyatakan dengan satu angka laju penyusutan
atau discount rate. Dalam pembayaran kas laju penyusutandisebut juga
sebagai suku bunga atau interest rate. Besar kecilnya laju penyusutan
tergantung kepada keadaan ekonomi sedang baik atau resesi,
bagaimana resiko penjamin uang terhadap kredibilitas peminjam dan
berapa lama pengembaliannya. Laju penyusutan atau suku bunga
diambil antara 12-15%. Bila mungkin perencanaan dianjurkan
menghitung untuk tiga macam suku bunga.
Analisis kelayakan ekonomi adalah tentang dapat atau tidaknya suatu
proyek dilaksanakandenganberhasil. Bagi suatuperusahaankelayakan
proyek adalah adanya arus kas masuk bersih setelah dipotong pajak
Halaman III - 16
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017
(net income cash flow) dan proyek dikategorikan layak jika arus kas
bersih paska pajak itu lebih besar dari biaya ivestasinya. Adapun bagi
pemerintah masalah tersebut dapat berwujud penghematan devisa,
peningkatan penerimaan devisa, perluasan kesempatan kerja dan
kegunaan sosial lainnya.
Sistematika analisis aspek finansial akan mengikuti urutan sebagai
berikut :
 Menentukan Parameter Dasar
 Membuat Perkiraan Biaya Investasi
 Proyeksi Pendapatan
Dalam evaluasi kelayakan finansial, kelayakan yang dimaksud biasanya
dikenal sebagai kriteria investasi. Secara umum dikenal 4 jenis atau
metode kriteria investasi, yaitu :
 Payback periode (PBP)
 Net Present Value (NPV)
 Benefit Cost Ratio (BCR)
 Internal Rate Of Return (IRR)
Selain itu kajian ekonomi akan akan dilakukan pula dengan analisis
lainnya, diantaranya adalah:
 Analisis perbandingan kondisi pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Kepulauan Meranti apabila tidak ada pelabuhan
Roro di Desa Lukit Kecamatan merbau.
 Analisis kajian biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang
akan diperoleh Pemerintah Daerah dan masyarakat
setempat, apabila dibangun/dikembangkan pelabuhan r oro di
Desa Lukit Kecamatan Merbau.
Halaman III - 17
PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA
DinasPerhubungan
KabupatenKepulauanMeranti
Tahun2017

More Related Content

What's hot

Data spasial lahan kritis manado
Data spasial lahan kritis manadoData spasial lahan kritis manado
Data spasial lahan kritis manadoAbhy Taridala
 
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...National Cheng Kung University
 
60545617 tinjauan-ekonomis-penyaradan-kayu bahas tentang ratio jalan
60545617 tinjauan-ekonomis-penyaradan-kayu bahas tentang ratio jalan60545617 tinjauan-ekonomis-penyaradan-kayu bahas tentang ratio jalan
60545617 tinjauan-ekonomis-penyaradan-kayu bahas tentang ratio jalanahmadahmad237
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1khalid munandar
 
Digital 125033 r210852-perhitungan debit-analisis
Digital 125033 r210852-perhitungan debit-analisisDigital 125033 r210852-perhitungan debit-analisis
Digital 125033 r210852-perhitungan debit-analisisChoirul Umam
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3KamalFarobi
 
Beny mukhtar perencanaan drainase
Beny mukhtar perencanaan drainaseBeny mukhtar perencanaan drainase
Beny mukhtar perencanaan drainaseEko Prihartanto
 
Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen PersampahanPerencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen PersampahanJoy Irman
 
96144 makalah-fotogrametri
96144 makalah-fotogrametri96144 makalah-fotogrametri
96144 makalah-fotogrametriridhooo9898
 
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunanBab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunanNendi Subakti
 
Sni 03 2400-1991
Sni 03 2400-1991Sni 03 2400-1991
Sni 03 2400-1991osy ae
 

What's hot (15)

Data spasial lahan kritis manado
Data spasial lahan kritis manadoData spasial lahan kritis manado
Data spasial lahan kritis manado
 
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...
Penentuan Volume Extracted Bahan Baku Simpanan Dalam Bahan Galian Permukaan P...
 
