SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Laporan Pendahuluan
BBAABB IIVV
MMEETTOODDOOLLOOGGII PPEENNDDEEKKAATTAANN
4.1 Kerangka Pemikiran
Pada dasarnya metodologi pendekatan yang akan dilakukan dalam
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
di Sekitar Jalan Tol ini adalah mengikuti alur pemikiran yang telah
dikemukakan di dalam Kerangka Acuan. Sedangkan kerangka pemikiran
yang akan digunakan dalam menunjang rencana kerja dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
4.2. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan dilakukan berdasarkan uraian berikut.
4.2.1. Pengumpulan Data
Dalam menunjang informasi yang dibutuhkan dalam studi ini maka akan
dilakukan pengumpulan data, baik data primer maupun sekunder.
Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer adalah upaya pengumpulan data dan
informasi melalui pengukuran di lapangan, yang mana sebelum
dilakukan survei terlebih dahulu dilakukan asistensi (disetujui) dengan
tim teknis. Survei primer ini dijadikan cross chekking dan pengujian
validitas dari data sekunder, sehingga dapat dimungkinkan dapat
diperoleh ketepatan informasi. Selanjutnya dilakukan penyortiran data
dan informasi, melalui koreksi dan pemilihan data yang relevan.
Kemudian data dan informasi melalui koreksi dan pemilihan data yang
relevan tersebut disusun menurut aspek-aspek bahasan melalui
kegiatan tabulasi data, dan untuk memberikan gambaran kondisi lokasi
pada saat pelaksanaan survei dilakukan pengambilan gambar (foto-
foto).
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 1
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
GAMBAR 4.1
KERANGKA PEMIKIRAN KEGIATAN
Kajian Perangkat
Hukum Jalan Tol
- Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Keputusan Menteri
Kajian Perangkat
Hukum Kewilayahan
- Undang-Undang
Peraturan Pemerintah
Keputusan Menteri
RUTRW,RDTR
Kriteria pemanfaatan ruang sekitar
jalan tol
Draft Pedoman Pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang
disekitar jalan tol sesuai pedoman
BSN no.8 dan no.9
Analisis kewilayahan, lalu lintas dan identifikasi
stakeholder
Kajian Pustaka :
- Teori Produksi
dan Bangkitan
- Teori
Kewilayahan
Ketentuan umum dan ketentuan
teknis pola pemanfaatan ruang,
ruang kawasan lindung, dan
budidaya sekitar jalan tol
Pengumpulan data
sekunder :
- Peta penggunaan
lahan sepanjang jalan
tol & ramp
- Akses jalan tol
- Tipologi masalah
Pengumpulan data
primer :
- Identifikasi
karakteristik
pemanfaatan lahan
disekitar jalan tol
- Wawancara umum
Pola eksisting pemanfaatan ruang
sekitar jalan tol
(Berdasarkan fakta empiris)
Kalibrasi :
1. Standar lingkungan
2. Standar keselamatan
3. Standar ekonomis
4. Benchmarking kajian-
kajian yg sudah ada
A
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 2
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 3
A
RSNI - 1
Rapat Pembahasan
Ya/Perbaikan
RSNI - 2
Rapat Prakonsensus
RSNI - 3
Rapat Prakonsensus
Tidak/Perbaikan
RSNI - 4
Rapat Pantek
Ya/Perbaikan
RSNI - 4
Draft Laporan
Ya/Perbaikan
Laporan
Final
Tidak/Perbaikan
Pantek
Pantap
Tidak/Perbaikan
Gugus
Kerja
Tidak/Perbaikan
Pengusulan Ke Menteri Untuk Legalisasi
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
Pengumpulan data primer yang dilakukan dalam studi ini meliputi
identifikasi lapangan pada titik-titik sepanjang jalan tol maupun akses tol
yang diindikasikan mempunyai permasalahan dalam aspek tata ruang
maupun aspek pergerakan (lalu lintas). Survai dilakukan dengan
mengambil foto-foto lapangan pada titik-titik permasalahan.
Selain itu dilakukan juga pengukuran panjang antrian pada akses-akses
jalan tol. Pengukuran ditekankan pada lokasi-lokasi akses yang mempunyai
tipikal aktivitas kegiatan yang tinggi dan memberikan dampak yang
signifikan kepada meningkatnya hambatan samping ataupun konflik pada
ruas jalan akses jalan tol.
Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data dan informasi
melalui survei ke instansi atau lembaga lembaga yang terkait dengan
kepentingan studi, baik dalam bentuk laporan, rujukan maupun keterangan
dari petugas instansi yang bersangkutan.
Untuk mempermudah dalam pengarahan pengumpulan data dan
informasi, maka data dan informasi tersebut akan disusun dalam suatu
chekck list data. Untuk memperoleh data sekunder dilaksanakan dengan
menghubungi instansi instansi yang memiliki kepentingan dengan dengan
studi ini, antara lain :
1. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, serta direktorat lain yang terkait
di lingkungan Departemen Permukiman dan dan Prasarana Wilayah
2. Dinas PU/Bina Marga Kota Medan, Surabaya, dan Makasar, serta
lingkup provinsi di atasnya.
3. Bapeda Kota Medan, Surabaya, dan Makasar, serta lingkup provinsi di
atasnya.
4. Operator Jalan Tol : PT.Jasa Marga dan PT. Marga Mandala Sakti
Jenis data sekunder yang diperlukan di antaranya meliputi :
Peta penggunaan lahan di sepanjang ruas jalan tol maupun ramp
jalan tol
Peta rawan kemacetan pada akses-akses jalan tol
Volume lalu lintas gerbang tol harian
Peta sebaran/tingkat polusi (udara, suara, getaran) jalan tol.
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 4
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
4.2.2. Kajian Kepustakaan dan Perangkat Hukum
1. Kajian Kepustakaan Aspek Pergerakan (Lalu Lintas)
Kajian kepustakaan ini ditujukan untuk mendapatkan dasar teori dampak
yang ditimbulkan dari penggunaan lahan sisi jalan, khususnya jalan tol,
terhadap efisiensi pergerakan lalu lintas. Kajian dititikberatkan kepada
pemahaman teori dasar mengenai bangkitan, tarikan dan pembebanan lalu
lintas dari jenis penggunaan lahan.
Masalah yang sering dijumpai adalah sering terjadinya kemacetan pada
akses-akses tol yang mempengaruhi panjang antrian pada akses tol.
Fenomena tersebut terjadi diantaranya selain disebabkan oleh tingginya
konflik pada daerah ‘mulut” akses tol akibat kemajemukan aktivitas dan
penggunaan lahan , juga dapat disebabkan karena pengaturan waktu siklus
simpang bersinyal yang tidak tepat. Karena alasan tersebut, kajian
kepustakaan mengenai teori panjang antrian perlu mendapatkan perhatian.
2. Kajian Perangkat Hukum Jalan Tol
Kajian perangkat hukum jalan tol dilakukan untuk mengetahui kebijakan
pemerintah dalam perencanaan, pelaksaanan dan pengoperasian jalan
tol.Kajian juga tidak terbatas hanya kepada produk hukum yang mengatur
jalan tol. Kajian juga dilaksanakan pada produk hukum pada jenjang sistem
