MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Pengaruh broken home terhadap sikologis anak
1. PENGARUH BROKEN HOME TERHADAP SIKOLOGIS ANAK
Disusun untuk memenuhi tugas pelajaran SOSIOLOGI
Kelas XI- IPS 1
Guru Pembimbing :
Imas Nurbayati
Di Susun Oleh :
Bayu Suci NurCahya(9998075548)
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYA NEGRI 2 KOTA BOGOR
JALAN PADJAJARAN NO.6 BOGOR TIMUR TELP(0251) 8321740
JAWA BARAT
2016 M / 143
2. KATA PENGANTAR
Kasus broken home dapat dilihat dari dua aspek yaitu Keluarga terpecah karena
strukturnya tidak utuh sebab salah satu dari kepala keluarga itu meninggalkan dunia
atau bercerai, karena faktor tersebut akan lahir anak-anak yang mengalami krisis
kepribadian sehingga mengalami gangguan emosional bahkan neorotik.
Kasus broken home juga sering ditemui di sekitar lingkungan sekolah dengan
penyesuaian diri yang kurang baik. Jika dasar pendidikan yang menjadi landasan dan
tongkat estafec pendidikan anak selanjutnya adalah pendidikan keluarga. Apabila
pondasi pendidikan dibangundengan kuat maka pembangunan pendidikan selanjutnya
akan mudah dan berhasil dengan baik. Sebaliknya jika pondasi pendidikan lemah dan
berantakan, sulit kiranya membangun pendidikan selanjutnya.
Bogor,01 April 2017
Penyusun
3. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I
A. Latar belakang masalah................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan penulisan............................................................................................1
D. Manfaat pembuatan makalah .......................................................................2
BAB II
LANDASAN TEORI ................................................................................................ 3
A. 2.1 Pengertian broken home .........................................................................3
B. 2.1 Penemuan yang lalu .................................................................................4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................... 5
A. 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................5
B. 3.2 Sumber Data .............................................................................................5
C. 3.3 Tekhnik Pengumpulan Data ...................................................................5
BAB IV
A. 4.1 Hasil Data .................................................................................................6
B. 4.1.1 Hasil Penelitian Kuesioner...............................................................7-11
C. 4.1.2 Hasil Kesimpulan Wawancara ..........................................................12
BAB V
A. PENUTUP ....................................................................................................13
B. KESIMPULAN .............................................................................................13
C. SARAN ..........................................................................................................13
4. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil didalam masyarakat. Keluarga terdiri
dari ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan tempat pertama anak untuk mendapat
pengalaman dini langsung dikemudian hari mulai dari fisik, sosial dan mental
Awal mula terbentuknya keluarga didasari oleh kebutuhan dasar tiap individu dan
setiap keluarga membutuhkan kehangatan, penerimaan dan cinta dari orang lain. Dengan
pernikahan harmonis maka kebutuhan akan terpenuhi, broken home biasanya digunakan
untuk keluarga yang keadaan keluarganya berantakan akibat ulah orangtua kita tak lagi
peduli dengan situasi dan keadaan keluarganya dirumah. Dan orangtua tidak
memperhatikan masalah rumah bahkan anaknya di sekolah maupun di lingkungan sekitar
1.2 Rumusan masalah
1. Apa saja faktor penyebab broken home?
2. Apa dampak broken home terhadap perkembangan anak?
3. Bagaimana cara mengatasi keluarga yang broken home?
4. Bagaimana cara meminimalisir dampak negatif terhadap anak (Remaja)
broken home?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab broken home
2. Untuk mengetahui apa saja dampak broken home terhadap anak
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi keluarga yang broken home
4. Untuk mengetahui bagaimana cara meminimalisir dampak negatif terhadap
anak (remaja) broken home
5. 2
1.4 Manfaat pembuatan makalah
Dalam pembuatan makalah diharapkan untuk semua masyarakat menyadari bahwa
bahaya diri dari sikap broken home. Pembuatan makalah ini sebagai contoh agar anggota
keluaraga kita tidak terkena atau terpengaruh dari sifat, konfik dari broken home .
6. 3
BAB II
Landasan Teori
2.1 Pengertian broken home
Broken home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang
dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak frustasi, brutal dan susah tidur .
Istilah "broken home" biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang
berantakan akibat ortu kita tak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di rumah.
Ortu nggak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik masalah di rumah, sekolah, sampai
pada perkembangan pergaulan kita di masyarakat.
Pengertian broken home menurut ahli. Platt (dikutip dalam Musick, 1995, h. 147)
menyatakan bahwa “A psychologically broken home is one where quarreling and fighting
dominates, where regular verbal abuse of children and parents occurs. Physically broken
homes are those where one or both parents are missing.”
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa broken home adalah kondisi
ketidakutuhan dalam sebuah keluarga yang diakibatkan oleh perceraian dan perpisahan antara
suami dan istri.
7. 4
2.2 Penemuan yang lalu
Menurut penelitian yang lalu bahwa broken home sudah banyak terjadi di
masyarakat yang dapat mengganggu sikologis anak khususnya pada remaja . Para peneliti
juga memanimalisir bahwa broken home setiap tahunnya meningkat akibat perceraian yang
mengakibatkan kurangnya perhatian kepada anak entah dirumah, sekolah, maupun
lingkungan sekitar. Broken home merupakan masalah serius yang berawal dari kesalahan
orang tua akibat ego mereka yang membuat anaknya menjadi stres akibat pertengkaran orang
tuanya .
