2. PAFKUGM
2
STRUKTUR, FUNGSI NORMAL
Perkembangan payudara
– Prepubertas:
• beberapa duktus saling berhubungan, bermuara pada puting
• struktur kelenjar belum terbentuk.
– Beberapa saat sebelum menarkhe:
• pemanjangan dan percabangan duktus dan penonjolan
ujung duktus
• Jaringan lemak - ikat bertambah.
– Menstruasi:
Kelenjar tumbuh sampai umur + 25 tahun
Pertumbuhan dan perkembangan dipercepat oleh kehamilan
3. PAFKUGM
3
STRUKTUR, FUNGSI NORMAL
Pengaturan hormonal
– Membutuhkan berbagai hormon yang bekerja
terkoordinasi
– Peran masing-masing hormon belum dapat
diterangkan dengan jelas, semuanya
mempunyai efek terhadap pertumbuhan &
sekresi
5. PAFKUGM
5
Catatan
• Lesi fibrokistik, hiperplasi duktal
(epiteliosis atau papillomatosis), sebagian
besar karsinoma payudara dari TDLU
• Sebagian besar papilloma soliter,
ektasia duktus, dan sebagian kecil
karsinoma duktal. duktus besar
Welling dkk. (1975) dan Azzopardi (1979)
6. PAFKUGM
6
Perubahan siklis
• Mengalami perubahan selama siklus menstruasi
• Fase sekretoris (fase premenstruasi): stroma lobulus
edematus payudara terasa penuh sel mengalami
peningkatan mitosis kadar estrogen dan progesteron
yang mencapai puncak (hari ke 22-24 siklus)
• Akhir siklus, jumlah sel berkurang (secara apoptosis)
kadar hormon berkurang
–pemeriksaan klinis payudara sebaiknya
dilakukan pada paruh pertama siklus
menstruasi
7. PAFKUGM
7
Kehamilan dan laktasi
• Lobuli proliferasi dan membesar persiapan laktasi
(produksi dan sekresi ASI)
• Trimester ketiga: jumlah asini tiap lobuli meningkat sel
epitelial berdiferensiasi - mulai memproduksi dan
mensekresi ASI
• Estrogen, progesteron, dan prolaktin berperanan penting
untuk perkembangan payudara
• Setelah persalinan: kadar hormon steroid seks menurun,
kecuali prolaktin -- untuk inisiasi laktasi
• Menyusui berhenti - struktur lobuli involusi kembali ke
struktur sebelum kehamilan.
8. PAFKUGM
8
Involusi
Umur bertambah: payudara involusi kadar
hormon steroid menurun = fungsi ovarium
menurun - jaringan ikat lobuli memadat,
membran basal sekitar asini menebal, sel
pelapis asini berkurang.
• Dimulai saat premenopause (kecepatan
berbeda - kadang klinis teraba sebagai
benjolan)
• Pada lanjut umur: unsur terbanyak jaringan
lemak.
11. PAFKUGM
11
GAMBARAN KLINIS LESI PAYUDARA
Tabel. Kemungkinan sebab lesi patologis beserta gejala dan tanda klinis pada berbagai umur
Sebab patologis
Gejal klinis
25 tahun 25-35 tahun 35-55 tahun . 55 tahun
Benjolan mobil
Benjolan berbatas
tidak tegas
Benjolan
padat/keras
Discharge puting:
1. Jernih
2. Berdarah
Ulserasi, eksema
puting
Fibroadenoma
Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
Adenoma puting
Fibroadenoma
Fibroadenosis
Sclerosing adenosis
Karsinoma
Jarang
Jarang
Adenoma puting
Fibroadenoma
Tumor filodes
Perubahan fibro-
kistik
Karsinoma
Ektasia duktus
Papilloma duktus
Penyakit Paget
Adenoma puting
Tumor filodes
Jarang
Karsinoma
Nekrosis lemak
Ektasia duktus
Papilloma duktus
Penyakit Paget
Adenoma puting
12. PAFKUGM
12
RADANG
Mastitis piogenik akut
• minggu pertama pasca persalinan - akut dan
nyeri
• Staphylococcus aureus - fisura putting
• Infeksi terbatas satu segmen -- pembengkakan
dan eritema
• Bila Streptococcus pyogrenes peradangan
13. PAFKUGM
13
Actinomycosis
• Jarang ditemukan - perluasan infeksi paru-paru
melalui dinding dada - atau infeksi primer
• Gejalanya: benjolan di bawah puting, nyeri,
kenaikan suhu badan (-) menyerupai tumor
• Infeksi abses -- koloni jamur.
