1. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 1
4.1. KESESUAIAN LAHAN
4.1.1. Faktor Pembatas Kesesuaian Lahan
Setiap satuan lahan memiliki tingkat kesesuaian yang berbeda untuk budi daya
tanaman dengan adanya faktor pendukung dan pembatas yang terdiri dari sifat-
sifat fisik dan kimia tanah termasuk kondisi iklim, sehingga menempatkan satuan
lahan pada kelas kesesuaian lahan yang berbeda.
Dengan penerapan teknik budi daya tanaman tertentu faktor-faktor pembatas
kesesuaian lahan ada yang dapat dirubah dan ada pula yang tidak dapat dirubah
dengan diperhitungkan nilai ekonomisnya. Apabila secara ekonomis teknologi
yang diterapkan tidak menguntungkan maka lahan tersebut harus dialihkan
fungsinya untuk keperluan lain, contohnya dijadikan areal konservasi. Sebaliknya
apabila faktor pembatas kesesuaian lahan dapat ditanggulangi dan secara
ekonomis menguntungkan maka lahan tersebut dapat digunakan dan setelah
dilakukan perbaikan terhadap faktor pembatas maka kelas potensi lahan akan
meningkat.
Faktor-faktor pembatas lahan untuk budi daya padi sawah, yang ditemukan di
lokasi studi adalah :
2. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 2
a. Retensi Hara (f)
Merupakan faktor pembatas yang terdapat pada seluruh lokasi studi, baik di
Kabupaten Kampar maupun di Kabupaten Kuantan Singingi, dimana kapasitas
tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB) dan C-organik tanah umumnya
sangat rendah sampai rendah dan pH tanah masam. Faktor pembatas ini
dapat ditanggulangi dengan pengapuran tanah dengan menggunakan CaCo3
/ Kaptan, tingkat investasi biaya tergolong rendah sampai menengah.
b. Ketersediaan Hara (n)
Merupakan faktor pembatas yang terdapat pada seluruh areal lahan, dimana
kandungan unsur hara makro seperti Nitrogen (total N), Fosfor (P2O5 total
dan tersedia) dan Kalium (K2O total dan tersedia) tergolong rendah. Untuk
tanah yang kekurangan unsur N, P dan K dapat ditanggulangi dengan
melakukan pemupukan, baik dengan pupuk organik seperti pupuk kandang,
pupuk hijau dan kompos juga pupuk an-organik seperti Urea, SP-36 dan KCl
atau dengan pupuk lengkap NPK.
c. Ketersediaan Air (w)
Faktor pembatas ini ditemukan di DI Kinali dan DI Seberang Taluk-I di mana
pengairan andalan adalah curah hujan, sehingga sulit dikembangkan untuk
peningkatan intesitas tanam pada musim kemarau.
d. Topografi/Kemiringan Lahan (s)
Faktor pembatas ini di temukan di DI. Sei Paku, DI. Rumbio Taluk dan DI
Rawang Udang, yaitu daerah-daerah yang memiliki kemiringan lahan (lereng)
> 9 % di dalam wilayah irigasi. Daerah yang memiliki kemiringan lahan ini tidak
layak dikembangkan untuk budi daya padi sawah karena memiliki
keterbatasan dalam dalam pengolahan lahan penyediaan air untuk pengairan
dan, akan tetapi layak untuk pengembangan tanaman semusim dan tanaman
keras.
e. Drainase (d)
3. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 3
Faktor pembatas drainase adalah kondisi tata air tanah buruk, berpengaruh
jelek terhadap pertumbuhan tanaman lahan kering seperti palawija dan
tanaman keras.
4.1.2. Kesesuaian Lahan Aktual
Kesesuaian lahan aktual merupakan penilaian secara kualitatif terhadap lahan
aslinya dengan parameter tertentu sebagai syarat tumbuh tanaman sebelum
adanya upaya perbaikan untuk mengatasi faktor pembatas yang yang ada.
Penilaian kesesuaian lahan aktual dalam studi ini diarahkan untuk budi daya
tanaman padi sawah, palawija dan budi daya tanaman tahunan yaitu tanaman
keras / perkebunan.
