SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
PSIKOANALISAPSIKOANALISA
SIGMUND FREUDSIGMUND FREUD
Definisi
• Kepribadian adalah ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan
dan mencerminkan bagaimana seseorang berespon terhadap
lingkungannya
• Kepribadian cenderung mempengaruhi pilihan seseorang
terhadap suatu produk
Berdirinya Aliran Psikoanalisa
Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939, dokter
berkebangsaan Austria bernama Sigmund Freud mengembangkan
metode psikoterapi yang dikenal dengan nama psikoanalisis.
Pemahaman Freud tentang pikiran didasarkan pada metode
penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta terfokus pada
menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan
gangguan psikis lainnya.
Pendekatan Psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia
meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh
alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal
yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan.
Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam
bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
Perkembangan Psikoanalisa
Psikoanalisis bermula dari keraguan Freud terhadap
kedokteran. Pada saat itu kedokteran dipercaya bisa
menyembuhkan semua penyakit, termasuk histeria yang
sangat menggejala di Wina (Freud, terj.,1991:4).
Sejak itu Freud dan doktor Josef Breuer menyelidiki penyebab
histeria. Pasien yang menjadi subjek penyelidikannya adalah
Anna O. Selama penyelidikan, Freud melihat ketidakruntutan
keterangan yang disampaikan oleh Anna O. Seperti ada yang
terbelah dari kepribadian Anna O. Penyelidikan-penyelidikan
itu yang membawa Freud pada kesimpulan struktur psikis
manusia: id, ego, superego dan ketidaksadaran, prasadar, dan
kesadaran.
Freud menjadikan prinsip ini untuk menjelaskan segala yang terjadi pada
manusia, antara lain mimpi. Menurut Freud, mimpi adalah bentuk
penyaluran dorongan yang tidak disadari. Dalam keadaan sadar orang
sering merepresi keinginan-keinginannya. Karena tidak bisa tersalurkan
pada keadaan sadar, maka keinginan itu mengaktualisasikan diri pada
saat tidur, ketika kontrol ego lemah.
Teori Psikoseksual/Psikoanalisa
• Tokoh: Sigmund Freud
• Asumsi:
a) perilaku dan proses mental manusia dimotivasi oleh
kekuatan-kekuatan dan konflik-konflik dr dalam—manusia
memiliki sedikit kesadaran & kontrol atas kekuatan tsb
perilaku manusia mjd lebih rasional-bisa diterima secara
sosial
b) libido seksual mengikuti hukum kekekalan energi
Teori Psikoseksual/Psikoanalisa
Usia Tahap
Psikos
eksua
l
Fokus
Perasaan
Senang
Karakteristik Perilaku Hasil yang tidak
diharapkan (fiksasi)
Lahir-18
bulan
Oral Mulut, Bibir Mencari stimulasi oral,
menghisap meski
tidak lapar
Alkoholisme, merokok,
menggigit kuku, tidak
matang, kepribadian
menuntut
18 bln —3
tahun
Anal Rektum Menikmati saat
mengeluarkan dan
menahan feses
Konformisme tinggi,
kerapian kompulsive,
permusuhan,
kepribadian menantang
3—6 tahun Phalik Genital Tertarik genital, jatuh
cinta pada orangtua
dengan jenis
kelamin berbeda
Problem seksual (impoten,
frigiditas), homoseksual,
ketidakmampuan
menangani kompetisi
6—11 tahun Latensi --- Mengembangkan
kecakapan sosial
dan intelektual
---
Pubertas
…
Genital Genital Membangun hubungan
dengan lawan jenis
---
Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak
(gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah
disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa
mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses
(preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar
(unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental
yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
a. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya
memikirkan kesenangan semata.
b. Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-
nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya.
c. Ego, adalah pengawas realitas.
Pengertian
Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya
tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya
pemenuhan kepuasan yang segera.
Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol
kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia.
Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik
buruk dan moral.
Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu
atas tuntuta moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego
menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah.
Contoh Dalam Kehidupan Kita
Anda adalah seorang bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah
tunai. Id mengatakan pada Anda: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada yang
tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”.
Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.
Sedangkan ego akan lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua dan
pada orang dewasa. Di sini disebut sebagai tahap secondary process thinking. Manusia
sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk memilih tidak jajan
demi ingin menabung misalnya). Walau begitu kadangkala pada orang dewasa muncul
sikap seperti primary process thnking, yaitu mencari pengganti pemuas keinginan
(menendang tong sampah karena merasa jengkel akibat dimarahi bos di kantor
misalnya).
Prinsip-prinsip psikoanalisis tentang hakekat manusia
•Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak
•Sebagaian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak
disadar
•Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejak
lahir,terutama kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido
dan agresifitasnya
•Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk
meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari
kenikmatanPembentukan simpton merupakan bentuk defensive
•Pengalaman tunggal hanya dipahami dengan melihat keseluruhan
pengalaman seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang
adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan apa yang terjadi pada
seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab dimasa lampaunya
dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan datang
Psychoanalytic Approach
• Pendekatan Psikoanalisa = Psikodinamika
• Teori ini mementingkan aspek dinamis yaitu sebab-sebab
terjadinya proses psikis
• Berdasarkan pemerhatian bahwa individu seringkali tidak
menyadari faktor-faktor yang menentukan emosi dan tingkah laku
mereka.
Metode Psikoanalitis
Pendekatan ini menyembuhkan klien dengan menggunakan teknik
analisis mendalam yang bertujuan untuk menggali pengalaman masa
lalu seseorang
Dasar-Dasar dari Teori Psikoanalisa:
• Dasar kepribadian seseorang diperoleh sejak masa kecil
• Kejadian pada masa kecil/ lalu menjadi bagian dari ketidaksadaran
• Gangguan jiwa terjadi akibat pertentangan antara id (dorongan
instinktual) dan Superego (dorongan untuk mengikuti norma
masyarakat)
• Pengalaman masa mendatang hanya pengulangan dari
pengalaman masa lalu
Psychoanalytic Approach
Conscious
Unconscious
Superego Preconscious
Id
Ego
Information
which can
easily be
made
conscious
Thoughts,
feelings,
urges, and other
information
that is difficult
to bring to
conscious
awareness
Information
in your
immediate
awareness
Dimensi
kepribadian
yang rational,
planful,
penengah
Dimensi
kepribadian
moralistic,
judgmental,
perfectionist
Dimensi
kepribadian
irrational,
illogical,
impulsive
Psychoanalytic Approach
• Conscious-ness: segala
sesuatu yang kita sadari
Conscious
Unconscious
Superego Preconscious
Id
Ego
Psychoanalytic Approach
• Preconscious: Segala
sesuatu yang
membutuhkan sedikit
usaha untuk dibawa ke
dalam kesadaran
Conscious
Unconscious
Superego Preconscious
Id
Ego
Psychoanalytic Approach
• Unconscious: Segala
sesuatu yang sukar
sekali muncul ke dalam
kesadaran
(menghasilkan pikiran-
pikiran dan dorongan-
dorongan)
Conscious
Unconscious
Superego Preconscious
Id
Ego
Divisions of the Mind
• Id (Das Es) – dibawa sejak lahir
• Bekerja menurut prinsip kesenangan
• Memiliki 2 proses:
1) Tindakan refleks (reaksi otomatis) contoh : mengejapkan
mata
2) Proses primer (penurunan ketegangan dengan cara
membentuk khayalan tentang objek yang dapat
menghilangkan ketegangan (pada bayi membayangkan
makanan )
Divisions of the Mind
• Superego – hasil interaksi dengan dunia sekitarnya
– Internalisasi nilai dan moral dari lingkungan sosial
– Dibedakan menjadi:
• ego ideal (apa yang semestinya/ idealnya dilakukan)
• conscience (apa yang tidak boleh dilakukan)
Divisions of the Mind
• Ego
– Paham akan realitas dan logika
– Mediator antara id dan superego
– Berfungsi untuk menunda pemuasan
