SlideShare a Scribd company logo
Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia di Indonesia, semakin
meningkat pula permasalahan penyakit akibat proses penuaan. Otak
sebagai organ kompleks, pusat pengaturan sistem tubuh dan pusat
kognitif, merupakan salah satu organ tubuh yang sangat rentan terhadap
proses penuaan atau degeneratif. Berbagai penyakit degeneratif di otak,
seperti Demensia Alzheimer, Demensia vaskular, dan Parkinson, sampai
saat ini pengobatannya belum memberikan hasil yang diharapkan.
STIMULASIOTAKPADA
KOMUNITASLANSIA
2
Hampir semua obat tidak dapat menghentikan
proses penyakit. Semua mengarah pada
pengobatan mengurangi keluhan, tanpa bisa
mengatasi akar permasalahan penyakit. Obat
Parkinson misalnya, sangat efektif di tahun-
tahun awal pengobatan, namun seiring waktu
pun efektifitas berkurang. Saat di awal
pengobatan, minum obat terlupa tidak
masalah, namun saat setelah 5 tahun, minum
dengan dosis tinggi pun gejala tidak
berkurang.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
3
Permasalahan lanjutan sering terjadi, saat otak
mulai menua, risiko jatuh pun meningkat dan dapat
mengakibatkan cedera dan keterbatasan gerak pada
lansia. Jadi, dapat dibayangkan saat proses
degenerasi mengenai otak kita, sudah pasti akan
menurunkan fungsi otak, yang pada akhirnya akan
mengganggu fungsi kerja sehari-hari dan berujung
lansia tersebut menjadi ketergantungan dan menjadi
beban bagi keluarga dan masyarakat. Sayangnya
penuaan sendiri, sampai saat ini tidak dapat
dihentikan. Penuaan merupakan proses alami yang
harus terjadi pada setiap makhluk hidup. Penuaan
tidak dapat dihentikan namun dapat diperlambat.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
4
Berbagai studi berbasis ilmiah
telah menunjukkan berbagai
fakta bahwa banyak cara dapat
dilakukan untuk memperlambat
proses penuaan otak.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
5
Program kegiatan lansia di lapangan
dapat menjadi suatu kegiatan
stimulasi otak yang menyenangkan
dan menjadikan lansia lebih
berperan aktif dan produktif, bukan
hanya sekedar menghambat proses
kemunduran otak, namun juga dapat
meningkatkan kualitas hidup lansia
dan orang di sekitarnya.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
6
Banyak kegiatan yang dapat dilakukan
untuk menstimulasi otak. Namun secara
garis besar, berbasis pada kepentingan
kegiatan stimulasi otak lansia di komunitas,
penulis membaginya pada 3 kegiatan utama
seperti aktivitas fisik, stimulasi mental, dan
aktivitas sosial. Aspek kegiatan spiritualitas
juga merupakan hal penting yang dapat
menstimulasi otak pada lansia, namun
kegiatan spiritualitas dapat menjadi bagian
aktifitas sosial dan stimulasi mental.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
7
Demensia merupakan stadium akhir perjalanan
penyakit degeneratif otak, sudah lampu merah.
Namun sebelum terjadinya lampu merah, ada lampu
kuning yang disebut dengan Mild Cognitive
Impairement atau Hendaya Kognitif Ringan. Namun
banyak pula lansia yang masih lampu hijau, sehat,
mandiri dan tanpa keluhan. Berdasarkan hal
tersebut dapat dilakukan berbagai program
kegiatan stimulasi otak yang merupakan kombinasi
stimulasi fisik, mental dan sosial menjadi suatu
kegiatan terprogram yang menyenangkan dan
dapat diterapkan pada kelompok lansia di
masyarakat.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
8
Penelitian telah menunjukkan bahwa kombinasi
pengobatan farmakologis dengan kegiatan
stimulasi otak yang terprogram dapat menghambat
kemunduran kognitif. Menarik untuk disimak,
penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang
mendapat stimulasi otak jauh lebih baik fungsi
kognitifnya dibandingkan dengan kelompok yang
hanya dengan obat saja. Artinya, berbagai kegiatan
stimulasi otak berkelompok dan terprogram yang
meliputi kegiatan stimulasi fisik, mental, dan sosial
lebih baik dibandingkan dengan lansia menyendiri
dan hanya mengandalkan obat semata.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
9
Dulu sebelum tahun 1990, hampir semua
berpikir bahwa fisik yang bugar akan membuat
otak bugar. Jadi aktivitas fisik membuat fisik
bugar dulu, kemudian ikutannya adalah otak
bugar juga. Fakta tersebut tidaklah salah,
namun berbagai penelitian menunjukkan
bahwa saat kita melakukan aktivitas fisik juga
dapat langsung menstimulasi otak, sehingga
saat kita melakukan olahraga teratur dapat
meningkatkan protein di otak yang disebut
Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF).
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
10
Protein BDNF ini berperan penting menjaga
sel saraf tetap bugar dan sehat. Telah banyak
penelitian mengenai peranan BDNF terhadap
fungsi memori. Kadar BDNF yang rendah
dapat menyebabkan penyakit kepikunan.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis pada
populasi lansia di Jakarta menunjukkan
kadar BDNF rendah berhubungan dengan
gejala penyakit kepikunan awal. Berbagai
fakta menunjukkan olahraga dapat
meningkatkan kadar BDNF.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
11
Fakta inilah yang dapat menjelaskan bahwa lansia yang
banyak melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan
mempunyai fungsi kognitif yang lebih baik. Tidak hanya
masalah kognitif, penelitian pun menunjukkan olahraga
bersifat ansiolitik, artinya lansia yang berolahraga
cenderung tidak mudah cemas. Tentu banyak fakta-
fakta positif lain dengan kita berolahraga. Yaffe dkk
melakukan penelitian pada 5.925 wanita berusia di atas
65 tahun tentang manfaat berjalan terhadap gangguan
kognitif. Kemudian dilakukan follow up selama 8 tahun.
Hasilnya, kelompok wanita yang berjalan lebih jauh,
akan mengalami penurunan fungsi kognitif lebih lambat
dibandingkan dengan kelompok wanita yang jarak
jalannya lebih dekat.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
12
Berbagai fakta ilmiah menunjukkan bahwa aktifitas
sosial juga dapat menstimulasi otak. Pada lansia yang
berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan interaksi
dengan orang lain, diketahui dapat membantu
menstimulasi fungsi kognitif dan memperlambat
terjadinya kepikunan. Aktifitas sosial dan keterikatan
sosial telah dibuktikan berpengaruh terhadap fungsi
kognitif pada lansia. Penelitian menunjukkan pengaruh
luasnya aktifitas sosial bersifat menstimulasi dan
menjaga fungsi kognitif. Keterikatan sosial (meliputi
pemeliharaan dan pembinaan berbagai hubungan
sosial, serta partisipasi aktif dalam kegiatan sosial)
dapat mencegah penurunan kognitif pada lansia.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
13
Sebuah studi dengan tujuan mengetahui hubungan
antara keterikatan sosial dengan kejadian penurunan
kognitif dalam suatu komunitas lansia, dilakukan pada
2.812 lansia (usia 65 tahun atau lebih) dan diikuti
selama 12 tahun. Pengukuran keterikatan sosial dinilai
berdasarkan indikator: kehadiran pasangan hidup,
kontak tatap muka dengan tiga atau lebih teman setiap
bulan, kontak tanpa tatap muka dengan sepuluh atau
lebih keluarga atau teman setiap tahun, keikutsertaan
dalam pelayanan agama, keanggotaan grup, dan
aktivitas sosial rutin. Hasil studi tersebut menunjukkan
lansia dengan keterikatan sosial lebih baik mempunyai
risiko penurunan fungsi kognitif yang lebih lambat.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
14
Menarik untuk disimpulkan pada
penelitian ini adalah keterikatan
sosial, merupakan hal penting
dilakukan untuk mencegah
kepikunan. Budaya silaturahmi yang
dilakukan di Indonesia, bukan
hanya memperat tali persaudaraan
namun juga ternyata dapat
mencegah kepikunan.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
15
Aktivitas spiritual sering dihubungkan
dengan terjaganya fungsi kognitif pada
usia lanjut. Dengan rutin menghadiri
acara-acara keagamaan, maka dapat
membantu pemulihan fungsi kognitif dan
mencegah kepikunan. Dengan mengikuti
aktifitas spiritual, maka dapat memberikan
arti hidup, rasa berarti, dan harapan hidup
pada lansia, sehingga dapat menstimulasi
fungsi kognitif mereka.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
16
Penelitian pada 3.050 lansia yang
dilakukan Hill dkk. selama
pemantauan 8 tahun menunjukkan
bahwa lansia yang menghadiri
acara keagamaan secara rutin
cenderung mengalami penurunan
kognitif lebih lambat dibandingkan
dengan kelompok yang tidak aktif
dalam aktifitas keagamaan.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
17
Beberapa teori berusaha untuk menjelaskan alasan
keterlibatan aktifitas religius dengan proses penuaan
kognitif yang sehat. Pertama, keterlibatan diri dalam
kegiatan religius berkaitan dengan rasa berarti dan harapan
yang mampu membantu individu mengatasi secara efektif
stres, ansietas, dan depresi yang berhubungan dengan usia
yang semakin menua. Diskusi filosofis dapat secara
langsung maupun tidak langsung memperlambat
penurunan kognitif melalui sisi psikologis seperti rasa
optimis dan kebahagiaan. Selain itu, aktifitas religius
