SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 30
BAB III
METODOLOGI
Dalam studi Perencanaan Pelabuhan Container di Kota Kupang – Nusa
Tenggara Timur ini menggunakan analisis demand (permintaan konsumen di
kawasan Hiterland dan volume container serta ukuran kapal) dalam sistem
pelayanannya, maka komponen tersebut akan dikaji dari sisi permintaan. Hasil
analisis untuk menentukan kebutuhan terhadap sarana dan prasarana di pelabuhan.
Dan sebagai langkah akhir maka disusunlah suatu identifikasi potensi dan
permasalahan Perencanaan Pelabuhan Container di Kota Kupang.
3.1 Metode Penelitian
Dalam pengumpulan data dan informasi Perencanaan Pelabuhan Container
di Kota Kupang ini dilakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :
3.2 Data Primer
pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengamatan langsung di
lapangan, melakukan observasi, dan wawancara langsung dengan
masyarakat setempat dan pihak-pihak yang relevan.
1. Wawancara
Wawancara/kuisioner bertujuan untuk mendapatkan masukan dari
stakeholder terkait, yaitu :
a. BAPPEDA, untuk mendapatkan informasi mengenai kebijakan
pengembangan wilayah disekitar kawasan perencanaan pelabuhan
dalam kaitannya dengan perencanaan wilayah makro.
b. Dinas perhubungan, untuk mendapatkan gambaran arah kebijakan
pengembangan sector perhubungan terutama perhubungan laut
terkait dengan rencana pengembangan kawasan pesisir di wilayah
perencanaan pelabuhan container serta rencana-rencana
permasalahan menyangkut pengembangan sector perhubungan atau
transportasi.
c. Dinas lingkungan hidup, untuk mendapatkan informasi mengenai
kondisi lingkungan disekitar pelabuhan beserta factor-faktor yang
dapat mencemarkan lingkungan
d. Dinas pekerjaan umum
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 31
e. Masyarakat sekitar pelabuhan
f. Pihak-pihak terkait lainnya
2. Observasi/Survey Lapangan
Observasi yaitu pengamatan langsung secara visual untuk mengetahui
dan mencatat keadaan wilayah sebenarnya dilapangan. Observasi
lapangan yang dilakukan adalah :
a. Survey Topografi
Pengukuran Topografi seluas (Simbol) 20Ha dilakukan di lokasi
yang akan dijadikan tempat berdirinya Pelabuhan Container.
b. Survey Bathimetri
Pengukuran Bathimetri seluas 40 Ha dilakukan di sekitar pelabuhan
dan bertujuan untuk mendapatkan peta situasi perairan pada lokasi
perencanaan pelabuhan.
c. Survey Hidrooseanografi
1. Pengamatan pasang surut
2. Pengukuran Arus
d. Survey Permintaan Jasa Angkutan Laut
Survey lapangan untuk permintaan jasa angkutan laut dilakukan bila
tidak tersedia data operasional yang memadai untuk dijadikan bahan
analisis kebutuhan pembangunan/pengembangan fasilitas
pelabuhan. Survey ini berupa pengumpulan data meliputi :
1) Jumlah Kunjungan kapal (ship call)
2) Jumlah pergerakan barang (baik dari maupun luar
(hinterland)
e. Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup
Identifikasi dampak lingkungan hidup merupakan identifikasi awal
kemungkinan timbulnya dampak pada lokasi pelabuhan dan
sekitarnya akibat penyelanggaraan operasi pelayaran, yang meliputi
- Pencemaran udara dan air akibat pengoprasian kapal laut
- Dampak terhadap flora dan fauna
- Dampak terhadap social, ekonomi dan budaya
- Dampak terhadap kesehatan masyarakat
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 32
- Pengendalian limbah padat dan cair dan
- Rekomendasi jenis studi lingkungan yang harus dilakukan
3.3 Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari beberapa dinas dan instansi
pemerintah/perusahaan yang terkait dengan perencanaan pelabuhan serta laporan
hasil studi terdahulu yang berhubungan dengan perencanaan pelabuhan container.
Dalam proses pengumpulan seunder, dikumpulkan data pendukung seperti berikut:
1) Kebijakan pemerintah terkait Rencana Tata Guna Lahan dan
prasarana fisik wilayah yang ada, meliputi :
- Tatanan transportasi wilayah Kupang
- Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) provinsi Nusa
Tenggara Timur
- Jaringan prasarana transportasi dan rencana
pengembangannya (jika tersedia)
- Informasi mengenai daerah-daerah yang termasuk MP3EI,
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (KAPET) serta kawasan pembangunan
ekonomi lainnya sesuai rencana pemerintah pusat.
- Informasi mengenai daerah khusus, daerah tertinggal, dan
daerah terluar.
- Informasi mengenai daerah rawan bencana
2) Data Sosial Ekonomi Wilayah
- Kependudukan
- Pertumbuhan Ekonomi
- Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
- Ekspor dan Impor
- Pengembangan Industri di Daerah, dan
- Potensi Komodat Unggulan
3) Data Fisiologi, Topografi dan Meteorologi
- Peta pada lokasi dan kawasan di sekitar rencana pelabuhan
- Peta tata guna lahan disekitar lokasi rencana pelabuhan
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 33
- Data status kepemilikan lahan di lokasi perencanaan
pelabuhan
- Data meteorology dan klimatologi (suhu udara, kelembaban,
arah angina dan kecepatan angina, curah hujan, gempa)
- informasi mengenai daerah koncervasi
4) Kondisi eksisting fasilitas pelabuhan
- Data fasilitas pelabuhan
- Layout eksisting pelabuhan
- Data kondisi alur pelayaran
- Data sarana alat bantu navigasi pelayaran (SBNP)
- Data sarana telekomunikasi pelayaran
5) Data operasional pelabuhan
Merupakan data historis mengenai kondisi/karakteristik jasa
angkutan laut yang diperlukan untuk pembangunan/pengembangan
fasilitas pelabuhan, yang meliputi :
- Jumlah kunjungan kapal
- Volume pergerakan barang (bongkar, muat, ekspor dan
impor)
- Jumlah pergerakan penumpang
- Rute/jaringan pelayaran
- Tipe/jenis kapal yang beroperasi
3.4 Forecast
Forecast atau peralaman mengenai keadaan dimasa mendatang merupakan
perkiraan atau persiapan terhadap keadaan di masa mendatang, yaitu untuk jangka
pendek 5 (lima) tahun kedepan, jangka menengan 10 (sepuluh) tahun kedepan dan
jangka panjang 20 (dua puluh) tahun kedepan. Dari data yang sudah ada kita bisa
meramalkan keadaan pelabuhan di jangka pendek hingga jangka panjang dengan
rumus Metode Kuadrat Terkecil untuk mencari garis trend linear. Berikut
penjelasan mengenai Forecast.
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 34
Metode Kuadrat Terkecil untuk mencari garis trend linear adalah rumus
untuk memproyeksikan hasil ke depan maupun ke belakang dari data yang sudah
ada dan dinyatakan dengan :
Y a bX  ,
dimana konstanta a dan b dihitung dengan rumus :
2
1
dan i i
i
i
X Y
a Y b
n X
 


