SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
SIMULASI SISTEM DINAMIS KEBUTUHAN COMBINE
HARVESTER
AGUS HERMANSYAH
BP. 1921122003
Latar Belakang
• Kelangkaan tenaga kerja panen menyebabkan jadwal panen
sering tertunda atau tidak tepat waktu sehingga
mempengaruhi hasil produksi padi.
• Prediksi hasil panen dapat disajikan kedalam bentuk data
spasial yang sangat penting dalam menentukan kebutuhan
waktu, lokasi, luas area panen serta kebutuhan tenaga
panen.
• Aplikasi mekanisasi pada proses panen dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas hasil panen.
Tujuan dan Manfaat
• Tujuan
– Membuat simulasi sistem dinamis kebutuhan combine
harvester
• Manfaat
– Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah
dalam mengambil kebijakan terkait pengalokasin bantuan
combine harvester dan membantu petani untuk
mengetahui kebutuhan tenaga mekanis pemanenan.
Referensi Penelitian
1. Model simulasi kebutuhan traktor tangan untuk
pengolahan padi sawah (Sigit Prabawa, 2011)
Menggunakan metode pendekatan sistem. Langkah-
langkah yang dilakukan dalam pendekatan sistem
meliputi analisis kebutuhan, perumusan masalah,
dan identifikasi sistem
Diagram sebab akibat
Asumsi nilai awal
• Nilai awal populasi penduduk = 1.156.000 orang
• Nilai awal populasi hewan = 19.188 ekor
• Nilai awal total luas lahan padi sawah = 95.172 ha
• Nilai awal persentase pencangkul = 19,21 %
• Persentase angkatan kerja laki-laki = 24,85 %
• Persentase hewan kerja = 58 %
• Persentase pertumbuhan populasi penduduk = 2,25 %
• Persentase pertumbuhan populasi hewan = - 8,35 %
• Persentase pertumbuhan pencangkul = - 11,79 %
• Persentase pertumbuhan luas lahan padi sawah = - 0,50 %
• Jam kerja pencangkul = 7,65 jam/hari
• Jam kerja hewan = 5,30 jam/hari
• Jam kerja traktor tangan = 10,67 jam/hari
• Kapasitas kerja pencangkul = 592,92 jam/ha
• Kapasitas kerja hewan = 88,09 jam/ha
• Kapasitas kerja traktor tangan = 21,10 jam/ha
• Waktu kerja tersedia = 60 hari
• Hasil Penelitian
Pertumbuhan jumlah traktor yang
dibutuhkan bersifat asimtotis jika total luas
lahan padi sawah adalah konstan.
Hal ini karena setelah periode tertentu
hampir semua luas lahan dikerjakan
dengan traktor sehingga tidak
ada pertumbuhan jumlah
traktor yang nyata.
2. Rice yield forecasting models using satellite imagery in Egypt
(Noureldin et. al. 2013)
• Metode Penelitian
– Pengamatan dilakukan hingga 90 HST (tahap pertumbuhan vegetatif
maksimum), dengan melakukan pengukuran dari 60 plot di setiap
musim berdasarkan grid system.
– Setiap plot memiliki luas 400m2 (20x20m) yang mewakili 1 piksel citra
satelit SPOT yang ditetapkan sebagai 1 plot pengukuran dan Lokasi
GPS setiap plot dicatat. Dari 60 plot, 50 plot diambil secara acak untuk
proses permodelan dan 10 plot sampel diambil untuk validasi. 3 Jenis
data digunakan dari citra SPOT yaitu nilai refleksi band hijau, merah
dan NIR. 6 nilai indeks vegetasi dihitung yaitu Green Vegetation Index
(GVI), Ratio Vegetation Index (RVI), Infrared Percentage Vegetation
Index (IPVI), Difference Vegetation Index (DVI), Normalize Difference
Vegetation Index (NDVI) and Soil Adjusted Vegetation Index (SAVI).
• Semua hasil data dari indeks vegetasi, LAI dan hasil
panen diolah menggunakan regresi sederhana dan multi-
regresi dan ditentukan parameter statistiknya dengan
mencari nilai estimasi standard error dan koefisien
determinasi (R2). Model yang dihasilkan divalidasi dengan
2 langkah, pertama dengan meliha koefisien determinasi
dari masing-masing model dan kedua membandingkan
hasil panen dari model dengan hasil panen teknis yang
diamati dengan menentukan standard error dan koefisien
determinasinya.
• Hasil Penelitian
1. Analisis regresi sederhana
• Koefisien dan standar error antara model prediksi
hasil panen dengan hasil panen actual
2. Analisasi Regresi berganda
• Koefisien determinasi dan standard error antara
model prediksi dengan hasil panen actual dengan
analisis regresei berganda
Prediksi hasil panen padi menggunakan pesawat tanpa awak
(Abdul Holik dan Riza Rahimi Bachtiar, 2019)
• Metode Penelitian
• Pengambilan data dilakukan dengan cara akuisisi citra objek menggunakan drone.
Akuisisi citra dilakukan pada saat menjelang panen. Petakan sawah dibuat
ubinan dengan ukuran 2,5 x 2,5 m menggunakan tali. Pesawat drone
diterbangkan dengan ketinggian 4 m pada setiap ubinan untuk mejaga posisi padi
agar tidak terkena tiupan angin dari baling baling drone yang menjadikan citra
buram akibat pergerakan tanaman.
• Pengolahan citra dilakukan dengan menggunakan metode multi
tresholding. Metode ini difungsikan untuk memisahkan suatu citra dalam
beberapa region berdasarkan dari nilai intensitas piksel yang sebelumnya