Bab4
Bab4Bab4
Bab4
 
Hidrologi &amp; potensi pltm
Hidrologi &amp; potensi pltmHidrologi &amp; potensi pltm
Hidrologi &amp; potensi pltm
 
60545617 tinjauan-ekonomis-penyaradan-kayu bahas tentang ratio jalan
60545617 tinjauan-ekonomis-penyaradan-kayu bahas tentang ratio jalan60545617 tinjauan-ekonomis-penyaradan-kayu bahas tentang ratio jalan
60545617 tinjauan-ekonomis-penyaradan-kayu bahas tentang ratio jalan
 
26909302-Rizko-Pradana-Andika
26909302-Rizko-Pradana-Andika26909302-Rizko-Pradana-Andika
26909302-Rizko-Pradana-Andika
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
 
Digital 125033 r210852-perhitungan debit-analisis
Digital 125033 r210852-perhitungan debit-analisisDigital 125033 r210852-perhitungan debit-analisis
Digital 125033 r210852-perhitungan debit-analisis
 
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
Jbptitbpp gdl-darwinmtam-34186-4-2009ta-3
 
Beny mukhtar perencanaan drainase
Beny mukhtar perencanaan drainaseBeny mukhtar perencanaan drainase
Beny mukhtar perencanaan drainase
 
Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen PersampahanPerencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
 
96144 makalah-fotogrametri
96144 makalah-fotogrametri96144 makalah-fotogrametri
96144 makalah-fotogrametri
 
Rice Yield Prediction
Rice Yield PredictionRice Yield Prediction
Rice Yield Prediction
 
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunanBab 2 konsep dan kriteria penyusunan
Bab 2 konsep dan kriteria penyusunan
 
Sni 03 2400-1991
Sni 03 2400-1991Sni 03 2400-1991
Sni 03 2400-1991
 

Similar to 5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan

11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulang11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulangKunto Adji
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiAnindya N. Rafitricia
 
6 bab 4 program kerja
6 bab 4 program kerja6 bab 4 program kerja
6 bab 4 program kerjadrestajumena1
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB III
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IIIPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB III
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IIIYogga Haw
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala wwwRendi Myung
 
BAB III. metodologi penelitian btr
BAB III. metodologi penelitian btrBAB III. metodologi penelitian btr
BAB III. metodologi penelitian btrbrammarpaung
 
Seminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixSeminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixKamalFarobi
 
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docxBAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docxSetyoWidodo13
 
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU  LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU  LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....Muhammad Iqbal
 
KA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docxKA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docxSetyoWidodo13
 
KA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docxKA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docxSetyoWidodo13
 
Penyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptx
Penyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptxPenyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptx
Penyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptxsekalibejo6
 
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptx
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptxPAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptx
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptxYudhianaNugraha1
 
Kak pengawasan dermaga rpm 15
Kak pengawasan dermaga rpm 15Kak pengawasan dermaga rpm 15
Kak pengawasan dermaga rpm 15Ahmadnoorperady
 
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptx
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptxAriska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptx
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptxAriskaAnisa3
 
PRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptx
PRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptxPRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptx
PRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptxirnafh1
 

Similar to 5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan (20)

11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulang11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulang
 
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografiKerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
Kerangka acuan kerja survey pemetaan topografi
 
6 bab 4 program kerja
6 bab 4 program kerja6 bab 4 program kerja
6 bab 4 program kerja
 
Bab i jalan raya
Bab i jalan rayaBab i jalan raya
Bab i jalan raya
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB III
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IIIPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB III
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB III
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala www
 
BAB III. metodologi penelitian btr
BAB III. metodologi penelitian btrBAB III. metodologi penelitian btr
BAB III. metodologi penelitian btr
 