Hasil evaluasi kesesuaian lahan aktual, di lokasi studi didapat beberapa sub kelas
kesesuaian lahan seperti disajikan pada tabel-tabel dan gambar-gambar berikut :
Tabel 4.1. Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual Di DI. Sungai Tonang
Parameter
Penilaian
SPL 1 SPL 2
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Temperatur (t)
Ketersed. air (w)
Drain. tanah (d)
Tekstur (a)
Ked. efektif (k)
Ked. gambut (g)
Retensi hara (f)
Salinitas (c)
Hara tersed. (n)
Topografi (s)
Bahaya banjir (b)
Toksisitas (x)
S1
S2
S1
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S1
S3
S2
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S1
S3
S2
S1
S2
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S3
S1
S2
S1
-
S3
S1
S3
S2
S2
S1
S1
S1
S2
S2
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S1
S3
S2
S1
-
S2
S1
S3
S1
S2
S1
Sub kelas S3-fn S3-dfn S3-dn S3-fn S3-fn S3-n
Sumber : Analisis tim survey, 2010
4. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 4
Tabel 4.2. Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual Di DI. Muara Jalai
Parameter
Penilaian
SPL 1 SPL 2
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Temperatur (t)
Ketersed. air (w)
Drain. tanah (d)
Tekstur (a)
Ked. efektif (k)
Ked. gambut (g)
Retensi hara (f)
Salinitas (c)
Hara tersed. (n)
Topografi (s)
Bahaya banjir (b)
Toksisitas (x)
S1
S2
S2
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S1
S3
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S1
S3
S1
S1
S2
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S2
S2
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S1
S2
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S1
S2
S1
S1
-
S2
S1
S3
S1
S2
S1
Sub kelas S3-fn S3-dfn S3-dn S3-fn S3-fn S3-n
Sumber : Analisis tim survey, 2010
Tabel 4.3. Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual Di DI. Sawah
Parameter
Penilaian
SPL 1 SPL 2
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Temperatur (t)
Ketersed. air (w)
Drain. tanah (d)
Tekstur (a)
Ked. efektif (k)
Ked. gambut (g)
Retensi hara (f)
Salinitas (c)
Hara tersed. (n)
Topografi (s)
Bahaya banjir (b)
Toksisitas (x)
S1
S2
S2
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S1
S3
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S1
S3
S1
S1
S2
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S2
S2
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S1
S2
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S1
S1
S1
S2
S1
S1
-
S2
S1
S3
S1
S2
S1
Sub kelas S3-fn S3-dfn S3-dn S3-fn S3-fn S3-n
Sumber : Analisis tim survey, 2010
6. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 6
Tabel 4.6. Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual Di DI. Petapahan Toar
Parameter
Penilaian
SPL 1 SPL 2
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Temperatur (t)
Ketersed. air (w)
Drain. tanah (d)
Tekstur (a)
Ked. efektif (k)
Ked. gambut (g)
Retensi hara (f)
Salinitas (c)
Hara tersed. (n)
Topografi (s)
Bahaya banjir (b)
Toksisitas (x)
