SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
Askep Sistem Pencernaan
Arni Wianti Presentatiton
Abnormalitas bibir, gusi & mulut
Meliputi :
• PLAK & KARIES GIGI
• ABSES DENTOALVEOLAR / ABSES PERIAPIKAL
• MALOKLUSI
Abnormalitas bibir, gusi & mulut
PLAK DAN KARIES GIGI
• KERUSAKAN GIGI  PROSES EROSIF YG DIAKIBATKAN O/ KERJA
BAKTERI PD KARBOHIDRAT YG DIFERMETASI DIDLM RONGGA MULUT,
MENGHASILKAN ASAM2 YG MELARUTKAN EMAIL GIGI.
• LUASNYA KERUSAKAN GIGI TERGANTUNG :
• ADANYA PLAK GIGI
• KEKUATAN ASAM DAN KEMAMPUAN SALIVA U/ MENETRALISIR
• LAMANYA WAKTU ASAM KONTAK DGN GIGI
• KERENTANAN GIGI U/ RUSAK
PENCEGAHAN
• PERAWATAN GIGI EFEKTIF
• MENGURANGI MASUKAN GULA
• MEMBERIKAN FLUORIDA PD GIGI
• MENGGUNAKAN PELAPIS PIT DAN FISURA
PENATALAKSANAAN
• PENGISIAN
• PENCABUTAN
• IMPLAN GIGI
• GIGI PALSU
Abnormalitas bibir, gusi & mulut
ABSES DENTOALVEOLAR / ABSES PERIAPIKAL
• ADANYA PUS DIDLM PERIOSTEUM GIGI APIKAL & JARING SEKITAR APEK
GIGI.
• ABSES PERIAPIKAL AKUT : BIASANYA SEKUNDER THDP PULPITIF
SUPURATIF YG TIMBUL DR INFEKSI YG MELUAS DAN MEMBENTUK ABSES.
ABSES : NYERI TUMPUL, PERIH DAN TERUS MENERUS, BENGKAK PD
SISI PIPI, SULIT MEMBUKA MULUT, DEMAM, MALAISE.
• ABSES ALVEOLAR KRONIK : PROSES INFEKSI PROGRESIF LAMBAT DAN
AKHIRNYA MENIBBULKAN ABSES GIGI TERSEMBUNYI.
• PENATALAKSANAAN
• PENGEBORAN DAN INSISI UTK MENGELUARKAN PUS
• PENCABUTAN GIGI SETELAH INFLAMASI BERKURANG
 
INTERVENSI KEP
• KAJI PERDARAHAN
• INSTRUKSIKAN AGAR KLIEN MENCUCI MULUT DGN SALIN HANGAT
• DIET CAIR KMDN LUNAK SESUAI TOLERANSI
• ANTIBIOTIK DAN ANALGETIK
Abnormalitas bibir, gusi & mulut
MALOKLUSI
• KETIDAKSEJAJARAN GIGI ATAS DAN ARKUS GIGI BAWAH
BILA RAHANG ETRTUTUP.
PENATALAKSANAAN
• DGN MENGGUNAKAN KAWAT
 
INTERVENSI KEP
• HIGIENE ORAL YG BAIK
• MEMPERHATIKAN PENGOBATAN
Abnormalitas Kelenjar Saliva
Meliputi :
• PAROTITIS
• SIALADENITIS
• KALKULUS SALIVA
• NEOPLASMA
Abnormalitas Kelenjar Saliva
KELENJAR SALIVA
TERDIRI DR :
• KELENJAR PAROTIS  DIBWH TELINGA
• KELENJAR SUBMAKSILARIS & SUBLINGUALIS  PADA
DASAR MULUT
• KELENJAR BUKAL  DIBAWAH BIBIR
• KIRA2 DIPRODUKSI 1200 ML SALIVA STP HR.
FUNGSI UTAMA :
• PELUMASAN
• PERLINDUNGAN ANTIBAKTERIAL
• PENCERNAAN
Abnormalitas Kelenjar Saliva
PAROTITIS
• = INFLAMASI KELENJAR PAROTIS.
• PENYAKIT MENULAR PEDIATRIK YG DISEBABKAN OLEH
INFEKSI VIRUS.
• AWITAN TIBA2, DEMAM, TEGANG DAN NYERI TEKAN,
MEMPENGARUHI MENELAN, BENGKAK.
 
