Menentukan apa saja asam lemak yang terkandung dalam minyak kelapa sawit berdasarkan waktu retensi masing-masing asam lemak yang sudah diketahui menggunakan kromatografi gas.
Margarin adalah produk pangan yang dapat dikonsumsi secara langsung atau dalam bentuk olahannya. Jenis pangan ini disukai oleh semua usia, terutama oleh anak-anak dan remaja, sehingga untuk meningkatkan nilai nutrisinya seringkali harus difortifikasi dengan vitamin (A dan D) atau nutrien lagi untuk memenuhi komposisi bakunya
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...Muhamad Imam Khairy
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) dengan Refluks Tertutup secara Spektrofotometri
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersuspensi Total Menggunakan Peralatan High Volume Air Sampler (HVAS) dengan Metode Gravimetri
[Jurnal] Penetapan Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) secara Kromatografi Gas
1. Jurnal Analisis Instrumen-3
1
PENETAPAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DALAM MINYAK
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) SECARA KROMATOGRAFI
GAS
Dandi Ramdhani 1
, Hersya Anadia Suvitri 1
, Muhamad Imam Khairy 1
, Yasmin Shofiyyah Hanif 1
1
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri
Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Bogor
Jl. Binamarga I, Ciheuleut, Baranangsiang, Bogor 16143 Kotak Pos 2017
ABSTRAK
Minyak kelapa terdiri dari komponen asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak jenuh contohnya asam kaproat, asam kaprilat, asam kaprat, asam laurat, asam miristat, asam
palmitat, dan asam stearat. Asam lemak tidak jenuh contonya asam oleat dan asam linoleat. Telah
dilakukan penetapan komposisi asam lemak dari minyak kelapa sawit dengan menggunakan teknik
derivatisasi yaitu esterifikasi basa dilanjutkan dengan analisis metil ester asam lemak dengan
kromatografi gas. Sampel minyak kelapa sawit diesterifikasi dengan menggunakan larutan NaOH
metanolik, diberi BF3 sebagai katalis, dipanaskan, dan diekstrak dengan heksana. Kemudian larutan
jernih yang ada dilapisan paling atas diinjeksikan ke GC. Kandungan asam lemak yang dilakukan
dengan teknik eksternal standar menunjukan bahwa konsentrasi masing-masing asam lemak pada
sampel minyak kelapa sawit yaitu asam palmitoleat sebesar 76,64 %, asam palmitat sebesar 22,93 %,
asam miristat sebesar 0,24 %, asam linoleat 0,008 %, asam oleat 0,033 %, dan asam stearat 0,14 %.
Kata kunci: Asam Lemak, Minyak Kelapa Sawit, Kromatografi Gas
ABSTRACT
Palm oil consists of components of saturated fatty acids and unsaturated fatty acids.
Saturated fatty acids, for example caproic acid, caprylic acid, capric acid, lauric acid, myristic acid,
palmitic acid, and stearic acid. Unsaturated fatty acids, for example oleic acid and linoleic acid. The
fatty acid composition of palm oil has been determined using derivatisation technique, esterification
of base followed by analysis of fatty acid methyl ester by gas chromatography. The palm oil sample
was esterified with a methanolic NaOH solution, treated with BF3 as a catalyst, heated, and extracted
with hexane. Then the topmost clear laminated solution is injected into the GC. Fatty acid content
performed by standard external techniques shows that the concentration of each fatty acid in the palm
oil sample are palmitoleic acid 76,64 %, palmitic acid 22,93 %, miristic acid 0,24 %, linoleic acid
0,008 %, oleic acid 0,033 %, and stearic acid 0,14 %.
Keywords: Fatty Acids, Palm Oil, Gas Chromatography
PENDAHULUAN
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) merupakan tanaman penghasil
minyak nabati yang dibutuhkan baik untuk
dikonsumsi oleh manusia dan dapat juga
dijadikan bahan bakan minyak. Kebutuhan
penggunaan minyak dan lemak dunia semakin
meningkat setiap tahun, sedangkan produksinya
relatif masih kurang dibanding dengan
permintaan. Hal ini merupakan peluang yang
baik untuk komoditas kelapa sawit agar terus
meningkatkan produksi dan luas penanamannya
untuk memenuhi permintaan konsumen.
