Lipid merupakan senyawa organik yang tak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Kelas lipid meliputi lemak, minyak, sterol, dan fosfolipid. Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berbeda hanya pada keadaan fisiknya. Asam lemak merupakan komponen penting lipid. Sabun dan detergen adalah surfaktan yang berfungsi membersihkan karena sifat amfipatiknya.
1. LIPID
KIMIA ORGANIK II
OLEH :
APRILIA YUNESTI
A1F011022
Program Studi Pendidikan Kimia
Dosen Pengampu :
Dewi Handayani, M.Si
2. Lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang
terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non-polar (seperti
hidrokarbon, benzena, eter, aseton, kloroform).
Kelas-kelas yang biasa dianggap sebagai lipid yaitu :
• Sabun dan detergen
• Lemak dan minyak
• Terpena
• Steroid dan senyawa lainnya
LIPID
3. Lemak dan Minyak
• Lemak dan Minyak
adalah trigliserida atau triasilgliserol. Kedua istilah ini
berarti “triester (dari) gliserol.”
• Perbedaan antara lemak dan minyak
a.Pada temperatur kamar lemak berbentuk padat, dan
minyak bersifat cair.
b.Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa
lemak (lemak hewani : lemak babi, lemak sapi)
c.Gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak
(minyak nabati : minyak jagung, minyak bunga
matahari )
4. Asam Lemak
• Asam Lemak, yaitu asam karboksilat yang diperoleh dari
hidrolisis suatu lemak atau minyak.
• Asam lemak juga dapat diperoleh dari lilin
(waxes), misalnya lilin lebah. Asam lemak diesterkan
dengan suatu alkohol sederhana berantai panjang.
C25H51CO2C28H57 C27H55CO2C32H65 C15H31CO2C16H33
dalam lilin lebah dalam lilin carnauba dalam lilin spermaceti
• Kebanyakan lemak dan minyak yang terdapat dialam
merupakan trigliserida campuran, artinya ketiga bagian
asam lemak dari gliserida itu tidaklah sama.
5. SRUKTUR ASAM LEMAK JENUH
- C - OH
O
ASAM BENZOAT
- C - OH
O
OH ASAM
SALISILAT
6. Tabel. Asam lemak pilihan dan
sumbernya
Nama Asam Struktur Sumber
Jenuh
Butirat C3H7COOH Lemak susu
Palmitat C15H31COOH Lemak hewani dan nabati
Stearat C17H35COOH Lemak hewani dan nabati
Kaproat C5H11COOH Lemak hewani dan nabati
Tak-jenuh
Palmitoleat C15H29COOH Lemak hewani dan nabati
Oleat C17H33COOH Lemak hewani dan nabati
Linoleat C17H31COOH Minyak nabati
Linolenat C17H29COOH Minyak biji rami
Arakidonat C21H31COOH Minyak nabati
8. Ester asam lemak dengan gliserol
OH – CH2 R1 – COO – CH2 HO – CH2 R1 – COO – CH2
HO – CH HO – CH R2 – COO – CH R2 – COO – CH
HO – CH2 HO – CH2 R3 – COO – CH2 R3 – COO – CH2
gliserol monogliserida digliserida trigliserida
SIFAT
- Lemak hewan berupa zat padat (suhu ruangan), lemak tumbuhan berupa zat cair
- Lemak bertitik lebur tinggi adalah asam lemak jenuh, sedang lemak cair / minyak
adalah asam lemak tidak jenuh
- Bilangan Iodium : banyaknya gram iodium yg dpt bereaksi dg 100 gr lemak (Makin
besar bilangan iodium, makin banyak ikatan rangkap)
- Lemak/gliserida asam lemak pendek larut dalam air
Lemak/gliserida asam lemak panjang tidak larut dalam air
- Ester, kloroform, benzena, alkohol panas adalah pelarut lemak
- Lemak hidrolisis asam lemak + gliserol
9. Analisis Lemak
• Angka penyabunan : banyaknya miligram KOH yang
dibutuhkan untuk menghidrolisis 1 gram lemak.
Besarnya angka penyabunan menunjukkan berat mol
rata-rata dari lemak/minyak.
• Angka Iod : menunjukkan ketidakjenuhan asam lemak.