Mastitis tuberkulosa
• Jarang ditemukan - berasal dari penyebaran
hematogen
• masa fibrokaseosa & pembentukan sinus
• kadang fibrosis berat masa padat ~
karsinoma.
14. PAFKUGM
14
Ektasia duktus (mammary duct ectasia)
• duktus besar
• berat dapat meluas ke duktus intralobular
• masa reproduktif akhir dan pasca menopause
• kasus berat – DD: karsinoma discharge berdarah,
retraksi putting, masa padat
• proses peradangan murni =/= keganasan, maupun Lesi
fibrokistik
• etiologi: belum diketahui – perempuan sudah punya
anak
• duktus dilatasi, berisi masa kental putih kehijauan
discharge melalui putting
• Mikroskopis: jaringan sekitar duktus disebuk limfosit, sel
plasma, makrofag dan fibrosis. hiperplasi epitel dan
metaplasi apokrin (-)
• = mastitis periduktal.
16. PAFKUGM
16
Nekrosis lemak
• Trauma
• Obesitas dan pasca menopause jaringan lemak lebih
banyak
• Masa batas tidak tegas, klinis ~ karsinoma.
• Makroskopis:jaringan kekuningan dengan perdarahan
dan bercak kalsium, fibrosis
• Mikroskopis: jaringan lemak nekrosis, sebukan makrofag
dan sel-sel raksasa mengandung lemak, imfosit,
fibroblas, dan pembuluh darah kecil
• Nekrosis lemak - iritan persisten -- radang kronik
fibrosis.
17. PAFKUGM
17
LESI PAYUDARA PROLIFERATIF
Lesi FIBROKISTIK
• paling sering ditemukan
• Dahulu: penyakit fibrokistik, mastopatia kronika kistika,
displasia mamma, penyakit Reclus, penyakit
Schimmelbusch, mazoplasia, masitits kistik kronika
• Penting:
– beberapa menimbulkan nyeri periodik,
– hiperplasia epitel (+) peningkatan risiko kanker payudara
– hiperplasi atipik (4%)berisiko tinggi menjadi kanker
– beberapa tipe - klinis, radiografis, makroskopis, mikroskopis
sukar dibedakan dengan karsinoma
18. PAFKUGM
18
Lesi fibrokistik ………………..
Insidensi
• + 10% - klinis
• + 50% - histologis dari otopsi
Etiologi dan patogenesis
• belum diketahui pasti - hormon ovarium ? – cara ?
• diduga: ketidak seimbangan hormon estrogen -
progesteron pada setiap siklus menstruasi - insidensi
meningkat mendekati menopause
• ketidak seimbangan: hiperplasia epitelium duktal dan
lobular + dilatasi setiap siklus menstruasi dengan
perubahan regresif siklus berikutnya.
19. PAFKUGM
19
Gambaran klinis dan makroskopis
• umur 30-35 tahun, insidensi menurun pasca
menopause, puncak mendekati menopause.
• Gambaran klinis
– Bervariasi: umur dan perubahan patologis yang mendasari
– umur muda: benjolan kecil pada satu/beberapa segmen
payudara. bilateral, premenstruasi nyeri
– mendekati menopause: masa kenyal batas tidak jelas, masa
batas tegas – kista, fibrosis menonjol – masa padat ~ karsinoma
• Gambaran makroskopis
– umur muda: nodul merah muda atau abu-abu, sampai 3 mm
– mendekati menopause: kista lebih banyak 2 sampai 20 mm –
solitar-multipel, berisi cairan jernih – kekuningan/bercampur
darah.