yang lebih makro, dalam hal ini jalan non tol.
Produk-produk hukum yang mengatur prasarana jalan, antara lain yaitu :
UU No 13 Tahun 1980 tentang Jalan
PP No 26 Tahun 1985 tentang Jalan
PP No 8 Tahun 1990 tentang Jalan Tol
PP No 40 tahun 2001 tentang perubahan atas PP No 8 tahun 1990
Kepmen Kimpraswil No. 352/KPTS/M/2001 tentang Kegiatan
Operasional Jalan Tol.
4.3. Analisis dan Perumusan NSPM
4.3.2. Analisis Lalu Lintas
Dengan memanfaatkan data-data yang diperoleh dari pengumpulan data
primer dan sekunder, analisis lalu lintas dilakukan untuk memperoleh kinerja
jalan tol pada akses-akses yang bermuara pada ruas jalan non tol. Analisis lalu
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 5
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
lintas pada akses-akses tol penting untuk dilakukan mengingat bahwa masalah
lalu lintas yang sering timbul terjadi pada lokasi-lokasi tersebut.
Aspek lalu lintas merupakan turunan dari aspek tata ruang, sehingga
kemungkinan masalah yang ada dalam lalu lintas merupakan masalah turunan dari
aspek tata ruang. Sehingga analisis lalu lintas diperlukan untuk memperoleh
penyebab dominan dari masalah yang ada di ruas maupun akses jalan tol.
Dalam berbagai studi yang terkait dengan pengembangan jaringan jalan umumnya
digunakan model perencanaan transportasi empat tahap, karena selain
kemudahannya juga kemampuannya dalam menggambarkan berbagai interaksi
antara sistem transportasi jalan dan tata ruang di wilayah studi. Secara umum
model ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing
harus dilakukan secara berurutan, yakni: bangkitan perjalanan, sebaran perjalanan,
pemilihan moda, pemilihan rute perjalanan. Struktur umum konsep model
perencanaan transportasi jalan empat tahap ini disajikan pada Gambar 4.1
GAMBAR 4.1.
ALIR PEMODELAN TRANSPORTASI EMPAT TAHAP
Data jaringan
transportasi
Data sistem zona
wilayah studiModel bangkitan
perjalanan
Model sebaran
perjalanan
Model pemilihan
moda perjalanan
Model pembebanan
lalulintas jalan
Karakteristik populasi
dan tata ruang zonaProduksi perjalanan
(trip ends) per zona
Biaya perjalanan antar
zona/aksesibilitas
MAT antar zona
Karakteristik moda
Karakteristik pelaku
perjalanan
MAT setiap moda
Karakteristik rute/ruas
Indikator lalu lintas
(arus, waktu, VCR)
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 6
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
Data jaringan transportasi dan data sistem zona merupakan masukan utama
dalam model transportasi empat tahap. Data jaringan transportasi
merepresentasikan suplai dan kinerja jaringan transportasi di wilayah studi,
sedangkan data sistem zona merepresentasikan karakteristik tata ruang di wilayah
studi dan karakteristik sosio-ekonomi populasi yang ada di dalam tata ruang
tersebut. Interaksi antara kedua sistem tersebut akan menjadi bagian utama yang
dianalisis dalam model transportasi empat tahap.
Model bangkitan perjalanan (orang dan barang) merupakan suatu bentukan
persamaan matematis yang merepresentasikan korelasi antara variabel sosio-
ekonomi wilayah studi dengan realitas transportasi atau lalu lintas (orang/barang)
saat ini, yang dapat diperoleh dari data OD Nasional. Atas dasar korelasi
hubungan tersebut dan prediksi perkembangan wilayah yang diperkirakan akan
terjadi maka kebutuhan perjalanan di masa yang akan datang dapat diramalkan.
Model bangkitan perjalanan yang paling sering digunakan dalam kajian
transportasi regional adalah model analisis regresi multi linier, dimana kebutuhan
perjalanan (trip generation/attraction) sebagai variabel terikat akan dikorelasikan
dengan sejumlah data sosio-ekonomi sebagai variabel bebasnya, misalnya: jumlah
penduduk, PDRB/kapita, produksi pertanian, industri, dan lain sebagainya.
Bagan alir proses pemodelan bangkitan perjalanan disampaikan pada Gambar 4.2.
GAMBAR 4.2.
PROSES PEMODELAN BANGKITAN PERJALANAN
Variabel sosio-
ekonomi
Trip ends
Tahun Dasar
Model Regresi
Linear
Perubahan Variabel
sosio-ekonomi
MODEL BANGKITAN
PERJALANAN
Prediksi
Permintaan
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 7
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
Dalam analisis lalu lintas dilakukan perhitungan dengan menggunakan
formulasi yaitu sebagai berikut :
1. Perhitungan Jumlah Total Bangkitan ( Pt )
Total Bangkitan setiap wilayah dihitung dengan menggunakan formula :
Pt = Σ Pt (j), dimana Pt (j) = Po (j) + Bp (j) + Bi (j)
Dimana,
Pt (j) = Jumlah total penduduk yang dibangkitkan (dalam jiwa)
Po (j) = Jumlah penduduk eksisting (dalam jiwa)
Bp (j) = Jumlah penduduk bangkitan perumahan (dalam jiwa)
2. Perhitungan Angka Produksi Transportasi
Angka produksi transportasi dihitung dengan menggunakan formula :
TP = Pt x rp
Dimana,
TP = Produksi Transportasi (dalam Trip/Hari)
Pt = Jumlah Populasi (dalam jiwa)
Rp = Tingkat Produksi Transportasi
4.3.2.Analisis Kawasan/Kewilayahan
Bagian terpenting dalam studi ini tentunya analisis kawasan/wilayah yang
mempunyai tujuan untuk memetakan pola penggunaan/ pemanfaatan lahan
di sepanjang ruas dan akses jalan tol. Dengan berbekal peta guna lahan
sepanjang jalan tol dapat dihitung prosentase pemanfaatan ruang disepanjang
jalan tol untuk setiap jenis pemanfaatan dalam suatu jarak pengaruh (buffer).
Sebagaimana diketahui bahwa transportasi merupakan kebutuhan turunan yang
diakibatkan oleh tersebarnya pola tata ruang (spasial separation) dimana kebutuhan
manusia dan proses produksi (dari penyediaan bahan mentah sampai dengan
pemasaran) tidak dapat dilakukan hanya pada satu lokasi saja, sehingga
membutuhkan pergerakan/transportasi. Tata ruang dan perkembangan faktor
sosio ekonomi masyarakat merupakan indikator yang merepresentasikan pola
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 8
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
kegiatan wilayah dan rencana pengembangannya akan sangat mempengaruhi
kebutuhan transportasi.
Dalam kaitannya dengan transportasi maka analisis pengembangan wilayah sangat
penting untuk dilakukan, dimana setiap perubahan dalam wilayah akan
mempengaruhi tata ruang dan faktor sosio-ekonomi yang akan secara signifikan
mempengaruhi pola dan besar permintaan perjalanan di wilayah studi, dan
demikian juga sebaliknya. Gambar 4.3 berikut menyajikan bagaimana interaksi
antara perkembangan wilayah dengan transportasi.
GAMBAR 4.3.
INTERAKSI PERKEMBANGAN WILAYAH
DENGAN KEBUTUHAN TRANSPORTASI
Perkembangan
wilayah
Kebijakan perencanaan