INTERVENSI KEP
• NUTRISI & CAIRAN ADEKUAT, ORAL HIGIENE.
• ANTIBIOTIK DAN ANALGETIK
• INSISI & DRAINAGE APABILA ANTIBIOTIK TDK
EFEKTIF
Abnormalitas Kelenjar Saliva
SIALADENITIS
• DISEBABKAN OLEH DEHIDRASI, TERAPI RADIASI,
STRESS, MALNUTRISI, KALKULI KEL SALIVA, HIGIENE
ORAL YG TDK TEPAT DIHUB DGN INFEKSI OLEH
STRAPILOCOCCUS AUREUS.
• GEJALA MELIPUTI NYERI, BENGKAK, DAN PUS
PURULEN.
PENATALAKSANAAN
• ANTIBIOTIK
• KORTIKOSTEROID
• MASASE
• HIDRASI
• PEMBEDAHAN (SIALODENITIS KRONIS)
Abnormalitas Kelenjar Saliva
KALKULUS SALIVA
• BATU SALIVA PADA KELENJAR SUBMANDIBULARIS
• GEJALA NYERI TIBA2, INFEKSI, NYERI KOLIK DAN
TIBA2 HILANG DGN MEMBUANG LUDAH. KELENJAR
MEMBENGKAK, NYERI TEKAN, BATU DPT TERABA,
BAYANGAN DPT ETRLIHAT DGN SINAR X.
• LITOTRIPSI (DISINTEGRASI BATU GDN GELOMBANG
KEJUT) DIGUNAKAN SBG GANTI PEMBEDAHAN.
LITOTRIPSI TDK MEMERLUKAN ANESTESI, SEDASI,
ATAU ANALGETIK. EFEK SAMPING : HEMORAGI LOKAL
DAN PEMBENGKAKAN
Abnormalitas Kelenjar Saliva
NEOPLASMA
• LEBIH SERING PADA KELENJAR PAROTIS.
• DIAGNOSIS DITEGAKAN BERDASARKAN RIWAYAT,
PEMERIKSAAN FISIK DAN HASIL BIOPSI.
• PENATALAKSANAAN
• PROSEDUR UMUM MENCAKUP EKSISI PARSIAL KELENJAR
SALIVA.
Tujuan Keperawatan
• Perbaikan pada kondisi membran mukosa oral
• Membuat masukan nutrisi yang adekuat
• Membantu pasien untuk m’p’baiki harga diri yg
positif / mengembangkan gambaran diri yg nyata
• Kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu yg
lain
• M’berikan informasi tentang penyakit, prognosis,
dan pengobatan pada klien / orang terdekat
Dx Keperawatan
• Nyeri (akut, kronik) b.d lesi oral
• Kerusakan membran mukus oral b.d kondisi
patologi pada membran oral
• Resiko harga diri rendah situasional b.d
kerusakan fungsi oral
• Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b.d masukan makanan yg tidak
adekuat
• Kurang pengetahuan ttg proses penyakit dan
rencana pengobatan b.d kurang informasi mengenai
penyakit
Akalasia
keadaan yg ditandai dgn peristaltik yg
lemah & tidak teratur
Kegagalan sfingter esofagus bawah
untuk berelaksi scr sempurna sewaktu
menelanmakanan dan cairan tertimbun
dalam esofagus bagian bawah dan
kemudian dikosongkan dengan lambat
bila tekanan hidrostatik ↑
Akalasia
Akalasia primer : virus neurotropik 
yang b’akibat lesi pd nukleus dorsalis
vagus pd batang otak & ganglia
miyenterikus pd esofagus, faktor
keturunan juga ckp berpengaruh
Akalasia sekunder : infeksi (penyakit
chagas)
Akalasia
Etiologi : Penyebab penyakit ini
sampai sekarang belum diketahui
Patofis : tdpt ggn peristaltik pd
daerah 2/3 bag bawah esofagus.
Tegangan sfingter bagian bawah lebih
tinggi dari normal & proses relaksasi
pd gerakan menelan tidak sempurna 
esofagus bagian bawah mengalami
dilatasi hebat dan makanan tertimbum
di bagian bawah esofagus
Akalasia
Gejala :
 kesulitan menelan, baik cairan maupun
padat
 regurgitasi pada malam hari
 batuk pada malam hari atau adanya
pneumonia, nyeri dada.
Akalasia
Penatalaksanaan :
 paliatif, karena fungsi peristaltik
esofagus tidak dapat dipulihkan
kembali
 Terapi dapat dilakukan dengan memberi
diet tinggi kalori, medikamentosa,
tindakan dilatasi, psikoterapi, dan
operasi esofago kardiomiotomi (operasi
heller).
Esofagitis
Suatu keadaan dimana mukosa esofagus
mengalami peradangan, dapat terjadi
secara akut maupun kronik
Etiologinya : menelan air panas,
refluks asam lambung, infeksi virus
herves, menelan basa atau asam kuat
Gejala : adinofagia (nyeri saat
menelan) berat, demam, keracunan dan
kemungkinan perforasi esofagus
disertai infeksi mediastinum dan
kematian
Esofagitis Peptik (refluks)
Inflamasi mukosa esofagus yg dsbbkn
oleh refluks cairan lambung atau
duodenum esofagus. Cairan ini
mengandung asam, pepsinatau cairan
empedu
Tjd pdepitel skuamosa di esofagus
distal  kontak berulang & dlm wkt
lama dgn asam yg m’kndg pepsin ataupun
asam empedu
Esofagitis Peptik (refluks)
sangat ringantidak menimbulkan cacat,
mukosa mudah berdarah, adanya lesi
erosif, berwarna merah terang
Pengobatan : antasida dengan atau
tanpa antagonis H2, receptor
Tindakan pembedahan untuk
menghilangkan refluks hnya dilakukan
pada mereka dengan gejala refluks
menetap walaupun telah memberikan
pengobatan optimal.
Esofagitis Refluks basa
Tjd krn adanya enzim proteolitik dari
pankreas, garam2 empedu or campuran
dari kedua zat tersebut or adanya HCL
yg masuk & kontak dgnn mukosa esofagus
Pengobatan : harus cepat dan intensif,
a.l pemberian antibiotika, steroid,
cairan intravena dan kemungkinan
dilakukan pembedahan, apabila penyakit
ini telah memetasfase (menyebar) di
sekitarnya.
Esofagitis Infeksi
Esofagitis Candida (monialisis) : tjd
krn ggn sistem kekebalan motilitas
esofagus, metabolisme hdrat arang
t’utama proses menua
Esofagitis herpes : infeksi virus
herpes zoster / herpes simpleks
Esofagitis Infeksi
Esofagitis Candida (monialisis)
 tampak mukosa yang irreguler dan
granuler
 keadaan lebih berat mukosa  edema &
tampak beberapa tukak
 jamur masuk ke lapisan sub mukosa, 
edema akan bertambah parah, tukak yang
kecil makin besar dan banyak sampai
terlihat gambaran divertikel, sehingga
terjadi esofagitis Kandida
(Moniliasis).
Esofagitis Infeksi
Esofagitis herpes
 penyakit stadium terminal  herpes
zoster dengan lesi pada mukosa mulut
dan kulit
 lesi awal : popula / vesikel / tukak
yang kecil < 5 mm dgn mukosa di
sekitarnya hiperemis
 Dasar tukak berisi eksudat yang
berwarna putih kekuningan, jika tukak
melebar akan b’gabung dgn tukak di
dekatnya mjd tukak yg besar.
Esofagitis Infeksi
Esofagitis Candida (monialisis) :
Nystatin 200.000 unit diberikan
sebagai obat kumur yang ditelan maupun
yang dimakan setiap 2 jam pada saat
pasien tidak sedang tidur
Esofagitis herpes : makanan lunak dan
cair, antibiotik selama 2-3 minggu
atau 5 hari bebas demam
Esofagitis Bahan Kimia
Esofagitis Korosif : masuknya bahan
kimia yg korosif ke dlm esofagus 
kecelakaan atau dalam usaha bunuh
diri.
Esofagitis Karena Obat : pil atau
kapsul yg ditekan  t’thn di esofagus
 timbulnya iritasi & inflamasi
Esofagitis Bahan Kimia
Esofagitis Korosif
 Basa kuat  nekrosis mencair
 Asam kuat  nekrosis m’gumpal scr
histologik dinding esofagus sampai
lapisan otot seolah-olah menggumpa
 Zat organik (lisol, karbol)  edema
di mukosa atau sub mukosa
 Asam kuat  kerusakan lambung lbh
berat
 basa kuat  kerusakan di esofagus
lebih berat
Esofagitis Bahan Kimia
Esofagitis Karena Obat
 kapsul yang ditelan &tertahan 
timbulnya iritasi &inflamasi yang
disebabkan oleh penyempitan lumen
esofagus oleh desakan organ2 di luar
esofagus
 Obstruksi oleh karena peradangan,
tumor atau akalasia, menelan pil dalam
posisi tidur dapat menyebabkan
esofagitis karena obat
Carcinoma Esofagus
pertumbuhan baru yg ganas terdiri dari
sel-sel epitel yg cenderung
m’infiltrasi jaringan sekitar esofagus
dan menimbulkan metastafe pada saluran
esofagus