S1
S2
S1
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S2
S1
S1
N1
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S2
S1
S1
S3
S1
S1
S3
S1
S2
S1
S2
S2
S1
S2
S1
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S2
S1
S1
S2
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S2
S1
S1
S2
S1
S1
-
S3
S1
S2
S1
S2
S2
Sub kelas S3-fn N1-dn S3-dn S3-fn S3-fn S-3n
Sumber : Analisis tim survey, 2010
Tabel 4.7. Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual Di DI. Seberang Taluk-I
Parameter
Penilaian
SPL 1 SPL 2
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Temperatur (t)
Ketersed. air (w)
Drain. tanah (d)
Tekstur (a)
Ked. efektif (k)
Ked. gambut (g)
Retensi hara (f)
Salinitas (c)
Hara tersed. (n)
Topografi (s)
Bahaya banjir (b)
Toksisitas (x)
S1
S3
S2
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S2
S1
S1
S3
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S2
S1
S1
S3
S1
S1
S2
S1
S3
S1
S2
S2
S1
S3
S1
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S2
S1
S1
S2
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S2
S2
S1
S1
S2
S1
S1
-
S2
S1
S3
S1
S2
S2
Sub kelas S3-wfn S3-dfn S3-dn S3-wfn S3-fn S3-n
Sumber : Analisis tim survey, 2010
7. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 7
Tabel 4.8. Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual Di DI. Rumbio Taluk
Parameter
Penilaian
SPL 1 SPL 2
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Temperatur (t)
Ketersed. air (w)
Drain. tanah (d)
Tekstur (a)
Ked. efektif (k)
Ked. gambut (g)
Retensi hara (f)
Salinitas (c)
Hara tersed. (n)
Topografi (s)
Bahaya banjir (b)
Toksisitas (x)
S1
S3
S2
S1
S1
-
S3
S1
S3
S1
S3
S2
S1
S1
S3
S2
S1
-
S3
S1
S3
S1
S3
S2
S1
S1
S3
S2
S1
-
S2
S1
S3
S1
S3
S2
S1
N1
S3
S1
S1
-
S3
S1
S3
N1
S3
S2
S1
S1
S2
S2
S1
-
S3
S1
S3
S3
S3
S2
S1
S1
S2
S2
S1
-
S2
S1
S3
S3
S3
S2
Sub kelas S3-wfn S3-dfn S3-dfn N1-sw S3-sfn S3-sn
Sumber : Analisis tim survey, 2010
Tabel 4.9. Evaluasi Kesesuaian Lahan Aktual Di DI. Rawang Udang
Parameter
Penilaian
SPL 1 SPL 2
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Padi
Sawah
Palawija/
sayuran
Tanaman
Tahunan
Temperatur (t)
Ketersed. air (w)
Drain. tanah (d)
Tekstur (a)
Ked. efektif (k)
Ked. gambut (g)
Retensi hara (f)
Salinitas (c)
Hara tersed. (n)
Topografi (s)
Bahaya banjir (b)
Toksisitas (x)
S1
S3
S2
S1
S1
-
S3
S1
S3
S2
S2
S2
S1
S1
S3
S2
S1
-
S3
S1
S3
S2
S2
S2
S1
S1
S3
S2
S1
S2
S1
S3
S1
S2
S2
S1
S3
N1
S2
S1
-
S3
S1
S3
N1
S1
S2
S1
S1
S2
S2
S1
-
S3
S1
S3
S3
S1
S2
S1
S1
S2
S2
S1
-
S2
S1
S3
S3
S1
S2
Sub kelas S3-wfn S3-dfn S3-dfn N1-sn S3-sfn S3-sn
Sumber : Analisis tim survey, 2010
8. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 8
Keteranga tabel-tabel :
Kelas kesesuaian : Faktor pembatas :
S1 = sangat sesuai, w = keterbatasan air untuk pengairan,
S2 = cukup sesuai, d = drainase tanah,
S3 = sesuai marginal, s = kemiringan lahan (lereng),
N1 = tidak sesuai saat ini, f = retensi hara rendah,
N2 = tidak sesuai permanen. n = hara tersedia rendah.