sebagai bentuk gaya hidup aktif dan keterikatan sosial
dapat mengisi waktu senggang dengan kegiatan aktif yang
menstimulasi fungsi kognitif sehingga akan menambah
kapasitas cadangan otak, dan akhirnya menghambat
penurunan fungsi kognitif.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
18
Stimulasi mental dapat memperbaiki
atau menjaga fungsi kognitif lansia.
Dengan terus-menerus menstimulasi
mental dengan berbagai aktifitas
otak, seperti berbagai permainan
yang menstimulasi otak, dapat
memperbaiki hubungan antar sel-sel
otak, sehingga terdapat cadangan
fungsi kognitif untuk lansia.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
19
Beberapa penelitian telah menunjukkan
bahwa aktifitas yang menstimulasi mental
seperti permainan puzzle, membuat
kerajinan tangan, diskusi, dan bernyanyi
dapat menghambat penurunan fungsi
kognitif. Stimulasi mental dapat dilakukan
saat kegiatan kelompok lansia. Permainan
kelompok dapat dibuat untuk menstimulasi
atensi, memori, fungsi eksekutif,
kelancaran berbahasa, dan lain-lain.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
20
Hal penting saat membuat program
stimulasi otak pada lansia adalah
bagaimana membuat program yang
berbasis otak namun program kegiatan
tersebut tetap menyenangkan, sehingga
kegiatan kelompok lansia tetap langgeng
berjalan. Pertanyaan yang sering
disampaikan adalah “bagaimana menjaga
kelanggengan kegiatan kelompok lansia?”.
Jawabannya adalah terletak pada fasilitator
kegiatan kelompok lansia.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
21
Kegiatan stimulasi otak dapat berjalan
langgeng dan diminati oleh para lansia
tergantung pada fasilitator yang
membina kelompok tersebut. Kegiatan
Cognitive Stimulation Therapy (CST) yang
dilakukan di Inggris merupakan intervensi
psikososial berbasis bukti ilmiah untuk
penyandang penyakit kepikunan. Pada
percobaan klinis, CST menunjukan
peningkatan kognitif dan kualitas hidup.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
22
Kegiatan stimulasi otak dapat diterapkan
secara tradisional pada tempat-tempat
berkumpulnya lansia, seperti panti jompo,
senior center, atau pada fasilitas-fasilitas
yang banyak mendukung kebutuhan lansia.
Kegiatan stimulasi otak dilakukan dalam
suatu program terkoordinasi antara
fasilitator terlatih dengan pendamping
lansia yang mengikuti program tersebut
untuk dapat membantu lansia dalam
menjalankan aktifitas sehari-hari.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
23
Berbeda dengan program rehabilitasi kognitif yang
bersifat lebih spesifik dan tertuju pada suatu aktifitas
tertentu, kegiatan stimulasi otak dilakukan secara
berkelompok dan aktifitasnya tidak hanya untuk
perbaikan fungsi kognitif, namun juga fungsi sosial.
Tujuan program kegiatan stimulasi otak pada lansia
adalah perbaikan fungsi kognitif dan kualitas hidup.
Melalui kegiatan stimulasi otak dalam kelompok,
interaksi para lansia terhadap lingkungan sekitar dalam
komunitasnya menjadi lebih banyak sehingga terjadi
peningkatan kesehatan psikososial para lansia.
Kegiatan-kegiatan kelompok dirancang untuk dapat
diikuti dengan santai dan rekreatif oleh para peserta
beserta pendamping.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
24
Kegiatan yang dilakukan lebih terpusat pada
memotivasi untuk merangsang kekuatan
individual pada masing-masing lansia melalui
kegiatan yang disesuaikan kebutuhan, seperti
orientasi realita atau terapi kenangan dengan
mendengarkan musik bersama dan membahas
tema mengenai musik tersebut, membaca buku
yang diminati oleh para lansia, serta tema
mengenai makanan dan kategorisasi makanan
dan efek bagi kesehatan. Topik-topik yang
dapat dipilih sangat luas dan variatif tergantung
dari pilihan para peserta.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
25
Proses penuaan tidak dapat dihentikan, namun
dapat diperlambat. Berdasarkan bukti ilmiah
terdapat beberapa kegiatan stimulasi otak yang
bermanfaat, seperti aktifitas fisik, stimulasi mental,
dan aktivitas sosial. Terbukti bahwa kombinasi
ketiganya lebih bermanfaat untuk menstimulasi
otak dan meningkatkan kualitas hidup lansia
dibandingkan secara tersendiri. Peranan fasilitator
sangat besar pada kelangsungan kegiatan
kelompok lansia di komunitas, sehingga perlu
dilakukan pelatihan fasilitator agar dapat
berkomunikasi dengan lansia secara efektif dan
kegiatan langgeng berjalan.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT

More Related Content

What's hot

Posyandu-lansia
Posyandu-lansiaPosyandu-lansia
Posyandu-lansia
Abi Muhlies
 
Psikologi kesehatan
Psikologi kesehatanPsikologi kesehatan
Psikologi kesehatanAfra Balqis
 
Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usia
aidasilviana
 
kebijakan Lansia.pptx
kebijakan Lansia.pptxkebijakan Lansia.pptx
kebijakan Lansia.pptx
PuskesmasBaturusa
 
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan EpidemiologiSejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Muhammad Zufar Ibrahim
 
PERTEMUAN 1-KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN.pdf
PERTEMUAN 1-KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN.pdfPERTEMUAN 1-KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN.pdf
PERTEMUAN 1-KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN.pdf
ayatunFililmi
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
Zakiah dr
 
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiasistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
risdiana21
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
Moch Lutvie
 
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATANLeaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Muh Saleh
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalPemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Fransiska Oktafiani
 
LANSIA SEHAT DAN MANDIRI.pptx
LANSIA SEHAT DAN MANDIRI.pptxLANSIA SEHAT DAN MANDIRI.pptx
LANSIA SEHAT DAN MANDIRI.pptx
JavasMarino
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatri
Yeni Anggraini
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
Dayu Agung Dewi Sawitri
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
NajMah Usman
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
ﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 

What's hot (20)

Posyandu-lansia
Posyandu-lansiaPosyandu-lansia
Posyandu-lansia
 
Psikologi kesehatan
Psikologi kesehatanPsikologi kesehatan
Psikologi kesehatan
 
Intervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usiaIntervensi khusus pada lanjut usia
Intervensi khusus pada lanjut usia
 
kebijakan Lansia.pptx
kebijakan Lansia.pptxkebijakan Lansia.pptx
kebijakan Lansia.pptx
 
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan EpidemiologiSejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
 
Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus Tipe 1
 
PERTEMUAN 1-KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN.pdf
PERTEMUAN 1-KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN.pdfPERTEMUAN 1-KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN.pdf
PERTEMUAN 1-KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN.pdf
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiasistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
 
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATANLeaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
Leaflet ASI EKSLUSIF PROMOSI KESEHATAN
 
Statistik kesehatan
Statistik kesehatanStatistik kesehatan
Statistik kesehatan
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalPemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
 
LANSIA SEHAT DAN MANDIRI.pptx
LANSIA SEHAT DAN MANDIRI.pptxLANSIA SEHAT DAN MANDIRI.pptx
LANSIA SEHAT DAN MANDIRI.pptx
 
Kegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatriKegawatdaruratan psikiatri
Kegawatdaruratan psikiatri
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 

Similar to Stimulasi Otak Pada Komunitas Lansia

Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptxPerkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
BellaDwiLestari2
 
Periode lanjut usia
Periode lanjut usiaPeriode lanjut usia
Periode lanjut usia
eka1400
 
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYAplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Arni Arnotz
 
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptx
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptxKel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptx
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptx
NoviaRamadinaPratiwi
 
Proses degeneratif siti hamriati
Proses degeneratif siti hamriatiProses degeneratif siti hamriati
Proses degeneratif siti hamriati
Septian Muna Barakati
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganAinul Mukarrob
 
iis marini asuhan keperawatan lanjut usia insomnia gangguan tidur dengan inte...
iis marini asuhan keperawatan lanjut usia insomnia gangguan tidur dengan inte...iis marini asuhan keperawatan lanjut usia insomnia gangguan tidur dengan inte...
iis marini asuhan keperawatan lanjut usia insomnia gangguan tidur dengan inte...
Universitas Katolik Musi Charitas
 
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirPerkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirAi Nurhasanah
 
Waspada depresi
Waspada depresi   Waspada depresi
Waspada depresi
Rais Reskiawan
 
Terapi untuk Anak Hiperaktif Terbaik di Dunia, 0813 2800 2004
Terapi untuk Anak Hiperaktif Terbaik di Dunia, 0813 2800 2004Terapi untuk Anak Hiperaktif Terbaik di Dunia, 0813 2800 2004
Terapi untuk Anak Hiperaktif Terbaik di Dunia, 0813 2800 2004
TerapiuntukAnakAutis
 
Keperawatan Gerontik
Keperawatan GerontikKeperawatan Gerontik
Keperawatan Gerontik
gueste728dc
 
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.pptperubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
MuhammadIzwarHadi
 
Psikososial kom
Psikososial komPsikososial kom
Psikososial kom
Veggy Septian Ellitha
 
2h
2h2h
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
wiwin syafii
 
Cara memuliakan otak untuk meningkatkan kemampuan kognitif by dudung siap
Cara memuliakan otak untuk meningkatkan kemampuan kognitif by dudung siap Cara memuliakan otak untuk meningkatkan kemampuan kognitif by dudung siap
Cara memuliakan otak untuk meningkatkan kemampuan kognitif by dudung siap
dudungabdullah
 
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
uzaenudin38
 
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
uzaenudin38
 
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptxISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
texdilee
 
Gerontologi
GerontologiGerontologi
Gerontologi
Lestari Moerdijat
 

Similar to Stimulasi Otak Pada Komunitas Lansia (20)

Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptxPerkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Dewasa Awal_kelompok 4_kelas B.pptx
 