Etiologi alkohol dan tembakau,
defisiensi Vit A, Vit C dan
Riboflavin.
Carcinoma Esofagus
ulserasi pada stadium dini &
menyebabkan nyeri
metastasi dini menuju ke nodus
lempatikus servikalis mula2timbul
sebagai tumor di leher
Disfagia mungkin suatu gejala ringan
yang tidak nyata dan tampak menyertai
pembersihan tenggorokan
Tumor di tenggorokan ini dengan
sensitifitas bila menelan cairan asam
Carcinoma Esofagus
Gejala : Disfagia, rasa makanan
tersangkut pada tenggorokan dan daerah
retrosternal, regurgitasi, suara
parau, perdarahan tumor sampai muntah
darah
Terapi : kombinasi pembedahan dan
radioterapi
Refluks Gastroesofagus
aliran balik isi lambung or duodenum
ke dalam esofagus adalah normal, baik
pada orang dewasa dan anak-anak,
refluks berlebihan dpt tjd krn
sfingter esofagus tidak kompeten,
stenosis, pilorik atau gangguan
motilitas kekambuhan refluks tampak
meningkat sesuai penambahan usia
Refluks Gastroesofagus
Etiologi : multifaktor, tindakan
bedah, obesitas
Patofis
 Tekanan sfingter esofagus bawah yang
lebih rendah dari 6 mmHg
 Isi lambung yg penuh terutama setelah
makan
 Pengosongan lambung yg terlambat
 Bahan refluks yg m’kandung asam,
pepsin, garam empedu, tripsin →
merusak mukosa esofagus.
Refluks Gastroesofagus
Manifestasi klinik
 prosis (sensasi terbakar pada
esofagus)
 dispepsia (indigesti)
 regurgitasi, disfagia, atau osinofagia
(kesulitan menelan / nyeri saat
menelan)
 hipersalivasi, atau esofagitis
Refluks Gastroesofagus
Penatalaksanaan
 Terapi medik fase I
 Posisi kepala / tempat tidur
ditinggikan
 hindari makanan tertentu (makanan
berlemak, berbumbu,asam, cokelat,
kopi, alkohol)
 Menurunkan BB bagi yang gemuk
Refluks Gastroesofagus
Penatalaksanaan
 Terapi medik fase I
 Jangan makan terlalu kenyang, jangan
segera tidur setelah makan
 Sebaiknya makan sedikit-sedikit tapi
sering
 Hindari hal : seperti merokok, pakaian
ketat, mengangkat barang berat
Refluks Gastroesofagus
Penatalaksanaan
 Terapi medik fase II
 Obat prokinetik : Betanekol 0,1 mg /
kg / dosis 2x sehari sebelum makan dan
tidur
 Obat anti sekrotik : Simetidin 10-15
mg/kg/dosis 2x sehari ½ jam sebelum
makan
 Antasida dan As. Algnik dimakan secara
teratur.
Refluks Gastroesofagus
Penatalaksanaan
 Terapi medik fase III
 Pembedahan antara refluks dengan
indikasi RGE per sistem, malnutrisi
serat, ISP berulang, striktur
esofagus.
Gastritis
Gastritis adalah peradangan pada
mukosa lambung yang dapat bersifat
akut kronik, difus atau lokal
(Soepaman, 1998)
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa
lambung (Arif Mansjoer, 1999)
Gastritis adalah radang mukosa lambung
(Sjamsuhidajat, R, 1998)
Gastritis Akut
Etiologi :
 obat analgetik, anti inflamasi
terutama aspirin
 Bahan kimia misal : lisol, alkohol,
merokok, kafein lada, steroid dan
digitalis
Gastritis Akut
Manifestasi Klinik
 Anorexia
 mual, muntah, nyeri epigastrium
 perdarahan saluran cerna pada
Hematemesis melena
 tanda lebih lanjut yaitu anemia
Gastritis Akut
Jika mukosa lambung t’iritasi ada 2 yg
akan terjadi :
 m↑sekresi mukosa berupa HCO3  di
lambung HCO3 + NaCL = HCI dan NaCO3 
m↑ mual muntah  ggn nutrisi cairan
& elektrolit
 erosi  lapisan pembuluh darah 
perdarahan yang akan  nyeri &
hypovolemik
Gastritis Akut
Komplikasi
 perdarahan saluran cerna bagian atas
(SCBA) berupa hemotemesis dan melena
 syock hemoragik
 terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat
 jarang terjadi perforasi
Gastritis Akut
Penatalaksanaan
 Pemberian obat-obatan H2 blocking
(Antagonis reseptor H2)
 Inhibitor pompa proton, ankikolinergik
dan antasid (Obat-obatan alkus lambung
yang lain). Fungsi obat tersebut untuk
mengatur sekresi asam lambung. syock
hemoragik
Gastritis Kronis
Etiologi : belum diketahui. kejadian
biasa pada orang tua, tapi di duga
pada peminum alkohol, dan merokok
Manifestasi klinik : tidak mempunyai
keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh
nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan
keluhan anemia dan pemeriksaan fisik
tidak di jumpai kelainan
Gastritis Kronis
gastritis akut yang berulang  iritasi
mukosa lambung yang berulang 
penyembuhan yang tidak sempurna 
atrhopi kelenjar epitel & hilangnya
sel pariental dan sel chief
sel pariental dan sel chief hilang 
produksi HCL. Pepsin dan fungsi
intinsik  dinding lambung tipis
serta mukosanya rata
Gastritis Kronis
Komplikasi : anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan
penyempitan daerah antrum pylorus
Penatalaksanaan : Pemberian obat-
obatan atau pengobatan empiris berupa
antasid, antagonis H2 atau inhibitor
pompa proton
Ulkus Peptikum
luka yang terjadi karena lapisan
lambung atau usus dua belas jari
(duodenum) telah termakan oleh asam
lambung & getah pencernaan
Ulkus Peptikum
Fase sekresi lambung
 Sefalik
 Rangsanganmerangsang saraf vagal
makan
 Nafsu makan <  sekresi lambung <
 aktivitas vagal berlebihan selama
malam hari saat lambung kosong adalah
iritan yang signifkan.
Ulkus Peptikum
Fase sekresi lambung
 Lambung
 rangsangan kimiawi dan mekanis  asam
lambung dilepaskan
Ulkus Peptikum
Fase sekresi lambung
 Fase usus
 Makanan di usus halus  pelepasan
gastrin  sekresi HCL  melindungi
mukosa thdp asam
 Hipersekresi asam pepsin & kelemahan
barier mukosa lambung
Ulkus Peptikum
Etiologi : terjadi jika mekanisme
pertahanan yang melindungi duodenum
atau lambung dari asam lambung
menurun, misalnya jika terjadi
perubahan dalam jumlah lendir yang
dihasilkan
Ulkus Peptikum
Manifestasi Klinik
 Nyeri, nyeri ulu hati
 Muntah
 Konstipasi
 Perdarahan
Ulkus Peptikum
Komplikasi
 Penetrasi : menembus dinding otot dr
organ yg b’dekatan
 Perforasi : lubang terbuka ke rongga
perut
 Perdarahan
 Penyumbatan
Ulkus Peptikum
Penatalaksanaan
 Penurunan stress dan istirahat
 Penghentian merokok
 Modifikasi diet
 Obat-obatan
 Intervensi bedah
Ca Lambung (Ca Gaster)
suatu neoplasma yang terdapat pada
Gaster
Ca Lambung (Ca Gaster)
Etiologi :
Gastritis kronis.
Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory).
Herediter.
Sering Makan daging hewan dgn cr
dipanggang / dibakar / diasapkan.
Sering makan makanan yg tll pedas
< makanan yg m’kandung serat.
Makan makanan yg m’produksi bahan
karsinogenik
Ca Lambung (Ca Gaster)
Klasifikasi
 Tipe I : invasi hanya terbatas pada
mukosa dan sub mukosa yang berbentuk
polipoid. Bentuknya ireguler permukaan
tidak rata, perdarahan dengan atau
tanpa ulserasi
 Tipe II : perdarahan dgn ulserasi
 Tipe III : tumor ganas
Ca Lambung (Ca Gaster)
Manifestasi Klinik
 Hematemesis melena
 rasa sakit biasanya ada di daerah atas
perut
 Konstan dengan mual muntah
 Kehilangan nafsu makan
 pembesaran hati, sakit kuning
(jaundice), pengumpulan cairan di
perut (asites) dan nodul kulit yang
bersifat ganas
Ca Lambung (Ca Gaster)
Pengobatan
 Reseksi bedah
 Kemoterapi
 Terapi radiasi
Askep Sistem Pencernaan

