SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
1

MEMAHAMI SUBJEK DIDIK SECARA HOLISTIK

Memahami subjek didik secara holistik mengandung makna bahwa guru
harus mengetahui dan mendalami berbagai karakteristik yang ada di dalam diri
subjek didiknya secara menyeluruh yang merupakan suatu kesatuan. Ini sangat
penting karena aktivitas subjek didik dalam proses pembelajaran sesungguhnya
melibatkan keseluruhan karakteristik yang mereka miliki yang berfungsi secara
berkaitan satu sama lain dalam suatu kesatuan. Keterkaitan fungsi berbagai
karakteristik dalam suatu kesatuan aktivitas subjek itu menghasilkan proses
belajar yang mereka lakukan. Mengabaikan atau menafikan salah satu atau
beberapa karakteristik subjek didik dalam suatu sistem proses pembelajaran akan
berakibat timbulnya ketimpangan proses belajar yang mereka lakukan. Akibatnya,
mereka tidak akan dapat melakukan proses belajar secara maksimal. Pemahaman
berbagai karakteristik subjek didik secara holistik ini akan mengantarkan para
guru atau pendidik kepada pemahaman dan penghayatan secara mendalam tentang
keberadaan individual (individual differences) subjek didik. Ini akan sangat
bermanfaat bagi para guru atau pendidik karena dengan demikian mereka akan
mampu menyelenggarakan proses pembelajaran secara arif dan bijaksana.
Berikut ini dipaparkan pembahasan berbagai pandangan klasik
berkenaan dengan pemahaman terhadap subjek didik sebagai suatu kesatuan
berbagai karakteristik secara holistik.

A. Individu sebagai Suatu Kesatuan Psiko-Fisik
Pandangan bahwa manusia sebagai individu yang merupakan satu
kesatuan dari aspek fisik/jasmani dan psikis/rokhani/jiwa yang tidak dapat
dipisahkan, sesungguhnya sudah berkembang pada pemikiran para filsuf klasik
sejak masih zaman Yunani Kuno. Mereka berpandangan bahwa fisik/jasmani
merupakan aspek yang bersifat kasat mata, konkrit, dapat diamati, dan tidak
2

kekal, sedangkan psikis/rokhani/jiwa merupakan aspek yang sifatnya abstrak,
immaterial, tidak dapat diamati, dan kekal.
Plato (427-347 SM), misalnya, sebagai filosof yang amat tersohor
membagi jiwa menjadi tiga aspek kekuatan, yaitu:
1. Pikir atau kognisi berlokasi di kepala
2. Kehendak berlokasi di dada
3. Keinginan berlokasi di perut
Pembagian jiwa oleh Plato ke dalam tiga aspek ini kemudian dikenal
dengan istilah pendekatan “trikhotomi” (tiga dalam satu). Pandangan Plato
dengan konsep trikhotominya itu kemudian diikuti oleh para filosof terkenal
lainnya, di antaranya adalah jean Jaques Rousseau (Prancis, 1712-1778), J.N.
Tetens (Jerman, 1736-1805), dan Immanuel Kant (Jerman, 1724-1804).
Karena menariknya perenungan tentang jiwa manusia itu, maka
pengkajian terus menerus dilakukan. Pada perkembangan berikutnya, seorang
filosof terkenal yang merupakan salah seorang murid Plato yaitu Aristoteles,
(384-322 SM) mengemukakan hasil perenungannya tentang pembagian jiwa yang
agak berlainan dengan gurunya. Menurut Aristoteles, gejala jiwa tidak dibagi ke
dalam tiga aspek melainkan menjadi dua aspek saja, yaitu:
1. Kognisi, disebut juga sebagai gejala mengenal, berpusat pada pikir.
2. Konasi, disebut juga gejala menghendaki, berpusat pada kemauan.
Pandangan Aristoteles yang melakukan pembagian gejala jiwa
menjadi dua ini kemudian dikenal dengan istilah pendekatan “dikhotomi” (dua
dalam satu). Pengikut dikhotomi yang terkenal ialah Cristian Wolf (Jerman, 16701754).
Pembagian jiwa baik itu pendekatan trikhotomi maupun dikhotomi ini
merupakan hasil perenungan filosofis sehingga sifatnya teoritis. Dalam
kenyataannya, jiwa itu sendiri tidak dapat dipetak-petak atau dibagi-bagi. Oleh
karena itu, pada perkembangan berikutnya, terutama sejak zaman Abad
Pertengahan, para filsuf pada era itu mulai menyadari dan semakin
mengembangkan pemikiran dan pengkajian mengenai jiwa manusia ini.
3