Y = Variabel yang akan diproyeksiakn nilainya
X = Variabel tahun  perlu direcoding dgn cara berbeda antara jumlah
pengamatan ganjil dan jumlah pengamatan genap.
Terdapat 3(tiga) jenis rumus dalam metode ini yaitu rumus untuk data
ganjil, rumus untuk data genap dan rumus untuk umum atau ganji genap.
a. Metode Kuadrat dengan Rumus Ganjil
Pada rumus ganjil, titik tengah data X adalah 0
b. Metode Kuadrat dengan Rumus genap
Pada rumus ganjil, titik tengah data X adalah 1 dan -1
c. Metode Kuadrat dengan Rumus Umum
Rumus Garis trend dapat dinyatakan dengan :
 
bXaY
XXn
YXYXn
b
XbYa
ii
iiii





 
  
22
XratarataX
n
X
YratarataY
n
Y
i
i




;
1
;
1
Tabel 3.1 Perbedaan Data Ganjil, Genap dan Umum
No Ganjil Genap Umum
1 -1 -3 1
2 -1 -1 2
3 0 1 3
4 1 3 4
5 2 5 5
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 35
3.5 Metode Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan Container
3.5.1 Fasilitas Daratan
1. Panjang Dermaga
Penentuan panjang dermaga untuk melayani jumlah kapal tertentu
harus selalu diperoleh dengan mempertimbangka rata-rata panjang kapal
yang dilayani. Untuk itu diperlukan data statistik dengan periode tertentu
sehingga bisa diperhitungkan kecenderungan ukuran kapal yang datang
sehingga rata-rata panjang kapal yang dilayani dapat direncanakan.
International Maritime Organization (IMO) merekomendasikan
seperti pada Gambar 2.8 bahwa untuk dermaga tunggal (single berth),
kebutuhan panjang dermaga yang disyaratkan (L) untuk melayani satu kapal
adalah :
L = 10% Loa + Loa + 10% Loa
Dengan :
L = panjang dermaga yang disyaratkan
Loa = rata-rata panjang kapal yang dilayani
Gambar 3.1 Single Berth Length
Dari persamaan di atas diberikan kebebasan sebesar 10% dikedua
ujung kapal. Untuk dermaga dalam jumlah banyak (berth group), IMO
merekomendasikan seperti pada Gambar 2.9. Panjang dermaga yang
disyaratkan dengan persamaan :
L = n (10% Loa + Loa) + 10% Loa
Dengan :
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 36
L = panjang dermaga yang disyaratkan
n = jumlah dermaga
Loa = rata-rata panjang kapal yang dilayani
Gambar 3.2 Berth Length On The Group
2. Lebar Dermaga
Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh
kegunaan dari dermaga tersebut, ditinjau dari jenis dan volume barang yang
mungkin ditangani pelabuhan/dermaga tersebut. Pada pelabuhan peti kemas
appron menjadi satu bagian dengan tempat penimbunan terbuka yang sangat
luas, yang diperlukan untuk gerakan peti kemas. Sejajar dengan garis
dermaga ditempatkan keran peti kemas yang dapat bergerak sejajar
tambatan, sedangkan arah gerakan barang tegak lurus tambatan. Satu kapal
biasanya dilayani oleh dua portainer/container crane (Kramadibrata, 2002).
a. Elevasi Dermaga
Hal-hal yang menentukan elevasi dermaga adalah tinggi
pasang surut, tinggi gelombang ditambah dengan tinggi jagaan 1 m.
b. Container Yard
Lapangan penumpukan adalah suatu tempat yang luas dan
terletak di dekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang-
barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal.
Lapangan penumpukan harus diperkeras sehingga dapat menerima
beban yang berat dari barang yang ditampungnya. Luas yang
diperlukan untuk container yard tiap Teu’s tergantung sistem
penanganan kontainer. Ada beberapa metode dalam penanganan
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 37
kontainer yang sering digunakan saat ini, antara lain yaitu chassis
system, straddle system, gantry crane system, dan transtainer system
(Triatmodjo, 1996).
Luas area yang diperlukan per TEU harus disesuaikan
dengan sistem penanganan kontainer yang digunakan dan
tinggi/jumlah penumpukan peti kemas, seperti pada Tabel 2.3
(Triatmodjo, 2010).
Tabel 3.2 LuasanDiperlukan TEUs
Peralatan dan
Metode
Penanganan
Tinggi/Jumlah
Penumpukan Peti
Kemas
Luasan Diperlukan
per TEUs
ATEUs (m2)
PK 20 ft PK 40 ft
Trailer 1 60 45
Truck Forklift
1 60 80
2 30 40
3 20 27
Straddle Carrier
1 30
2 15
3 10
Rubber Tyred
Gantry Crane /
Transtainer
2 15
3 10
4 7.5
Sumber : Triatmodjo, B., 2010
Pada Tabel 2.3 di atas digunakan dengan melihat pemilihan
metode operasional dari peralatan yang berkaitan dengan
tersediannya lahan dan kondisi tanah yang diperlukan untuk
terminal peti kemas.
Luas lapangan penumpukan peti kemas yang diperlukan
dapat dihitung dengan persamaan berikut :
𝐴 =
𝑇 𝐷 𝐴𝑡𝑒𝑢𝑠
365 (1− 𝐵𝑆)
Dengan :
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 38
A = luas lapangan penumpukan yang diperlukan (m2)
T = arus peti kemas per tahun (box, TEUs), 1 TEUs = 29 m3
dan 1 box = 1.7 TEUs.
D = dwelling timeatau jumlah hari rerata peti kemas tersimpan
di lapangan penumpukan. Apabila tidak ada informasi, bisa
digunakan 7 hari untuk peti kemas import dan 5 hari untuk
peti kemas eksport. Untuk peti kemas kosong, waktu
penyimpanan adalah 20 hari.
ATEUs = luasan yang diperlukan untuk satu TEU yang tergantung
pada sistem penanganan peti kemas dan jumlah tumpukan
peti kemas di lapangan penumpukan (Tabel 2.3).
BS = broken stowage (luasan yang hilang karena adanya jalan
atau jarak antara peti kemas di lapangan penumpukan, yang
tergantung pada sistem penanganan peti kemas. Nilainya
sekitar 25%-50%.
3. Luas Perkantoran
Tabel 3.3 Luas Area Perkantoran
No Jenis Ruangan/bangunan/tempat lainnya Kebutuhan
1 Ruang Administrasi 4 m2/Orang
2 Ruang Kasir 4 m2/Orang
3 Ruang Kepala Pelabuhan 10 m2/Orang
4 Pantry (dapur) Min 4 m2
5 Ruang Tunggu 4 m2/Orang
6 Toilet Staff Min 4 m2
7 Toilet Umum Min 2 m2
8 Mushola 5 x 10 m2
9 Parkir Motor 1 x 2 m2 Per unit
10 Parkir Mobil 2 x 3 m2 Per unit
11 Taman Kantor 10 x 15 m2
12 Gudang kantor 6 x 6 m2
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 39
3.5.2 Fasilitas Perairan
1. Areal Teampat Berlabuh
Areal Tempat berlabuh dihitung untuk masing-masing jenis kapal
dan kegiatan yang dilayani di pelabuhan. Perhitungan kebutuhan area labuh
akan tergantung pada dimensi kapal yang direncanakan, estimasi rata-rata
jumlah kapal yang menunggu di area labuh, dan ketersediaan lahan perairan
untuk lokasi labuh kapal. Estimasi jumlah kapal yang menunggu dapat
dihitung dengan menggunakan pendekatan metode antrian, model simulasi
dan lain-lain.
Areal Tempat Berlabuh :
R = L + 6D + 30 METER
R : Jari-jari untuk labuh per kapal
L : Panjang kapal yang berlabuh
D : Kedalaman air
Luas areal berlabuh = jumlah kapal x π x R2
2. Areal alih muat kapal
Areal alih muat kapal harus dihitung untuk pelabuhan yang
membutuhkan kegiatan alih muat antar kapal dan memiliki perairan yang
memungkinkan kegiatan alih muat antar kapal. Kebutuhan ruang alih muat
kapal dihitung dengan menggunakan rumus :
R = L + 6D + 30 METER
R : Jari-jari untuk labuh per kapal
L : Panjang kapal yang berlabuh
D : Kedalaman air
Luas areal alih muat kapal = jumlah kapal x π x R2
3. Areal Tempat Kapal Sandar
A = 1,8L x 1,5L
A : Luas perairan untuk tempat sandar kapal per 1 kapal
L : Panjang Kapal
Luas Areal Tempat Sandar Kapal = jumlah kapal x A
4. Area Kolam Putar
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 40
D = 2L
D = Diameter areal kolam putar
L = Panjang kapal maksimum
5. Areal keperluan keadaam darurat
Faktor yang perlu diperhatikan adalah kecelakaan kapal, kebakaran
kapal, kapal kandas dan lain-lain. Salvage area diperkirakan luasnya 50%
dari luas areal pindah labuh kapal
6. Alur pelayaran
A = W x L
W : 9B + 30 Meter
A : Luas areal laut
W : Lebar alur
L : Panjang alur (draft kapal d ≥ 1,1 D) Full draft kapal
B : Lebar kapal maksimum
7. Areal percobaan berlayar
Areal percobaan berlayar harus dihitung pada pelabuhan yang
memiliki fasilitas dok untuk perbaikan/pembangunan kapal baru dan
memiliki perairan yang memungkinkan untuk kegiatan percobaan berlayar.
Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal rencana.
8. Areal fasilitas pembangunan dan pemeliharaan.
Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal maksimum yang
dibangun atau diperbaiki.
YOGA DWI SAPUTRA
2013310019
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 41
3.6 Alur Perencanaan Pelabuhan Container di Kota Kupang – NTT
Dalam sebuah perencanaan Pelabuhan diperlukan adanya alur yang berguna
untuk mempermudah dalam melakukan tahapan-tahapan perencanaan sebuah
pelabuhan. Berikut Alur atau Flowchart penyusunan perencanaan pelabuhan :
RENCANA PELABUHAN
CONTAINER
RENCANA PELABUHAN
CONTAINER
PERSIAPAN
Persiapan Survey,
Kajian Literatur, dan
Pengenalan Awal
Wilayah Pelabuhan
PENGUMPULAN DATA
Data Primer dan
Data Sekunder
ANALISIS
Perhitungan Areal
Daratan dan
Perhitungan Areal
Perairan
RENCANA
PENGEMBANGAN
Pengembangan dan
Penzonasian wilayah
Daratan dan Perairan
Gambar 3.3 Flowchart Alur Perencanaan Pelabuhan