sesuai situasi (reality principle)
Konsep-Konsep Dasar Freud :
Instink
Merupakan representasi psikologis dari
kebutuhan ragawi, untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis
Karakteristik instink :
• Sumber : kondisi jasmani yang merasakan
adanya kekurangan (disebut kebutuhan)
• Tujuan : menghilangkan rangsangan atau
tegangan yang dirasakan oleh id dan ego
• Obyek : segala sesuatu yang harus
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan /
dapat meredakan ketegangan seperti
benda, tindakan, atau kondisi yang dapat
memberikan kenikmatan/kepuasan
Penggolongan Instink :
• Freud membagi instink ke dalam 2 kategori :
– Life instink (instink hidup)
Misal: lapar, haus, sex
Energi dari instink hidup disebut libido.
– Death instink (instink mati)
Instink merusak (destruktif). Salah satu derivatnya adalah
dorongan agresif
Kecemasan
Jenis kecemasan:
1. Reality anxiety (timbul dari bahaya nyata)
2. Neurotic anxiety (kekhawatiran jika id lepas kendali) 
ketakutan pada hukuman)
3. Moral anxiety ( timbul jika individu akan/ sudah melanggar
norma yang tertanam dalam dirinya/ berasal dari kata hati)
Kecemasan
• Bentuk kecemasan yang terjadi di kemudian hari berasal dari trauma
kelahiran dimana pada saat kelahiran, bayi diterpa bertubi-tubi oleh
stimulus-stimulus dari dunia yang belum dikenalnya dan bayi belum dapat
menyesuaikan diri terhadap semua stimuli tadi.
• Bayi butuh lingkungan yang terlindungi, agar egonya mempunyai
kesempatan berkembang & menguasai stimuli yang kuat dari lingkungan
luar
• Jika ego tidak dapat mengatasi kecemasan secara rasional maka kembali
pada cara-cara yang tidak realistik  MEKANISME PERTAHANAN DIRI
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
A. MEKANISME PERTAHANAN DIRI
• Penggunaan MPD adalah normal
• Tujuannya untuk melindungi ego dan mengurangi kecemasan
• Jenis-jenisnya:
1. Represi: menekan impuls ke bawah sadar
2. Regresi: mundur ke cara di masa lalu
3. Reaction Formation: mengganti impuls dengan kebalikannya
4. Fiksasi: berhenti di satu fase tertentu karena fase berikutnya
menimbulkan kecemasan
MEKANISME PERTAHANAN DIRI
5. Rasionalisasi: menyepelekan hal-hal yang besar/sulit, serta
menganggap besar atau penting hal-hal yang kecil/mudah
dengan argumentasi yang seakan-akan rasional.
6. Displacement: mengalihkan pada objek lain yang lebih
memungkinkan
7. Proyeksi: memproyeksikan impulsnya pada orang lain (seolah-
olah orla yang memiliki impuls tersebut)
Personality Development
Freud’s Psychosexual Stages
Stage Focus
Oral Pleasure centers on the mouth--
(0-18 months) sucking, biting, chewing
Anal Pleasure focuses on bowel and bladder
(18-36 months) elimination; coping with demands for
control
Phallic Pleasure zone is the genitals; coping with
(3-6 years) incestuous sexual feelings
Latency Dormant sexual feelings
(6 to puberty)
Genital Maturation of sexual interests
(puberty on)
1. Tahap oral (0-1 th)
 Perilaku menghisap & menggigit
 Jika tidak terpenuhi:
a. Oral passive personality (kurang terbuka, tidak asertif)
b. Oral aggressive personality (suka mendebat/ ngeyel,
sarkatis, mencaci)
TAHAPAN PERKEMBANGAN
TAHAPAN PERKEMBANGAN
3. Tahap phalik (3-5 th)
 Oedipus and Electra Complexes. The Oedipus kompleks : anak laki-
laki ingin memiliki ibu dan sebaliknya, anak perempuan ingin
memiliki ayah
 Jika dilarang:
 withdrawal (menarik diri dari hubungan heteroseksual)
sangat feminin & cenderung tidak tertarik pada lawan jenis
TAHAPAN PERKEMBANGAN
2. Tahap anal (1-3 th)
 Perilaku buang air besar dan kecil
 Jika tidak diajarkan → anal aggressive personality (tidak rapi,
jorok, sembarangan, seenaknya)
 Jika terlalu keras diajarkan → anal refentif personality
(kurang berani, pelit, kurang spontan)
4. Tahap Latent (umur 5 sampai 12 dan 13 tahun)
dorongan aktifitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan sepertinya
istirahat dalam arti tidak meningkatkan pertumbuhan
5. Tahap Pubertas (antara umur 12/13 sampai 20 tahun)
dororongan-dorongan aktif kembali, kelenjar indoktrin (kelenjar tanpa
saluran penghasil hormon) tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat
pertumbuhan kearah kematangan
6. Tahap Genital (setelah umur 20 tahun dan seterusnya)
pertumbuhan genetikal merupakan dorongan penting bagi tingkah laku
seseorang
Psychoanalytic Approach