sudah diubah dalam bentuk greyscale.
• Hasil segmentasi dihitung berdasarkan persentase pada segmentasi piksel.
Hasil panen diprediksi dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST).
Hasil Penelitian
• Citra yang dihasilkan dalam
penelitian ini dikelompokkan ke
dalam blok-blok untuk
memudahkan dalam pengolahan
citra. Blok diberi label dari blok A1
sampai dengan blok H4, sehingga
total ada 32 data hasil dari akuisisi
citra. Proses pelabelan blok dapat
dilihat pada Gambar . Dalam
pembuatan ubinan, dilakukan
dengan membentangkan tali pada
petak sawah, kemudian
diposisikan bahwa panjang
danlebar ubinan adalah 2,5 x 2,5 m.
• proses multi-thresholding dengan nilai threshold pada rentang 100 dan
230. Nilai intensitas piksel antara 0-100 masuk kedalam region 1. Nilai
intensitas piksel antara 100-230 masuk kedalam region 2. Dan nilai
intensitas piksel antara 230-255 masuk kedalam region 3.
• Prediksi hasil panen padi diolah dengan menggunakan jaringan syaraf
tiruan (JST). Data total yang digunakan dalam pembentukan
arsitektur jaringan syaraf tiruan sebanyak 32 data. 22 data atau 80%
dari jumlah data digunakan sebagai data training. Proses validasi dan
pengujian masing masing menggunakan 3 data atau 10% dari jumlah
data. Input terdiri atas persentase piksel tiap-tiap region dan output
adalah berat padi tiap blok. Parameter arsitektur yang dibuat
menggunakan 1000 epoch dengan learning rate 0,01.
• Perbandingan hasil
panen actual dengan
hasil panen prediksi
Prediksi panen padi menggunakan sensor klorofil meter
(Hidayah, dkk. 2019)
• Metode Penelitian
– Metode yang digunakan untuk pengambilan nilai klorofil pada
plot sampel adalah dengan metode grid sampling dengan
menggunakan sensor klorofil meter CCM-200plus. Grid sampling
point yaitu proses pengambilan data yang dilakukan untuk
menggambarkan kondisi lahan berdasarkan tingkat
kesuburan dari tanaman dengan cara membagi-bagi sampel
tanaman ke dalam beberapa bagian.
– Untuk mengetahui hasil panen actual digunakan metode crop
cutting test (CCT)
– Model prediksi dibuat dengan regresi linear berganda
• Hasil Penelitian
Hasil uji korelasi antara
data klorofil hasil
pengamatan pada 20,
40, 60 dan 70 HST.
Jika nilai r lebih dari 0.6
menandakan bahwa
nilai klorofil memiliki
hubungan dengan hasil
produksi.
• Berdasarkan model regresi linear berganda dengan
menggunakan empat variabel pada penelitian ini,
pada masing-masing lahan diperoleh nilai Y.
• 𝑌 = −0,431513 + 0,045144𝑋1 + 0,03645𝑋2 + 0,01017𝑋3 + 0,020551𝑋4
Relationship between rice yield and apparent electrical
conductivity of paddy soils (Ezrin et. al., 2010)
• Metode Penelitian
Data hasil panen padi diambil pada bulan dengan metode ubinan (CCT) pada 24 titik sampel dan
titik koordinatnya dicatat menggunakan GPS. Data konduktivitas listrik tanah diukur menggunakan
sensor Veris 3100. Sensor ini suddah terintegrasi dengan DGPS dan digandengkan di belakang
traktor. Lahan yang diukur memiliki ukuran panjang 200m dan lebar 60m.
Data spasial yang dihasilkan merupakan hasil tumpang tindih (overlay) dari beberapa 3 layer data
yang diukur. Layer-layer tersebut adalah :
– Layer ECas, yaitu data konduktivitas tanah dangkal (kedalaman <= 30cm)
– Layer ECad, yaitu data konduktivitas tanah dalam (kedalaman >30cm dan <=90cm)
– Layer data hasil panen
Analisis statistic dilakukan untuk melihat hubungan antara hasil panen dengan data konduktivitas
listrik (ECa) tanah. Analisis statistic yang dilakukan adalah regresi linear bertahap (stepwise linear
regression) dan analisis garis batas (boundary line analysis).
• Hasil Penelitian
• Analisis regresi linear bertahap
Untuk menemukan model terbaik
untuk menghubungkan hasil padi dan
ECa tanah, analisis regresi linier
dilakukan dengan menggunakan data
ECas dan ECad sebagai variabel
independen dan data hasil padi
sebagai variabel dependen. Metode
bertahap menghasilkan model seleksi
terbaik dalam analisis seperti yang
ditunjukkan pada Tabel berikut.
Menurut hasil, ECas dan ECad secara
signifikan terkait dengan hasil padi
dan menghasilkan nilai koefisien
determinasi tinggi pada level 0,001
(R2 = 0,161).
Namun demikian, ECad lebih banyak
berkontribusi pada faktor hubungan
yang signifikan daripada ECas seperti
yang ditunjukkan pada Tabel berikut.
ECas hanya membantu untuk
melakukan regresi linier yang lebih
baik seperti yang disarankan oleh
metode bertahap.
• Analisis garis batas
Analisis Garis Batas (BLA) dilakukan dalam
penyelidikan ini sebagai analisis non linier.
Data yang sama digunakan untuk
mengidentifikasi hubungan dan hasilnya
dibandingkan dengan analisis regresi linier.
Analisis dibagi menjadi dua kategori.
Kategori pertama dilakukan dengan