More Related Content

What's hot

Cover MATA KULIAH
Cover MATA KULIAHCover MATA KULIAH
Cover MATA KULIAHFaid Doen
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanJaka Jaka
 
Manajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyekManajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyekFajar Baskoro
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyekCPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyekKukuh Setiawan
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategangrendy surindra
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaana_agung_kartika
 
Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataAnalisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataPawanto Atmajaya
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 

What's hot (20)

Cover MATA KULIAH
Cover MATA KULIAHCover MATA KULIAH
Cover MATA KULIAH
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
pelabuhan
pelabuhanpelabuhan
pelabuhan
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutan
 
Manajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyekManajemen ruang-lingkup-proyek
Manajemen ruang-lingkup-proyek
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyekCPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Tugas 2 cash flow
Tugas 2 cash flow Tugas 2 cash flow
Tugas 2 cash flow
 
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
02 r1 -__kapasitas_jalan_perkotaan
 
Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataAnalisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rata
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Benefit Cost Ratio Persentasi
Benefit Cost Ratio PersentasiBenefit Cost Ratio Persentasi
Benefit Cost Ratio Persentasi
 
Jenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhanJenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhan
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 

Viewers also liked

PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IIPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IIYogga Haw
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB V
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB VPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB V
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB VYogga Haw
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IVPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IVYogga Haw
 
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhan
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhanJuknis penyusunan rencana induk pelabuhan
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhanYogga Haw
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKA
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKAPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKA
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKAYogga Haw
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN IIPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN IIYogga Haw
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB VI
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB VIPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB VI
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB VIYogga Haw
 
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas PelabuhanJURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhanbennyagussetiono
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja PelabuhanJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhanbennyagussetiono
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - COVER
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - COVERPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - COVER
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - COVERYogga Haw
 
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...bennyagussetiono
 
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...bennyagussetiono
 
Program zero sampah pd pasar surya surabaya
Program zero sampah pd pasar surya surabayaProgram zero sampah pd pasar surya surabaya
Program zero sampah pd pasar surya surabayaM Juni Al-mujahidillah
 
Sistem informasi pelabuhan
Sistem informasi pelabuhanSistem informasi pelabuhan
Sistem informasi pelabuhanAbdul Aziz
 
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaKinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaPutika Ashfar Khoiri
 
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...Didik Purwiyanto Vay
 
BAB VI PENUTUP - TRANSPORTASI LAUT
BAB VI PENUTUP - TRANSPORTASI LAUTBAB VI PENUTUP - TRANSPORTASI LAUT
BAB VI PENUTUP - TRANSPORTASI LAUTYogga Haw
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTAR
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTARPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTAR
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTARYogga Haw
 

Viewers also liked (20)

PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IIPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB V
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB VPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB V
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB V
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IVPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
 
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhan
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhanJuknis penyusunan rencana induk pelabuhan
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhan
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKA
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKAPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKA
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKA
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN IIPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN II
 
Definisi pelabuhan peti kemas
Definisi pelabuhan peti kemasDefinisi pelabuhan peti kemas
Definisi pelabuhan peti kemas
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB VI
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB VIPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB VI
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB VI
 
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas PelabuhanJURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Fasilitas Pelabuhan
 
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja PelabuhanJURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhan
JURNAL PDP VOL 1 NO 1 Benny Agus Setiono Kinerja Pelabuhan
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - COVER
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - COVERPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - COVER
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - COVER
 
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...
JURNAL PDP VOL 2 NO1 Benny Agus Setiono Operasional Bongkar Muat Terminal Jam...
 
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
JURNAL PDP VOL 2 N0 2 Benny, Haryono Pelayanan Pemanduan Terhadap Keselamatan...
 
Program zero sampah pd pasar surya surabaya
Program zero sampah pd pasar surya surabayaProgram zero sampah pd pasar surya surabaya
Program zero sampah pd pasar surya surabaya
 
Sistem informasi pelabuhan
Sistem informasi pelabuhanSistem informasi pelabuhan
Sistem informasi pelabuhan
 
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaKinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
 
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...
Vol2 no1 implementasi kebijakan perkapalan di pelabuhan tg perak surabaya, al...
 
BAB VI PENUTUP - TRANSPORTASI LAUT
BAB VI PENUTUP - TRANSPORTASI LAUTBAB VI PENUTUP - TRANSPORTASI LAUT
BAB VI PENUTUP - TRANSPORTASI LAUT
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTAR
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTARPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTAR
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTAR
 

Similar to PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB III

5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaandrestajumena1
 
Tugas terjemahan survey hidrografi
Tugas terjemahan survey hidrografiTugas terjemahan survey hidrografi
Tugas terjemahan survey hidrografiAgita Herwanda
 
Terjemahan iho
Terjemahan ihoTerjemahan iho
Terjemahan ihoDewa Wade
 
01 bab i pendahuluan rev 04
01 bab i pendahuluan rev 0401 bab i pendahuluan rev 04
01 bab i pendahuluan rev 04Eka Nugroho
 
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptx
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptxBAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptx
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptxrafaeludin
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
3 bab 1 pendahuluan ok
3 bab 1 pendahuluan ok3 bab 1 pendahuluan ok
3 bab 1 pendahuluan okdrestajumena1
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Joy Irman
 
2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats
2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats
2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomatsRoni Tresna Nugraha
 
BUKU : INDONESIA EMERGENSI - 3 SUMBU MEGA ANCAMAN (EARLY WARNING THREATENING...
BUKU :  INDONESIA EMERGENSI - 3 SUMBU MEGA ANCAMAN (EARLY WARNING THREATENING...BUKU :  INDONESIA EMERGENSI - 3 SUMBU MEGA ANCAMAN (EARLY WARNING THREATENING...
BUKU : INDONESIA EMERGENSI - 3 SUMBU MEGA ANCAMAN (EARLY WARNING THREATENING...Asean Damai
 
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).pptba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).pptmektanugj
 
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_ValentinoZergio
 
Ekspose LapAntara Sampah Banggai Laut.pptx
Ekspose LapAntara Sampah Banggai Laut.pptxEkspose LapAntara Sampah Banggai Laut.pptx
Ekspose LapAntara Sampah Banggai Laut.pptxanggiemagie14
 

Similar to PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB III (20)

15507056 bangun fiqri-utami_l.
15507056 bangun fiqri-utami_l.15507056 bangun fiqri-utami_l.
15507056 bangun fiqri-utami_l.
 