BAB 3.pdf
BAB 3.pdfBAB 3.pdf
BAB 3.pdf
 
Seminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fixSeminar kamal farobi fix
Seminar kamal farobi fix
 
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docxBAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
 
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU  LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU  LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
 
Kak tim gps
Kak tim gpsKak tim gps
Kak tim gps
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
KA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docxKA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docx
 
KA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docxKA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docx
 
Penyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptx
Penyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptxPenyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptx
Penyusunan Roadmap Penanganan Jalan.pptx
 
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptx
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptxPAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptx
PAPARAN PCM.RPPK - SKJ (rev01).pptx
 
Kak pengawasan dermaga rpm 15
Kak pengawasan dermaga rpm 15Kak pengawasan dermaga rpm 15
Kak pengawasan dermaga rpm 15
 
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptx
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptxAriska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptx
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptx
 
PRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptx
PRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptxPRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptx
PRESENTASI PRC JL ANASAI UPLOAD.pptx
 

More from drestajumena1

More from drestajumena1 (17)

7 bab 5 analis pembangunan pelabuhan
7 bab 5 analis pembangunan pelabuhan7 bab 5 analis pembangunan pelabuhan
7 bab 5 analis pembangunan pelabuhan
 
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utamaSda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
 
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasiSda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
 
Bab iv evaluasi
Bab iv evaluasiBab iv evaluasi
Bab iv evaluasi
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Bab vi sambungan
Bab vi sambunganBab vi sambungan
Bab vi sambungan
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iv halaman peta
Bab iv halaman petaBab iv halaman peta
Bab iv halaman peta
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
3 bab 2 deskripsi umum lokasi studi
3 bab 2 deskripsi umum lokasi studi3 bab 2 deskripsi umum lokasi studi
3 bab 2 deskripsi umum lokasi studi
 
7 bab 5 organisasi personil
7 bab 5 organisasi personil7 bab 5 organisasi personil
7 bab 5 organisasi personil
 
4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.
 
3 bab 1 pendahuluan ok
3 bab 1 pendahuluan ok3 bab 1 pendahuluan ok
3 bab 1 pendahuluan ok
 

Recently uploaded

KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 

Recently uploaded (8)

KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 

5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan

  • 1. Halaman III - 1 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017 3.1. KERANGKA UMUM METODOLOGI Metode yang digunakan dalam Studi Kelayakan Pelabuhan Penyeberangan (Ro-Ro) Sagu-Sagu Lukit adalah survey dan pengamatan (observasi) di lapangan. Survey dan observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data potensi hinterland dan kondisi operasional pelabuhan sebagai bahan analisis kelayakan. Tahapan kegiatan dalam pekerjaan Studi Kelayakan ini terdiri dari dua tahapan yaitu tahap pengumpulan data dan tahapan analisis yang terdiri dari analisis kelayakan dan analisis lingkungan. Tahap pengumpulan data umumnya dilakukan melaui pekerjaan survey, diantaranya: 3.1.1. Survey Pendahuluan BAB III METODOLOGIPELAKSANAAN PEKERJAAN
  • 2. Halaman III - 2 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017 Survai pendahuluan dimaksudkan untuk melakukan orientasi atau observasi lapangan secara umum. Dalam pekerjaan survai pendahuluan ini diupayakan untuk memperoleh informasi aktual tentang kondisi wilayah studi dengan hasil referensi hasil studi terdahulu dan informasi lain yang ada untuk menangkap persoalan-persoalan yang ada di lokasi studi. Dari hasil survey pendahuluan disusun laporan yang selanjutnya didiskusikan bersama pihak-pihak terkait seperti Ditjen Perhubungan Laut, Dinas Pehubungan, Dinas PU, Bappeda, dan Pemda Kabupaten Kepulauan Meranti. 3.1.2. Pengumpulan Data Sekunder Data yang diperlukan diantaranya adalah: a. Data operasi pelayanan pelabuhan/dermaga yang ada menyangkut operasi kapal, b. Aspek kebijakan, c. Rencana tata ruang, d. Data sosial demografi dan ekonomi, e. Data pergerakan orang dan/atau barang di pelabuhan/dermaga yang ada. 3.1.3. Pengumpulan Data Primer Tahapan ini meliputi kegiatan: a. Survei lapangan untuk mengamati kondisi fisik calon dermaga, meliputi:  Survei Topografi
  • 3. Halaman III - 3 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017  Survei batimetri  Pengamatan pasang surut  Pengamatan arus  Pengamatan sedimentasi  Pengamatan penggunaan lahan  Pengamatan mekanika tanah b. Pengamatan kondisi dan karakteristik prasarana dan sarana serta fasilitas pelayanan pelabuhan eksistingatau pelabuhan yg ada di sekitar lokasi studi, termasuk data operasi, kebijakan, kelembagaan, aspek legal, dan data penunjang lainnya. c. Pengamatan terhadap jalan akses menuju ke dan dari calon lokasi dermaga d. Pengamatan terhadap kinerja sistem transportasi darat dan laut e. Pengamatan terhadap kinerja sistem jaringan jalan f. Pola pergerakan penumpang dan / atau barang di calon lokasi dermaga g. Trayek lintasan angkutan umum penumpang dan /atau barang baik transportasi darat maupun laut menuju ke dan dari calon lokasi dermaga. 3.2. BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja maka maka tahapan pelaksanaan Pekerjaan Studi Kelayakan Pelabuhan Penyeberangan (Ro-Ro) Sagu- Sagu Lukit ini dilaksanakan sesuai dengan bagan alir dalam gambar berikut :
  • 4. Halaman III - 4 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017 Gambar 3.1. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan 3.3. SURVEI LAPANGAN 3.3.1. Survei Topografi SPMK PENGUMPULAN DATA SEKUNDER LAPORAN PENDAHULUAN DAN DISKUSI SURVEI PENDAHULUAN SURVEI DAN OBSERVASI LAPANGAN DRAFT LAPORAN AKHIR DAN DISKUSI ANALISIS HASIL SURVEI DAN LAPORAN INTERIM PENYERAHAN LAPORAN AKHIR