(RTRW, RENSTRA, dll)
Mekanisme pasar
(market mechanism)
REGIONAL
DEVELOPMENT
Faktor Sosio
Ekonomi
Pola Tata Guna
Lahan
Jumlah dan Pola
Perjalanan
Kebutuhan
Transportasi
TRANSPORT
DEMAND
Dalam analisis kawasan/kewilayahan dilakukan perhitungan dengan
menggunakan formulasi sebagai berikut :
1. Perhitungan bangkitan penduduk
Bangkitan penduduk sebagai dampak kegiatan dapat dihitung dengan
menggunakan formulasi :
Bp = (r x Lp) x 1/Lk x n
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 9
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
Dimana :
r = Rasio atau persentase luas lahan untuk kawasan terbangun dibanding
luas kawasan yang ada (dalam %)
Lp = Luas lahan untuk kawasan terbangun ( dalam ha)
1/Lk = Luas setiap kavling atau bangunan ( dalam ha)
n = Jumlah penduduk ( dalam jiwa)
2. Pehitungan Luas Kawasan Terbangun
Luas kawasan terbangun yaitu dengan menghitung luas kawasan terbangun
dengan persamaan regresi linier sederhana. Persamaan tersebut dihitung
dengan asumsi perkembangan penduduk akan mengakibatkan gejala
pertambahan kawasan terbangun. Jadi dalam hal ini penduduk sebagai variable
bebas sedangkan luas kawasan terbangun sebagai variable tak bebas.
Dengan hasil kedua analisis, dapat dipetakan secara umum pola pemanfaatan
ruang di sekitar jalan tol yang ada atau terjadi di lapangan. Pola yang ada
selanjutnya dikalibrasi dengan menggunakan standar-standar kualitas hidup
yang ada, seperti standar lingkungan, standar keselamatan, standar
perencanaan fasilitas dan sebagainya.
Kalibrasi mempunyai tujuan untuk mengetahui sejauh mana penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi dalam pemanfaatan ruang sekitar jalan tol, dan
sejauh mana pemanfaatan tersebut dibawah dari standar yan g sudah baku
dan ditetapkan.Sehingga dalam pembuatan kriteria kita dapat mendefinisikan
batasan/kriteria pemanfaatan ruang dengan tidak mengesampingkan standar-
standar kualitas hidup.
4.3.2. Penyusunan Draft Pemanfaatan Ruang Jalan Tol
Kajian pustaka, kajian perangkat hukum jalan tol dan kewilayahan, serta
kondisi real pemanfaatan ruang sepanjang jalan tol yang telah dikalibrasi
merupakan bahan dasar dalam penentuan kriteria pemanfaatan ruang di
sekitar jalan tol. Kriteria pemanfaatan ruang dijabarkan lebih lanjut untuk
mendefinisikan kententuan umum dan ketentuan teknis pola pemanfaatan
ruang, kawasan lindung dan kawasan budi daya di sekitar jalan tol.
Kriteria umum dan kriteria teknis disusun sesuai dengan standar penulisan
pedoman yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dengan
nomor 8 dan nomor 9 Tahun 2000. Naskah yang dihasilkan merupakan draft
pedoman dengan status RSNI-1 untuk diajukan dibahas dalam Gugus Kerja.
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 10
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
4.3.4. Perumusan/Pembahasan Pedoman
Selanjutnya naskah pedoman dengan status RSNI-1 dibahas melalui
serangkaian rapat pembahasan dan rapat konsensus sesuai yang diatur dalam
pedoman BSN no. 9 tahun 2000.
4.4. Prosedur Standarisasi
Standarisasi sebagai salah satu kegiatan penunjang pembangunan mempunyai
peran penting dalam optimisasi pendayagunaan sumber daya dan seluruh
kegiatan pembangunan. Standar yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan dalam berbagai tahapan proses pembangunan konstruksi dan
bangunan khususnya dalam hal menyangkut keamanan kenyamanan,
kesehatan dan kelestarian lingkungan.
Adapun penyusunan standar yang diperlukan tersebut berdasarkan kebutuhan
masyarakat dalam melaksanakan pembangunan prasarana bidang konstruksi
dan bangunan. Proses penyusunan standar antara lain mungikuti beberapa
acuan sebagai berikut :
Standar Nasional Indonesia sebagai satu-satunya standar nasional untuk
produk /jasa di Indonesia perlu dirumuskan dan disepakati oleh pihak-pihak
yang berkepentingan. Untuk memudahkan dan melancarkan proses
perumusan SNI disusun suatu pedoman yang ditetapkan oleh Badan
Standarisasi Nasional (BSN).
Perumusan SNI yang disyaratkan dalam pedoman BSN No. 9 - 2000
dilakukan melalul berbagai tahapan seperti penyiapan Rancangan Standar
Nasional Indonesia (RSNI) rapat konsensus RSNI oleh Instansi Teknis yang
ditunjuk sebagai penanggung jawab Panitia Teknis (Pantek), dan penetapan
RSNI menjadi SNI oleh BSN. Dalam melakukan penyiapan RSNI, bila
diperlukan dapat diawali dengan kegiatan penelitian dan pengembangan
standarisasi yang dilaksanakan oleh BSN atau oleh Pantek di bawah koordinasi
instansi teknis yang ditunjuk BSN.
Prosedur perumusan SNI sendagaimana tertera pada pedoman ini
dilaksanakan melalui 5 (lima) tahapan yaitu :
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 11
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
Laporan Pendahuluan
1. ATahap I (Tahap Studi)
Judul usulan Rancangan Standar Nasional Indonesia (URSNI) dan judul
acuannya dari hasil kajian program diajukan oleh Instansi Teknis ke BSN
sebagai bagian acuan program nasional perumusan SNI untuk
mendapatkan persetujuan. Judul RSNI dan judul acuan tersebut
selanjutinya dievalusi oleh komisi Perumusan Standar dan Informasi
Standar untuk menghindari terjadinya duplikasi.
2. BTahap 2 (Tahap Penulisan)
Setelah mendapatkan persetujuan dari BSN, instansi terkait menugaskan
kepada Pantek yang ssuai untuk menyusun RSNI1.
3. CTahap 3 (Tahap Rapat Teknis)
RSNI1 dibahas dalam rapat teknis di Gugus Kerja (GK), jika ada, yang
diwakili pihak-pihak terkait menghasilkan RSNI2
4. DTahap 4 (Tahap Rapat Prakonsensus/Konsensus)
RSNI2 hasil rapat teknis di atas dibahas dalam rapat teknis/prakonsensus
di Sub Pantek menghasilkan RSNI3. Selanjutnya dibahas dalam rapat
konsensus dengan dihadiri oleh wakil-wakil dari unsur intansi teknis
terkait, produsen, dan konsumen dan narasumber, rapat ini merupakan
rapat terakhir yang menghasilkan RSNI4.
Jika dalam rapat konsensus RSNI2/3 karena sesuatu hal belum disepakati
atau ditolak menjadi RSNI4, maka RSNI2/3 dinyatakan sebagai spesifikasi
teknis yang kelak dapat diajukan lagi menjadi RSNI2/3 atau menjadi
informasi teknis yang berarti tidak layak menjadi standar.
5. Tahap 5 (Tahap Pengusulan RSNI)
RSNI4 sebagai hasiI konsensus selanjutnya oleh instansi teknis yang
bersangkutan kepada BSN, untuk dilakukan pemeriksaan akhir dalam
rangka penetapan RSNI4 (apabila memenuhi syarat) menjadi SNI.
Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 12
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol

More Related Content

Similar to Bab4

Kerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupaten
Kerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupatenKerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupaten
Kerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupatenMartin Hutagalung
 
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarOptimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarCakra Prasatya
 
SURVEi – SurVEI PERMINTAAN DAN KINERJA ANGKUTAN JALAN.pptx
SURVEi – SurVEI PERMINTAAN DAN KINERJA ANGKUTAN JALAN.pptxSURVEi – SurVEI PERMINTAAN DAN KINERJA ANGKUTAN JALAN.pptx
SURVEi – SurVEI PERMINTAAN DAN KINERJA ANGKUTAN JALAN.pptxKhairulFahmi48
 
11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulang11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulangKunto Adji
 
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)Joy Irman
 
1955 chapter iii
1955 chapter iii1955 chapter iii
1955 chapter iiiyspswn89
 
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docxBAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docxSetyoWidodo13
 
2007 03-bahan jalan
2007 03-bahan jalan2007 03-bahan jalan
2007 03-bahan jalanahmad fuadi
 
Kak fs jalan tol tanjung selor tanjung redeb
Kak fs jalan tol tanjung selor   tanjung redebKak fs jalan tol tanjung selor   tanjung redeb
Kak fs jalan tol tanjung selor tanjung redebalamsyahnoor1
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanPPGHybrid1
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah seniordedcay
 
Visualisasi pergerakan kendaraan bermotor menggunakan metode depth first sear...
Visualisasi pergerakan kendaraan bermotor menggunakan metode depth first sear...Visualisasi pergerakan kendaraan bermotor menggunakan metode depth first sear...
Visualisasi pergerakan kendaraan bermotor menggunakan metode depth first sear...Lailatul Lutfiyah
 
BAHAN PAPARAN_REVISI.pdf
BAHAN PAPARAN_REVISI.pdfBAHAN PAPARAN_REVISI.pdf
BAHAN PAPARAN_REVISI.pdfHendraThohir2
 
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...Ahmad Sobirin
 
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfHeriansyahPutra5
 
Perancangan kota.pdf
Perancangan kota.pdfPerancangan kota.pdf
Perancangan kota.pdfNiarLahay1
 

Similar to Bab4 (20)

Kerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupaten
Kerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupatenKerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupaten
Kerangka acuan kerja2_survey_dan_penetapan_jalan_kabupaten
 
Bab i jalan raya
Bab i jalan rayaBab i jalan raya
Bab i jalan raya
 
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarOptimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
 
SURVEi – SurVEI PERMINTAAN DAN KINERJA ANGKUTAN JALAN.pptx
SURVEi – SurVEI PERMINTAAN DAN KINERJA ANGKUTAN JALAN.pptxSURVEi – SurVEI PERMINTAAN DAN KINERJA ANGKUTAN JALAN.pptx
SURVEi – SurVEI PERMINTAAN DAN KINERJA ANGKUTAN JALAN.pptx
 
11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulang11. kak pnt.11 lelang ulang
11. kak pnt.11 lelang ulang
 
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
1955 chapter iii
1955 chapter iii1955 chapter iii
1955 chapter iii
 
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docxBAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
BAB_III_METODE_STUDI_3_1_Metode_Pengumpu.docx
 
2007 03-bahan jalan
2007 03-bahan jalan2007 03-bahan jalan
2007 03-bahan jalan
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
Kak fs jalan tol tanjung selor tanjung redeb
Kak fs jalan tol tanjung selor   tanjung redebKak fs jalan tol tanjung selor   tanjung redeb
Kak fs jalan tol tanjung selor tanjung redeb
 
Powerrrrr ps
Powerrrrr psPowerrrrr ps
Powerrrrr ps
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah senior
 
Visualisasi pergerakan kendaraan bermotor menggunakan metode depth first sear...
Visualisasi pergerakan kendaraan bermotor menggunakan metode depth first sear...Visualisasi pergerakan kendaraan bermotor menggunakan metode depth first sear...
Visualisasi pergerakan kendaraan bermotor menggunakan metode depth first sear...
 