More Related Content

What's hot

Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportWulandari Rima Kumari
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisapsepti17
 
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi Kepribadian
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi KepribadianPertemuan ke 1 Sejarah Psikologi Kepribadian
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi KepribadianVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenVivia Maya Rafica
 
Psikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl JungPsikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl JungAsma Khairani
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisapsepti22
 
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaErnita Mijil
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Mustaqim Furohman
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilakuAfra Balqis
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)coryditapratiwi
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikirvera78
 
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengPresentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Mentengkel1psikosos
 

What's hot (20)

PERSEPSI
PERSEPSIPERSEPSI
PERSEPSI
 
Psikologi Emosi
Psikologi EmosiPsikologi Emosi
Psikologi Emosi
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi Kepribadian
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi KepribadianPertemuan ke 1 Sejarah Psikologi Kepribadian
Pertemuan ke 1 Sejarah Psikologi Kepribadian
 
teori erik erikson
 teori erik erikson teori erik erikson
teori erik erikson
 
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan TemperamenPertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
Pertemuan ke-2 Tipologi berdasarkan Temperamen
 
Psikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl JungPsikologi Analitis: Carl Jung
Psikologi Analitis: Carl Jung
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich FrommPertemuan ke-9 Erich Fromm
Pertemuan ke-9 Erich Fromm
 
Ppt abnormal
Ppt abnormalPpt abnormal
Ppt abnormal
 
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, EropaKode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
Kode Etik Psikologi Indonesia, Amerika, Eropa
 
Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)Presentasi kepribadian (psikologi)
Presentasi kepribadian (psikologi)
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikir
 
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengPresentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Presentasi Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
 

Viewers also liked

Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward SprangerPertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward SprangerVivia Maya Rafica
 
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASIPENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASIHusna Sholihah
 
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham MaslowPertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham MaslowVivia Maya Rafica
 
Tipologi tipologi konstitusi2
Tipologi tipologi konstitusi2Tipologi tipologi konstitusi2
Tipologi tipologi konstitusi2trie setyaningsih
 
Giulia Carreras, Laura Iannucci, Giuseppe Costa, Elisabetta Chellini, Giusepp...
Giulia Carreras, Laura Iannucci, Giuseppe Costa, Elisabetta Chellini, Giusepp...Giulia Carreras, Laura Iannucci, Giuseppe Costa, Elisabetta Chellini, Giusepp...
Giulia Carreras, Laura Iannucci, Giuseppe Costa, Elisabetta Chellini, Giusepp...Istituto nazionale di statistica
 
Colloqui di selezione
Colloqui di selezioneColloqui di selezione
Colloqui di selezioneHeidi Iuliano
 
Firman Filsafat Manusia
Firman Filsafat ManusiaFirman Filsafat Manusia
Firman Filsafat ManusiaPapua Makituma
 
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASI
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASIANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASI
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASIFais Arief Pambudi
 
Pertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konselingPertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konselingHeri Yanti
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerVivia Maya Rafica
 
Pertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen HarneyPertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen HarneyVivia Maya Rafica
 
Teori etika – teori deontologis
Teori etika – teori deontologisTeori etika – teori deontologis
Teori etika – teori deontologisYokhanah Palani
 

Viewers also liked (20)

Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanPertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan Kebudayaan
 
Pertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward SprangerPertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward Spranger
 
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASIPENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI
 
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham MaslowPertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
Pertemuan ke-11 Humanistik Abraham Maslow
 
Tipologi tipologi konstitusi2
Tipologi tipologi konstitusi2Tipologi tipologi konstitusi2
Tipologi tipologi konstitusi2
 
Sharesess #49 Human motivation 3.1
Sharesess #49 Human motivation 3.1Sharesess #49 Human motivation 3.1
Sharesess #49 Human motivation 3.1
 
Giulia Carreras, Laura Iannucci, Giuseppe Costa, Elisabetta Chellini, Giusepp...
Giulia Carreras, Laura Iannucci, Giuseppe Costa, Elisabetta Chellini, Giusepp...Giulia Carreras, Laura Iannucci, Giuseppe Costa, Elisabetta Chellini, Giusepp...
Giulia Carreras, Laura Iannucci, Giuseppe Costa, Elisabetta Chellini, Giusepp...
 