More Related Content

What's hot (16)

Infeksi Organ Genitalia dan Traktus Urinarius
Infeksi Organ Genitalia dan Traktus UrinariusInfeksi Organ Genitalia dan Traktus Urinarius
Infeksi Organ Genitalia dan Traktus Urinarius
 
Askep peritonitis
Askep peritonitisAskep peritonitis
Askep peritonitis
 
Askep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.EgasAskep pasien infeksi.Egas
Askep pasien infeksi.Egas
 
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
 
Demam tipoid
Demam tipoidDemam tipoid
Demam tipoid
 
Askep kolik renal
Askep kolik renalAskep kolik renal
Askep kolik renal
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
 
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih
 
Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)Askep inkontinensia urine (2)
Askep inkontinensia urine (2)
 
99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
Gastritis
GastritisGastritis
Gastritis
 
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
 
Tifoid Pada Anak
Tifoid Pada AnakTifoid Pada Anak
Tifoid Pada Anak
 
Gastric ulcer (tukak gaster)
Gastric ulcer (tukak gaster) Gastric ulcer (tukak gaster)
Gastric ulcer (tukak gaster)
 
Gastritis dan cara penanganannya
Gastritis dan cara penanganannyaGastritis dan cara penanganannya
Gastritis dan cara penanganannya
 

Similar to Askep Sistem Pencernaan

Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf
Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdfPatofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf
Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdfLelyEnytaTampubolon
 
Patologi GI Tract.pdf
Patologi GI Tract.pdfPatologi GI Tract.pdf
Patologi GI Tract.pdf3guna
 
PPT INKKONTINENSIA ALVI.pptx
PPT INKKONTINENSIA ALVI.pptxPPT INKKONTINENSIA ALVI.pptx
PPT INKKONTINENSIA ALVI.pptxYogiHaditya2
 
Askep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggiAskep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggiYudha Satrya
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxdionziel
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaCha Cha
 