Meskipun demikian, minyak kelapa sawit
menghadapi saingan dari beberapa minyak dan
lemak lain, diantaranya yang terpenting adalah
minyak kacang kedele (Glycine max), minyak
bunga matahari (Helianthus annus), minyak biji
rep (Brassica spp.) dan minyak jagung (Zea
mays).
Di negara-negara yang beriklim sedang
penggunaan minyak sawit olein kurang populer
karena olein kurang stabil pada suhu yang lebih
rendah dari negara-negara tropik, sehingga
konsumsi minyak sawit kurang dari 20%
(Berger, 1981). Kandungan minyak kelapa sawit
yang diperoleh dari minyak mesokarpa
mengandung lebih kurang 44% asam palmitik
(C16:0), 5% asam stearik (C18:0), 39% asam
oleik mono tak jenuh (C18:1) dan 10% asam
2. Jurnal Analisis Instrumen-3
2
linoleik poli tak jenuh (C18:2) (Oo et al., 1985).
Hal ini menunjukkan terdapat keseimbangan
dalam minyak sawit, yaitu antara kandungan
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
Mengingat terdapat peningkatan
persaingan minyak sayuran dari sumber lain
terhadap minyak sawit, perbaikan-perbaikan
perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
dan penggunaan minyak sawit. Teknik
pemuliaan tanaman telah digunakan dalam
usaha memperbaiki ciri-ciri agronomi dan
ekonomi kelapa sawit. Persilangan antara
varietas dura dengan pisifera menghasilkan
hibrida tenera, yang memperlihatkan
peningkatan hasil sebesar 30% dibandingkan
varietas dura (Soh et al., 1994).
Tujuan penetapan ini adalah untuk
mengetahui komposisi asam lemak dalam
minyak kelapa sawit.
BAHAN DAN METODE
Penetapan ini dilaksanakan di
Laboratorium Tempat Uji Kompetensi (TUK)
Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK Bogor.
Penetapan dilakukan pada hari Jumat, 28 Juli
2017.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penetapan ini antara lain pelet NaOH p.a.,
metanol, BF3, heksana, dan NaCl jenuh.
Penetapan ini diawali dengan
penimbangan sampel minyak sebanyak kurang
lebih 0,05 gram ke dalam vial besar. Kemudian
dilarutkan dengan 3 mL NaOH metanolik 0,5 M
sampai menjadi satu fase. Setelah larut,
ditambahkan 3 mL BF3, lalu dipanaskan di
penangas air selama setengah jam dan sesekali
digoyangkan. Kemudian didinginkan,
ditambahkan 1 mL heksana dan seujung sudip
NaCl jenuh bila larutan menjadi keruh. Sampel
dikocok kuat untuk mengekstrak metil ester
yang terbentuk. Didiamkan hingga terpisah lalu
siap untuk diinjeksikan pada GC.
Dihidupkan GC sesuai SOP kemudian di
program sebagai berikut:
Suhu injektor : 200o
C
Suhu detektor : 230o
C
Initial temperature : 120o
C
Initial time : 3 menit
Rate : 20 C/menit
Final temperature : 230o
C
Final time : 7 menit
Split : 1:30
Column flow : 1 ml/menit
Setelah status GC ready, lapisan jernih
paling atas diinjeksikan sebasnyak 5 µL, lalu
ditunggu sampai peak muncul semua pada
kromatogram.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari kromatogram diambil peak
dengan area yang dominan besar dan
dibandingkan waktu retensinya dengan standar
yang sudah ada, didapatkan data sebagai
berikut.
