1. 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Setiap orang memiliki jenis karakter kepribadian yang berbeda-beda. Setiap jenis karakter
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.ibarat buah.kita tidak bisa menilai bahwa
semangka itu lebih baik dari melon atau sebaliknya.karena setiap buah memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing. Begitu pula halnya dengan peserta didik.Peserta didik memiliki
kepribadian yang berbeda- beda antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang
lain.kepribadian ini sangat menentukan perkembangan peserta didik. Kepribadian merupakan
cirri khas dari peserta didik.kita sebagai tenaga pengajar,harus mengetahui perbedan-perbedaan
kepribadian yang dimiliki peserta didik sehingga memudahkan tenaga pengajar dalam mendidik
baik dalam lingkungan formal maupun lingkungan nonformal.
Maka dari itu dibutuhkan suatu acuan dalam mengetahui kepribadian peserta didik serta cara
pengukurannya sehingga memudahkan kita sebagai tenaga pengajar dalam mendidik suatu
peserta didik.mengenai masalah tersebut tercetuslah gagasan untuk menyusun makalah yang
berjudul KEPRIBADIAN DAN PENGUKURANNYA.dengan tersusunya makalah ini
diharapkan dapat membantu tenaga pengajar untuk mengetahui kepribadian peserta didik
1.2 Rumusan masalah
a) Pengertian kepribadian?
b) Kepribadian dan cara pengukurannya ?
1.3 Tujuan
a) Mengetahui pengertian kepribadian.
b) Dapat mengetahui kepribadian peserta didik dan cara pengukurannya.
2. 2
BAB II PEMBAHASAN
Kepribadian dan Pengukurannya
2.1 Pengertian kepribadian
Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personare, yang
berarti mengeluarkan suara. Istilah ini digunakan untuk menunjukan suara dari percakapan
seorang pemain sandiwara melalui topeng yang dipakainya. Pada mulanya istilah personare
adalah topeng yang dipakai pemain sandiwara, dimana suara pemain sandiwara itu
diproyeksikan. Kemudian kata personare itu berarti pemain sandiwara itu sendiri.
Kepribadian (personality) berasal dari kata latin persona, persona adalah topeng yang digunakan
oleh pemain pentas dalam sandiwara atau teater yunani. Kata persona (personality) berubah
menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran social tertentu yang diterima oleh individu
dari kelompok atau masyarakatnya, individu diharapkan bertingkah laku berdasarkan dengan
gambaran sosial (peran) yang diterimanya. Dari sini kata persona akhirnya menunjukkan
penampilan luar, wajah luar yang diperlihatkan orang, seorang kepada orang-orang di sekitarnya.
(koswara, 1991:10).
Allport mendefinisikan kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya itu.
Koentjaraningrat (1980) menyebut kepribadian atau personality sebagai susunan unsure-unsur
akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu
manusia. Herman (1969) dikutip Monks, Knoers dan Hatitono (1984:3) kepribadian masih
bersifat teoristis, dapat disebut masih merupakan “Construct” yang sangat kabur definisinya.
Newcomb (1950:344-345), kepribadian merupakan organisasi dari sikap-sikap yang di miliki
seseorang sebagai latar belakang terhadap pri kelakuan.
3. 3
Meskipun berbeda-beda, definisi yang dicetuskan oleh para ahli psikologi menunjukkan bahwa
pengertian kepribadian menurut ilmu psikologi berbeda dan jauh lebih luas ketimbang pengertian
kepribadian yang biasa kita jumpai dalam perbincangan sehari-hari. Dari berbagai perbedaan
sebagaian besar definisi yang dikemukakan oleh para psikolog, memiliki persamaan yang
mendasar, yaitu sebagai berikut:
1. Definisi menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual, intinya
menurut para psikolog, memandang kepribadian sebagai sesuatu yang unik atau khas
pada setiap diri orang
2. Kepribadian di pandang sebagai organisasi yang menjadi penentu atau pengarah tingkah
laku
3. Corak dan keunikan kepribadian individu ditentukan atau dipengaruhi oleh factor-faktor
bawaan dan lingkungan
Teori-teori kepribadian
1. Teori kepribadian psikoanalisis
Teori ini dibangun oleh freund, di mana model kepribadian saling berhubungan dan
menimbulkan ketegangan satu sama lain, tiga system kepribadian menurutnya id, ego, dan super
ego. Ketiga satu sisitem merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi
perilaku manusia. Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari kepuasan segera inpuls
biologis, ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa di capai dengan cara
yang diterima masyarakat, dan super ego memiliki standar moral pada individu. Teori freund
mengenai dinamika kepribadian menyatakan bahwa terdapat sejumlah energy, psikis(libido)
yang kostan untuk setiap individu. Teori ini berpendapat bahwa dorongan id yang tidak bisa
diterima dapat menimbulkan kecemasan, yang bisa diturunkan oleh mekanisme pertambangan.