Pandangan para filosof Abad Pertengahan tentang aspek jasmani dan
rokhani dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Antara jasmani dan rokhani itu merupakan suatu kesatuan sehingga tidak dapat
dibagi atau dipisahkan sama sekali. Pandangan ini kemudian dikenal dengan
pendekatan “monoisme”.
2. Meskipun disadari bahwa aspek jasmani dan rokhani merupakan satu kesatuan,
tetapi antara jasmani dan rokhani itu dapat berdiri sendiri. Pandangan ini
kemudian dikenal dengan pendekatan “dualisme”.
Pandangan monoisme maupun dualisme itu sama-sama sepakat bahwa
individu merupakan suatu kesatuan jasmani dan rokhani yang tidak dapat
dipisahkan. Sebab, tidak mungkin seseorang berpikir tanpa ada unsur kemauan
dan tidak mungkin seseorang menginginkan sesuatu tanpa ada unsur berpikir.
Bahkan ketika pikiran sedang sibuk, roman muka yang bersifat fisik itu tampak
berbeda dengan keadaannya pada saat pikiran sedang santai. Keadaan jiwa yang
tengah bergembira karena mendapatkan suatu keberuntungan akan tercermin pada
gerak langkah dan ekspresi seseorang. Sebaliknya, seseorang yang sedang
kesusahan atau mendaapat suatu ketidak-beruntungan juga akan tampak dalam
ekspresi wajahnya.

B. Gejala-Gejala Berkembangnya Berbagai Aspek dalam Diri Individu
Subjek Didik
Karena manusia itu merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
antara aspek jasmani dan rokhani, maka perkembangan berbagai aspek dalam diri
individu itu akan tampak gejala-gejalanya. Adapun sejumlah gejala-gejala yang
biasanya tampak sebagai gambaran berkembangnya berbagai aspek dalam diri
individu itu adalah sebagai berikut.

1. Aspek Jasmani atau Fisik
Gejala yang tampak pada aspek fisik sebagai perwujudan dari adanya
perkembangan dalam diri individu antara lain:
4

a. Pertumbuhan payudara pada wanita
b. Lekum pada remaja pria
c. Kulit yang makin halus pada wanita
d. Otot yang makin kuat dan kekar pada pria
2. Aspek Intelek
Gejala yang tampak sebagai perkembangan individu dalam aspek
intelek antara lain:
a. Perubahan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kemampuan anak
dalam mengatasi berbagai masalah. Perubahan secara kuantitatif berarti
semakin banyak hal-hal yang dapat diatasi, sedangkan perubahan kualitatif
berarti semakin dapat mengatasi hal-hal yang lebih sulit.
b. Kemampuan berpikir abstrak semakin berkembang yaitu kemampuan
berpikir yang tidak terikat pada benda.
c. Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan masalah-masalah
yang bersifat hipotetik. Artinya, semakin mampu membuat perencanaan,
penaksiran, atau bahkan prakiraan kecenderungan sesuatu di masa yang
akan datang.

3. Aspek Emosi
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek emosi antara
lain:
a. Ketidakstabilan emosi pada anak remaja.
b. Mudahnya menunjukkan sikap emosional yang meluap-luap pada remaja,
seperti: mudah menangis, mudah marah, dan mudah tertawa terbahakbahak.
c. Semakin mampu mengendalikan diri.

4. Aspek Sosial
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek sosial antara
lain:
5

a. Semakin berkembangnya sifat toleran, empati, serta memahami dan
menerima pendapat orang lain.
b. Semakin santun dalam menyampaikan pendapat dan kritik kepada orang
lain.
c. Adanya keinginan untuk selalu bergaul dengan orang lain dan berkerja
sama dengan orang lain.
d. Semakin senang menolong kepada siapa yang membutuhkan pertolongan.
e. Adanya kesediaan memberikan sesuatu yang dibutuhkan orang lain.
f. Semakin mampu bersikap hormat, sopan, ramah, dan menghargai orang
lain.
5. Aspek Bahasa
Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek bahasa antara
lain:
a. Bertambahnya perbendaharaan kata.
b. Semakin bertambah mahir dan lancar dalam menggunakan bahasa dengan
memilih kata-kata secara tepat, penggunaan tekanan kalimat dengan tepat,
dan membuat variasi kalimat.
c. Dapat memformulasikan bahasa secara baik dan benar untuk menjabarkan
sesuatu ide atau konsep.
d. Dapat memformulasikan bahasa secara baik dan benar untuk meringkas
ide ke dalam deskripsi singkat.

6. Aspek Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dibawa sejak lahir dan
apabila ditunjang dengan fasilitas dan usaha belajar yang minimal pun dapat
mencapai hasil secara cepat dan maksimal. Oleh karena itu, jika bakat khusus
telah diketahui secara dini, usaha-usaha pendidikan akan dapat dilakukan dengan
mudah sehingga hasil belajar pun menjadi sangat memuaskan. Seseorang
dikatakan mempunyai bakat khusus tertentu, jika dapat membuktikan bahwa
dirinya mampu dengan mudah mempelajari suatu bidang tertentu dengan hasil
6

