SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
ASUHAN KEBIDANAN PADA INFERTILITAS
A. PENGERTIAN INFERTILITAS
Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak
hidup dengan suami yang mampu menghamilkannya. Jadi, infertilitas adalah fungsi satu
pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Agar seorang
istri dapat hamil dilakukan penyelidikan pada pasangan infertil.
Infertilitas menyatakan kesuburan yang berkurang. Suatu pasangan disebut infertil
kalau sang istri tidak hamil dalam waktu 1 (satu) tahun setelah kawin tanpa
mempraktekkan kontrasepsi (disengaja). Infertilitas disebut primer kalau pasien belum
pernah hamil dan sekunder kalau pernah hamil.
B. ETIOLOGI
1. Infertilitas disengaja
a. Oleh suami :
Coitus interruptus
Kondom
Sterilisasi (vasektomi)
b. Oleh isteri :
Cara kimiawi berupa salep atau tablet
Cara-cara mekanis : pessarium occlusivum
IUD
Oral pills
Injectables
sterilisasi
2. Infertilitas tidak disengaja :
a. Sebab-sebab pada suami :
Gangguan spermatogenesis : misalnya kelainan atau penyakit testis, kelainan
endokrin.
Kelainan mekanis sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan ke dalam puncak
vagina seperti : impotensi, ejaculation praecox, penutupan ductus deferens,
hypospadia, phymosis.
Kemandulan yang disebabkan oleh pihak pria 35% - 40%.
b. Sebab-sebab pada isteri :
Gangguan ovulasi misalnya karena kelainan ovarium atau gangguan hormonal.
Kelainan mekanis yang menghalangi pembuahan seperti kelainan tuba,
endometriosis, stenosis canalis cervicalis atau hymen, flour albus.
Kemandulan disebabkan isteri adalah 40% - 50%.
Pada 10% - 20% sebabnya tidak jelas.
C. PEMERIKSAAN PADA INFERTILITAS
Pemeriksaan infertilitas dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan, yaitu
1. Pemeriksaan ovulasi
Terjadinya ovulasi dapat kita ketahui dengan berbagai pemeriksaan.
a) Pencatatan suhu-suhu basal dalam suatu kurve : kalau siklus ovulatoar, maka suhu
basal bersifat bifasis. Sesudah ovulasi terjadi kenaikan suhu basal disebabkan
pengaruh progesteron.
b) Dengan pemeriksaan vaginal smear : pembentukan progesteron menimbulkan
perubahan-perubahan sitologis pada sel-sel superfisial.
c) Pemeriksaan lendir serviks : adanya progesteron menimbulkan perubahan sifat
lendir serviks ialah lendir tersebut menjadi lebih kental, juga gambaran fern (daun
pakis) yang terlihat pada lender yang telah dikeringkan hilang.
d) Pemeriksaan endometrium : kuretase pada hari pertama haid atau pada fase
premenstrual menghasilkan endometrium dalam stadium sekresi dengan gambaran
histologist yang khas.
e) Pemeriksaan hormone seperti estrogen, ICSH dan pregnandiol.
Sebab-sebab gangguan ovulasi :
Faktor-faktor susunan saraf pusat : tumor, dysfungsi hypothalamus, factor psikogen,
dysfungsi hypofise.
Faktor-faktor intermediate : gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis.
Faktor-faktor ovarial : tumor-tumor, dysfungsi, turner syndrom.
2. Pemeriksaan sperma
Untuk menilai sperma maka dilakukan pemeriksaan atas jumlah spermatozoa, bentuk
dan pergerakannya. Sebaiknya sperma yang diperiksa, ditampung setelah pasangan
melakukan coitus sekurang-kurangnya selama 3 hari dan sperma tersebut hendaknya
diperiksa dalam 1 jam setelah keluar.
Ejakulasi yang normal sifatnya sebagai berikut :
Volume : 2 – 5 cc.
Jumlah spermatozoa : 100 – 120 per cc
Pergerakan : 60% dari spermatozoa masih bergerak selama 4 jam setelah
dikeluarkan.
Bentuk abnormal : 25%.
Pria yang fertil spermatozoanya : 60 juta per cc atau lebih.
Pria yang subfertil spermatozoanya : 20 – 60 juta per cc
Pria yang steril spermatozonya : 20 juta per cc atau kurang.
Sebab-sebab kemandulan pada pria : gizi, penyakit-penyakit, kelainan metabolis,
keracunan, dysfungsi hypofise, kelainan traktus genetalis (vas deferens, testes pada
klinefelter syndrome).
Untuk penilaian yang lebih lanjut perlu diperiksa 17 ketosteroid, gonadotropin dalam
urin, dan biopsy dari testis.
3. Pemeriksaan lendir serviks
Keadaan dan sifat lendir serviks sangat mempengaruhi keadaan spermatozoa.
a) Kentalnya lendir serviks
Lendir serviks yang cair lebih mudah dilalui spermatozoa.
Pada stadium proliferasi lendir serviks agak cair karena pengaruh estrogen,
sebaliknya pada stadium sekresi lendir serviks lebih kental karena pengaruh
progesteron.
b) PH lendir serviks
lendir serviks bersifat alkalis dengan pH ± 9.
Pada suasana yang alkalis spermatozoa dapat hidup lebih lama.
Suasana menjadi asam pada cervicitis.
c) enzym lendir serviks
selain estrogen rupa-rupanya juga enzym-enzym proteolytik seperti trypsin dan
chemotrypsin mempengaruhi viskositas lendir serviks.
d) Dalam lendir serviks dapat juga ditemukan immunoglobulin yang dapat
menimbulkan agglutinasi dari spermatozoa.
e) Berbagai kuman-kuman dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa.
Biasanya baik tidaknya lendir serviks diperiksa dengan :
SIMS HUHNER TEST
a) Pemeriksaan lendir serviks dilakukan post coitum sekitar waktu ovulasi.
b) Sims Huhner test dianggap baik kalau terdapat 5 spermatozoa yang motil per high
powerfield.
Sims Huhner yang baik menandakan :
- Teknik koitus baik
- Lendir serviks normal
- Estrogen ovarial cukup
- Sperma cukup baik
KURZROCK MILLER TEST
a) Dilakukan pada pertengahan siklus kalau hasil Sims Huhner test kurang baik.
b) Satu tetes lendir serviks diletakkan berdampingan dengan tetes sperma pada
obyeglas; terlihat apakah ada invasi spermatozoa, lendir serviks kurang baik.