Keracunan makanan + alkohol responsi dr bogi
Keracunan makanan + alkohol   responsi dr bogiKeracunan makanan + alkohol   responsi dr bogi
Keracunan makanan + alkohol responsi dr bogiAlbertus Santoso
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Dedi Kun
 
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN Endah 2021.pdf
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN Endah 2021.pdfPEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN Endah 2021.pdf
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN Endah 2021.pdfTAMPAN3
 
Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3ardiners
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungNida Sitorus
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Ai Coryde
 
Embriologi usus depan dan kelainan usus depan
Embriologi usus depan dan kelainan usus depanEmbriologi usus depan dan kelainan usus depan
Embriologi usus depan dan kelainan usus depanF.x. Alexander
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Askep Sistem Pencernaan (20)

Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf
Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdfPatofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf
Patofisiologi Penyakit Peptic Ulcer.pdf
 
Patologi GI Tract.pdf
Patologi GI Tract.pdfPatologi GI Tract.pdf
Patologi GI Tract.pdf
 
PPT INKKONTINENSIA ALVI.pptx
PPT INKKONTINENSIA ALVI.pptxPPT INKKONTINENSIA ALVI.pptx
PPT INKKONTINENSIA ALVI.pptx
 
Askep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggiAskep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggi
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
 
Keracunan makanan + alkohol responsi dr bogi
Keracunan makanan + alkohol   responsi dr bogiKeracunan makanan + alkohol   responsi dr bogi
Keracunan makanan + alkohol responsi dr bogi
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan
 
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN Endah 2021.pdf
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN Endah 2021.pdfPEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN Endah 2021.pdf
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENCERNAAN Endah 2021.pdf
 
Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3Modul pencernaan d3
Modul pencernaan d3
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan Hirschprung
 
DIARE_KRONIK.pptx
DIARE_KRONIK.pptxDIARE_KRONIK.pptx
DIARE_KRONIK.pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Embriologi usus depan dan kelainan usus depan
Embriologi usus depan dan kelainan usus depanEmbriologi usus depan dan kelainan usus depan
Embriologi usus depan dan kelainan usus depan
 
Anatomi Faring.pptx
Anatomi Faring.pptxAnatomi Faring.pptx
Anatomi Faring.pptx
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
 

More from arniwianti

Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirarniwianti
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenarniwianti
 
Pp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umumPp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umumarniwianti
 
Pp.... infeksi sist integumen
Pp.... infeksi sist integumenPp.... infeksi sist integumen
Pp.... infeksi sist integumenarniwianti
 
Sistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmbSistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmbarniwianti
 
Hidup bugar diatas 45 tahun
Hidup bugar diatas 45 tahunHidup bugar diatas 45 tahun
Hidup bugar diatas 45 tahunarniwianti
 

More from arniwianti (6)

Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhir
 
Pp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumenPp.....anfis sistem integumen
Pp.....anfis sistem integumen
 
Pp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umumPp.....anfis dan pengkajian umum
Pp.....anfis dan pengkajian umum
 
Pp.... infeksi sist integumen
Pp.... infeksi sist integumenPp.... infeksi sist integumen
Pp.... infeksi sist integumen
 
Sistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmbSistem perkemihan kmb
Sistem perkemihan kmb
 
Hidup bugar diatas 45 tahun
Hidup bugar diatas 45 tahunHidup bugar diatas 45 tahun
Hidup bugar diatas 45 tahun
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