yang cepat dan memuaskan. Gejala yang tampak berkaitan dengan perkembangan
aspek bakat khusus ini adalah semakin jelasnya bakat khusus yang dimiliki oleh
seseorang yang ditandai dengan sangat cepatnya serta maksimalnya hasil yang
dicapai. Banyak juga orang yang tidak pernah menunjukkan hasil terbaik pada
bidang khusus tertentu, tetapi mampu mempelajari apa saja yang diajarkan
kepadanya. Orang demikian dikatakan memiliki bakat umum.
7. Aspek Nilai, Moral, dan Sikap
Gejala yang tampak pada perkembangan nilai, moral, dan sikap ini
antara lain adalah:
a. Terbentuknya pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas.
b. Berkembangnya pemahaman tentang apa yang baik dan seharusnya
dilakukan serta apa yang dianggap tidak baik dan tidak boleh dilakukan.
c. Berkembangnya sikap untuk menghargai nilai-nilai dan mentaati normanorma yang berlaku serta mewujudkannya ke dalam kehidupan seharihari.
d. Berkembangnya sikap menentang terhadap kebiasaan-kebiasaan yang
dianggap tidak sesuai lagi dengan norma yang berlaku.

C. Perbedaan Karakteristik Individual Subjek Didik
Perbedaan perkembangan berbagai karakteristik individual itu tampak
dalam aspek-aspek yang ada pada setiap diri individu sebagaimana dijelaskan
berikut ini.

1. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Fisik
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek
fisik tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang lekas lelah dalam pekerjaan fisik, tetapi ada yang tahan
lama.
b. Ada yang dapat bekerja secara fisik dengan cepat, tetapi ada yang
bekerjanya sangat lambat.
7

c. Ada yang tahan lapar, tetapi ada yang tidak tahan lapar.

2. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Intelek
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek
intelek tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang cerdas, tetapi ada juga yang kurang cerdas bahkan sangat
kurang cerdas.
b. Ada yang dapat dengan segera memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan intelektual, tetapi ada yang lambat atau bahkan
tidak mampu mengatasi suatu masalah yang mudah sekalipun.
c. Ada yang sanggup berpikir abstrak dan kreatif, tetapi ada yang hanya
sanggup berpikir hanya jika disodorkan wujud bendanya atau dengan
bantuan benda tiruannya.

3. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Emosi
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek
emosi tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang mudah sekali marah, tetapi ada pula yang penyabar.
b. Ada anak yang perasa, tetapi ada pula yang tidak mau peduli.
c. Ada anak yang pemalu atau penakut, tetapi ada pula yang pemberani.

4. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Sosial
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek sosial
tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang mudah bergaul dengan teman, tetapi ada pula yang sulit
bergaul.
b. Ada anak yang mudah toleransi dengan teman, tetapi ada pula yang egois.
c. Ada anak yang mudah memahami perasaan temannya, tetapi ada pula
yang maunya menang sendiri.
d. Ada anak yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi, tetapi ada pula
yang tidak peduli dengan lingkungan sosialnya.
8

e. Ada anak yang selalu memikirkan kepentingan orang lain, tetapi ada pula
yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.

5. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Bahasa
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek
bahasa tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang dapat berbicara dengan lancar, tetapi ada juga yang mudah
gugup.
b. Ada anak yang dapat berbicara secara ringkas dan jelas, tetapi ada pula
yang terbelit-belit dan tidak jelas.
c. Ada anak yang dapat berbicara dengan intonasi suara menarik, tetapi ada
pula yang menonton.

6. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Bakat
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek bakat
tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang sejak kecil dengan mudah belajar memainkan alat-alat
musik, tetapi ada juga yang sampai hampir dewasa belum juga dapat
memainkan satu jenis pun alat musik.
b. Ada anak yang sejak kecil begitu mudah dan kreatif melukis segala
sesuatu yang ada di sekelilingnya, tetapi ada juga yang sangat sulit kalau
harus melukis.
c. Ada anak yang demikian cepatnya menghafal dan menyanyikan lagu
dengan baik, tetapi ada pula yang sudah latihan berkali-kali masih saja
sumbang.

7. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Nilai, Moral, dan Sikap
Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek
nilai, moral, dan sikap tampak dengan gejala-gejala:
a. Ada anak yang bersikap taat pada norma, tetapi ada yang begitu mudah
dan enak saja melanggar norma.
9

b. Ada anak yang berperilakunya bermoral tinggi, tetapi ada yang
perilakunya tak bermoral dan tak senonoh.
c. Ada anak yang penuh sopan santun, tetapi ada yang perilaku maupun tutur
bahasanya seenaknya sendiri saja.
Dari uraian di atas, jelas bahwa setiap aspek menunjukkan
karakteristik individual yang berbeda sehingga setiap individu sebagai kesatuan
jasmani dan rokhani mewujudkan dirinya secara utuh dalam keunikannya.
Keunikan dan perbedaan individual itu dipengaruhi oleh perbedaan faktor
pembawaan dan lingkungan yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Perbedaan individual tersebut membawa implikasi imperatif terhadap setiap
layanan pendidikan untuk memperhatikan karakteristik anak didik yang unik dan
bervariasi tersebut. Menyamaratakan layanan pendidikan terhadap individu yang
memiliki karakteristik berbeda satu sama lain berarti mengingkari hakikat dan
kodrat kemanusiaannya sehingga akan berakibat diperolehnya hasil yang kurang
memuaskan.