menggunakan ECad dan hasil padi dan
kategori kedua dengan menggunakan ECas
dan hasil padi. Setiap kategori analisis
dieksekusi di peringkat 95 dan 75 persentil
untuk melakukan model non linear Tabel
berikut :
Wheat grain yield and nitrogen uptake prediction using atLeaf and GreenSeeker
portable optical sensors at jointing growth stage (Ali et. al., 2019)
• Metode Penelitian
Karakteristik spectral daun gandum diukur menggunakan klorofil meter atLeaf dan sensor optic
Greenseeker. Klorofil meter atLeaf digunakan untuk mengukur kehijauan daun, dimana sensor ini
mengukur transmitan cahaya melalui daun pada panjang gelombang 660 dan 940 nm. Pengukuran
dilakukan 10 kali pada tanaman secara acak pada masing-masing plot. Tanaman dengan kondisi
abnormal seperti terserang hama dan penyakit tidak dilakukan pengukuran. Sensor optic greenseeker
digunakan untuk mengukur reflektan spectral dari kanopi tanaman dengan menghitung nilai NDVI.
Sensor ini mengukur reflektan pada panjang gelombang 656 nm (red) dan 774 nm (NIR).
Sampel tanaman diambil dari area seluas 1m2 pada masing-masing plot dengan menghindari garis
batas masing-masing plot. Sampel diambil segera setelah pengukuran dengan sensor dilakukan.
Untuk menghitung panen actual, gandum dipanen secara manual pada area seluas 6m2 pada masing-
masing plot. Gabah dan jerami dipisahkan dan ditimbang. Sampel gabah dan jerami dikumpulkan
untuk dianalisis. Sampel dikeringkan sampai berat konstan dalam oven udara panas pada 70oC dan
ditumbuk. Sampel dilarutkan dengan H2SO4 – H2O2 dan total N diukur dengan metode micro-Kjeldahl.
Analisis statistic data dilakukan dengan regresi linear, kuadratik, logaritmik, eksponensial dan power
equation.
• Hasil Penelitian
Hubungan antara nilai
serapan N dengan hasil
pengukuran sensor klorofil
meter atLeaf dan Sensor
optic Greenseeker
digambarkan pada grafik
hubungan antara hasil
panen dengan pengukuran
sensor klorofil meter atLeaf
dan Sensor optic
Greenseeker digambarkan
pada grafik
Nilai NRMSE pengukuran masing-masing
sensor dapat digambarkan pada grafik
Berdasarkan analisis data statistic, dapat
digambarkan hubungan antara nilai prediksi
serapan N dan hasil panen dengan nilai actual
serapan N dan hasil panen sebagai berikut
Grain area data and yield characteristics data in rapid yield prediction based
on rice panicle imaging (Zheng, Zhao and Liu, 2019)
• Metode Penelitian
Metode untuk mendapatkan parameter berat dan luas biji-bijian
adalah sama dengan paper yang dipublikasikan oleh Zhao, H. Zheng,
M. Chi, X. Chai, Y. Liu (Rapid yield prediction in paddyfields based on 2D
image modelling of rice panicles,Comput. Electron. Agric. 162 (2019)
759e766), Panikel dari 6 kultivar padi japonica dan 200 malai masing-
masing kultivar diambil sampel, dan kemudian data terkait dengan
berat diukur dengan keseimbangan elektronik. Gambar malai diperoleh
oleh pemindai dan gambar diproses oleh algoritma ekstraksi fitur area
biji-bijian yang dikembangkan untuk MATLAB. Analisis statistik
dilakukan dengan menggunakan SPSS Statistics 25.0.
• Hasil Penelitian
Dataset berisi parameter berat butir beras mentah melalui
pengukuran dan pemrosesan gambar dari 6 kultivar padi
dan 1200 malai padi. Kultivar padi dilambangkan sebagai A,
B, C, D, E dan F masing-masing. File data (dalam format xlsx)
diunggah ke dalam sistem sebagai pelengkap. Dalam
karakteristik distribusi berat malai dari kultivar padi yang
berbeda, kemiringan dan koefisien kurtosis keduanya
mendekati 0, yang menunjukkan bahwa berat malai masing-
masing kelompok berdistribusi normal.
Analisis varian indeks terkait hasil padi dilakukan, dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel di
bawah. Nilai indeks secara signifikan lebih rendah untuk kultivar D daripada untuk semua
kultivar lain kecuali kultivar C, sedangkan nilai kultivar E secara signifikan lebih tinggi.
dibandingkan kultivar lainnya kecuali kultivar A. Hasil ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan dalam atribut malai antara enam kultivar.
Tabel berikut menunjukkan bahwa koefisien penentu luas butir dan parameter bobot berbeda
sama satu sama lain dalam kultivar yang diberikan; Semua R2 dari model prediksi semuanya
di atas 0,8300, hasil ini menunjukkan bahwa model dapat memprediksi parameter berat
malai dari area biji dengan baik dalam kultivar dan bahwa akurasi prediksi sedikit berbeda
antara kultivar yang berbeda.
Kesimpulan dari data adalah bahwa bobot biji-bijian terutama ditentukan oleh luas biji
malai untuk setiap kultivar padi. Hasilnya menunjukkan bahwa metode estimasi hasil
padi baru dan cepat dapat dikembangkan untuk penggunaan praktis.
Rice Yield Prediction