  • 5. Halaman III - 5 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017 Pekerjaan survai topografi terdiri dari: penetapan/pengukuran koordinat, pemasangan patok bench mark (BM), pengukuran polygon, pengukuran sifat datar dan pengukuran situasi : 1. Penetapan/Pengukuran Koordinat Pada dasarnya konsep penentuan posisi dengan GPS (Global Possitioning System) adalah reseksi (pengikatan ke belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Pada pengamatan GPS yang bisa diukur adalah jarak antara pengamat dengan satelit. Posisi yang diberikan GPS adalah 3 dimensi (X,Y,Z) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geeodetic System) 1984. Dengan GPS titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam (statik positioning) ataupun bergerak (kenematic positioning). Posisi titik dapat ditentukan dengan menggunakan satu receiver GPS terhadap pusat bumi dengan menggunakan metode penentuan posisi absolute, ataupun terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya (stasiun referensi) dengan menggunakan metode diferensial (relative) yang menggunakan minimal dua receiver GPS. Disamping itu, GPS dapat memberikan poisi secara instant (real time) ataupun sesudah pengamatan setelah data pengamatannya diproses secara lebih ekstensif (post processing) yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik. 2. Pemasangan Patok Bench Mark (BM) Pemasangan patok bench mark (BM) yaitu BM-0 posisinya ditentukan pada titik koordinat hasil pengukuran GPS untuk koordinat X dan Y, sedangkan ketinggian patok dari
  • 6. Halaman III - 6 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017 permukaan laut ditentukan berdasarkan hasil pengukuran pasang surut. Pemasangan patok BM ditempatkan pada posisi yang aman dan mudah dicari baik untuk reverensi survai berikutnya dan dapat pula dijadikan referensi dalam pekerjaan fisik. 3. Pengukuran Poligon Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal terdiri dari polygon utama dan cabang sedangkan untuk pengukuran detail lapangan dengan polygon raai. a. Polygon Utama  Polygon meliputi daerah yang akan dipetakan dan merupakan kring yang tertutup.  Jika areal pengukuran luas, pengukuran polygon dibagi lagi dalam beberapa kring tertutup.  Polygon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maksimum 2 – 3 km.  Pengukuran polygon diikatkan ke titik tatap yang telah ada yaitu patok BM-0 hasil pengukuran GPS.  Pengukuran sudut polygon dilakukan dengan 2 (dua) seri dengan ketelitian sudut 5”.  Salah penutup sudut maximum 10 n , dimana n banyaknya titik polygon.  Diusahakan sisi polygon sama panjangnya.  Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T.2 Wild atau sejenis dan pengukuransudut dilakukan dengan titik nol berbeda (00, 450, 900, dst).
  • 7. Halaman III - 7 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017  Sudut vertikal dibaca 2 (dua) seri dengan ketelitian sudut 200. b. Polygon Cabang  Polygon dimulai dari polygon utama dan diakhiri pada polygon utama.  Pengukuran sudut polygon dilakukan dengan satu seri dengan ketelitian sudut 200.  Salah penutup maksimum 20’’ n dimana n banyaknya titik polygon.  Semua bench mark yang dipasang maupun yang telah ada harus dilalui polygon.  Diusahakan sisi polygon sama panjangnya.  Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T.2 Wild atau yang sejenis dan pengukuran sudut dilakukan dengan titik nol yang berbeda (00, 450, dst).  Pengukuran jarak dilakukan dengan rantai ukur baja, dilakukan pulang pergi masing-masing minimal 3 (tiga)kali bacaan untukpulang dan pergi dengan titik nol yang berbeda.  Ketelitian linier polygon 1 : 5.000. 4. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal terdiri dari Waterpass Utama dan Cabang sedangkan untuk pengukuran detail lapangan dengan polygon raai.  Alat yang digunakan Waterpass Automatic Level Ni 2 atau sederajat.
  • 8. Halaman III - 8 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017  Pengecekan garis bidik alat waterpass. Data pengecekan harus dicatat dalam buku ukur.  Waktu pembidikan rambu harus diletakkan dialas besi (Staatpod).  Bidikan rambu harus diantara interval 0,5 m dan 2,75 m (untuk rambu yang 3 m panjangnya).  Jarak bidikan dari alat ke rambu maximum 50 m.  Usahakan jumlah slaag perseksi.  Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang silangyaitu : benangatas, benangbawah dan benang tengah.  Pengukuran waterpass harus dilakukan setelah Bench Mark dipasang.  Semua Bench Mark yang ada maupun yang akan dipasang harus melalui jalur waterpass apabila berada ataupun dekat dengan jalur waterpass.  Pada jalur yang terikat/tertutup, pengukuran dilakukandengancara double stand,sedangkanpada jalur yang terbuka diukur dengan cara pergi pulang.  Selisih bacaan stand pertama dengan stand kedua harus 2 mm.  Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 7 ‘’ D mm, dimana D = jumlah jarak dalam km. 5. Pengukuran Situasi Detail  Alat yang digunakan adalah Theodolite Wild T0 atau yang sederajat ketelitiannya.  Metode Raai dan Vorstraal.