4. Pemeriksaan tuba
Untuk mengetahui keadan tuba dapat dilakukan :
Pertubasi /(insuflasi) secara rubi
CO2 dimasukkan ke dalam cavum uteri dan tuba. Kalau tuba paten (tidak tertutup)
maka gas akan keluar dari ujung tuba.Hal ini dapat kita ketahui dengan stetoskop
yang diletakkan kiri atau kanan dari uterus : gas yang keluar menimbulkan bunyi
yang khas. Di samping itu pasien merasa nyeri di bahu dan dengan foto rontgen
dapat terlihat gelembung udara di bawah diagfragma. Biasanya takanan gas dicatat
dengan kymogram. Kalau tekanan tidak melewati 180 mmHg, maka tuba paten.
Kalau mencapai 180 – 200 mmHg, maka ada obstruksi. Pada kymogram juga
Nampak gelombang-gelombang dengan amplitude 10 – 30 mmHg, yang disebabkan
oleh peristaltic tuba.
Hysterosalpingografi (HSG)
Kalau dengan pertubasi hanya dapat diketahui utuh tidaknya tuba maka dengan
hysterosalpingografi dapat diketahui :
- Bentuk dari cavum uteri
- Bentuk dari liang tuba dan kalau ada sumbatan, tempat sumbatan Nampak
Pada hysterongografi disuntikkan cairan kontras ke dalam rahim misalnya lipiodol,
urografin atau pyelocyl. Bahan kontras yang larut dalam air lebih baik dari bahan
kontras yang larut dalam minyak yang dapat menimbulkan emboli dan granulom
tuba.
:
Kemudian dibuat foto rontgen dari genetalia interna. Kalau keadaan normal maka
batas-batas cavum uteri rata, tuba terlihat sebagai benang halus tanpa pelebaran dan
karena tidak ada sumbatan Nampak juga cairan kontras dalam rongga panggul kecil.
Kuldoskopi
Dengan kuldoskopi dapat dilihat keadaan tuba dan ovarium.
Laparaskopi
Dengan laparaskopi dapat dilihat keadaan genetalia interna dan sekitarnya.
5. Pemeriksaan endometrium
Pada stadium premenstrual atau pada hari pertama haid dilakukan mikrokuretase.
Endometrium yang normal harus memperlihatkan gambaran histologik yang khas untuk
stadium sekresi.
Kalau tidak diketemukan stadium sekresi maka :
Endometrium tidak bereaksi terhadap progesteron
Produksi progesteron kurang
D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFERTIL
1. Pada Perempuan
a) Hormonal
Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis atau ovarium yang menyebabkan:
Kegagalan ovulasi.
Kegagalan endometrium uterus untuk berproliferasi dan sekresi.
Sekresi vagina dan cervix yang tidak menguntungkan bagi sperma.
Kegagalan gerakan ( motilitas ) tuba falopii yang menghalangi spermatozoa
mencapai uterus.
b) Sumbatan
Tuba falopii yang tersumbat bertanggung jawab untuk kira– kira sepertiga dari
penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat disebabkan
Kelainan kongenital.
Penyakit radang pelvis umum, misalnya apendisitis dan peritonitis.
Infeksi tractus genitalis yang naik, misalnya gonore.
c) Faktor Lokal
Keadaan – keadaan seperti :
1. Fibroid uterus, yang menghambat implantasi ovum.
2. Erosi cervix yang mempengaruhi pH sekresi sehingga merusak sperma.
3. Kelainan kongenital vagina, cervix atau uterus yang menhalangi pertemuan
sperma ayau ovum.
2. Pada Laki – Laki
a. Gangguan Spermatogenesis
Analisis cairan seminal dapat mengungkapkan :
1. Jumlah spermatozoa kurang dari 20 juta per mililiter cairan seminel.
2. Jumlah spermatozoa yang abnormal lebih dari 40% yang berupa defek kepala (
caput ) atau ekor ( cauda ) yang spesifik. Keadaan ini mungkin karena adanya
aplasia sel germinal, pengelupasan, atau suatu defek kongenital, atau beberapa
penyebab yang tidak dapat ditetapkan.
3. Cairan seminal yang diejakulasikan kurang dr 2 ml.
4. Kandungan kimia cairan seminal tidak memuaskan, misalnya kadar glukosa,
kolesterol, atau enzim hialuronidase abnormal dan pH – nya terlalu tinggi atau
terlalu rendah.
b. Obstruksi
1. Sumbatan ( oklusi ) kongenital duktus atau tubulus.
2. Sumbatan duktus atau tubulus yang disebabkan oleh penyakit peradangan
(inflamasi) akut atau kronis yang mengenai membran basalais atau dinding otot
tubulus seminiferus, misalnya orkitis, infeksi prostat, infeksi gognokokus.
Penyakit ini merupakan penyebab yang paling umum pada infertilitas pria.
c. Ketidakmampuan Koitus atau Ejakulasi
1. Faktor – faktor fisik, misalnya hipospadia, epispadia, deviasi penis sperti pada
priapismus atau penyakit Peyronie.
2. Faktor – faktor psikologis yang menyebabkan ketidakmampuan untuk mencapai
atau mempertahankan ereksi.
3. Alkoholisme kronik
d. Faktor Sederhana
Kadang – kadang faktor – faktor sederhana seperti memakai celana jeans ketat,
mandi dengan air terlalu panas, atau berganti lingkungan ke iklim tropis dapat
menyebabkan keadaan luar ( panas ) yang tidak menguntungkan untuk produksi
sperma yang sehat.
E. MASALAH YANG TIMBUL PADA INFERTILITAS
1. Masalah air mani pada laki – laki
Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung ke dalam tabung gelas bersih
yang bermulut lebar ( atau gelas minum ), setelah abstinensi 3 – 5 hari. Sebaiknya
penampungan air mani itu dilakukan di rumah pasien sendiri, kemudian dibawa ke
laboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan. Air mani yang dimasukkan ke dalam
kondom dahulu, yang biasanya mengandung zat spermatisid, akan mengelirukan
penilaian motilitas spermatozoa.
Karakteristik air mani :
a. Koagulasi dan likuefaksi.
b. Viskositas.
c. Rupa dan bau.
d. Volume.
e. PH.
f. Fruktosa.
2. Masalah Serviks pada Perempuan
Walaupun serviks merupakan sebagian dari uterus, namun artinya dalam reproduksi
manusia harus diakui pada abad kesembilan belas. Sims pada tahun 1868 adalah orang