More Related Content

Similar to Rice Yield Prediction

Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
January YunGky
 
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali CitraImplementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
Repository Ipb
 
Junal teknik hidro 3 nurnawaty
Junal teknik hidro 3  nurnawatyJunal teknik hidro 3  nurnawaty
Junal teknik hidro 3 nurnawaty
nurnawaty
 
Penerapan indraaja
Penerapan indraajaPenerapan indraaja
Penerapan indraaja
Koko Harnoko
 
Implementasi alat analisis dea (data envelopment analisys
Implementasi alat analisis dea (data envelopment analisysImplementasi alat analisis dea (data envelopment analisys
Implementasi alat analisis dea (data envelopment analisys
Windhu Putra
 
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolPaparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Erwangga1
 

Similar to Rice Yield Prediction (20)

96144 makalah-fotogrametri
96144 makalah-fotogrametri96144 makalah-fotogrametri
96144 makalah-fotogrametri
 
Khairullah tugas 1a kerapatan stasiun
Khairullah tugas 1a kerapatan stasiunKhairullah tugas 1a kerapatan stasiun
Khairullah tugas 1a kerapatan stasiun
 
Piyuut tralala www
Piyuut  tralala wwwPiyuut  tralala www
Piyuut tralala www
 
Kak tim gps
Kak tim gpsKak tim gps
Kak tim gps
 
KA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docxKA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docx
 
KA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docxKA_ANDAL_Bab_III.docx
KA_ANDAL_Bab_III.docx
 
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...
 