Lesi fibrokistik
20. PAFKUGM
20
Gambaran histologis
terutama mengenai TDLU - hiperplasi dapat meluas ke duktus yang lebih besar
• Kista - dilatasi asini lobulus atau duktus terminal
• Metaplasi apokrin
• Fibrosis stroma
• Hiperplasi epitel - paling penting risiko kanker
– duktus kecil interlobular, duktus intralobular, dan asini
– proliferasi (hiperplasi duktal) ringan - 3 sampai 4 lapisan epitel
– proliferasi sedang atau florid (papilomatosis - Azzopardi: epiteliosis)
– hiperplasi atipik: (morfologis ganas - tidak lengkap)
• Radang kronik: bukan proses infeksi - rupturnya kista isi keluar ke stroma reaksi radang
• Fibroadenomatoid: mikroskopis menyerupai fibroadenoma
• Adenosis: pembesaran lobulus mengandung banyak asini.
– Blunt duct adenonosis: pembesaran asini lobulus dibatasi sel membesar
– Mengenai epitelium dan mioepitelium
• Sclerosisng adenosis
– proliferasi lobulus - asini distorsi
– proliferasi mioepitelium dominan
– klinis dapat menyerupai karsinoma
Lesi fibrokistik
21. PAFKUGM
21
Hiperplasi atipik
• Lesi fibrokistik – karsinoma ?
• Page dkk. dan Dupont dkk:
– tidak semua Lesi fibrokistik karsinoma
– Faktor terpenting: tingkat hiperplasi epitel - tu hiperplasi yang atipik
– 70% risiko 0 (sama populasi normal), 3,6% (hiperplasi atipik) risiko 4-5
kali
• the College of American Pathologists:
– Lesi non proliferatif/hiperplasi ringan: risiko 0 kali
– Penyakit proliferatif tanpa atipia/hiperplasi sedang atau florid: risiko 1,5-
2 kali
– Hiperplasi duktal atipik atau lobular atipik: risiko 5 kali
– Karsinoma duktal in situ atau lobular in situ (klasifikasi Page): risiko 8-
10 kali
Lesi fibrokistik
22. PAFKUGM
22
Lesi fibrokistik
Hubungan Lesi fibrokistik dengan
Karsinoma – lesi prakanker ?
Alasan :
• Observasi: hasil eksisi karsinoma ditemukan Lesi
fibrokistik - tingkat proliferasi epitel lebih tinggi d/p
populasi tanpa karsinoma
• retrospektif: karsinoma invasif -- hiperplasi florid atau
hiperplasi atipik
• insidensi karsinoma == lesi proliferatif jinak
• kariotipik dan perubahan molekular lesi proliferatif jinak
== karsinoma
• Keturunan penderita karsinoma punya predisposisi lesi
proliferatif
• Follow up: risiko Lesi fibrokistik 2-4 kali lebih tinggi
daripada populasi kontrol
23. PAFKUGM
23
Lesi fibrokistik
Variasi
• Umur 30-45 tahun: adenosis, hiperplasi epitel,
fibrosis ringan, sclerosing adenosis, mikrokista
dan metaplasi apokrin
• Umur 40-45 tahun: proliferasi epitel dominan,
adenosis, hiperplasi epitel, kistik.
• Umur 45-55 tahun: lebih banyak kista yang
kadang-kadang besar blue dome cyst dan
bloodgood's cyst, metaplasi apokrin, adenosis,
hiperplasi epitel, palpillomatosis, fibrosis sering
ditemukan.
29. PAFKUGM
29
GINEKOMASTIA
• laki-laki - hanya terdiri duktular tanpa asini ~
perempuan prepubertal
• Gambaran klinik: pembesaran payudara laki-laki
– ~ payudara perempuan muda
– diskus padat dan mobil di bawah putting
– 75% unilateral
• Mikroskopis:
– duktus dilatasi
– proliferasi epitel berbagai tingkat
– stroma di sekitar duktus sembab dan
miksomatus -- padat dan hialinisasi
• .
30. PAFKUGM
30
GINEKOMASTIA
• umur dewasa: hormon estrogen
hipertiroidisme, kelainan hipofise, tumor
adrenal atau testis (yang mensekresi
estrogen).