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaan
 
PPT INAMAR
PPT INAMARPPT INAMAR
PPT INAMAR
 
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
 
Tugas terjemahan survey hidrografi
Tugas terjemahan survey hidrografiTugas terjemahan survey hidrografi
Tugas terjemahan survey hidrografi
 
Terjemahan iho
Terjemahan ihoTerjemahan iho
Terjemahan iho
 
01 bab i pendahuluan rev 04
01 bab i pendahuluan rev 0401 bab i pendahuluan rev 04
01 bab i pendahuluan rev 04
 
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptx
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptxBAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptx
BAHAN AJAR BATAS KECEPATAN.pptx
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
KELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptxKELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptx
 
3 bab 1 pendahuluan ok
3 bab 1 pendahuluan ok3 bab 1 pendahuluan ok
3 bab 1 pendahuluan ok
 
Survey Pemetaan.pptx
Survey Pemetaan.pptxSurvey Pemetaan.pptx
Survey Pemetaan.pptx
 
Perencanaan hidrology
Perencanaan hidrologyPerencanaan hidrology
Perencanaan hidrology
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
 
2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats
2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats
2 12 april 2013 lap survey dishidros s. pomats
 
BUKU : INDONESIA EMERGENSI - 3 SUMBU MEGA ANCAMAN (EARLY WARNING THREATENING...
BUKU :  INDONESIA EMERGENSI - 3 SUMBU MEGA ANCAMAN (EARLY WARNING THREATENING...BUKU :  INDONESIA EMERGENSI - 3 SUMBU MEGA ANCAMAN (EARLY WARNING THREATENING...
BUKU : INDONESIA EMERGENSI - 3 SUMBU MEGA ANCAMAN (EARLY WARNING THREATENING...
 
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).pptba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
ba4cb_Modul_2__SURVAI_LAPANGAN__99_hal_ (1).ppt
 
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_
Ba4cb modul 2__survai_lapangan__99_hal_
 
reklamasi pantai.pptx
reklamasi pantai.pptxreklamasi pantai.pptx
reklamasi pantai.pptx
 
Ekspose LapAntara Sampah Banggai Laut.pptx
Ekspose LapAntara Sampah Banggai Laut.pptxEkspose LapAntara Sampah Banggai Laut.pptx
Ekspose LapAntara Sampah Banggai Laut.pptx
 

More from Yogga Haw

BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
KATA PENGANTAR DAN DAFTAR ISI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYAR...
KATA PENGANTAR DAN DAFTAR ISI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYAR...KATA PENGANTAR DAN DAFTAR ISI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYAR...
KATA PENGANTAR DAN DAFTAR ISI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYAR...Yogga Haw
 
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYACOVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
LAMPIRAN TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
LAMPIRAN TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYALAMPIRAN TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
LAMPIRAN TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYADAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
BAB VI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB VI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB VI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB VI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
BAB V TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB V TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB V TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB V TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
Kracht design of bulbous bows
Kracht design of bulbous bowsKracht design of bulbous bows
Kracht design of bulbous bowsYogga Haw
 
Floodable length
Floodable lengthFloodable length
Floodable lengthYogga Haw
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPALTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPALYogga Haw
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii surat permohonan sidang tugas merancang
Tugas merancang kapal ii   surat permohonan sidang tugas merancangTugas merancang kapal ii   surat permohonan sidang tugas merancang
Tugas merancang kapal ii surat permohonan sidang tugas merancangYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii rencana umum
Tugas merancang kapal ii   rencana umumTugas merancang kapal ii   rencana umum
Tugas merancang kapal ii rencana umumYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)Yogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii grt nrt
Tugas merancang kapal ii   grt nrtTugas merancang kapal ii   grt nrt
Tugas merancang kapal ii grt nrtYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii daftar isi
Tugas merancang kapal ii   daftar isiTugas merancang kapal ii   daftar isi
Tugas merancang kapal ii daftar isiYogga Haw
 

More from Yogga Haw (20)

BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
KATA PENGANTAR DAN DAFTAR ISI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYAR...
KATA PENGANTAR DAN DAFTAR ISI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYAR...KATA PENGANTAR DAN DAFTAR ISI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYAR...
KATA PENGANTAR DAN DAFTAR ISI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYAR...
 