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
Pemanfaatan INDRAJA (Pengindraan jauh)
 
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali CitraImplementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
 
Junal teknik hidro 3 nurnawaty
Junal teknik hidro 3  nurnawatyJunal teknik hidro 3  nurnawaty
Junal teknik hidro 3 nurnawaty
 
Penerapan indraaja
Penerapan indraajaPenerapan indraaja
Penerapan indraaja
 
Implementasi alat analisis dea (data envelopment analisys
Implementasi alat analisis dea (data envelopment analisysImplementasi alat analisis dea (data envelopment analisys
Implementasi alat analisis dea (data envelopment analisys
 
Resensi jurnal ilmiah
Resensi jurnal ilmiahResensi jurnal ilmiah
Resensi jurnal ilmiah
 
PPT Banyu Urip 211.pptx
PPT Banyu Urip 211.pptxPPT Banyu Urip 211.pptx
PPT Banyu Urip 211.pptx
 
Penentuan Harga Air.pptx
Penentuan Harga Air.pptxPenentuan Harga Air.pptx
Penentuan Harga Air.pptx
 
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tolPaparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
Paparan Topografi pada proyek pembangunan jalan tol
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.pptBAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
BAHAN (3) POPULASI dan SAMPEL.ppt
 
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdf
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdfTugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdf
Tugas 01 KLP III GEOMEKANIK.pdf
 
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docxBAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
 