Angka Iod banyaknya gram iodin yang dapat
bereaksi dengan 100 gram lemak.
• Angka asam : banyaknya mg KOH yang dapat bereaksi
dengan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram
lemak/minyak.
10. Sabun dan Detergen
• Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam
natrium) dari asam-asam lemak. Sabun mengandung
terutama garam C16 dan C18 , namun juga mengandung
beberapa karbolsilat dengan bobot atom lebih rendah.
12. Sabun sebagai Molekul Amfipatik
Molekul sabun mempunyai satu ujung yg polar, yaitu COO _ Na+ , dan
satu ujung yang lain bersifat nonpolar yaitu rantai hidrokarbon panjang.
Ujung yang polar larut dalam air disebut bersifat hidrofilik, sedangkan
ujung nonpolar yang tidak larut dalam air bersifat hidrofobik atau
lipofilik dan larut dalam pelarut non polar.
Sabun yg mempunyai 2 gugus (ujung) baik polar maupun nonpolar
dalam satu molekul ini disebut sebagai Molekul Amfipatik.
13. Cara kerja Sabun dan Deterjen
• Ujung nonpolar dari sabun akan mengikat dan mengangkat minyak
serta kotoran lainnya yang bersifat nonpolar, sementara ujung yang
polar akan berikatan dengan air. Kotoran serta minyak akan terangkat
dan hilang bersama dengan siraman air.
14. • Detergen
adalah surfaktan anionik – garam dari sulfonat atau
sulfat berantai panjang dari natrium (RSO3
- Na+ dan ROSO3
-
Na+) . Detergen mempunyai keunggulan dalam hal tidak
mengendap bersama ion logam dalam air sadah.
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan
berikut :
a. Surfaktan
b. Builder
c. Filler
d. Aditif
15. a. Surfaktan
merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung
berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak).
Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:
• Anionik : -Alkyl Benzene Sulfonate (ABS) -Linier Alkyl
Benzene Sulfonate (LAS) -Alpha Olein Sulfonate (AOS)
• Kationik : Garam Ammonium
• Non ionik : Nonyl phenol polyethoxyle
• Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
16. b. Builder
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi
pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral
penyebab kesadahan air.
• Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
• Asetat : - Nitril Tri Acetate (NTA)
- Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
• Silikat : Zeolit
• Sitrat : Asam Sitrat
17. c. Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen
yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya
cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat
d. Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk
membuat produk lebih menarik, misalnya
pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak
berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen.
Additives ditambahkan lebih untuk maksud
komersialisasi produk. Contoh : Enzim, Boraks, Sodium
klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC)
18. KLASIFIKASI LIPID
• LIPID SEDERHANA : hasil hidrolisis berupa asam lemak dan
alkohol alifatis.
1. Lemak netral (trigliserida) : hasil hidrolisis berupa glise
rol + 3 molekul asam lemak
+ 3 R- C-OH
O
O
CH2 – O – C – R’
O
CH – O – C – R’’
O
CH2 – O – C – R’’’
+ H2O
Trigliserida
19. 2. Malam (wax)
Komponen lipid terhidrolisis menjadi : satu asam lemak
rantai panjang + alkohol yang bukan gliserol
• LIPID MAJEMUK
Bila terhidrolisis hasilkan : asam lemak dan alkohol serta
satu atau lebih senyawa lain.
1. Phospholipid, terdiri dari : asam fosfat, alkohol, asam
lemak dan komponen keempat yang mengandung N.
2 macam : gliserofosfolipid dan sphingofosfolipid
20. KEPENTINGAN DAN MANFAAT LIPID
• Sebagai komponen lemak depot (lemak yang disimpan)
dalam sel tumbuhan /hewan. Contoh : jaringan adiposa
vertebrata.
• Pelindung organ-organ dalam
• Sebagai cadangan energi
• Lemak tumbuhan :
biji-bijian : kapas, kacang tanah, bunga matahari, kelapa dan jarak.
Mentega : emulsi stabil air dalam lemak.
Hidrolisis mentega : sebagian besar berupa asam palmitat dan asam
oleat, sebagian kecil berupa asam stearat, miristat, butirat, asam
kaprat dan kaproat