Askep Sistem Pencernaan

  • 1. Askep Sistem Pencernaan Arni Wianti Presentatiton
  • 2.
  • 3. Abnormalitas bibir, gusi & mulut Meliputi : • PLAK & KARIES GIGI • ABSES DENTOALVEOLAR / ABSES PERIAPIKAL • MALOKLUSI
  • 4. Abnormalitas bibir, gusi & mulut PLAK DAN KARIES GIGI • KERUSAKAN GIGI  PROSES EROSIF YG DIAKIBATKAN O/ KERJA BAKTERI PD KARBOHIDRAT YG DIFERMETASI DIDLM RONGGA MULUT, MENGHASILKAN ASAM2 YG MELARUTKAN EMAIL GIGI. • LUASNYA KERUSAKAN GIGI TERGANTUNG : • ADANYA PLAK GIGI • KEKUATAN ASAM DAN KEMAMPUAN SALIVA U/ MENETRALISIR • LAMANYA WAKTU ASAM KONTAK DGN GIGI • KERENTANAN GIGI U/ RUSAK PENCEGAHAN • PERAWATAN GIGI EFEKTIF • MENGURANGI MASUKAN GULA • MEMBERIKAN FLUORIDA PD GIGI • MENGGUNAKAN PELAPIS PIT DAN FISURA PENATALAKSANAAN • PENGISIAN • PENCABUTAN • IMPLAN GIGI • GIGI PALSU
  • 5.
  • 6.
  • 7. Abnormalitas bibir, gusi & mulut ABSES DENTOALVEOLAR / ABSES PERIAPIKAL • ADANYA PUS DIDLM PERIOSTEUM GIGI APIKAL & JARING SEKITAR APEK GIGI. • ABSES PERIAPIKAL AKUT : BIASANYA SEKUNDER THDP PULPITIF SUPURATIF YG TIMBUL DR INFEKSI YG MELUAS DAN MEMBENTUK ABSES. ABSES : NYERI TUMPUL, PERIH DAN TERUS MENERUS, BENGKAK PD SISI PIPI, SULIT MEMBUKA MULUT, DEMAM, MALAISE. • ABSES ALVEOLAR KRONIK : PROSES INFEKSI PROGRESIF LAMBAT DAN AKHIRNYA MENIBBULKAN ABSES GIGI TERSEMBUNYI. • PENATALAKSANAAN • PENGEBORAN DAN INSISI UTK MENGELUARKAN PUS • PENCABUTAN GIGI SETELAH INFLAMASI BERKURANG   INTERVENSI KEP • KAJI PERDARAHAN • INSTRUKSIKAN AGAR KLIEN MENCUCI MULUT DGN SALIN HANGAT • DIET CAIR KMDN LUNAK SESUAI TOLERANSI • ANTIBIOTIK DAN ANALGETIK
  • 8.
  • 9. Abnormalitas bibir, gusi & mulut MALOKLUSI • KETIDAKSEJAJARAN GIGI ATAS DAN ARKUS GIGI BAWAH BILA RAHANG ETRTUTUP. PENATALAKSANAAN • DGN MENGGUNAKAN KAWAT   INTERVENSI KEP • HIGIENE ORAL YG BAIK • MEMPERHATIKAN PENGOBATAN
  • 10.
  • 11. Abnormalitas Kelenjar Saliva Meliputi : • PAROTITIS • SIALADENITIS • KALKULUS SALIVA • NEOPLASMA
  • 12. Abnormalitas Kelenjar Saliva KELENJAR SALIVA TERDIRI DR : • KELENJAR PAROTIS  DIBWH TELINGA • KELENJAR SUBMAKSILARIS & SUBLINGUALIS  PADA DASAR MULUT • KELENJAR BUKAL  DIBAWAH BIBIR • KIRA2 DIPRODUKSI 1200 ML SALIVA STP HR. FUNGSI UTAMA : • PELUMASAN • PERLINDUNGAN ANTIBAKTERIAL • PENCERNAAN
  • 13. Abnormalitas Kelenjar Saliva PAROTITIS • = INFLAMASI KELENJAR PAROTIS. • PENYAKIT MENULAR PEDIATRIK YG DISEBABKAN OLEH INFEKSI VIRUS. • AWITAN TIBA2, DEMAM, TEGANG DAN NYERI TEKAN, MEMPENGARUHI MENELAN, BENGKAK.   INTERVENSI KEP • NUTRISI & CAIRAN ADEKUAT, ORAL HIGIENE. • ANTIBIOTIK DAN ANALGETIK • INSISI & DRAINAGE APABILA ANTIBIOTIK TDK EFEKTIF
  • 14.
  • 15. Abnormalitas Kelenjar Saliva SIALADENITIS • DISEBABKAN OLEH DEHIDRASI, TERAPI RADIASI, STRESS, MALNUTRISI, KALKULI KEL SALIVA, HIGIENE ORAL YG TDK TEPAT DIHUB DGN INFEKSI OLEH STRAPILOCOCCUS AUREUS. • GEJALA MELIPUTI NYERI, BENGKAK, DAN PUS PURULEN. PENATALAKSANAAN • ANTIBIOTIK • KORTIKOSTEROID • MASASE • HIDRASI • PEMBEDAHAN (SIALODENITIS KRONIS)
  • 16.
  • 17. Abnormalitas Kelenjar Saliva KALKULUS SALIVA • BATU SALIVA PADA KELENJAR SUBMANDIBULARIS • GEJALA NYERI TIBA2, INFEKSI, NYERI KOLIK DAN TIBA2 HILANG DGN MEMBUANG LUDAH. KELENJAR MEMBENGKAK, NYERI TEKAN, BATU DPT TERABA, BAYANGAN DPT ETRLIHAT DGN SINAR X. • LITOTRIPSI (DISINTEGRASI BATU GDN GELOMBANG KEJUT) DIGUNAKAN SBG GANTI PEMBEDAHAN. LITOTRIPSI TDK MEMERLUKAN ANESTESI, SEDASI, ATAU ANALGETIK. EFEK SAMPING : HEMORAGI LOKAL DAN PEMBENGKAKAN
  • 18.
  • 19. Abnormalitas Kelenjar Saliva NEOPLASMA • LEBIH SERING PADA KELENJAR PAROTIS. • DIAGNOSIS DITEGAKAN BERDASARKAN RIWAYAT, PEMERIKSAAN FISIK DAN HASIL BIOPSI. • PENATALAKSANAAN • PROSEDUR UMUM MENCAKUP EKSISI PARSIAL KELENJAR SALIVA.
  • 20.
  • 21. Tujuan Keperawatan • Perbaikan pada kondisi membran mukosa oral • Membuat masukan nutrisi yang adekuat • Membantu pasien untuk m’p’baiki harga diri yg positif / mengembangkan gambaran diri yg nyata • Kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu yg lain • M’berikan informasi tentang penyakit, prognosis, dan pengobatan pada klien / orang terdekat
  • 22. Dx Keperawatan • Nyeri (akut, kronik) b.d lesi oral • Kerusakan membran mukus oral b.d kondisi patologi pada membran oral • Resiko harga diri rendah situasional b.d kerusakan fungsi oral • Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan makanan yg tidak adekuat • Kurang pengetahuan ttg proses penyakit dan rencana pengobatan b.d kurang informasi mengenai penyakit
  • 23.
  • 24. Akalasia keadaan yg ditandai dgn peristaltik yg lemah & tidak teratur Kegagalan sfingter esofagus bawah untuk berelaksi scr sempurna sewaktu menelanmakanan dan cairan tertimbun dalam esofagus bagian bawah dan kemudian dikosongkan dengan lambat bila tekanan hidrostatik ↑
  • 25.
  • 26. Akalasia Akalasia primer : virus neurotropik  yang b’akibat lesi pd nukleus dorsalis vagus pd batang otak & ganglia miyenterikus pd esofagus, faktor keturunan juga ckp berpengaruh Akalasia sekunder : infeksi (penyakit chagas)
  • 27. Akalasia Etiologi : Penyebab penyakit ini sampai sekarang belum diketahui Patofis : tdpt ggn peristaltik pd daerah 2/3 bag bawah esofagus. Tegangan sfingter bagian bawah lebih tinggi dari normal & proses relaksasi pd gerakan menelan tidak sempurna  esofagus bagian bawah mengalami dilatasi hebat dan makanan tertimbum di bagian bawah esofagus