Rice Yield Prediction

  • 1. SIMULASI SISTEM DINAMIS KEBUTUHAN COMBINE HARVESTER AGUS HERMANSYAH BP. 1921122003
  • 2. Latar Belakang • Kelangkaan tenaga kerja panen menyebabkan jadwal panen sering tertunda atau tidak tepat waktu sehingga mempengaruhi hasil produksi padi. • Prediksi hasil panen dapat disajikan kedalam bentuk data spasial yang sangat penting dalam menentukan kebutuhan waktu, lokasi, luas area panen serta kebutuhan tenaga panen. • Aplikasi mekanisasi pada proses panen dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
  • 3. Tujuan dan Manfaat • Tujuan – Membuat simulasi sistem dinamis kebutuhan combine harvester • Manfaat – Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait pengalokasin bantuan combine harvester dan membantu petani untuk mengetahui kebutuhan tenaga mekanis pemanenan.
  • 4. Referensi Penelitian 1. Model simulasi kebutuhan traktor tangan untuk pengolahan padi sawah (Sigit Prabawa, 2011) Menggunakan metode pendekatan sistem. Langkah- langkah yang dilakukan dalam pendekatan sistem meliputi analisis kebutuhan, perumusan masalah, dan identifikasi sistem
  • 6. Asumsi nilai awal • Nilai awal populasi penduduk = 1.156.000 orang • Nilai awal populasi hewan = 19.188 ekor • Nilai awal total luas lahan padi sawah = 95.172 ha • Nilai awal persentase pencangkul = 19,21 % • Persentase angkatan kerja laki-laki = 24,85 % • Persentase hewan kerja = 58 % • Persentase pertumbuhan populasi penduduk = 2,25 % • Persentase pertumbuhan populasi hewan = - 8,35 % • Persentase pertumbuhan pencangkul = - 11,79 % • Persentase pertumbuhan luas lahan padi sawah = - 0,50 % • Jam kerja pencangkul = 7,65 jam/hari • Jam kerja hewan = 5,30 jam/hari • Jam kerja traktor tangan = 10,67 jam/hari • Kapasitas kerja pencangkul = 592,92 jam/ha • Kapasitas kerja hewan = 88,09 jam/ha • Kapasitas kerja traktor tangan = 21,10 jam/ha • Waktu kerja tersedia = 60 hari
  • 7. • Hasil Penelitian Pertumbuhan jumlah traktor yang dibutuhkan bersifat asimtotis jika total luas lahan padi sawah adalah konstan. Hal ini karena setelah periode tertentu hampir semua luas lahan dikerjakan dengan traktor sehingga tidak ada pertumbuhan jumlah traktor yang nyata.
  • 8. 2. Rice yield forecasting models using satellite imagery in Egypt (Noureldin et. al. 2013) • Metode Penelitian – Pengamatan dilakukan hingga 90 HST (tahap pertumbuhan vegetatif maksimum), dengan melakukan pengukuran dari 60 plot di setiap musim berdasarkan grid system. – Setiap plot memiliki luas 400m2 (20x20m) yang mewakili 1 piksel citra satelit SPOT yang ditetapkan sebagai 1 plot pengukuran dan Lokasi GPS setiap plot dicatat. Dari 60 plot, 50 plot diambil secara acak untuk proses permodelan dan 10 plot sampel diambil untuk validasi. 3 Jenis data digunakan dari citra SPOT yaitu nilai refleksi band hijau, merah dan NIR. 6 nilai indeks vegetasi dihitung yaitu Green Vegetation Index (GVI), Ratio Vegetation Index (RVI), Infrared Percentage Vegetation Index (IPVI), Difference Vegetation Index (DVI), Normalize Difference Vegetation Index (NDVI) and Soil Adjusted Vegetation Index (SAVI).
  • 9. • Semua hasil data dari indeks vegetasi, LAI dan hasil panen diolah menggunakan regresi sederhana dan multi- regresi dan ditentukan parameter statistiknya dengan mencari nilai estimasi standard error dan koefisien determinasi (R2). Model yang dihasilkan divalidasi dengan 2 langkah, pertama dengan meliha koefisien determinasi dari masing-masing model dan kedua membandingkan hasil panen dari model dengan hasil panen teknis yang diamati dengan menentukan standard error dan koefisien determinasinya.
  • 10. • Hasil Penelitian 1. Analisis regresi sederhana
  • 11. • Koefisien dan standar error antara model prediksi hasil panen dengan hasil panen actual
  • 13. • Koefisien determinasi dan standard error antara model prediksi dengan hasil panen actual dengan analisis regresei berganda
  • 14. Prediksi hasil panen padi menggunakan pesawat tanpa awak (Abdul Holik dan Riza Rahimi Bachtiar, 2019) • Metode Penelitian • Pengambilan data dilakukan dengan cara akuisisi citra objek menggunakan drone. Akuisisi citra dilakukan pada saat menjelang panen. Petakan sawah dibuat ubinan dengan ukuran 2,5 x 2,5 m menggunakan tali. Pesawat drone diterbangkan dengan ketinggian 4 m pada setiap ubinan untuk mejaga posisi padi agar tidak terkena tiupan angin dari baling baling drone yang menjadikan citra buram akibat pergerakan tanaman. • Pengolahan citra dilakukan dengan menggunakan metode multi tresholding. Metode ini difungsikan untuk memisahkan suatu citra dalam beberapa region berdasarkan dari nilai intensitas piksel yang sebelumnya sudah diubah dalam bentuk greyscale. • Hasil segmentasi dihitung berdasarkan persentase pada segmentasi piksel. Hasil panen diprediksi dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST).