Dari hasil evaluasi terhadap parameter penilaian kesesuaian lahan di dirinci pada
tabel di atas, maka didapat kelas tingkat kesesuaian lahan aktual di lokasi studi
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10. dan Tabel 4.11. berikut :
Tabel 4.10. Kesesuaian Lahan Aktual Di Lokasi Studi Kabupaten Kampar
Lokasi SPL
Sub Kelas Kesesuaian Lahan Luas
Padi
Sawah
Palawija/
Sayuran
Tanaman
Tahunan
Ha %
DI. Sungai Tonang
1
2
S3-fn
S3-fn
S3-dfn
S3-fn
S3-dn
S3-n
210,839
253,686
45,39
54,61
Jumlah 464,525 100,00
DI. Muara Jalai
1
2
S3-fn
S3-fn
S3-dfn
S3-fn
S3-dn
S3-n
298,630
155,718
65,73
34,27
Jumlah 454,348 100,00
DI. Sawah
1
2
S3-fn
S3-fn
S3-dfn
S3-fn
S3-dn
S3-n
32,130
19793
74,85
25,15
Jumlah 45,923 100,00
DI. Sei Paku
1
2
3
S3-fn
S3-fn
N1-sw
S3-dfn
S3-sfn
N1-fn
S3-dn
S3-n
S3-fn
696,781
534,805
194,207
45,67
35,05
19,28
J u m l a h 1.525,793 100,00
Sumber : Analisis Tim Survey, 2010
9. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 9
Tabel 4.11. Kesesuaian Lahan Aktual Di Lokasi Studi Kab. Kuansing
Lokasi SPL
Sub Kelas Kesesuaian Lahan Luas
Padi
Sawah
Palawija/
Sayuran
Tanaman
Tahunan
Ha %
DI. Kinali
1
2
S3-wfn
S3-wfn
S3-dfn
S3-fn
S3-dn
S3-n
125,826
34,079
78,69
21,31
Jumlah 159,905 100,00
DI. Petapahan Toar
1
2
S3-fn
S3-fn
S3-dfn
S3-fn
S3-dn
S3-n
97,542
50,412
65,93
21,31
Jumlah 147,954 100,00
DI. Seb. Taluk-I
1
2
S3-wfn
S3-wfn
S3-dfn
S3-fn
S3-dn
S3-n
36,513
30,580
54,42
45,58
Jumlah 67,090 100,00
DI. Rumbio Taluk
1
2
S3-fn
N1-sw
S3-dfn
S3-sfn
S3-dn
S3-n
156,758
113,191
58,07
41,73
Jumlah 269,949 100,00
DI. Rawang Udang
1
2
S3-fn
N1-sw
S3-dfn
S3-sfn
S3-dn
S3-n
185,387
161,856
64,54
35,46
Jumlah 287,243 100,00
Sumber : Analisis Tim Survey, 2010
Dari tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kesesuaian Lahan Untuk Budi Daya Padi Sawah
S3-fn : Lahan sesuai marjinal (S3) untuk budi daya padi sawah
dengan adanya faktor pembatas retensi hara (f) rendah dan
ketersediaan hara (n) rendah.
N1-sw : Lahan tidak sesuai (N1) untuk budi daya padi sawah dengan
adanya faktor pembatas utama kemiringan lahan (s) tinggi dan
ketersediaan air (w) untuk pengairan tidak tesedia.
10. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 10
2. Kesesuaian Lahan Untuk Budi Daya Palawija dan Sayuran
S3-fn : Lahan sesuai marginal (S3) untuk budi daya palawija dan
sayuran dengan adanya faktor pembatas retensi hara (f)
rendah dan ketersediaan hara (n) rendah.
S3-dfn : Lahan sesuai marjinal (S3) untuk budi daya palawija dan
sayuran dengan adanya faktor pembatas drainase tanah (d)
jelek, retensi hara (f) rendah dan ketersediaan hara (n) rendah.
S3-sfn : Lahan sesuai marjinal (S3) untuk budi daya palawija dan
sayuran dengan adanya faktor pembatas kemiringan lahan (s)
tinggi, retensi hara (f) rendah dan ketersediaan hara (n)
rendah.
3. Kesesuaian Lahan Untuk Budi Daya Tanaman Keras
S3-dfn : Lahan sesuai marjinal (S3) untuk budi daya tanaman keras
dengan adanya faktor pembatas drainase tanah (d) jelek dan
ketersediaan hara (n) rendah.
S3-sn : Lahan sesuai marjinal (S3) untuk budi daya tanaman keras
adanya faktor pembatas kemiringan lahan (s) tinggi dan
ketersediaan hara (n) rendah.
S3-n : Lahan sesuai marjinal (S3) untuk budi daya tanaman keras
dengan adanya faktor pembatas ketersediaan hara (n) rendah.