BAHAN PAPARAN_REVISI.pdf
BAHAN PAPARAN_REVISI.pdfBAHAN PAPARAN_REVISI.pdf
BAHAN PAPARAN_REVISI.pdf
 
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
 
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
 
Perancangan kota.pdf
Perancangan kota.pdfPerancangan kota.pdf
Perancangan kota.pdf
 

More from natubakha

Sistem informasi keuangan
Sistem informasi keuanganSistem informasi keuangan
Sistem informasi keuangannatubakha
 
Petunjuk praktikumpemrogramankomputer
Petunjuk praktikumpemrogramankomputerPetunjuk praktikumpemrogramankomputer
Petunjuk praktikumpemrogramankomputernatubakha
 
Pengelolaan birokrasi keuangan berbasis teknologi informasi, wowon widaryat
Pengelolaan birokrasi keuangan berbasis teknologi informasi, wowon widaryatPengelolaan birokrasi keuangan berbasis teknologi informasi, wowon widaryat
Pengelolaan birokrasi keuangan berbasis teknologi informasi, wowon widaryatnatubakha
 
Pemetaan daerah potensial penangkapan ikan cakaang berbasisi sig di perairan ...
Pemetaan daerah potensial penangkapan ikan cakaang berbasisi sig di perairan ...Pemetaan daerah potensial penangkapan ikan cakaang berbasisi sig di perairan ...
Pemetaan daerah potensial penangkapan ikan cakaang berbasisi sig di perairan ...natubakha
 
Pedoman praktikum t-if_ft-unsil_2008
Pedoman praktikum t-if_ft-unsil_2008Pedoman praktikum t-if_ft-unsil_2008
Pedoman praktikum t-if_ft-unsil_2008natubakha
 
P262 03-laporan
P262 03-laporanP262 03-laporan
P262 03-laporannatubakha
 
Nama pengirim
Nama  pengirimNama  pengirim
Nama pengirimnatubakha
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resminatubakha
 
L2 f009034 mkp
L2 f009034 mkpL2 f009034 mkp
L2 f009034 mkpnatubakha
 
Kuswari hernawati semnas mipa 2012 googlemaps
Kuswari hernawati semnas mipa 2012 googlemapsKuswari hernawati semnas mipa 2012 googlemaps
Kuswari hernawati semnas mipa 2012 googlemapsnatubakha
 
Judul referensi tentang gis
Judul referensi tentang gisJudul referensi tentang gis
Judul referensi tentang gisnatubakha
 
Jbptunikompp gdl-tryyuliasa-28776-16-presenta-
Jbptunikompp gdl-tryyuliasa-28776-16-presenta-Jbptunikompp gdl-tryyuliasa-28776-16-presenta-
Jbptunikompp gdl-tryyuliasa-28776-16-presenta-natubakha
 
Industri sugih2
Industri sugih2Industri sugih2
Industri sugih2natubakha
 
Amaedola nono niha
Amaedola nono nihaAmaedola nono niha
Amaedola nono nihanatubakha
 
7410040519 m
7410040519 m7410040519 m
7410040519 mnatubakha
 

More from natubakha (20)

Sistem informasi keuangan
Sistem informasi keuanganSistem informasi keuangan
Sistem informasi keuangan
 
Sikripsi
SikripsiSikripsi
Sikripsi
 
Petunjuk praktikumpemrogramankomputer
Petunjuk praktikumpemrogramankomputerPetunjuk praktikumpemrogramankomputer
Petunjuk praktikumpemrogramankomputer
 
Pengelolaan birokrasi keuangan berbasis teknologi informasi, wowon widaryat
Pengelolaan birokrasi keuangan berbasis teknologi informasi, wowon widaryatPengelolaan birokrasi keuangan berbasis teknologi informasi, wowon widaryat
Pengelolaan birokrasi keuangan berbasis teknologi informasi, wowon widaryat
 
Pemetaan daerah potensial penangkapan ikan cakaang berbasisi sig di perairan ...
Pemetaan daerah potensial penangkapan ikan cakaang berbasisi sig di perairan ...Pemetaan daerah potensial penangkapan ikan cakaang berbasisi sig di perairan ...
Pemetaan daerah potensial penangkapan ikan cakaang berbasisi sig di perairan ...
 
Pedoman praktikum t-if_ft-unsil_2008
Pedoman praktikum t-if_ft-unsil_2008Pedoman praktikum t-if_ft-unsil_2008
Pedoman praktikum t-if_ft-unsil_2008
 
P262 03-laporan
P262 03-laporanP262 03-laporan
P262 03-laporan
 
Nama pengirim
Nama  pengirimNama  pengirim
Nama pengirim
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 
L2 f009034 mkp
L2 f009034 mkpL2 f009034 mkp
L2 f009034 mkp
 
Kuswari hernawati semnas mipa 2012 googlemaps
Kuswari hernawati semnas mipa 2012 googlemapsKuswari hernawati semnas mipa 2012 googlemaps
Kuswari hernawati semnas mipa 2012 googlemaps
 
Judul referensi tentang gis
Judul referensi tentang gisJudul referensi tentang gis
Judul referensi tentang gis
 
Jbptunikompp gdl-tryyuliasa-28776-16-presenta-
Jbptunikompp gdl-tryyuliasa-28776-16-presenta-Jbptunikompp gdl-tryyuliasa-28776-16-presenta-
Jbptunikompp gdl-tryyuliasa-28776-16-presenta-
 
Industri sugih2
Industri sugih2Industri sugih2
Industri sugih2
 
Gamu
GamuGamu
Gamu
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
Arisnew
ArisnewArisnew
Arisnew
 