• umur tua: pemberian terapi stilboestrol
untuk karsinoma prostat
• Penyebab lain: sindroma Klinefelter,
malnutrisi, sirosis hepatis, chlorpromazine,
spironolactone, digitalis.
32. PAFKUGM
32
TUMOR JINAK PAYUDARA
FIBROADENOMA
• jenis paling banyak ditemukan – pada usia muda
• Insidensi puncak: dekade ke tiga
• biasanya soliter
• asal dari lobulus (stroma dan kelenjar) mengalami perubahan
hormonal
• Gambaran makroskopis
– masa mobil, mudah bergerak, lobular, batas tegas, 10-40 mm
– jenis juvenilis berdiameter besar
– umur muda:lunak, licin
– Umur lebih tua:lebih padat fibrosis
• Gambaran histologis
– intrakanalikular dan perikanalikular .
– tidak berisiko menjadi karsinoma invasif.
33. PAFKUGM
33
• Fibroadenoma juvenilis
– berukuran besar (50-100 mm), tumbuh cepat
– usia muda
– bangsa Afrika dan India Barat > bangsa
Kaukasia
– ~ tumor phyllodes
35. PAFKUGM
35
TUMOR PHYLLODES
• lebih jarang
• Asal stroma intralobular
• ukuran kecil (30-40 mm) sampai sangat besar
distensi payudara
• Makroskopis
– lobular dan kistik celah-celah dan belahan daun
tumor phyllodes (bhs. Yunani)
• ganas peningkatan selularitas stroma,
anaplasia, mitosis banyak - 15% metastasis
37. PAFKUGM
37
TUMOR JINAK PAYUDARA
• PAPILLOMA DUKTAL
• umur muda
• 80% discharge putting berdarah
• asal dari epitel duktus
• lesi tunggal, berupa pertumbuhan papilar epitel
duktus + stroma -- tidak berisiko menjadi
karsinoma invasif
• papilloma duktal multipel -- dari duktus yang
lebih kecil -- jauh dari putting –masa, <
discharge putting -- kenaikan risiko karsinoma
invasif.
38. PAFKUGM
38
TUMOR JINAK PAYUDARA
ADENOMA
• lebih jarang ditemukan d/p fibroadenoma dan papilloma
duktal.
• Tubular adenoma: batas tegas, 10-40 mm, awal umur
duapuluhan, struktur tubular rapat, uniform, sedikit
jaringan ikat.
• Adenoma laktasi: adenoma tubular mengalami
perubahan laktasi selama kehamilan
• Adenoma puting: nodul di bawah putting, <15 mm,
pada semua umur, kadang kulit di atas ulserasi,
discharge berdarah, ~ penyakit Paget, batas tegas,
duktus besar dan kecil, stroma padat.
41. PAFKUGM
41
KARSINOMA PAYUDARA
Insidensi
• negara maju: jenis keganasan yang paling
banyak pada perempuan
• Inggris: 20% kanker pada perempuan --
penyebab kematian paling umum pada
perempuan kelompok 35-55
• AS: 100.000 kasus baru/tahun dan 30.000
meninggal
• Indonesia: kecenderungan kenaikan insidensi
(data patologi)
• Yogyakarta: urutan pertama menggeser
karsinoma cervix uteri (data patologi)
42. PAFKUGM
42
KARSINOMA PAYUDARA
Faktor-faktor risiko
• Jenis kelamin dan umur (laki-laki <1%)
• Riwayat menstruasi dan reproduksi
• Berat badan dan diit
• Riwayat keluarga
– kerabat dekat (ibu-anak, saudara) risiko 2-3 kali
– meningkat - 5 kali bila kerabat menderita kanker pada umur
muda dan atau bilateral
– gena yang bertanggung jawab: pada khromososn 17q -gena
BRCA1dan pada khromosom 13q12-13 - gena BRCA2 – 2/3
kasus herediter
• Lesi fibrokistik -- hiperplasi atipik
• Penggunaan estrogen eksogen -- kenaikan risiko 2,5
kali
• Radiasi ion
• Perbedaan daerah/geografis
43. PAFKUGM
43
• Mekanisme etiologi
• Hormonal
– risiko -- menarche, menopause, dan umur kehamilan aterm yang
pertama, obesitas
– hormon sebagai promotor
– pajanan estrogen yang berlebih, pajanan progesteron yang
rendah
• Reseptor hormon
– Reseptor estrogen (+) 70% kanker payudara
– Reseptor progesteron (+) 35 %
– Kedua reseptor (+) respon terapi hormonal baik
– pengaruh hormon pada pertumbuhan karsinoma payudara.