Favola d'amore
Favola d'amoreFavola d'amore
Favola d'amore
 
Colloqui di selezione
Colloqui di selezioneColloqui di selezione
Colloqui di selezione
 
Firman Filsafat Manusia
Firman Filsafat ManusiaFirman Filsafat Manusia
Firman Filsafat Manusia
 
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASI
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASIANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASI
ANTARA KEBEBASAN SOSIAL ATAU EKSPLOITASI
 
konseling realitas
konseling realitaskonseling realitas
konseling realitas
 
Pertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konselingPertemuan II psikolog konseling
Pertemuan II psikolog konseling
 
UTS
UTSUTS
UTS
 
Pert.1
Pert.1Pert.1
Pert.1
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
 
Pertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen HarneyPertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen Harney
 
Pert.II
Pert.IIPert.II
Pert.II
 
Teori etika – teori deontologis
Teori etika – teori deontologisTeori etika – teori deontologis
Teori etika – teori deontologis
 

Similar to Psychoanalytic Approach (20)

Materi
MateriMateri
Materi
 
Psikoanalisa
Psikoanalisa Psikoanalisa
Psikoanalisa
 
BIMBINGAN DAN KAUSELING
BIMBINGAN DAN KAUSELINGBIMBINGAN DAN KAUSELING
BIMBINGAN DAN KAUSELING
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
Psikologi Umum
Psikologi UmumPsikologi Umum
Psikologi Umum
 
P S I K O L O G I U M U M
P S I K O L O G I  U M U MP S I K O L O G I  U M U M
P S I K O L O G I U M U M
 
BAHAN KULIAH 1.. Perilaku Dari Berbagai Sudut Pandang.pptx
BAHAN KULIAH 1.. Perilaku Dari Berbagai Sudut Pandang.pptxBAHAN KULIAH 1.. Perilaku Dari Berbagai Sudut Pandang.pptx
BAHAN KULIAH 1.. Perilaku Dari Berbagai Sudut Pandang.pptx
 
Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisisTeori psikoanalisis
Teori psikoanalisis
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Psikoanalisis
PsikoanalisisPsikoanalisis
Psikoanalisis
 
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISASEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
SEJARAH ALIRAN PSIKOLOGI PSIKOANALISA
 
terapi psikoanalitik
terapi psikoanalitikterapi psikoanalitik
terapi psikoanalitik
 
PSV3107 psiko-analitik
PSV3107  psiko-analitikPSV3107  psiko-analitik
PSV3107 psiko-analitik
 
pertemuan 4-Konsep Alam Bawah Sadar.pdf
pertemuan 4-Konsep Alam Bawah Sadar.pdfpertemuan 4-Konsep Alam Bawah Sadar.pdf
pertemuan 4-Konsep Alam Bawah Sadar.pdf
 
Pendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisisPendekatan psikoanalisis
Pendekatan psikoanalisis
 
Psychoanalisa
PsychoanalisaPsychoanalisa
Psychoanalisa
 
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.pptBAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
BAB 3 TEORI MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI.ppt
 
PERTEMUAN 1.ppt
PERTEMUAN 1.pptPERTEMUAN 1.ppt
PERTEMUAN 1.ppt
 

More from Vivia Maya Rafica

More from Vivia Maya Rafica (7)

UAS
UASUAS
UAS
 
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred AdlerPertemuan ke-15 Alfred Adler
Pertemuan ke-15 Alfred Adler
 
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyPertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
 
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12  Erik H.EriksonPertemuan ke-12  Erik H.Erikson
Pertemuan ke-12 Erik H.Erikson
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
Pertemuan ke-7 Kepribadian menurut Mashab
Pertemuan ke-7 Kepribadian menurut MashabPertemuan ke-7 Kepribadian menurut Mashab
Pertemuan ke-7 Kepribadian menurut Mashab
 
Pertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig KlagesPertemuan ke-6 Ludwig Klages
Pertemuan ke-6 Ludwig Klages
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

Psychoanalytic Approach

  • 2. Definisi • Kepribadian adalah ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang berespon terhadap lingkungannya • Kepribadian cenderung mempengaruhi pilihan seseorang terhadap suatu produk
  • 3. Berdirinya Aliran Psikoanalisa Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan Austria bernama Sigmund Freud mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang pikiran didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta terfokus pada menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan gangguan psikis lainnya.
  • 4. Pendekatan Psikoanalisa Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
  • 5. Perkembangan Psikoanalisa Psikoanalisis bermula dari keraguan Freud terhadap kedokteran. Pada saat itu kedokteran dipercaya bisa menyembuhkan semua penyakit, termasuk histeria yang sangat menggejala di Wina (Freud, terj.,1991:4). Sejak itu Freud dan doktor Josef Breuer menyelidiki penyebab histeria. Pasien yang menjadi subjek penyelidikannya adalah Anna O. Selama penyelidikan, Freud melihat ketidakruntutan keterangan yang disampaikan oleh Anna O. Seperti ada yang terbelah dari kepribadian Anna O. Penyelidikan-penyelidikan itu yang membawa Freud pada kesimpulan struktur psikis manusia: id, ego, superego dan ketidaksadaran, prasadar, dan kesadaran.
  • 6. Freud menjadikan prinsip ini untuk menjelaskan segala yang terjadi pada manusia, antara lain mimpi. Menurut Freud, mimpi adalah bentuk penyaluran dorongan yang tidak disadari. Dalam keadaan sadar orang sering merepresi keinginan-keinginannya. Karena tidak bisa tersalurkan pada keadaan sadar, maka keinginan itu mengaktualisasikan diri pada saat tidur, ketika kontrol ego lemah.
  • 7. Teori Psikoseksual/Psikoanalisa • Tokoh: Sigmund Freud • Asumsi: a) perilaku dan proses mental manusia dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan dan konflik-konflik dr dalam—manusia memiliki sedikit kesadaran & kontrol atas kekuatan tsb perilaku manusia mjd lebih rasional-bisa diterima secara sosial b) libido seksual mengikuti hukum kekekalan energi
  • 8. Teori Psikoseksual/Psikoanalisa Usia Tahap Psikos eksua l Fokus Perasaan Senang Karakteristik Perilaku Hasil yang tidak diharapkan (fiksasi) Lahir-18 bulan Oral Mulut, Bibir Mencari stimulasi oral, menghisap meski tidak lapar Alkoholisme, merokok, menggigit kuku, tidak matang, kepribadian menuntut 18 bln —3 tahun Anal Rektum Menikmati saat mengeluarkan dan menahan feses Konformisme tinggi, kerapian kompulsive, permusuhan, kepribadian menantang 3—6 tahun Phalik Genital Tertarik genital, jatuh cinta pada orangtua dengan jenis kelamin berbeda Problem seksual (impoten, frigiditas), homoseksual, ketidakmampuan menangani kompetisi 6—11 tahun Latensi --- Mengembangkan kecakapan sosial dan intelektual --- Pubertas … Genital Genital Membangun hubungan dengan lawan jenis ---
  • 9. Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu: a. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata. b. Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai- nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya. c. Ego, adalah pengawas realitas.
  • 10. Pengertian Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera. Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral. Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntuta moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah.
  • 11. Contoh Dalam Kehidupan Kita Anda adalah seorang bendahara yang diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah tunai. Id mengatakan pada Anda: “Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada yang tahu!”. Sedangkan ego berkata:”Cek dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”. Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”. Sedangkan ego akan lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua dan pada orang dewasa. Di sini disebut sebagai tahap secondary process thinking. Manusia sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk memilih tidak jajan demi ingin menabung misalnya). Walau begitu kadangkala pada orang dewasa muncul sikap seperti primary process thnking, yaitu mencari pengganti pemuas keinginan (menendang tong sampah karena merasa jengkel akibat dimarahi bos di kantor misalnya).