Periode lanjut usia
Periode lanjut usiaPeriode lanjut usia
Periode lanjut usia
 
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROYAplikasi MODEL ADAPTASI ROY
Aplikasi MODEL ADAPTASI ROY
 
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptx
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptxKel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptx
Kel.2 Gangguan Masa Tua (Neurokognitif).pptx
 
Proses degeneratif siti hamriati
Proses degeneratif siti hamriatiProses degeneratif siti hamriati
Proses degeneratif siti hamriati
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembangan
 
iis marini asuhan keperawatan lanjut usia insomnia gangguan tidur dengan inte...
iis marini asuhan keperawatan lanjut usia insomnia gangguan tidur dengan inte...iis marini asuhan keperawatan lanjut usia insomnia gangguan tidur dengan inte...
iis marini asuhan keperawatan lanjut usia insomnia gangguan tidur dengan inte...
 
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirPerkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
 
Waspada depresi
Waspada depresi   Waspada depresi
Waspada depresi
 
Terapi untuk Anak Hiperaktif Terbaik di Dunia, 0813 2800 2004
Terapi untuk Anak Hiperaktif Terbaik di Dunia, 0813 2800 2004Terapi untuk Anak Hiperaktif Terbaik di Dunia, 0813 2800 2004
Terapi untuk Anak Hiperaktif Terbaik di Dunia, 0813 2800 2004
 
Keperawatan Gerontik
Keperawatan GerontikKeperawatan Gerontik
Keperawatan Gerontik
 
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.pptperubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
perubahan fisik dan psikologis pada lansia.ppt
 
Psikososial kom
Psikososial komPsikososial kom
Psikososial kom
 
2h
2h2h
2h
 
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
1472810970 indonesia bebas-pasung-2017---pemodelan-inovasi-pemerintah-daerah-...
 
Cara memuliakan otak untuk meningkatkan kemampuan kognitif by dudung siap
Cara memuliakan otak untuk meningkatkan kemampuan kognitif by dudung siap Cara memuliakan otak untuk meningkatkan kemampuan kognitif by dudung siap
Cara memuliakan otak untuk meningkatkan kemampuan kognitif by dudung siap
 
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
 
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga14 tips untuk awet muda buat cewek juga
14 tips untuk awet muda buat cewek juga
 
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptxISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
ISU DEPRESI PRESENTATION.pptx
 
Gerontologi
GerontologiGerontologi
Gerontologi
 

More from Lestari Moerdijat

Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Lestari Moerdijat
 
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Lestari Moerdijat
 
Jenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan KeberadaannyaJenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan Keberadaannya
Lestari Moerdijat
 
Anti Panik Hadapi COVID-19
Anti Panik Hadapi COVID-19Anti Panik Hadapi COVID-19
Anti Panik Hadapi COVID-19
Lestari Moerdijat
 
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-193 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
Lestari Moerdijat
 
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan FluPerbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Lestari Moerdijat
 
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Lestari Moerdijat
 
Jarak Sosial dan Karantina
Jarak Sosial dan KarantinaJarak Sosial dan Karantina
Jarak Sosial dan Karantina
Lestari Moerdijat
 
Jamu, Sabun dan Covid 19
Jamu, Sabun dan Covid 19 Jamu, Sabun dan Covid 19
Jamu, Sabun dan Covid 19
Lestari Moerdijat
 
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari MoerdijatMetode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Lestari Moerdijat
 
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiMemahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Lestari Moerdijat
 
Epidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan DiniEpidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan Dini
Lestari Moerdijat
 
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPROmnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Lestari Moerdijat
 
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di IndonesiaPencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Lestari Moerdijat
 
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Lestari Moerdijat
 
Menopause dan Mitos
Menopause dan MitosMenopause dan Mitos
Menopause dan Mitos
Lestari Moerdijat
 
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan DeradikalisasiCatatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Lestari Moerdijat
 
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi KhususRegulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Lestari Moerdijat
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
Lestari Moerdijat
 
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020 Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Lestari Moerdijat
 

More from Lestari Moerdijat (20)

Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
 
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi COVID-19
 
Jenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan KeberadaannyaJenis Masker dan Keberadaannya
Jenis Masker dan Keberadaannya
 
Anti Panik Hadapi COVID-19
Anti Panik Hadapi COVID-19Anti Panik Hadapi COVID-19
Anti Panik Hadapi COVID-19
 
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-193 Langkah Penting Hadapi COVID-19
3 Langkah Penting Hadapi COVID-19
 
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan FluPerbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
Perbedaan Gejala Corona Dengan Pilek dan Flu
 
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19Isolasi Diri Hadapi COVID-19
Isolasi Diri Hadapi COVID-19
 
Jarak Sosial dan Karantina
Jarak Sosial dan KarantinaJarak Sosial dan Karantina
Jarak Sosial dan Karantina
 
Jamu, Sabun dan Covid 19
Jamu, Sabun dan Covid 19 Jamu, Sabun dan Covid 19
Jamu, Sabun dan Covid 19
 
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari MoerdijatMetode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
Metode Bekerja dari Rumah oleh Lestari Moerdijat
 
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan PandemiMemahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
Memahami Wabah, Epidemi, dan Pandemi
 
Epidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan DiniEpidemiologi Pernikahan Dini
Epidemiologi Pernikahan Dini
 
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPROmnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
Omnibus Law dari Perspektif Anggota Badan Legislatif DPR
 
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di IndonesiaPencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
 
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
Di mana perempuan muda (di) Indonesia?
 