• Virus
– virus tumorigenik (tikus) ditularkan lewat air susu induk (faktor
Bittner)
– pada manusia belum jelas
KARSINOMA PAYUDARA
44. PAFKUGM
44
• Lokasi (menurut kuadran)
• - 50% lateral atas - 15% medial atas
• - 10% lateral bawah - 5% medial bawah
• - 17% sentral - 3% disfus atau masif
• - Karsinoma unilateral: kiri > kanan lebih banyak
• (13%)
• Multisentrisitas
• Multisentrisitas: jenis lobular > duktal.
• Bilateralitas
• - karsinoma invasif 5X d/p populasi umum
• - lebih tinggi lagi bila ada riwayat keluarga (+)
• - lebih sering pada jenis lobular (25-50% kasus)
• - sinkron maupun metakron
• - berasal dari penyebaran dalam jaringan payudara
• tumbuh sendiri-sendiri.
KARSINOMA PAYUDARA
45. PAFKUGM
45
KARSINOMA PAYUDARA
Hal yang perlu diperhatikan
• Semua karsinoma payudara adalah
adenokarsinoma
• Apakah tumor masih terbatas di/pada
unsur kelenjar payudara (karsinoma in
situ/non invasif) atau sudah menginvasi
stroma (karsinoma invasif/infiltratif
• Apakah tumor berjenis duktal atau lobular
46. PAFKUGM
46
KARSINOMA DUKTAL INSITU/ INTRADUKTAL
(KDIS)
• pre maupun pasca menopause (40-60
tahun)
• KDIS murni: 5% dari karsinoma payudara
disertai gejala klinis
• variasi morfologis: papilar,
komedokarsinoma, solid, kribriformis,
mikropapilar, clinging, dan hipersekresi
kistik
47. PAFKUGM
47
KARSINOMA DUKTAL INSITU/ INTRADUKTAL
(KDIS)
Komedokarsinoma
• dapat mencapai 2-5 cm masa teraba
• 50% di sentral 32-33% multisentral 10% bilatera
• Makroskopis:
– kelompokan duktus berdinding tebal – dipencet keluar masa tumor
nekrotik ~ komedo komedokarsinoma
• Mikroskopis
– duktus ta. sel tumor besar, pleomorfik, solid, mitosis banyak
– nekrosis di bagian sentral/nekrosis individual
• Karakteristik
– aneuploidi, - reseptor hormon negatif
– ekspresi metallothionein - everekspresi c-erbB-2
– frekuensi mutasi p53 yang tinggi.
• hal yang perlu diperhatikan
– 1) perluasan tumor -- sangat ekstensif mencapai puting penyakit
Paget
– 2)ada tidaknya invasi ke stroma.
48. PAFKUGM
48
Komedokarsinoma
• dapat mencapai 2-5 cm masa teraba
• 50% di sentral 32-33% multisentral 10% bilatera
• Makroskopis:
– kelompokan duktus berdinding tebal – dipencet keluar masa tumor
nekrotik ~ komedo komedokarsinoma
• Mikroskopis
– duktus ta. sel tumor besar, pleomorfik, solid, mitosis banyak
– nekrosis di bagian sentral/nekrosis individual
• Karakteristik
– aneuploidi, - reseptor hormon negatif
– ekspresi metallothionein - everekspresi c-erbB-2
– frekuensi mutasi p53 yang tinggi.
• hal yang perlu diperhatikan
– 1) perluasan tumor -- sangat ekstensif mencapai puting penyakit
Paget
– 2)ada tidaknya invasi ke stroma.
KARSINOMA DUKTAL INSITU …………….