  • 12. Prinsip-prinsip psikoanalisis tentang hakekat manusia •Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak •Sebagaian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak disadar •Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejak lahir,terutama kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresifitasnya •Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatanPembentukan simpton merupakan bentuk defensive •Pengalaman tunggal hanya dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan apa yang terjadi pada seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab dimasa lampaunya dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan datang
  • 13. Psychoanalytic Approach • Pendekatan Psikoanalisa = Psikodinamika • Teori ini mementingkan aspek dinamis yaitu sebab-sebab terjadinya proses psikis • Berdasarkan pemerhatian bahwa individu seringkali tidak menyadari faktor-faktor yang menentukan emosi dan tingkah laku mereka.
  • 14. Metode Psikoanalitis Pendekatan ini menyembuhkan klien dengan menggunakan teknik analisis mendalam yang bertujuan untuk menggali pengalaman masa lalu seseorang
  • 15. Dasar-Dasar dari Teori Psikoanalisa: • Dasar kepribadian seseorang diperoleh sejak masa kecil • Kejadian pada masa kecil/ lalu menjadi bagian dari ketidaksadaran • Gangguan jiwa terjadi akibat pertentangan antara id (dorongan instinktual) dan Superego (dorongan untuk mengikuti norma masyarakat) • Pengalaman masa mendatang hanya pengulangan dari pengalaman masa lalu
  • 16. Psychoanalytic Approach Conscious Unconscious Superego Preconscious Id Ego Information which can easily be made conscious Thoughts, feelings, urges, and other information that is difficult to bring to conscious awareness Information in your immediate awareness Dimensi kepribadian yang rational, planful, penengah Dimensi kepribadian moralistic, judgmental, perfectionist Dimensi kepribadian irrational, illogical, impulsive
  • 17. Psychoanalytic Approach • Conscious-ness: segala sesuatu yang kita sadari Conscious Unconscious Superego Preconscious Id Ego
  • 18. Psychoanalytic Approach • Preconscious: Segala sesuatu yang membutuhkan sedikit usaha untuk dibawa ke dalam kesadaran Conscious Unconscious Superego Preconscious Id Ego
  • 19. Psychoanalytic Approach • Unconscious: Segala sesuatu yang sukar sekali muncul ke dalam kesadaran (menghasilkan pikiran- pikiran dan dorongan- dorongan) Conscious Unconscious Superego Preconscious Id Ego
  • 20. Divisions of the Mind • Id (Das Es) – dibawa sejak lahir • Bekerja menurut prinsip kesenangan • Memiliki 2 proses: 1) Tindakan refleks (reaksi otomatis) contoh : mengejapkan mata 2) Proses primer (penurunan ketegangan dengan cara membentuk khayalan tentang objek yang dapat menghilangkan ketegangan (pada bayi membayangkan makanan )
  • 21. Divisions of the Mind • Superego – hasil interaksi dengan dunia sekitarnya – Internalisasi nilai dan moral dari lingkungan sosial – Dibedakan menjadi: • ego ideal (apa yang semestinya/ idealnya dilakukan) • conscience (apa yang tidak boleh dilakukan)
  • 22. Divisions of the Mind • Ego – Paham akan realitas dan logika – Mediator antara id dan superego – Berfungsi untuk menunda pemuasan sesuai situasi (reality principle)
  • 23. Konsep-Konsep Dasar Freud : Instink Merupakan representasi psikologis dari kebutuhan ragawi, untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
  • 24. Karakteristik instink : • Sumber : kondisi jasmani yang merasakan adanya kekurangan (disebut kebutuhan) • Tujuan : menghilangkan rangsangan atau tegangan yang dirasakan oleh id dan ego • Obyek : segala sesuatu yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan / dapat meredakan ketegangan seperti benda, tindakan, atau kondisi yang dapat memberikan kenikmatan/kepuasan