pertama yang menghubungkan serviks dengan infertilitas, melakukan pemeriksaan
lendir serviks pascasenggama, dan melakukan inseminasi buatan. Baru beberapa lama
kemudian Huhrer memperkenalkan uji pasca senggama yang dilakukan pada
pertengahan siklus haid.
Serviks biasanya mengarah ke bawah – belakang, sehingga berhadapan langsung
dengan dinding belakang vagina. Kedudukannya yang demikian itu memungkinkannya
tergenang dalam air mani yang disampaikan pada forniks posterior.
Kanalis servikaslis yang dilapisi lekukan – lekukan seperti kelenjar yang mengeluarkan
lendir, sebagian dari sel – sel epitelnya mempunyai silia yang mengalirkan lendir
serviks ke vagina. Bentuk servikalis seperti itu memungkinkan ditimbun dan
dipeliharanya spermatozoa motil dari kemungkinan fagositosis, dan juga erjaminnya
penyampaian spermatozoa ke dalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam
jangka waktu lama.
F. PENGOBATAN DAN PENANGANAN
Pengobatan infertilitas tergantung pada etiologi maka dapat berupa diet, typoid hormone,
operasi.
1. Dysfungsi kelenjar hypofise dapat diusahakan :
Rebound phenomen misalnya dengan oral pills.
Karena oral pills mengandung estrogen dan progesterone maka pembuatan
gonadotropin hypofiser dihambat dan setelah oral pills dihentikan terjadi rebound
phenomen.
Efek ini tentu juga dapat diusahakan dengan pemberian aethinyloestradiol 3 x 0,02
mg selama 21 hari dan untuk 3 kuur.
Substitusi terapi :
- Pemberian FSH dan LH
- Chorionic gonadotropin (LH)
Merangsang hypofise untuk membuat FSH dan LH dengan pemberian clomiphen.
Cara clomiphen bekerja belum begitu jelas.
Teori yang dikemukakan ialah :
- Clomiphen merupakan estrogen inhibitor sehingga menambah produksi
gonadotropin.
- Clomiphen merangsang hypothalamus sehingga dikeluarkan FSH dan LH
releasing factors.
- Clomiphen mempunyai efek langsung pada ovarium.
Biasanya diberikan 50 mg sehari selama 5 hari dimulai pada hari kelima siklus
haid.
2. Gangguan sperma
Terapi :
a) Umum : hygiene umum
Minum rokok dan minum alcohol dikurangi, istirahat yang cukup, tension
dihilangkan.
Pengobatan penyakit kronis dan metabolis.
b) Hormonal :
Testosteron yang merangsang faal kelenjar acessoir alat kelamin laki-laki. Yang
diusahakan ialah rebound phenomen.
Gestyltesto ialah kombinasi gestyl yang bersifat gonadotropin dan testosterone.
Humegon singkatan dari Human Menopausal Gonadotropin yang khasiatnya
seperti FSH misalnya diberikan 200 U, 2X seminggu selama 6 minggu.
c) Operatif : memperbaiki penutupan duktus deferens.
d) Cara-cara lain : centrifuge sperma.
3. Lendir serviks
Terapi : estrogen atau antibiotika.
4. Endomertium
Terapi :
Progesteron
Kalau ada tanda-tanda infeksi diberi antibiotika
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.D
UMUR 26 TAHUN DENGAN INFERTILITAS PRIMER
DI RSAB HARAPAN KITA JAKARTA
Identitas Pasien
Nama ibu : Ny.D Nama : Tn.H
Umur : 26 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Acounting Pekerjaan : Marketing
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/indonesia
Alamat : Jl. amber Alamat : Jl. amber
Jakarta Barat Jakarta Barat
A. Data Subjektif (S)
1. Ibu mengatakan belum pernah hamil
2. Ibu mengatakan ingin punya anak
3. Ibu mengatakan haid pertama (menarche) umur 10 tahun, siklusnya teratur
4. Ibu mengatakan sudah meinkah dan lamanya 10 bulan
5. Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
B. Data Objektif (O)
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 110/70 MmHg
- Nadi : 72x/menit
- Respirasi :24x/menit
- Suhu badan :36ºC
4. Pemeriksaan fisik
- Tinggi badan : 155 Cm
- Berat Badan : 55,5 Kg
- Konjungtiva : Tidak Pucat
- Sclera : Tidak Ikterus
- Rambut : Bersih, tidak berketombe, dan warnanya Hitam
C. Assesment (A)
Diagnosa : Ny.D umur 26 tahun dengan infertilitas primer
Masalah : Ibu belum mempunyai anak
Kebutuhan : Lakukan tindakan Hidrotubasi
D. Planing (P)
1. Membina hubungan baik ibu dan keluarga
2. Menjelaskan hasil; pemeriksaanpada ibu dan keluarga tentang hasil USG dan
Laboratorium
3. Melakukan informen Consent pada setiap tindakan
4. Mempersiapkan alat untuk tindakan hidrotubasi
a. 1 troli, dan 2 buah duk steril ( 1 untuk troli dan 1 untuk alas bokong )
b. 3 buah com yang berisi kapas sublimat, kasa steril, dan betadine.
c. Sepasang spekulum sim
d. 1 buah tampon tang dan 1 buah kohort ( aiwa )
e. 1 buah sonde uterus
f. 1 buah hidrotubator / poli kateter nomor 10.
g. Dispo 5 cc untuk aquades.
h. Dispo 20 cc
i. 2 pasang handscon steril
j. Aquades
k. 1 ampul antibiotik dan dexametason 4 ampul atau oradekson
l. 1 buah lampu sorot
m. Gunting
5. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil
6. Memberitahukan dan menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian dengan pakaian
yang akan digunakan dalam tindakan.
7. Menganjurkan ibu untuk melepas pakaian dalam
8. Menganjurkan ibu untuk berbaring di bad tindakan
9. Mengatur posisi ibu dengan posisi litotomi
10. Mengobservasi tanda-tanda vital
- TD : 110/70 mmhg
- Nadi : 72 x/m
- Respirasi : 22 x/m
- Suhu : 36,5 ºc
11. Kolaborasi dengan dokter SpOG dalam memberikan tindakan
12. Mengobervasi tanda-tanda vital saat tindakan, TD : 110/70 Mmhg
13. Merapikan kembali pasien setel;ah tindakan
14. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital setelah tindakan
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tekanan Darah : 100/70 Mmhg
15. Mengantar pasien keruang observasi
16. Jam 10.50 WIB Keadaan umum baik, dan ibu diperbolehkan pulang.

