Dokumen tersebut membahas tiga parameter penting untuk menganalisis kualitas minyak yaitu bilangan asam, bilangan iod, dan bilangan peroksida. Bilangan asam menunjukkan jumlah asam lemak bebas, bilangan iod mengukur tingkat ketidakjenuhan asam lemak, sedangkan bilangan peroksida mengukur tingkat oksidasi minyak. Ketiga parameter diukur menggunakan titrasi untuk menentukan derajat kerusakan minyak.
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok lipida. Ciri dan sifat khasnya adalah daya larutnya dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, benzena.
Minyak dan lemak keduanya sama-sama mengandung komponen utama berupa trigliserida, yaitu molekul yang terdiri atas 1 gliserol yang berikatan ester dengan 3 asam lemak. Walaupun isinya sama-sama trigliserida, ternyata bentuknya pada suhu kamar bisa berbeda.
Minyak berbentuk cair karena memiliki titik leleh yang lebih rendah dari suhu kamar, sedangkan lemak berbentuk padat karena titik lelehnya lebih tinggi dari suhu kamar. Perbedaan antara keduanya secara keseluruhan ditentukan oleh perbedaan titik leleh berbagai jenis molekul asam lemak yang berikatan dalam struktur trigliserida yang dikandung minyak/lemak tersebut.
Secara umum, titik leleh yang rendah dimiliki oleh asam-asam lemak yang berantai lebih pendek dan bersifat lebih tidak jenuh. Asam lemak tak jenuh (ALTJ) adalah asam lemak yang memiliki 1 atau lebih ikatan rangkap, sedangkan asam lemak jenuh (ALJ) adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Ketidakjenuhan asam lemak ini patut dipertimbangkan, karena asupan jenis asam lemak dalam tubuh terkait dengan aspek kesehatan.
Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat atau protein. 1 gram minyak/lemak setara dg 9 Kkal energi, sedang karbohidrat atau protein hanya 4 Kkal energi.
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok lipida. Ciri dan sifat khasnya adalah daya larutnya dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, benzena.
Minyak dan lemak keduanya sama-sama mengandung komponen utama berupa trigliserida, yaitu molekul yang terdiri atas 1 gliserol yang berikatan ester dengan 3 asam lemak. Walaupun isinya sama-sama trigliserida, ternyata bentuknya pada suhu kamar bisa berbeda.
Minyak berbentuk cair karena memiliki titik leleh yang lebih rendah dari suhu kamar, sedangkan lemak berbentuk padat karena titik lelehnya lebih tinggi dari suhu kamar. Perbedaan antara keduanya secara keseluruhan ditentukan oleh perbedaan titik leleh berbagai jenis molekul asam lemak yang berikatan dalam struktur trigliserida yang dikandung minyak/lemak tersebut.
Secara umum, titik leleh yang rendah dimiliki oleh asam-asam lemak yang berantai lebih pendek dan bersifat lebih tidak jenuh. Asam lemak tak jenuh (ALTJ) adalah asam lemak yang memiliki 1 atau lebih ikatan rangkap, sedangkan asam lemak jenuh (ALJ) adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Ketidakjenuhan asam lemak ini patut dipertimbangkan, karena asupan jenis asam lemak dalam tubuh terkait dengan aspek kesehatan.
Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat atau protein. 1 gram minyak/lemak setara dg 9 Kkal energi, sedang karbohidrat atau protein hanya 4 Kkal energi.
[Jurnal] Penetapan Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Kelapa Sawit (Elaeis gui...Muhamad Imam Khairy
Menentukan apa saja asam lemak yang terkandung dalam minyak kelapa sawit berdasarkan waktu retensi masing-masing asam lemak yang sudah diketahui menggunakan kromatografi gas.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Presentasi pkt carolin fuad prima beta 2 (SMAKBO)
1. BILANGAN ASAM, IOD, DAN
PEROKSIDA
CREATED BY :
ᴥ Carolina
ᴥ Fuad Nurtsani Afifudin
ᴥ Prima Aditya Rizky
2.
3. Bilangan asam adalah jumlah asam lemak bebas.
Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram
basa yang digunakan untuk menetralkan asam lemak
bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak.
Minyak akan dilepaskan dari emulsinynya dengan
cara pemanasan, lalu dilarutkan dalam alkohol :
benzena (1 : 1). Untuk mengetahui banyaknya asam,
dilakukan titrasi alkalimetri dengan NaOH sebagai
penitar, dan indikator PP (Titik Akhir : merah muda
seulas).
5. Di timbang 10 gram sampel
Di tambah 30 ml campuran alkohol
dan benzena ( 1 : 1 ) netral
Di tambah
indikator PP
Di titar dengan
NaOH 0,1 N hingga
merah muda seulas
6. Bilangan Asam = Volume penitar x Normalitas penitar x Bst NaOH
bobot sampel (gram)
Kadar Asam Lemak Bebas = Volume penitar x Normalitas penitar x Bst asam laurat x 100 %
bobot sampel (mili gram)
Derajat Asam = Volume penitar NaOH x Normalitas NaOH x 100
bobot sampel (gram)
7. ᴥ Sebanyak 5,0 gram minyak ditimbang dan dilarutkan dalam alkohol netral
kemudian ditutup dengan pendingin balik. Tujuannya adalah untuk mempercepat
reaksi pelarutan minyak dalam alkohol.