  • 25. Penggolongan Instink : • Freud membagi instink ke dalam 2 kategori : – Life instink (instink hidup) Misal: lapar, haus, sex Energi dari instink hidup disebut libido. – Death instink (instink mati) Instink merusak (destruktif). Salah satu derivatnya adalah dorongan agresif
  • 26. Kecemasan Jenis kecemasan: 1. Reality anxiety (timbul dari bahaya nyata) 2. Neurotic anxiety (kekhawatiran jika id lepas kendali)  ketakutan pada hukuman) 3. Moral anxiety ( timbul jika individu akan/ sudah melanggar norma yang tertanam dalam dirinya/ berasal dari kata hati)
  • 27. Kecemasan • Bentuk kecemasan yang terjadi di kemudian hari berasal dari trauma kelahiran dimana pada saat kelahiran, bayi diterpa bertubi-tubi oleh stimulus-stimulus dari dunia yang belum dikenalnya dan bayi belum dapat menyesuaikan diri terhadap semua stimuli tadi. • Bayi butuh lingkungan yang terlindungi, agar egonya mempunyai kesempatan berkembang & menguasai stimuli yang kuat dari lingkungan luar • Jika ego tidak dapat mengatasi kecemasan secara rasional maka kembali pada cara-cara yang tidak realistik  MEKANISME PERTAHANAN DIRI
  • 28. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN A. MEKANISME PERTAHANAN DIRI • Penggunaan MPD adalah normal • Tujuannya untuk melindungi ego dan mengurangi kecemasan • Jenis-jenisnya: 1. Represi: menekan impuls ke bawah sadar 2. Regresi: mundur ke cara di masa lalu 3. Reaction Formation: mengganti impuls dengan kebalikannya 4. Fiksasi: berhenti di satu fase tertentu karena fase berikutnya menimbulkan kecemasan
  • 29. MEKANISME PERTAHANAN DIRI 5. Rasionalisasi: menyepelekan hal-hal yang besar/sulit, serta menganggap besar atau penting hal-hal yang kecil/mudah dengan argumentasi yang seakan-akan rasional. 6. Displacement: mengalihkan pada objek lain yang lebih memungkinkan 7. Proyeksi: memproyeksikan impulsnya pada orang lain (seolah- olah orla yang memiliki impuls tersebut)
  • 30. Personality Development Freud’s Psychosexual Stages Stage Focus Oral Pleasure centers on the mouth-- (0-18 months) sucking, biting, chewing Anal Pleasure focuses on bowel and bladder (18-36 months) elimination; coping with demands for control Phallic Pleasure zone is the genitals; coping with (3-6 years) incestuous sexual feelings Latency Dormant sexual feelings (6 to puberty) Genital Maturation of sexual interests (puberty on)
  • 31. 1. Tahap oral (0-1 th)  Perilaku menghisap & menggigit  Jika tidak terpenuhi: a. Oral passive personality (kurang terbuka, tidak asertif) b. Oral aggressive personality (suka mendebat/ ngeyel, sarkatis, mencaci) TAHAPAN PERKEMBANGAN
  • 32. TAHAPAN PERKEMBANGAN 3. Tahap phalik (3-5 th)  Oedipus and Electra Complexes. The Oedipus kompleks : anak laki- laki ingin memiliki ibu dan sebaliknya, anak perempuan ingin memiliki ayah  Jika dilarang:  withdrawal (menarik diri dari hubungan heteroseksual) sangat feminin & cenderung tidak tertarik pada lawan jenis
  • 33. TAHAPAN PERKEMBANGAN 2. Tahap anal (1-3 th)  Perilaku buang air besar dan kecil  Jika tidak diajarkan → anal aggressive personality (tidak rapi, jorok, sembarangan, seenaknya)  Jika terlalu keras diajarkan → anal refentif personality (kurang berani, pelit, kurang spontan)
  • 34. 4. Tahap Latent (umur 5 sampai 12 dan 13 tahun) dorongan aktifitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan sepertinya istirahat dalam arti tidak meningkatkan pertumbuhan 5. Tahap Pubertas (antara umur 12/13 sampai 20 tahun) dororongan-dorongan aktif kembali, kelenjar indoktrin (kelenjar tanpa saluran penghasil hormon) tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kematangan 6. Tahap Genital (setelah umur 20 tahun dan seterusnya) pertumbuhan genetikal merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang

Editor's Notes

  1. Keywords: conscious, preconscious, unconscious Graphics: fig. 11.1 pg. 475 Hockenbury
  2. Keywords: id Graphics: fig. 11.1 pg. 475 Hockenbury
  3. Keywords: id Graphics: fig. 11.1 pg. 475 Hockenbury