4.1.3. Kesesuaian Lahan Potensial
Penilaian kesesuaian lahan potensial merupakan penilaian secara kuantitatif
terhadap satuan peta lahan (SPL) dengan adanya input teknologi dan investasi
biaya untuk memperbaiki faktor pembatas yang ada pada lahan. Input teknologi
yang diterapkan harus dapat meningkatkan kelas kesesuaian lahan sehingga
secara ekonomis akan menguntungkan. Apabila faktor pembatas terlalu berat dan
11. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 11
secara ekonomis penerapan teknologi tidak menguntungkan, maka lahan tersebut
dialih fungsikan untuk penggunaan lain.
Penilaian kesesuaian lahan potensial dalam studi ini diarahkan untuk budi daya
padi sawah seperti disajikan pada tabel-tabel di bawah ini :
1. Kabupaten Kampar
Tabel 4.12. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Padi Sawah
Di DI. Sungai Tonang
SPL
Sub Kelas Kesesuaian Lahan Luas
Aktual
Input
Pengelolaan
Potensial Ha %
1
2
S3-fn
S3-fn
LF
LF
S2
S2
210,839
253,686
45,39
54,61
J u m l a h 464,525 100,00
Sumber : Analisa Tim Survey, 2010
Tabel 4.13. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Padi Sawah
Di DI. Muara Jalai
SPL
Sub Kelas Kesesuaian Lahan Luas
Aktual
Input
Pengelolaan
Potensial Ha %
1
2
S3-fn
S3-fn
LF
LF
S2
S2
298,630
155,718
65,73
34,27
J u m l a h 454,348 100,00
Sumber : Analisa Tim Survey, 2010
Tabel 4.14. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Padi Sawah
Di DI. Sawah
SPL
Sub Kelas Kesesuaian Lahan Luas
Aktual
Input
Pengelolaan
Potensial Ha %
1
2
S3-fn
S3-fn
LF
LF
S2
S2
32,130
19793
74,85
25,15
J u m l a h 45,923 100,00
Sumber : Analisa Tim Survey, 2010
12. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 12
Tabel 4.15. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Padi Sawah
Di DI. Sei Paku
SPL
Sub Kelas Kesesuaian Lahan Luas
Aktual
Input
Pengelolaan
Potensial Ha %
1
2
3
S3-fn
S3-fn
N1-sw
LF
LF
-
S2
S2
-
696,781
534,805
194,207
45,67
35,05
19,28
J u m l a h 1.525,793 100,00
Sumber : Analisa Tim Survey, 2010
2. Kabupaten Kuantan Singingi
Tabel 4.16. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Padi Sawah
Di DI. Kinali
SPL
Sub Kelas Kesesuaian Lahan Luas
Aktual
Input
Pengelolaan
Potensial Ha %
1
2
S3-wfn
S3-wfn
ILF
ILF
S3-w
S3-w
125,826
34,079
78,69
21,31
J u m l a h 159,905 100,00
Sumber : Analisa Tim Survey, 2010
Tabel 4.17. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Padi Sawah
Di DI. Petapahan Toar
SPL
Sub Kelas Kesesuaian Lahan Luas
Aktual
Input
Pengelolaan
Potensial Ha %
1
2
S3-fn
S3-fn
LF
LF
S2
S2
97,542
50,412
65,93
21,31
J u m l a h 147,954 100,00
Sumber : Analisa Tim Survey, 2010
13. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 13
Tabel 4.18. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Padi Sawah
Di DI. Seberang Taluk-I
SPL
Sub Kelas Kesesuaian Lahan Luas
Aktual
Input
Pengelolaan
Potensial Ha %
1
2
S3-wfn
S3-wfn
ILF
ILF
S3-w
S3-w
36,513
30,580
54,42
45,58
J u m l a h 67,090 100,00
Sumber : Analisa Tim Survey, 2010
Tabel 4.19. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Padi Sawah
Di DI. Rumbio Taluk
SPL
Sub Kelas Kesesuaian Lahan Luas
Aktual
Input
Pengelolaan
Potensial Ha %
1
2
S3-fn
N1-sw
LPC/Mi
ILPC/Mi
S2
-
156,758