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYACOVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
LAMPIRAN TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
LAMPIRAN TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYALAMPIRAN TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
LAMPIRAN TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYADAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
BAB VI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB VI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB VI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB VI TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
BAB V TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB V TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB V TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB V TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB IV TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
Kracht design of bulbous bows
Kracht design of bulbous bowsKracht design of bulbous bows
Kracht design of bulbous bows
 
Floodable length
Floodable lengthFloodable length
Floodable length
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPALTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
 
Tugas merancang kapal ii surat permohonan sidang tugas merancang
Tugas merancang kapal ii   surat permohonan sidang tugas merancangTugas merancang kapal ii   surat permohonan sidang tugas merancang
Tugas merancang kapal ii surat permohonan sidang tugas merancang
 
Tugas merancang kapal ii rencana umum
Tugas merancang kapal ii   rencana umumTugas merancang kapal ii   rencana umum
Tugas merancang kapal ii rencana umum
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
 
Tugas merancang kapal ii grt nrt
Tugas merancang kapal ii   grt nrtTugas merancang kapal ii   grt nrt
Tugas merancang kapal ii grt nrt
 
Tugas merancang kapal ii daftar isi
Tugas merancang kapal ii   daftar isiTugas merancang kapal ii   daftar isi
Tugas merancang kapal ii daftar isi
 

PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB III

  • 1. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 30 BAB III METODOLOGI Dalam studi Perencanaan Pelabuhan Container di Kota Kupang – Nusa Tenggara Timur ini menggunakan analisis demand (permintaan konsumen di kawasan Hiterland dan volume container serta ukuran kapal) dalam sistem pelayanannya, maka komponen tersebut akan dikaji dari sisi permintaan. Hasil analisis untuk menentukan kebutuhan terhadap sarana dan prasarana di pelabuhan. Dan sebagai langkah akhir maka disusunlah suatu identifikasi potensi dan permasalahan Perencanaan Pelabuhan Container di Kota Kupang. 3.1 Metode Penelitian Dalam pengumpulan data dan informasi Perencanaan Pelabuhan Container di Kota Kupang ini dilakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : 3.2 Data Primer pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan, melakukan observasi, dan wawancara langsung dengan masyarakat setempat dan pihak-pihak yang relevan. 1. Wawancara Wawancara/kuisioner bertujuan untuk mendapatkan masukan dari stakeholder terkait, yaitu : a. BAPPEDA, untuk mendapatkan informasi mengenai kebijakan pengembangan wilayah disekitar kawasan perencanaan pelabuhan dalam kaitannya dengan perencanaan wilayah makro. b. Dinas perhubungan, untuk mendapatkan gambaran arah kebijakan pengembangan sector perhubungan terutama perhubungan laut terkait dengan rencana pengembangan kawasan pesisir di wilayah perencanaan pelabuhan container serta rencana-rencana permasalahan menyangkut pengembangan sector perhubungan atau transportasi. c. Dinas lingkungan hidup, untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi lingkungan disekitar pelabuhan beserta factor-faktor yang dapat mencemarkan lingkungan d. Dinas pekerjaan umum
  • 2. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 31 e. Masyarakat sekitar pelabuhan f. Pihak-pihak terkait lainnya 2. Observasi/Survey Lapangan Observasi yaitu pengamatan langsung secara visual untuk mengetahui dan mencatat keadaan wilayah sebenarnya dilapangan. Observasi lapangan yang dilakukan adalah : a. Survey Topografi Pengukuran Topografi seluas (Simbol) 20Ha dilakukan di lokasi yang akan dijadikan tempat berdirinya Pelabuhan Container. b. Survey Bathimetri Pengukuran Bathimetri seluas 40 Ha dilakukan di sekitar pelabuhan dan bertujuan untuk mendapatkan peta situasi perairan pada lokasi perencanaan pelabuhan. c. Survey Hidrooseanografi 1. Pengamatan pasang surut 2. Pengukuran Arus d. Survey Permintaan Jasa Angkutan Laut Survey lapangan untuk permintaan jasa angkutan laut dilakukan bila tidak tersedia data operasional yang memadai untuk dijadikan bahan analisis kebutuhan pembangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan. Survey ini berupa pengumpulan data meliputi : 1) Jumlah Kunjungan kapal (ship call) 2) Jumlah pergerakan barang (baik dari maupun luar (hinterland) e. Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup Identifikasi dampak lingkungan hidup merupakan identifikasi awal kemungkinan timbulnya dampak pada lokasi pelabuhan dan sekitarnya akibat penyelanggaraan operasi pelayaran, yang meliputi - Pencemaran udara dan air akibat pengoprasian kapal laut - Dampak terhadap flora dan fauna - Dampak terhadap social, ekonomi dan budaya - Dampak terhadap kesehatan masyarakat
  • 3. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 32 - Pengendalian limbah padat dan cair dan - Rekomendasi jenis studi lingkungan yang harus dilakukan 3.3 Data Sekunder Data sekunder dikumpulkan dari beberapa dinas dan instansi pemerintah/perusahaan yang terkait dengan perencanaan pelabuhan serta laporan hasil studi terdahulu yang berhubungan dengan perencanaan pelabuhan container. Dalam proses pengumpulan seunder, dikumpulkan data pendukung seperti berikut: 1) Kebijakan pemerintah terkait Rencana Tata Guna Lahan dan prasarana fisik wilayah yang ada, meliputi : - Tatanan transportasi wilayah Kupang - Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) provinsi Nusa Tenggara Timur - Jaringan prasarana transportasi dan rencana pengembangannya (jika tersedia) - Informasi mengenai daerah-daerah yang termasuk MP3EI, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) serta kawasan pembangunan ekonomi lainnya sesuai rencana pemerintah pusat. - Informasi mengenai daerah khusus, daerah tertinggal, dan daerah terluar. - Informasi mengenai daerah rawan bencana 2) Data Sosial Ekonomi Wilayah - Kependudukan - Pertumbuhan Ekonomi - Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) - Ekspor dan Impor - Pengembangan Industri di Daerah, dan - Potensi Komodat Unggulan 3) Data Fisiologi, Topografi dan Meteorologi - Peta pada lokasi dan kawasan di sekitar rencana pelabuhan - Peta tata guna lahan disekitar lokasi rencana pelabuhan