8. 5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang kami buat menggunakan metode kualitatif . Metode ini disesuaikan
sesuai penelitian yang bersifat fakta .
3.1 Tempat, dan waktu penelitian
Dalam penelitian ini tempat yang kami teliti itu di kawasan MAN 2 BOGOR .
Adapula yang kami teliti diluar lingkungan MAN 2 BOGOR waktu yang kami gunakan yaitu
tanggal 28 – 6 Mei 2017 pada saat istirahat bahkan pulang sekolah .
3.2 Sumber Data
Pada penelitian ini kami menggunakan sumber data dari internet sebagai referensi
dan menggunakan buku pelaran sosiologi .
3.3 Teknik pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang kami gunakan yaitu dengan cara menyebar angket
ke beberapa orang sekitar 30 angket , Kepada siswa / siswi Man 2 Bogor1 .
1
9. 6
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 HASIL DATA
Hasil data dari penelitian,sebagian menurut pelajar MAN 2 KOTA BOGOR sangat
setuju jika orang tua tidak bertengkar di hadapan sang anak karna bisa mempengaruhi
sikologis anak tersebut .
4.1.1 Hasil penelitian kuesioner
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan dengan tekhnik kuesioner atau penyebaran
angket pada 29 siswa MAN 2 BOGOR sebagai populasi pendapat seluruh siswa MAN 2
BOGOR .
Pernyataan yang kami cantumkan pada lembar angket sebagai berikut :
1. Saya akan mengambil hak asuh anak karena anak berhak ikut dengan saya.
2. Saya tidak akan mengizinkan dia (mantan istri / suami) bertemu dengan anak saya.
3. Saya tidak akan membiarkan anak saya terjun kedunia bebas yang disebabkan broken
home.
4. Saya akan bertanggung jawab penuh atas semua biaya pendidikan atau kebutuhan
anak saya.
5. Saya akan menyuruh anak saya tinggal bersama saya (ibu / ayah).
6. Saya tidak pernah bertengkar dihadapan anak saya.
7. Saya akan menikah kembali agar anak saya memiliki sosok (ibu / ayah).
8. Saya akan meninggalkan rumah setelah melihat ibu dan ayah saya bertengkar.
9. Saya tidak akan pernah rujuk kembali dengan mantan (suami / istri).
10. Saya tidak menyukai tindak kekerasan pada rumah tangga yang berakibat broken
home
Dari hasil kuesioner atau angket yang kamu berikan dapat diketahui hasilnya sebagai berikut:
a. Hasil data kuesioner pernyataan
1: Sangat Tidak Setuju(STS)
2: Tidak Setuju (TS)
3: Sangat Setuju(SS)
15. 12
4.1.1 Hasil Penelitian Wawancara
1. Apakah kasus broken home bisa mempengaruhi sikologis anak?
2. Bagaimana cara menanggapi permasalahan broken home yang sudah marak terjadi?
3. Apa solusi yang harus dilakukan agar broken home tidak mempengaruhi anak?
4. Apa faktor yang menyebabkan sang anak menjadi brutal?
5. Apa yang harus dilakukan orang tua agar sang anak merasa mempunyai kasih sayang dan mempunyai sosok dari kedua orang tua setelah
bercerai?
4.1.2 Hasil kesimpulan wawancara
Kasus broken home bisa mempengaruhi sikologis anak karena, bisa menyebabkan sang anak setres dan kekurangan kasih sayang dan
perhatian dari orang tua. Di Indonesia sudah sangat banyak terjadi keluarga dan anak berpisah gara gara faktor ego orang tua nya sendiri,
berantem depan anak sungguh tindakan itu tidak sepatutnya dilakukan apalagi depan anak karena anak akan mersa takut, stres, sedih dll.
Jika orang tua sudah berpisah menurut riset saya menyimpulkan wawancara, orang tua harus memberikan perhatian lebih terhadap sang
anak agar anak merasa tetap nyaman merasa disayang dan tidak sedikitpun merasa kekurangan tidak disayang oleh kedua orang tua, sikap anak
yang menjadi nakal setelah orang tua nya berpisah diakibatkan karena kurangnya kasih sayang dan perhatian lebih dari kedua orang tua .
16. 13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Broken Home adalah salah satu kondisi dimana anak merasa kekurangan perhatian atau kasih sayang dari kedua orang tuanya,
sehingga membuat mental anak menjadi frustasi, nakal, dan susah diatur, dikarenakan pola anak tersebut merasa dirinya kesepian
dalammenjalani kehidupanya.
Ketika sepasang suami istri tidak lagi memiliki hubungan yang harmonis, maka sangat mungkin jika kemudian keegoisan dari
masing-masinglah yang diutamakan. Jika hal ini tidak segera dicarikan jalan keluar, maka perhatian kepada anak yang akan dikorbankan.
Meski sebagian orang tua yang mengalami broken home mengetahui apa yang seharusnya ia berikan kepada anaknya, namun karena ego
terhadap pasangan ia menjadi enggan melakukannya.
5.2 Saran
Selalu berfikir posistif, Peristiwa yang kita alami kita lihat dari sisi positifnya. Karena di balik semua masalah pasti ada hikmah
yang dapat kita petik.