Teori freund mengenai perkembangan kepribadian menyatakan bahwa individu melewati tahap
psikoseksual (seperti, oral, anal, valid). Teori psikoanalisis telah dimodifikasi oleh ahli lain
seperti jung,adler, horney, Sullivan, fromm, dan Erickson yang semuanya lebih menekankan
fungsi ego dan motif selain dari seks dan agresi.
4. 4
2. Teori kepribadian sifat (trait theories)
Teori-teori sifat pada dasarnya meliputi psikologi individu Gordon williard allport “psikologi
konstitusi” William Sheldon, dan teori factor Raymond cattell (hall & lindzey, 1993:9). Teori-
teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat-sifat tertentu, yakni pola kecanderungan
bertingkah laku dengan cara tertentu, sifat-sifat stabil menyebabkan manusia bertingkah laku
relatif tetap dari situasi ke situasi. Allport membedakan antara sifat umum dan kecenderunag
pribadi. Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan individu satu sama lain.
Kecenderungan pribadi di maksudkan sebagai pola unik sifat-sifat yang ada dalam diri individu.
Allport membagi sejumlah perbedaan di antara berbagai jenis sifat, yaitu:
1. Sifat-sifat kardinan, sifat ini merupakan karakteristik yang dominan dalam kehidupan
seseorang bisa dikatakan sebagai sifat utama.
2. Sifat-sifat sentral, sifat ini merupakan karakteristik yang kurang memotivasi perilaku
individu.
3. Sifat sekunder, sifat-sifat ini merupakan karakteristik periveral dalam individu.
Teori sifat berikutnya adalah teori dari William shaldon, yaitu psikologi konstitusi adalah suatu
studi mengenai aspek-aspek psikologis dari perilaku manusia yang berkaitan dengan morfologi
dan fisiologi tubuh. Williem mengelompokkan menjadi tiga komponen atau dimensi
temperamental :
Viscerotonia : mengejar kenikmatan, tenang, santai dan pandai bergaul
Somatotenia : suka berpetualang dan berani mengambil resiko yang tinggi serta kurang
peka terhadap perasaan orang lain
Cerebrotonia : senang menyendiri, takut pada orang lain, memiliki kesadaran diri yang
tinggi
3. Teori kepribadian behaviorisme
Menurut Skiner kepribadian itu dibentuk melalui proses belajar. Dia (kepribadian) bukanlah agen
penyebab tingkahlaku melainkan suatu hasil dari factor lingkungan dan bawaan yang khas.
5. 5
4. Teori Kognitif
Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia adalah elemen-
elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognisi).
Menurut teori ini unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi.
Tipe-tipe kepribadian
Menurut Hippocrates dan Galenus manusia bisa di bagi menjadi empat golongan berdasarkan zat
cair anda dalam tubuh
1. Melancolis: orang yang banyak empedu hitam. Bersikap murung, pesimistis dan selalu
merasa curiga
2. Sanguinis: orang yang banyak darahnya. Orang ini selalu bersikap periang, gembira dan
optimis
3. Flegmatis: orang yang banyak lendirnya. Orang ini selalu bersikap lamban dan pemalas
wajahnya selalu pucat dan pesimis
4. Koleris: orang yang banyak empedu kuning. Orang ini bersikap garang dan agresif
bertubuh besar dan kuat
Menurut eduard spranger manusia dapat dikelompokkan menjadi enam golongan
1. Manusia politik, bersifat suka menguasai oranng lain
2. Manusia ekonomi, bersifat suka bekerja dan suka mencari untung segala usahanya
ditunjukkan kepada penguasaan materi
3. Manusia social, memiliki sifat-sifat yang suka mengabdi dan berkorban untuk orang lain
4. Manusia seni, jiwa orang ini selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan
5. Manusia agama, mereka lebih mementingkan hidup untuk mengabdi pada Tuhan Yang
Maha Esa. Mereka senantiasa melaksanakan ajaran agama semaksimal mungkin
6. Manusia teori, sifat-sifat manusia ini antara lain senang berdiskusi, membaca teori-teori
ilmu pengetahuan.Teori kepribadian menurut jung adalah ekstrovet dan inttrovet.