More Related Content

What's hot

Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiateukurazi
 
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4MJM Networks
 
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620Reedha Williams
 
Reproduksi manusia
Reproduksi manusiaReproduksi manusia
Reproduksi manusiaDani Ibrahim
 
33600925 siklus-reproduksi
33600925 siklus-reproduksi33600925 siklus-reproduksi
33600925 siklus-reproduksiKamil Effendi
 
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henikAtresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henikAyu Bunga Muslimah
 
The Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: PregnancyThe Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: PregnancyRahmah Fitria
 
KB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilanKB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilanUwes Chaeruman
 
Proses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilanProses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilanpjj_kemenkes
 
Kelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusiaKelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusiaKristina Simanjuntak
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiayuanitak
 

What's hot (18)

Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4
 
1
11
1
 
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
Sistem reproduksi pada manusia sma1sdaia620
 
Reproduksi manusia
Reproduksi manusiaReproduksi manusia
Reproduksi manusia
 
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
 
33600925 siklus-reproduksi
33600925 siklus-reproduksi33600925 siklus-reproduksi
33600925 siklus-reproduksi
 
Sistem reproduksi pria dan wanita
Sistem reproduksi pria dan wanitaSistem reproduksi pria dan wanita
Sistem reproduksi pria dan wanita
 
Reproduksi perempuan
Reproduksi perempuanReproduksi perempuan
Reproduksi perempuan
 
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henikAtresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
 
The Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: PregnancyThe Endometrium and Decidua: Pregnancy
The Endometrium and Decidua: Pregnancy
 
Teknologi reproduksi manusia
Teknologi reproduksi manusiaTeknologi reproduksi manusia
Teknologi reproduksi manusia
 
Bab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaBab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusia
 
KB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilanKB 2 proses terjadinya kehamilan
KB 2 proses terjadinya kehamilan
 
Proses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilanProses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilan
 
Kelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusiaKelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusiaSistem reproduksi-pada-manusia
Sistem reproduksi-pada-manusia
 

Viewers also liked

Infertilitas
InfertilitasInfertilitas
Infertilitaskenggi
 
Infertilitas pak ,ak
Infertilitas  pak ,akInfertilitas  pak ,ak
Infertilitas pak ,akfikri asyura
 
Neil Bailey Resume 2016 (1)
Neil Bailey Resume 2016 (1)Neil Bailey Resume 2016 (1)
Neil Bailey Resume 2016 (1)Neil K. Bailey
 
Yosiry Suriel Resume
Yosiry Suriel ResumeYosiry Suriel Resume
Yosiry Suriel ResumeYosiry Suriel
 
200606_NWC_Strategic Security
200606_NWC_Strategic Security200606_NWC_Strategic Security
200606_NWC_Strategic SecurityChad Korosec
 
What are the methods of soldering electronic components
What are the methods of soldering electronic componentsWhat are the methods of soldering electronic components
What are the methods of soldering electronic componentselprocus
 
Epiroadmap20
Epiroadmap20Epiroadmap20
Epiroadmap20n0rr
 
OSC2 Climate Collaborative and Regen Program
OSC2 Climate Collaborative and Regen Program OSC2 Climate Collaborative and Regen Program
OSC2 Climate Collaborative and Regen Program Lara Jackle Dickinson
 
السيرة الذاتية - لغة عربية
السيرة الذاتية - لغة عربيةالسيرة الذاتية - لغة عربية
السيرة الذاتية - لغة عربيةTarik Dandan
 

Viewers also liked (19)

Infertilitas
InfertilitasInfertilitas
Infertilitas
 
Infertilitas
InfertilitasInfertilitas
Infertilitas
 
Infertilitas pak ,ak
Infertilitas  pak ,akInfertilitas  pak ,ak
Infertilitas pak ,ak
 