113,191
58,07
41,73
J u m l a h 269,949 100,00
Sumber : Analisa Tim Survey, 2010
Tabel 4.20. Kesesuaian Lahan Potensial untuk Tanaman Padi Sawah
Di DI. Rawang Udang
SPL
Sub Kelas Kesesuaian Lahan Luas
Aktual
Input
Pengelolaan
Potensial Ha %
1
2
S3-fn
N1-sw
ILPC/Mi
ILPC/Mi
S2
-
185,387
161,856
64,54
35,46
J u m l a h 287,243 100,00
Sumber : Analisa Tim Survey, 2010
Keterangan tabel-tabel :
Kelas Kesesuaian Faktor Pembatas Kesesuaian
S1 = Sangat sesuai w = Keterbatasan air pengairan
S2 = Cukup sesuai d = Drainase tanah terhambat
S3 = Sesuai marginal n = Kesuburan tanah rendah
N1 = Tidak sesuai saat ini f = pH tanah sangat masam
14. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 14
N2 = Tidak sesuai permanen s = Kemiringan lahan
Input Teknologi
I = Pengaturan irigasi
L = Pengapuran
F = Pemupukan
Dari tabel-tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
S3-wfn : Lahan sesuai marginal (S3) untuk budi daya padi sawah dengan
adanya faktor pembatas keterbatasan air pengairan (w), retensi
hara (f) rendah, ketresediaan hara (n) rendah.
Upaya yang harus dilakukan untuk memperbaiki faktor pembatas
kesesuaian lahan adalah : pengaturan irigasi (I), pengapuran (L),
pemupukan (F) dan pengaturan jadual tanam untuk menghindari
kekeringan.
S3-fn : Lahan sesuai marginal (S3) untuk budi daya padi sawah dengan
adanya faktor pembatas retensi hara (f) rendah dan ketresediaan
hara (n) rendah.
Upaya yang harus dilakukan untuk memperbaiki faktor pembatas
kesesuaian lahan adalah : pengaturan irigasi (I), pengapuran (L).
N1-sw : Lahan tidak sesuai (N1) untuk pengembangan saat ini untuk budi
daya padi sawah dengan adanya faktor pembatas utama topografi
(s) dan ketersediaan pengairan.
Lahan tersebut tidak layak untuk budi daya padi sawah, tetapi dapat
difungsikan untuk penggunaan lain, seperti untuk budidaya tanaman
palawija atau tanaman keras.
15. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 15
4.2. OPTIMALISASI PENGEMBANGAN SAWAH
Dari hasil survei lapangan, di hampir semua daerah irigasi masih terdapat areal
lahan yang layak dikembangkan untuk areal budi daya padi sawah belum
dikembangkan secara optimal, selain itu sudah terdapat alih fungsi lahan dari
yang dicadangkan untuk budi daya padi sawah menjadi areal pengembangan
tanaman perkebunan terutama kelapa sawit, karet dan kolam ikan. Daerah irigasi
yang belum dimanfaatkan secara optimal dan sudah ada alih fungsi lahan di
antaranyaadalah : DI Sei Paku, DI Sungai Tonang dan DI Muara Jalai.
Penetapan areal pengembangan yang dimaksud di sini adalah penetapan areal
lahan yang masih dapat dikembangkan untuk areal budi daya padi sawah di
dalam areal daerah irigasi yang selama ini belum difungsikan secara optimal
didasarkan kepada :
− Tingkat kesesuaian lahan; yaitu kondisi lahan masih memiliki potensi yang
layak untuk budidaya padi sawah.
− Faktor pembatas kesesuaian lahan; terdiri dari ketersediaan air untuk
pengairan, retensi hara rendah, hara tanah rendah, secara teknis masih
dapat dilakukan dilakukan perbaikan dan secara ekonomis masih
menguntungkan dimana setelah kelas potensi lahan meningkat diperkirakan
produksi tanaman yang dibudidayakan dapat meningkat.