  • 9. Halaman III - 9 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017  Semua kenampakan yang ada baik alamiah maupun buatan manusia diambil sebagai titik detail dan bila itu memanjang harus diikuti oleh Raai situasi misalnya saluran, jalan, batas kampung.  Jalur Raai terikat pada polygon utama atau cabang.  Panjang Raai maksimum 2 – 3 km.  Jarak antara Raai maksimum 150 m.  Beda tinggi harus dihitung dengan rumus Tachimetri. Langkah akhir dari pekerjaan pengukuran topografi ini adalah penghitugan dan penggambaran. 3.3.2. Pengukuran Pasang Surut Pengukuran Pasut ini dimaksudkan untuk mendapatkan data elevasi titik-titik yang ada di permukaan bumi maupun titik-titik yang ada di atas laut di lokasi studi. Metode Pengukuran Pasut ini dikombinasikan dengan pengukuran sipat datar untuk mendapatkan data bagi pelaksanaan pembangunan Pelabuhan Penyebrangan (Roro) Sagu-Sagu Lukit. Pada pengukuran Pasut ini juga dimaksudkan untuk menentukan jenis/tipe Pasut dan ketinggian muka air laut rata- rata (MSL=Mean Sea Level) sebagai titik referensi (titik nol) untuk pengukuran elevasi. Pasut terjadi akibat gerakan bulan mengelilingi bumi, dimana tipe Pasut untuk suatu daerah akan bervariasi tergantung pada beberapa hal, antara lain :  Besarnya massa air laut yang bergerak.  Faktor angin.  Topografi dasar laut (Bathimetri).
  • 10. Halaman III - 10 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017  Gerakan bulan mengelilingi bumi. Pelaksanaan pengukuran Pasut dilakukan dengan memasang Tide Pole (rambu pasut)di tempat yang selaluterendam air laut, baik pada saat air laut pasang tertinggi dan pada saat air laut surut terendah dan diamati pada Tide Pole tersebut, dicatat data ketinggian air laut setiap jam selama 15 hari. Pengukuran Pasut rencana dilaksanakan lokasi pada lokasi rencana Pelabuhan Penyeberangan Desa Lukit Kecamatan Merbau. Dalam pelaksanaan pengukuran jika sifat air laut dinamis membentuk gelombang sinusoida, maka pembacaan pada Tide Pole menggunakan kesepakatan: "Bacaan angka rambu tertinggi pada saat datangnya penggunaan gelombang berurutan 3 kali dan cekungan gelombang 3 kali dirata-rata". 3.3.3. Pengukuran Bathimetri Pengukuran batimetri dilakukan untuk mengukur kedalaman permukaan tanah di bawah air sehingga diperoleh data tentang tiga dimensi lantai laut/selat di lokasi studi, Peta bathimetri menampilkan relief lantai atau dataran dengan garis- garis kontur (contour lines) yang disebut kontur kedalaman (depth contours atau isobath), dan dapat memiliki informasi tambahan berupa informasi navigasi permukaan. Bathimetri sangat diperlukan untuk pengembangan pelabuhan untuk memperkirakan kedalaman laut sehingga memungkinkan kapal-kapal besar untuk bersandar. Pengukuran bathimetri dilakukan dengan echosounding (sonar), yang dipasang di sisi dari suatu kapal kemudian gelombang dipancarkan. Waktu