Egazi
EgaziEgazi
Egazi
 
Automatic P2R Published Paper P1277-1283
Automatic P2R Published Paper P1277-1283Automatic P2R Published Paper P1277-1283
Automatic P2R Published Paper P1277-1283
 
Neil Bailey Resume 2016 (1)
Neil Bailey Resume 2016 (1)Neil Bailey Resume 2016 (1)
Neil Bailey Resume 2016 (1)
 
Alimentacion balanceada
Alimentacion balanceadaAlimentacion balanceada
Alimentacion balanceada
 
Jeff lynne
Jeff lynneJeff lynne
Jeff lynne
 
Yosiry Suriel Resume
Yosiry Suriel ResumeYosiry Suriel Resume
Yosiry Suriel Resume
 
Tareq CV
Tareq  CVTareq  CV
Tareq CV
 
Rmethod sample
Rmethod sampleRmethod sample
Rmethod sample
 
200606_NWC_Strategic Security
200606_NWC_Strategic Security200606_NWC_Strategic Security
200606_NWC_Strategic Security
 
Derly
DerlyDerly
Derly
 
What are the methods of soldering electronic components
What are the methods of soldering electronic componentsWhat are the methods of soldering electronic components
What are the methods of soldering electronic components
 
The Health Industry Summit (tHIS) Conference Agenda
The Health Industry Summit (tHIS) Conference AgendaThe Health Industry Summit (tHIS) Conference Agenda
The Health Industry Summit (tHIS) Conference Agenda
 
Beleggingsbrochure
BeleggingsbrochureBeleggingsbrochure
Beleggingsbrochure
 
Epiroadmap20
Epiroadmap20Epiroadmap20
Epiroadmap20
 
OSC2 Climate Collaborative and Regen Program
OSC2 Climate Collaborative and Regen Program OSC2 Climate Collaborative and Regen Program
OSC2 Climate Collaborative and Regen Program
 
السيرة الذاتية - لغة عربية
السيرة الذاتية - لغة عربيةالسيرة الذاتية - لغة عربية
السيرة الذاتية - لغة عربية
 

Similar to Infertilitas

Infertilitas new
Infertilitas newInfertilitas new
Infertilitas newkesehatan
 
Askeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratanAskeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratanShanty Septi
 
Perkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwitPerkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwitMJM Networks
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Dani Ibrahim
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitarayiputri
 
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptxAnatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptxEvaHidayat2
 
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_ppMasalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_ppmartaagustinasirait
 
Kegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetriKegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetrinaroi munthe
 
Gangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnyaGangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnyakenggi
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxFatimahNur28
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 

Similar to Infertilitas (20)

Referat infertilitas
Referat infertilitasReferat infertilitas
Referat infertilitas
 
INFERTILITAS(1).pptx
INFERTILITAS(1).pptxINFERTILITAS(1).pptx
INFERTILITAS(1).pptx
 
Sistem reproduksi part 3
Sistem reproduksi part 3Sistem reproduksi part 3
Sistem reproduksi part 3
 
Infertilitas new
Infertilitas newInfertilitas new
Infertilitas new
 
Infertilitas
InfertilitasInfertilitas
Infertilitas
 
Buku xi bab 9
Buku xi bab 9Buku xi bab 9
Buku xi bab 9
 
Askeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratanAskeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratan
 
Perkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwitPerkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwit
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
 
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanitaJenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
Jenis dan penyebab penyakit pada alat reproduksi pada wanita
 
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptxKELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
 
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptxAnatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
 
Sistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanitaSistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanita
 
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_ppMasalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
Masalah gangguan pada_kespro_dan_upaya_mengatasinya_pp
 
Spermatogenesis
SpermatogenesisSpermatogenesis
Spermatogenesis
 
Kegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetriKegawat daruratan obstetri
Kegawat daruratan obstetri
 
Gangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnyaGangguan haid dan siklusnya
Gangguan haid dan siklusnya
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
 
Kista askep 2
Kista askep 2Kista askep 2
Kista askep 2
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 

Recently uploaded

Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)fifinoktaviani
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaAnnisFathia1
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAStarkoko
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxnuri729086
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 

Recently uploaded (16)

Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 

Infertilitas

  • 1. ASUHAN KEBIDANAN PADA INFERTILITAS A. PENGERTIAN INFERTILITAS Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup dengan suami yang mampu menghamilkannya. Jadi, infertilitas adalah fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Agar seorang istri dapat hamil dilakukan penyelidikan pada pasangan infertil. Infertilitas menyatakan kesuburan yang berkurang. Suatu pasangan disebut infertil kalau sang istri tidak hamil dalam waktu 1 (satu) tahun setelah kawin tanpa mempraktekkan kontrasepsi (disengaja). Infertilitas disebut primer kalau pasien belum pernah hamil dan sekunder kalau pernah hamil. B. ETIOLOGI 1. Infertilitas disengaja a. Oleh suami : Coitus interruptus Kondom Sterilisasi (vasektomi) b. Oleh isteri : Cara kimiawi berupa salep atau tablet Cara-cara mekanis : pessarium occlusivum IUD Oral pills Injectables sterilisasi 2. Infertilitas tidak disengaja : a. Sebab-sebab pada suami : Gangguan spermatogenesis : misalnya kelainan atau penyakit testis, kelainan endokrin. Kelainan mekanis sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan ke dalam puncak vagina seperti : impotensi, ejaculation praecox, penutupan ductus deferens, hypospadia, phymosis. Kemandulan yang disebabkan oleh pihak pria 35% - 40%.
  • 2. b. Sebab-sebab pada isteri : Gangguan ovulasi misalnya karena kelainan ovarium atau gangguan hormonal. Kelainan mekanis yang menghalangi pembuahan seperti kelainan tuba, endometriosis, stenosis canalis cervicalis atau hymen, flour albus. Kemandulan disebabkan isteri adalah 40% - 50%. Pada 10% - 20% sebabnya tidak jelas. C. PEMERIKSAAN PADA INFERTILITAS Pemeriksaan infertilitas dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan, yaitu 1. Pemeriksaan ovulasi Terjadinya ovulasi dapat kita ketahui dengan berbagai pemeriksaan. a) Pencatatan suhu-suhu basal dalam suatu kurve : kalau siklus ovulatoar, maka suhu basal bersifat bifasis. Sesudah ovulasi terjadi kenaikan suhu basal disebabkan pengaruh progesteron. b) Dengan pemeriksaan vaginal smear : pembentukan progesteron menimbulkan perubahan-perubahan sitologis pada sel-sel superfisial. c) Pemeriksaan lendir serviks : adanya progesteron menimbulkan perubahan sifat lendir serviks ialah lendir tersebut menjadi lebih kental, juga gambaran fern (daun pakis) yang terlihat pada lender yang telah dikeringkan hilang. d) Pemeriksaan endometrium : kuretase pada hari pertama haid atau pada fase premenstrual menghasilkan endometrium dalam stadium sekresi dengan gambaran histologist yang khas. e) Pemeriksaan hormone seperti estrogen, ICSH dan pregnandiol. Sebab-sebab gangguan ovulasi : Faktor-faktor susunan saraf pusat : tumor, dysfungsi hypothalamus, factor psikogen, dysfungsi hypofise. Faktor-faktor intermediate : gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis. Faktor-faktor ovarial : tumor-tumor, dysfungsi, turner syndrom. 2. Pemeriksaan sperma Untuk menilai sperma maka dilakukan pemeriksaan atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya. Sebaiknya sperma yang diperiksa, ditampung setelah pasangan melakukan coitus sekurang-kurangnya selama 3 hari dan sperma tersebut hendaknya diperiksa dalam 1 jam setelah keluar. Ejakulasi yang normal sifatnya sebagai berikut :
  • 3. Volume : 2 – 5 cc. Jumlah spermatozoa : 100 – 120 per cc Pergerakan : 60% dari spermatozoa masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan. Bentuk abnormal : 25%. Pria yang fertil spermatozoanya : 60 juta per cc atau lebih. Pria yang subfertil spermatozoanya : 20 – 60 juta per cc Pria yang steril spermatozonya : 20 juta per cc atau kurang. Sebab-sebab kemandulan pada pria : gizi, penyakit-penyakit, kelainan metabolis, keracunan, dysfungsi hypofise, kelainan traktus genetalis (vas deferens, testes pada klinefelter syndrome). Untuk penilaian yang lebih lanjut perlu diperiksa 17 ketosteroid, gonadotropin dalam urin, dan biopsy dari testis. 3. Pemeriksaan lendir serviks Keadaan dan sifat lendir serviks sangat mempengaruhi keadaan spermatozoa. a) Kentalnya lendir serviks Lendir serviks yang cair lebih mudah dilalui spermatozoa. Pada stadium proliferasi lendir serviks agak cair karena pengaruh estrogen, sebaliknya pada stadium sekresi lendir serviks lebih kental karena pengaruh progesteron. b) PH lendir serviks lendir serviks bersifat alkalis dengan pH ± 9. Pada suasana yang alkalis spermatozoa dapat hidup lebih lama. Suasana menjadi asam pada cervicitis. c) enzym lendir serviks selain estrogen rupa-rupanya juga enzym-enzym proteolytik seperti trypsin dan chemotrypsin mempengaruhi viskositas lendir serviks. d) Dalam lendir serviks dapat juga ditemukan immunoglobulin yang dapat menimbulkan agglutinasi dari spermatozoa. e) Berbagai kuman-kuman dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoa. Biasanya baik tidaknya lendir serviks diperiksa dengan : SIMS HUHNER TEST a) Pemeriksaan lendir serviks dilakukan post coitum sekitar waktu ovulasi.