Menopause dan Mitos
Menopause dan MitosMenopause dan Mitos
Menopause dan Mitos
 
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan DeradikalisasiCatatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
Catatan Kecil Penanganan Deradikalisasi
 
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi KhususRegulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
Regulasi tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020 Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
Kondisi Sosial Ekonomi per Februari 2020
 

Recently uploaded

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 

Recently uploaded (17)

PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 

Stimulasi Otak Pada Komunitas Lansia

  • 1. Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia di Indonesia, semakin meningkat pula permasalahan penyakit akibat proses penuaan. Otak sebagai organ kompleks, pusat pengaturan sistem tubuh dan pusat kognitif, merupakan salah satu organ tubuh yang sangat rentan terhadap proses penuaan atau degeneratif. Berbagai penyakit degeneratif di otak, seperti Demensia Alzheimer, Demensia vaskular, dan Parkinson, sampai saat ini pengobatannya belum memberikan hasil yang diharapkan. STIMULASIOTAKPADA KOMUNITASLANSIA
  • 2. 2 Hampir semua obat tidak dapat menghentikan proses penyakit. Semua mengarah pada pengobatan mengurangi keluhan, tanpa bisa mengatasi akar permasalahan penyakit. Obat Parkinson misalnya, sangat efektif di tahun- tahun awal pengobatan, namun seiring waktu pun efektifitas berkurang. Saat di awal pengobatan, minum obat terlupa tidak masalah, namun saat setelah 5 tahun, minum dengan dosis tinggi pun gejala tidak berkurang. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 3. 3 Permasalahan lanjutan sering terjadi, saat otak mulai menua, risiko jatuh pun meningkat dan dapat mengakibatkan cedera dan keterbatasan gerak pada lansia. Jadi, dapat dibayangkan saat proses degenerasi mengenai otak kita, sudah pasti akan menurunkan fungsi otak, yang pada akhirnya akan mengganggu fungsi kerja sehari-hari dan berujung lansia tersebut menjadi ketergantungan dan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat. Sayangnya penuaan sendiri, sampai saat ini tidak dapat dihentikan. Penuaan merupakan proses alami yang harus terjadi pada setiap makhluk hidup. Penuaan tidak dapat dihentikan namun dapat diperlambat. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 4. 4 Berbagai studi berbasis ilmiah telah menunjukkan berbagai fakta bahwa banyak cara dapat dilakukan untuk memperlambat proses penuaan otak. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 5. 5 Program kegiatan lansia di lapangan dapat menjadi suatu kegiatan stimulasi otak yang menyenangkan dan menjadikan lansia lebih berperan aktif dan produktif, bukan hanya sekedar menghambat proses kemunduran otak, namun juga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia dan orang di sekitarnya. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 6. 6 Banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk menstimulasi otak. Namun secara garis besar, berbasis pada kepentingan kegiatan stimulasi otak lansia di komunitas, penulis membaginya pada 3 kegiatan utama seperti aktivitas fisik, stimulasi mental, dan aktivitas sosial. Aspek kegiatan spiritualitas juga merupakan hal penting yang dapat menstimulasi otak pada lansia, namun kegiatan spiritualitas dapat menjadi bagian aktifitas sosial dan stimulasi mental. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 7. 7 Demensia merupakan stadium akhir perjalanan penyakit degeneratif otak, sudah lampu merah. Namun sebelum terjadinya lampu merah, ada lampu kuning yang disebut dengan Mild Cognitive Impairement atau Hendaya Kognitif Ringan. Namun banyak pula lansia yang masih lampu hijau, sehat, mandiri dan tanpa keluhan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan berbagai program kegiatan stimulasi otak yang merupakan kombinasi stimulasi fisik, mental dan sosial menjadi suatu kegiatan terprogram yang menyenangkan dan dapat diterapkan pada kelompok lansia di masyarakat. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 8. 8 Penelitian telah menunjukkan bahwa kombinasi pengobatan farmakologis dengan kegiatan stimulasi otak yang terprogram dapat menghambat kemunduran kognitif. Menarik untuk disimak, penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang mendapat stimulasi otak jauh lebih baik fungsi kognitifnya dibandingkan dengan kelompok yang hanya dengan obat saja. Artinya, berbagai kegiatan stimulasi otak berkelompok dan terprogram yang meliputi kegiatan stimulasi fisik, mental, dan sosial lebih baik dibandingkan dengan lansia menyendiri dan hanya mengandalkan obat semata. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 9. 9 Dulu sebelum tahun 1990, hampir semua berpikir bahwa fisik yang bugar akan membuat otak bugar. Jadi aktivitas fisik membuat fisik bugar dulu, kemudian ikutannya adalah otak bugar juga. Fakta tersebut tidaklah salah, namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa saat kita melakukan aktivitas fisik juga dapat langsung menstimulasi otak, sehingga saat kita melakukan olahraga teratur dapat meningkatkan protein di otak yang disebut Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF). Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 10. 10 Protein BDNF ini berperan penting menjaga sel saraf tetap bugar dan sehat. Telah banyak penelitian mengenai peranan BDNF terhadap fungsi memori. Kadar BDNF yang rendah dapat menyebabkan penyakit kepikunan. Penelitian yang dilakukan oleh penulis pada populasi lansia di Jakarta menunjukkan kadar BDNF rendah berhubungan dengan gejala penyakit kepikunan awal. Berbagai fakta menunjukkan olahraga dapat meningkatkan kadar BDNF. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 11. 11 Fakta inilah yang dapat menjelaskan bahwa lansia yang banyak melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan mempunyai fungsi kognitif yang lebih baik. Tidak hanya masalah kognitif, penelitian pun menunjukkan olahraga bersifat ansiolitik, artinya lansia yang berolahraga cenderung tidak mudah cemas. Tentu banyak fakta- fakta positif lain dengan kita berolahraga. Yaffe dkk melakukan penelitian pada 5.925 wanita berusia di atas 65 tahun tentang manfaat berjalan terhadap gangguan kognitif. Kemudian dilakukan follow up selama 8 tahun. Hasilnya, kelompok wanita yang berjalan lebih jauh, akan mengalami penurunan fungsi kognitif lebih lambat dibandingkan dengan kelompok wanita yang jarak jalannya lebih dekat. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 12. 12 Berbagai fakta ilmiah menunjukkan bahwa aktifitas sosial juga dapat menstimulasi otak. Pada lansia yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan interaksi dengan orang lain, diketahui dapat membantu menstimulasi fungsi kognitif dan memperlambat terjadinya kepikunan. Aktifitas sosial dan keterikatan sosial telah dibuktikan berpengaruh terhadap fungsi kognitif pada lansia. Penelitian menunjukkan pengaruh luasnya aktifitas sosial bersifat menstimulasi dan menjaga fungsi kognitif. Keterikatan sosial (meliputi pemeliharaan dan pembinaan berbagai hubungan sosial, serta partisipasi aktif dalam kegiatan sosial) dapat mencegah penurunan kognitif pada lansia. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 13. 13 Sebuah studi dengan tujuan mengetahui hubungan antara keterikatan sosial dengan kejadian penurunan kognitif dalam suatu komunitas lansia, dilakukan pada 2.812 lansia (usia 65 tahun atau lebih) dan diikuti selama 12 tahun. Pengukuran keterikatan sosial dinilai berdasarkan indikator: kehadiran pasangan hidup, kontak tatap muka dengan tiga atau lebih teman setiap bulan, kontak tanpa tatap muka dengan sepuluh atau lebih keluarga atau teman setiap tahun, keikutsertaan dalam pelayanan agama, keanggotaan grup, dan aktivitas sosial rutin. Hasil studi tersebut menunjukkan lansia dengan keterikatan sosial lebih baik mempunyai risiko penurunan fungsi kognitif yang lebih lambat. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 14. 14 Menarik untuk disimpulkan pada penelitian ini adalah keterikatan sosial, merupakan hal penting dilakukan untuk mencegah kepikunan. Budaya silaturahmi yang dilakukan di Indonesia, bukan hanya memperat tali persaudaraan namun juga ternyata dapat mencegah kepikunan. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 15. 15 Aktivitas spiritual sering dihubungkan dengan terjaganya fungsi kognitif pada usia lanjut. Dengan rutin menghadiri acara-acara keagamaan, maka dapat membantu pemulihan fungsi kognitif dan mencegah kepikunan. Dengan mengikuti aktifitas spiritual, maka dapat memberikan arti hidup, rasa berarti, dan harapan hidup pada lansia, sehingga dapat menstimulasi fungsi kognitif mereka. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 16. 16 Penelitian pada 3.050 lansia yang dilakukan Hill dkk. selama pemantauan 8 tahun menunjukkan bahwa lansia yang menghadiri acara keagamaan secara rutin cenderung mengalami penurunan kognitif lebih lambat dibandingkan dengan kelompok yang tidak aktif dalam aktifitas keagamaan. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 17. 