− Kondisi penggunaan lahan saat ini dan minat penduduk; tidak perlu
melakukan perubahan fungsi lahan untuk menghindari permasalahan sosial.
Dalam hal ini kebun yang ada dan masih produktif (kebun karet dan kelapa
sawit) berdasarkan permintaan penduduk tidak boleh dirubah fungsinya.
− Kelestarian sumber daya alam dan lingkungan; budi daya padi sawah tidak
menimbulkan erosi tanah yang tinggi.
Berdasarkan pertimbangan beberapa aspek diatas, luas areal yang dapat
dioptimalkan untuk lahan budi daya padi sawah di masing-masing daerah irigasi
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
16. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 16
Tabel 4.21. Optimalisasi Lahan Untuk Budi Daya Padi Sawah
Di DI. Kabupaten Kampar
Daerah Irigasi
Luas Areal ( Ha )
Baku Sawah
Penggunaan
Lain
Pengembangan
Lahan Sawah
Sungai Tonang
Muara Jalai
Sawah
Sei Paku
464,525
454,358
42,923
1.525,793
52,366
46,955
32,063
55,417
297,802
168,269
4,078
1.406,634
114,357
221,134
6,782
63,742
Analisis Tim Survey Tanah, 2010
Tabel 4.21. Optimalisasi Lahan Untuk Pengembangan Padi Sawah
Di DI. Kabupaten Kuantan Singingi
Daerah Irigasi
Luas Areal ( Ha )
Baku Sawah
Penggunaan
Lain
Pengembangan
Lahan Sawah
Kinali
Petapahan Toar
Seberang Taluk-I
Rumbio Taluk
Rawang Udang
159,905
147,954
67,093
269,949
287,243
117,805
86,135
59,147
166,278
112,793
42,100
42,446
7,946
78,702
168,580
0,00
19,373
0,00
24,969
5,870
Analisis Tim Survey Tanah, 2010
4.3. KEBUTUHAN KAPUR DAN PUPUK
4.3.1. Kapur Pertanian
Kapur banyak mengadung unsur Ca (Kalsium), pemberian kapur ke dalam tanah
pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah
terlalu masam. Tanaman umumnya akan tumbuh baik dalam kondisi tanah
dengan pH netral (6-7,5), karena dalam kondisi tersebut semua unsur hara dalam
keadaan bebas sehingga tersedia begi tanaman.
17. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 17
Dalam keadaan pH tanah netral juga organisma pengurai dapat hidup dan
memberikan kontribusi positif untuk kehidupan tanaman. Oleh sebab itu pH tanah
perlu dinaikan karena apabila tanah terlalu masam unsur hara umumnya tidak
tersedia bagi tanaman, terutama unsur hara Fosfat (P) sebagai unsun hara makro
apa bila dalam keadaan tanah masam selalu terikat unsur Al3+ (Aluminium).
Dengan demikian tujuan pengapuran tanah pada dasarnya adalah:
− Untuk meningkatkan pH tanah,
− Menambah unsur hara Kalsium (Ca) dan Mabnesium (Mg)
− Meningkatkan ketersediaan unsur hara Fosfor (P) dan unsur Molibdenium
(Mo),
− Menetralisisr unsur beracun seperti Aluminium (Al), Besi (Fe) dan Mangan
(Mn) dan
− Memperbaiki kehidupan mikro organisme tanah dan memperbaiki
pembentukan bintil-bintil akar.
Kemasaman tanah erat kaitannya dengan kandungan ion H+ dan ion Al3+ yang
tinggi karena Al3+ dalam air akan menghasilkan H+, sedangkan pada tanah rawa
selain oleh Al kemasaman tanah akan meningkat apabila pirit (FeS2) teroksidasi
dan menghasilkan ion H+. Dengan demikian apabila dilakukan pengapuran pada
tanah yang mengandung Sulfat Massam akan dapat mangurangi penurunan pH
tanah apabila pirit teroksidasi.