  • 28. Akalasia Gejala :  kesulitan menelan, baik cairan maupun padat  regurgitasi pada malam hari  batuk pada malam hari atau adanya pneumonia, nyeri dada.
  • 29. Akalasia Penatalaksanaan :  paliatif, karena fungsi peristaltik esofagus tidak dapat dipulihkan kembali  Terapi dapat dilakukan dengan memberi diet tinggi kalori, medikamentosa, tindakan dilatasi, psikoterapi, dan operasi esofago kardiomiotomi (operasi heller).
  • 30. Esofagitis Suatu keadaan dimana mukosa esofagus mengalami peradangan, dapat terjadi secara akut maupun kronik Etiologinya : menelan air panas, refluks asam lambung, infeksi virus herves, menelan basa atau asam kuat Gejala : adinofagia (nyeri saat menelan) berat, demam, keracunan dan kemungkinan perforasi esofagus disertai infeksi mediastinum dan kematian
  • 31. Esofagitis Peptik (refluks) Inflamasi mukosa esofagus yg dsbbkn oleh refluks cairan lambung atau duodenum esofagus. Cairan ini mengandung asam, pepsinatau cairan empedu Tjd pdepitel skuamosa di esofagus distal  kontak berulang & dlm wkt lama dgn asam yg m’kndg pepsin ataupun asam empedu
  • 32. Esofagitis Peptik (refluks) sangat ringantidak menimbulkan cacat, mukosa mudah berdarah, adanya lesi erosif, berwarna merah terang Pengobatan : antasida dengan atau tanpa antagonis H2, receptor Tindakan pembedahan untuk menghilangkan refluks hnya dilakukan pada mereka dengan gejala refluks menetap walaupun telah memberikan pengobatan optimal.
  • 33.
  • 34. Esofagitis Refluks basa Tjd krn adanya enzim proteolitik dari pankreas, garam2 empedu or campuran dari kedua zat tersebut or adanya HCL yg masuk & kontak dgnn mukosa esofagus Pengobatan : harus cepat dan intensif, a.l pemberian antibiotika, steroid, cairan intravena dan kemungkinan dilakukan pembedahan, apabila penyakit ini telah memetasfase (menyebar) di sekitarnya.
  • 35.
  • 36. Esofagitis Infeksi Esofagitis Candida (monialisis) : tjd krn ggn sistem kekebalan motilitas esofagus, metabolisme hdrat arang t’utama proses menua Esofagitis herpes : infeksi virus herpes zoster / herpes simpleks
  • 37. Esofagitis Infeksi Esofagitis Candida (monialisis)  tampak mukosa yang irreguler dan granuler  keadaan lebih berat mukosa  edema & tampak beberapa tukak  jamur masuk ke lapisan sub mukosa,  edema akan bertambah parah, tukak yang kecil makin besar dan banyak sampai terlihat gambaran divertikel, sehingga terjadi esofagitis Kandida (Moniliasis).
  • 38.
  • 39. Esofagitis Infeksi Esofagitis herpes  penyakit stadium terminal  herpes zoster dengan lesi pada mukosa mulut dan kulit  lesi awal : popula / vesikel / tukak yang kecil < 5 mm dgn mukosa di sekitarnya hiperemis  Dasar tukak berisi eksudat yang berwarna putih kekuningan, jika tukak melebar akan b’gabung dgn tukak di dekatnya mjd tukak yg besar.
  • 40.
  • 41. Esofagitis Infeksi Esofagitis Candida (monialisis) : Nystatin 200.000 unit diberikan sebagai obat kumur yang ditelan maupun yang dimakan setiap 2 jam pada saat pasien tidak sedang tidur Esofagitis herpes : makanan lunak dan cair, antibiotik selama 2-3 minggu atau 5 hari bebas demam
  • 42. Esofagitis Bahan Kimia Esofagitis Korosif : masuknya bahan kimia yg korosif ke dlm esofagus  kecelakaan atau dalam usaha bunuh diri. Esofagitis Karena Obat : pil atau kapsul yg ditekan  t’thn di esofagus  timbulnya iritasi & inflamasi
  • 43. Esofagitis Bahan Kimia Esofagitis Korosif  Basa kuat  nekrosis mencair  Asam kuat  nekrosis m’gumpal scr histologik dinding esofagus sampai lapisan otot seolah-olah menggumpa  Zat organik (lisol, karbol)  edema di mukosa atau sub mukosa  Asam kuat  kerusakan lambung lbh berat  basa kuat  kerusakan di esofagus lebih berat
  • 44.
  • 45. Esofagitis Bahan Kimia Esofagitis Karena Obat  kapsul yang ditelan &tertahan  timbulnya iritasi &inflamasi yang disebabkan oleh penyempitan lumen esofagus oleh desakan organ2 di luar esofagus  Obstruksi oleh karena peradangan, tumor atau akalasia, menelan pil dalam posisi tidur dapat menyebabkan esofagitis karena obat
  • 46.
  • 47. Carcinoma Esofagus pertumbuhan baru yg ganas terdiri dari sel-sel epitel yg cenderung m’infiltrasi jaringan sekitar esofagus dan menimbulkan metastafe pada saluran esofagus Etiologi alkohol dan tembakau, defisiensi Vit A, Vit C dan Riboflavin.
  • 48. Carcinoma Esofagus ulserasi pada stadium dini & menyebabkan nyeri metastasi dini menuju ke nodus lempatikus servikalis mula2timbul sebagai tumor di leher Disfagia mungkin suatu gejala ringan yang tidak nyata dan tampak menyertai pembersihan tenggorokan Tumor di tenggorokan ini dengan sensitifitas bila menelan cairan asam
  • 49. Carcinoma Esofagus Gejala : Disfagia, rasa makanan tersangkut pada tenggorokan dan daerah retrosternal, regurgitasi, suara parau, perdarahan tumor sampai muntah darah Terapi : kombinasi pembedahan dan radioterapi
  • 50.
  • 51. Refluks Gastroesofagus aliran balik isi lambung or duodenum ke dalam esofagus adalah normal, baik pada orang dewasa dan anak-anak, refluks berlebihan dpt tjd krn sfingter esofagus tidak kompeten, stenosis, pilorik atau gangguan motilitas kekambuhan refluks tampak meningkat sesuai penambahan usia
  • 52.
  • 53. Refluks Gastroesofagus Etiologi : multifaktor, tindakan bedah, obesitas Patofis  Tekanan sfingter esofagus bawah yang lebih rendah dari 6 mmHg  Isi lambung yg penuh terutama setelah makan  Pengosongan lambung yg terlambat  Bahan refluks yg m’kandung asam, pepsin, garam empedu, tripsin → merusak mukosa esofagus.