6. 6
Pembentukkan kepribadian
Menurut Atkinson dkk (1993) ketika bayi lahir, ia membawa potensialitas tertentu.
Karakteristik fisik, seperti warna mata dan warna rambut, bentuk tubuh, bentuk hidung
seseorang pada dasamya ditentukan pada saat konsepsi (pertemuan antara sel telur dan
sperma). Intelegensi dan kemampuan khusus tertentu, seperti bakat musik dan seni, dalam
beberapa hal juga tergantung pada hereditas (faktor keturunan). Penelitian
pada bayi yang baru lahir (Thomas dan Chess dalam Atkinson, dkk, 1993) menemukan
bahwa perbedaan karakteristik seperti tingkat keaktifan, rentang perhatian, kemampuan
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan, dan suasana hati pada umumnya,
dapat diamati segera setelah kelahiran. Salah seorang bayi mungkin mempunyai karakteristik
aktif, mudah terganggu dan mau menerima objek serta orang baru; bayi yang lain mungkin
pasif, tekun berkonsentrasi pada suatu aktivitas dan takut pada hal-hal yangbaru. Karakteristik
temperamen awal ini cenderung bertahan dalam diri anak yang perkembangannya diikuti
selama lebih dari 20 tahun.
Bentuk-bentuk fisik tertentu, misalnya: gemuk-kurus, tinggi-pendek, adalah diturunkan
dari orang tua. Tetapi ada juga ciri-ciri fisik yang unik yang kita bawa sejak lahir, termasuk
di dalamnya ciri-ciri faali seperti kapasitas otak, kelengkapan dan kepekaan indera tertentu,
dan sebagainya.
Orang tua mungkin memberikan respon yang berbeda terhadap bayi yang mempunyai
Karakteristik berbeda.Dalam hal ini,terjadi proses timbal balik yang memperkuat karakteristik
kepribadian yang ada sejak lahir. Misalnya seorang bayi yang berhenti menangis bila
ditimang dan di dekap erat akan lebih menyenangkan untuk digendong daripada bayi yang
memalingkan kepalanya dan tetap menangis. Akibatnya, bayi pertama akan lebih sering
digendong daripada bayi kedua; predisposisi awal lebih diperkuat oleh respon orang tua.
Predisposisi biologis yang dibawa sejak lahir akan dibentuk melalui pengalaman yang
diperoleh dalam proses perkembangan. Sebagian dari pengalaman ini bersifat umum, dialami
oleh sebagian besar orang tua yang dibesarkan dalam budaya atau sub budaya tertentu;
pengalaman yang lain bersifat unik bagi seseorang.
Kenyataan bahwa perbedaan suasana hati dan tingkat keaktifan dapat diamati segera
7. 7
setelah kelahiran menunjukkan adanya pengaruh faktorgenetik. Penelitian tentang pewarisan
karakteristik kepribadian difokuskan pada penelitian tentang anak kembar.
Loehlin dan Nichols (dalam Atkinson, dkk, 1993), meneliti 139 anak kembar yang
Mempunyai jenis kelamin sama(berusia rata-rata55bulan)dinilai oleh ibu mereka berdasarkan
beberapa karakteristik kepribadian tertentu. Kembar identik dinilai jauh lebih serupa dalam
hal reaktivitas emosional, tingkat aktivitas, dan kemampuan sosial, dibandingkan kembar
fraternal. Jika tes kepribadian diberikan pada orang ,biasanya kembar identik
memberikan jawaban yang lebih mirip daripada kembar fraterna
Namun, kemiripan ini mungkin disebabkan karena kembar identik sering mendapatkan
perIakukan yang lebih mirip dibandingkan kembar fraternal.