Antifirus
AntifirusAntifirus
Antifirus
 
Amaedola nono niha
Amaedola nono nihaAmaedola nono niha
Amaedola nono niha
 
7410040519 m
7410040519 m7410040519 m
7410040519 m
 

Bab4

  • 1. Laporan Pendahuluan BBAABB IIVV MMEETTOODDOOLLOOGGII PPEENNDDEEKKAATTAANN 4.1 Kerangka Pemikiran Pada dasarnya metodologi pendekatan yang akan dilakukan dalam Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol ini adalah mengikuti alur pemikiran yang telah dikemukakan di dalam Kerangka Acuan. Sedangkan kerangka pemikiran yang akan digunakan dalam menunjang rencana kerja dapat dilihat pada Gambar 4.1. 4.2. Tahapan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan kegiatan dilakukan berdasarkan uraian berikut. 4.2.1. Pengumpulan Data Dalam menunjang informasi yang dibutuhkan dalam studi ini maka akan dilakukan pengumpulan data, baik data primer maupun sekunder. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer adalah upaya pengumpulan data dan informasi melalui pengukuran di lapangan, yang mana sebelum dilakukan survei terlebih dahulu dilakukan asistensi (disetujui) dengan tim teknis. Survei primer ini dijadikan cross chekking dan pengujian validitas dari data sekunder, sehingga dapat dimungkinkan dapat diperoleh ketepatan informasi. Selanjutnya dilakukan penyortiran data dan informasi, melalui koreksi dan pemilihan data yang relevan. Kemudian data dan informasi melalui koreksi dan pemilihan data yang relevan tersebut disusun menurut aspek-aspek bahasan melalui kegiatan tabulasi data, dan untuk memberikan gambaran kondisi lokasi pada saat pelaksanaan survei dilakukan pengambilan gambar (foto- foto). Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 1 Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
  • 2. Laporan Pendahuluan GAMBAR 4.1 KERANGKA PEMIKIRAN KEGIATAN Kajian Perangkat Hukum Jalan Tol - Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Menteri Kajian Perangkat Hukum Kewilayahan - Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Menteri RUTRW,RDTR Kriteria pemanfaatan ruang sekitar jalan tol Draft Pedoman Pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang disekitar jalan tol sesuai pedoman BSN no.8 dan no.9 Analisis kewilayahan, lalu lintas dan identifikasi stakeholder Kajian Pustaka : - Teori Produksi dan Bangkitan - Teori Kewilayahan Ketentuan umum dan ketentuan teknis pola pemanfaatan ruang, ruang kawasan lindung, dan budidaya sekitar jalan tol Pengumpulan data sekunder : - Peta penggunaan lahan sepanjang jalan tol & ramp - Akses jalan tol - Tipologi masalah Pengumpulan data primer : - Identifikasi karakteristik pemanfaatan lahan disekitar jalan tol - Wawancara umum Pola eksisting pemanfaatan ruang sekitar jalan tol (Berdasarkan fakta empiris) Kalibrasi : 1. Standar lingkungan 2. Standar keselamatan 3. Standar ekonomis 4. Benchmarking kajian- kajian yg sudah ada A Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 2 Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
  • 3. Laporan Pendahuluan Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 3 A RSNI - 1 Rapat Pembahasan Ya/Perbaikan RSNI - 2 Rapat Prakonsensus RSNI - 3 Rapat Prakonsensus Tidak/Perbaikan RSNI - 4 Rapat Pantek Ya/Perbaikan RSNI - 4 Draft Laporan Ya/Perbaikan Laporan Final Tidak/Perbaikan Pantek Pantap Tidak/Perbaikan Gugus Kerja Tidak/Perbaikan Pengusulan Ke Menteri Untuk Legalisasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
  • 4. Laporan Pendahuluan Pengumpulan data primer yang dilakukan dalam studi ini meliputi identifikasi lapangan pada titik-titik sepanjang jalan tol maupun akses tol yang diindikasikan mempunyai permasalahan dalam aspek tata ruang maupun aspek pergerakan (lalu lintas). Survai dilakukan dengan mengambil foto-foto lapangan pada titik-titik permasalahan. Selain itu dilakukan juga pengukuran panjang antrian pada akses-akses jalan tol. Pengukuran ditekankan pada lokasi-lokasi akses yang mempunyai tipikal aktivitas kegiatan yang tinggi dan memberikan dampak yang signifikan kepada meningkatnya hambatan samping ataupun konflik pada ruas jalan akses jalan tol. Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data dan informasi melalui survei ke instansi atau lembaga lembaga yang terkait dengan kepentingan studi, baik dalam bentuk laporan, rujukan maupun keterangan dari petugas instansi yang bersangkutan. Untuk mempermudah dalam pengarahan pengumpulan data dan informasi, maka data dan informasi tersebut akan disusun dalam suatu chekck list data. Untuk memperoleh data sekunder dilaksanakan dengan menghubungi instansi instansi yang memiliki kepentingan dengan dengan studi ini, antara lain : 1. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, serta direktorat lain yang terkait di lingkungan Departemen Permukiman dan dan Prasarana Wilayah 2. Dinas PU/Bina Marga Kota Medan, Surabaya, dan Makasar, serta lingkup provinsi di atasnya. 3. Bapeda Kota Medan, Surabaya, dan Makasar, serta lingkup provinsi di atasnya. 4. Operator Jalan Tol : PT.Jasa Marga dan PT. Marga Mandala Sakti Jenis data sekunder yang diperlukan di antaranya meliputi : Peta penggunaan lahan di sepanjang ruas jalan tol maupun ramp jalan tol Peta rawan kemacetan pada akses-akses jalan tol Volume lalu lintas gerbang tol harian Peta sebaran/tingkat polusi (udara, suara, getaran) jalan tol. Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 4 Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
  • 5. Laporan Pendahuluan 4.2.2. Kajian Kepustakaan dan Perangkat Hukum 1. Kajian Kepustakaan Aspek Pergerakan (Lalu Lintas) Kajian kepustakaan ini ditujukan untuk mendapatkan dasar teori dampak yang ditimbulkan dari penggunaan lahan sisi jalan, khususnya jalan tol, terhadap efisiensi pergerakan lalu lintas. Kajian dititikberatkan kepada pemahaman teori dasar mengenai bangkitan, tarikan dan pembebanan lalu lintas dari jenis penggunaan lahan. Masalah yang sering dijumpai adalah sering terjadinya kemacetan pada akses-akses tol yang mempengaruhi panjang antrian pada akses tol. Fenomena tersebut terjadi diantaranya selain disebabkan oleh tingginya konflik pada daerah ‘mulut” akses tol akibat kemajemukan aktivitas dan penggunaan lahan , juga dapat disebabkan karena pengaturan waktu siklus simpang bersinyal yang tidak tepat. Karena alasan tersebut, kajian kepustakaan mengenai teori panjang antrian perlu mendapatkan perhatian. 2. Kajian Perangkat Hukum Jalan Tol Kajian perangkat hukum jalan tol dilakukan untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam perencanaan, pelaksaanan dan pengoperasian jalan tol.Kajian juga tidak terbatas hanya kepada produk hukum yang mengatur jalan tol. Kajian juga dilaksanakan pada produk hukum pada jenjang sistem yang lebih makro, dalam hal ini jalan non tol. Produk-produk hukum yang mengatur prasarana jalan, antara lain yaitu : UU No 13 Tahun 1980 tentang Jalan PP No 26 Tahun 1985 tentang Jalan PP No 8 Tahun 1990 tentang Jalan Tol PP No 40 tahun 2001 tentang perubahan atas PP No 8 tahun 1990 Kepmen Kimpraswil No. 352/KPTS/M/2001 tentang Kegiatan Operasional Jalan Tol. 4.3. Analisis dan Perumusan NSPM 4.3.2. Analisis Lalu Lintas Dengan memanfaatkan data-data yang diperoleh dari pengumpulan data primer dan sekunder, analisis lalu lintas dilakukan untuk memperoleh kinerja jalan tol pada akses-akses yang bermuara pada ruas jalan non tol. Analisis lalu Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 5 Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