  • 4. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 33 - Data status kepemilikan lahan di lokasi perencanaan pelabuhan - Data meteorology dan klimatologi (suhu udara, kelembaban, arah angina dan kecepatan angina, curah hujan, gempa) - informasi mengenai daerah koncervasi 4) Kondisi eksisting fasilitas pelabuhan - Data fasilitas pelabuhan - Layout eksisting pelabuhan - Data kondisi alur pelayaran - Data sarana alat bantu navigasi pelayaran (SBNP) - Data sarana telekomunikasi pelayaran 5) Data operasional pelabuhan Merupakan data historis mengenai kondisi/karakteristik jasa angkutan laut yang diperlukan untuk pembangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan, yang meliputi : - Jumlah kunjungan kapal - Volume pergerakan barang (bongkar, muat, ekspor dan impor) - Jumlah pergerakan penumpang - Rute/jaringan pelayaran - Tipe/jenis kapal yang beroperasi 3.4 Forecast Forecast atau peralaman mengenai keadaan dimasa mendatang merupakan perkiraan atau persiapan terhadap keadaan di masa mendatang, yaitu untuk jangka pendek 5 (lima) tahun kedepan, jangka menengan 10 (sepuluh) tahun kedepan dan jangka panjang 20 (dua puluh) tahun kedepan. Dari data yang sudah ada kita bisa meramalkan keadaan pelabuhan di jangka pendek hingga jangka panjang dengan rumus Metode Kuadrat Terkecil untuk mencari garis trend linear. Berikut penjelasan mengenai Forecast.
  • 5. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 34 Metode Kuadrat Terkecil untuk mencari garis trend linear adalah rumus untuk memproyeksikan hasil ke depan maupun ke belakang dari data yang sudah ada dan dinyatakan dengan : Y a bX  , dimana konstanta a dan b dihitung dengan rumus : 2 1 dan i i i i X Y a Y b n X     Y = Variabel yang akan diproyeksiakn nilainya X = Variabel tahun  perlu direcoding dgn cara berbeda antara jumlah pengamatan ganjil dan jumlah pengamatan genap. Terdapat 3(tiga) jenis rumus dalam metode ini yaitu rumus untuk data ganjil, rumus untuk data genap dan rumus untuk umum atau ganji genap. a. Metode Kuadrat dengan Rumus Ganjil Pada rumus ganjil, titik tengah data X adalah 0 b. Metode Kuadrat dengan Rumus genap Pada rumus ganjil, titik tengah data X adalah 1 dan -1 c. Metode Kuadrat dengan Rumus Umum Rumus Garis trend dapat dinyatakan dengan :   bXaY XXn YXYXn b XbYa ii iiii           22 XratarataX n X YratarataY n Y i i     ; 1 ; 1 Tabel 3.1 Perbedaan Data Ganjil, Genap dan Umum No Ganjil Genap Umum 1 -1 -3 1 2 -1 -1 2 3 0 1 3 4 1 3 4 5 2 5 5
  • 6. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 35 3.5 Metode Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan Container 3.5.1 Fasilitas Daratan 1. Panjang Dermaga Penentuan panjang dermaga untuk melayani jumlah kapal tertentu harus selalu diperoleh dengan mempertimbangka rata-rata panjang kapal yang dilayani. Untuk itu diperlukan data statistik dengan periode tertentu sehingga bisa diperhitungkan kecenderungan ukuran kapal yang datang sehingga rata-rata panjang kapal yang dilayani dapat direncanakan. International Maritime Organization (IMO) merekomendasikan seperti pada Gambar 2.8 bahwa untuk dermaga tunggal (single berth), kebutuhan panjang dermaga yang disyaratkan (L) untuk melayani satu kapal adalah : L = 10% Loa + Loa + 10% Loa Dengan : L = panjang dermaga yang disyaratkan Loa = rata-rata panjang kapal yang dilayani Gambar 3.1 Single Berth Length Dari persamaan di atas diberikan kebebasan sebesar 10% dikedua ujung kapal. Untuk dermaga dalam jumlah banyak (berth group), IMO merekomendasikan seperti pada Gambar 2.9. Panjang dermaga yang disyaratkan dengan persamaan : L = n (10% Loa + Loa) + 10% Loa Dengan :
  • 7. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 36 L = panjang dermaga yang disyaratkan n = jumlah dermaga Loa = rata-rata panjang kapal yang dilayani Gambar 3.2 Berth Length On The Group 2. Lebar Dermaga Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari dermaga tersebut, ditinjau dari jenis dan volume barang yang mungkin ditangani pelabuhan/dermaga tersebut. Pada pelabuhan peti kemas appron menjadi satu bagian dengan tempat penimbunan terbuka yang sangat luas, yang diperlukan untuk gerakan peti kemas. Sejajar dengan garis dermaga ditempatkan keran peti kemas yang dapat bergerak sejajar tambatan, sedangkan arah gerakan barang tegak lurus tambatan. Satu kapal biasanya dilayani oleh dua portainer/container crane (Kramadibrata, 2002). a. Elevasi Dermaga Hal-hal yang menentukan elevasi dermaga adalah tinggi pasang surut, tinggi gelombang ditambah dengan tinggi jagaan 1 m. b. Container Yard Lapangan penumpukan adalah suatu tempat yang luas dan terletak di dekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang- barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal. Lapangan penumpukan harus diperkeras sehingga dapat menerima beban yang berat dari barang yang ditampungnya. Luas yang diperlukan untuk container yard tiap Teu’s tergantung sistem penanganan kontainer. Ada beberapa metode dalam penanganan