More Related Content

What's hot (20)

Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund FreudPertemuan ke-3 Sigmund Freud
Pertemuan ke-3 Sigmund Freud
 
Teori tret allport
Teori tret allportTeori tret allport
Teori tret allport
 
Carl roger sp
Carl roger  spCarl roger  sp
Carl roger sp
 
Teori perkembangan kepribadian
Teori perkembangan kepribadianTeori perkembangan kepribadian
Teori perkembangan kepribadian
 
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allport
 
Personologi
PersonologiPersonologi
Personologi
 
Pribadi tangguh
Pribadi tangguhPribadi tangguh
Pribadi tangguh
 
Personaliti
PersonalitiPersonaliti
Personaliti
 
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
Pb 1. perkembangan kepribadian akbid paramata muna
 
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan KepribadianPerkembangan Kepribadian
Perkembangan Kepribadian
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisisTeori psikoanalisis
Teori psikoanalisis
 
Teori kewujudan
Teori kewujudanTeori kewujudan
Teori kewujudan
 
terapi psikoanalitik
terapi psikoanalitikterapi psikoanalitik
terapi psikoanalitik
 
Teori personaliti the big 5. cattell
Teori personaliti the big 5. cattellTeori personaliti the big 5. cattell
Teori personaliti the big 5. cattell
 
Teori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitiTeori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personaliti
 
Pertemuan 11 12 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 11 12 Perkembangan Peserta DidikPertemuan 11 12 Perkembangan Peserta Didik
Pertemuan 11 12 Perkembangan Peserta Didik
 
Allport
AllportAllport
Allport
 
Kepribadian Manusia
Kepribadian Manusia Kepribadian Manusia
Kepribadian Manusia
 

Viewers also liked

Penulisan karya ilmiah 1
Penulisan karya  ilmiah 1Penulisan karya  ilmiah 1
Penulisan karya ilmiah 1Dedi Yulianto
 
Komputer & multimedia
Komputer & multimediaKomputer & multimedia
Komputer & multimediaDedi Yulianto
 
Konstruktivisme dan desain
Konstruktivisme dan desainKonstruktivisme dan desain
Konstruktivisme dan desainDedi Yulianto
 
Konstruktivisme dalam pemikiran
Konstruktivisme dalam pemikiranKonstruktivisme dalam pemikiran
Konstruktivisme dalam pemikiranDedi Yulianto
 
Contextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlContextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlDedi Yulianto
 
Landasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaranLandasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaranDedi Yulianto
 
Disain instruksional
Disain instruksionalDisain instruksional
Disain instruksionalDedi Yulianto
 
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDeskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDedi Yulianto
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatDedi Yulianto
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)Dedi Yulianto
 
Jawaban Psikologi Pembelajaran
Jawaban Psikologi PembelajaranJawaban Psikologi Pembelajaran
Jawaban Psikologi PembelajaranDedi Yulianto
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Dedi Yulianto
 
Teori belajar dan aplikasinya
Teori belajar dan aplikasinyaTeori belajar dan aplikasinya
Teori belajar dan aplikasinyaDedi Yulianto
 
Sequencing and structuring learning modules in instructional design
Sequencing and structuring learning modules in instructional designSequencing and structuring learning modules in instructional design
Sequencing and structuring learning modules in instructional designDedi Yulianto
 

Viewers also liked (19)

Penulisan karya ilmiah 1
Penulisan karya  ilmiah 1Penulisan karya  ilmiah 1
Penulisan karya ilmiah 1
 
Ctl
CtlCtl
Ctl
 
Komputer & multimedia
Komputer & multimediaKomputer & multimedia
Komputer & multimedia
 
Desain kurikulum
Desain kurikulumDesain kurikulum
Desain kurikulum
 
Media pembelajaran
Media  pembelajaranMedia  pembelajaran
Media pembelajaran
 
Konstruktivisme dan desain
Konstruktivisme dan desainKonstruktivisme dan desain
Konstruktivisme dan desain
 
Konstruktivisme dalam pemikiran
Konstruktivisme dalam pemikiranKonstruktivisme dalam pemikiran
Konstruktivisme dalam pemikiran
 
Sistem
SistemSistem
Sistem
 
Contextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlContextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctl
 
Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 
Landasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaranLandasan teknologi pembelajaran
Landasan teknologi pembelajaran
 
Disain instruksional
Disain instruksionalDisain instruksional
Disain instruksional
 
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDeskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)Konstruktivisme  implikasi baru dalam tep (1)
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)
 
Jawaban Psikologi Pembelajaran
Jawaban Psikologi PembelajaranJawaban Psikologi Pembelajaran
Jawaban Psikologi Pembelajaran
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
 
Teori belajar dan aplikasinya
Teori belajar dan aplikasinyaTeori belajar dan aplikasinya
Teori belajar dan aplikasinya
 