ᴥ Alkohol : Benzena (1 : 1) harus netral caranya dicek dengan indikator PP. Kalau
asam nanti akan menambah volume penitar dan akan terjadi kesalahan positif,
sedangkan kalau basa maka ada sebagian dari asam lemak yang akan
ternetralkan dan membuat volume penitaran berkurang dan menyebabkan
kesalahan negatif.
ᴥ Kualitas minyak baru lebih bagus dibandingkan minyak bekas. karena
dibutuhkan KOH yang lebih sedikit untuk menetralkan asam lemak bebas pada
minyak.
ᴥ Tingginya bilangan asam pada minyak bekas dapat disebabkan karena
terjadinya interaksi dengan udara yang lebih lama dibanding minyak baru.
8.
9. Bilangan iod menunjukkan ketidakjenuhan asam
lemak penyusun lemak dan minyak. Asam lemak tidak
jenuh mampu mengikay iod dan membentuk senyawa
yang jenuh. Banyaknya iod yang diikat menunjukkan
banyaknya ikatan rangkap. Bilangan iod dinyatakan
sebagai banyaknya gram iod yang diikat oleh 100 gram
minyak atau lemak. Penentuan bilangan iod dapat
dengan cara Hanus, Kaufman-Hubl, atau cara Wijs.
11. ditimbang minyak
sebanyak 0.5 gram
dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
250 ml bertutup.
Tambahkan 15 ml
kloroform
Tambah 1o ml laruta
wijs. Biarkan di
tempat gelap selama
30 menit sesekali
digoyangkan
+ 10 ml KI 10%
Tambah 50 ml air
bebas O2. Lalu titar
dengan tio 0.1 N
hingga kuning muda
Tambah
indikator
kanji 1 ml
Titar dengan tio
0.1 sampai titik
ekivalen yaitu tak
berwarna.
12. Bilangan Iod =
( V blanko – V penitaran) x N Na2S2O3 x bst iod x 100
berat sampel (mili gram)
13. ᴥ Dibiarkan selama 30 menit dalam ruang gelap untuk mencegah terjadinya
autooksidasi radikal asam lemak akibat faktor percepatan seperti cahaya yang dapat
merusak asam lemak.
ᴥ Ditambahkan kloroform untuk melarutkan minyak tersebut, sebab minyak haya
dapat larut dalam pelarut oganik seperti kloroform karena memiliki kepolaran yag
sejenis yaitu non-polar.
ᴥ Penambahan iodin bromida dalam asam asetat glasial ini akan menyebabkan
terjadinya pengikatan iod oleh minyak pada ikatan rangkapnya. Iodin yang tersisa
kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N menggunakan indikator kanji.
Dimana, kanji dengan I2 membentuk suatu kompleks berwarna coklat kehitaman.
ᴥ Penambahan kanji ini bertujuan intuk membungkus iod sehingga iod tidak
terlepas dari ikatannya dengan asam lemak tak jenuh.
14.
15. Minyak atau lemak bisa rusak karena peristiwa oksidasi
atau hidrolisis. Jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami
oksidasi disebut sebagai bilangan peroksida. Bilangan peroksida
dinyatakan sebagai mg oksigen yang terikat dalam 100 gram
minyak atau lemak. Angka peroksida sangat penting untuk
identifikasi tingkat oksidasi minyak. Minyak yang mengandung
asam- asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen
yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Cara yang sering
digunakan untuk menentukan angka peroksida adalah dengan
metoda titrasi iodometri.
17. ditimbang minyak
sebanyak 5 gram dan
dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
250 ml bertutup.
Tambahkan 25 ml
larutan bilangan
peroksida
Tambah 1 gram KI.
Biarkan di tempat
gelap selama 30 menit
sesekali digoyangkan
Tambah 50 ml air
bebas O2. Warna
kuning jernih
berubah menjadi
kuning keruh
Tambah
indikator
kanji 1 ml
Titar dengan tio
sampai titik
ekivalen yaitu
kuning muda
18. Bilangan Peroksida = ( Volume titrasi – Volume titrasi blanko) x normalitas tio x 8 x 100
berat sampel (gram)
19. ᴥ Bilangan peroksida menunjukkan derajat kerusakan pada minyak
atau lemak.
ᴥ Pada minyak baru hanya sedikit diperlukan larutan Na2S2O3 untuk
menitrasi I2 yang terbentuk. Berarti hanya sedikit peroksida yang
terbentuk dibandingkan pada minyak bekas. Semakin kecil bilangan
peroksida yang didapat, maka semakin kecil kerusakan yang terjadi
pada miyak tersebut.
ᴥ Pada penentuan bilangan peroksida ini minyak dilarutkan dalam
larutan pelarut yaitu campuran Asam asetat glacial 60% dan
kloroform 40%. Hal ini dilakukan agar lemak dapat bereaksi dengan
KI jenuh yang nantinya akan dititrasi dengan natrium tiosulfat untuk
dititrasi kelebihan iodnya.