Tabel 1. Data Hasil Pemisahan Minyak Kelap Sawit
dengan Kromatografi Gas
No
Waktu
Retensi
Luas
Area
%
Total
Area
Nama
Komponen
Puncak
1 7,468 41551 0,31
Asam
Palmitoleat
2 8,676 93440 0,71
Asam
Palmitat
3 9,321 10071986 76,33
Asam
Palmitoleat
4 12,103 2832001 22,22
Asam
Palmitat
5 12,431 32158 0,24
Asam
Miristat
6 13,161 1015 0,008
Asam
Linoleat
7 13,560 4323 0,033
Asam
Oleat
8 14,405 18223 0,14
Asam
Stearat
Total Area 13194697 100
Dengan demikian, komposisi asam lemak
dari sampel Minyak kelapa sebagai berikut.
Tabel 2. Komposisi Asam Lemak dalam Minyak
Kelapa Sawit
No Asam Lemak Komposisi
1 Asam Palmitoleat 76,64 %
2 Asam Palmitat 22,93 %
3 Asam Miristat 0,24 %
4 Asam Linoleat 0,008 %
5 Asam Oleat 0,033 %
6 Asam Stearat 0,14 %
Asam lemak merupakan penyusun
trigliserida yang merupakan minyak itu sendiri.
Asam lemak mempunyai titik didih yang sangat
tinggi yang dikarenakan mempunyai ikatan
hidrogen pada gugus OH pada senyawa asam
karboksilat. Untuk dianalisis dengan
kromatografi gas, sampel harus mudah
diuapkan. Oleh karena itu, derivatisasi
3. Jurnal Analisis Instrumen-3
3
dilakukan pada sampel untuk menaikan
volatilitas sampel. Jenis derivatisasi yang
dilakukan adalah esterifikasi basa.
Esterifikasi basa merupakan pembentukan
senyawa ester dengan menggunakan basa
sebagai katalis. Asam lemak yang merupakan
asam karboksilat direaksikan dengan metanol
dengan bantuan katalis NaOH dalam bentuk
NaOH metanolik 0,5 M sehingga menghasilkan
senyawa metil ester yang tidak mempunyai
ikatan hidrogen sehingga titik didihnya cukup
rendah. Derivatisasi ini mengubah menjadi
senyawa turunannya namun tidak mengubah
identitas senyawa sebelumnya.
Ditambahkan BF3 sebagai katalis asam
esterifikasi. BF3 yang merupakan asam lewis
sehingga tidak akan bereaksi dengan NaOH
seperti asam pada umumnya. BF3 ditambahkan
untuk memaksimalkan esterifikasi, karena
apabila katalis NaOH yang ditambahkan lebih
banyak makan akan ada kemungkinan terjadinya
penyabunan terhadap asam lemak. Selai itu
dilakukan pemanasan serta pengocokan untuk
mempercepat esterifikasi. Hasil dari pemisahan
sangat ditentukan oleh keberhasilan dari
esterifikasi tersebut.
Heksana ditambahkan untuk menangkap
metil ester yang terbentuk, karena tidak semua
pada sampel membentuk metil ester, adapula
yang masih berbentuk asam lemak, trigliserida,
bahkan sabun yang tak sengaja terbentuk.
Apabila langsung diinjeksikan dikhawatirkan
akan mengganggu pemisahan.
KESIMPULAN
Dari hasil penetapan komposisi asam
lemak dalam minyak kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) dengan kromatografi gas,
didapatkan komposisi asam lemak yaitu asam
palmitoleat sebesar 76,64 %, asam palmitat
sebesar 22,93 %, asam miristat sebesar 0,24 %,
asam linoleat 0,008 %, asam oleat 0,033 %, dan
asam stearat 0,14 %. Sampel dianalisis dengan
GC-2014.
DAFTAR PUSTAKA
Berger, K.G. 1981. Food uses of oil palm. Palm
Oil Research Institute of Malaysia
(PORIM) Occational Paper.
Ismail, H.E. Krisnandi. 2016. Kromatografi
Gas. Bogor: Sekolah Menengah Kejuruan
- SMAK Bogor.
Oo, K.C., S.K. The, H.T. Khor, dan S.H.
Augustine. 1985. Fatty acid synthesis in
the oil palm (Elaeis guineensis):
Incorporation of acetate by tissue slices
of the developing fruit