Sequencing and structuring learning modules in instructional design
Sequencing and structuring learning modules in instructional designSequencing and structuring learning modules in instructional design
Sequencing and structuring learning modules in instructional design
 

Similar to MEMAHAMI SUBJEK SECARA HOLISTIK

Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Hariyatunnisa Ahmad
 
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembangan
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembanganMakalah pedagogik (pertumbuhan & perkembangan
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembanganmukhlis anshoe
 
Haris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.eHaris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.eRizz Aee
 
Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika IIIMelkiasAdu
 
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptxZahroMasruroh
 
Manusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiManusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiMelkiasAdu
 
Psikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia nePsikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia neelmakrufi
 
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfBig 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfSeta Wicaksana
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...Dadang DjokoKaryanto
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docMahasiswa
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docdanisyarkani
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusiapjj_kemenkes
 
Psikologi pendidikan jadi
Psikologi pendidikan jadiPsikologi pendidikan jadi
Psikologi pendidikan jadiNarendra
 
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualpjj_kemenkes
 

Similar to MEMAHAMI SUBJEK SECARA HOLISTIK (20)

Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)
 
Hakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi PerkembanganHakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi Perkembangan
 
Psikologi Een
Psikologi EenPsikologi Een
Psikologi Een
 
Psikologi Een
Psikologi EenPsikologi Een
Psikologi Een
 
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembangan
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembanganMakalah pedagogik (pertumbuhan & perkembangan
Makalah pedagogik (pertumbuhan & perkembangan
 
Haris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.eHaris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.e
 
Tugas word
Tugas wordTugas word
Tugas word
 
Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika III
 
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx
11 - TAHAPPERKEMBANGAN BERDASARAN USIA.pptx
 
Manusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan PsikologiManusia dalam Pandangan Psikologi
Manusia dalam Pandangan Psikologi
 
Psikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia nePsikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia ne
 
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfBig 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN,"PERSPEKTIF PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN INDIVIDU SERTA PE...
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
 
Konsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku ManusiaKonsep Perilaku Manusia
Konsep Perilaku Manusia
 
Kepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku ManusiaKepribadian dan Perilaku Manusia
Kepribadian dan Perilaku Manusia
 
Psikologi pendidikan jadi
Psikologi pendidikan jadiPsikologi pendidikan jadi
Psikologi pendidikan jadi
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
 

More from Dedi Yulianto

Penelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraPenelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraDedi Yulianto
 
Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Dedi Yulianto
 
Pengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisPengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisDedi Yulianto
 
Sekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiSekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiDedi Yulianto
 
Instruksional sistem
Instruksional sistemInstruksional sistem
Instruksional sistemDedi Yulianto
 
Model assure media pembelajaran
Model assure media  pembelajaran Model assure media  pembelajaran
Model assure media pembelajaran Dedi Yulianto
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualDedi Yulianto
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoDedi Yulianto
 
Perkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesiaPerkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesiaDedi Yulianto
 
Pendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan lokaPendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan lokaDedi Yulianto
 
Pengaruh penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...
Pengaruh  penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...Pengaruh  penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...
Pengaruh penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...Dedi Yulianto
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepKonstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepDedi Yulianto
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme  implikasi baru dalam tepKonstruktivisme  implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepDedi Yulianto
 

More from Dedi Yulianto (20)

Sk tim perencana
Sk tim perencanaSk tim perencana
Sk tim perencana
 
Penelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraPenelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancara
 
Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)
 
Pengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisPengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisis
 
Sekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiSekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasi
 
Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 
Desain pembelajaran
Desain pembelajaranDesain pembelajaran
Desain pembelajaran
 
Jenis penelitian
Jenis penelitianJenis penelitian
Jenis penelitian
 
Instruksional sistem
Instruksional sistemInstruksional sistem
Instruksional sistem
 
Model assure media pembelajaran
Model assure media  pembelajaran Model assure media  pembelajaran
Model assure media pembelajaran
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kuno
 
Perkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesiaPerkembangan mata pelajaran di indonesia
Perkembangan mata pelajaran di indonesia
 
Teori komunikasi
Teori komunikasiTeori komunikasi
Teori komunikasi
 
Pendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan lokaPendidikan berbasis keunggulan loka
Pendidikan berbasis keunggulan loka
 
Pengaruh penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...
Pengaruh  penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...Pengaruh  penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...
Pengaruh penerapan model pakem dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembe...
 