  • 6. Laporan Pendahuluan lintas pada akses-akses tol penting untuk dilakukan mengingat bahwa masalah lalu lintas yang sering timbul terjadi pada lokasi-lokasi tersebut. Aspek lalu lintas merupakan turunan dari aspek tata ruang, sehingga kemungkinan masalah yang ada dalam lalu lintas merupakan masalah turunan dari aspek tata ruang. Sehingga analisis lalu lintas diperlukan untuk memperoleh penyebab dominan dari masalah yang ada di ruas maupun akses jalan tol. Dalam berbagai studi yang terkait dengan pengembangan jaringan jalan umumnya digunakan model perencanaan transportasi empat tahap, karena selain kemudahannya juga kemampuannya dalam menggambarkan berbagai interaksi antara sistem transportasi jalan dan tata ruang di wilayah studi. Secara umum model ini merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-masing harus dilakukan secara berurutan, yakni: bangkitan perjalanan, sebaran perjalanan, pemilihan moda, pemilihan rute perjalanan. Struktur umum konsep model perencanaan transportasi jalan empat tahap ini disajikan pada Gambar 4.1 GAMBAR 4.1. ALIR PEMODELAN TRANSPORTASI EMPAT TAHAP Data jaringan transportasi Data sistem zona wilayah studiModel bangkitan perjalanan Model sebaran perjalanan Model pemilihan moda perjalanan Model pembebanan lalulintas jalan Karakteristik populasi dan tata ruang zonaProduksi perjalanan (trip ends) per zona Biaya perjalanan antar zona/aksesibilitas MAT antar zona Karakteristik moda Karakteristik pelaku perjalanan MAT setiap moda Karakteristik rute/ruas Indikator lalu lintas (arus, waktu, VCR) Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 6 Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
  • 7. Laporan Pendahuluan Data jaringan transportasi dan data sistem zona merupakan masukan utama dalam model transportasi empat tahap. Data jaringan transportasi merepresentasikan suplai dan kinerja jaringan transportasi di wilayah studi, sedangkan data sistem zona merepresentasikan karakteristik tata ruang di wilayah studi dan karakteristik sosio-ekonomi populasi yang ada di dalam tata ruang tersebut. Interaksi antara kedua sistem tersebut akan menjadi bagian utama yang dianalisis dalam model transportasi empat tahap. Model bangkitan perjalanan (orang dan barang) merupakan suatu bentukan persamaan matematis yang merepresentasikan korelasi antara variabel sosio- ekonomi wilayah studi dengan realitas transportasi atau lalu lintas (orang/barang) saat ini, yang dapat diperoleh dari data OD Nasional. Atas dasar korelasi hubungan tersebut dan prediksi perkembangan wilayah yang diperkirakan akan terjadi maka kebutuhan perjalanan di masa yang akan datang dapat diramalkan. Model bangkitan perjalanan yang paling sering digunakan dalam kajian transportasi regional adalah model analisis regresi multi linier, dimana kebutuhan perjalanan (trip generation/attraction) sebagai variabel terikat akan dikorelasikan dengan sejumlah data sosio-ekonomi sebagai variabel bebasnya, misalnya: jumlah penduduk, PDRB/kapita, produksi pertanian, industri, dan lain sebagainya. Bagan alir proses pemodelan bangkitan perjalanan disampaikan pada Gambar 4.2. GAMBAR 4.2. PROSES PEMODELAN BANGKITAN PERJALANAN Variabel sosio- ekonomi Trip ends Tahun Dasar Model Regresi Linear Perubahan Variabel sosio-ekonomi MODEL BANGKITAN PERJALANAN Prediksi Permintaan Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 7 Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
  • 8. Laporan Pendahuluan Dalam analisis lalu lintas dilakukan perhitungan dengan menggunakan formulasi yaitu sebagai berikut : 1. Perhitungan Jumlah Total Bangkitan ( Pt ) Total Bangkitan setiap wilayah dihitung dengan menggunakan formula : Pt = Σ Pt (j), dimana Pt (j) = Po (j) + Bp (j) + Bi (j) Dimana, Pt (j) = Jumlah total penduduk yang dibangkitkan (dalam jiwa) Po (j) = Jumlah penduduk eksisting (dalam jiwa) Bp (j) = Jumlah penduduk bangkitan perumahan (dalam jiwa) 2. Perhitungan Angka Produksi Transportasi Angka produksi transportasi dihitung dengan menggunakan formula : TP = Pt x rp Dimana, TP = Produksi Transportasi (dalam Trip/Hari) Pt = Jumlah Populasi (dalam jiwa) Rp = Tingkat Produksi Transportasi 4.3.2.Analisis Kawasan/Kewilayahan Bagian terpenting dalam studi ini tentunya analisis kawasan/wilayah yang mempunyai tujuan untuk memetakan pola penggunaan/ pemanfaatan lahan di sepanjang ruas dan akses jalan tol. Dengan berbekal peta guna lahan sepanjang jalan tol dapat dihitung prosentase pemanfaatan ruang disepanjang jalan tol untuk setiap jenis pemanfaatan dalam suatu jarak pengaruh (buffer). Sebagaimana diketahui bahwa transportasi merupakan kebutuhan turunan yang diakibatkan oleh tersebarnya pola tata ruang (spasial separation) dimana kebutuhan manusia dan proses produksi (dari penyediaan bahan mentah sampai dengan pemasaran) tidak dapat dilakukan hanya pada satu lokasi saja, sehingga membutuhkan pergerakan/transportasi. Tata ruang dan perkembangan faktor sosio ekonomi masyarakat merupakan indikator yang merepresentasikan pola Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 8 Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