51. PAFKUGM
51
KARSINOMA DUKTAL INSITU
• Karsinoma papilar in situ
• Persentase sangat kecil
• Makroskopis
– masa berbatas tegas
– dapat melibatkan banyak duktus /mengenai seluruh bagian
payudara.
• Mikroskopis
– Sel epitelial monomorfik - tanpa sel mioepitel
– hiperkhromasi inti - rasio nukleositoplasma
tinggi
– mitosis banyak - tanpa metaplasi apokrin
– tanpa pola krobriform dan trabekular
– tanpa atau dengan sedikit stroma
– tanpa lesi proliferatif di dekatnya.
52. PAFKUGM
52
KARSINOMA DUKTAL INSITU
• Karsinoma duktal in situ bentuk lain
• Solid : lumen proliferasi padat se tumor
• Kribriform: lumen terisi proliferasi sel
yang membentuk rongga-rongga bulat
tersebar
• bentuk lain: mikropapilar, kistik
hipersekretorik, dan clinging.
54. PAFKUGM
54
KARSINOMA LOBULAR INSITU
• disebut pula neoplasia lobular
• umumnya premenopause -- pasca menopause + invasif
• 6% karsinoma payudara
• 70% multisentral
• 30-40% bilateral
• sebagian besar di daerah putting 5cm di bawah kulit - lateral dan
medial atas
• tumor residual pada 60% kasus
• Mikroskopis
– lobuli distensi penuh sel-sel bulat, relatif monomorf, inti berukuran kecil
sampai sedang, bulat dan normokhromik
– atipia, pleomorfisme, mitosis dan nekrosis minima
– kadang ditemukan variasi yang lebih atipi
• dapat ditemukan pada fibroadenoma dan sclerosing sdenosis
• ¼ sampai 1/3 kasus yang diterapi hanya dengan biopsi menjadi
karsinoma invasif.
56. PAFKUGM
56
KARSINOMA INVASIF
•
• sel tumor menembus membrana basalis dan menyebar
ke jaringan sekitar
• berdasar asalnya
– karsinoma duktal invasif/infiltratif
– lobular invasif/infiltratif
• berdasar pola histologis:
– karsinoma duktal invasif not otherwise specified (NOS)
– karsinoma duktal invasif dengan penyakit Paget
– karsinoma lobular invasif
– karsinoma medular
– karsinoma koloid (musinus)
– karsinoma tubular
– karsinoma jenis lain-lain.
57. PAFKUGM
57
KARSINOMA DUKTAL INVASIF, NOS
• paling banyak ditemukan (70%)
• Klinis
– masa batas tidak tegas
– konsistensi kenyal keras
– perluasan tumor retraksi kulit dan putting,
terfiksir dinding dada
– Stroma banyak teraba keras scirrhous
carcinoma .
58. PAFKUGM
58
KARSINOMA DUKTAL INVASIF, NOS
• paling banyak ditemukan (70%)
• Klinis
– masa batas tidak tegas
– konsistensi kenyal keras
– perluasan tumor retraksi kulit dan putting,
terfiksir dinding dada
– Stroma banyak teraba keras scirrhous
carcinoma .
60. PAFKUGM
60
KARSINOMA DUKTAL INVASIF, NOS
• Histologis
– pulau tumor solid, kadang tubular, infiltratif
– bentuk dan ukuran sel bervariasi
– dibanding karsinoma lobular invasif: sel lebih besar,
nukleoli lebih jelas, lebih banyak mitosis
– kadang: metaplasi skuamus, apokrin dan sel jernih
– stroma fibrosis ringan - berat dan selular
(desmoplastik)
– nekrosis dan kalsifikasi ditemukan pada 60% kasus.