Hub.kur&pemb
Hub.kur&pembHub.kur&pemb
Hub.kur&pemb
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tepKonstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
 
Teori belajar gagne
Teori belajar gagneTeori belajar gagne
Teori belajar gagne
 
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme  implikasi baru dalam tepKonstruktivisme  implikasi baru dalam tep
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep
 

MEMAHAMI SUBJEK SECARA HOLISTIK

  • 1. 1 MEMAHAMI SUBJEK DIDIK SECARA HOLISTIK Memahami subjek didik secara holistik mengandung makna bahwa guru harus mengetahui dan mendalami berbagai karakteristik yang ada di dalam diri subjek didiknya secara menyeluruh yang merupakan suatu kesatuan. Ini sangat penting karena aktivitas subjek didik dalam proses pembelajaran sesungguhnya melibatkan keseluruhan karakteristik yang mereka miliki yang berfungsi secara berkaitan satu sama lain dalam suatu kesatuan. Keterkaitan fungsi berbagai karakteristik dalam suatu kesatuan aktivitas subjek itu menghasilkan proses belajar yang mereka lakukan. Mengabaikan atau menafikan salah satu atau beberapa karakteristik subjek didik dalam suatu sistem proses pembelajaran akan berakibat timbulnya ketimpangan proses belajar yang mereka lakukan. Akibatnya, mereka tidak akan dapat melakukan proses belajar secara maksimal. Pemahaman berbagai karakteristik subjek didik secara holistik ini akan mengantarkan para guru atau pendidik kepada pemahaman dan penghayatan secara mendalam tentang keberadaan individual (individual differences) subjek didik. Ini akan sangat bermanfaat bagi para guru atau pendidik karena dengan demikian mereka akan mampu menyelenggarakan proses pembelajaran secara arif dan bijaksana. Berikut ini dipaparkan pembahasan berbagai pandangan klasik berkenaan dengan pemahaman terhadap subjek didik sebagai suatu kesatuan berbagai karakteristik secara holistik. A. Individu sebagai Suatu Kesatuan Psiko-Fisik Pandangan bahwa manusia sebagai individu yang merupakan satu kesatuan dari aspek fisik/jasmani dan psikis/rokhani/jiwa yang tidak dapat dipisahkan, sesungguhnya sudah berkembang pada pemikiran para filsuf klasik sejak masih zaman Yunani Kuno. Mereka berpandangan bahwa fisik/jasmani merupakan aspek yang bersifat kasat mata, konkrit, dapat diamati, dan tidak
  • 2. 2 kekal, sedangkan psikis/rokhani/jiwa merupakan aspek yang sifatnya abstrak, immaterial, tidak dapat diamati, dan kekal. Plato (427-347 SM), misalnya, sebagai filosof yang amat tersohor membagi jiwa menjadi tiga aspek kekuatan, yaitu: 1. Pikir atau kognisi berlokasi di kepala 2. Kehendak berlokasi di dada 3. Keinginan berlokasi di perut Pembagian jiwa oleh Plato ke dalam tiga aspek ini kemudian dikenal dengan istilah pendekatan “trikhotomi” (tiga dalam satu). Pandangan Plato dengan konsep trikhotominya itu kemudian diikuti oleh para filosof terkenal lainnya, di antaranya adalah jean Jaques Rousseau (Prancis, 1712-1778), J.N. Tetens (Jerman, 1736-1805), dan Immanuel Kant (Jerman, 1724-1804). Karena menariknya perenungan tentang jiwa manusia itu, maka pengkajian terus menerus dilakukan. Pada perkembangan berikutnya, seorang filosof terkenal yang merupakan salah seorang murid Plato yaitu Aristoteles, (384-322 SM) mengemukakan hasil perenungannya tentang pembagian jiwa yang agak berlainan dengan gurunya. Menurut Aristoteles, gejala jiwa tidak dibagi ke dalam tiga aspek melainkan menjadi dua aspek saja, yaitu: 1. Kognisi, disebut juga sebagai gejala mengenal, berpusat pada pikir. 2. Konasi, disebut juga gejala menghendaki, berpusat pada kemauan. Pandangan Aristoteles yang melakukan pembagian gejala jiwa menjadi dua ini kemudian dikenal dengan istilah pendekatan “dikhotomi” (dua dalam satu). Pengikut dikhotomi yang terkenal ialah Cristian Wolf (Jerman, 16701754). Pembagian jiwa baik itu pendekatan trikhotomi maupun dikhotomi ini merupakan hasil perenungan filosofis sehingga sifatnya teoritis. Dalam kenyataannya, jiwa itu sendiri tidak dapat dipetak-petak atau dibagi-bagi. Oleh karena itu, pada perkembangan berikutnya, terutama sejak zaman Abad Pertengahan, para filsuf pada era itu mulai menyadari dan semakin mengembangkan pemikiran dan pengkajian mengenai jiwa manusia ini.