Meskipun penelitian tentang anak kembar menunjukkan bahwa beberapa karakteristik
kepribadian diwariskan, tidak terdapat bukti bahwa karakteristik ini ditentukan oleh gen-gen
tertentu. Mungkin kesamaan tubuh dan fisiologis pada kembar identik menyebabkan
timbulnya kemiripan kepribadian.
Pengalaman
Faktor lain yang besar pengaruhnya terhadap kepribadian adalah hasil hubungan kita
dengan lingkungana. JenzalamJP!anr.aahli yang membedakan dua macam pengalaman yang
mempengaruhi kepribadian manusia,yaitu:pengalaman umum dan pengalaman unik
a. Pengalarnan Urnurn (Common Experience)
Semua keluarga dalam suatu budaya tertentu memiliki keyakinan, kebiasaan, dan nilai
yang umum. Selama perkembangannya, anak belajar untuk melakukan perilaku dengan cara
yang diharapkan oleh budaya tersebut. Salah satu harapan itu berkaitan dengan peranan
seksual. Sebagian besar budaya mengharapkan perilaku yang berbeda antara pria dan wanita.
Peranan seksual bisa berbeda dari budaya yang satu ke budaya yang lain, tetapi dalam setiap
budaya dianggap hal yang wajar bila anak laki-laki dan anak perempuan memiliki kepribadian
yang berlainan hanya karena yang satu laki-laki dan yang lain perempuan.
anggota masyarakat. Ada nilai-nilai yang bersjfat universal, misalnya: hormat pada orang
tua, sehingga setiap manusia dididik untuk menjadi manusia yang bisa menghormati orang
lain atau orang yang lebih tua. Pengalaman umum ini menjadi bagian dari diri seseorang
yang sarna dengan banyak orang lain di sekitamya.
8. 8
b. Pengalarnan Unik
Setiap orang bereaksi terhadap tekanan sosial dengan caranya sendiri. Seperti yang telah
kita ketahui, perbedaan perilaku individual mungkin disebabkan oleh perbedaan biologis.
Perbedaan itu mungkin juga berkembang dari ganjaran dan hukuman yang ditetapkan orang
tua pada perilaku anak dan dari tipe model peranan yang diberikan orang tua. Bahkan
meskipun tidak menyerupai ayah ibunya, dari lingkungan rumahnya, anak akan dipengaruhi
oleh orang tuanya itu.
Di luar warisan biologis yang unik dan cara penyampaian budaya yang tertentu, individu
dibentuk oleh pengalaman khusus. Penyakit yang disertai pemulihan dalam waktu lama, bisa
menimbulkan kegemaran untuk dirawat dan penantian kesembuhan tersebut secara mendalam
dapat mempengaruhi kepribadian. Kematian orang tua dapat mengganggu identifikasi
peranan seksual yang lazim. Kecelakaan traumatis, kesempatan untuk mempertontonkan
kepahlawanan, meninggalkan ternan karena pindah ke luar negeri - pengalaman pribadi
semacam ini, yang tidak terbatas jumlah dan jenisnya, dapat mempengaruhi perkembangan
seseorang.
Di samping itu, sejak lahir seorang anak sudah membawa ciri-ciri tertentu serta
kecendurangan-kecenderungan tertentu, maka reaksinya terhadap lingkungan atau reaksi
lingkungan terhadapnya bersifat khas. Pengalaman unik ini menentukan bagian dirinya yang
bersifat khas, unik, dan tak ada duanya.
Pengalaman umum dan pengalaman unik seseorang berinteraksi dengan potensi bawaan
membentuk kepribadian. Bagaimana hal ini terjadi, dan bagaimana cara terbaik untuk
menggambarkan kepribadian yang terbentuk, merupakan pokok bahasan dari berbagai
macam teori.