  • 8. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 37 kontainer yang sering digunakan saat ini, antara lain yaitu chassis system, straddle system, gantry crane system, dan transtainer system (Triatmodjo, 1996). Luas area yang diperlukan per TEU harus disesuaikan dengan sistem penanganan kontainer yang digunakan dan tinggi/jumlah penumpukan peti kemas, seperti pada Tabel 2.3 (Triatmodjo, 2010). Tabel 3.2 LuasanDiperlukan TEUs Peralatan dan Metode Penanganan Tinggi/Jumlah Penumpukan Peti Kemas Luasan Diperlukan per TEUs ATEUs (m2) PK 20 ft PK 40 ft Trailer 1 60 45 Truck Forklift 1 60 80 2 30 40 3 20 27 Straddle Carrier 1 30 2 15 3 10 Rubber Tyred Gantry Crane / Transtainer 2 15 3 10 4 7.5 Sumber : Triatmodjo, B., 2010 Pada Tabel 2.3 di atas digunakan dengan melihat pemilihan metode operasional dari peralatan yang berkaitan dengan tersediannya lahan dan kondisi tanah yang diperlukan untuk terminal peti kemas. Luas lapangan penumpukan peti kemas yang diperlukan dapat dihitung dengan persamaan berikut : 𝐴 = 𝑇 𝐷 𝐴𝑡𝑒𝑢𝑠 365 (1− 𝐵𝑆) Dengan :
  • 9. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 38 A = luas lapangan penumpukan yang diperlukan (m2) T = arus peti kemas per tahun (box, TEUs), 1 TEUs = 29 m3 dan 1 box = 1.7 TEUs. D = dwelling timeatau jumlah hari rerata peti kemas tersimpan di lapangan penumpukan. Apabila tidak ada informasi, bisa digunakan 7 hari untuk peti kemas import dan 5 hari untuk peti kemas eksport. Untuk peti kemas kosong, waktu penyimpanan adalah 20 hari. ATEUs = luasan yang diperlukan untuk satu TEU yang tergantung pada sistem penanganan peti kemas dan jumlah tumpukan peti kemas di lapangan penumpukan (Tabel 2.3). BS = broken stowage (luasan yang hilang karena adanya jalan atau jarak antara peti kemas di lapangan penumpukan, yang tergantung pada sistem penanganan peti kemas. Nilainya sekitar 25%-50%. 3. Luas Perkantoran Tabel 3.3 Luas Area Perkantoran No Jenis Ruangan/bangunan/tempat lainnya Kebutuhan 1 Ruang Administrasi 4 m2/Orang 2 Ruang Kasir 4 m2/Orang 3 Ruang Kepala Pelabuhan 10 m2/Orang 4 Pantry (dapur) Min 4 m2 5 Ruang Tunggu 4 m2/Orang 6 Toilet Staff Min 4 m2 7 Toilet Umum Min 2 m2 8 Mushola 5 x 10 m2 9 Parkir Motor 1 x 2 m2 Per unit 10 Parkir Mobil 2 x 3 m2 Per unit 11 Taman Kantor 10 x 15 m2 12 Gudang kantor 6 x 6 m2
  • 10. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 39 3.5.2 Fasilitas Perairan 1. Areal Teampat Berlabuh Areal Tempat berlabuh dihitung untuk masing-masing jenis kapal dan kegiatan yang dilayani di pelabuhan. Perhitungan kebutuhan area labuh akan tergantung pada dimensi kapal yang direncanakan, estimasi rata-rata jumlah kapal yang menunggu di area labuh, dan ketersediaan lahan perairan untuk lokasi labuh kapal. Estimasi jumlah kapal yang menunggu dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan metode antrian, model simulasi dan lain-lain. Areal Tempat Berlabuh : R = L + 6D + 30 METER R : Jari-jari untuk labuh per kapal L : Panjang kapal yang berlabuh D : Kedalaman air Luas areal berlabuh = jumlah kapal x π x R2 2. Areal alih muat kapal Areal alih muat kapal harus dihitung untuk pelabuhan yang membutuhkan kegiatan alih muat antar kapal dan memiliki perairan yang memungkinkan kegiatan alih muat antar kapal. Kebutuhan ruang alih muat kapal dihitung dengan menggunakan rumus : R = L + 6D + 30 METER R : Jari-jari untuk labuh per kapal L : Panjang kapal yang berlabuh D : Kedalaman air Luas areal alih muat kapal = jumlah kapal x π x R2 3. Areal Tempat Kapal Sandar A = 1,8L x 1,5L A : Luas perairan untuk tempat sandar kapal per 1 kapal L : Panjang Kapal Luas Areal Tempat Sandar Kapal = jumlah kapal x A 4. Area Kolam Putar
  • 11. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 40 D = 2L D = Diameter areal kolam putar L = Panjang kapal maksimum 5. Areal keperluan keadaam darurat Faktor yang perlu diperhatikan adalah kecelakaan kapal, kebakaran kapal, kapal kandas dan lain-lain. Salvage area diperkirakan luasnya 50% dari luas areal pindah labuh kapal 6. Alur pelayaran A = W x L W : 9B + 30 Meter A : Luas areal laut W : Lebar alur L : Panjang alur (draft kapal d ≥ 1,1 D) Full draft kapal B : Lebar kapal maksimum 7. Areal percobaan berlayar Areal percobaan berlayar harus dihitung pada pelabuhan yang memiliki fasilitas dok untuk perbaikan/pembangunan kapal baru dan memiliki perairan yang memungkinkan untuk kegiatan percobaan berlayar. Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal rencana. 8. Areal fasilitas pembangunan dan pemeliharaan. Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal maksimum yang dibangun atau diperbaiki.
  • 12. YOGA DWI SAPUTRA 2013310019 PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER - KUPANG 41 3.6 Alur Perencanaan Pelabuhan Container di Kota Kupang – NTT Dalam sebuah perencanaan Pelabuhan diperlukan adanya alur yang berguna untuk mempermudah dalam melakukan tahapan-tahapan perencanaan sebuah pelabuhan. Berikut Alur atau Flowchart penyusunan perencanaan pelabuhan : RENCANA PELABUHAN CONTAINER RENCANA PELABUHAN CONTAINER PERSIAPAN Persiapan Survey, Kajian Literatur, dan Pengenalan Awal Wilayah Pelabuhan PENGUMPULAN DATA Data Primer dan Data Sekunder ANALISIS Perhitungan Areal Daratan dan Perhitungan Areal Perairan RENCANA PENGEMBANGAN Pengembangan dan Penzonasian wilayah Daratan dan Perairan Gambar 3.3 Flowchart Alur Perencanaan Pelabuhan