  • 9. Laporan Pendahuluan kegiatan wilayah dan rencana pengembangannya akan sangat mempengaruhi kebutuhan transportasi. Dalam kaitannya dengan transportasi maka analisis pengembangan wilayah sangat penting untuk dilakukan, dimana setiap perubahan dalam wilayah akan mempengaruhi tata ruang dan faktor sosio-ekonomi yang akan secara signifikan mempengaruhi pola dan besar permintaan perjalanan di wilayah studi, dan demikian juga sebaliknya. Gambar 4.3 berikut menyajikan bagaimana interaksi antara perkembangan wilayah dengan transportasi. GAMBAR 4.3. INTERAKSI PERKEMBANGAN WILAYAH DENGAN KEBUTUHAN TRANSPORTASI Perkembangan wilayah Kebijakan perencanaan (RTRW, RENSTRA, dll) Mekanisme pasar (market mechanism) REGIONAL DEVELOPMENT Faktor Sosio Ekonomi Pola Tata Guna Lahan Jumlah dan Pola Perjalanan Kebutuhan Transportasi TRANSPORT DEMAND Dalam analisis kawasan/kewilayahan dilakukan perhitungan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut : 1. Perhitungan bangkitan penduduk Bangkitan penduduk sebagai dampak kegiatan dapat dihitung dengan menggunakan formulasi : Bp = (r x Lp) x 1/Lk x n Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 9 Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
  • 10. Laporan Pendahuluan Dimana : r = Rasio atau persentase luas lahan untuk kawasan terbangun dibanding luas kawasan yang ada (dalam %) Lp = Luas lahan untuk kawasan terbangun ( dalam ha) 1/Lk = Luas setiap kavling atau bangunan ( dalam ha) n = Jumlah penduduk ( dalam jiwa) 2. Pehitungan Luas Kawasan Terbangun Luas kawasan terbangun yaitu dengan menghitung luas kawasan terbangun dengan persamaan regresi linier sederhana. Persamaan tersebut dihitung dengan asumsi perkembangan penduduk akan mengakibatkan gejala pertambahan kawasan terbangun. Jadi dalam hal ini penduduk sebagai variable bebas sedangkan luas kawasan terbangun sebagai variable tak bebas. Dengan hasil kedua analisis, dapat dipetakan secara umum pola pemanfaatan ruang di sekitar jalan tol yang ada atau terjadi di lapangan. Pola yang ada selanjutnya dikalibrasi dengan menggunakan standar-standar kualitas hidup yang ada, seperti standar lingkungan, standar keselamatan, standar perencanaan fasilitas dan sebagainya. Kalibrasi mempunyai tujuan untuk mengetahui sejauh mana penyimpangan- penyimpangan yang terjadi dalam pemanfaatan ruang sekitar jalan tol, dan sejauh mana pemanfaatan tersebut dibawah dari standar yan g sudah baku dan ditetapkan.Sehingga dalam pembuatan kriteria kita dapat mendefinisikan batasan/kriteria pemanfaatan ruang dengan tidak mengesampingkan standar- standar kualitas hidup. 4.3.2. Penyusunan Draft Pemanfaatan Ruang Jalan Tol Kajian pustaka, kajian perangkat hukum jalan tol dan kewilayahan, serta kondisi real pemanfaatan ruang sepanjang jalan tol yang telah dikalibrasi merupakan bahan dasar dalam penentuan kriteria pemanfaatan ruang di sekitar jalan tol. Kriteria pemanfaatan ruang dijabarkan lebih lanjut untuk mendefinisikan kententuan umum dan ketentuan teknis pola pemanfaatan ruang, kawasan lindung dan kawasan budi daya di sekitar jalan tol. Kriteria umum dan kriteria teknis disusun sesuai dengan standar penulisan pedoman yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dengan nomor 8 dan nomor 9 Tahun 2000. Naskah yang dihasilkan merupakan draft pedoman dengan status RSNI-1 untuk diajukan dibahas dalam Gugus Kerja. Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 10 Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
  • 11. Laporan Pendahuluan 4.3.4. Perumusan/Pembahasan Pedoman Selanjutnya naskah pedoman dengan status RSNI-1 dibahas melalui serangkaian rapat pembahasan dan rapat konsensus sesuai yang diatur dalam pedoman BSN no. 9 tahun 2000. 4.4. Prosedur Standarisasi Standarisasi sebagai salah satu kegiatan penunjang pembangunan mempunyai peran penting dalam optimisasi pendayagunaan sumber daya dan seluruh kegiatan pembangunan. Standar yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam berbagai tahapan proses pembangunan konstruksi dan bangunan khususnya dalam hal menyangkut keamanan kenyamanan, kesehatan dan kelestarian lingkungan. Adapun penyusunan standar yang diperlukan tersebut berdasarkan kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan pembangunan prasarana bidang konstruksi dan bangunan. Proses penyusunan standar antara lain mungikuti beberapa acuan sebagai berikut : Standar Nasional Indonesia sebagai satu-satunya standar nasional untuk produk /jasa di Indonesia perlu dirumuskan dan disepakati oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk memudahkan dan melancarkan proses perumusan SNI disusun suatu pedoman yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Perumusan SNI yang disyaratkan dalam pedoman BSN No. 9 - 2000 dilakukan melalul berbagai tahapan seperti penyiapan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) rapat konsensus RSNI oleh Instansi Teknis yang ditunjuk sebagai penanggung jawab Panitia Teknis (Pantek), dan penetapan RSNI menjadi SNI oleh BSN. Dalam melakukan penyiapan RSNI, bila diperlukan dapat diawali dengan kegiatan penelitian dan pengembangan standarisasi yang dilaksanakan oleh BSN atau oleh Pantek di bawah koordinasi instansi teknis yang ditunjuk BSN. Prosedur perumusan SNI sendagaimana tertera pada pedoman ini dilaksanakan melalui 5 (lima) tahapan yaitu : Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 11 Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol
  • 12. Laporan Pendahuluan 1. ATahap I (Tahap Studi) Judul usulan Rancangan Standar Nasional Indonesia (URSNI) dan judul acuannya dari hasil kajian program diajukan oleh Instansi Teknis ke BSN sebagai bagian acuan program nasional perumusan SNI untuk mendapatkan persetujuan. Judul RSNI dan judul acuan tersebut selanjutinya dievalusi oleh komisi Perumusan Standar dan Informasi Standar untuk menghindari terjadinya duplikasi. 2. BTahap 2 (Tahap Penulisan) Setelah mendapatkan persetujuan dari BSN, instansi terkait menugaskan kepada Pantek yang ssuai untuk menyusun RSNI1. 3. CTahap 3 (Tahap Rapat Teknis) RSNI1 dibahas dalam rapat teknis di Gugus Kerja (GK), jika ada, yang diwakili pihak-pihak terkait menghasilkan RSNI2 4. DTahap 4 (Tahap Rapat Prakonsensus/Konsensus) RSNI2 hasil rapat teknis di atas dibahas dalam rapat teknis/prakonsensus di Sub Pantek menghasilkan RSNI3. Selanjutnya dibahas dalam rapat konsensus dengan dihadiri oleh wakil-wakil dari unsur intansi teknis terkait, produsen, dan konsumen dan narasumber, rapat ini merupakan rapat terakhir yang menghasilkan RSNI4. Jika dalam rapat konsensus RSNI2/3 karena sesuatu hal belum disepakati atau ditolak menjadi RSNI4, maka RSNI2/3 dinyatakan sebagai spesifikasi teknis yang kelak dapat diajukan lagi menjadi RSNI2/3 atau menjadi informasi teknis yang berarti tidak layak menjadi standar. 5. Tahap 5 (Tahap Pengusulan RSNI) RSNI4 sebagai hasiI konsensus selanjutnya oleh instansi teknis yang bersangkutan kepada BSN, untuk dilakukan pemeriksaan akhir dalam rangka penetapan RSNI4 (apabila memenuhi syarat) menjadi SNI. Penyusunan Pedoman Pemanfaatan dan IV - 12 Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Sekitar Jalan Tol