  • 11. Halaman III - 11 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017 tempuh dari gelombang yang dipancarkan dari permukaan, kemudian dipantulkan oleh dasar laut kemudian diterima kembali dipermukaandigunakanuntukmengalkulasikedalaman dari laut yang diukur. 3.3.4. Pengukuran Arus Laut Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari suatu massa air sehingga massa air tersebut mencapai kestabilan. Gerakan tersebut merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Terdapat dua gaya yang berperan dalam arus yaitu: gaya primer dan gaya sekunder. Gaya primer berperan dalam menggerakkan arus dan menentukan kecepatannya. Gaya primer ini terdiri dari gravitasi, gesekan angin (wind stress), gaya dorong ke atas dan ke bawah (bouyancy), serta tekanan atmosfir. Gaya sekunder mempengaruhi arah gerakan dan kondisi aliran arus. Gaya sekunder meliputi gaya Coriolis dan gesekan lapisan air laut itu sendiri. Fungsi arus dalam perairan diantaranya ialah: untuk keperluan perencanaan analisis dampak lingkungan di suatu perairan yang membutuhkan data tentang pola arus; untuk perencanaan struktur pantai atau pelabuhan agar proses pengerjaannya efisien dan efektif serta menghasilkan daya tahan yang tinggi; untuk studi rute pelayaran; untuk keperluan wisata laut; serta menjelaskan proses sedimentasi, erosi pantai, sebaran organisme dan pola penyebaran limbah pencemar. Berdasarkan gaya-gaya pembangkit arus,Gross (1990) dan Brown et al(1989) membagi arus menjadi beberapa jenis, yaitu:
  • 12. Halaman III - 12 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017 a. Arus Ekman, yaitu arus yang disebabkan oleh gesekan angin; b. Arus Pasang Surut, yaitu arus yang disebabkan oleh adanya gaya pembangkit pasut; c. Arus Thermohaline, yaitu arus yang disebabkan karena adanya perbedaan densitas air laut; d. Arus Geostrofik, yaitu arus yang disebabkan karena adanya gradien tekanan mendatar dan gaya coriolis; e. Wind Driven Current, yaitu arus yang dibangkitkan oleh angin, seperti sirkulasi sebagian besar samudera di lapisan atas, gelombang permukaan dan up-weling; serta f. Arus Inersia, yaitu suatu gerakan air dimana terjadi gesekan yang sangat kecil (diasumsikan nol) dan gaya yang masih bekerja hanya gaya coriolis sehingga menyerupai kurva. Arus inersia yang terjadi di sekitar garis lintang akan membentuk lingkaran(circular).Arah rotasi pada lingkaran inersia adalah searah jarum jam di belahan bumi utara dan berlawanan arah jarum jam di belahan bumi selatan (Pond dan Pickard, 1983). Pengukuran arus secara insitu terdiri dari metode pengukuran pada titik tetap (Euler) dan metode Lagrangian, yaitu dengan benda hanyut (drifter) kemudian mengikuti gerakan aliran massa air laut. Alat yang digunakan untuk pengukuran arus dengan metode Euler dinamakan Current Meter dimana alat ini digunakan untuk pengukuran kecepatan dan arah arus laut. Cara kerja alat ini adalah bagian alat yang memiliki baling-baling diturunkan ke dalam perairan, selanjutnya gerakan arus laut akan menyebabkan baling-baling bergerak berputar dan jumlah putaran persatuan waktu memiliki hubungan linear dengan
  • 13. Halaman III - 13 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017 kecepatan arus. Gerakan arus akan menyesuaikan posisi alat dengan arah arus tersebut, kecepatan dan arah arus yang terukur ditransmisikan melalui kabel ke perangkat tampilan di atas kapal sehingga kecepatan dan arah arus dapat dilihat melalui recorder baik analog maupun digital. 3.3.5. Sedimentesi dan Kadar Garam Tinggi atau rendahnya zat padat tersuspensi dan kadar garam diperoleh melalui uji laboratorium. Kadar zat padat tersuspensi mengindikasikan tinggi atau rendahnya laju sedimentasi dan kadar garam yang tinggi akan berpengaruh terhadap terhadap umur ekonomis bahan-bahan atau fasilitas pelabuhan maupun kapal yang mudah terkorosi. Klasifikasi kadar garam dapat terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1. Klasifikasi Kadar Garam Klasifikasi Kadar garam (mg/l) Kriteria S0 S1 S2 S3 S4 <2 2 – 4 4 – 8 8 – 16 >16 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 3.3.6. Survey Penggunaan Lahan Data penggunaan lahan diperoleh bersamaan dengan kegiatan Survey topografi di mana kondisi eksisting penggunaan lahan