Jenis kapur yang dapat diguanakan untuk memperbaiki pH tanah dapat
digunakan diantaranya adalah : Kapur kalsit (CaCO3), kapur dolomit
(CaMg(CO3)2), kapur bakar/quick lime (CaO) dan kapur hidrat/slaked lime
(Ca(OH)2).
Untuk lebih jelasnya kebutuhan kapur untuk memperbaiki pH tanah di lokasi studi
agar produktifitas tanah dapat meningkat, pada Tabel 4.22. dan Tabel 1.23.
disajikan perhitungan/jumlah kebutuhan kapur (CaCO3 90 %), yang dihitung
berdasarkan peningkatan pH tanah yang diinginkan.
18. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 18
Tabel 4.22. Kebutuhan Kaptan (CaCO3 90 %) di Lokasi Studi
Kabupaten Kampar
Nama DI.
pH Tanah Rata-
rata
Peningkatan
pH Tanah
Diinginkan
Kapur
(Ton/Ha)
Sungai Tanang
Muara Jalai
Sawah
Sei Paku
4,65
4,65
4,55
4,55
6,0
6,0
6,0
6,0
2,70
2,70
2,90
2,90
Rata-rata 2,80
Dibulatkan 3,00
Analisis Tim Survey Survei, 2010
Tabel 4.22. Kebutuhan Kaptan (CaCO3 90 %) di Lokasi Studi
Kabupaten Kuantan Singingi
Nama DI.
pH Tanah Rata-
rata
Peningkatan
pH Tanah
Diinginkan
Kapur
(Ton/Ha)
Kinali
Petapahan Toar
Seberang Taluk-I
Rumbio Taluk
Rawang Udang
4,55
4,60
4,65
4,60
4,55
6,0
6,0
6,0
6,0
6,0
2,90
2,80
2,70
2,80
2,90
Rata-rata 2,80
Dibulatkan 3,00
Analisis Tim Survey Survei, 2010
Dari tabel diatas, dapat dilihat kebutuhan kapur untuk lokasi studi rata-rata
sebanyak 3.0 ton/Ha. Pemberian kapur dilakukan dengan cara ditabur secara
merata di atas permukaan tanah pada saat pengolahan tanah dan dilakukan
maksimal setiap 3 (tiga) tahun satu kali.
4.3.2. Pemupukan
19. Laporan Tanah Pertanian PEMERINTAH PROPVINSI RIAU
Pekerjaan Studi Identifikasi Dan Pemetaan DINAS PEKERJAAN UMUM PROV. RIAU
Daerah Irigasi Eksisting Se-Provinsi Riau (Tahap-II) BIDANG SUMBER DAYA AIR (SDA)
PT. DWI ELTIS KONSULTANT
IV – 19
Maksud pemupukan adalah pemberian zat hara ke dalam tanah untuk
memperbaiki produktifitas tanah dan dibutuhkan untuk oleh tanaman. Unsur hara
yang yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak di antaranya adalah
Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium. Tingkat kesuburan tanah di lokasi studi
tergolong rendah, di mana ketersediaan unsur hara P2O5, K2O rendah dan
kandungan bahan organik sangat rendah, dengan demikian tanah di lokasi studi
tersebut masih perlu ditingkatkan produktifitasnya melalui pemupukan, terutama
pupuk SP-36 dan KCl. Hal tersebut disebabkan oleh karena setiap dilakukan
kegiatan penanaman unsur hara tanah akan berkurang sebesar produksi yang
dihasilkan dan tidak semua unsur hara dalam tanah tersedia untuk tanaman.
Dosis pupuk Urea, SP-36, dan KCl berdasarkan hasil tingkat kesuburan tanah di
aseluruh lokasi daerah irigasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.23. Dosis Pupuk Anjuran di Lokasi Studi
Jenis Tanaman Urea (Kg/Ha)
SP-36
(Kg/Ha)
KCl (Kg/Ha)
Padi Sawah
Palawija / Sayuran
Tanaman Tahunan
200
50 - 250
100 - 200
150
50 - 150
75 - 150
100
50 -100
50 -100
Analisis Tim Survey, 2010
Peta Zona