  • 4. b) Sims Huhner test dianggap baik kalau terdapat 5 spermatozoa yang motil per high powerfield. Sims Huhner yang baik menandakan : - Teknik koitus baik - Lendir serviks normal - Estrogen ovarial cukup - Sperma cukup baik KURZROCK MILLER TEST a) Dilakukan pada pertengahan siklus kalau hasil Sims Huhner test kurang baik. b) Satu tetes lendir serviks diletakkan berdampingan dengan tetes sperma pada obyeglas; terlihat apakah ada invasi spermatozoa, lendir serviks kurang baik. 4. Pemeriksaan tuba Untuk mengetahui keadan tuba dapat dilakukan : Pertubasi /(insuflasi) secara rubi CO2 dimasukkan ke dalam cavum uteri dan tuba. Kalau tuba paten (tidak tertutup) maka gas akan keluar dari ujung tuba.Hal ini dapat kita ketahui dengan stetoskop yang diletakkan kiri atau kanan dari uterus : gas yang keluar menimbulkan bunyi yang khas. Di samping itu pasien merasa nyeri di bahu dan dengan foto rontgen dapat terlihat gelembung udara di bawah diagfragma. Biasanya takanan gas dicatat dengan kymogram. Kalau tekanan tidak melewati 180 mmHg, maka tuba paten. Kalau mencapai 180 – 200 mmHg, maka ada obstruksi. Pada kymogram juga Nampak gelombang-gelombang dengan amplitude 10 – 30 mmHg, yang disebabkan oleh peristaltic tuba. Hysterosalpingografi (HSG) Kalau dengan pertubasi hanya dapat diketahui utuh tidaknya tuba maka dengan hysterosalpingografi dapat diketahui : - Bentuk dari cavum uteri - Bentuk dari liang tuba dan kalau ada sumbatan, tempat sumbatan Nampak Pada hysterongografi disuntikkan cairan kontras ke dalam rahim misalnya lipiodol, urografin atau pyelocyl. Bahan kontras yang larut dalam air lebih baik dari bahan kontras yang larut dalam minyak yang dapat menimbulkan emboli dan granulom tuba.
  • 5. : Kemudian dibuat foto rontgen dari genetalia interna. Kalau keadaan normal maka batas-batas cavum uteri rata, tuba terlihat sebagai benang halus tanpa pelebaran dan karena tidak ada sumbatan Nampak juga cairan kontras dalam rongga panggul kecil. Kuldoskopi Dengan kuldoskopi dapat dilihat keadaan tuba dan ovarium. Laparaskopi Dengan laparaskopi dapat dilihat keadaan genetalia interna dan sekitarnya. 5. Pemeriksaan endometrium Pada stadium premenstrual atau pada hari pertama haid dilakukan mikrokuretase. Endometrium yang normal harus memperlihatkan gambaran histologik yang khas untuk stadium sekresi. Kalau tidak diketemukan stadium sekresi maka : Endometrium tidak bereaksi terhadap progesteron Produksi progesteron kurang D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFERTIL 1. Pada Perempuan a) Hormonal Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis atau ovarium yang menyebabkan: Kegagalan ovulasi. Kegagalan endometrium uterus untuk berproliferasi dan sekresi. Sekresi vagina dan cervix yang tidak menguntungkan bagi sperma. Kegagalan gerakan ( motilitas ) tuba falopii yang menghalangi spermatozoa mencapai uterus. b) Sumbatan Tuba falopii yang tersumbat bertanggung jawab untuk kira– kira sepertiga dari penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat disebabkan Kelainan kongenital. Penyakit radang pelvis umum, misalnya apendisitis dan peritonitis. Infeksi tractus genitalis yang naik, misalnya gonore. c) Faktor Lokal Keadaan – keadaan seperti : 1. Fibroid uterus, yang menghambat implantasi ovum. 2. Erosi cervix yang mempengaruhi pH sekresi sehingga merusak sperma.
  • 6. 3. Kelainan kongenital vagina, cervix atau uterus yang menhalangi pertemuan sperma ayau ovum. 2. Pada Laki – Laki a. Gangguan Spermatogenesis Analisis cairan seminal dapat mengungkapkan : 1. Jumlah spermatozoa kurang dari 20 juta per mililiter cairan seminel. 2. Jumlah spermatozoa yang abnormal lebih dari 40% yang berupa defek kepala ( caput ) atau ekor ( cauda ) yang spesifik. Keadaan ini mungkin karena adanya aplasia sel germinal, pengelupasan, atau suatu defek kongenital, atau beberapa penyebab yang tidak dapat ditetapkan. 3. Cairan seminal yang diejakulasikan kurang dr 2 ml. 4. Kandungan kimia cairan seminal tidak memuaskan, misalnya kadar glukosa, kolesterol, atau enzim hialuronidase abnormal dan pH – nya terlalu tinggi atau terlalu rendah. b. Obstruksi 1. Sumbatan ( oklusi ) kongenital duktus atau tubulus. 2. Sumbatan duktus atau tubulus yang disebabkan oleh penyakit peradangan (inflamasi) akut atau kronis yang mengenai membran basalais atau dinding otot tubulus seminiferus, misalnya orkitis, infeksi prostat, infeksi gognokokus. Penyakit ini merupakan penyebab yang paling umum pada infertilitas pria. c. Ketidakmampuan Koitus atau Ejakulasi 1. Faktor – faktor fisik, misalnya hipospadia, epispadia, deviasi penis sperti pada priapismus atau penyakit Peyronie. 2. Faktor – faktor psikologis yang menyebabkan ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi. 3. Alkoholisme kronik d. Faktor Sederhana Kadang – kadang faktor – faktor sederhana seperti memakai celana jeans ketat, mandi dengan air terlalu panas, atau berganti lingkungan ke iklim tropis dapat menyebabkan keadaan luar ( panas ) yang tidak menguntungkan untuk produksi sperma yang sehat.
  • 7. E. MASALAH YANG TIMBUL PADA INFERTILITAS 1. Masalah air mani pada laki – laki Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung ke dalam tabung gelas bersih yang bermulut lebar ( atau gelas minum ), setelah abstinensi 3 – 5 hari. Sebaiknya penampungan air mani itu dilakukan di rumah pasien sendiri, kemudian dibawa ke laboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan. Air mani yang dimasukkan ke dalam kondom dahulu, yang biasanya mengandung zat spermatisid, akan mengelirukan penilaian motilitas spermatozoa. Karakteristik air mani : a. Koagulasi dan likuefaksi. b. Viskositas. c. Rupa dan bau. d. Volume. e. PH. f. Fruktosa. 2. Masalah Serviks pada Perempuan Walaupun serviks merupakan sebagian dari uterus, namun artinya dalam reproduksi manusia harus diakui pada abad kesembilan belas. Sims pada tahun 1868 adalah orang pertama yang menghubungkan serviks dengan infertilitas, melakukan pemeriksaan lendir serviks pascasenggama, dan melakukan inseminasi buatan. Baru beberapa lama kemudian Huhrer memperkenalkan uji pasca senggama yang dilakukan pada pertengahan siklus haid. Serviks biasanya mengarah ke bawah – belakang, sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kedudukannya yang demikian itu memungkinkannya tergenang dalam air mani yang disampaikan pada forniks posterior. Kanalis servikaslis yang dilapisi lekukan – lekukan seperti kelenjar yang mengeluarkan lendir, sebagian dari sel – sel epitelnya mempunyai silia yang mengalirkan lendir serviks ke vagina. Bentuk servikalis seperti itu memungkinkan ditimbun dan dipeliharanya spermatozoa motil dari kemungkinan fagositosis, dan juga erjaminnya penyampaian spermatozoa ke dalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