  • 15. Hasil Penelitian • Citra yang dihasilkan dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam blok-blok untuk memudahkan dalam pengolahan citra. Blok diberi label dari blok A1 sampai dengan blok H4, sehingga total ada 32 data hasil dari akuisisi citra. Proses pelabelan blok dapat dilihat pada Gambar . Dalam pembuatan ubinan, dilakukan dengan membentangkan tali pada petak sawah, kemudian diposisikan bahwa panjang danlebar ubinan adalah 2,5 x 2,5 m.
  • 16. • proses multi-thresholding dengan nilai threshold pada rentang 100 dan 230. Nilai intensitas piksel antara 0-100 masuk kedalam region 1. Nilai intensitas piksel antara 100-230 masuk kedalam region 2. Dan nilai intensitas piksel antara 230-255 masuk kedalam region 3. • Prediksi hasil panen padi diolah dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan (JST). Data total yang digunakan dalam pembentukan arsitektur jaringan syaraf tiruan sebanyak 32 data. 22 data atau 80% dari jumlah data digunakan sebagai data training. Proses validasi dan pengujian masing masing menggunakan 3 data atau 10% dari jumlah data. Input terdiri atas persentase piksel tiap-tiap region dan output adalah berat padi tiap blok. Parameter arsitektur yang dibuat menggunakan 1000 epoch dengan learning rate 0,01.
  • 17. • Perbandingan hasil panen actual dengan hasil panen prediksi
  • 18. Prediksi panen padi menggunakan sensor klorofil meter (Hidayah, dkk. 2019) • Metode Penelitian – Metode yang digunakan untuk pengambilan nilai klorofil pada plot sampel adalah dengan metode grid sampling dengan menggunakan sensor klorofil meter CCM-200plus. Grid sampling point yaitu proses pengambilan data yang dilakukan untuk menggambarkan kondisi lahan berdasarkan tingkat kesuburan dari tanaman dengan cara membagi-bagi sampel tanaman ke dalam beberapa bagian. – Untuk mengetahui hasil panen actual digunakan metode crop cutting test (CCT) – Model prediksi dibuat dengan regresi linear berganda
  • 19. • Hasil Penelitian Hasil uji korelasi antara data klorofil hasil pengamatan pada 20, 40, 60 dan 70 HST. Jika nilai r lebih dari 0.6 menandakan bahwa nilai klorofil memiliki hubungan dengan hasil produksi.
  • 20. • Berdasarkan model regresi linear berganda dengan menggunakan empat variabel pada penelitian ini, pada masing-masing lahan diperoleh nilai Y. • 𝑌 = −0,431513 + 0,045144𝑋1 + 0,03645𝑋2 + 0,01017𝑋3 + 0,020551𝑋4
  • 21. Relationship between rice yield and apparent electrical conductivity of paddy soils (Ezrin et. al., 2010) • Metode Penelitian Data hasil panen padi diambil pada bulan dengan metode ubinan (CCT) pada 24 titik sampel dan titik koordinatnya dicatat menggunakan GPS. Data konduktivitas listrik tanah diukur menggunakan sensor Veris 3100. Sensor ini suddah terintegrasi dengan DGPS dan digandengkan di belakang traktor. Lahan yang diukur memiliki ukuran panjang 200m dan lebar 60m. Data spasial yang dihasilkan merupakan hasil tumpang tindih (overlay) dari beberapa 3 layer data yang diukur. Layer-layer tersebut adalah : – Layer ECas, yaitu data konduktivitas tanah dangkal (kedalaman <= 30cm) – Layer ECad, yaitu data konduktivitas tanah dalam (kedalaman >30cm dan <=90cm) – Layer data hasil panen Analisis statistic dilakukan untuk melihat hubungan antara hasil panen dengan data konduktivitas listrik (ECa) tanah. Analisis statistic yang dilakukan adalah regresi linear bertahap (stepwise linear regression) dan analisis garis batas (boundary line analysis).
  • 23. • Analisis regresi linear bertahap Untuk menemukan model terbaik untuk menghubungkan hasil padi dan ECa tanah, analisis regresi linier dilakukan dengan menggunakan data ECas dan ECad sebagai variabel independen dan data hasil padi sebagai variabel dependen. Metode bertahap menghasilkan model seleksi terbaik dalam analisis seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut.
  • 24. Menurut hasil, ECas dan ECad secara signifikan terkait dengan hasil padi dan menghasilkan nilai koefisien determinasi tinggi pada level 0,001 (R2 = 0,161). Namun demikian, ECad lebih banyak berkontribusi pada faktor hubungan yang signifikan daripada ECas seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut. ECas hanya membantu untuk melakukan regresi linier yang lebih baik seperti yang disarankan oleh metode bertahap.
  • 25. • Analisis garis batas Analisis Garis Batas (BLA) dilakukan dalam penyelidikan ini sebagai analisis non linier. Data yang sama digunakan untuk mengidentifikasi hubungan dan hasilnya dibandingkan dengan analisis regresi linier. Analisis dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama dilakukan dengan menggunakan ECad dan hasil padi dan kategori kedua dengan menggunakan ECas dan hasil padi. Setiap kategori analisis dieksekusi di peringkat 95 dan 75 persentil untuk melakukan model non linear Tabel berikut :