17 Beberapa teori berusaha untuk menjelaskan alasan keterlibatan aktifitas religius dengan proses penuaan kognitif yang sehat. Pertama, keterlibatan diri dalam kegiatan religius berkaitan dengan rasa berarti dan harapan yang mampu membantu individu mengatasi secara efektif stres, ansietas, dan depresi yang berhubungan dengan usia yang semakin menua. Diskusi filosofis dapat secara langsung maupun tidak langsung memperlambat penurunan kognitif melalui sisi psikologis seperti rasa optimis dan kebahagiaan. Selain itu, aktifitas religius sebagai bentuk gaya hidup aktif dan keterikatan sosial dapat mengisi waktu senggang dengan kegiatan aktif yang menstimulasi fungsi kognitif sehingga akan menambah kapasitas cadangan otak, dan akhirnya menghambat penurunan fungsi kognitif. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 18. 18 Stimulasi mental dapat memperbaiki atau menjaga fungsi kognitif lansia. Dengan terus-menerus menstimulasi mental dengan berbagai aktifitas otak, seperti berbagai permainan yang menstimulasi otak, dapat memperbaiki hubungan antar sel-sel otak, sehingga terdapat cadangan fungsi kognitif untuk lansia. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 19. 19 Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa aktifitas yang menstimulasi mental seperti permainan puzzle, membuat kerajinan tangan, diskusi, dan bernyanyi dapat menghambat penurunan fungsi kognitif. Stimulasi mental dapat dilakukan saat kegiatan kelompok lansia. Permainan kelompok dapat dibuat untuk menstimulasi atensi, memori, fungsi eksekutif, kelancaran berbahasa, dan lain-lain. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 20. 20 Hal penting saat membuat program stimulasi otak pada lansia adalah bagaimana membuat program yang berbasis otak namun program kegiatan tersebut tetap menyenangkan, sehingga kegiatan kelompok lansia tetap langgeng berjalan. Pertanyaan yang sering disampaikan adalah “bagaimana menjaga kelanggengan kegiatan kelompok lansia?”. Jawabannya adalah terletak pada fasilitator kegiatan kelompok lansia. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 21. 21 Kegiatan stimulasi otak dapat berjalan langgeng dan diminati oleh para lansia tergantung pada fasilitator yang membina kelompok tersebut. Kegiatan Cognitive Stimulation Therapy (CST) yang dilakukan di Inggris merupakan intervensi psikososial berbasis bukti ilmiah untuk penyandang penyakit kepikunan. Pada percobaan klinis, CST menunjukan peningkatan kognitif dan kualitas hidup. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 22. 22 Kegiatan stimulasi otak dapat diterapkan secara tradisional pada tempat-tempat berkumpulnya lansia, seperti panti jompo, senior center, atau pada fasilitas-fasilitas yang banyak mendukung kebutuhan lansia. Kegiatan stimulasi otak dilakukan dalam suatu program terkoordinasi antara fasilitator terlatih dengan pendamping lansia yang mengikuti program tersebut untuk dapat membantu lansia dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 23. 23 Berbeda dengan program rehabilitasi kognitif yang bersifat lebih spesifik dan tertuju pada suatu aktifitas tertentu, kegiatan stimulasi otak dilakukan secara berkelompok dan aktifitasnya tidak hanya untuk perbaikan fungsi kognitif, namun juga fungsi sosial. Tujuan program kegiatan stimulasi otak pada lansia adalah perbaikan fungsi kognitif dan kualitas hidup. Melalui kegiatan stimulasi otak dalam kelompok, interaksi para lansia terhadap lingkungan sekitar dalam komunitasnya menjadi lebih banyak sehingga terjadi peningkatan kesehatan psikososial para lansia. Kegiatan-kegiatan kelompok dirancang untuk dapat diikuti dengan santai dan rekreatif oleh para peserta beserta pendamping. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 24. 24 Kegiatan yang dilakukan lebih terpusat pada memotivasi untuk merangsang kekuatan individual pada masing-masing lansia melalui kegiatan yang disesuaikan kebutuhan, seperti orientasi realita atau terapi kenangan dengan mendengarkan musik bersama dan membahas tema mengenai musik tersebut, membaca buku yang diminati oleh para lansia, serta tema mengenai makanan dan kategorisasi makanan dan efek bagi kesehatan. Topik-topik yang dapat dipilih sangat luas dan variatif tergantung dari pilihan para peserta. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT
  • 25. 25 Proses penuaan tidak dapat dihentikan, namun dapat diperlambat. Berdasarkan bukti ilmiah terdapat beberapa kegiatan stimulasi otak yang bermanfaat, seperti aktifitas fisik, stimulasi mental, dan aktivitas sosial. Terbukti bahwa kombinasi ketiganya lebih bermanfaat untuk menstimulasi otak dan meningkatkan kualitas hidup lansia dibandingkan secara tersendiri. Peranan fasilitator sangat besar pada kelangsungan kegiatan kelompok lansia di komunitas, sehingga perlu dilakukan pelatihan fasilitator agar dapat berkomunikasi dengan lansia secara efektif dan kegiatan langgeng berjalan. Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com LESTARI MOERDIJAT