61. PAFKUGM
61
PENYAKIT PAGET
• umur lebih tua
• karsinoma intraduktal
mengenai duktus ekskretorius
utama meluas dan infiltasi ke
kulit putting dan areola
kering, pecah, ulserasi,
hiperemia, edema
• gambaran khas: invasi
epidermis sel Paget
• sel Paget: sel besar, tunggal
atau berkelompok, inti
hiperkhromatik dan pleomorfik,
dikelilingi halo
• morfologi sel Paget = sel
karsinoma duktal invasif/ non
invasif
62. PAFKUGM
62
KARSINOMA LOBULAR INVASIF
• Masa batas tidak tegas.
konsistensi kenyal
• Histologis
– sel tumor kecil, relatif uniform
– deretan sel tunggal - Indian file -
mengelilingi asini atau duktus
normal, konsentrik di sekitar lobuli
kelenjar yang menjadi karsinoma
lobular in situ
– stroma jaringan ikat padat.
• Kejadian: 5%
• sifat bilateralitas (20%)
• Jenis:
– histiositoid: sel dengan sitoplasma
banyak, granular, berbuih
– signet ring cell: sel seperti cincin
stempel
63. PAFKUGM
63
KARSINOMA MEDULAR
• 1%
• di bawah 50 tahun
• masa besar (>10 cm),
kenyal lunak
• Histologis
– stroma sedikit
– sel tumor poligonal –
spindle - tersusun
lembaran atau pulau besar
– stroma, di tepi tumor
dijumpai sebukan limfosit
sedang sampai berat
respon imunitas terhadap
tumor prognosis jauh
lebih baik
64. PAFKUGM
64
KARSINOMA KOLOID (MUKOIDES)
• 1%
• di bawah 50 tahun
• masa besar (>10 cm),
kenyal lunak
• Histologis
– stroma sedikit
– sel tumor poligonal –
spindle - tersusun
lembaran atau pulau besar
– stroma, di tepi tumor
dijumpai sebukan limfosit
sedang sampai berat
respon imunitas terhadap
tumor prognosis jauh
lebih baik
• musin intrasel maupun
ekstrasel
• pasca menopause
• masa besar lunak
• Histologis
– sel tumor mengandung
musin
– tersusun glandular - lumen
berisi musin
– atau kelompokan kecil sel
tumor di antara masa
musin yang banyak.
• Prognosis: lebih baik d/p
karsinoma duktal invasif
yang biasa
65. PAFKUGM
65
KARSINOMA TUBULAR
• Disebut pula karsinoma
berdiferensiasi baik
• Usia rata-rata 50 tahun
• masa berbatas tidak tegas -
konsistensi keras - diameter 10
mm
• Histologis:
– menyerupai lesi jinak –
kelenjar berdiferensiasi baik
(terutama adenosis
mikroglandular)
– tidak dijumpai nekrosis dan
mitosis
– pleomorfisme sangat ringan.
66. PAFKUGM
66
KARSINOMA JENIS LAIN
• karsinoma kribriform
• karsinoma apokrin
• karsinoma papilar
• karsinoma juvenil
• karsinoma dengan gambaran
neuroendokrin
67. PAFKUGM
67
GAMBARAN UMUM KARSINOMA
PAYUDARA
• Invasi ke otot pectoralis atau fascia profunda
terfiksasi pada dinding dada
• invasi ke kulit atau putting retraksi kulit dan
putting
• Invasi ke pembuluh limfe limfedema lokal
peau d'orange (kulit jeruk)
• kalau tumor tumbuh cepat merangsang reaksi
radang akut disertai pembengkakan, hiperemia,
dan perasaan nyeri pada payudara
inflammatory carcinoma
• Kalsifikasi 60-80%
69. PAFKUGM
69
METASTASIS
• limfogen dan hematogen
• Metastasis limfonodi 2/3 kasus pada saat
diagnosis
• kuadran luar dan sentral pertama kali ke lnn
aksila
• kuadran dalam ke lnn sepanjang a. mammaria
interna
• lnn. supraklavikular biasanya lnn. aksila dan
mammaria interna
• penyebaran jauh pada paru-paru, tulang, hati,
adrenal, (lebih jarang) otak, lien dan hipofise
71. PAFKUGM
71
STADIUM
• Berdasarkan ukuran tumor primer, metastasis di limfonodi, penyebaran