  • 8. F. PENGOBATAN DAN PENANGANAN Pengobatan infertilitas tergantung pada etiologi maka dapat berupa diet, typoid hormone, operasi. 1. Dysfungsi kelenjar hypofise dapat diusahakan : Rebound phenomen misalnya dengan oral pills. Karena oral pills mengandung estrogen dan progesterone maka pembuatan gonadotropin hypofiser dihambat dan setelah oral pills dihentikan terjadi rebound phenomen. Efek ini tentu juga dapat diusahakan dengan pemberian aethinyloestradiol 3 x 0,02 mg selama 21 hari dan untuk 3 kuur. Substitusi terapi : - Pemberian FSH dan LH - Chorionic gonadotropin (LH) Merangsang hypofise untuk membuat FSH dan LH dengan pemberian clomiphen. Cara clomiphen bekerja belum begitu jelas. Teori yang dikemukakan ialah : - Clomiphen merupakan estrogen inhibitor sehingga menambah produksi gonadotropin. - Clomiphen merangsang hypothalamus sehingga dikeluarkan FSH dan LH releasing factors. - Clomiphen mempunyai efek langsung pada ovarium. Biasanya diberikan 50 mg sehari selama 5 hari dimulai pada hari kelima siklus haid. 2. Gangguan sperma Terapi : a) Umum : hygiene umum Minum rokok dan minum alcohol dikurangi, istirahat yang cukup, tension dihilangkan. Pengobatan penyakit kronis dan metabolis. b) Hormonal : Testosteron yang merangsang faal kelenjar acessoir alat kelamin laki-laki. Yang diusahakan ialah rebound phenomen. Gestyltesto ialah kombinasi gestyl yang bersifat gonadotropin dan testosterone.
  • 9. Humegon singkatan dari Human Menopausal Gonadotropin yang khasiatnya seperti FSH misalnya diberikan 200 U, 2X seminggu selama 6 minggu. c) Operatif : memperbaiki penutupan duktus deferens. d) Cara-cara lain : centrifuge sperma. 3. Lendir serviks Terapi : estrogen atau antibiotika. 4. Endomertium Terapi : Progesteron Kalau ada tanda-tanda infeksi diberi antibiotika
  • 10. ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.D UMUR 26 TAHUN DENGAN INFERTILITAS PRIMER DI RSAB HARAPAN KITA JAKARTA Identitas Pasien Nama ibu : Ny.D Nama : Tn.H Umur : 26 tahun Umur : 32 tahun Agama : Kristen Agama : Kristen Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan : Acounting Pekerjaan : Marketing Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/indonesia Alamat : Jl. amber Alamat : Jl. amber Jakarta Barat Jakarta Barat A. Data Subjektif (S) 1. Ibu mengatakan belum pernah hamil 2. Ibu mengatakan ingin punya anak 3. Ibu mengatakan haid pertama (menarche) umur 10 tahun, siklusnya teratur 4. Ibu mengatakan sudah meinkah dan lamanya 10 bulan 5. Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi B. Data Objektif (O) 1. Keadaan umum : baik 2. Kesadaran : composmentis 3. Tanda-tanda vital - Tekanan darah : 110/70 MmHg - Nadi : 72x/menit - Respirasi :24x/menit - Suhu badan :36ºC 4. Pemeriksaan fisik - Tinggi badan : 155 Cm
  • 11. - Berat Badan : 55,5 Kg - Konjungtiva : Tidak Pucat - Sclera : Tidak Ikterus - Rambut : Bersih, tidak berketombe, dan warnanya Hitam C. Assesment (A) Diagnosa : Ny.D umur 26 tahun dengan infertilitas primer Masalah : Ibu belum mempunyai anak Kebutuhan : Lakukan tindakan Hidrotubasi D. Planing (P) 1. Membina hubungan baik ibu dan keluarga 2. Menjelaskan hasil; pemeriksaanpada ibu dan keluarga tentang hasil USG dan Laboratorium 3. Melakukan informen Consent pada setiap tindakan 4. Mempersiapkan alat untuk tindakan hidrotubasi a. 1 troli, dan 2 buah duk steril ( 1 untuk troli dan 1 untuk alas bokong ) b. 3 buah com yang berisi kapas sublimat, kasa steril, dan betadine. c. Sepasang spekulum sim d. 1 buah tampon tang dan 1 buah kohort ( aiwa ) e. 1 buah sonde uterus f. 1 buah hidrotubator / poli kateter nomor 10. g. Dispo 5 cc untuk aquades. h. Dispo 20 cc i. 2 pasang handscon steril j. Aquades k. 1 ampul antibiotik dan dexametason 4 ampul atau oradekson l. 1 buah lampu sorot m. Gunting 5. Menganjurkan ibu untuk buang air kecil 6. Memberitahukan dan menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian dengan pakaian yang akan digunakan dalam tindakan. 7. Menganjurkan ibu untuk melepas pakaian dalam 8. Menganjurkan ibu untuk berbaring di bad tindakan
  • 12. 9. Mengatur posisi ibu dengan posisi litotomi 10. Mengobservasi tanda-tanda vital - TD : 110/70 mmhg - Nadi : 72 x/m - Respirasi : 22 x/m - Suhu : 36,5 ºc 11. Kolaborasi dengan dokter SpOG dalam memberikan tindakan 12. Mengobervasi tanda-tanda vital saat tindakan, TD : 110/70 Mmhg 13. Merapikan kembali pasien setel;ah tindakan 14. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital setelah tindakan - Keadaan Umum : Baik - Kesadaran : Composmentis - Tekanan Darah : 100/70 Mmhg 15. Mengantar pasien keruang observasi 16. Jam 10.50 WIB Keadaan umum baik, dan ibu diperbolehkan pulang.