  • 26. Wheat grain yield and nitrogen uptake prediction using atLeaf and GreenSeeker portable optical sensors at jointing growth stage (Ali et. al., 2019) • Metode Penelitian Karakteristik spectral daun gandum diukur menggunakan klorofil meter atLeaf dan sensor optic Greenseeker. Klorofil meter atLeaf digunakan untuk mengukur kehijauan daun, dimana sensor ini mengukur transmitan cahaya melalui daun pada panjang gelombang 660 dan 940 nm. Pengukuran dilakukan 10 kali pada tanaman secara acak pada masing-masing plot. Tanaman dengan kondisi abnormal seperti terserang hama dan penyakit tidak dilakukan pengukuran. Sensor optic greenseeker digunakan untuk mengukur reflektan spectral dari kanopi tanaman dengan menghitung nilai NDVI. Sensor ini mengukur reflektan pada panjang gelombang 656 nm (red) dan 774 nm (NIR). Sampel tanaman diambil dari area seluas 1m2 pada masing-masing plot dengan menghindari garis batas masing-masing plot. Sampel diambil segera setelah pengukuran dengan sensor dilakukan. Untuk menghitung panen actual, gandum dipanen secara manual pada area seluas 6m2 pada masing- masing plot. Gabah dan jerami dipisahkan dan ditimbang. Sampel gabah dan jerami dikumpulkan untuk dianalisis. Sampel dikeringkan sampai berat konstan dalam oven udara panas pada 70oC dan ditumbuk. Sampel dilarutkan dengan H2SO4 – H2O2 dan total N diukur dengan metode micro-Kjeldahl. Analisis statistic data dilakukan dengan regresi linear, kuadratik, logaritmik, eksponensial dan power equation.
  • 28. Hubungan antara nilai serapan N dengan hasil pengukuran sensor klorofil meter atLeaf dan Sensor optic Greenseeker digambarkan pada grafik
  • 29. hubungan antara hasil panen dengan pengukuran sensor klorofil meter atLeaf dan Sensor optic Greenseeker digambarkan pada grafik
  • 30. Nilai NRMSE pengukuran masing-masing sensor dapat digambarkan pada grafik Berdasarkan analisis data statistic, dapat digambarkan hubungan antara nilai prediksi serapan N dan hasil panen dengan nilai actual serapan N dan hasil panen sebagai berikut
  • 31. Grain area data and yield characteristics data in rapid yield prediction based on rice panicle imaging (Zheng, Zhao and Liu, 2019) • Metode Penelitian Metode untuk mendapatkan parameter berat dan luas biji-bijian adalah sama dengan paper yang dipublikasikan oleh Zhao, H. Zheng, M. Chi, X. Chai, Y. Liu (Rapid yield prediction in paddyfields based on 2D image modelling of rice panicles,Comput. Electron. Agric. 162 (2019) 759e766), Panikel dari 6 kultivar padi japonica dan 200 malai masing- masing kultivar diambil sampel, dan kemudian data terkait dengan berat diukur dengan keseimbangan elektronik. Gambar malai diperoleh oleh pemindai dan gambar diproses oleh algoritma ekstraksi fitur area biji-bijian yang dikembangkan untuk MATLAB. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS Statistics 25.0.
  • 32. • Hasil Penelitian Dataset berisi parameter berat butir beras mentah melalui pengukuran dan pemrosesan gambar dari 6 kultivar padi dan 1200 malai padi. Kultivar padi dilambangkan sebagai A, B, C, D, E dan F masing-masing. File data (dalam format xlsx) diunggah ke dalam sistem sebagai pelengkap. Dalam karakteristik distribusi berat malai dari kultivar padi yang berbeda, kemiringan dan koefisien kurtosis keduanya mendekati 0, yang menunjukkan bahwa berat malai masing- masing kelompok berdistribusi normal.
  • 33.
  • 34. Analisis varian indeks terkait hasil padi dilakukan, dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel di bawah. Nilai indeks secara signifikan lebih rendah untuk kultivar D daripada untuk semua kultivar lain kecuali kultivar C, sedangkan nilai kultivar E secara signifikan lebih tinggi. dibandingkan kultivar lainnya kecuali kultivar A. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam atribut malai antara enam kultivar.
  • 35. Tabel berikut menunjukkan bahwa koefisien penentu luas butir dan parameter bobot berbeda sama satu sama lain dalam kultivar yang diberikan; Semua R2 dari model prediksi semuanya di atas 0,8300, hasil ini menunjukkan bahwa model dapat memprediksi parameter berat malai dari area biji dengan baik dalam kultivar dan bahwa akurasi prediksi sedikit berbeda antara kultivar yang berbeda. Kesimpulan dari data adalah bahwa bobot biji-bijian terutama ditentukan oleh luas biji malai untuk setiap kultivar padi. Hasilnya menunjukkan bahwa metode estimasi hasil padi baru dan cepat dapat dikembangkan untuk penggunaan praktis.