9. 9
2.2 Pengukuran Kepribadian
Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari (self-report)kuesioner
kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran kepribadian seutuhnya (personality inventory,
serangkaian instrumen yang menyingkap sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara untuk
mengukur atau menyelidiki kepribadian. Berikut ini adalah beberapa diantaranya :
1. Observasi Direct
Observasi direk berbeda dengan observasi biasa. Observasi direk mempunyai sasaran yang
khusus , sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek. Observasi direk
memilih situasi tertentu, yaitu saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang
hendak diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin tidak merencanakan untuk memilih waktu.
Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang atau dapat dibuat replikasinya.
Misalnya, pada saat berpidato, sibuk bekerja, dan sebagainya.Ada tiga tipe metode dalam
observasi direk yaitu:
a. Time Sampling Method
Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode waktu tertentu. Hal yang
diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya respons, atau aspek tertentu.
b. Incident Sampling Method
Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku dalam berbagai
situasi. Laporan observasinya mungkin berupa catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya, khusus
pada waktu menangis, pada waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam pencatatan tersebut hal-
hal yang menjadi perhatian adalah tentang intensitasnya, lamanya, juga tentang efek-efek berikut
setelah respons.
c. Metode Buku Harian Terkontrol
Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku yang khusus
10. 10
hendak diselidiki oleh yang bersangkutan sendiri. Misalnya mengadakan observasi sendiri pada
waktu sedang marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain, bahwa peneliti adalah orang
dewasa yang cukup inteligen dan lebih jauh lagi adalah benar-benar ada pengabdian pada
perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Wawancara (Interview)
Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan tatap muka dan
berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Dalam psikologi kepribadian, orang mulai
mengembangkan dua jenis wawancara, yakni:
a. Stress interview
Stress interview digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang dapat
bertahan terhadap hal-hal yang dapat mengganggu emosinya dan juga untuk
mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali menyeimbangkan emosinya
setelah tekanan-tekanan ditiadakan. Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan
sesuatu yang mudah, kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang lebih sukar.
b.Exhaustive Intervuew
Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama;
diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk meneliti para tersangka
dibidang kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga.
3. Tes proyektif
Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan menggunakan
tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya melalui gambar
atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada dasarnya memberi
peluang kepada testee (orang yang dites) untuk memberikan makna atau arti atas
hal yang disajikan; tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.
Jika kepada subjek diberikan tugas yang menuntut penggunaan imajinasi, kita
11. 11
dapat menganalisis hasil fantasinya untuk menguur cara dia merasa dan berpikir.
Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung menunjukkan dirinya,
memantulkan (proyeksi) kepribadiannya untuk melakukan tugas yang kreatif.
Jenis yang termasuk tes proyektif adalah:
b.
a. Tes Rorschach
Tes yang dikembangkan oleh seorang dkter psikiatrik Swiss, Hermann Rorschach,
pada tahun 1920-an, terdiri atas sepuluh kartu yang masing-masing menampilkan
bercak tintan yang agak kompleks. Sebagian bercak itu berwarna; sebagian lagi
hitam putih. Kartu-kartu tersebut diperlihatkan kepada mereka yang mengalami
percobaan dalam urutan yang sama. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal
apa yang dilihatnya tergambar dalam noda-noda tinta itu. Meskipun noda-noda itu
secara objektif sama bagi semua peserta, jawaban yang mereka berikan berbeda
satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa mereka yang mengalami percobaan itu
memproyeksikan sesuatu dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat jawaban yang
diberikan peserta itu memberikan petunjuk mengenai susunan kepribadiannya.
b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)
Tes apersepsi tematik atau Thematic Apperception Test (TAT), dikembangkan di
Harvard University oleh Hendry Murray pada tahun 1930-an. TAT
mempergunakan suatu seri gambar-gambar. Sebagian adalah reproduksi lukisan-
;lukisan, sebagian lagi kelihatan sebagai ilustrasi buku atau majalah. Para peserta
diminta mengarang sebuah cerita mengena tiap-tiap gambar yang diperlihatkan
kepadanya. Mereka diminta membuat sebuah cerita mengenai latar belakang dari
kejadian yang menghasilkan adegan pada setiap gambar, mengenai pikiran dan
perasaan yang dialami oleh orang-orang didalam gambar itu, dan bagaimana
episode itu akan berakhir. Dalam menganalisis respon terhadap kartu TAT, ahli
psikologi melihat tema yang berulang yang bisa mengungkapkan kebutuhan,
motif, atau karakteristik cara seseorang melakukan hubungan antarpribadinya.