  • 54. Refluks Gastroesofagus Manifestasi klinik  prosis (sensasi terbakar pada esofagus)  dispepsia (indigesti)  regurgitasi, disfagia, atau osinofagia (kesulitan menelan / nyeri saat menelan)  hipersalivasi, atau esofagitis
  • 55. Refluks Gastroesofagus Penatalaksanaan  Terapi medik fase I  Posisi kepala / tempat tidur ditinggikan  hindari makanan tertentu (makanan berlemak, berbumbu,asam, cokelat, kopi, alkohol)  Menurunkan BB bagi yang gemuk
  • 56. Refluks Gastroesofagus Penatalaksanaan  Terapi medik fase I  Jangan makan terlalu kenyang, jangan segera tidur setelah makan  Sebaiknya makan sedikit-sedikit tapi sering  Hindari hal : seperti merokok, pakaian ketat, mengangkat barang berat
  • 57. Refluks Gastroesofagus Penatalaksanaan  Terapi medik fase II  Obat prokinetik : Betanekol 0,1 mg / kg / dosis 2x sehari sebelum makan dan tidur  Obat anti sekrotik : Simetidin 10-15 mg/kg/dosis 2x sehari ½ jam sebelum makan  Antasida dan As. Algnik dimakan secara teratur.
  • 58. Refluks Gastroesofagus Penatalaksanaan  Terapi medik fase III  Pembedahan antara refluks dengan indikasi RGE per sistem, malnutrisi serat, ISP berulang, striktur esofagus.
  • 59.
  • 60. Gastritis Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998) Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999) Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998)
  • 61.
  • 62. Gastritis Akut Etiologi :  obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin  Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis
  • 63. Gastritis Akut Manifestasi Klinik  Anorexia  mual, muntah, nyeri epigastrium  perdarahan saluran cerna pada Hematemesis melena  tanda lebih lanjut yaitu anemia
  • 64.
  • 65. Gastritis Akut Jika mukosa lambung t’iritasi ada 2 yg akan terjadi :  m↑sekresi mukosa berupa HCO3  di lambung HCO3 + NaCL = HCI dan NaCO3  m↑ mual muntah  ggn nutrisi cairan & elektrolit  erosi  lapisan pembuluh darah  perdarahan yang akan  nyeri & hypovolemik
  • 66. Gastritis Akut Komplikasi  perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena  syock hemoragik  terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat  jarang terjadi perforasi
  • 67. Gastritis Akut Penatalaksanaan  Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2)  Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung. syock hemoragik
  • 68. Gastritis Kronis Etiologi : belum diketahui. kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok Manifestasi klinik : tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan
  • 69.
  • 70. Gastritis Kronis gastritis akut yang berulang  iritasi mukosa lambung yang berulang  penyembuhan yang tidak sempurna  atrhopi kelenjar epitel & hilangnya sel pariental dan sel chief sel pariental dan sel chief hilang  produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik  dinding lambung tipis serta mukosanya rata
  • 71. Gastritis Kronis Komplikasi : anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus Penatalaksanaan : Pemberian obat- obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton
  • 72. Ulkus Peptikum luka yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung & getah pencernaan
  • 73.
  • 74. Ulkus Peptikum Fase sekresi lambung  Sefalik  Rangsanganmerangsang saraf vagal makan  Nafsu makan <  sekresi lambung <  aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang signifkan.
  • 75. Ulkus Peptikum Fase sekresi lambung  Lambung  rangsangan kimiawi dan mekanis  asam lambung dilepaskan
  • 76. Ulkus Peptikum Fase sekresi lambung  Fase usus  Makanan di usus halus  pelepasan gastrin  sekresi HCL  melindungi mukosa thdp asam  Hipersekresi asam pepsin & kelemahan barier mukosa lambung
  • 77. Ulkus Peptikum Etiologi : terjadi jika mekanisme pertahanan yang melindungi duodenum atau lambung dari asam lambung menurun, misalnya jika terjadi perubahan dalam jumlah lendir yang dihasilkan
  • 78. Ulkus Peptikum Manifestasi Klinik  Nyeri, nyeri ulu hati  Muntah  Konstipasi  Perdarahan
  • 79. Ulkus Peptikum Komplikasi  Penetrasi : menembus dinding otot dr organ yg b’dekatan  Perforasi : lubang terbuka ke rongga perut  Perdarahan  Penyumbatan
  • 80. Ulkus Peptikum Penatalaksanaan  Penurunan stress dan istirahat  Penghentian merokok  Modifikasi diet  Obat-obatan  Intervensi bedah
  • 81. Ca Lambung (Ca Gaster) suatu neoplasma yang terdapat pada Gaster
  • 82. Ca Lambung (Ca Gaster) Etiologi : Gastritis kronis. Faktor infeksi (oleh kuman H. Pylory). Herediter. Sering Makan daging hewan dgn cr dipanggang / dibakar / diasapkan. Sering makan makanan yg tll pedas < makanan yg m’kandung serat. Makan makanan yg m’produksi bahan karsinogenik
  • 83. Ca Lambung (Ca Gaster) Klasifikasi  Tipe I : invasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi  Tipe II : perdarahan dgn ulserasi  Tipe III : tumor ganas
  • 84. Ca Lambung (Ca Gaster) Manifestasi Klinik  Hematemesis melena  rasa sakit biasanya ada di daerah atas perut  Konstan dengan mual muntah  Kehilangan nafsu makan  pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulan cairan di perut (asites) dan nodul kulit yang bersifat ganas
  • 85. Ca Lambung (Ca Gaster) Pengobatan  Reseksi bedah  Kemoterapi  Terapi radiasi