  • 14. Halaman III - 14 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017 dicatat sesua dengan jarak ukur. Hasil pencatatan penggunaan lahan selanjutnya diplot dalam peta topografi, sehingga duketahui jenis dan luas masing-masing penggunaan lahan eksisting di lokasi studi. 3.4. SURVEI SOSIAL EKONOMI Data sosial ekonomi diperoleh dengan cara pengumpulan data perimer melalui wawancara langsung dan data sekunder berupa dokumen atau buku-buku dari berbagai instansi terkait diantaranya : 1. Peraturan perundangan baik pusat maupun daerah 2. Kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Kepulauan Meranti 3. Kab. Kepulauan Meranti dalam angka, minimal 5 penerbitan ke belakang. 4. Data-data yang berhubungan dengan tranfortasi laut dari Dinas Perhubungan Kab. Kepulauan Meranti 3.5. TAHAP ANALISIS Tahap analisiss meliputi: 1. Analisis Awal, mengolah data hasil survey lapangan 2. Analisis Teknik, meliputi kajian tentang kesesuaian lokasi eksisting untuk pelabuhan dan fasilitasya 3. Analisis Kelayakan Ekonomi Analisis kelayakan ekonomi teknis adalah sebuah proses seleksi yang dapat digunakan untuk membandingkan beberapa alternative proyek dan memilih yang paling ekonomis. Proses itu sendiri membutuhkan
  • 15. Halaman III - 15 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017 alternatif-alternatif yang layak dan menggunakan cara penyusutan nilai uang untuk memilih alternative terbaiknya. Cara perhitungan ekonomi teknis ada tiga macam : 1. Masa kembalinya modal/pay back period (PBP). 2. Laju keuntungan bersih rata-rata/average rate of return (ARR) 3. Aliran kas tersusut/discounted cash flow yang ditunjukkan dengan besaran angka-angka. Nilai keuntungan bersih sekarang atau net present value (NPV), angka perbandingan keuntungan terhadap biaya atau benefit cost ratio (BCR) dan angka pengembalian keuntungan atau internal rate of return (IRR). Umumnya analisis teknik dilakukan dengan memperhatikan penyusutan nilai uang terhadap waktu. Hal ini disebabkan oleh karena setiap proyek memiliki nilai resiko yang berbeda-beda. Suku bunga akan lebih besar untuk proyek-proyek dengan resiko yang lebih besar pula. Di samping itu masih ada faktor inflasi. Besarnya penyusutan dinyatakan dengan satu angka laju penyusutan atau discount rate. Dalam pembayaran kas laju penyusutandisebut juga sebagai suku bunga atau interest rate. Besar kecilnya laju penyusutan tergantung kepada keadaan ekonomi sedang baik atau resesi, bagaimana resiko penjamin uang terhadap kredibilitas peminjam dan berapa lama pengembaliannya. Laju penyusutan atau suku bunga diambil antara 12-15%. Bila mungkin perencanaan dianjurkan menghitung untuk tiga macam suku bunga. Analisis kelayakan ekonomi adalah tentang dapat atau tidaknya suatu proyek dilaksanakandenganberhasil. Bagi suatuperusahaankelayakan proyek adalah adanya arus kas masuk bersih setelah dipotong pajak
  • 16. Halaman III - 16 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017 (net income cash flow) dan proyek dikategorikan layak jika arus kas bersih paska pajak itu lebih besar dari biaya ivestasinya. Adapun bagi pemerintah masalah tersebut dapat berwujud penghematan devisa, peningkatan penerimaan devisa, perluasan kesempatan kerja dan kegunaan sosial lainnya. Sistematika analisis aspek finansial akan mengikuti urutan sebagai berikut :  Menentukan Parameter Dasar  Membuat Perkiraan Biaya Investasi  Proyeksi Pendapatan Dalam evaluasi kelayakan finansial, kelayakan yang dimaksud biasanya dikenal sebagai kriteria investasi. Secara umum dikenal 4 jenis atau metode kriteria investasi, yaitu :  Payback periode (PBP)  Net Present Value (NPV)  Benefit Cost Ratio (BCR)  Internal Rate Of Return (IRR) Selain itu kajian ekonomi akan akan dilakukan pula dengan analisis lainnya, diantaranya adalah:  Analisis perbandingan kondisi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Meranti apabila tidak ada pelabuhan Roro di Desa Lukit Kecamatan merbau.  Analisis kajian biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat, apabila dibangun/dikembangkan pelabuhan r oro di Desa Lukit Kecamatan Merbau.
  • 17. Halaman III - 17 PT. CONKARDA DAYA DINAMIKA DinasPerhubungan KabupatenKepulauanMeranti Tahun2017