12. 12
5. Inventori Kepribadian
Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan
reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mirip wawancara terstruktur
dan ia menanyakan pertanyaan yang sama untuk setiap orang, dan jawaban biasanya
diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai, seringkali dengan bantuan komputer.
Menurut Atkinson dan kawan-kawan, investori kepribadian mungkin dirancang untuk
menilai dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan) atau beberapa sifat
kepribadian secara keseluruhan. Investori kepribadian yang terkenal dan banyak
digunakan untuk menilai kepribadian seseorang ialah: (a) Minnesota Multiphasic
Personality Inventory (MMPI), (b) Rorced-Choice Inventories, dan (c) Humm-
Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale).
a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
MMPI terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag sikap, reaksi emosional, gejala fisik
dan psikologis, serta pengalaman masa lalu. Subjek menjawab tiap pertanyaan dengan
menjawab “benar”, “salah”, atau “tidak dapat mengatakan”. Pada prinsipnya, jawaban
mendapat nilai menurut kesesuaiannya dengan jawaban yang diberikan oleh orang-orang
yang memiliki berbagai macam masalah psikologi. MMPI dikembangkan guna
membantu klinis dalam mendiagnosis gangguan kepribadian. Para perancang tes tidak
menentukan sifat mengukurnya, tetapi memberikan ratusan pertanyaan tes untuk
mengelompokkan individu. Tiap kelompok diketahui berbeda dari normalnya menurut
kriteria tertentu. Kelompok kriteria terdiri atas individu yang telah dirawat dengan
diagnosis gangguan paranoid. Kelompok kontrol terdiri atas orang yang belum pernah
didiagnosis menderita masalah psikiatrik, tetapi mirip dengn kelompok kriteria dalah hal
usia, jenis kelamin, status sosioekonomi, dan variabel penting lain.
b. Rorced-Choice Inventories
Rorced-Choice Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa termasuk klasifikasi tes yang
volunter. Suatu tes dikatakan volunter bila subjek dapat memilih pilihan yang lebih
13. 13
disukai, dan tahu bahwa semua pilihan itu benar, tidak ada yang salah (Muhadjir,1992).
Subjek, dalam hal ini, diminta memilih pilihan yang lebih disukai, lebih sesuai, lebih
cocok dengan minatnya, sikapnya, atau pandangan hidupnya.
C. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale)
H-W Temperament Scale dikembangkan dari teori kepribadian Rosanoff (Muhadjir, 1992).
Menurut teori ini, kepribadian memiliki enam komponen, yang lebih banyak bertolak dari
keragaman abnomal, yaitu:
1) Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak konsisten, berpikirnya lebih mengarah pada
khayalan.
2)Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak konsisten, dengan angan bahwa dirinya penting.
3) Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar.
4) Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan retardasi dan pesimisme.
5) Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan tendensi kriminal.
6) Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus.
14. 14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Seperti yang kita ketahui mengenai kepribadian seseorang itu sangat berbeda antara satu dengan
yang lainnya.Demikian pula dengan peserta didik yang kepribadiannya sangat beragam,sehingga
kita sebagai calon pengajar atau guru harus mengerti dan mengetahui kepribadian peserta didik
dan cara pengukuran keoribadian anak tersebut.Hal tersebut di lakukan di karenakan kita sebagai
seorang pengajar harus mengenal kpribadian anak didik kita,agar kedepan kita bisa
mengaraahkan peserta didik menuju perkembangan kepribadiannya.
Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai pengajar atau pendidik kita sebaiknya harus
mengetahui kepribadian peserta didik guna menciptakan SDM yang berkualitas dan
mencerdaskan kehidupan bangsa yang pada hakekatnya sudah sangat terpuruk khususnya dalam
upaya cara orang tua mendidik anak dan pengaruh mental anak yang cendrung rusak karena hal-
hal yang tidak sepatutnya mereka ketahui.