  • 3. 3 Pandangan para filosof Abad Pertengahan tentang aspek jasmani dan rokhani dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Antara jasmani dan rokhani itu merupakan suatu kesatuan sehingga tidak dapat dibagi atau dipisahkan sama sekali. Pandangan ini kemudian dikenal dengan pendekatan “monoisme”. 2. Meskipun disadari bahwa aspek jasmani dan rokhani merupakan satu kesatuan, tetapi antara jasmani dan rokhani itu dapat berdiri sendiri. Pandangan ini kemudian dikenal dengan pendekatan “dualisme”. Pandangan monoisme maupun dualisme itu sama-sama sepakat bahwa individu merupakan suatu kesatuan jasmani dan rokhani yang tidak dapat dipisahkan. Sebab, tidak mungkin seseorang berpikir tanpa ada unsur kemauan dan tidak mungkin seseorang menginginkan sesuatu tanpa ada unsur berpikir. Bahkan ketika pikiran sedang sibuk, roman muka yang bersifat fisik itu tampak berbeda dengan keadaannya pada saat pikiran sedang santai. Keadaan jiwa yang tengah bergembira karena mendapatkan suatu keberuntungan akan tercermin pada gerak langkah dan ekspresi seseorang. Sebaliknya, seseorang yang sedang kesusahan atau mendaapat suatu ketidak-beruntungan juga akan tampak dalam ekspresi wajahnya. B. Gejala-Gejala Berkembangnya Berbagai Aspek dalam Diri Individu Subjek Didik Karena manusia itu merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan antara aspek jasmani dan rokhani, maka perkembangan berbagai aspek dalam diri individu itu akan tampak gejala-gejalanya. Adapun sejumlah gejala-gejala yang biasanya tampak sebagai gambaran berkembangnya berbagai aspek dalam diri individu itu adalah sebagai berikut. 1. Aspek Jasmani atau Fisik Gejala yang tampak pada aspek fisik sebagai perwujudan dari adanya perkembangan dalam diri individu antara lain:
  • 4. 4 a. Pertumbuhan payudara pada wanita b. Lekum pada remaja pria c. Kulit yang makin halus pada wanita d. Otot yang makin kuat dan kekar pada pria 2. Aspek Intelek Gejala yang tampak sebagai perkembangan individu dalam aspek intelek antara lain: a. Perubahan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kemampuan anak dalam mengatasi berbagai masalah. Perubahan secara kuantitatif berarti semakin banyak hal-hal yang dapat diatasi, sedangkan perubahan kualitatif berarti semakin dapat mengatasi hal-hal yang lebih sulit. b. Kemampuan berpikir abstrak semakin berkembang yaitu kemampuan berpikir yang tidak terikat pada benda. c. Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan masalah-masalah yang bersifat hipotetik. Artinya, semakin mampu membuat perencanaan, penaksiran, atau bahkan prakiraan kecenderungan sesuatu di masa yang akan datang. 3. Aspek Emosi Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek emosi antara lain: a. Ketidakstabilan emosi pada anak remaja. b. Mudahnya menunjukkan sikap emosional yang meluap-luap pada remaja, seperti: mudah menangis, mudah marah, dan mudah tertawa terbahakbahak. c. Semakin mampu mengendalikan diri. 4. Aspek Sosial Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek sosial antara lain:
  • 5. 5 a. Semakin berkembangnya sifat toleran, empati, serta memahami dan menerima pendapat orang lain. b. Semakin santun dalam menyampaikan pendapat dan kritik kepada orang lain. c. Adanya keinginan untuk selalu bergaul dengan orang lain dan berkerja sama dengan orang lain. d. Semakin senang menolong kepada siapa yang membutuhkan pertolongan. e. Adanya kesediaan memberikan sesuatu yang dibutuhkan orang lain. f. Semakin mampu bersikap hormat, sopan, ramah, dan menghargai orang lain. 5. Aspek Bahasa Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek bahasa antara lain: a. Bertambahnya perbendaharaan kata. b. Semakin bertambah mahir dan lancar dalam menggunakan bahasa dengan memilih kata-kata secara tepat, penggunaan tekanan kalimat dengan tepat, dan membuat variasi kalimat. c. Dapat memformulasikan bahasa secara baik dan benar untuk menjabarkan sesuatu ide atau konsep. d. Dapat memformulasikan bahasa secara baik dan benar untuk meringkas ide ke dalam deskripsi singkat. 6. Aspek Bakat Khusus Bakat merupakan kemampuan potensial yang dibawa sejak lahir dan apabila ditunjang dengan fasilitas dan usaha belajar yang minimal pun dapat mencapai hasil secara cepat dan maksimal. Oleh karena itu, jika bakat khusus telah diketahui secara dini, usaha-usaha pendidikan akan dapat dilakukan dengan mudah sehingga hasil belajar pun menjadi sangat memuaskan. Seseorang dikatakan mempunyai bakat khusus tertentu, jika dapat membuktikan bahwa dirinya mampu dengan mudah mempelajari suatu bidang tertentu dengan hasil
  • 6. 6 yang cepat dan memuaskan. Gejala yang tampak berkaitan dengan perkembangan aspek bakat khusus ini adalah semakin jelasnya bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang yang ditandai dengan sangat cepatnya serta maksimalnya hasil yang dicapai. Banyak juga orang yang tidak pernah menunjukkan hasil terbaik pada bidang khusus tertentu, tetapi mampu mempelajari apa saja yang diajarkan kepadanya. Orang demikian dikatakan memiliki bakat umum. 7. Aspek Nilai, Moral, dan Sikap Gejala yang tampak pada perkembangan nilai, moral, dan sikap ini antara lain adalah: a. Terbentuknya pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas. b. Berkembangnya pemahaman tentang apa yang baik dan seharusnya dilakukan serta apa yang dianggap tidak baik dan tidak boleh dilakukan. c. Berkembangnya sikap untuk menghargai nilai-nilai dan mentaati normanorma yang berlaku serta mewujudkannya ke dalam kehidupan seharihari. d. Berkembangnya sikap menentang terhadap kebiasaan-kebiasaan yang dianggap tidak sesuai lagi dengan norma yang berlaku. C. Perbedaan Karakteristik Individual Subjek Didik Perbedaan perkembangan berbagai karakteristik individual itu tampak dalam aspek-aspek yang ada pada setiap diri individu sebagaimana dijelaskan berikut ini. 1. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Fisik Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek fisik tampak dengan gejala-gejala: a. Ada anak yang lekas lelah dalam pekerjaan fisik, tetapi ada yang tahan lama. b. Ada yang dapat bekerja secara fisik dengan cepat, tetapi ada yang bekerjanya sangat lambat.
  • 7. 7 c. Ada yang tahan lapar, tetapi ada yang tidak tahan lapar. 2. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Intelek Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek intelek tampak dengan gejala-gejala: a. Ada anak yang cerdas, tetapi ada juga yang kurang cerdas bahkan sangat kurang cerdas. b. Ada yang dapat dengan segera memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan intelektual, tetapi ada yang lambat atau bahkan tidak mampu mengatasi suatu masalah yang mudah sekalipun. c. Ada yang sanggup berpikir abstrak dan kreatif, tetapi ada yang hanya sanggup berpikir hanya jika disodorkan wujud bendanya atau dengan bantuan benda tiruannya. 3. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Emosi Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek emosi tampak dengan gejala-gejala: a. Ada anak yang mudah sekali marah, tetapi ada pula yang penyabar. b. Ada anak yang perasa, tetapi ada pula yang tidak mau peduli. c. Ada anak yang pemalu atau penakut, tetapi ada pula yang pemberani. 4. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Sosial Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek sosial tampak dengan gejala-gejala: a. Ada anak yang mudah bergaul dengan teman, tetapi ada pula yang sulit bergaul. b. Ada anak yang mudah toleransi dengan teman, tetapi ada pula yang egois. c. Ada anak yang mudah memahami perasaan temannya, tetapi ada pula yang maunya menang sendiri. d. Ada anak yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi, tetapi ada pula yang tidak peduli dengan lingkungan sosialnya.
  • 8. 8 e. Ada anak yang selalu memikirkan kepentingan orang lain, tetapi ada pula yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. 5. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Bahasa Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek bahasa tampak dengan gejala-gejala: a. Ada anak yang dapat berbicara dengan lancar, tetapi ada juga yang mudah gugup. b. Ada anak yang dapat berbicara secara ringkas dan jelas, tetapi ada pula yang terbelit-belit dan tidak jelas. c. Ada anak yang dapat berbicara dengan intonasi suara menarik, tetapi ada pula yang menonton. 6. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Bakat Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek bakat tampak dengan gejala-gejala: a. Ada anak yang sejak kecil dengan mudah belajar memainkan alat-alat musik, tetapi ada juga yang sampai hampir dewasa belum juga dapat memainkan satu jenis pun alat musik. b. Ada anak yang sejak kecil begitu mudah dan kreatif melukis segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, tetapi ada juga yang sangat sulit kalau harus melukis. c. Ada anak yang demikian cepatnya menghafal dan menyanyikan lagu dengan baik, tetapi ada pula yang sudah latihan berkali-kali masih saja sumbang. 7. Perbedaan Karakteristik Individual pada Aspek Nilai, Moral, dan Sikap Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek nilai, moral, dan sikap tampak dengan gejala-gejala: a. Ada anak yang bersikap taat pada norma, tetapi ada yang begitu mudah dan enak saja melanggar norma.
  • 9. 9 b. Ada anak yang berperilakunya bermoral tinggi, tetapi ada yang perilakunya tak bermoral dan tak senonoh. c. Ada anak yang penuh sopan santun, tetapi ada yang perilaku maupun tutur bahasanya seenaknya sendiri saja. Dari uraian di atas, jelas bahwa setiap aspek menunjukkan karakteristik individual yang berbeda sehingga setiap individu sebagai kesatuan jasmani dan rokhani mewujudkan dirinya secara utuh dalam keunikannya. Keunikan dan perbedaan individual itu dipengaruhi oleh perbedaan faktor pembawaan dan lingkungan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Perbedaan individual tersebut membawa implikasi imperatif terhadap setiap layanan pendidikan untuk memperhatikan karakteristik anak didik yang unik dan bervariasi tersebut. Menyamaratakan layanan pendidikan terhadap individu yang memiliki karakteristik berbeda satu sama lain berarti mengingkari hakikat dan kodrat kemanusiaannya sehingga akan berakibat diperolehnya hasil yang kurang memuaskan.