Dokumen tersebut membahas tiga parameter penting untuk menganalisis kualitas minyak yaitu bilangan asam, bilangan iod, dan bilangan peroksida. Bilangan asam menunjukkan jumlah asam lemak bebas, bilangan iod mengukur tingkat ketidakjenuhan asam lemak, sedangkan bilangan peroksida mengukur tingkat oksidasi minyak. Ketiga parameter diukur menggunakan titrasi untuk menentukan derajat kerusakan minyak.
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Presentasi pkt carolin fuad prima beta 2 (SMAKBO)
1. BILANGAN ASAM, IOD, DAN
PEROKSIDA
CREATED BY :
ᴥ Carolina
ᴥ Fuad Nurtsani Afifudin
ᴥ Prima Aditya Rizky
2.
3. Bilangan asam adalah jumlah asam lemak bebas.
Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram
basa yang digunakan untuk menetralkan asam lemak
bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak.
Minyak akan dilepaskan dari emulsinynya dengan
cara pemanasan, lalu dilarutkan dalam alkohol :
benzena (1 : 1). Untuk mengetahui banyaknya asam,
dilakukan titrasi alkalimetri dengan NaOH sebagai
penitar, dan indikator PP (Titik Akhir : merah muda
seulas).
5. Di timbang 10 gram sampel
Di tambah 30 ml campuran alkohol
dan benzena ( 1 : 1 ) netral
Di tambah
indikator PP
Di titar dengan
NaOH 0,1 N hingga
merah muda seulas
6. Bilangan Asam = Volume penitar x Normalitas penitar x Bst NaOH
bobot sampel (gram)
Kadar Asam Lemak Bebas = Volume penitar x Normalitas penitar x Bst asam laurat x 100 %
bobot sampel (mili gram)
Derajat Asam = Volume penitar NaOH x Normalitas NaOH x 100
bobot sampel (gram)
7. ᴥ Sebanyak 5,0 gram minyak ditimbang dan dilarutkan dalam alkohol netral
kemudian ditutup dengan pendingin balik. Tujuannya adalah untuk mempercepat
reaksi pelarutan minyak dalam alkohol.
ᴥ Alkohol : Benzena (1 : 1) harus netral caranya dicek dengan indikator PP. Kalau
asam nanti akan menambah volume penitar dan akan terjadi kesalahan positif,
sedangkan kalau basa maka ada sebagian dari asam lemak yang akan
ternetralkan dan membuat volume penitaran berkurang dan menyebabkan
kesalahan negatif.
ᴥ Kualitas minyak baru lebih bagus dibandingkan minyak bekas. karena
dibutuhkan KOH yang lebih sedikit untuk menetralkan asam lemak bebas pada
minyak.
ᴥ Tingginya bilangan asam pada minyak bekas dapat disebabkan karena
terjadinya interaksi dengan udara yang lebih lama dibanding minyak baru.
8.
9. Bilangan iod menunjukkan ketidakjenuhan asam
lemak penyusun lemak dan minyak. Asam lemak tidak
jenuh mampu mengikay iod dan membentuk senyawa
yang jenuh. Banyaknya iod yang diikat menunjukkan
banyaknya ikatan rangkap. Bilangan iod dinyatakan
sebagai banyaknya gram iod yang diikat oleh 100 gram
minyak atau lemak. Penentuan bilangan iod dapat
dengan cara Hanus, Kaufman-Hubl, atau cara Wijs.
11. ditimbang minyak
sebanyak 0.5 gram
dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
250 ml bertutup.
Tambahkan 15 ml
kloroform
Tambah 1o ml laruta
wijs. Biarkan di
tempat gelap selama
30 menit sesekali
digoyangkan
+ 10 ml KI 10%
Tambah 50 ml air
bebas O2. Lalu titar
dengan tio 0.1 N
hingga kuning muda
Tambah
indikator
kanji 1 ml
Titar dengan tio
0.1 sampai titik
ekivalen yaitu tak
berwarna.
12. Bilangan Iod =
( V blanko – V penitaran) x N Na2S2O3 x bst iod x 100
berat sampel (mili gram)
13. ᴥ Dibiarkan selama 30 menit dalam ruang gelap untuk mencegah terjadinya
autooksidasi radikal asam lemak akibat faktor percepatan seperti cahaya yang dapat
merusak asam lemak.
ᴥ Ditambahkan kloroform untuk melarutkan minyak tersebut, sebab minyak haya
dapat larut dalam pelarut oganik seperti kloroform karena memiliki kepolaran yag
sejenis yaitu non-polar.
ᴥ Penambahan iodin bromida dalam asam asetat glasial ini akan menyebabkan
terjadinya pengikatan iod oleh minyak pada ikatan rangkapnya. Iodin yang tersisa
kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N menggunakan indikator kanji.
Dimana, kanji dengan I2 membentuk suatu kompleks berwarna coklat kehitaman.
ᴥ Penambahan kanji ini bertujuan intuk membungkus iod sehingga iod tidak
terlepas dari ikatannya dengan asam lemak tak jenuh.
14.
15. Minyak atau lemak bisa rusak karena peristiwa oksidasi
atau hidrolisis. Jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami
oksidasi disebut sebagai bilangan peroksida. Bilangan peroksida
dinyatakan sebagai mg oksigen yang terikat dalam 100 gram
minyak atau lemak. Angka peroksida sangat penting untuk
identifikasi tingkat oksidasi minyak. Minyak yang mengandung
asam- asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen
yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Cara yang sering
digunakan untuk menentukan angka peroksida adalah dengan
metoda titrasi iodometri.
17. ditimbang minyak
sebanyak 5 gram dan
dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
250 ml bertutup.
Tambahkan 25 ml
larutan bilangan
peroksida
Tambah 1 gram KI.
Biarkan di tempat
gelap selama 30 menit
sesekali digoyangkan
Tambah 50 ml air
bebas O2. Warna
kuning jernih
berubah menjadi
kuning keruh
Tambah
indikator
kanji 1 ml
Titar dengan tio
sampai titik
ekivalen yaitu
kuning muda
18. Bilangan Peroksida = ( Volume titrasi – Volume titrasi blanko) x normalitas tio x 8 x 100
berat sampel (gram)
19. ᴥ Bilangan peroksida menunjukkan derajat kerusakan pada minyak
atau lemak.
ᴥ Pada minyak baru hanya sedikit diperlukan larutan Na2S2O3 untuk
menitrasi I2 yang terbentuk. Berarti hanya sedikit peroksida yang
terbentuk dibandingkan pada minyak bekas. Semakin kecil bilangan
peroksida yang didapat, maka semakin kecil kerusakan yang terjadi
pada miyak tersebut.
ᴥ Pada penentuan bilangan peroksida ini minyak dilarutkan dalam
larutan pelarut yaitu campuran Asam asetat glacial 60% dan
kloroform 40%. Hal ini dilakukan agar lemak dapat bereaksi dengan
KI jenuh yang nantinya akan dititrasi dengan natrium tiosulfat untuk
dititrasi kelebihan iodnya.