jauh, American Joint Committee on Cancers Staging:
• Stadium 0. Karsinoma in situ (lobular in situ, duktal in situ) -- FYS 92%
• Stadium I. Tumor invasif, diameter < 2 cm (termasuk in situ dengan
mikroinvasi), limfonodi (-) dan metastasis jauh (-) -- FYS 87%
• Stadium II. Tumor invasif < 5 cm, limfonodi (+) masih mobil dan metastasis
jauh (-), atau tumor > 5 cm limfonodi (-) dan metastasis jauh (-) -- FYS 75%
• Stadium III. Tumor invasif > 5 cm, limfonodi (+); atau semua tumor invasif,
limfonodi aksila (+) terfiksir; atau semua tumor invasif, limfonodi mammaria
interna ipsilateral (+); atau semua tumor invasif dengan keterlibatan kulit,
terfiksasi pada otot pektoral dan dinding dada, edema atau tanda-tanda
klinis karsinoma inflamatoria, bila tidak didapatkan metastasis jauh -- FYS
46%
• Stadium IV. Semua bentuk karsinoma dengan metastais jauh (termasuk
limfonodi supraklavukular ipsilateral) -- FYS 13%
72. PAFKUGM
72
Stadium
Stadium I
T1a: T 0.5 cm
T1b: 0.5 cm < T 1 cm
T1c: 1 cm < T 2 cm
T1 N0 M0
T 2 cm
T1
N0 = Tidak ada metastasis limfonodi regional
M0 = Tidak ada metastasis jauh
73. PAFKUGM
73
Stadium IIA
T2 N0 M0
N1 = metastasis to movable ipsilateral axillary lymph node(s)
M0 = no distant metastasis
2 cm < T < 5 cm
Tidak
ditemukan
tumor
T0
T0
T1
N1 M0
}
T2
74. PAFKUGM
74
Stadium IIB
T3 N0 M0
N1 = metastasis to movable ipsilateral axillary lymph node(s) (p) N1a, N1b
M0 = no distant metastasis
T > 5 cm
T2 N1 M0
T3
76. PAFKUGM
76
Stadium IIIB
Any T N3 M0
N3 = metastasis to ipsilateral internal mammary lymph node(s)
M0 = no distant metastasis
Tumor of any size
with direct extension
to chest wall or skin
T4d = inflammatory
carcinoma
T4 any N M0
T4
77. PAFKUGM
77
Stage IV
M1 = distant metastasis (including metastases to ipsilateral
supraclavicular, cervical, or contralateral internal mammary lymph
nodes)
Any T any N M1
80. PAFKUGM
80
PROGNOSIS
• Prognosis jelek: edema kulit payudara ekstensif, multipel nodul
di kulit, fiksasi tumor pada dinding dada, limfonodi mammaria
interna/ supraklavikular, karsinoma inflammatori, metastasis jauh
• Pada kanker payudara dini
– Ukuran tumor primer.
– Keterlibatan limfonodi dan jumlah limfonodi - tanpa metastasis
limfonodi aksila FYS 80% -- 4 limfonodi atau lebih FYS < 21%.
– Jenis histologis dan grading tumor. - ketahanan hidup 3
tahunan karsinoma intraduktal 74%, papilar 65%, medular
58%, koloid 58%, lobular invasif 34%, duktal invasif 29%
– Ada tidaknya reseptor estrogen (ER) dan reseptor progesteron
(PR).
– Tingkat proliferasi dan derajat aneuploidi.
– Overekspresi c-erbB2
– angiogenesis kemungkinan metastasis
81. PAFKUGM
81
METODA DIAGNOSTIK
Biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)/
Fine needle aspiration biopsy (FNAB)
- semakin diminati - anestesi (-)
- di lakukan di poliklinik - relatif tanpa nyeri
- pemeriksaan sitologis
Biopsi Tru-Cut
- dilakukan di poliklinik
- nyeri (+) perlu anestesi
- biopsi jarum -- pemeriksaan histologis
Pemeriksaan potong beku (frozen section)
- dikamar operasi
- jaringan dibekukan – diproses - didiagnosis patolog dalam
beberapa menit
- dilakukan bila hasil prosedur/teknik lain tidak memuaskan – klinis
lesi mencurigakan
Mammografi
- membantu mendiagnosis lesi baik yang teraba maupun tidak
- dasar program skrining