Dokumen tersebut membahas tentang penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease) yang merupakan kondisi patologis akibat refluks lambung ke esofagus dengan berbagai gejala. Dokumen ini menjelaskan tentang etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan GERD.
2. PENDAHULUAN
GERD adalah : suatu keadaan patologis
sebagai akibat refluks kandungan lambung
ke dalam esofagus , dengan berbagai
gejala yang timbul akibat keterlibatan
esofagus , faring, laring dan saluran nafas
.
Komplikasi : striktur, barrett’s esophagus,
adeno karsinoma di kardia dan esofagus
2
3. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Bersifat multifaktorial
Esofagitis dpt terjadi sebagai akibat dari
refluks gastroesofageal apabila :
1. terjadi kontak dlm waktu yg cukup lama
antara bahan refluksat dgn mukosa
esofagus
2. terjadi penurunan resistensi jaringan
mukosa esofagus walaupun waktu kontak
antara bahan refluksat dengan esofagus
tidak cukup lama 3
4. Refluks gastroesofageal pd pasien GERD terjadi
melalui 3 mekanisme :
1. Refluks spontan pada saat relaksasi LES yang tidak
adekuat
2. Aliran retrograd yg mendahului kembalinya tonus
LES setelah menelan
3. Meningkatnya tekanan intra abdomen
Patogenesis terjadinya GERD menyangkut
keseimbangan antara faktor defensif dari esofagus
dan faktor ofensif dari bahan refluksat
4
5. Faktor defensif atau pertahanan esofageal :
1. Garis pertama : pemisah anti refluks
2. Garis kedua : bersihan asam
3. Garis ketiga : ephitelial resistance
Faktor ofensif ( kekuatan refluksat ) :
1. Sekresi gastrik
2. Daya pilorik
5
6. MANIFESTASI KLINIK
Nyeri/ rasa tidak enak di epigastrium atau
retrosternal bagian bawah
Rasa terbakar (heartburn) (khas)
Gejala disfagia (kesulitan menelan makanan)
Mual
Regurgitasi
Rasa pahit di lidah
Kadang-kadang rasa tdk enak retrosternal
Odinofagia (rasa sakit waktu menelan makanan
6
7. DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang :
-Endoskopi saluran cerna bagian atas mrpkn
gold standar ( ditemukan mucosal
break diesofagus).
Jk tdk ditemukan mucosal break : NERD
(non- erosive reflux disease )
- pemeriksaan histopatologi : barrett’s
esophagus, displasia atau keganasan
7
8. - Esofagografi dengan barium
pemeriksaan ini kurang peka
dibanding endoskopi , ttp
mempunyai nilai lebih dr endoskopi
pd :
1. stenosis esofagus derajat
ringan akibat esofagitis
peptik
2. hiatus hernia
- pemantauan ph 24 jam
ph< 4 pd jarak 5 cm di atas LES :
diagnostik utk GERD 8
9. - Tes Bernstein : mengukur sensitivitas
mukosa dgn memasang selang
trans nasal dan melakukan perfusi
bagian distal esofagus dg HCL o,1
- manometri esofagus
-sintigrafi gastroesofageal
-tes PPI/ tes supresi asam : dgn memberi
PPI dosis tinggi selama 2 minggu
dan lihat respon yg terjadi.
Dianggap positif jk ada perbaikan
gejala 50%-75%
9
10. Alarm symptom:
Berat badan turun
anemia
hematemesis / melena
disfagia
odinofagia
riwayat keluarga dg kanker esofagus/ lambung
umur > 40 tahun
10
11. PENATALAKSANAAN
Modifikasi gaya hidup :
- meninggikan posisi kepala saat tidur
- menghindari makan sebelum tidur
- berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol
- mengurangi konsumsi lemak
- mengurangi jmlh makanan yg dimakan
- menurunkan berat badan
- menghindari pakaian ketat
- Menghindari makanan / minuman merangsang :
coklat, kopi, teh, minuman bersoda
11